• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN KOMPETENSI KOMUNIKASI,KECERDASAN

EMOSIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DI PDAM TIRTANADI PROVINSI

SUMATERA UTARA

OLEH:

KRY SELDA PURBA

122103121

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah banyak memberikan rahmat dan kasih-Nya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul Peranan Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional Dan Budaya OrganisasiTerhadap Kinerja

Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utarayang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh

sebab itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati Penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku PH Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena Linda L Sibarani, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Frida Ramadhini, SE, M.M selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(3)

yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Untuk kakak penulis Dame Tika Purba, S.Kep, dan adik penulis Vijai Purba dan Tiarmaduma Purba yang membuat semangat buat penulis. 9. Untuk semua teman-teman D-III Kesekretariatan stambuk 2012 terkhusus

untuk Efria Saragih,Tiffany Bakara, Kiki Safitri, Anggi Dwi Iswari dan Anggota KPPS.

10.Novilia Padang, Imelda, Dewi, Happy Febrina,Dhany Bukidz, Jopal, Desi, Santa, Reinaldo,Dita,Friska dan Emma.Penulis ucapkan

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih

memiliki kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari para pembaca.Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat

bagi pembaca.

Medan, Mei 2015

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Jadwal Kegiatan ... 7

1.6.Sistematika Penulisan ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI ... 9

2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ... 9

BAB III PEMBAHASAN ... 27

3.1. Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional Dan Budaya Organisasi ... 27

3.1.1. Pengertian Kompetensi Komunikasi ... 27

3.1.2. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 30

(5)

3.1.3.1. Fungsi Budaya Organisasi ... 34

3.2. Kinerja Karyawan ... 35

3.2.1. Pengertian Kompetensi Komunikasi ... 35

3.2.2. Indikator-Indikator Kinerja Karyawan ... 37

3.3. Peranan KompetensiKomunikasi,Kecerdasan Emosional,Budaya Organisasi Dan Peranannya Pada Kinerja KaryawanDi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera... 38

3.3.1. Peranan Kompetensi Komunikasi Terhadap Kinerja Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ... 38

3.3.2. Peranan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ... 39

3.3.3. Peranan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ... 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 43

4.1. Kesimpulan ... 43

4.2. Saran ... 44

(6)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. 1 Absensi Karyawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2009 –2013... 4

(7)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara ... 10

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks dengan kegiatan

diantaranya mengalokasikan sumber daya manusia demi tercapai tujuan

organisasi, salah satunya adalah peningkatan kinerja.Organisasi tidak hanya

semata-mata mengejar pencapaian produktivitas yang tinggi saja,tetapi juga lebih

memperhatikan kinerja dalam proses pencapaiannya. Dengan demikian kinerja

(performance) merupakan faktor kunci bagi setiap individu dan organisasi

dalampencapaian produktivitas.

Dalam organisasi pemerintah maupun swasta pencapaian tujuan ditetapkan

melalui sarana dalam bentuk organisasi, yang digerakkan oleh sekelompok orang

yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai tujuan organisasi yang

bersangkutan.Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya

para karyawan yang terdapat pada organisasi sebagai kinerja karyawan. Jika

sumber daya perusahaan bekerja dengan baik maka kinerjanya akan baik juga.

Kinerja yang dicapai karyawan pada akhirnya akan memperbaiki kontribusi

terhadap kinerja organisasi.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu

faktor pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sangat diperlukan untuk

mendukung suatu kinerja.Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan merupakan

(9)

untuk mampu menunjukkan kinerja yang efektif atau superior di dalam pekerjaan

dan tugasnya. Salah satu aspek pribadi yang merupakan kompetensi adalah

komunikasi, dengan komunikasi organisasi dapat memelihara motivasi karyawan

dengan memberikan penjelasan kepada karyawan tentang apa yang harus

dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan

karyawan untuk meningkatkan kinerjanya (Spencer et all dalam Edwardin,

2006:1).

Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan

kerja.Komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang luas terhadap

kehidupan organisasi, misalnya konflik antar karyawan, dan sebaliknya

komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama dan juga

kepuasan kerja. Karyawan yang mempunyai kompetensi komunikasi yang baik

akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga

tingkat kinerja karyawan menjadi semakin baik. Kemudian faktor lain menurut

Goleman (2002:38) yang dianggap penting bagi peningkatan kinerja karyawan

ialah kecerdasan emosional (Emotional Qoutient) yang merupakan sisi lain dari

kecerdasan yang dimiliki manusia yang dianggap berperan penting dalam

menentukan tingkat kesuksesan hidup.

Dalam konteks pekerjaan, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk

mengetahui apa saja yang kita dan orang lain rasakan termasuk cara yang tepat

dalam menangani masalah (Martin, 2003:23). Mengelola emosi dengan baik dan

dapat digunakan secara selaras dengan nalar, seperti pengetahuan tentang

temperamen, belajar mengatur suasana hati, mengenali perasaan orang lain dan

(10)

kecerdasan emosional, budaya organisasi juga merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan peningkatan kinerja karyawan. Pengelolaan organisasi diarahkan

kepada kemampuan untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan

kinerja karyawannya, terutama karena fungsi dari budaya organisasi yang

memberikan serangkaian nilai untuk penetapan prioritas dan memberikan

bagaimana segala sesuatu dilakukan dalam organisasi.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utaramerupakan salah satu

perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dalam bidang

penyediaan dan pelayanan air bersih khusus daerah kota Medan dan

sekitarnya.Dalam pengelolaan bisnisnya,PDAM memiliki beragam permasalahan

yang melingkupi organisasi perusahaan yakni masalah internal.Permasalahan

internal tersebut menyangkut sumber daya manusia sebagai penggerak utama

perusahaan.Perusahaan harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

sehingga dapat bekerja produktifdan profesional serta kinerja yang dicapainya

diharapkan akan lebih memuaskan dan sesuai standar kerja.

