PT PLAZA INDONESIA REALTY TBK
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
(TIDAK DIAUDIT)
TRIWULAN PERTAMA
PER 31 MARET 2011 DAN 2010
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
(TIDAK DIAUDIT)
TRIWULAN PERTAMA
PER 31 MARET 2011 DAN 2010
Halaman
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – untuk periode yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2011 dan 2010
Surat
Pernyataan
Direksi
i
Neraca
Konsolidasi
1
-
2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
PER 31 MARET 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 1.000 (Dalam ribuan Rupiah, kecuali harga per saham dalam Rupiah penuh)
Catatan 31-Mar-11 31-Des-10
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4 334.667.564 437.357.993
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 24h 1.734.240 1.734.240 Investasi sementara 5 167.286.399 282.324.012 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu ragu sebesar Rp. 1,411,283 ribu tahun 2011 6 120.113.803 125.533.720 dan Rp. 1,411,283 ribu ribu tahun 2010
Piutang lain-lain 20.297.404 19.335.489
Persediaan 6.366.469 6.174.368
Pajak dibayar di muka 7 13.983.903 13.922.047 Biaya dibayar di muka 22.808.193 27.445.654
Jumlah Aset Lancar 687.257.975 913.827.523
ASET TIDAK LANCAR
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 20 38.705.768 37.338.535
Uang muka 24f 21.953.092 22.199.640
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp. 557,081,723 ribu per 31 Maret 2011
Rp.543,872,850 ribu per 31 Desember 2010 8 1.395.261.535 1.375.851.815 Properti investasi - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp. 338,268,126 ribu per 31 Maret 2011
Rp. 314,218,623 ribu per 31 Desember 2010 9 2.018.139.462 2.035.619.934
Goodwill 530.566 757.952
Beban tangguhan hak atas tanah - bersih 1.724.790 1.756.315 Aset pajak tangguhan - bersih 18 - 6.237.760
Uang jaminan 24 5.177.935 5.261.434
Aset lain-lain 32.256.803 32.037.202
Jumlah Aset Tidak Lancar 3.513.749.951 3.517.060.587
JUMLAH ASET 4.201.007.926 4.430.888.110
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
PER 31 MARET 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 10:40:23 (Dalam ribuan Rupiah, kecuali harga per saham dalam Rupiah penuh)
Catatan 31-Mar-11 31-Des-10
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang usaha 28.058.747 34.062.357
Hutang lain-lain
Pihak ketiga 24.899.896 41.840.824
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 22,24j 58.151.179 59.698.684 Hutang kontraktor 24 17.272.112 14.750.856
Hutang retensi 19.002.400 18.939.337
Hutang pajak 10 13.846.116 29.541.787
Biaya yang masih harus dibayar 36.683.573 53.101.823
Jaminan 12 6.971.783 6.369.154
Pendapatan sewa yang diterima di muka 102.516.771 103.275.489 Kewajiban derivatif 25 3.617.580 29.477.397 Wesel bayar 24i - 50.600.000 Kewajiban pajak tangguhan - bersih 212.628 -Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun 11 85.651.104 88.146.135 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 396.883.890 529.803.843 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 11 792.452.650 938.493.667
Jaminan 12 591.588.593 609.631.474
Kewajiban derivatif 25 49.882.244 51.596.274 Kewajiban imbalan pasca kerja 20 81.767.724 78.083.145
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1.515.691.211 1.677.804.560
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal per saham Rp 200
Modal dasar - 5.000 juta lembar saham
Modal ditempatkan dan disetor - 3.550 juta lembar saham 13 710.000.000 710.000.000
Agio saham 13 22.656.487 22.656.487
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (32.567.527) (32.567.527)
Saldo laba 1.568.137.652 1.501.547.221
2.268.226.612 2.201.636.181
Kepentingan Non Pengendali 20.206.213 21.643.526
Total Ekuitas 2.288.432.826 2.223.279.707
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 4.201.007.927 4.430.888.110
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
UNTUK TIGA BULANAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 DAN 2010
(Dalam ribuan Rupiah, kecuali laba per saham dalam Rupiah penuh) 1.000
Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010
PENDAPATAN 15 214.852.470 194.411.476
BEBAN POKOK PENDAPATAN 16 73.634.781 67.856.730
LABA KOTOR 141.217.689 126.554.745
BEBAN USAHA 17,20,22,24 56.209.531 54.204.888
LABA SEBELUM PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 85.008.158 72.349.857
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 8,9 (40.314.233) (41.666.951)
LABA USAHA SETELAH PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 44.693.925 30.682.906
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN BERSIH
Keuntungan selisih kurs - bersih 46.337.303 59.129.680
Hasil pengembalian investasi 5 4.382.521 6.801.979
Penghasilan bunga 2.434.594 877.261
Keuntungan penjualan dan kerugian penghapusan aktiva 667.699 127.271
Amortisasi goodwill (227.386) (655.171)
Biaya bunga dari penerapan PSAK 55 (1.487.769)
Biaya bunga 11,24i (16.804.457) (15.535.212)
Lain-lain bersih 2.158.748 2.032.227
Jumlah Pendapatan Lain-Lain - Bersih 37.461.254 52.778.035
LABA SEBELUM PAJAK 82.155.179 83.460.942
BEBAN PAJAK - BERSIH 18 (17.002.062) (15.733.789)
LABA TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DI LANJUTKAN 65.153.117 67.727.153
KERUGIAN TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DI HENTIKAN -
-LABA TAHUN BERJALAN 65.153.117 67.727.153
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN :
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing - -PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK - -TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 65.153.117 67.727.153 LABA YANG DAPAT DI ATRUBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 66.590.430 69.276.950
