• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1008

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN

MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI

KABUPATEN TAKALAR

A. Haslindah

Dosen Prodi Teknik Industri, Fak. Teknik Universitas Islam Makassar Email: haslindahhanafie@yahoo.co.id

ABSTRAK

Diagram ini disebut juga disebut diagram tulang ikan (fishbone chart) atau Diagram Ishikawa berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa endapan kemampuan kinerja proses sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak data yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap proses yang berlangsung mulai dari pasca panen sampai dengan proses produksi.Sedangkan bergelembung kemampuan kinerja proses sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak data yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap proses dan pekerja untuk lebih memenuhi standar operasi yang telah ditetapkan.

Kata kunci : Kualitas, Fishbone.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Setiap usaha dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di dalam kompetisi tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing.

PT. Jasuda merupakan perusahaan yang mengolah rumput laut menjadi berbagai produk rumput laut salah satunya minuman rumput laut. Minuman rumput ini memiliki kandungan iodium dan seratnnya cukup tinggi. Produksi minuman rumput laut sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.

Minuman rumput laut ini berbentuk gelas atau cup sehingga dalam hal ini kualitas produk akan nampak jelas setelah produk tersebut telah dikemas, hal ini

dapat diketahui dengan melakukan perbandingan antara produk yang sudah jadi dengan standar produk.

Setiap kali produksi, menggunakan rumput laut sebanyak 100 Kg, yang dapat menghasilkan 160.000 Gelas dimana isi produk Minuman rumput laut adalah 200 ml/gelas. Adapun standar normal kerusakan minuman rumput laut pada PT. Jasuda yaitu : bergelembung dan berubah warna. Rata-rata minuman rumput laut yang bergelembung sekitar 200 gelas dan minuman rumput laut yang memiliki endapan adalah sekitar kurang lebih 300 gelas.

Berdasarkan data-data tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas rumput laut dan cara penanggulangannya agar mutu rumput laut yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana menggambarkan solusi pengendalian mutu dengan menggunakan metode fisfbone chart.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan solusi pengendalian mutu dengan menggunakan metode fishbone chart

(2)

1009 METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan dengan lokasi penelitian di PT. Jasuda Kabupaten Takalar.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Wawancara

Dalam hal ini peneliti mencari data atau informasi dengan cara mewawancarai pimpinan PT. Jasuda dan beberapa karyawan.

2. Studi Pustaka

Yaitu informasi dicari melalui beberapa buku referensi maupun melalui internet.

3. Pengamatan Langsung

Yaitu dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada saat proses produksi dan mencatat data-data yang di dapatkan.

2.3.Metode Penelitian

Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistic. Data yang digunakan adalah data atribut data variabel yaitu data berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah minuman yang bergelembung dan memilliki endapan didalam Minuman Rumput Laut. Data variable yang diperoleh dari perusahaan diolah sebagai berikut :

1) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)

Diagram Ishikawa bertujuan untuk membantu mengidentifikasi lokasi yang mungkin dari terjadinya masalah – masalah mutu dan lokasi pemeriksaan. Diagram ini mempresentasikan hubungan antara sebab dan akibat yang terdiri dari garis – garis dan simbol. Akibat (karateristik kualitas) diletakkan di kanan, sedangkan sebab diletakkan di sebelah kiri.

2.4.Flow Chart

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa

Teknik yang berguna dalam untuk analisa sesuaian lebih lanjut adalah: diagram sebab akibat, yaitu diagram yang digunakan untuk menggambarkan dengan jelas berbagai ketidaksesuaian produk saling berhubungan. Diagram ini menyajikan suatu permasalahan secara lengkap untuk menyatakan hubungan antara masalah akibat dengan faktor penyebabnya.

a. Diagram Sebab Akibat Untuk endapan

Gambar 3.1 fishbone untuk memiliki endapan

b. Diagram Sebab - Akibat Untuk Cacat bergelembung

Gambar 3.2 Fishbone Chart untuk memiliki Bergelembung

(3)

1010 Tabel 3.1 Kecacatan minuman rumput laut yang

memiliki Endapan

Tabel 3.2 Kecacatan minuman rumput laut yang memiliki Gelembung

3.2 Pembahasan

Diagram sebab akibat merupakan diagram yang terdiri dari garis – garis dan simbol – simbol yang

mempresentasikan hubungan antara sebab akibat yang digunakan untuk menentukan apakah terdapat akibat yang jelek dan mengambil tindakan untuk memperbaiki penyebabnya dan juga untuk mengidentifikasi dan menganalisis suatu proses atau situasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu masalah yang terjadi.