Penyampaian informasi yang seharusnya berhubungan antar bidang tidak

berjalan dengan lancar diantaranya disebabkan oleh keterbatasan keterampilan

dan pengetahuan para karyawan dalam berkomunikasi dengan baik. Hal ini

menunjukkan budaya komunikasi antara sesama karyawan maupun atasan masih

belum efektif. Kenyataan tersebut berkaitan dengan perilaku kerja individual

karyawan yang kurang dapat membina hubungan dengan karyawan lain dalam

bekerja karena menganggap bahwa setiap karyawan sudah mempunyai tugasnya

masing-masing dan bertanggung jawab atas apa yang ditugaskan kepadanya. Hal

(11)

ketidakmampuan mengenali emosi dirinya sendiri dan orang lain yang sangat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.Kinerja karyawandi PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utaradapat dilihat dari rekapitulasi absensi kehadiran karyawan

diPDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utarapada tabel 1.1.

Tabel 1.1.

AbsensiKaryawan Kantor Pusat PDAM TirtanadiProvinsi Sumatera Utara Tahun 2009 –2013 Sumber: Kantor Pusat PDAMTirtanadi Provinsi Sumatera Utara (data diolah,

2014)

Tabel 1.1.menunjukkan bahwa tingkat ketidakhadiran karyawan kantor

pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara pada lima tahun terakhir melebihi

tiga persen. Sehingga dapat dikatakan tingkat ketidakhadiran karyawan kantor

pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara tidak normal.Jumlah absen

(12)

ketidakhadiran karyawan dari tahun 2012 hingga tahun 2013.Hal tersebut

mengindikasikan bahwa pada tahun 2011 terjadi kehadiran karyawan yang rendah

yang menunjukkan penurunan kinerja karyawani.

Menurut Fillipo dalam jurnal Sutanto (2000 : 4),di negara yang padat

penduduknya, jumlah ketidakhadiran yang normal adalah tiga persen.Inilah yang

disadari olehPDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sebagai suatu perusahaan

yang menyajikan pelayanan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya.Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Peranan Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan

Emosional, Budaya Organisasi Pada Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah dalam Tugas Akhir

ini adalah”Apakah Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional Dan Budaya

Organisasi Berperan Terhadap Kinerja Karyawan DiPDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah:

Untuk megetahui peranan kompetensi komunikasi,kecerdasan emosional dan

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di PDAM Tirtanadi Provinsi

(13)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi organisasi,memberikan bahan masukan bagi PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan kinerja karyawan serta

sumbangan pemikiran dan masukan terhadap peranan kompetensi

komunikasi,kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan.

2. Bagi penulis,menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan

kompetensi komunikasi,kecerdasan emosional dan budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan.

3. Bagi peneliti lain,menambah pengetahuan,wawasan,dan refrensi tentang

peranan kompetensi komunikasi,kecerdasan emosional dan budaya

organisasi terhadap kinerja karyawan.

1.5 Jadwal Kegiatan

Dalam penulisan Tugas Akhir ini,dibuat jadwal penulisan yang diperlukan

untuk dapat mengatur waktu yang baik,supaya penulisan Tugas Akhir ini

diselesaikan tepat waktu.Riset ini dilakukan oleh penulis pada bulan April dan

Mei 2015 dikantor bagian PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dan jadwal

(14)

Tabel 1.1

1.6 Sistematika Penulisan

Luas pembahasan Tugas Akhir dibagi menjadi 4 (empat) bab yang

dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hasil yang dianggap penting dan

relevan dengan judul Tugas Akhir yang dimaksud,dengan tujuan agar Tugas

Akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis.Adapun uraiannya adalah sebagai

berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang

masalah,perumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian,jadwal kegiatan

(15)

BAB II: PROFIL PERUSAHAAN

Profil perusahaan yang akan dibahas dalam bab ini terdiri dari: Sejarah

ringkas instansi, jenis usaha/kegiatan, struktur organisasi, uraian tugas

(job-description), kinerja organisasi, serta rencana kegiatan di PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara.

BAB III:PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas tentang peranan kompetensi

komunikasi,kecerdasan emosional,budaya organisasi dan peranannya pada kinerja

karyawan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

BAB IV:KESIMPULAN DAN SARAN

Isi dari bab ini merupakan kesimpulan,saran dan penutup dari Tugas

Akhir, dalam bab ini akan memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi

perusahaan secara khusus dan pada pembaca secara umum.

BAB II

(16)

2.1. Sejarah Ringkas PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

PDAM Tirtanadi dibangun oleh Pemerintahan Kolonial Belanda pada

tanggal 8 Desember 1905 yang diberi nama NV Waterleiding Maatschappij Ajer

Beresih. Pembangunan ini dilakukan oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert

selaku Direktur Deli Maatschappij, Pieter Kolff selaku Direktur Deli Steenkolen

Maatschappij dan Charles Marie Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg

Maatschappij.Kantor Pusat dari perusahaan air bersih ini berada di Amsterdam

Belanda.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi didirakan pada tanggal 23

September 1905 dengan nama NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih

yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda. Dengan dikeluarkannya

Peraturan Daerah Sumatera Utara No.11 tahun1979 perusahaan ini resmi

menggunakan nama yang sekarang (Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi)

disingkat PDAM Tirtanadi yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1

Medan.Pada Tahun 1985, Peraturan Daerah ini disempurnakan dengan Peraturan

Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.25 tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah

Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Selanjutnya pada tahun 1991 diadakan perubahan pertama

PeraturanDaerah No.25 tahun 1985 dengan No.6 tahun 1991. Dalam Peraturan

Daerah ini PDAM Tirtanadi disamping menangani Air Bersih juga ditugaskan

mengelola Air limbah.Selanjutnya pada tanggal 29 April 1999, Peraturan Daerah

No.6 tahun 1991 diperbaharui lagi dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah

(17)

Pada saat itu air yang diambil dari sumber utama mata air Rumah Sumbul

di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut ditransmisikan ke

Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak di Jl. Kapitan

(sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara). Reservoir ini

memiliki ketinggian 42 m dari permukaan tanah.Reservoir ini dibuat dari besi

dengan diameter 14 m. Setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diserahkan

kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.

