• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

TAHUN 2017

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki potensi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan yang besar. Potensi sumberdaya perikanan Kabupaten Banyuasin mencakup perikanan tangkap (laut dan perairan umum), perikanan budidaya (kolam, tambak dan keramba) yang didukung kondisi geografis dengan panjang garis pantai mencapai 275 km dan dilalui sungai besar seperti Sungai Banyuasin dan Sungai Musi yang dapat menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Kabupaten Banyuasin. Untuk menggerakkan kegiatan pembangunan di Kabupaten Banyuasin maka diharapkaan adanya sarana dan prasarana yang baik. Kabupaten Banyuasin sangat prospektif baik ditinjau dari segi aspek teknis, sosial, ekonomi maupun sumberdaya yang tersedia.

Wilayah Kabupaten Banyuasin hampir 80% adalah dataran berupa pasang surut dan lebak, sedangkan 20% sisanya merupakan penyebaran lahan kering dengan topografi sampai bergelombang. Untuk daerah penangkapan disepanjang pesisir timur. Untuk kegiatan usaha budidaya air payau terdapat di Kecamatan Banyuasin II, Makarti Jaya, Tanjung Lago dan Muara Sugihan sedangkan budidaya air tawar hampir ada di seluruh Kecamatan dengan sentra di Kecamatan Talang Kelapa, Rantau Bayur dan Tanjung Lago.

Sampai saat ini kegiatan usaha Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Banyuasin sebagian besar merupakan perikanan rakyat yang bersifat tradisional, dimana jumlah kepemilikan kapal, keramba, kolam, dan tambak masih dalam skala kecil, sedangkan pemodalan, keterampilan

(3)

2

dan teknologi yang digunakan relatif rendah, diharapkan adanya peran swasta. Kendala dan hambatan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin antara lain adalah masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang masih belum memadai dan faktor eksternal berupa musim yang tidak dapat diperkirakan. Selain faktor tersebut terdapat pula faktor lain yang bersifat non teknis terkait jadwal kegiatan yang terlambat dan hasil pencapaian sasaran belum dapat diukur pada akhir dari kegiatan.

Keberhasilan serta percepatan pembangunan daerah selain didukung oleh ketersediaan sumberdaya alam, juga sangat ditentukan oleh tersedianya sumberdaya manusia yang handal. Oleh karena itu, pembangunan sumberdaya manusia merupakan upaya untuk menjadikan sumberdaya manusia tidak hanya sebagai objek pembangunan, tetapi sekaligus sebagai subjek pembangunan yang mampu mengelola potensi sumberdaya alam yang tersedia dibidang perikanan di Kabupaten Banyuasin diatas, berpengaruh juga terhadap kualitas tenaga kerja. Secara umum kualitas tenaga kerja bidang perikanan di Kabupaten Banyuasin masih sangat rendah. Tingkat pendidikan masyarakat perikanan yang masih rendah berpengaruh pada rendahnya daya serap atau adaptasi masyarakat perikanan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdampak pada kurang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga daya dukung terhadap pertumbuhan ekonomi pun belum optimal. Pembangunan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin secara lestari dan berkesinambungan harus memperhatikan program dan kegiatan yang dijadikan prioritas utama, mengingat keterbatasan dana pembangunan daerah Kabupaten Banyuasin tanpa memperhatikan program yang dijadikan prioritas utama tersebut maka pembangunan perikanan berjalan secara tidak efektif dan efisien.

(4)

B. Kewenangan, Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

Kewenangan

Kewenangan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai daerah otonom, yakni kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tugas Pokok

Dalam rangka untuk mengantisipasi permasalahan perikanan, meningkatkan kinerja serta menentukkan kebijakan pembangunan perikanan, maka berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Banyuasin dan Keputusan Bupati Banyuasin Nomor 62 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin dengan Kedudukan sebagai Unsur Pelaksana Pemerintah Kabupaten dibidang Perikanan dan Kelautan dan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Banyuasin.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Perikanan dan kelautan Kabupaten Banyuasin mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Kabupaten dibidang Perikanan dan Kelautan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas

(5)

