• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh:

M DESI FLOREN L 122102132

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BBISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan kemudahan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara” ini guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan Tugas Akhir penulis menyadari terdapat kendala dan kesulitan yang dialami. Namun, dengan bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kesulitan tersebut dapat diatasi dan proses penulisan tugas akhir ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Fahmi N Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam M.Si, AK, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Kedua orang tua tercinta Bapak Jalentan Limbong dan Tinur Aritonang yang telah memberi dukungan semangat, dana, serta doa selama ini.

7. Kakak dan adik terkasih Winny Limbong, S.Pd, Julita Limbong dan Gondo limbong yang telah meluangkan waktu untuk tetap member dukungan, semangat serta doa.

8. Bapak Drs. Parlindungan Siregar, PIA, M.Si selaku Kepala Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PerusahaanDaerah Air Minum Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

9. Teman-teman seperjuangan Chyntia Novtalina Ginting, Chindy C Sihaloho, Hori Mariana, Ayu Anindya, Sagita Emdamena, Khadijah Siregar dan lain-lain atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, terimaksih buat canda tawa dan ajarannya.

10. Kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi D-III Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

pembaca untuk penyempurnaan isi Tugas Akhir ini. Penulis berharap agar tugas akhir ini dapat berguna sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2015 Penulis

(7)

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN………. BAB I PENDAHULUAN... viii 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3

1. Tujuan Penelitian... 3

2. Manfaat Penelitian... 4

D.Rencana Penulisan... 4

1. Jadwal Survey/Observasi... 4

2. Rencana Isi... 5

BAB II PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA…. 7 A.Sejarah Ringkas... 7

B.Struktur Organisasi... 12

C.Uraian Tugas (Job Description)... 13

(8)

E. Kinerja Usaha Terkini... 21

F. Rencana Usaha... 21

BAB III SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA... 23

A.Pengertian Sistem Akuntansi dan Pengendalian Intern... 23

B.Sistem Akuntansi Pembelian... 24

C.Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional Pada PDAM Tirtanadi ... 29

D.Prosedur Pembelian Peralatan Operasional... 31

E. Dokumen yang Digunakan dalam Pembelian Peralatan Operasional... 36

F. Bagan Alur Sistem Akuntansi Pembelian... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 42

A.Kesimpulan... 42

B.Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44

(9)

Akhir……….

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Logo PDAM Tirtanadi...……… 11 3.1 Alur Kerja untuk Pelaksanaan Jasa Konsultasi bernilai sampai

dengan Rp 500 Juta……….. 39 3.2 Alur Kerja untuk Pelaksanaan Jasa Konsultasi bernilai sampai

dengan Rp 100 Juta……….. 40 3.3 Alur Kerja untuk Pelaksanaan Jasa Konsultasi bernilai di atas

(11)
(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dalam sektor perdagangan dan perekonomian, peranan teknologi informasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Peranan ini dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitikberatkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan dan akurat (Wilkinson dan Cerullo,1997).

Perusahaan adalah suatu entitas yang dalam kegiatan usahanya mempunyai tujuan untuk memperoleh profit yang tinggi, hal ini merupakan tujuan utama disamping tujuan lain- lainnya. Tujuan perusahaan ini dapat dicapai dengan adanya sistem yang baik.

(13)

perusahaan. Sistem akuntansi pembelian merupakan salah satu dari sistem akuntansi yang mempunyai peranan penting dalam penyajian informasi hendaknya dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dimana yang tujuannya adalah untuk menetapkan pertanggungjawaban serta untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai pengadaan barang dan jasa maupun peralatan yang diterima dan dipesan karena kecermatan dalam pencatatan akuntansi dan akan membantu terwujudnya efisiensi dan efektifitas kerja, oleh karena itu dirasa sangat perlu untuk mengetahui bagaimana sistem informasi pembelian dari suatu kegiatan usaha. Salah satunya adalah pengeluaran untuk biaya pembelian barang/jasa atau peralatan merupakan pengeluaran rutin serta mempunyai nilai yang cukup besar.

(14)

3

kantor pusat dari perusahaan tersebut. Karena pentingnya sistem ini penulis tertarik untuk membahas dan menyusunnya dalam skripsi minor dengan judul “Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara”

Adapun alasan yang mendorong penulis memilih judul ini adalah penulis ingin mengetahui dan membandingkan antara teori yang penulis dapatkan selama belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan praktik yang sebenarnya. Dengan demikian akan menambah pengetahuan dan wawasan berfikir bagi penulis, yang nantinya akan bermanfaat bagi penulis setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan permasalahan. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem akuntansi pembelian peralatan operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(15)

a. Untuk memahami dan mengetahui bagaimana sistem akuntansi pembelian peralatan operasional serta pengendalain intern pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

b. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi penulis adalah sebagai berikut:

a. Bagi penulis dapat mengetahui dengan baik tentang sistem pembelian peralatan operasional dan penerapannya dalam praktik di lapangan b. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam proses pembelian dan dalam menentukan perencanaan dan kebijakan yang berhubungan dengan penerapan sistem pembelian peralatan operasional diwaktu mendatang c. Bagi pembaca, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi

penelitian berikutnya.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/Observasi

Sebelum penelitian dimulai, peneliti menyusun jadwal penelitian terlebih dahulu.