Kepentingan Non Pengendali (1.437.313) (1.549.797)
65.153.118 67.727.153 JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DI ATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk 66.590.430 69.276.950
Kepentingan Non Pengendali (1.437.313) (1.549.797)
65.153.118 67.727.153
LABA PER SAHAM 18,76 19,51
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
(Dalam ribuan rupiah)
Selisih Kurs
Agio Penjabaran Saldo Jumlah Kepentingan Jumlah Modal Disetor Saham Laporan Keuangan Laba Non Pengendali Ekuitas
Saldo per 1 Januari 2010 710.000.000 22.656.487 (32.545.186) 985.573.715 1.685.685.016 98.218.478 1.783.903.494
Laba bersih periode berjalan - - - 69.276.950 69.276.950 1.549.797 67.727.153
Saldo per 31 Maret 2010 710.000.000 22.656.487 (32.545.186) 1.754.961.9661.054.850.665 96.668.681 1.851.630.647
Saldo per 1 Januari 2011 710.000.000 22.656.487 (32.567.526) 1.501.547.222 2.201.636.183 21.643.526 2.223.279.710
Laba bersih periode berjalan - - - 66.590.430 66.590.430 (1.437.313) 65.153.117
Saldo per 31 Maret 2011 710.000.000 22.656.487 (32.567.526) 2.268.226.6131.568.137.652 20.206.213 2.288.432.826
UNTUK TIGA BULANAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 DAN 2010 (Dalam ribuan rupiah)
31 Maret 2011 31 Maret 2010 -ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 201.111.503 201.363.897
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (116.009.905) (68.424.100)
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 85.101.598 132.939.797
Pembayaran pajak (26.309.200) (4.826.112)
Pembayaran bunga (16.804.457) (15.535.212)
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 41.987.941 112.578.473
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan investasi sementara 115.037.613 20.655.341
Penerimaan bunga 6.796.972 7.679.240
Hasil penjualan aset tetap 928.453 338.417
Perolehan properti investasi (6.569.031) (36.334.259)
Perolehan aset tetap (35.169.743) (27.438.835)
Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi 81.024.263 (35.100.096) ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN
Pembayaran hutang bank (198.128.786) (68.529.167) Pembayaran kewajiban derivatif (27.573.847) (2.088.625) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (225.702.633) (70.617.792)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (102.690.429) 6.860.585
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 437.357.993 157.943.452
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 334.667.564 164.804.037
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
6
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Plaza Indonesia Realty Tbk (Perusahaan) adalah perseroan terbuka yang berstatus Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang didirikan berdasarkan akta No. 40 tanggal 5 Nopember 1983 dari Winanto Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta. Akta ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6944.HT.01.01.Th.84 tanggal 8 Desember 1984, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1466/1986. Anggaran dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 44 tanggal 8 Agustus 2008 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-77866.AH.01.02tanggal 24 Oktober 2008, serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 463/2009.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan alamat The Plaza Office Tower Lt. 10, Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perhotelan, pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen. Perusahaan, adalah pemilik hotel Grand Hyatt Jakarta (Hotel), Plaza Indonesia Shopping Center, Entertainment Center, The Plaza (gedung perkantoran), Keraton (apartemen), Perusahaan melalui PT Plaza Nusantara Realti, anak perusahaan memiliki eX (pusat hiburan). Perusahaan melalui anak perusahaan, PT Sarana Mitra Investama, secara tidak langsung memiliki PT Plaza Lifestyle Prima, perusahaan pengelola fX (pusat gaya hidup). Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 1.355 karyawan untuk tahun 2011 dan 1.355 karyawan untuk tahun 2010.
Pada tanggal 31 Maret 2011, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Franky Oesman Widjaja
Wakil Presiden Komisaris : M. Tachril Sapi-ie :
Komisaris Independen : Dibyo Widodo :
: Sintong Panjaitan Dewan Direktur
Presiden Direktur : Rosano Barack :
Wakil Presiden Direktur : Boyke Gozali :
Direktur : Lucy Suyanto :
: Herman Bunjamin :
:
: Maria Rosario B. Egron Komite Audit
Ketua : Sintong Panjaitan
Anggota : Hadi Priatna
: Tatang Sayuti
b. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Perusahaan memiliki penyertaan langsung dan tidak langsung saham anak perusahaan berikut:
M ulai Jumlah Operasi A set per A nak P erusahaan Do misili Jenis Usaha 2011 2010 Ko mersial 31 M aret 2011
Rp '000 P enyertaan langsung
P T P laza Nusantara Realti (P NR) Jakarta P ro perti 99.99% 99.99% 2004 677,702,185 P laza Indo nesia Finance B .V. (P IFB V) B elanda Jasa keuangan 100.00% 100.00% 1996 22,557 P T Jakarta M arcapada M edia (JM M ) Jakarta M edia & penyiaran 75.00% 75.00% - 20,673,936 P T Sarana M itra Investama (SM I) Jakarta P ro perti 80.57% 80.57% 2007 453,628,647 P enyertaan tidak langsung
M elalui/ SM I:
P T P laza Lifestyle P rima (P LP ) Jakarta P ro perti 59.55% 59.55% 2007 453,403,274 P ersentase
P emilikan
7
Pada bulan Nopember 2006, Perusahaan mengakuisisi 75% kepemilikan atau 20.000 lembar saham JMM dari PT Global Mega Wisata Mandiri Internasional. Pada tahun 2006, kegiatan utama JMM meliputi perolehan ijin prinsip untuk televisi lokal dan ijin saluran frekuensi. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2011, JMM belum memulai kegiatan usahanya.