4

tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan menyelenggarakan fungsi yaitu:

a) Perumusan Kebijakan dibidang Perikanan dan Kelautan;

b) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Perikanan dan Kelautan;

c) Pelaksanaan kegiatan Sekretariat, yaitu urusan umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

d) Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan pengelolaan Perikanan dan Kelautan;

e) Pelayanan umum dibidang Perikanan dan Kelautan;

f) Pengawasan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan pemerintah;

g) Pembinaan usaha dan pengujian teknologi dalam rangka penerapan teknologi anjuran;

h) Pengolahan data, melaksanakan pembinaan teknis dan program pembangunan Perikanan dan Kelautan dalam wilayah Kabupaten; i) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup

tugasnya;

j) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Perikanan dan Kelautan, Struktur organisasi dinas dibentuk dengan berlandaskan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Banyuasin dan Peraturan Bupati Banyuasin Nomor 625 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari :

(6)

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan b. Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian

c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 3. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

a. Seksi Bina Mutu Pengolahan Hasil Perikanan b. Seksi Pengembangan Usaha dan Pemasaran 4. Bidang Perikanan Tangkap

a. Seksi Bina Produksi Perikanan Tangkap

b. Seksi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap 5. Bidang Perikanan Budidaya

a. Seksi Bina Produksi Perikanan Budidaya

b. Seksi Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya 6. Bidang Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

a. Seksi Pemberdayaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

b. Seksi Pengawasan dan Konservasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Kelompok Jabatan Fungsional 8. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja (LKj) Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun 2016 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Ketentuan ini memberikan tuntutan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai

(7)

6

bagian integral dari siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Esensi dari SAKIP adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintah untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis Pemerintah dapat diwujudkan melalui implementasi strategi pencapainnya (program dan kegiatan) yang terencana dan terlaksana dengan baik. Implementasi SAKIP diawali dengan Penyusunan Rencana Strategis yang memuat visi, misi dan tujuan/sasaran strategis dan searah selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja yang diperoleh. Pada setiap akhir tahun pelaksanaan program/kegiatan, serta capaian kinerjanya dikomunikasikan kepada stakeholder dalam wujud Laporan Kinerja (LKj).

Laporan Kinerja (LKj) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, Laporan Kinerja merupakan sarana bagi instansi untuk memberikan informasi kinerja dan menyampaikan pertanggungjawaban kinerja pada seluruh stakeholder. Kedua, Laporan kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja dimasa datang.

(8)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin membuat dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) menjadi dasar dalam penyusunan Perjanjian Kinerja dan dengan mencantumkan indikator kinerja dan target kinerja. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja atau perjanjian kinerja antara Bupati dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan untuk mewujudkan target kinerja berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Permenpan 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Dinas Perikanan dan Kelautan telah membuat Perjanjian Kinerja sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada, dan mengikuti tahapan pengalokasian dana. Penetapan Kinerja Dinas Perikanan dan

(9)

8

kelautan Kabupaten Banyuasin menyajikan informasi yang meliputi Program Utama, Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, Target Kinerja, dan Jumlah Anggaran yang Dialokasikan.

Tabel 2.1

Perjanjian Kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun 2016 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 2 3 4

1. Meningkatkan Produksi Perikanan dan Kelautan

Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya 12 % Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap 6.8 % 2. Meningkatnya Konsumsi Ikan

Konsumsi Ikan Per Kapita Per Tahun

34.88 kg/kapita/tahun

3. Meningkatnya Hasil Produksi Olahan

Hasil Olahan Perikanan dan Kelautan

19.716,62 ton

Program dan kegiatan serta jumlah anggaran selengkapnya terdapat pada lampiran. Seluruh indikator kinerja yang ada di tabel adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perikanan dan Kelautan.

(10)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Tahun 2016

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang.

Metodelogi Pengukuran Pencapaian Kinerja

a. Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut:

1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

Realisasi

2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Realisasi

Capaian indikator kinerja = X 100 Rencana

Rencana – ( Realisasi – Rencana ) Capaian indikator kinerja = X 100 Kinerja Rencana

(11)

10

Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja juga dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan realisasi tahun lalu, serta capaian sampai dengan tahun ini dengan target pada akhir periode dokumen RPJMD.

b. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara sasaran dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah direncanakan.