(16)

5

Tabel 1.1

Jadwal Survey / Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No .

Keterangan

Mei Juni

I II III IV I II III IV

1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir 2. Pengajuan Judul Tugas Akhir 3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari 4 (empat) bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Adapun susunan laporan penelitian tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraiakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana

(17)

BAB II : PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas, visi/misi, struktur organisasi, uraian tugas (job description), jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan

rencana usaha.

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PERALATAN OPERASIONAL PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian Sistem Akuntansi dan Pengendalian Sistem Akuntansi, Sistem Akuntansi Pembelian, Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara, Prosedur Pembelian Peralatan Operasional, Dokumen yang Digunakan dalam Pembelian

Peralatan Operasional, Bagan Alur Sistem.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB II

PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan saat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini direalisasikan melalui dilakukannya pembangunan dan perbaikan di segala bidang, termasuk dalam hal pelayanan umum. Pemerintah Kota Medan juga menyadari bahwa pembangunan fasilitas publik merupakan hal yang perlu dibenahi untuk mencapai Medan Kota Metropolitan. Salah satu fasilitas umum yang mendapat perhatian adalah pelayanan air minum. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap orang membutuhkan air sebagai sumber kehidupan. Pelayanan air minum Kota Medan secara khusus, dan beberapa daerah di Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi. PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang pelayanan air minum.

(19)

Belanda yang berlaku sampai tahun 1965. Pada tanggal 14 Desember 1957 terjadi pengambilalihan perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia termasuk NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih. Pada saat itu juga dilakukan timbang terima dari direktur perusahaan Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih kepada pemerintah Republik Indonesia yang dilakukan di Medan. Selanjutnya dibentuk suatu pengawasan perusahaan-perusahaan yang pada waktu itu kebanyakan berbentuk kontraktor. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah:

1. Aservention Selle De Bruin yang menjadi PN. Adi Karya. 2. Holandsce Beton Maatsc yang menjadi PN. Hutama Karya. 3. Volkers Aannemina My yang menjadi PN. Waskita Karya. 4. Nederlansche Aannemina My yang menjadi PN. Nindya Karya. 5. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang menjadi PDAM

Tirtanadi.

(20)

9

Utara. Selanjutnya pada tahun 1991, diadakan perubahan pertama Peraturan Daerah No.25 tahun 1985 dengan Peraturan Daerah No.6 tahun 1991.

Dalam peraturan ini, PDAM Tirtanadi disamping menangani air bersih juga mengelola air limbah. Kemudian pada tahun 1999, dikeluarkan Peraturan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Tingkat 1 Sumatera Utara No.3 tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara. Sampai dengan akhir tahun 1995, PDAM Tirtanadi telah memiliki pipa jaringan air bersih sepanjang 4.379.9 km dengan pelanggan sebanyak 188.360. Sejalan dengan perkembangan kota di dalam berbenah diri untuk dapat mengikuti laju pembangunan nasional, pertambahan pelanggan serta peluasan wilayah akan sangat erat dengan tingkat kemampuan perusahaan dalam mengantisipasi dan memenuhi tingkat kebutuhan air bersih.

Adanya sumber pengelolahan air minum, Water Plant (WTP) baru merupakan pilihan yang tidak dapat ditawar lagi dalam mendukung kelanjutan hidup perusahaan dalam melakukan pelayanan kebutuhan air bersih bagi seluruh warga masyarakat. Secara garis besar daerah operasional PDAM Tirtanadi dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Wilayah Pelayanan I ( Kota Medan dan sekitarnya ) yang terdiri dari cabang cabang :

(21)

e. Cabang Belawan f. Cabang Tuasan g. Cabang Sunggal h. Cabang Deli Tua

i. Cabang H. M. Yamin 11 j. Cabang Diski

k. Cabang Amplas

2. Daerah Operasional 2 (Kerjasama Operasi/Kerjasama Manajemen) yang terdiri dari :

a. Kabupaten Deli Serdang b. Simalungun

c. Toba Samosir d. Mandailing Natal e. Tapanuli Tengah f. Nias

g. Tapanuli Selatan

h. Kabupaten Labuhan Batu

Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

Visi: PDAM Tirtanadi mampu melayani kebutuhan air minum bagi seluruh penduduk Kota Medan Tahun 2020.