Berdasarkan Perda Sumatera Utara No 11 tahun 1979, status perusahaan

diubah menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.Sejak tahun 1991

PDAM Tirtanadi ditunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah Kota

Medan. Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi

masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi

dengan 9 (Sembilan) PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu

Kabupaten Simalungun, Kabupten Deli Serdang, kabupaten Toba Samosir,

Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing

Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir. Pada

Pebruari 2009, PDAM Tirtanadi Cabang Nias, Madina, dan Simalungun

dikembalikan ke Pemkab-nya masing masing dengan pertimbangan bahwa pihak

Pemkab telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di daerahnya

masing - masing.

Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Peraturan Daerah

Provinsi Sumatera Utara No 10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi

yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola

(18)

kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan

pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan

pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan

dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

2.1.1. Visi PDAM Tirtanadi

Visi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu

perusahaan air minum unggul di Asia Tenggara.

2.1.2. Misi PDAM Tirtanadi

Misi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai Berikut :

a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara

dengan kuantitas, kontinuitas, dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

b. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

c. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan

Prima.

d. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya

secara optimal.

e. Mengelola Perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran,

transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas, sebagai bentuk pelaksanaan

Good Corporate Governance.

f. Menjadikan perusahaan sebagai salahsatu sumber Pendapatan Asli Daerah

(19)

g. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

h. Menjalankan pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara

dan mengembangkannya di masa yang akan datang.

2.1.3. Tujuan Pokok PDAM Tirtanadi

Tujuan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara :

a. Mengembangkan perekonomian Daerah.

b. Pendapatan Asli Daerah.

c. Menyelenggarakan pelayanan air minum.

d. Memenuhi persyaratan kesehatan.

e. Memberikan pelayanan penyaluran air limbah.

f. Meningkatkan kualitas lingkungan.

2.1.4. Sejarah Ringkas Public Relation

Pada tahun 2003 sesuai dengan struktur organisasi oleh Gubernur

sumatera Utara, maka dibentuklah Divisi baru yang menangani hubungan

eksternal yang dinamakan Divisi PR ( Public Relation ). Pertama sekali divisi PR

ini terbentuk dan dijabat oleh Direktur Utama yang sekarang, sebelumnya PR ini

berjalan dibawah Divisi Umum tetapi karena kebutuhannya yang meningkat

Direktur Utama yang sekarang mengusulkan ke Gubernur untuk dibentuknya

(20)

2.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang

dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /

keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.Pengaturan ini

dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya.Wadah

tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui

kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian

kegiatan tertentu dan memncakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran

tunggal. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dapat

(21)
(22)

PIMPINAN PERUSAHAAN

Direktur Utama : IR. Azzam Rizal, M.Eng

Direktur Perencanaan & Produksi : Ir. H. Tamsil Lubis

Direktur Administrasi & Keuangan : H. Ahmad Thamrin, SE, MPsi

Direktur Operasi : Mangindang Ritonga, SE, MM

Dewan Pengawas PDAM Tirtanadi

Ketua : H. Nurdin Lubis, SH, MM

Sekretaris : Drs.Abu Hanifah Siregar

Anggota : Rajamin Sirait, SE

Anggota : H. Ahmad Ghazali Syam

Anggota : Drs. H. T. Basyrul Kamali, MM

DIVISI

Divisi Public Relations

Divisi Penelitian& Pengembangan : Ir. Zulkifli Lubis, MT

Divisi Satuan Pengawasan Intern : Drs. Parlindungan Siregar

Divisi Pengendalian Kehilangan Air : Ir. Hotmatua Harahap

Divisi Umum : Drs. Indarmuda Dongoran

(23)

Divisi SDM : Cece Harahap, SE, Msi

Divisi Perencanaan : Ir. Arif Haryadian

Divisi Produksi : Ir. Neri Batanghari Nasution

Divisi SIIM :Ir. Hamdani Siregar

Divisi Operasi Zona 2 : Rosmaida Tetty Sihombing, SE

Divisi Peralatan Teknik : Ir. Delviyandri, M.Psi

Divisi Penelitian dan Pengembangan : Ir. Zainal Abidin Siregar, M.kom

2.3. Job Description

1.Direktur Utama

a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan/ jalannya perusahaan.

b. Menetapkan kebijaksanaan/ strategi perusahaan

c. Memajukan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan.

d. Mengadakan dan memimpin rapat

e. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Gubernur melalui Dewan

Pengawas.

f. Menjalani hubungan kerja eksternal.

g. Mengawasi pelaksanaan tugas perusahaan.

(24)

2. Direktur Perencanaan Produksi

a. Melaksanakan koordinasi dengan Direksi Lainnya. Menyususn

kebijaksanaan/ strategi perusahaan dalam Bidang Perencanaan dan

Produksi.

b. Membantu Direktur Utama dalam membuat keputusan, kebijaksanaan/

strategi dalam pengembangan perusahaan.

c. Mengadakan dan memimpin rapat dalam lingkup tugasnya.

d. Mengawasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja

bawahan.

e. Mengawasi dan mengendalikan operasional sistem instalasi air bersih

maupun air limbah dalam lingkup tugasnya.

f. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar direktur.

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

3. Direktur Administrasi & Keuangan

a. Melaksanakan koordinasi dengan Direksi lainnya.

b. Menyususn kebijaksanaan/ strategi perusahaan dalam bidang Administrasi

& Keuangan.

c. Membantu Direktur Utama dalam membuat keputusan, kebijaksanaan/

strategi dalam pengembangan perusahaan.

d. Mengadakan dan memimpin rapat dalam lingkup tugasnya.

e. Mengawasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja

(25)

f. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar Direktur.

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yg diberikan

oleh Direktur utama.

