• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 02 Juli 2015 FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA PENUNJANG KEGIATAN ILMIAH. Oleh: Ali Asrun Lubis, S.Ag., M.Pd 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 02 Juli 2015 FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA PENUNJANG KEGIATAN ILMIAH. Oleh: Ali Asrun Lubis, S.Ag., M.Pd 1."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA PENUNJANG KEGIATAN ILMIAH

Oleh:

Ali Asrun Lubis, S.Ag., M.Pd1

Abstract

Language is a tool to convey a thought or opinion to others, whether thought conversations lectures and in print. language is also a tool used in accepting and rejecting ideas or expressions of others. other languages as atool to identify and understand the information in the oral and written relation to the activities of scientific language is a tool for listening and reading scientific ideas or statements to be disseminated throught lectures and scientific reports, using scientific meausures. Scientific meausures include the filing problems, develop a framework of thought, the formulation of the hypothesis to conclusion, the language has an important role in supporting the scintific activities.

Keywords: Bahasa, Simbol, Lisan, Tulisan, Induktif, Deduktif

Latar Belakang Masalah

Kemampuan berfikir yang dimiliki manusia telah memungkinkannya untuk mendapatkan kebenaran, baik yang bertolak dari pengalaman maupun yang melampaui pengalaman. Kebenaran itu diungkapkan melalui proses berfikir kritis dan rasional atau logis. Dalam proses berfikir itu seseorang menghadapi masalah, berusaha menganalisanya dengan mempergunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya untuk sampai kepada pemecahan yang tepat atau baik.2

Didalamnya terkandung siklus logico-hypotetico dan Verifikatif melalui proses dan

1 Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan

2 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University

(2)

langkah-langkah yang sistematis mulai dari perumusan masalah sampai pada tahap pengambilan kesimpulan dengan penuh disiplin.3

Potensi (kemampuan) berfikir mempunyai jarak dengan masalah dan atribut-atributnya. Masalah yang dirumuskan sebagai kumpulan dari fenomena-fenomena alam berbentuk fisik maupun nonfisik, ada yang sedang terjadi (masih ada), telah berlalu maupun diperkirakan akan terjadi ada yang berada dekat manusia maupun yang berada jauh dari tempat seseorang itu berada. Namun semuanya, menuruti kaedah perumusan masalah perlu diidentifikasikan karakteristik-karakteristiknya dan dapat dibayangkan bagaimana repotnya manusia jika semua itu harus dihadirkan apa adanya, harus ditemui langsung objeknya sehingga memungkinkan untuk diidentifikasi sehingga dinyatakan ada jaraknya dengan fikiran. Disini bahasa akan memberikan bantuan pada proses berfikir yang dilakukan, dengan memberikan lambang-lambang bagi fenomena yang terjadi dan memungkinkan manusia dengan kemampuan fikirnya untuk mengerti, memahami serta menarik kesimpulan.4

Kebenaran ilmiah sebagai hasil kegiatan ilmiah perlu diketahui, dipahami dan disebarluaskan atau dikembangkan. Untuk semua maksud itu, bahasa sebagai alat komunikasi akan membantu manusia dalam kegiatan menjelaskan (lisan dan tulisan), membaca, mendengarkan serta mengadakan diskusi-diskusi dengan memerankan fungsi bahasa secara produktif, reseltif dan reproduktif.5

Kegiatan Ilmiah

Kegiatan ilmiah merupakan kegiatan yang mempergunakan metode dan prosedur atau langkah-langkah sebagai realisasi pengolahan atau penggunaan potensi fikir terhadap masalah dengan mempergunakan metode. Metode ilmiah berarti prosedur yang digunakan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah. Tidak semua kebenaran dapat dikatakan ilmiah sebagai kebenaran ilmiah diperoleh melalui cara yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Kegiatan ilmiah mencakup kegiatan berfikir ilmiah dan digunakan dalam proses pemecahan masalah secara ilmiah. Suatu kebenaran dikatakan ilmiah apabila rasional yaitu dapat diterima akal (logis) yang dapat dilakukan melalui proses befikir dedukatif dan dapat diuji kebenarannya dalam dunia empiris yang

3 Soekono Wirjosoedarmo, Tata Bahasa Indonesia, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1984), hlm.

89.