(22)

11

b. Mengelola perusahaan dengan Good Corporate Governance.

c. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan.

d. Meningkatkan pendapatan daerah. Tujuan Pokok PDAM Tirtanadi

a. Mengembangkan perekonomian Daerah. b. Pendapatan Asli Daerah.

c. Menyelenggarakan pelayanan air minum. d. Memenuhi persyaratan kesehatan.

e. Memberikan pelayanan penyaluran air limbah. Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.1

Logo PDAM Tirtanadi

(23)

b. Huruf T, menyerupai pipa pada logo PDAM Tirtanadi menggambarkan ruang lingkup tugas PDAM Tirtanadi yang sebagian besar adalah berhubungan dengan sistem perpipaan.

c. Gelombang Tiga, gelombang air yang berjumlah tiga yang ada didalam logo menggambarkan pelayanan air minum (bersih) yang diberikan PDAM Tirtanadi kepada masyarakat Kotamadya Medan bersifat berkelanjutan (tidak pernah berhenti selama 24 jam) dan merata bagi pemanfaat air bersih tersebut.

d. Warna Biru, menyatakan nuansa yang ditimbulkan oleh air.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu rangkaian hubungan antara individu dengan individu yang lain, individu dengan kelompok. Struktur ini dilukiskan dalam suatu bagian yang disebut dengan organisasi, yang menunjukan bagan organisasi sebagai hubungan menurut fungsi di dalam usaha untuk mengemban tugas dan kewajiban yang ditentukan menurut struktur organisasi. Agar setiap tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh manajemen, maka harus ada koordinasi antara pimpinan dan personil yang bekerja di perusahaan tersebut. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan bagian – bagian tugas dan tanggung jawab di dalam suatu perusahaan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan.

(24)

13

perusahaan tidak tumpang tindih. Suatu struktur organisasi harus didesain untuk memperjelas lingkungan kerja sehingga semua orang tau siapa yang harus melakukan apa, dan siapa yang bertanggungjawab atas hasil – hasil apa, untuk menghilangkan penghalang dalam prestasi kerja disebabkan oleh kebingungan dalam jaringan–jaringan komunikasi dalam mengambil keputusan yang mencerminkan dan mendukung sasaran perusahaan.

Maka dengan adanya struktur organisasi, diharapkan tercapainya suatu koordinasi diantara unit – unit maupun bagian – bagian dalam organisasi sehingga tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, struktur organisasi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

Mengingat besarnya peranan dan sumbangan dari struktur organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan, maka Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi memiliki struktur organisasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.

C. Uraian Tugas (Job Description)

Adapun rincian tugas dan wewenang dari Direksi adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama

Direktur Utama sebagai pimpinan perusahaan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

(25)

2. Menetapkan dan menyelenggarakan kebijakan serta strategi perusahaaan.

3. Memajukan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja serta mengelola kekayaan perusahaan.

4. Mengangkat, memutasikan, mempromosikan dan memberhentikan pegawai.

5. Melaksanakan semua tugas diperusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur Sumatera Utara.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, direktur utama dibantu oleh : direktur air minum, direktur administrasi dan keuangan, direktur air limbah, kepala penelitian dan pengembangan, satuan pengawas intern, public relations, staf ahli direksi, unit layanan pengadaan, dan pengawasan kualitas barang.

b. Direktur Air Minum

Direktur Air Minum selaku Anggota Direksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Melaksanaan koordinasi dengan Direksi lainnya.

2. Mengambil kebijakan dan strategi perusahaan dalam bidang perencanaan dan produksi.

(26)

15

4. Dapat bekerja sama dengan Direktur Utama maupun antar anggota Direksi.

5. Mengambil langkah-langkah pembinaan personil pada unit kerja dibawahnya.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, Direktur Air Minum dibantu oleh : ka. Divisi Perencanaan, ka. Divisi Sistem Manajemen, ka. Divisi Produksi, ka. Divisi PKA, ka. Divisi Transmisi Distribusi dan ka. Peralatan Teknik.

1) Divisi Peralatan dan Teknik.

Divisi Peralatan dan Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Air Limbah dan membawahi bidang pemeliharaan mekanikal dan elektrik, bidang pemeliharaan komputer dan komunikasi dan ka. Bengkel. Dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi dengan divisi lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program divisi peralatan teknik.

c. Melakukan uji coba terhadap barang peralatan teknik maupun peralatan elektronik sebelum di gunakan perusahaan.

d. Mengatur dan mengendalikan penyimpanan barang–barang peralatan teknik dengan baik dilengkjapi dengan identitas barang sebelum dipergunakan perusahaan.

(27)

f. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

g. Mengendalikan pekerjaan perbengkelan berikut sarana dan prasarana pendukung kerja.

h. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam lingkup tugasnya.

i. Merekomendasikan pembuatan alat – alat bantu yang bersifat teknis atau memperbaiki peralatan teknik seluruh sistem perusahaan.

2) Kepala Divisi Perencanaan

Ka. Divisi Perencanaan bertanggung jawab kepada direktur air minum dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan divisinya.

b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Divisi Perencanaan. c. Menetapkan kebijaksanaan/strategi berupa pedoman perencanaan

standard biaya pelaksanaan untuk pekerjaan sipil, mekanikal & elektrikal dan mengevaluasinya secara, berkala.

d. Mempersiapkan dan memberikan bahan untuk keperluan rapat baik internal maupun eksternal.

e. Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran pendapatan, biaya tahunan perusahaan.

f. Melakukan tindakan pengawasan dan pengarsipan gambar as built drawing atau sejenisnya yang telah dilaksanakan.