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

X > 85 % : Sangat Berhasil

70 % < X < 85 % : Berhasil

55 % < X < 70 % : Cukup Berhasil

X < 55% : Tidak Berhasil

Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator kinerja berupa indikator masukan, keluaran dan hasil.

(12)

Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016

Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin, diuraikan sebagai berikut :

1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.1

Persentase Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Persentase Tingkat Capaian

1 2 3 4 5

A. Sasaran Meningkatnya Produksi Perikanan dan Kelautan

1. Persentase Peningkatan Produksi Perikanan

Budidaya

% 12 12.79 106.58

2. Persentase Peningkatan Produksi Perikanan

Tangkap

% 6.8 7.49 110.15

B. Sasaran Meningkatnya Konsumsi Ikan

1. Konsumsi Ikan per Kapita per Tahun

kg/kapita 34.88 40.40 115.82

C. Sasaran Meningkatnya Hasil Produksi Olahan

1. Hasil Olahan Perikanan dan Kelautan Ton 19,716.62 20,208.12 102.49

(13)

12

2. Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015, Tahun 2014 dan Tahun 2013

Tabel 3.2

Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 dengan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2015, 2014 dan Tahun 2013

Indikator Kinerja Satuan

Realisasi Capaian

2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Sasaran Meningkatnya Produksi Perikanan dan Kelautan 1 Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya % 10 2.6 7.13 12.79 20 130 118.83 106.58 2 Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap % 2.8 2.2 5.5 7.49 103.7 110 127.9 110.15

B. Sasaran Meningkatnya Konsumsi Ikan

1 Konsumsi Ikan per Kapita per Tahun

Kg/kapita 33.16 34.11 35.81 40.40 105.74 101.34 104.65 115.82

C. Sasaran Meningkatnya Hasil Produksi Olahan Perikanan dan Kelautan

1 Perikanan dan Hasil Olahan

Kelautan

Ton - 19,565.39 19,917.57 20,208.12 - 101.37 102.09 102.49

(14)

3. Perbandingan Realisasi Kinerja sampai dengan Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah dalam Dokumen Renstra (Tahun 2018)

Tabel 3.3

Persentase Perbandingan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sampai dengan Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah Dokumen Renstra

No Indikator Satuan Realisasi Realisasi s/d 2016 Target Jangka Menengah Dokumen Renstra (2018) Persentase Tingkat Capaian 1 2 3 4 5 6

A. Sasaran Meningkatnya Produksi Perikanan dan Kelautan

1. Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya % 12.79 30 42.63 2. Persentase Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap... % 7.49 12.5 59.92

B. Sasaran Meningkatnya Konsumsi Ikan

1. Konsumsi Ikan per

Kapita per Tahun Kg/kapita 40.40 36.48 110.74

C. Sasaran Meningkatnya Hasil Produksi Olahan Perikanan dan Kelautan 1.

Hasil Olahan Perikanan dan Kelautan

Ton 20,208.12 20,132.50 100.37

(15)

14

4. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Standar Nasional

Capaian kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan dengan indikator kinerja persentase produksi perikanan budidaya, persentase produksi perikanan tangkap, konsumsi ikan per kapita per tahun, dan hasil olahan perikanan dan kelautan tidak dapat dilakukan perbandingan dengan target nasional karena ditingkat nasional, urusan bidang Kelautan dan Perikanan merupakan urusan pilihan dan tidak ada data Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari Kementerian terkait, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

5. Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan atau Peningkatan / Penurunan Kinerja serta Alternative Solusi yang Telah Dilaksanakan

a) Sasaran Meningkatnya Produksi Perikanan dan Kelautan

(1) Realisasi capaian dengan indikator persentase peningkatan produksi perikanan budidaya telah mencapai target bahkan melebihi target yang ditetapkan. Untuk produksi perikanan budidaya terealisasi sebesar 12.79% dari target sebesar 12%. Pada tahun 2014 produksi perikanan budidaya sebesar 31,031.30 ton, tahun 2015 produksi perikanan budidaya adalah 32,389.17 ton dan meningkat menjadi 34,410.07 ton pada tahun 2016, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada peningkatan sebesar 2,020.9 ton atau sebesar 6.24%, dan jika dibandingkan dengan tahun awal periode Renstra yaitu tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 4,176.94 ton atau sebesar 12.79%. Meningkatnya produksi perikanan budidaya disebabkan pada bulan januari - april stok benih ikan sedang melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhan benih pembudidaya ikan , selain itu pada awal dan akhir tahun 2015 ini juga curah hujan cukup tinggi sehingga