4 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Sinar Harapan,

1958), hlm. 38.

(3)

dilakukan melalui proses berfikir induktif, atau penggunaan pola berfikir induktif dan deduktif.

Proses pemecahan masalah dalam kegiatan ilmiah dilakukan melalui siklus logico-hypotetico dan verikatif, dijalankan melalui tahap-tahap:

1. Perumusan masalah.

2. Penyusunan kerangka fikir dalam pengajuan hipotesa. 3. Perumusan hipotesa.

4. Pengujian hipotesa. 5. Penarikan kesimpulan.

Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar hasil penelaahan disebut ilmiah dan disusun secara konseptual dan teratur, dimana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya, walaupun dalam prakteknya sering terjadi lompatan-lompatan. Langkah yang satu dengan langkah yang lainnya tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis.

Langkah-langkah kegiatan ilmiah itu dioperasionalkan melalui penelitian ilmiah yang pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Tiap langkah mempunyai penekanan dan materi pokok sebagai kesatuan dalam proses kerjanya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

Penyusunan kerangka fikir dalam pengajuan hipotesa meruapakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstalasi permasalahan yang disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.6

Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan. Pegujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah hipotesis diterima atau ditolak melalui proses pengolahan dan penganalisaan atas data untuk dijadikan fakta.

6 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Medan: Fakultas Hukum USU, 1989), hlm.

(4)

Fungsi Bahasa dalam Kegiatan Ilmiah

Manusia disebut dengan Homo faber, yaitu makhluk yang membuat alat-alat dan juga animal simbolicium yaitu makhluk yang mempergunakan simbol-simbol. Dari simbol dan alat itu lahirlah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi verbal melalui lambang-lambang berbentuk rangkaian bunyi yang mempunyai arti tertentu.7

Dalam bahasa itu terdapat isi bahasa dan bentuk bahasa. Isi bahasa merupakan perasaan dan atau fikiran yang dikeluarkan manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada orang lain. Sedangkan bentuk bahasa adalah bunyi atau suara (tanda atau isyarat/lambang) yang dipakai untuk menyatakan isi kepada orang lain secara lisan maupun tulisan.

Sebagai lambang bunyi yang telah disepakati artinya, maka bahasa sangat besar peranannya dalam kehidupan manusia jika tidak menguasai bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia merupakan saluran fikiran, karena dengan berbahasa manusia dapat menjelaskan, mendengarkan, berbicara maupun berdiskusi dengan orang lain (manusia) maupun dengan alam. Rumusan fikiran itu mencerminkan keberadaan dan kebudayaan suatu masyarakat diukur melalui aplikasi rumusan-rumusan fikiran dalam bentuk ilmu dan teknologi. Untuk itu, dalam bahasa tercakup pengkomunikasian fikiran, perasaan dan sikap dalam bentuk simbol-simbol yang mempunyai arti tertentu yang disepakati pengertiannya (arti dari simbol-simbol atau lambang-lambang itu).

Untuk melakukan kegiatan ilmiah diperlukan sarana berfikir dan sarana komunikasi untuk menyampaikan fikiran itu kepada orang lain. Sarana ilmiah itu pada dasarnya merupakan alat ayng membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu diperlukan sarana tertentu pula dan mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh. Keseluruhan yang dapat digunakan dalam kegiatan berfikir ilmiah adalah:

1. Bahasa 2. Logika 3. Statistika

Pada langkah tertentu diperlukan sarana tertentu dan tiap sarana itu mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh. Bahasa sebagai salah satu dari sarana berfikir ilmiah merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran kepada orang lain.