(28)

17

h. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Perencanaan.

i. Menetapkan spesifikasi bahan kimia dan peralatan diluar kebutuhan sistem informasi.

j. Memberikan rekomendasi atas spesifikasi yang dibutuhkan oleh semua bidang yang belum ditetapkan standardnya.

k. Membimbing, mengatur dan memberdayakan pegawai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.

l. Mengantisipasi dan mengatasi permasalahan dalam divisi perencanaan baik internal maupun eksternal.

m.Menyerahkan hasil pengolahan data sesuai dengan kebutuhan kepada divisi terkait.

n. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam tugasnya kepada Direktur Perencanaan dan Produksi.

o. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam lingkup tugasnya.

c. Direktur Administrasi dan Keuangan

Direktur Administrasi dan Keuangan selaku anggota Direksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Melaksanakan koordinasi dengan Direktur lainnya.

(29)

3. Membantu Direktur Utama dalam membuat keputusan, kebijaksaan dan strategi dalam pengembangan perusahaan.

4. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar anggota Direksi.

5. Mengambil langkah-langkah pembinaan personil pada unit kerja di bawahnya. Bersama-sama dengan Direktur Utama dan atau anggota Direksi lainnya yang ditunjuk Direktur Utama menandatangani surat-surat dan dokumen-dokumen untuk kepentingan perusahaan.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, Direktur Administrasi dan Keuangan dibantu oleh : ka. Divisi Keuangan., ka. Divisi Umum, ka. Divisi Sumber Daya Manusia, ka. Divisi SIM, ka. Divisi Aset Manajemen, ka. Divisi Hublang.

1) Kepala Divisi Umum

Kepala divisi Umum bertanggung jawab kepada Direktur Administrasi dan Keuangan dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara dokumen perusahaan

b. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan sarana, ruangan kerja di kantor pusat.

c. Menetapkan pelaksana pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan yang ditetapkan.

(30)

19

e. Memberi izin atas penggunaan dan penempatan barang – barang inventaris perusahaan.

f. Melaksanakan dan menetapkan pelaksana, pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

g. Memenuhi permintaan barang – barang tertentu sesuai dengan kualitas secara efektif dan efisien.

d. Direktur Air Limbah

Direktur Air Limbah selaku anggota Direksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Dapat bekerjasama dengan Direktur Utama maupun antar anggota Direksi.

2. Mengambil langkah-langkah pembinaan personil pada unit kerja di bawahnya.

3. Bersama-sama dengan Direktur Utama dan atau anggota Direksi lainnya yang ditunjuk Direktur Utama menandatangani surat-surat dan dokumen-dokumen untuk kepentingan perusahaan.

4. Dapat mengambil keputusan yang berhubungan dengan lingkup tugasnya yang menjadi wewenang Direktur Utama dalam hal Direktur Utama berhalangan.

(31)

Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, Direktur Air Minum dibantu oleh : ka. Divisi Operasional Pelayanan Air Limbah, ka. Divisi Pengembangan dan Produksi Air Limbah dan ka. Divisi Perencanaan Air Limbah.

D. Jaringan Usaha

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan, mengelola pelayanan air limbah, meningkatkan kualitas lingkungan kesehatan, mengelola pelayanan air limbah, meningkatkan kualitas lingkungan kesehatan, dan mengembangkan perekonomian Daerah melalui setoran pendapatan asli daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi menyelenggarakan kegiatan:

a. Mengelola, pendistribusian pelayanan air minum yang memenuhi syarat kesehatan kepada masyarakat secara merata, tertib dan teratur;

b. Melaksanakan segala usaha kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan pembuangan air limbah dalam suatu sistem yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan;

(32)

21

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan butuh waktu untuk mencapai semua itu, begitu juga pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah untuk mewujudkan semua itu karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitasdalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program mengelolah, pendistribusian air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan kepada masyarakat secara merata tertib dan teratur.

F. Rencana Usaha

Rencana Usaha Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan aksi donor yang dilakukan dalam 3 (tiga) bulan sekali.

b. Upacara bersama hari KORPRI dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional.

c. Melakukan Isra Miraj bersama Gubernur Provinsi Sumatera Utarandi Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi.

(33)

e. Acara Halal Bi Halal di Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

(34)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PERALATAN OPERASIONAL PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Pengendalian Intern 1. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Menurut Mulyadi (2001:2) menyatakan bahwa sistem pada dasarnya sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama– sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut James A. Hall (2001:5), sebuah sistem adalah sekelompok duaatau lebih komponen–komponenyang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Menurut Warren, Reeve, dan Fees (2005:10) defenisi akuntansi adalah sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

(35)

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi terdiri dari prosedur – prosedur yang saling terkait satu dengan yang lain untuk menghasilkan laporansebagai informasi akuntansi bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

2. Pengendalian Sistem Akuntansi

Sebagaimana tujuan dari pengendalian sistem akuntansi adalah untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan. Oleh karena itu sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip–prinsip pengendalian intern. Sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan yang baik akan mengandung unsur-unsur pengendalian intern yang baik pula, dimana dalam pengawasan intern mencakup :

a. Pengendalian akuntansi meliputi struktur organisasi dan semua metode dan prosedur yang terutama berkaitan dengan erat dan berhubungan langsung pada pengamanan aktiva dan dapat dipercaya catatan finansialnya.

b. Pengendalian mengenai administrasi terdiri atas struktur organisasi dan semua metode dan prosedur yang pertama yang berkaitan dengan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen dan biasanya hanya mempunyai hubungan yang tidak langsung dengan catatan finansial.