4.Direktur Operasi :

a. Melaksanakan koordinasi dengan Direksi lainnya.

b. Menyusun kebijaksanaan/ strategi perusahaan dalam bidang operasi .

c. Membantu Direktur Utama dalam mengambil keputusan, kebijaksanaan/

strategi dalam pengembangan perusahaan.

d. Mengadakan dan memimpin rapat dalam lingkup tugasnya.

e. Mengawasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja

bawahan.

f. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar Direktur.

g. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

5. Divisi Public Relations

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan

Public Relations.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Public Relations.

c. Menyampaikan informasi dan penjelasan tentang

perkembangan perusahaan kepada masyarakat luas.

d. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang sifatnya

(26)

e. Mewakili perusahaan dalam hal-hal yang berhubungan dengan hukum dan

perundang undangan.

f. Menjalin dan membina hubungan kerjasama dengan instansi yang

berkaitan dengan hukum dan pihak-pihak lainnya.

g. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat baik yang

bersifat internal maupun eksternal.

h. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

peraturan-peraturan yang berlaku.

i. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan Public

Relations dilengkapi dengan evaluasinya.

j. Membantu Direktur Utama untuk menyediakan data dan informasi yang

diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern.

k. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh direktur utama.

6. Divisi Penelitian dan Pengembangan

a. Membantu Direktur Utama dalam menjalankan tugas dan fungsi Penelitian

dan Pengembangan.

b. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

c. Merencanakan dan Melaksanakan program kerja Penelitian dan

Pengembangan.

(27)

e. Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan perusahaan menyeluruh baik

teknik maupun administrasi.

7. Divisi Satuan Pengawas Intern

a. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan tugas pengawasan intern

perusahaan.

b. Mengelola fungsi pengawasan fungsional diseluruh unit kerja.

c. Melaksanakan analisis setiap kegiatan perusahaan.

d. Mengevaluasi dan memberikan saran kepada Direktur Utama.

e. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Direktur Utama.

8. Divisi Pengendalian Kehilangan Air

a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja pengendalian kehilangan

air.

c. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan sistem blok pendistribusi

air.

d. Mengurangi / reduksi tingkat kehilangan air secara fisik dan non fisik.

e. Meneliti dan mengevaluasi metre air yang bermasalah dan merekomendasi

(28)

9. Divisi Umum

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi umum.

c. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara

dokumen perusahaan.

d. Melaksanakan prosedur administrasi surat-menyurat perusahaan.

e. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan sarana, ruangan kerja dikantor

pusat.

f. Menetapkan pelaksana pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan yang

ditetapkan.

10. Divisi Keuangan

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi keuangan.

c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta

pengeluaran perusahaan.

d. Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang jangka panjang dan

jangka pendek perusahaan.

e. Mencari sumber-sumber pendanaan eksternal untuk pengembangan

perusahaan.

(29)

11. Divisi SDM

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja divisi sumber daya

manusia.

c. Mengelola, menyimpan dan mengamankan data-data kepegawaian.

d. Mengevaluasi Daftar Penilaian Pegawai (DP3) dari seluruh unit kerja.

e. Melakukan pembinaan mental spiritual pegawai.

f. Mengevaluasi hasil-hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.

12. Divisi Perencanaan

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

divisinya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisi perencanaan.

c. Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran pendapatan, biaya tahunan

perusahaan.

d. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat baik

internal maupun eksternal.

e. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan divisi

perencanaan dilengkapi dengan evaluasinya.

(30)

15. Divisi Operasi Zona 2

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja divisinya.

c. Mengevaluasi rencana perkembangan dan penyempurnaan sistem jaringan.

d. Menjalin kerja sama dengan pihak luar dalam pengembangan jaringan

transmisi/distribusi dicabang operasi zona 2.

2.4. Jenis Usaha/Kegiatan

DivisI Public relation berada di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

merupakan sebuah instansi yang bekerja dalam hubungan komunikasi eksternal,

seperti perusahan lain pada umumnya yang bertujuan menangani komunikasi

eksternal perusahaan. Divisi Public Relation PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara lebih berorientasi pada pelayanan menyelesaikan permasalaha yang terjadi

diluar perusahaan seperti pada media, melakukan pemecahan masalah terhadap

berita atau info yang diterima oleh eksternal perusahaan terhadap masyarakat.

2.5. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai

dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada

Divisi Public Relation Provinsi Sumatera Utara. Divisi Public Relation terus

berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Divisi Public Relation dapat

(31)

Sasaran : 1. Meningkatkan image perusahaan melalui pemberian

cinderamata penghargaan dan bantuan kegiatan.

2. Meningkatkan image perusahaan melalui publikasi dan

komunikasi (media).

3. Meningkatkan image perusahaan melalui kegiatan

nasional.

4. Meningkatkan image perusahaan melalui komunikasi

interaktif dengan pelanggan.

5. Meningkatkan image perusahaan dengan mengikuti

kegiatan pameran.

Program : 1. Pemberian Karangan Bunga, Bantuan Kegiatan

Organisasi, Bantuan Hari Raya Keagamaan, Pemberian

Cinderamata kepada tamu Perus ahaan dan Calon

Jemaah Haji.

2. Penerbitan Company Profile, Penerbitan Buletin,

Release Media Massa, Berlangganan Media

Massa,Mendokumentasikan asset dan kegiatan

Perusahaan, Berpartisipasi pada Pembuatan Iklan dan

iklan Bilboard.

(32)

keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan

kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan adalah

menyelenggarakan protokoler kegiatan perusahaan rapat internal dan eksternal

serta mendistribusikan undangan dan notulen rapat, meningkatkan image

perusahaan melalui publikasi ke media cetak dan elektronik, mengkoordinir

pemberian bantuan (CSR), menyelenggarakan dialog / pertemuan dengan tokoh

agama, pemred media massa dan tokoh masyarakat. Divisi Public Relation juga

mengikuti kegiatan pameran dan seminar, serta menyiapkan cinderamata untuk

tamu perusahaan dan kunjungan terhadap PDAM Tirtanadi.

