• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif.Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menganalisis datanya berbentuk

angka.Sedangkan menurut keadaannya penelitian ini merupakan penelitian ex post facto artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung (Nazir, 2005).

3.2 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009) pengertian objek penelitian adalah “Suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dankemudian

ditarik kesimpulannya”. Objek penelitian yang diteliti adalah jumlah anggota,

jumlah simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal dan jumlah pendapatan

terhadap penyaluran kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten

Banyumas .

3.3 Jenis Data Yang Diperlukan

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

sekunder.Dalam hal ini diperoleh dari Laporan RAT koperasi simpan pinjam

di Banyumas, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

(2)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah dengan cara dokumentasi dimana dokumentasi merupakan

pengumpulan data yang bersumber dariarsip/dokumen yang terdapat di

berbagai instansi terkait yaitudari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kabupaten Banyumas selain itu juga menggunakan data yang

bersumberdari buku kepustakaan, hasil penelitian dan arsip/dokumen

yangberhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah jenis koperasi

simpan pinjam di wilayah Banyumas yang berjumlah 51 terdiri dari 47

koperasi yang aktif.Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

akan diteliti (Arikunto,2006). Dalam penelitian ini penentuan sampel

dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan metode pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) tertentu, dengan kriteria berikut :

1) Koperasi yang diteliti adalah koperasi jenis simpan pinjam

2) Koperasi yang setiap tahunnya membuat laporan RAT selama periode

tahun 2009-2013 secara berturut-turut

3) Koperasi dipilih oleh Disperindagkop yang memenuhisyarat/berkualitas

(3)

Dengan metode tersebut, dari 47 koperasi simpan pinjam di Kabupaten

Banyumas yang masih aktif hanya ada 8 koperasi simpan pinjam yang

memenuhi kriteria.

3.6 Definisi Operaional

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2007). Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi :

3.6.1 Variabel Dependen

a) Penyaluran Kredit

Penyaluran kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya. Penyaluran kredit disini

adalah besarnya nominal pemberian kredit yang dilakukan oleh koperasi

kepada anggotanya untuk kebutuhan modal atau mengembangkan usaha

yang sudah ada. Terdapat pada Laporan RAT dengan nama jumlah kredit

yang tersalurkan atau masih dalam bentuk piutang dan dihitung dalam

(4)

3.6.2 Variabel Independen

a) Jumlah anggota koperasi

Banyaknya jumlah anggota masing – masing koperasi simpan pinjam di

Kabupaten Banyumas pada periode tahun 2009 - 2013 yang diukur dengan

satuan orang.

Jumlah Anggota = Σ anggota

b) Jumlah simpanan anggota

Banyaknya jumlah simpanan koperasi simpan pinjam baik berupa

tabungan, giro dan deposito dalam kurun waktu tahun 2009 - 2013 yang

diukur dengan satuan rupiah.Dalam penelitian ini yang digunakan adalah

penjumlahan simpanan pokok dan simpanan wajib.

Jumlah simpanan = simpanan pokok + simpanan wajjib

c) Jumlah aset koperasi

Aset adalah hal yang paling penting dalam koperasi.Pada koperasi, aset

merupakan kekayaan yang dimiliki dan dikelola oleh koperasi untuk

menjalankan kegiatan operasionalnya.

Jumlah aset koperasi = Σ total aktiva

d) Jumlah modal koperasi

Tanpa modal suatu organisasi atau perusahaan tidak akan bisa berjalan

(5)

dan modal pinjaman.Jumlah modal disini adalah keseluruhan modal yang

dimiliki koperasi.

Jumlah modal = Modal Sendiri + Modal Luar

e) Jumlah pendapatan

Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai

pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan usaha

lainnya.

3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel

dengan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian, yaitu jumlah

anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal, jumlah

pendapatan dam penyaluran kredit.Statistik deskriptif meliputi jumlah sampel,

nilai minimum, nilai maximum, nilai rata-rata dan standar deviasi.

3.7.2 Analisis Regresi

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode yang dipilih untuk

menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan

diteliti.

Metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

(6)

Analisis statistik regresi linier berganda dimaksudkan untuk mengetahui

kuatnya hubungan pengaruh beberapa variabel independen (independent variabel). Adapun model persamaan analisis regresi penelitian ini adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995) :

Y= β0+β1X1+β2X2+β3X3+ β4X4+β5X5+ e

Keterangan :

Y = Penyaluran kredit (Variabel Terikat)

β0 = Konstanta

β1,2,3,4,5 = Koefisien variabel bebas, merupakan rata-rata perubahan

per unitvariabel terikat terhadap variabel bebas dengan

asumsi variabelbebas lain konstan.