(5)

Dengan adanya bahasa memungkinkan manusia memikirkan sesuatu walaupun objek yang dipikirkan itu berada di tempat jauh. Seseorang dapat memikirkan tentang binatang yang berada di hutan atau ikan yang berada di laut ketika ia berada di tempat tidur. Disini bahasa dengan lambang-lambang bunyinya berperan mengabstraksikan sesuatu objek dalam fikiran, sehingga untuk berfikir tentang sesuatu yang pernah dilihat atau diamati tidak perlu lagi menemui objek itu secara langsung snaat memikirkannya melainkan dapat mereproduksi kembali kesan yang timbul dalam fikiran setelah dulu pernah mengamatinya (ingatan) melalui lambang-lambang mengenai objek ke dalam fikiran.

Penguasaan yang baik dan tepat atas bahasa memungkinkan pula untuk memikirkan Sesuatu secara terus menerus dan teratur. Dengan cara mempertautkan atau menghubungkan satu dengan yang lain untuk memberi arti pada phenomena-penomena atau data yang telah dilambangkan ke dalam fikiran baik untuk keperluan klasifikasi maupun sistematika dari gejala atau data menjadi satu kesatuan yang berarti sebagai wujud dari kemampuan berfikir dan berimajinasi yang dimiliki manusia.

Karena itu, dengan berbahasa atau melalui bantuan bahasa manusia dapat memperluas pengetahuan yang telah dimilikinya dan mencoba memberi arti (fakta) kepada semua penomena atau data yang ditemuinya yang jika dilakukan melalui prosedur dan langkah-langkah sesuai dengan yang dikehendaki metode ilmiah akan lahirlah apa yang disebut dengan pengetahuan ilmiah atau ilmiah pengetahuan.

Selain itu, bahasa dalam kegiatan ilmiah dapat berupa berperan sebagai alat komunikasi ilmiah, yaitu dengan memfungsikan fungsi-fungsi simbolik dari bahasa tersebut. Bahasa mempunyai fungsi produktif, yaitu sebagai alat yang digunakan untuk menyatakan ide-ide atau pernyataan-pernyataan kepada orang lain lewat bahasa, baik dalam bentuk lisan (berbicara) maupun tulisan. Seseorang yang mempunyai idea tau pernyataan-pernyataan untuk menyampaikannya kepada orang lain dibantu oleh bahasa melalui kegiatan berbicara atau berceramah atau berceritera dan dapat juga disampaikan melalui tulisan-tulisan, yaitu tulisan ilmiah misalnya artikel, buku-buku ilmiah, dan lain-lain.

Bahasa juga mempunyai fungsi reseptif, yaitu berfungsi sebagai alat untuk menerima ide-ide atau pernyataan-pernyataan orang lain yang disampaikan kepadanya. Apa yang dibicarakan orang, yang diceramahkan dan apa yang ditulis orang lain dapat diterima atau ditolak melalui bahasa. Bahasa disini memegang peranan sebagai alat untuk mengetahui dan memahami apa-apa yang disampaikan orang lain, tulisan orang lain dapat dipelajari, dianalisa melalui kegiatan mendengarkan atau membaca. Kita mendengarkan ide-ide yang

(6)

disampaikan oleh orang lain. Jika dikaitkan dalam ide atau pernyataan ilmiah maka disini bahasa berperan sebagai alat untuk mendengarkan dan membaca ide atau pernyataan ilmiah itu, guna diketahui maupun dipahami sehingga idea tau pernyataan ilmiah itu menyebarluas dan dapat dikembangkan.

Setelah mendengarkan dan membaca atau pernyataan orang lain dan menganalisanya dengan cara berfikir logis dan kritis yang membawa kita sampai kepada kesuatu kesimpulan, apakah menerima atau menolak ide tersebut. Kita dapat pula menyampaikan sikap atas idea tau pernyataan itu melalui bahasa, disini bahasa berfungsi sebagai alat reproduktif, yaitu sebagai alat yang digunakan untuk menyatakan ide atau pernyataan setelah mendengarkan atau membaca idea tau pernyataan yang disampaikan kepada orang lain.