2.6. Rencana Kegiatan

1. Publikasi PDAM yang belum optimal.

Permasalahan : Menghambat perkembangan perusahaan

ORMAS/LSM & HUTMedia Massa Mitra Kerja.

4. Membuat kotak saran di Kantor Pusat dan Cabang,

Mengadakan Sarana Teknologi Komunikasi dengan

Pelanggan, mengikuti Dialog Interaktif yang

diselenggarakan oleh Media Massa & Media Elektronik.

5. Mengikuti Pameran PRSU, Medan Fair, Water Expo,

Sumut Expo, Teknologi Tepat guna, Pameran

(33)

2. Masih Banyaknya TRA dan Pencurian Air.

Permasalahan : Merugikan Perusahaan

Sasaran : Meningkatkan Cash Flow Perusahaan

Program : Kerjasama Penagihan dan Penertiban Pelanggan dengan

POLDASU dan KEJATISU.

3. Kurangnya Kontribusi Pemkab. terhadap PDAM Cabang KSO.

Permasalahan : Tidak adanya perkembangan yang signifikan terhadap

PDAM Cabang KSO.

Sasaran : Meningkatkan Kinerja PDAM Cabang KSO.

Program : Melakukan Koordinasi dengan PEMKAB untuk

berkontribusi terhadap PDAM Cabang KSO dan

Melakukan Evaluas secara berkala terhadap perkembangan

(34)

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Kompetensi Komunikasi

3.1.1. Pengertian Kompetensi Komunikasi

Menurut Rowley (2002) kompetensi komunikasi adalah kemampuan untuk

mengirim pesan-pesan yang mendukung pencapaian tujuan dimana tetap menjaga

penerimaan sosial.Definisi kompetensi komunikasi dalam perspektif perilaku

dirumuskan oleh Wiemann dan Backlund (dalam Jubaedah, 2009:375) ialah

kemampuan seorang individu untuk mendemonstrasikan pengetahuan dari

perilaku berkomunikasi yang tepat dalam suatu situasi tertentu. Sedanglan Payne

(dalam Jubaedah, 2009:375) mendefinisikan kompetensi komunikasi yang

dirumuskan oleh Jablin dan Sias yaitu The set of abilities, henceforth, termed

resources, which a communicator has available for use in the communication

process. Kompetensi komunikasi diartikan sebagai seperangkat kemampuan

seorang komunikator untuk menggunakan berbagai sumber daya yang ada di

dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, kompetensi komunikasi adalah

pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk berkomunikasi dengan baik dimana

menggunakan pesan-pesan yang dianggap tepat dan efektif.

Alo Liliweri (2004:101-102) menyatakan bahwa ada empat kompetensi

(35)

a. Kompetensi karyawan untuk menyampaikan semua maksud atau isi

hatinya secara professional sesuai dengan kemampuan yang ia tampilkan

secara prima.

b. Kompentensi karyawan untuk berinteraksi secara baik, mampu

mengalihbahasakan semua maksud dan isi hatinya secara tepat dan jelas

dalam suasana hati yang bersahabat.

c. Kompentensi karyawan untuk menyesuaikan budaya pribadinya dengan

budaya yang sedang dihadapinya.

d. Kompentensi karyawan untuk memberikan fasilitas atau jaminan bahwa

dia bisa menyesuiakan diri atau bisa mengelola berbagai tekanan orang

ataupun lingkungan lain terhadap dirinya.

Keempat aspek tersebut menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi tidak

hanya ditentukan karena setiap karyawan sudah melakukan interaksi, relasi dan

komunikasi sesuai dengan peranan (profesi).Kata kunci efektivitas komunikasi

adalah kemampuan seorang komunikator (pemberi informasi) untuk menjaga

keseimbangan antara kegiatan interaksi, relasi dan komunikasi diantara dua

budaya organisasi.

Payne (dalam Edwardin, 2006:15) menjelaskan bahwa indikator

pengkuran kompetensi komunikasi antara lain sebagai berikut:

1. Motivasi komunikasi

Motivasi komunikasi sering kali terkait dengan kesediaan seseorang untuk

(36)

2. Pengetahuan komunikasi

Untuk membuat rencana tindakan, seringkali disebut sebagai skenario

komunikasi.Para komunikator yang kompeten memiliki pengetahuan prosedural

untuk menyusun dan menjalankan skenario ini didalam situasi sosial yang berbeda

dan harus memiliki kemampuan perseptif untuk membaca situasi sosial.

Pengetahuan prosedural adalah mengetahui bagaimana, bukan isi dari mengetahui

bahwa atau mengetahui apa. Pengetahuan ini diraih melalui pendidikan,

pengalaman, dan dengan pengamatan apa yang disebut prototipe dari kompetensi

interpersonal, sebuah role model sekaligus mengetahui standar organisasi untuk

komunikasi.

3. Keterampilan komunikasi

Mencakup kinerja aktual dari perilaku.Hal ini sering kali merupakan

bagian yang sulit bagi komunikator mengubah motivasi dan rencana menjadi

tindakan.Individu sering kali termotivasi untuk berkomunikasi dan memiliki

pengetahuan.Namun, kurang keterampilan dalam pengkomunikasiannya secara

aktual. Pendekatan-pendekatan ketrampilan lain fokus pada kemampuan

psikomotor kemampuan seseorang untuk berbicara, mendengar, melihat dan

mengungkapkan pesan secara non-verbal dalam situasi tertentu. Ketrampilan yang

dibutuhkan oleh organisasi termasuk pembinaan hubungan, menyimak dan

mengikuti instruksi, memberikan umpan balik, bertukar informasi, mencari

(37)

3.2. Kecerdasan Emosional

3.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2002:512) kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our

emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui

keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan

keterampilan sosial.