Pada bulan Oktober 2009, Perusahaan mengakuisisi 80,57% kepemilikan atau total 141.000 lembar saham SMI dari PT Spektrum Duta Corporasi (Catatan 21). Proses akuisisi ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusannya No. AHU-01.10-17379 tanggal 9 Oktober 2009. SMI memiliki 73,91% kepemilikan di PLP, pengelola Pusat Gaya Hidup (Lifestyle Center).
Pada tanggal 24 Mei 2010, Perusahaan mengakuisisi 16,89% kepemilikan atau 20.342 lembar saham PNR dari PT Azbindo Nusantara dan 1,37% kepemilikan atau 1.667 lembar saham PNR dari PT Persada Giri Abadi sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan terhadap PNR menjadi sebesar 99.99% atau 120.466 lembar saham (Catatan 21).
c. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Sebelum dilakukannya penawaran umum perdana atas saham Perusahaan, para pendiri Perusahaan memiliki 80.000.000 saham Perusahaan. Pada tanggal 2 Mei 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan surat No. S-840/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum atas 35.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Juni 1992, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
Pada tanggal 15 November 1993, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal disetor Perusahaan dari 115.000.000 saham menjadi 230.000.000 saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham.
Pada tanggal 4 Mei 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan surat No. S-796/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas sebanyak 115.000.000 saham.
Pada tanggal 27 Agustus 2003, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal disetor Perusahaan dari 345.000.000 saham menjadi 355.000.000 saham yang berasal dari penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Peningkatan modal tersebut dilakukan oleh PT Bimantara Citra Tbk dan PT Paraga Artamida, pemegang saham pendiri.
Pada tanggal 14 Nopember 2006, pemegang saham menyetujui untuk membagikan saham bonus sejumlah 355.000.000 lembar saham yang berasal dari selisih penilaian kembali aset tetap dan agio saham. Setiap pemegang saham menerima satu lembar tambahan saham untuk setiap saham yang dimiliki per tanggal 22 Desember 2006.
Sesuai dengan pengumuman tentang pemecahan saham (stock split) No. Peng-457/BEJ-DAG/U/12-2006 tanggal
22 Desember 2006 yang dikeluarkan oleh BEJ, ditetapkan tanggal perdagangan saham dengan nilai nominal Rp 200 per lembar saham dimulai sejak tanggal 2 Januari 2007.
BES dan BEJ bergabung/merger pada tanggal 30 Nopember 2007 dan BEJ berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tanggal 31 Maret 2011, seluruh saham Perusahaan sejumlah 3,550 juta lembar saham telah tercatat di BEI.
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun 2010
Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman
PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Menurut PSAK 26 (revisi 2008), biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan set kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Penerapan standar ini tidak berpengaruh terhadap jumlah periode lalu dan sekarang, tetapi mempengaruhi jumlah biaya pinjaman masa mendatang.
8
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan.
Karena PSAK ini diterapkan secara prospektif, penerapan awal tidak mempunyai pengaruh signifikan atas jumlah yang dilaporkan di tahun 2009. Pengaruh signifikan penerapan awal terhadap Perusahaan dan anak perusahaan di tahun 2010 terutama terhadap nilai wajar kewajiban keuangan jangka panjang.
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan dan mulai diterapkan pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas
PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi
PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 19 (revisi 2010): Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan
PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
c. Standar dan interpretasi telah diterbitkan dan mulai diterapkan pada atau setelah 1 Januari 2012: PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja
PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan
PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Sahamnya.
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
9
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasi, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:
Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk
disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.
Untuk menyajikan kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut hak minoritas).
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Pembukuan untuk transaksi Hotel, Pusat Perbelanjaan, Perkantoran dan Pemilik dilakukan secara terpisah. Transaksi Hotel dibukukan oleh pengelola hotel (PT Hyatt Indonesia), sedangkan transaksi Pusat Perbelanjaan, Perkantoran dan Pemilik dilakukan oleh Pemilik. Untuk penyajian laporan keuangan, dilakukan penggabungan dari laporan keuangan Pemilik, Hotel dan Pusat Perbelanjaan dengan mengeliminasi saldo akun-akun yang saling berhubungan.
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 3c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
Hasil anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang diterapkan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan.