B. Sistem Akuntansi Pembelian

(36)

25

secara tunai atau kredit, membeli aktiva produksi untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan, membeli barang dan jasa sehubungan dengan kegiatan perusahaan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelian adalah perkiraan yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang-barang dan jasa dalam suatu periode tertentu.

Sistem Akuntansi Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang – barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan, oleh karena itu perlu adanya prosedur – prosedur pembelian agar tercipta suatu sistem akuntansi pembelian yang baik.Dalam sistem akuntansi pembelian, adanya fungsi – fungsi terkait sangat berperan penting dalam pelaksanaan sistem pembelian. Adapun fungsi – fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian menurut Supriyono (1999:401):

1. Fungsi Produksi

Fungsi Produksi bertanggungjawab atas aktivitas yang berhubungan dengan jumlah, jenis dan kapan barang dan jasa diperlukan dalam proses produksi. 2. Fungsi Gudang

Fungsi Gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian barang dan jasa sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

3. Fungsi Pembelian

(37)

pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok / rekanan yang dipilih.

4. Fungsi Penerimaan Barang

Fungsi Penerimaan Barang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, spesifikasi dan kuantitas barang yang diterima oleh perusahaan.Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima barang dari rekanan atau pihak ketiga.

5. Fungsi Akuntansi

Bertanggung jawab atas pencatatan yang berhubungan dengan transaksi pembelian barang dan jasa dan fungsi pencatat uang.Dalam sistem akuntansi pembelian fungsi pencatatan.

Dalam kegiatan pembelian di perlukan dokumen - dokumen yang digunakan sebagai bukti dan pedoman dalam melakukan pencatatan transaksi adalah:

1. Surat Permintaan Pembelian

Ketika barang dan jasa jatuh ke titik pemesanan ulang yang telah ditentukan, staf administrasi/ bagian gudang akan membuat permintaan pembelian yang dibutuhkan dengan jenis, mutu, spesifikasi dan jumlah berdasarkan stock minimum. Dokumen ini dibuat rangkap 2 (dua) yang distribusinya untuk bagian pembelian, rekanan dan bagian yang bersangkutan.

(38)

27

Setelah bagian gudang mengirimkan surat permintaan pembelian ke bagian pembeli, maka bagian pembeli membuat surat pesanan pembelian untuk dikirimkan ke bagian vendor / rekanan dan utang usaha.

3. Surat Order Pembelian

Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirimkan kepada pemasok / vendor / rekanan sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan. 4. Pesanan Pembelian Tembusan Kosong

Dokumen ini berupa salinan kosong berasal dari vendor / rekanan untuk diisi bagian penerimaan.Tujuan dari salinan kosong untuk memaksa staf administrasi bagian penerimaan menghitung dan memeriksa barang – barang dalam mengisi laporan penerimaan.

5. Laporan Penerimaan

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan yang terdiri atas beberapa bagian, yang menyatakan jumlah, spesifikasi dan kondisi barang dan jasa. 6. Faktur Pembelian

Dokumen yang digunakan untuk merekam semua transaksi pembelian barang dan jasa yang terjadi di perusahaan.

Prosedur pembelian (James A. Hall 2004: 318) adalah sebagai berikut:

(39)

2. Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok dan membuat pesanan pembelian. Informasi tersebut dikirimkan ke pemasok / vendor / rekanan.

3. Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima barang dan jasa dari pemasok / vendor. Barang yang diterima akan diperiksa kualitas dan jumlahnya serta dikirim ke gudang.

4. Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbaharui catatan akuntansi

5. Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok / vendor.

6. Buku besar menerima informasi ringkasan dari utang usaha, informasi ini direkonsiliasi akurasinya.

Dalam memproses sistem akuntansi pembelian beserta fungsi terkait diperlukan pengendalian atas pembeliankarena menyangkut investasi dana dan kelancaran arus barang atau jasa. Pengendalian sistem akuntansi pembelian dilakukan oleh perusahaan dengan maksud untuk mengamankan harta kekayaan dan dapat menyediakan data akuntansi yang terpercaya.Agar pelaksanaan pembelian dapat terlaksana sesuai dengan sistem yang dibuat,pengendalian atas pembelian yang dilakukan perusahaan dimulai daridilaksanakannya permintaan atas barang dan jasa yang diperlukan, penerimaan,dan pemakaian maupun pembayarannya.