Sedangkan menurut Imam Kam (2009:102) kecerdasan emosional

merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi dirinya sendiri, bertahan

menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan,

kemarahan dan lain-lain) tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana

hati, dan mampu mengendalikan stres. Kecerdasan emosional berdasarkan teori

yang telah dijelaskan adalah kemampuan diri seorang individu untuk mengenali

perasaannya secara optimal sehingga dapat mengatur dirinya sendiri,

menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk meningkatkan kualitas hidupnya

dandapat membina hubungan baik terhadap orang lain dan juga mampu

menimbulkan rasa empati di lingkungan sosial.

Goleman (2002:58-59) mengutip Salovey menempatkan menempatkan

kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional

yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima indikator

kemampuan utama, yaitu:

(38)

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk

mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan

dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri

sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu.Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk

menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan

dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari

perasaan-perasaan yang menekan.

c. Memotivasi diri sendiri

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri

individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap

kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan

motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan

diri.

d. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.

Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan

kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih

mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan

(39)

pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk

mendengarkan orang lain.

e. Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan

yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar

pribadi.Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam

keberhasilan membina hubungan.

3.3. Pengertian Budaya Organisasi 3.3.1. Pengertian Budaya Organisasi

Chuck Williams (2001:84) menjelaskan budaya organisasi sebagai

seperangkat nilai-nilai, keyakinan dan sikap utama yang dilakukan diantara

anggota organisasi. Menurut Taliziduhu Ndraha (2005:74) Budaya organisasi

adalah budaya yang terbentuk sebagai produksi interaksi anatara manusia jaringan

organisasi terkait. Sedangkan Tampubolon (2008:230) mengartikan budaya

organisasi sebagai kesepakatan perilaku pegawai di dalam organisasi yang

digambarkan dengan selalu berusaha menciptakan efisiensi, bebas dari kesalahan,

perhatian terfokus pada hasil dan kepentingan pegawai, kreatif, dan akurat

menjalankan tugas.

Budaya organisasi dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang diangap benar

dan diwariskan kepada pegawai baru sebagai cara yang tepat untuk berfikir dan

bertindak dalam menjalankan tugas. Budaya organisasi seringkali diciptakan oleh

pendiri organisasi, kemudian dipertahankan dengan cara memberitahukan riwayat

organisasi dan merayakan kepahlawanan organisasi. Budaya yang dapat

(40)

dan arah strategis organisasi, serta yang senantiasa menguraikan dan mengajarkan

nilai-nilai dan keyakinan organisasi.

Pemikiran tentang keragaman dan perbedaan budaya serta program

pendidikan pegawai adalah suatu budaya yang terbentuk dalam suatu organisasi

terdiri atas pembentukan dimensi-dimensi kepentingan budaya individu

sehinggauntuk mengembangkan budaya organisasi kearah positif, diperlukan

sistem pengelolaan manajemen agar arah pembentukan budaya itu terkendali dan

menjadi modal utama bagi organisasi dan anggota-anggotanya dalam berperilaku

dan bertindak, dimana budaya yang telah terbentuk secara naluri akan dapat

menjalar mengikuti tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh setiap anggota

organisasi. Kondisi seperti demkianlah yang menggambarkan suatu budaya

organisasi, baik itu organisasi bisnis, produksi atau jasa, yang kemudian disebut

sebagai budaya organisasi.

Demikian juga dalam organisasi sosial dan organisasi yang menyangkut

kemasyarakatan serta organisasi kenegaraan, yang umumnya dikatakan sebagai

kebudayaan (Tampubolon, 2008:210). Menurut Tampubolon (2008:230) ada

enam indikator pengukuran budaya organisasi, namun ada lima indikator yang

relevan dengan penelitian ini yaitu memberi perhatian pada masalah secara detil,

berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai, berorientasi kepada semua

kepentingan karyawan, agresif dalam bekerja, serta menjaga dan mempertahankan

(41)

3.3.1.1. Fungsi Budaya Organisasi

Fungsi budaya organisasi dapat membantu mengatasi masalah adaptasi

eksternal dan integrasi internal organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Jhon R.

Schermerhorn dan James G. Hunt (dalam Mangkunegara 2008:123) “The culture

of an organization can help it ideal with problems of both external adaptation dan

internal integration”.

Permasalahan yang berhubungan dengan dapatasi eksternal dapat

dilakukan melalui pengembangan pemahaman tentang strategi dan misi

organisasi, tujuan utama organisasi dan pengukuran kinerja. Sedangkan

permasalahan yang berhubungan dengan integrasi internal dapat dilakukan dengan

antara lain komunikasi, kinerja karyawan, penentuan standar bagi insetif (reward)

dan sanksi (punishment) serta melakukan pengawasan (pengendalian) internal.

Suatu organisasi memerlukan satu budaya, yang merupakan kumpulan

persepsi secara umum dari seluruh pegawai sebagai anggota organisasi, yang

dijadikan sebagai suatu sistem yang menggabungkan beberapa pengertian yang

secara eksplisit diangggap sebagai budaya organisasi.Pada umumnya di dalam

suatu organisasi yang menjadi budaya penentu atau yang memberi nilai utama

(core value) budaya yang dominan dari seluruh budaya yang dimilki pegawai,

(42)

3.4. Kinerja Karyawan

3.4.1. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Richard Williams (dalam Wungu, 2003:49) Performance atau

kinerja adalah keluaran, output, atau result yang berasal dari adanya perilaku kerja

serta lingkungan kerja tertentu yang kondusif.Dan defenisisi kinerja karyawan

menurut Mangkunegara (2009:9) kinerja pegawai adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan. Kesediaan dan ketrampilan seorang tidaklah cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan

dikerjakan dan bagaiamana mengerjakannya.