10
c. Penggabungan Usaha
Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya
penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
Hak milik pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.
d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali PIFBV, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
Pembukuan PIFBV diselenggarakan dalam mata uang Euro. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban PIFBV pada tanggal neraca dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah, masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan bebandijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tahun yang bersangkutan. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.
e. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
1) perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2) perusahaan asosiasi;
3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
11
f. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut: Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Pinjaman yang diberikan dan piutang Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan kelompok diperdagangkan diklasifikasi sebagai FVTPL. Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 5.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Piutang nasabah dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
12
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual, akan dinilai penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain.
Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
g. Kewajiban Keuangan dan Instrument Ekuitas Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrument ekuitas.
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Perusahaan dan anak perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Kewajiban keuangan
Hutang usaha dan hutang lainnya, jaminan, wesel bayar dan hutang bank serta pinjaman lainya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadarluarsa.
h. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
13
i. Kas dan Setara Kas
Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
j. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
k. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
l. Properti Investasi
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi berikut ini:
Tahun
Bangunan 8 – 40
Mesin dan peralatan 12
Peralatan operasi 4 - 8
Prasarana Gedung 4 – 10
Jembatan 3
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 40
Peralatan kantor 4 – 8
Mesin dan perlengkapan 12
Peralatan operasional 4 – 5
Perabot dan perlengkapan 4
Prasarana gedung 5 – 10
Kendaraan 4 - 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
14
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan siap digunakan.
n. Penurunan Nilai Aset
Pada tanggal neraca, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3f. o. Sewa
Sewa diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi criteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Sebagai Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Dalam hal insentif diberikan dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai aset. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurang dari pendapatan sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pemilik.
p. Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomiknya.
q. Beban Tangguhan Perangkat Lunak
Beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan dan ijin pemakaian software dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis antara tiga hingga lima tahun.
r. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan Hotel
Pendapatan hotel diakui pada saat jasa diberikan atau pada saat hotel telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
15
s. Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan lokal tetapnya. Perusahaan dan anak perusahaan juga membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mengacu pada Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan
kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui dan dikurangi dengan nilai wajar aset program.
t. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi kondolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Untuk pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
u. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Perusahaan dan anak perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak terdapat efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
v. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam dua segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
16
4. KAS DAN SETARA KAS
31 Maret 2011 31 Desember 2010
Rp'000 Rp'000
Kas 346,972 291,319
Bank Rupiah
Bank Internasional Indonesia 20,889,377 14,205,700
Bank Negara Indonesia 2,941,989 6,926,099
Bank Mandiri 2,202,307 3,686,429
Bank Central Asia 1,843,561 1,797,646
Citibank 382,480 482,346
Bank Danamon 12,268 260,892
Bank Sinarmas 24,996 151,610
Bank CIMB Niaga 6,946,442 10,293
Bank Permata 1,094
-Bank Mega 1,965 1,989
Dollar Amerika Serikat
Bank Internasional Indonesia 117,115,985 122,443,158
Bank Negara Indonesia 2,722,534 10,047,506
Sumitomo Mitsui Banking
Corporation 1,022,218 1,055,318
Bank Danamon 932,104 962,563
Bank CIMB Niaga 35,432,546 277,535
Bank Mandiri 119,713 154,560
Citibank 46,449 44,477
Commonw ealth 2,559 2,715
Euro
Ing Bank 23,229 22,557
Jumlah Kas dan Bank 193,010,789 162,824,712
Deposito berjangka Rupiah
Bank Negara Indonesia 176,250,000
Bank Internasional Indonesia 110,124,172 46,080,504
Bank Mandiri 13,650,000 17,900,000
Bank CIMB Niaga - 1,775,000
Dollar Amerika Serikat Bank Negara Indonesia
(US$ 1.500.000 tahun 2011 13,063,500 28,773,049
US$ 3.200.206 tahun 2010) Bank Internasional Indonesia
(US$ 553.347 tahun 2011 dan
US$ 255.000 tahun 2010) 4,819,103 2,292,705
Bank Ganesha
(US$ 116.935 tahun 2010) - 1,051,365
Bank Mandiri (US$ 45.674 tahun 2010) - 410,658
Jumlah Deposito Berjangka 141,656,775 274,533,281
Jumah 334,667,564 437,357,993
Tingkat bunga per tahun deposito berjangka adalah sebagai berikut:
Rupiah 4,5% - 7% 4,75% - 7,00%
17
5. INVESTASI SEMENTARA
NAB/Unit Unit Jumlah NAB/Unit Unit Jumlah
Investasi sementara Rupiah
Reksadana
Danamas Rupiah Plus 1,000 1,127,803 1,127,803 1,000 1,374,119 1,374,119
Danamas Stabil 1,913 18,959 36,266 1,870 463,992 867,834 Danamas Mantap 1,453 151,503 220,131 1,419 151,503 214,939 Jumlah 1,298,265 1,384,200 1,989,614 2,456,892 Pengelola Dana Sinarmas Sekuritas - - 88,850,121 - - 140,352,637 Pacific Way - - 76,913,141 - - 75,776,494 Jumlah - 165,763,262 - 216,129,131
Dollar Amerika Serikat Reksadana
Danamas Dollar 11,735 11,839 138,938 12,032 11,839 142,449
Pengelola Dana
Pacific Way - - - 63,595,540
Jumlah Investasi Sementara 1,310,104 167,286,399 2,001,453 282,324,012
31 Maret 2011 (Rp'000) 31 Desember 2010 (Rp'000)
Investasi sementara adalah rekasadana dan pengelolaan dana oleh fund manager sebagai efek yang diperdagangkan. Kontrak pengelolaan dana (investasi) adalah kontrak pengelolaan investasi dimana Perusahaan dan anak perusahaan memberikan kewenangan kepada manajer investasi untuk melakukan penempatan dana dalam berbagai jenis investasi. Investasi ini dikelola oleh Sinarmas Sekuritas dan Pacific Way.