(16)

mengakibatkan nafsu makan ikan meningkat yang membuat pertumbuhan ikan yang dibudidayakan menjadi optimal, selain itu juga tidak lepas dari pembinaan dan pelatihan yang dilakukan kepada pembudidaya ikan dan juga bantuan berupa benih dan pakan, alat produksi budidaya dan lainnya. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin pada tahun 2016 menerima dana Tugas Pembantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, dengan kegiatan berupa pengelolaan kawasan perikanan budidaya, pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan, dan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya, sedangkan realisasi dari kegiatan tersebut antara lain lokasi percontohan teknologi (demonstration farm), bantuan benih, pakan dan sarana produksi.

Pada tahun 2016 realisasi dan capaian produksi budidaya jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan produksi tetapi tetap tergolong kecil jika dibandingkan dengan realisasi capaian tahun 2013 yaitu sebesar 10%. Terjadi perbedaan kenaikan produksi dari tahun 2013 hingga 2015, hal ini dikarenakan target yang ditetapkan pada tahun 2014 dan 2015 berdasarkan pada produksi perikanan budidaya tahun 2013 karena mengacu pada dokumen Renstra periode 2014-2018, sedangkan untuk tahun 2011-2013 menetapkan target berdasarkan pada produksi perikanan budidaya tahun 2009 mengacu pada dokumen Renstra periode 2009-2013. Realisasi Capaian pada tahun 2015 118.83, tahun 2014 adalah 130%, pada Tahun 2013 hanya 20%. Realisasi capaian pada tahun 2013 tidak bisa mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 50% karena terlalu tingginya dalam menetapkan target, juga belum berjalannya

(17)

16

program pengembangan kawasan Minapolitan dan juga gagal panen karena perubahan cuaca yang ekstrem dan bencana banjir. Apabila dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target jangka menengah dokumen Renstra tahun 2018, realisasi capaian dengan indikator kinerja tingkat produksi perikanan budidaya pada Tahun 2015 adalah 12.79%. Realisasi ini jika dibandingkan dengan target di akhir Renstra masih tergolong kecil karena target pada tahun 2018 sebesar 30%. Dengan demikian persentase capaian jika dibandingkan tahun 2018 adalah sebesar 42.63%. Target 30 % ini masih memungkinan untuk dicapai karena hasil capaian 42.63% ini masih ditahun ketiga periode Renstra. Dengan adanya dukungan program pengembangan usaha perikanan budidaya dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta adanya kemandirian kelompok pembudidaya maka target produksi sebesar 30% pada tahun 2018 akan bisa tercapai. Data peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2016 secara lebih lengkap disajikan pada tabel berikut :

NO Sub Sektor Produksi (Ton) 2012 2013 2014 2015 2016 1 Perikanan Budidaya 27,484.66 30,233.13 31,031.28 32,389.17 34,100.83 - Tambak 13,847.36 14,904.93 15,298.42 15,968.49 15,568.94 - Kolam 13,549.80 15,231.45 15,633.56 16,317.03 18,441,58 - Keramba 87.50 96.75 99.30 103.65 90.31

Sumber ; Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin, 2016

(2) Realisasi persentase peningkatan produksi perikanan tangkap telah mencapai target bahkan melebihi target yang ditetapkan. Untuk produksi perikanan tangkap terealisasi 7.49% dari target yang ditetapkan sebesar 6.8%. Pada tahun 2016 produksi