John Bernadin (dalam Edwardin 2006:12-13) menyatakan ada enam

indikator kinerja karyawan secara individu, namun dalam penelitian ini digunakan

lima indikator yang relevan antara lain sebagai berikut:

a. Kualitas

Tingkat dimana hasil akivitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam

arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas ataupun

(43)

b. Ketepatan Waktu

Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu

yang tesedia untuk aktivitas yang lain.

c. Efektivitas

Tingkat penggunan sumber daya organisasi dengan maksud menaikkan

keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam pengguna sumber

daya.

d. Kemandirian

Tingkat dimana seorang pegawai dapat melaksanakan fungsi kerjanya

tanpa meminta bantuan, bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya

pengawas guna menghindari hasil yang merugikan.

e. Komitmen Kerja

Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan perusahaan

dan tanggung jawab kerja dengan perusahaan.

Dalam pencapaian kinerja karyawan, faktor sumber daya manusia sangat

dominan pegaruhnya.Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari hasil

kerjanya, dalam kerangka profesionalisme kinerja yang baik adalah bagaimana

seorang karyawan mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah

padatercapainya maksud dan tujuan organisasi, misalnya bagaimana mengelola

sumber daya manusia agar mengarah pada hasil kerja yang baik.

Perkembangan kinerja organisasi sangat ditentukan efektif tidaknya

kepemipinan pimpinan dan manajer dalam mengelola kegiatan usaha,

(44)

organisasi.Organisasi dengan kinerja pegawai yang baik, mempunyai efektifitas

dalam menangani sumber daya manusia dan menentukan sasaran yang harus

dicapai baik secara individual maupun organisasional.

3.4.2. Indikator-indikator kinerja karyawan

Menurut Sutrisno (2009 : 152 ) ada enam indikator dari kinerja yakni :

1. Hasil Kerja

Meliputi tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan

sejauh mana pengawasan dilakukan.

2. Pengetahuan pekerjaan

Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan

berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja.

3. Inisiatif

Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam

hal penanganan masalah-masalah yang timbul.

4. Kecekatan mental

Tingkat kemampuan dan kecepatan dan menerima instruksi kerja dan

menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.

5. Sikap

Tingkat semangat kerja sikap positif dalam melaksanakan tugas.

6. Disiplin waktu dan absensi

(45)

3.5. Peranan Kompetensi Komunikasi,Kecerdasan Emosional, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

3.5.1 Peranan Kompetensi Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Pendapat yang dikemukakan Liliweri Alo (2004:102-103) tentang

hubungan antara kompetensi komunikasi dan kinerja karyawan dapat dijelaskan

model kompetensi komunikasi sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Kompetensi Komunikasi

Sumber: Liliweri Alo (2004:104)

Model kompetensi komunikasi menunjukkan bahwa efektivitas hasil kerja

yang dihasilkan dalam suatu tugas di Di PDAM Tirtanadi Provinsi SumateraUtara

ditentukan oleh penciptaan efisiensi tugas dan relasi antarpribadi karyawan yang

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Namun, hasil

akhirnya harus didukung oleh iklim komunikasi (communication sphere) seperti Gaya pribadi dan

pengetahuan tentang budaya

1. Sistem kepribadian

2. Sistem antarpribadi

3. Sistem sosial

4.Sistem budaya organisasi

5.Sistem budaya makro

(46)

sistem kepribadian (struktur kepribadian peserta komunikasi), kebiasaan

hubungan antarpribadi, sistem budaya organisasi maupun sistem budaya makro

yang mengelilingi.komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan. Iklim

komunikasi tersebut dipengaruhi oleh faktor pendahulu yaitu gaya pribadi

(individual style) yang terwujud dalam pengetahuan antarbudaya.Kompetensi

komunikasi juga berperan ketika karyawan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara harus bekerja karena keahlian yang dimiliki dalam memecahkan

permasalahan, pengambilan keputusan, menjalin relasi kepada sesama karyawan,

pengendalian konflik dan memberkan umpanbalik dalam suatu situasi tertentu.

3.5.2. Peranann Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan

memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur

suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan kecerdasan emosional adalah pendorong kinerja

puncak di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Tetapi ketika dibandingkan

antara kemampuan teknikal, IQ dan kecerdasan emosional sebagai penentu kinerja

yang cemerlang tersebut, maka kecerdasan emosional menduduki porsi lebih

penting dua kali dibandingkan dengan yang lain pada seluruh tingkatan jabatan di

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Kecerdasan emosional sangat mempengaruhi kinerja karyawan di PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan mulai dari kehidupan dalam

keluarga, pekerjaan, sampai interaksi dengan lingkungan sosialnya.Oleh karena

(47)

masalah dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, pekerjaan

maupun interaksi dengan lingkungan sosial.

Karyawan yang pandai atau berhasil dalam prestasi akademik sewaktu

pendidikan formal ternyata banyak yang gagal mencapai puncak prestasi sewaktu

menempuh karier profesional.Hal ini juga dapat dilihat bagaimana interaksi

karyawan yang satu dengan yang lain dalam memahami perasaan dan

memberikan pengertian dalam menerima perubahan yang positif di PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.Mencapai prestasi kerja yang baik bukan hanya

perlu mengembangkan rational intelligence, melainkan juga perlu

mengembangkan emotional intelligence.

1.3. Peranan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Budaya organisasi dimaksudkan sebagai keterkaitan antara dan

lingkungan, teknologi, tugas serta strategi dengan menentukan desain struktur

organisasi termasuk koordinasi antara aktivitas dan motivasinya. Namun, di sisi

lain juga menentukan nilai budaya dan norma yang baik dalam membantu

karyawan dalam organisasi dan pengelompokan perilaku karyawan di PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Penggabungan struktur dan nilai serta norma

ini secara bersama-sama akan mempengaruhi tingkat kinerja dan kelompok serta

individu yang ada dalam di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Dari penelitian yang dilakukan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara dapat terlihat peranan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan antara

(48)

1. Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam

kinerja organisasi jangka panjang di PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara.

2. Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan

lebih penting lagi dalam menentukan keberhasilan di PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara dalam dasawarsa yang akan datang. Budaya

yang menomorsatukan kinerja mengakibatkan dampak kinerja negatif

dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah kecenderungan

menghambat kinerja di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

dalam menerima perubahan-perubahan taktik dan strategi yang

dibutuhkan.