Nilai wajar investasi reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih yang dipublikasikan.
Nilai wajar investasi pengelolaan dana yang tercatat di tentukan berdasarkan harga pasar dari instrument yang dikeluarkan oleh pengelola dana.
18
6. PIUTANG USAHA
31 Maret 2011 31 Desember 2010
Rp'000 Rp'000
a. Berdasarkan pelangganan
Sew a kantor dan ruangan 110,619,617 118,999,838
In-house guest 4,923,966 3,350,353
City ledger 4,229,070 3,172,997
Kartu kredit 1,404,063 926,492
Agen perjalanan 348,370 495,323
Jumlah 121,525,086 126,945,003
Penyisihan piutang ragu-ragu (1,411,283) (1,411,283)
Bersih 120,113,803 125,533,720
b. Berdasarkan umur
Belum jatuh tempo 50,963,788 54,126,196
Sudah jatuh tempo:
1 s/d 30 hari 12,599,445 14,152,798
31 s/d 60 hari 7,785,675 10,032,245
61 s/d 90 hari 6,036,918 3,509,650
Lebih dari 90 hari 44,139,260 45,124,114
Jumlah 121,525,086 126,945,003
Penyisihan piutang ragu-ragu (1,411,283) (1,411,283)
Bersih 120,113,803 125,533,720
c. Berdasarkan mata uang
Rupiah 109,797,811 109,527,529
Dollar Amerika Serikat 11,727,275 17,417,474
Jumlah 121,525,086 126,945,003
Penyisihan piutang ragu-ragu (1,411,283) (1,411,283)
Bersih 120,113,803 125,533,720
Mutasi piutang ragu-ragu
Saldo aw al 1,411,283 322,762
Penambahan (Catatan 17) - 1,088,521
Saldo akhir 1,411,283 1,411,283
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang tersebut di atas.
19
7. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp'000 Rp'000 Pajak penghasilan Pasal 22 941,358 941,358 Pasal 23 312,488 250,633 Fiskal 36,307 36,307
Pajak pertambahan nilai - bersih 12,693,750 12,693,749
Jumlah 13,983,902 13,922,047
Pada tanggal 28 April 2010, Perusahaan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) pajak penghasilan dari Direktorat Jenderal Pajak untuk tahun pajak 2008 yang berjumlah Rp 2.012.874 ribu. Sebagian SKPLB telah diterima Perusahaan pada bulan Mei 2010 sebesar Rp 1.933.154 ribu dan sisanya dilakukan pemindahbukuan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas pajak penghasilan lainnya.
8. ASET TETAP
1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2011
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan:
Bangunan 495,166,482 - - - 495,166,482
Peralatan kantor 23,577,092 338,508 56,863 - 23,858,737
Mesin dan perlengkapan 73,192,395 152,000 - - 73,344,395
Peralatan operasional 101,559,067 1,335,945 241,766 - 102,653,246
Perabot dan perlengkapan 37,823,813 111,712 29,387 - 37,906,138
Prasarana gedung 225,147,758 1,662,483 319,535 - 226,490,706
Kendaraan 32,113,703 2,966,575 1,903,600 - 33,176,678
Aset dalam penyelesaian 931,144,355 28,602,521 - - 959,746,876
Jumlah 1,919,724,665 35,169,744 2,551,151 - 1,952,343,258
Akumulasi penyusutan:
Bangunan 190,586,629 3,094,791 - 193,681,420
Peralatan kantor 20,357,140 1,474,651 3,258 - 21,828,533
Mesin dan perlengkapan 51,366,574 980,841 - - 52,347,415
Peralatan operasional 79,343,915 2,014,268 159,974 - 81,198,209
Perabot dan perlengkapan 32,156,432 154,023 24,055 - 32,286,400
Prasarana gedung 151,784,770 6,260,414 184,617 - 157,860,567
Kendaraan 18,277,390 1,467,493 1,865,704 - 17,879,179
Jumlah 543,872,850 15,446,481 2,237,608 - 557,081,723
20
1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2010
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan:
Bangunan 495,166,482 - - - 495,166,482
Peralatan kantor 33,634,107 4,338,317 14,395,332 - 23,577,092
Mesin dan perlengkapan 72,534,937 657,458 - - 73,192,395
Peralatan operasional 90,042,752 12,296,173 779,858 - 101,559,067
Perabot dan perlengkapan 38,787,301 1,714,532 2,678,020 - 37,823,813
Prasarana gedung 195,897,880 29,908,738 658,860 - 225,147,758
Kendaraan 27,526,653 8,305,669 3,718,619 - 32,113,703
Aset dalam penyelesaian 836,860,958 94,283,397 - - 931,144,355
Jumlah 1,790,451,070 151,504,284 22,230,689 - 1,919,724,665
Akumulasi penyusutan:
Bangunan 175,799,303 14,787,326 - 190,586,629
Peralatan kantor 26,210,748 3,651,203 9,504,811 - 20,357,140
Mesin dan perlengkapan 47,040,197 4,326,377 - - 51,366,574
Peralatan operasional 71,004,072 9,119,701 779,858 - 79,343,915
Perabot dan perlengkapan 34,402,572 431,880 2,678,020 - 32,156,432
Prasarana gedung 128,638,968 23,804,662 658,860 - 151,784,770
Kendaraan 15,960,283 5,360,009 3,042,902 - 18,277,390
Jumlah 499,056,143 61,481,158 16,664,451 - 543,872,850
Jumlah tercatat 1,291,394,927 1,375,851,815
Penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebesar Rp 15.446.481 ribu dan Rp 61.481.158 ribu masing- masing untuk tahun 2011 dan 2010.