(40)

29

a. Otorisasi transaksi, dimana proses otorisasi akan mendorong manajemen pengadaan barang dan jasa yang efisien dan memastikan legitimasi berbagai transaksi pembelian.

b. Pemisahaan Pekerjaan, adanya pemisahan tugas antara bagian gudang dengan pembelian.

c. Supervisi, adanya bagian penerimaan yang memeriksa spesifikasi barang dan jasa ketika masuk ke perusahaan.

d. Catatan Akuntansi, untuk menyimpan jejak audit yang memadai agar dapat menelusuri sebuah transaksi dari dokumen sumbernya hingga ke laporan keuangan.

e. Akses, perusahaan membatasi akses ke berbagai dokumen yang mengendalikan aktiva fisiknya.

f. Verifikasi Independen, dilakukan oleh bagian utang usaha dan buku besar untuk merekonsiliasi salinan yang diterima selama proses pengadaan barang dan jasa.

C. Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

(41)
[image:41.595.133.513.272.744.2]

operasional dalam menyalurkan dan mengelola air. Dalam menjalankan tugasnya, ka. Bengkelmenggunakan peralatan operasional seperti pemasangan meter air baru bagi pelanggan baru, penggantian meter air karena rekondisi rusak dan tidak dapat digunakan lagi dan lain – lainnya. Untuk mengetahui jenis – jenis peralatan operasional pada Ka. Bengkel dapat dilihat pada table 3.1

Tabel 3.1

Jenis – Jenis Peralatan Operasional pada Ka. Bengkel:

No Nama Satuan

1. Head Gasket Type F 13 Bh

2. Head Gasket Type E 13 Bh

3. Van Whell 13 mm Bh

4. Stainerr 13 mm Bh

5. Head Washer 13 mm Bh

6. Castle DS – 42 Pail

7. Sealed casing type 81 tembaga 13 mm Bh

8. Register asy linflow 13 mm Bh

9. Chat beee brand 32d Kaleng

10. Thiner Super Kaleng

11. Kursi tinggi rekondisi Bh

12. Kursi merk Ichico Bh

13. Kursi merk Futura Bh

14. Plat kuningan Lembar

(42)

31

Pengadaan barang – barang dan jasa serta peralatan operasional pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara diatur oleh sistem akuntansi yang terdiri dari prosedur – prosedur, dokumen yang digunakan serta fungsi terkait antara satu bagian dengan bagian yang lain guna menghasilkan informasi yang relevan bagi pengguna informasi di perusahaan. Sistem pembelian di PDAM Tirtanadi dilaksanakan oleh rekanan atau pihak ketiga PDAM Tirtanadi yang telah memenangkan tender atau dengan mengadakan pelelangan barang dan jasa oleh panitia pelelangan yang mana jika rekanan atau pihak ketiga tersebut memenangkan lelangan maka pihak rekanan yang bertanggung jawab dalam pengadaan barang dan jasa perusahaan dengan tetap megikuti peraturan perusahan sehingga tercipta kerjasama dan tujuan yang saling menguntungkan.

D. Prosedur – Prosedur Pembelian Peralatan Operasional

PDAM Tirtanadi memiliki prosedur pembelian yang dibagi atas 4 (empat) bagian yaitu:

a) Bernilai sampai dengan Rp 100 Juta (termasuk pajak) 1. Dilaksanakan dengan cara metode pengadaan peralatan.

2. Unit kerja / divisi membuat laporan / memo permintaan peralatan kepada Divisi Umum.

3. Kepala Divisi Umum meminta harga satuan kepada Divisi Anggaran. 4. Kepala Bidang Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (form C3)

dan disetujui oleh Kepala Divisi Umum.

(43)

6. Kepala Bidang Logistik membuat undangan penawaran kepada 1 (satu) penyedia barang yang terdaftar di database penyedia barang.

7. Penawaran harga dari penyedia barang dievaluasi / negosiasi harga oleh kabid Logistik serta menerbitkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL).

8. Kepala Divisi menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Surat Pemesanan (SP).

9. Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara Penerimaan Barang.

10. Tembusan Surat Perintah kerja (SPK) dan Surat Pemesanan (SP) diberikan kepada Satuan Pengawasan Intern (SPI), Tim Pemeriksa

Barang dan unit kerja yang mengusulkan. 11. Diarsipkan oleh Divisi Umum.

b) Bernilai di atas Rp 100 – 400 Juta

1. Dilaksanakan dengan cara metode pengadaan peralatan.

2. Unit kerja / divisi membuat laporan / memo permintaan peralatan kepada Divisi Umum.

3. Kepala Divisi Umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan. 4. Kepala Divisi Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan 5. Kepala Bidang Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (form C-2)

dan disetujui oleh Kepala Divisi Umum.

(44)

33

7. Kepala Divisi Umum membuat memo kepada Panitia Pelelangan untuk proses Pengadaan Barang berupa peralatan.

8. Panitia Pelelangan membuat undangan penawaran kepada 1 (satu) penyedia barang yang terdaftar di database penyedia barang dan jasa. 9. Penawaran harga dari penyedia barang dievaluasi / negosiasi harga oleh

kabid Logistik serta menerbitkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL).

10. Kepala Divisi Umum menerbitkan Surat Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan (SP).

11. Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara Penerimaan Barang.

12. Tembusan Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan (SP) diberikan kepada Satuan Pengawasan Intern (SPI), Tim Pemeriksa Barang dan unit kerja yang terkait.