(18)

perikanan tangkap meningkat dari 52.402,08 ton menjadi 53.389,85 ton, ada peningkatan sebesar 987.77 ton. Peningkatan produksi perikanan tangkap ini selain karena faktor alam, yaitu terjadi peningkatan kelimpahan ikan pada bulan juni dan juli, juga disebabkan karena meningkatnya kapasitas kelompok-kelompok khususnya dalam wadah Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang merupakan hasil dari pembinaan dan pelatihan yang dilakukan kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan lainnya dan bantuan alat tangkap yang terus berlanjut serta bantuan hibah langsung ke kelopok nelayan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa sarana alat bantu penangkapan ikan seperti alat tangkap jaring

gillnet, bubu kubah rajungan, driftnet, GPS, portable winch, fish

finder, lacuba, life jacket dan mesin kapal 40 PK. Realisasi

capaian untuk produksi perikanan tangkap tahun 2016 sebesar 110.15% menurun dari tahun sebelumnya tahun 2015 sebesar 127.9%. Hal ini dikarenakan adanya pelarangan penggunaan jaring pukat (trawl). Untuk itu perlu diadakan pelatihan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan kepada kelompok nelayan. Selain itu terjadi perubahan cuaca yang ekstrem diakhir tahun sehingga hasil tangkapan nelayan sedikit berkurang.

Jika dibandingkan dengan produksi tangkapan dari tahun 2013 hingga tahun 2016 tingkat produksi perikanan tangkap terus mengalami kenaikan, kenaikan ini tidak lepas dari adanya bantuan hibah langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan juga pembinaan dari Pemerintah Daerah. Pengembangan Kelembagaan Mendukung Pengembangan Kampung Nelayan Yang Mandiri, Indah, Tangguh dan Maju terpusat di Kecamatan Banyuasin II dan tersebar di Desa Sungsang I, Sungsang II, Sungsang III, Sungsang IV dan Desa Marga Sungsang yang merupakan Kecamatan dengan potensi perikanan tangkap laut

(19)

18

yang tinggi. Daerah penghasil ikan tangkapan dilaut yang terbanyak yaitu Kecamatan Banyuasin II dan Muara Sugihan dan penghasil ikan tangkapan di perairan umum daratan terbanyak adalah kecamatan Rantau Bayur dan Tanjung Lago.

Untuk capaian kinerja indikator tingkat produksi perikanan tangkap, realisasi sampai dengan tahun 2016 adalah 7.49% dan kondisi ini sudah cukup baik jika dibandingkan dengan target pada tahun 2018 yaitu sebesar 12,5 % dengan persentase tingkat capaian sebesar 59.92 %.

Data peningkatan produksi perikanan tangkap tahun 2012 - 2016 secara lebih lengkap disajikan pada tabel berikut :

N O Sub Sektor Produksi (Ton) 2012 2013 2014 2015 2016 1 Perikanan Tangkap 48,317.33 49,670.21 50,782.82 52,402.08 53,389.85 - Laut 39,151.16 40,247.39 41,149.32 42,461.00 43,668.72 - Perairan Umum 9,166.17 9,422.82 9,633.50 9,941.08 9,721.13

Sumber ; Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin, 2016

b) Sasaran Meningkatnya Konsumsi Ikan

(1) Secara umum capaian sasaran ini telah dapat dicapai dengan sangat baik, dengan persentase tingkat capaian telah melebihi 100%. Capaian indikator konsumsi ikan per kapita per tahun untuk tahun 2016 sebesar 115.82%. Nilai konsumsi ikan per kapita pertahun Kabupaten Banyuasin untuk tahun 2016 sebesar 40.40 kg/kapita/tahun meningkat sebesar 12.82% dari tahun 2015 dengan nilai konsumsi sebesar 35,81 kg/kapita/tahun dan meningkat sebesar 4.98% dari tahun 2014 dimana nilai konsumsi

(20)

ikan pada tahun 2014 sebesar 34,11 kg/kapita/tahun. Meningkatnya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Banyuasin ini juga tidak lepas dari gencarnya kampanye Gemarikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin yang didukung penuh pemerintah daerah yang merupakan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk makan ikan dalam rangka peningkatan status gizi masyarakat untuk membentuk bangsa yang sehat, kuat dan cerdas. Ikan sangat baik bagi tubuh manusia karena ikan banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan seperti protein, mineral, asam amino dan terutama omega-3, dan telah dibentuknya Dewan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Banyuasin yang diketuai oleh Ibu Bupati Banyuasin sehingga turut mendukung tercapainya peningkatan konsumsi ikan di Kabupaten Banyuasin. Jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi ikan nasional maka nilai konsumsi ikan di Kabupaten Banyuasin sudah cukup besar, pada tahun 2015 tingkat konsumsi ikan nasional sebesar 41.11 kg/kapita/tahun.