Aset dalam penyelesaian terdiri dari apartemen dan renovasi pusat perbelanjaan yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2011.
Aset tetap dan properti investasi Perusahaan digunakan sebagai agunan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 11).
Pada tahun 2011 dan 2010, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aset tetap dan properti investasinya, kecuali tanah, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya yang diselenggarakan oleh PT. Kali Besar Raya Utama Insurance Broker, pihak hubungan istimewa (Catatan 22), dan PT BGIB Insurance Broker, dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 456.158.000 dan Rp 24.369.500 ribu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
21
9. PROPERTI INVESTASI
1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2011
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan:
Tanah 142,260,571 - - - 142,260,571
Bangunan 1,709,134,716 - - - 1,709,134,716
Mesin dan perlengkapan 236,718,693 696,119 - - 237,414,812
Peralatan operasi 52,119,086 2,817,861 - - 54,936,947
Prasarana gedung 209,605,491 3,055,052 - - 212,660,543
Jumlah 2,349,838,557 6,569,032 - - 2,356,407,588
Akumulasi penyusutan:
Bangunan 148,730,458 11,329,762 - - 160,060,220
Mesin dan perlengkapan 44,674,377 4,906,812 - - 49,581,189
Peralatan operasi 31,230,243 2,038,101 - - 33,268,344
Prasarana gedung 89,583,545 5,774,829 - - 95,358,374
Jumlah 314,218,623 24,049,504 - - 338,268,127
Jumlah tercatat 2,035,619,934 2,018,139,462
1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2010
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan:
Tanah 320,746,455 - 178,485,884 - 142,260,571
Bangunan 1,776,620,397 - 67,485,681 - 1,709,134,716
Mesin dan perlengkapan 229,838,250 11,899,125 5,018,682 - 236,718,693
Peralatan operasi 51,682,283 4,791,119 4,354,316 - 52,119,086
Prasarana gedung 173,602,253 37,314,897 1,311,659 - 209,605,491
Jumlah 2,552,489,638 54,005,141 - - 2,349,838,557
Akumulasi penyusutan:
Bangunan 153,869,258 51,190,910 56,329,710 - 148,730,458
Mesin dan perlengkapan 29,124,578 19,638,401 4,088,602 - 44,674,377
Peralatan operasi 25,814,696 9,072,902 3,657,355 - 31,230,243
Prasarana gedung 63,115,135 27,780,345 1,311,935 - 89,583,545
Jumlah 271,923,667 107,682,558 - - 314,218,623
Jumlah tercatat 2,280,565,971 2,035,619,934
Beban penyusutan sejumlah Rp 24.049.504 ribu dan 107.682.558 ribu masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010 dicatat sebagai beban penyusutan dan amortisasi.
Pada tanggal 26 Oktober 2001, pemerintah memberikan hak guna bangunan atas tanah yang terletak di Jl. M.H. Thamrin, kepada PNR, anak perusahaan, melalui pertukaran dengan tanah dan bangunan yang berlokasi di daerah lain di Jakarta, dimana PNR mempunyai hak untuk menggunakan tanah selama 30 tahun, sampai dengan tanggal 25 Oktober 2031. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Properti investasi termasuk aset dalam rangka bangun, kelola dan alih PLP, anak perusahaan yang secara tidak langsung diakuisisi pada bulan Oktober 2009 (Catatan 24j).