13. Diarsip oleh divisi Umum.

c) Bernilai sampai dengan rp 750 Juta (termasuk pajak) 1. Dilaksanakan dengan cara metode pelelangan sederhana.

2. Unit kerja / Divisi membuat laporan / memo permintaan barang kepada Divisi Umum.

3. Kepala Divisi Umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan. 4. Kepala Divisi Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan. 5. Kepala Bidang Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (form C-3)

(45)

6. Kepala Divisi Perencanaan menyetujui anggaran, Kepala Divisi Keuangan menetapkan jadwal pembayaran serta Direksi menyetujui penggunaan anggaran.

7. Kepala Divisi Umum membuat memo kepada Panitia Pelelangan untuk proses pelelangan sederhana.

8. Panitia Pelelangan memproses Pelelangan Sederhana dan menerbitkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) serta Penetapan Pemenang. 9. Kepala Divisi Umum menerbitkan Surat Penunjukan Penyediaan

Barang/Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan.

10. Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara Penerimaan Barang.

11. Tembusan Surat Penunjukan Penyediaan Barang / Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan (SP) diberikan kepada Satuan Pengawasan Intern (SPI), Tim Pemeriksa Barang dan unit kerja terkait.

12. Diarsip oleh Divisi Umum.

d) Bernilai tanpa batas (termasuk pajak)

1. Dilaksanakan dengan cara metode pelelanga Umum.

2. Unit kerja / Divisi membuat laporan / memo permintaan barang kepada Divisi Umum.

3. Kepala Divisi Umum meminta harga satuan kepada Divisi Perencanaan. 4. Kepala Divisi Perencanaan membuat dan mengesahkan harga satuan. 5. Kepala Bidang Logistik membuat Usulan Pengadaan Barang (form C-3)

(46)

35

6. Kepala Divisi Perencanaan menyetujui anggaran, Kepala Divisi Keuangan menetapkan jadwal pembayaran serta Direksi menyetujui penggunaan anggaran.

7. Kepala Divisi Umum membuat memo kepada Panitia Pelelangan untuk proses Pelelangan Umum.

8. Panitia Pelelangan memproses Pelelangan Umum dan menerbitkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) serta Penetapan Pemenang.

9. Kepala Divisi Umum menerbitkan Surat Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan.

10. Tim Pemeriksa Barang memeriksa dan membuat Berita Acara Penerimaan Barang.

11. Tembusan Surat Penunjukan Penyediaan Barang / Jasa (SPPBJ), Kontrak dan Surat Pemesanan (SP) diberikan kepada Satuan Pengawasan Intern (SPI), Tim Pengawasan Kualitas Barang dan unit kerja terkait.

12. Diarsip oleh Divisi Umum.

Bagian yang terkait dalam proses pengadaan barang dan jasa berupa peralatan adalah sebagai berikut:

(47)

2. Divisi Umum, setelah divisi terkait mengajukan permohonan pengadaan barang dan jasa berupa peralatan maka disposisi direksi meneruskan laporan tersebut untuk diproses oleh Divisi Umum selaku bagian yang menjalankan fungsi pembelian di perusahaan. Divisi umum meminta harga satuan ke Divisi Perencanaan agar dibuat usulan Pengadaan Barang dan jasa berupa peralatan. Dan bagian ini membuat memo untuk Panitia Pelelangan untuk proses Pelelangan. Divisi ini yang mengatur proses pengadaan barang dan jasa di perusahaan.

3. Divisi Perencanaan, divisi ini menetapkan dan mengesahkan harga satuan pengadaan barang dan jasa, menyetujui pembayaran dan menetapkan jadwal pembayaran serta direksi menyetujui penggunaan anggaran.

4. Panitia Pelelangan, bagian ini menjalankan proses pelelangan untuk pengadaan barang dan jasa.

(48)

37

6. Satuan Pengawasan Intern (SPI), untuk mencegah penyimpangan dalam proses pengadaan barang. Divisi ini bertugas sebagai pengawasan intern terhadap proses ini.

E. Dokumenyang Digunakan dalam Pembelian Peralatan Operasional Dokumen sangat penting dalam pemrosesan sistem akuntansi pembelian untuk menyimpan jejak audit yang memadai agar dapat menelusuri sebuah transaksi. Dalam Sistem Akuntansi pembelian peralatan pada Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Sumatera Utara digunakan berbagai jenis laporan ataupun memo sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian peralatan operasional yaitu:

a. Laporan dari bagian / divisi tentang permintaa pembelian yang ditujukan untuk divisi umum.

b. Laporan Persetujuan Direksi tentang Pengadaan Barang dana Jasa c. Laporan Pengadaan Peralatan Operasional Triwulan.

d. Memo spesifikasi barang dari Kepala Divisi Perencanaan kepada Divisi Umum.

e. Usulan Pengadaan Barang, dokumen ini berisi kolom jenis barang, spesifikasi, satuan, kode barang, jumlah di minta, harga satuan, harga keseluruhan, dan keterangan.