Dalam langkah-langkah kegiatan ilmiah mulai dari pengajuan masalah sampai pada penarikan kesimpulan bahasapun dapat memainkan fungsinya baik sebagai sarana menunjang kegiatan berfikir maupun sebagai sarana berkomunikasi melalui fungsi produktif, reseptif dan reproduktif. Bahasa diperlukan dalam tiap tahapan karena tahapan itu memerlukan berfikir dan berkomunikasi. Berfikir untuk merumuskan masalah, mengajukan kerangka fikir dalam pengajuan hipotesis, merumuskan hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Didalam prose situ juga terkandung kegiatan membaca, mendengarkan, menulis dan mendiskusikannya dalam forum ilmiah.

Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa sangat berperan dalam menunjang kegiatan ilmiah. Walaupun begitu tidak berarti bahwa bahasa tidak mempunyai kelemahan. Menurut Jujun kekurangan bahasa dalam kegiatan ilmiah terletak pada peranan bahasa itu sendiri yang bersifat multi fungsi, yakni sebagai sarana komunikasi emotif, efektif dan simbolik. Dalam kegiatan ilmiah yang dipergunakan hanya fungsi simbolik tersebut, yaitu mengkomunikasikan informasi tanpa ada kaitannya dengan unsur yang bersifat efektif dan emotif, sebab unsur ini lebih dekat pada subjektifitas, sedangkan kegiatan ilmiah harus bebas dari unsur itu.

Disamping bahasa juga mempunyai kelemahan dalam memberikan arti secara jelas dan eksak. Agar komunikasi bersifat komunikatif maka ide yang disampaikan harus jelas, sedangkan untuk menyampaikannya secara jelas terkadang mempergunakan kata-kata yang panjang bahkan bertele-tele sehingga membosankan.

Bahasa juga mempunyai kelemahan yang disebut kekacauan semantik, yaitu ditemukannya beberapa kata yang mempunyai arti yang sama. Sering ditemui dua orang yang mempergunakan kata yang sama namun untuk pengertian

(7)

yang berbeda dan juga bahasa sering bersifat berputar-putar (sirkular), terutama dalam pemberian defenisi.

Kesimpulan

Dari ulasan singkat di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan fungsi simbolik dari bahasa membantu manusia dalam proses berfikir

pada langkah-langkah kegiatan ilmiah serta penyebarluasan ilmu.

2. Pada dasarnya fungsi simbolik, emotif dan efektif tidak dapat dipisahkan dari penggunaan bahasa, sehingga menjadi sifat kelemahan penggunaan bahasa dalam kegiatan ilmiah.

3. Selain itu bahasa juga mempunyai kelemahan dalam hal memberi arti kekacauan semantik dan sifatnya yang berputar-putar (sirkular).

Referensi

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983.

Soekono Wirjosoedarmo, Tata Bahasa Indonesia, Surabaya: Sinar Wijaya, 1984. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar

Harapan, 1958.

Gorys Keraf, Komposisi, Ende Flores: Nusa Indah, 1984.

M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Medan: Fakultas Hukum USU, 1989. F. Patty (et-al), Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Referensi

Dokumen terkait

Saran dari hasil penelitian ini antara lain adalah perlu ada koordinasi perijinan usaha pariwisata antara BTNK dan Pemerintah Kabupaten Jepara yang lebih intens;

Judul harus menggunakan jenis tulisan Times New Roman dengan ukuran 14 pt dan diketik dengan format kapital pada huruf pertama setiap kata.. Judul ditempatkan

bahwa berat labur adalah banyaknya perekat yang diberikan pada permukaan kayu, berat labur yang terlalu tinggi selain dapat menaikkan biaya produksi juga akan mengurangi

Upaya yang paling penting yang harus diperbaiki adalah kemampuan dan keseriusan pemerintah untuk mengubah mentalitas birokrat dari orientasi penguasa menjadi

[r]

Salah satu proses produksi dalam pengolahan besi teralis yaitu proses pembentukan besi teralis model spiral dengan ukuran tertentu, dalam prosesnya dibutuhkan mesin khusus yang

Dalam hal ini peneliti melakukan analisis pada seluruh media komunikasi yang digunakan pemerintah provinsi Jawa Barat, mulai dari website, media sosial instagram,

penting bagi anak-anak untuk bekal kehidupan mereka secara nyata dan tidak hanya teori saja.Melalui pen- didikan matematika diharapkan dapat menjadi wahana bagi