3. Budaya organisasi yang menghambat peningkatan kinerja jangka

panjang cukup banyak, budaya-budaya mudah berkembang bahkan di

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara organisasi-organisasi yang

penuh dengan orang-orang pandai dan berakal sehat. Budaya-budaya

yang mendorong perilaku yang tidak tepat dan menghambat perubahan

ke arah strategi yang lebih tepat, cenderung muncul perlahan-lahan dan

tanpa disadari dalam waktu bertahun-tahun, biasanya sewaktu

organisasi berkinerja baik.

4. Walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuat agar

bersifat lebih meningkatkan kinerja di PDAM Tirtanadi Provinsi

(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukandidapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kompetensi komunikasi berperan terhadap kinerja karyawan Di

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.Peranan kompetensi

komunikasi ketika karyawan harus bekerja karena keahlian yang

dimiliki,seperti memecahkan permasalahan,pengambilan

keputusan,menjalin relasi sesama karyawan,pengendalian konflik,dan

pemberian umpan balik pada situasi tertentu.

2. Kecerdasan emosional memiliki peranan penting dalam mencapai

kinerja yang diinginkan perusahaan.Dengan memiliki kecerdasan

emosional yang kuat maka seseorang mampu untuk membedakan

karyawan yang sukses dengan karyawan yang hanya cukup baik untuk

mempertahankan pekerjaannya saja.Hal ini juga mampu menilai

dengan tepat perasaan karyawan satu sama lain secara konstruktif

untuk menerima perubahan yang positif di PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera UtaraBudaya organisasi berperan menjadikan para karyawan

di PDAM Tirtanadi untuk selalu bertanggung jawab, bekerja tepat

waktu, efektif dan efesien, sehingga secara tidak langsung akan

(50)

4.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diuraikan maka saran-saran yang

dapat diberikan oleh penulis yaitu:

1. Organisasi perlu memperhatikan peningkatan kompetensi

komunikasi karyawan untuk memelihara motivasi komunikasi dan

ketrampilan komunikasi dengan memberikan penjelasan kepada

kinerja mengenai kepada siapa informasi harus disampaikan dan

menjelaskan bahwa keterampilan komunikasi karyawan dapat

membantu mereka dalam menerima informasi untuk meningkatkan

kinerja.

2. Jika kecerdasan emosional dapat ditingkatkan melalui pelatihan,

maka hal ini bisa menjadi peluang yang perlu digali untuk

mewujudkan kinerja karyawan yang lebih baik guna meminimalisir

kemungkinan terjadinya kebosanan, stress kerja dan konflik di

tempat kerja pada saat karyawan merasa tertekan dengan beban kerja

yang berat.

3. Organisasi hendaknya memperhatikan indikator-indikator budaya

organisasi, seperti berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai dan

kepentingan semua karyawani dengan memberikan pelatihan

keterampilan dan motivasi untuk memberi perhatian pada masalah

secara detil. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga hasil kerja

karyawani yang telah baik tetap terjaga atau bahkan dapat menigkat

(51)

penyebab terjadinya permasalahan untuk menyelesaikan

permasalahan kerja yang terjadi.

4. Organisasi juga perlu membuat tolok ukur/ penilaian kinerja

individu karyawan yang jelas setiap tahunnya, dimana kinerja

tersebut meliputi kualitas kerja, ketepatan waktu, efektivitas dan

kemandirian yang dimiliki oleh setiap karyawan di PDAM Tirtanadi

Sumatera Utara. Adanya tolok ukur yang jelas diharapkankaryawan

akan terpacu untuk berprestasi dengan bekerja sungguh-sungguh

sesuai dengan kualitas kerja yang diinginkan, dapat berkerja tepat

waktu walaupun tanpa pengawasan dari atasan, dapat memanfaatkan

fasilitas kerja yang ada dan menjadi karyawan yang tetap berusaha

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Asfar Halim. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi. Bandung : PT. Gandharma

Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Jubaedah, Edah. 2002. Working With Emotional Intelligence.Jakarta : PT. Gramedia PustakaUtama

http://www.aligningaction.com/comcomp.html. Rowley, Richard D. 2002. Communication Competence: The Essence of Aligning Action. diakses 14 05 2015 pukul (16.25).

Kam, Imam . 2009. Quantum Emotion: The Simple Ways for Your Beautiful Life. Jogjakarta: Garailmu

Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Mandar Maju.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika

Martin, Anthony Dio. 2003. Emotinal Quality Management: Refleksi, revisi dan RevitalisasiHidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: Arga.

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta .

Stephen P. Robbins, Mary Coutler. 2010. Manajemen. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Sutrisno, Edi 2010.Budaya Organisasi.Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Group

Tampubolon, Manahan P. 2008. Perilaku Keorganisasian dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Williams, Chuck. 2001. Manajemen. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Gambar 2.1 Model Kompetensi Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

: kegatan !~oliti!;, pemerintahan: militer. rekreasi, dan lain-lain!. distribuqi h3.d produksi clan konsumsi. koperasi, cara berhemat. Tiap orang melakukan kegiatan sosinl

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum dan Prabandani (2011) mengatakan bahwa semakin kurang pengetahuan tentang IVA seseorang semakin rendah juga minatnya,

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah melimpahka n rahmat, hidayah dan petunjukNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu yang

Digunakannya istilah mitos ( myth ), yakni rujukan bersifat kultural (bersumber dari budaya asal dan cerita) yang digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas

JUDUL : SEMUA RS PENDIDIKAN DIDORONG JADI ACADEMIC HEALTH SYSTEM. MEDIA

Pada suhu rendah, nitrogen sukar bereaksi dengan unsur lain, hanya logam litium yang dapat bereaksi dengan nitrogen. Pada suhu tinggi, dapat bereaksi dengan beberapa logam

4) Variabel demografis sepeti gender, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan tidak mempengaruhi variabel kepercayaan dan minat beli masyarakat terhadap produk hijau