Berdasarkan analisa diagram Pareto maka evaluasi yang dapat diberikan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan proses produksi dikarenakan adanya item – item berikut:

a. Diagram Sebab Akibat Cacat Timbul Gelembung Berdasarkan gambar 4.5 di Bab IV tentang diagram sebab akibat dapat dijelaskan bahwa terjadinya cacat timbul gelembung disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1) Faktor Operator

Ketelitian dan kehati – hatian agar memperoleh hasil yang maksimal tergantung pada faktor manusia sebagai operator. Ketidak telitian operator pada saat melakukan pengukuran panas pada alat pemanas dan blower angin, selain itu kelelahan dan kejenuhan akibat proses yang berlangsung terus menerus akan mengurangi kinerja dari operator.

2) Faktor Peralatan

Adanya pemanasan air rumput laut dalam tabung yang kurang merata yang disebabkan kompor pemanas kotor atau mati pada saat membutuhkan pemanasan air rumput laut,disini operator harus mengamati suhu yang diperlukan, apabila kurang panas kompor pemanas dibesarkan, dan apabila membutuhkan pendinginan maka blower angin yang dinyaakan. Kegiatan ini dilakukan di saat air rumput laut mulai dialirkan ke tabung penampungan melalui pipa kapiler. 3) Faktor Proses

Ukuran pemanasan air rumput laut harus tetap stabil, pemanasan yang tidak merata akan mengakibatkan warna air rumput laut akan ikut berubah menjadi agak gelap dan apabila dilakukan pengepresan atau pengisian pada gelas kemasan dan pengepresan label gelas maka akan timbul gelembung – gelembung udara kecil berwarna putih pada tepi atau pinggir gelas bagian dalam.

4) Faktor Material

Pada waktu pemanasan air rumput laut terlalu panas atau kurang panas sehingga menimbulkan gelembung – gelembung putih atau pengembunan pada gelas kemasan b. Diagram Sebab Akibat Cacat memiliki Endapan

Berdasarkan gambar 4.6 di Bab IV tentang diagram sebab akibat dapat dijelaskan bahwa terjadinya memiliki endapan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1) Faktor Operator

Ketelitian dan kehati – hatian agar memperoleh hasil yang maksimal tergantung

(4)

1011 pada faktor manusia sebagai operator. Kurang terampil dan ketidak telitian operator dalam proses pengepresan dan pengontrolan panas dari air rumput laut yang kurang merata menyebabkan terjadinya memiliki endapan dari air rumput laut tersebut. Selain itu kelelahan akibat kondisi suhu panas dan suara mesin produksi dapat menyebabakan konsentrasi operator turun.

2) Faktor Material

Proses pengepresan pada label minuman rumput laut pada PT Jasuda dilakukan secara semi otomatis, adanya warna pada air rumput laut yan sudah jadi dan siap untuk proses pengisian dan dilanjutkan pada pengepresan label minuman rumput laut disebabkan oleh dua hal yang biasanya sering terjadi dan kurang mendapat perhatian serius dari operator, dua hal tersebut adalah kurang teliti atau kontrol pada kompor pemanasan dan blower pendingin pada tabung penampungan air rumput laut yang sudah jadi dan siap pada proses pengisian pada gelas kemasan , kedua terkontaminasinya air rumput laut dengan kotoran dari dalam pipa kapiler dan tabung penampungan akhir dari air rumput laut tersebut.

3) Faktor Peralatan

Adanya keterlambatan pengisian bahan bakar pada kompor pemansan oleh operator akibat kurang konsentrasinya operator dan kompor pemanasan dan blower yang kotor, dan pembersihan pipa kapiler dan tabung penampungan akhir rumput laut secara berkala.

4) Faktor Lingkungan

Faktor ini disebabkan karena udara panas disekitar lingkungan kerja sehingga mengakibatkan kesalahan operator dan menyebabkan konsentrasi operator menurun. Selain itu kondisi bising dari mesin – mesin yang bekerja dan faktor mengobrol menyebabkan ketelitian operator menurun. Udara panas, pengap dan kondisi bising yang dirasakan operator dapat menyebabkan operator merasa cepat lelah dan kurang nyaman.