Jika melihat perbandingan peningkatan konsumsi ikan Kabupaten Banyuasin dari tahun 2013 hingga tahun 2016, dapat dilihat realisasi pada tahun 2016 terjadi peningkatan setiap tahunnya. Apabila dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target kinerja lima tahunan yaitu sampai tahun 2018, realisasi capaiannya sdh melebihi dari target yang ditetapkan, dimana pada tahun 2018 target konsumsi ikan sebesar 36,88 kg/kapita/tahun sedangkan realisasi tahun 2016 sebesar 40,40 kg/kapita/tahun. Persentase capaian jika dibandingkan tahun 2018 adalah sebesar 110.74 %.

(21)

20

c) Sasaran Meningkatnya Hasil Produksi Olahan

(1) Realisasi hasil olahan perikanan dan kelautan sudah melebihi target yang ditetapkan, terealisasi sebesar 20,208.12 ton dari target yang ditetapkan sebesar 19,716.62 dengan capaian sebesar 102.49%. Tingginya capian ini tidak luput dari adanya penguatan kelompok yang tergabung dalam kelompok pengolah dan pemasar perikanan dan pelaksanaan sosialisasi penggunaan bahan-bahan kimia pada produk perikanan dan juga sudah berfungsinya bantuan berupa alat pengolahan sederhana, alat pencetak kerupuk, alat pemisah meatbone separator. Selain itu adanya pelatihan bagi perempuan pesisir dengan menggunakan teknologi tepat guna tentang pengemasan hasil perikanan dan pelatihan tentang penerapan sanitasi dan higienis dalam pengolahan hasil perikanan. Jenis olahan yang ada di Kabupaten Banyuasin antara lain penggaraman atau ikan asin, pengasapan, ebi, terasi, abon ikan, pangsit ikan, kerupuk kemplang udang, pempek udang, dan lainnya. Tingkat produksi hasil olahan secara rinci ada pada tabel berikut :

NO Sub Sektor

Produksi Olahan (ton)

2012 2013 2014 2015 2016 1 Pengolahan 17,666.70 18,903.76 19,565.39 19,917.57 21,949.98 - Pengeringan/ Penggaraman 10,826.86 11,584.89 11,990.36 12,206.19 12,428.40 - Terasi 1,628.79 1,743.29 1,804.31 1,836.78 1,876.91 - Pengasapan 2,850.30 3,049.83 3,156.57 3,213.39 3,220.62 - Lain-lain (kerupuk, kemplang, dll) 2,360.75 2,525.75 2,614.15 2,661.21 2,682.19

(22)

Jika dibandingkan dengan target akhir Renstra, realisasi capaian sasaran meningkatnya hasil produksi olahan dengan indikator kinerja hasil olahan perikanan dan kelautan sampai dengan tahun 2018 adalah 100.37%. Angka ini sangat baik mengingat tahun 2016 adalah tahun ketiga periode Renstra Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin dimana target akhir periode Renstra sudah tercapai bahkan melebihi target.

6. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Sumber Daya yang tersedia yang ada pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin terutama Sumber Daya Manusia (SDM) masih sangat sedikit dengan jumlah total 46 orang pegawai, tetapi jika dibandingkan dengan capaian terhadap indikator kinerja yang telah dicapai oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin maka telah terjadi efisiensi terhadap penggunaan sumber daya. Begitu juga kalau dilihat dari penguunaan anggaran, dari alokasi anggaran sebesar Rp. 6.323.372.150,- terealisasi sebesar Rp. 5.892.614.441,- atau 93.19% telah terjadi efisiensi terhadap penggunaan anggaran. Dengan sumber daya yang masih minimal tetapi mampu mencapai hasil yang cukup baik dan maksimal walapun belum mencapai kondisi yang optimal.