22
Nilai buku aset ini pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut:
1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2011
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
Biaya perolehan:
Bangunan 404,190,969 - - 404,190,969
Mesin dan perlengkapan 14,302,539 - - 14,302,539
Peralatan operasional 21,090,451 1,352,181 - 22,442,632
Jumlah 439,583,959 1,352,181 - 440,936,140
Akumulasi penyusutan:
Bangunan 31,091,613 3,109,161 - 34,200,774
Mesin dan perlengkapan 4,414,974 446,954 - 4,861,929
Peralatan operasional 10,144,381 1,056,127 - 11,200,507
Jumlah 45,650,968 4,612,242 - 50,263,210
Jumlah tercatat 393,932,991 390,672,930
Pada tahun 2010, PNR menjual tanah dan bangunan serta seluruh mesin dan perlengkapan yang melekat didalamnya (Catatan 8 dan 9) kepada PT China Sonangol Media Investment (CSMI) dengan harga USD 71.000 ribu (setara dengan Rp 633,817 miliar).
Keuntungan atas penjualan aset tetap dan property investasi adalah sebagai berikut:
31 Maret 2011 31 Desember 2010
Rp'000 Rp'000
Harga jual 928,453 635,319,575
Nilai buku tercatat
Properti investasi - 191,268,620
Aset tetap 260,754 5,566,238
Beban tangguhan hak atas tanah - 14,072,569
Softw are - 450,659
Keuntungan penjualan aset 667,699 423,961,489
Beban tangguhan atas tanah dihapuskan sebagai bagian dari aset bangunan yang dijual kepada CSMI.
Nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2010, termasuk aset dari PLP dalam rangka Bangun-Kelola-Alih masing-masing sebesar Rp 3.124.552 juta dan US$ 363.770.000 (setara dengan Rp 3.246.283 juta), penilaian pada tanggal 11 Agustus 2010 dari KJPP Rengganis, Hamid dan Rekan untuk tahun 2010, penilai independen. Penilaian dilakukan berdasarkan harga pasar.
Properti investasi dan aset tetap Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang (Catatan 11). 10. HUTANG PAJAK 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp'000 Rp'000 Pajak penghasilan: Pasal 4 (2) final 4,286,162 11,272,732 Pasal 21 1,483,765 5,982,893 Pasal 22 19,482 Pasal 23 273,319 542,488 Pasal 26 529,005 1,404,516 Pajak pembangunan I 3,447,387 2,872,398
Pajak pertambahan nilai 3,806,995 7,466,760
23
11. HUTANG BANK JANGKA PANJANG
31 Maret 2011 31 Desember 2010
Rp'000 Rp'000
Bank CIMB Niaga - US$ 102.480.000 tahun 2011 892,498,320 944,055,000
dan US$ 105.000.000 tahun 2010
Club Deal dari PT Bank Sinarmas - 97,333,333
Jumah 892,498,320 1,041,388,333
Biaya transaksi yang belum diamortisasi (14,394,566) (14,748,531)
Bersih 878,103,754 1,026,639,802
Jadw al pembayaran
Dalam satu tahun 65,108,484 92,207,369
Tahun kedua 87,055,164 89,874,036
Tahun ketiga 213,065,685 314,964,815
Tahun keempat 235,926,810 243,566,190
Tahun kelima 291,342,177 300,775,923
Jumlah 892,498,320 1,041,388,333
Biaya transaksi yang belum diamortisasi
Dalam satu tahun (1,050,095) (4,061,234)
Tahun kedua (1,404,060) (3,895,250) Tahun ketiga (3,436,408) (3,413,366) Tahun keempat (3,805,121) (2,361,939) Tahun kelima (4,698,882) (1,016,742) Bersih 878,103,754 1,026,639,802 Hutang lancar 85,651,104 88,146,135
Hutang jangka panjang 792,452,650 938,493,667
Bank CIMB Niaga
Pada tanggal 13 Desember 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman sebesar US$ 105.000.000 yang digunakan untuk pembayaran kembali pinjaman sindikasi yang diperoleh Perusahaan pada tanggal 22 September 2006.
Fasilitas pinjaman ini telah seluruhnya dicairkan pada tanggal 23 Desember 2010.
Berdasarkan perjanjian, suku bunga pinjaman untuk setiap periode bunga yang dikenakan adalah tingkat persentase per tahun agregat dari marjin (4% per tahun, atau 5% per bulan terjadi pelanggaran atas rasio keuangan yang
dipersyaratkan) ditambah SIBOR untuk off-shore lender dan suku bunga diskonto LPS untuk on-shore lender dengan
dasar pro-rata yang ditentukan oleh agen.
Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga mengambang, sehingga Perusahaan dan anak perusahaan dipengaruhi risiko arus kas terhadap tingkat bunga.
Fasilitas pinjaman ini dijamin secara fiducia dengan property investasi dan aset tetap Perusahaan yang terdiri dari Plaza Indonesia, Hotel Grand Hyatt, The Plaza dan Keraton, seluruh piutang dan pendapatan yang ada dan yang akan diterima atas pendapatan dari Hotel, sewa dan penjualan Keraton.
Perjanjian pinjaman mencakup persyaratan antara lain membatasi Perusahaan untuk menurunkan jumlah modal, melakukan merger, menjual atau mengalihkan asetnya kepada pihak diijinkan lain, membuat pinjaman lain selain yang dijinkan oleh bank, memberikan pinjaman kepada siapapun atau memberikan garasi kepada seseorang. Perusahaan juga diminta untuk menjaga rasio keuangan tertentu yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, yaitu perbandingan antara total hutang dengan kekayaan bersih berwujud tidak lebih dari 2 kali, debt service ratio tidak lebih dari 1,25 kali security cover ratio tidak kurang dari 2.5 kali, total debt to EBITDA ratio untuk laporan keuangan per 31 Desember 2011 tidak lebih dari 4 kali dan untuk laporan keuangan setelah 31 Desember 2011 tidak melebihi 3,5 kali.