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Untuk Memiliki endapan kemampuan kinerja proses sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak data yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap proses yang berlangsung mulai dari pasca panen sampai dengan proses produksi.

Untuk Bergelembung kemampuan kinerja proses sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak data yang berada diluar batas normal yang ditetakan oleh

perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan control terhadap proses dan pekerja untuk lebih memenuhi standar operasi yang telah ditetapkan.

4.2 Saran

Untuk memperbaiki kualitas produk, diberikan saran sebagai berikut :

1. Perbaikan yang dilakukan perusahaan sebaiknya terfokus pada faktor penyebab utama terjadinya penyimpangan mutu yaitu factor bahan baku, metode kerja dan mesin.

2. Pihak perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan pemilihan bahan baku yang masuk, mengelompokkan bahan baku yang sejenis dan segera mengolahnya.

3. Membuat urutan prioritas dalam melaksanakan pengendalian kualitas yang terencana dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab kesalaan dalam produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan

Operasi Edisi Resivi. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia: Jakarta

Asyari Agus. 1983. Pengendalian Produksi. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

Dinas perikanan dan Kelautan Kab. Takalar.2010.”Produksi Rumput laut”.

Douglas C. Mont Gomery, 1990, pengantar pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Gadjah Mada University Press, yogyakarta.

Febrianto, Nanang. 2006. Analisa Perancangan Pengendalian Kualitas Statistik Pada Kelompok Tani Wanita “Brosem” Batu malang. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang

Ilham, Rezkiwati D. 2005. Usulan Perbaikan Kualitas Produk Kain Strech Dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada

PT. Himalaya Tunas Texindo Bandung.

Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistika Untuk Teknik dan sains.Erlangga.Jakarta

Husaini Usman, R Purnomo. 2006. Pengantar Statistik edisi kedua. Penerbit Bumi Aksara.Jakarta

Ishikawa Kaon. 1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Mediyatama Perkasa: Jakarta

Kume Hitosi. 1989. Metode Statistik Peningkatan Mutu. Mediayatama Sarana Perkasa: Jakarta Rismayanti. 2011. Penerapan Metode Statistical

Quality Control Dalam Menghasilkan Produk Minyak Kelapa Sawit Sesuai Dengan Standar Di Pt.Varita Majutama Kabupaten Teluk Bintuni. Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Sucahyo Febrianto. 2004. Tugas Akhir Identifikasi Kualitas Keramik Di Sentra Industri Kecil Dinoyo

Dan Betek Dengan Metode Pengendalian

Kualitas, Universitas Muhammadiyah Malang: Malang

(5)

1012 Vincent Gaspers. 1998. Statistical Process Control

Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Waiulung Natsir M. 2009. Analisis Pengendalian Kualitas Untuk Meningkatkan Mutu Produk Plywood Pada PT. Wainibe Wood Industri (WWI) Di Kota Namlea. Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Gambar

Gambar  3.2  Fishbone  Chart  untuk  memiliki  Bergelembung
Diagram  sebab  akibat  merupakan  diagram  yang  terdiri  dari  garis  –  garis  dan  simbol  –  simbol  yang

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tahap II (Tahun 4, Tahun 5 dan Tahun 6), fokus diberikan kepada penguasaan illmu pengetahuan dan kemahiran yang sesuai dengan tahap kebolehan murid berdasarkan SK dan SP

Data Flow Diagram atau sering juga disebut dengan Bubble Chart atau diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model yang

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa profil resilience pada ibu yang memiliki anak autis dan mampu menerima anaknya berada pada kategori tinggi untuk kemampuan impulse

Hasil penelitian ini menunjukan kedisiplinan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam melaksanakan shalat lima waktu tahun angkatan 2012 dengan kategori

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian telah yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa preferensi berdasarkan tipe habitat menunjukkan bahwa anoa sangat menyukai tipe hutan

0ndonesia lokasi yang strategis untuk bisnis anda, pemilihan lokasi merupakan salah satu hal yang penting dalam mengoperasikan bisnis anda. PT *urabaya 0ndustrial Estate 1ungkut

memperlihatkan pengaruh dimensi komponen rakit dan grup tiang maupun kombinasi di antara keduanya terhadap perbedaan penurunan yang terjadi pada sistem pondasi tiang-rakit

Faktor intern dan faktor ekstern petani yang berhubungan dengan tingkat part1s1pasi petani dalam Proyek KIMBUN Jambu Mete yaitu: umur, pendidikan formal, pendidikan