7. Analisis Program / Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Kinerja

a) Sasaran Meningkatnya Produksi Perikanan dan Kelautan

(1) Program yang mendukung pencapaian sasaran dengan indikator persentase peningkatan produksi perikanan budidaya adalah Program Pengembangan Budidaya Perikanan melaui Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya,Pengembangan Sarana dan Prasarana BBI, Pengembangan Balai Benih Ikan (BBI), dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan Budidaya. Kenaikan

(23)

22

produksi perikanan budidaya ini juga adanya dorongan atau bantuan - bantuan dalam bentuk sarana prasarana, bahan - bahan dan benih ikan dari Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin sehingga menyebabkan peningkatan produksi dari kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dan Unit Perbenihan Rakyat (UPR)yang dibina oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin tersebut. Daerah penghasil ikan budidaya terbanyak adalah kecamatan Talang Kelapa desa Sungai Rengit, Kel. Sukomoro, Kel. Sukajadi, Kel.Talang Keramat, Kecamatan Rantau Bayur desa Semuntul. Selain itu juga adanya bantuan dari Program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dari dana Tugas Pembantuan (TP) yang terdiri dari Pengelolaan Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya, Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan, Pembudidayaan Ikan, dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya. (2) Untuk indikator persentase peningkatan produksi perikanan

tangkap, realisasi ini tercapai karena adanya Program Pengembangan Perikanan Tangkap melalui Kegiatan Operasional Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pengembangan Prasarana Perikanan Tangkap, Pengadaan Sarana dan Alat Bantu Penangkapan Ikan, dan Pelatihan Pengembangan Perikanan Tangkap.

b) Sasaran Meningkatnya Konsumsi Ikan

(1) Pencapaian untuk konsumsi ikan per kapita per tahun didukung melalui program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan melalui kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang melibatkan berbagai lintas SKPD seperti Dinas Kesehatan dan juga peserta dari seluruh

(24)

Kecamatan, dan Sosialisasi Bahaya Penggunaan Bahan-bahan Kimia Pada Pengolahan Produk Perikanan, Pembinaan Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan yang lagsung mendatangi unti pengolah ikan yang terbentuk dalam kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan (Poklahsar), sehingga bisa mengetahui hambatan atau kendala yang dihadapi oleh kelompok pengolah dan pemasar ikan.

c) Meningkatnya Hasil Produksi Olahan

(1) Program yang mendukung pencapaian untuk indikator Hasil Olahan Perikanan dan Kelautan antara lain Program pemberdayaan masyarakat pesisir dengan kegiatan berupa pelatihan pada kelompok usaha perikanan di kawasan pesisir dan juga pelatihan bagi perempuan pesisir dengan menggunakan teknologi tepat guna mengenai pengolahan, pengemasan dan pemasaran hasil perikanan, Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut, Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan. Selain itu ada program perencanaan statistik perikanan yang menyajikan data produksi dan perikanan sebagai bahan untuk merencanakan pengelolaan sesuai dengan potensi yang ada, dan program perencanaan pembangunan perikanan dan kelautan yang bisa digunakan untuk acuan mengambil kebijakan atau perencanaan yang lebih baik dimasa pada bidang perikanan dan kelautan di masa mendatang.

(25)

24 Laporan K inerj a Tah u n 2 0 1 6 D ina s P e rik a n a n d a n K e lau ta n K a b u p a te n B a n y u a s in tas Ke uang a n h Ren ca n a P e n g e lu a ran B e la n ja L a n g s u n g Di n a s P e ri ka n a n d a n K e lau ta n y a n g te rcan tu m d a la m a h a n A n g g a ra n T a h u n 2 0 1 6 d a n m e n jad i d a s a r p e n y u su n a n p e rhitu n g a n a n g g a ran ini a d a lah se b e s a r .3 2 3 .372 .1 5 0 d e n g a n rea lisa si se b e sa r Rp . 5 .892 .6 1 4 .4 4 1 u n tu k le b ih jela sn y a d a p a t d iliha t p a d a ta b e l t ini : Ta bel 13 . A kunt abil it as Ke ua ng an

(26)