Club Deal dari PT Bank Sinarmas
PT Plaza Lifestyle Prima (PLP), anak perusahaan dari SMI memperoleh fasilitas dalam bentuk pinjaman Club Deal dari PT Bank Sinarmas bersama dengan PT AB Sinarmas Multifinance sebesar Rp 180 milyar dengan periode fasilitas pinjaman dari 25 September 2007 sampai dengan 25 September 2013 dan bunga tahunan sebesar 13% dari PT Bank Sinar Mas dan 16% dari PT AB Sinarmas Multifinance.
24
Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga tetap, sehingga Perusahaan dan anak perusahaan dipengaruhi risiko nilai wajar tingkat bunga.
Tujuan pinjaman adalah untuk melaksanakan pembangunan proyek FX Lifestyle Prima. Fasilitas pinjaman kredit ini dijaminkan dengan tagihan kepada seluruh tenant (future receivable), corporate guarantee dari PT Sarana Mitra Investama dan PT Aneka Bina Lestari, pengalihan hak pengelolaan Sudirman Place dari PLP kepada Bank Sinarmas, gadai saham PLP milik PT Aneka Bina Lestari dan PT Sarana Mitra Investama.
Selama jangka waktu kredit, PLP tidak diperkenankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut kecuali dengan persetujuan dari bank Sinarmas: menyatakan atau dinyatakan bangkrut atau pailit, membagikan deviden kepada pemegang saham, melunasi hutang pemegang saham, membayar bunga atas hutang kepada pemegang saham, pinjaman kepada pemegang saham menjadi subordinasi (dibawah) dari pinjaman Bank Sinarmas, melakukan perubahan susunan pemegang saham dan melakukan penarikan atas modal yang sudah disetor penuh.
Pada tanggal 25 Pebruari 2011, seluruh hutang Club Deal telah dilunasi. Pinjaman Sindikasi
Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi dari 10 bank asing dan kreditur lokal yang dikoordinasi oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
Fasilitas pinjaman maksimum sebesar US$ 150.000.000, digunakan untuk pembayaran kembali hutang Perusahaan dan PIFBV kepada Sumitomo Bank dan untuk membiayai proyek perluasan Plaza Indonesia.
Pencairan pertama fasilitas pinjaman sebesar US$ 26.600.000 telah dilakukan pada tanggal 29 September 2006 dan pencairan dana pinjaman selanjutnya akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan proyek perluasan dalam waktu 3 tahun setelah pencairan pertama.
Berdasarkan perjanjian, pinjaman dikenakan bunga per tahun sebesar LIBOR ditambah 3,85%. Jangka waktu pinjaman adalah 60 bulan sejak tanggal pencairan pertama fasilitas pinjaman dan jadwal pembayaran kembali adalah setiap 3 bulanan yang akan dimulai pada bulan ke – 39.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan beberapa bidang tanah seluas 45.010 meter persegi beserta bangunan hotel dan pusat perbelanjaan diatasnya, menyerahkan secara fidusia hak kepemilikan atas piutang hotel dan pusat perbelanjaan, persediaan, mesin, peralatan dan semua harta berwujud yang dimiliki Perusahaan; hak atas penyewaan; rekening deposit bank, capital expenditure dan escrow yang diijinkan.
Perjanjian pinjaman mencakup persyaratan antara lain Bimantara grup, Sinar Mas grup dan Ometraco grup tetap menjadi pemegang saham Perusahaan dan secara bersama-sama menjadi pemegang saham mayoritas Perusahaan dan pengendali manajemen, Perusahaan tidak diperkenankan untuk berhenti (delisted) dari keanggotaannya pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) serta Perusahaan diminta untuk menjaga rasio keuangan tertentu yang dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, yaitu perbandingan antara total hutang dengan kekayaan bersih berwujud tidak lebih dari 2,5:1,0, rasio modal kerja tidak kurang dari 0,5:1,0 dan perbandingan antara laba sebelum beban pajak, penyusutan dan amortisasi dengan beban bunga tidak kurang dari 1,0:1,0.
Pada tanggal 11 Oktober 2007, Perusahaan telah menginformasikan kepada Sumitomo Mitsui Banking Corporation bahwa saham Perusahaan yang dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk (dahulu PT Bimantara Citra Tbk) telah dijual yang mana merupakan bagian dari rencana restrukturisasi di dalam Group PT Global Mediacom Tbk dan bahwa susunan manajemen Perusahaan tidak mengalami perubahan.
Jadwal pembayaran pinjaman adalah sebagai berikut:
Persentase pinjaman
Tahun pembayaran yang dibayar
2009 5%
2010 40%
2011 55%
Jumlah 100%
Pada tanggal 23 Desember 2010 Perusahaan telah mempercepat pelunasan sisa pinjaman sebesar US$ 105.000.000.