(49)

g. Surat Keterangan Fiskal, dokumen ini di buat untuk memenuhi permohonan wajib pajak. Isinya tunggakan pajak, SPT Tahunan, PPh final, PBB yang dibayarmenurut pajak.

h. Surat Pengukuhan Kena Pajak, dokumen ini berisi tentang rekanan / pihak ketiga yang dikukuhkan pada tata usaha sebagai Pengusaha Kena Pajak. i. Penawaran harga dari reknan / pihak ketiga yang diberikan tugas.

j. Hasil Negosiasi, dokumen ini berisi hasil negosiasi antara pihak perusahaan dengan rekanan / pihak ketiga yang di negosiasi. Dan hasil ini di tandatangani oleh Kepala Bidang Logistik perusahaan dan pihak rekanan yang dinegosiasi.

k. Berita Acara, dokumen ini diterbitkan setelah hasil negosiasi disetujui dan berisi tentang hasil pengadaan langsung. Dokumen ini ditandatangani oleh penyedia barang dan Kepala Bidang Logistik.

l. Surat Perintah Kerja (SPK) berisi nomor dan tanggal surat undangan pengadaan barang, sumber dana, waktu pelaksanaan, nilai pekerjaan, instruksi penyedia barang. Satu salinan SPK ini dikirimkan ke Satuan Pengawasan Intern (SPI), Tim Pengawasan Kualiatas Barang, Cabang, Pihak ketiga, dan diarsip oleh divisi umum.

(50)

39

[image:50.595.121.509.135.658.2]

7. F. Bagan Alur Sistem Akuntansi Pembelian

Gambar 3.1

ALUR KERJA UNTUK PELAKSANAAN JASA KONSULTASI

(METODE SELEKSI SEDERHANA)

(51)
[image:51.595.118.514.153.654.2]

Gambar 3.2

ALUR KERJA UNTUK PELAKSANAAN JASA KONSULTASI

(METODE PENGADAAN LANGSUNG)

(52)
[image:52.595.120.513.140.665.2]

41

Gambar 3.3

ALUR KERJA UNTUK PELAKSANAAN JASA KONSULTASI

(METODE PENGADAAN LANGSUNG)

(53)

A. Kesimpulan

1. Dalam pengadaan barang dan jasa berupa peralatan operasional, Perusahaan Daerah Air Minum memiliki beberapa prosedur yang berbeda dan dikelompokkan sesuai dengan nilai harga pengadaan barang.

2. Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi menjalankan proses pengadaan barang dan jasa berupa peralatan operasional dimulai dari unit kerja terkait, divisi umum, divisi perencanaan, tim pengawasan kualitas barang, panitia pelelangan, satuan pengawas intern dan harus sesuai dengan keputusan direksi.

3. Sistem Akuntansi Pembelian Peralatan Operasional telah terlaksana dengan sistematis dan teratur. Adanya otorisasi transaksi dari bagian yang berwenang dan pemisahan tugas sehingga tidak hanya satu bagian saja yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa berupa peralatan operasional.

(54)

43

B. Saran

1. Pihak yang berwenang dalam pengadaan barang dan jasa berupa peralatan operasional lebih meningkatkan kinerja agar penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa berupa peralatan operasional dapat diminimalisir.

2. Karena banyaknya prosedur yang harus dilaksanakan untuk proses pengadaan barang maka pegawai harus giat dan rajin dalam melaksanakan tugasnya sehingga proses pengerjaannya tepat waktu dan efisien.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah, Padji. 2003. Buku Istilah Keuangan dan Perbankan. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.

Baridwan, Zaki. 1994. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi Kelima Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi. Yogyakarta.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. 1980. Akuntansi Keuangan.

Fess, Waren Reeve. 2005. Accounting. Edisi 21, Salemba Empat. Jakarta.

Hall, James.A. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi keempat. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi Edisi Ketiga, Salemba Empat. Jakarta.

R.A. Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Buku I: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Yogyakarta: BPFE. Edisi 4.

Soemarso, S. R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi: Erlangga, Jakarta. Wilkinson, C. 1997. Acconting Information System: Essential Concept and

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1 Jenis – Jenis Peralatan Operasional pada Ka. Bengkel:
Gambar 3.1
Gambar 3.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sementara hasi uji atau analisa air baku Delitua di Laboratorium PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dengan metode Dithizone dan menggunakan spektrofotometer DR 2010, dari

Lokasi penelitian dilakukan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial dengan kesenjangan

bahkan ribuan karyawan yang bekerja setiap harinya, ada yang karyawan tetap (pegawai) dan ada karyawan kontrak.Budaya Organisasi di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedian air bersih, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan peusahaan, PDAM

Tanpa melihat sifat kegiatannya setiap perusahaan termasuk PDAM TIRTANADI Provinsi Sumatera Utara ini, selalu mempunyai keterkaitan dengan beban umum, dan beban

Berdasarkan hasil penelitian diatas antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara t hitung sebesar 7,903 sedangkan

kerjasama tim, maka Penulis mencoba mengambil judul “PENGARUH SIKAP DAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DIVISI KEUANGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA”. 1.2

DivisI Public relation berada di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang bekerja dalam hubungan komunikasi eksternal, seperti perusahan lain pada