Rata-rata capaian kinerja untuk semua sasaran strategis Dinas Perikanan dan Kelautan sebesar 108,90 %, sementara Total Realisasi Keuangan untuk mencapai semua sasaran strategis sebesar 92.33 %. Jika dibandingkan antara kinerja dan keuangan, maka telah tercapai efektivitas dan efisiensi serta penghematan sebesar 16.57% sesuai dengan prioritas Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin. Selain program dan kegiatan untuk mencapai sasaran strategis, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin juga melaksanakan program kegiatan rutin untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas dengan total anggaran sebesar Rp. 6,323,372,150 dan terealisasi sebesar Rp 5,892,614,441 dari pagu anggaran tersebut. Dinas Perikanan dan Kelautan telah melaksanakan 12 program dengan 42 kegiatan dimana persentase capaian keuangan sebesar 93.19% dan pencapaian indikator kinerja utama pada Dinas Perikanan dan Kelautan telah terealisasi secara optimal rata-rata telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Selain dari dana APBD, Dinas Perikanan dan Kelautan juga mendapatkan dana dari Tugas Pembantuan (TP) yang bersumber dari dana APBN sebesar Rp.650,000,000,- dan terealisasi sebesar Rp.581,982,900,- yaitu Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya.

C. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Sebelumnya

Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun 2015 mendapat nilai 79,68 yaitu kategori BB (Sangat Baik) yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 84,05 pada tahun 2014. Penurunan tersebut terjadi karena sistem penilaian baru, dan juga belum dimanfaatkannya capaian kinerja sebagai dasar pemberian reward

& punishment serta belum dipublikasikannya dokumen perencanaan dan

(27)

26

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran strategis didukung delapan indikator setingkat outcome, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Keberhasilan di atas 100% atau melebihi target yang ditetapkan sebanyak 4 indikator atau 100% dari jumlah indikator kinerja sasaran.

Kendala dan hambatan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuasin antara lain adalah masih kurangnya kompetensi SDM baik aparatur maupun masyarakat perikanan pada umumnya, ketersediaan sarana dan prasarana yang masih belum memadai dan faktor eksternal berupa musim atau cuaca buruk yang tidak dapat diperkirakan. Selain faktor tersebut terdapat pula faktor lain yang berifat non teknis antara lain proses pencairan anggaran yang terlambat sehingga jadwal kegiatan terlambat dan hasil pencapaian sasaran belum dapat diukur pada akhir dari kegiatan. Langkah antispatif yang bisa dilakukan antara lain dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sehingga lebih memudahkan dalam teknis pelaksanaannya. Dalam hal keterbatasan sarana dapat dilakukan dengan memprioritaskan pengalokasian dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga pencapaian sasaran dapat terpenuhi.

Salah satu langkah strategi dalam upaya pemecahan masalah tersebut, adalah dengan lebih memfungsikan monitoring dan evaluasi secara langsung terhadap sasaran sehingga setiap hambatan atau kendala yang mungkin timbul dapat diantisipasi lebih dini.

Selanjutnya kami sadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan, masih dirasakan belum pada taraf sempurna dan mungkin belum dapat memenuhi harapan bagi para

(28)

pengguna sebagai pihak pengambil keputusan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan dalam penyusunan Laporan Kinerja di masa yang akan datang sangat kami harapkan.

Demikian Laporan Kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Banyuasin Tahun 2016 ini sebagai sarana

pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja Tahun 2016, untuk dapat digunakan sebagai acuan perbaikan penyusunan perencanaan dan meningkatkan kinerja pada tahun yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk itu akan dibuat simulator plant yang dihubungkan ke PLC Omron C200HG dan dari PLC dihubungkan ke komputer dengan software Wonderware InTouch.. Pada program SCADA yang

■ Use the Administration Console to configure a custom file store or JDBC store, as described in &#34;Configure Persistent Stores&#34; in the Oracle WebLogic Server.

Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan persepsi terhadap kenaikan bahan

Hal ini tentu menjadi masalah dalam kesalahan pengolahan dan pencatatan data penjualan akan produk, kesalahan pencatatan beban angkut penjualan, mengubah data penjualan

bintang iklan yang tepat untuk menyampaikan pesan iklan bahwa Mie Sedaap White Curry adalah produk.. mi instan dengan kelezatan

Dilihat dari besar tegangan sisa melingkar dan tegangan sisa radial,bahwa hasil variasi 4 tanggem – backstep welding adalah yang paling baik, sedangkan jika

Pada alat ini akan digunakan sensor YL-69 yang terdiri dari dua elektroda dan prinsip kerjanya berbasis resistansi, sebuah arduino uno yang berfungsi untuk