X1 = Jumlah Anggota

X2 = Jumlah Simpanan Anggota

X3 = Jumlah Aset koperasi

X4 = Jumlah Modal

X5 = Jumlah Pendapatan

e = error, merupakan variabel lain yang juga mempengaruhi

jumlah penyaluran kredit tetapi tidak dimasukkan

sebagai variabel dalam penelitian ini.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Dalam memperoleh model yang baik maka diperlukan pengujian atas

beberapa asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Sehingga sebelum melakukan

(7)

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik.

Analisis grafik, salah satu cara termudah untuk melihat normalitas

residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal

tapi dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode yag lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual akan

dibandingkan dengan garis normal, maka garis yang menggambarkan dan

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya.Uji

statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtoris dan

skewness dari residual. Selain dengan perhitungan nilai kurtoris dan

skewsness dapat juga digunakan uji statistic non parametric

(8)

H0 : Data residual berdistribusikan normal

HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Pedoman pengambilan keputusan :

1. Nilai Sig atau signifikan atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi adalah

tidak normal.

2. Nilai Sig atau signifikan atau nilai probabilitas > 0,05. Disrtibusi adalah

normal.

2) Uji Multikolinearitas

Ghozali (2013) menyatakan bahwa untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolonieritas dalam suatu model regresi dapat dilakukan melalui :

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi individual variabel independen banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel dependen

b) Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika antar variabel

independen ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90)

maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

c) Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai

tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terhadap variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

(9)

3). Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data runtun waktu (time series) karena “gangguan” pada

seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relative

jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal

dari individu, kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat 1

(first order autocorrelation)dan mensyaratkan adanya intercept

(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada varibel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2013). Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Tidak ada autokorelasi ( r = 0)

(10)

Hipotesis 0 Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 –du ≤ d ≤ 4 –

dl Tidak ada autokorelasi, positif

atau negative

Tidak ditolak du < d < 4 – du

4). Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varians dan residual 1 pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

tidak terjadi heterokedastisitas.Kebanyakan data crossection mengandung

situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

Salah satu cara untuk mengujinya yaitu dengan cara menggunakan

Uji Gletjser yaitu uji yang dilakukan dengan meregres nilai absolut

residual terhadap variabel independen. Kriteria yang digunakan dalam

pengambilan keputusan pada uji glejser adalah Jika nilai signifikan antara

varibael independen dengan absolute residual lebih dari 0,05 maka tidak

(11)

3.7.4 Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien

determinasi diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data

silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan sedangkan untuk data runtut waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi ( Ghozali, 2013).

3.7.5 Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen.

Pengujian hipotesis satu arah, sebagai berikut :

a) Hipotesis 1

Ho : β1≤ 0, artinya jumlah anggota tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran kredit.

Ha : β1 > 0, artinya jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan

(12)

b) Hipotesis 2

Ho : β2≤ 0, artinya jumlah simpanan anggota tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Ha : β2 > 0, artinya jumlah simpanan anggota berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran kredit.

c) Hipotesis 3

Ho : β3 ≤ 0, artinya jumlah aset koperasi tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran kredit.

Ha : β3 > 0, artinya jumlah aset koperasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran kredit.

d) Hipotesis 4

Ho : β4 ≤ 0, artinya jumlah modal tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran kredit.

Ha : β4 > 0, artinya jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyaluran.

e) Hipotesis 5

Ho : β5 ≤ 0, artinya jumlah pendapatan tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyaluran kredit.

Ha : β5 > 0, artinya jumlah pendapatan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyaluran

Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat digunakan kriteria pengujian sebagai

(13)

1) Taraf signifikan (α = 0,05)

2) Mencari nilai thitung digunakan rumus (Muhammad, 2011) :

t

hitung

=

Keterangan :

b = Koefisien Regresi

S = Standar error

3) Mencari ttabel

Besarnya nilai ttabel dapat diperoleh dari tabel t dengan menentukan nilai df

(degree of freedom).

Besarnya nilai df atau derajat kebebasan dapat dihitung dengan cara :

df = n – k

Keterangan :

df = derajat kebebasan

n = banyaknya sampel

k = banyaknya variabel (bebas dan terikat)

4) Apabila thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

5) Apabila thitung≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

6) Kurva Normal :

Daerah Penerimaan Daerah Penolakan

Ho

Ho

Ttabel

(14)

3.7.6 Uji F (Overall Significance Test)

Dalam uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Hipotesis dalam pengujian ini

adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis

Ho : β1, β2,β3, β4, β5 ≤ 0, artinya secara simultan tidak ada pengaruh

signifikan dari variabel bebas, yaitu jumlah anggota, jumlah

simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal dan jumlah

pendapatan terhadap variabel terikat yaitu penyaluran kredit.

Ha : β1, β2, β3, β4, β5 > 0, artinya secara simultan tidak ada pengaruh

signifikan dari variabel bebas, yaitu jumlah anggota, jumlah

simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal dan jumlah

pendapatan terhadap penyaluran kredit.

Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat digunakan kriteria

pengujian sebagai berikut :

1) Taraf signifikan (α = 0,05)

2) Mencari nilai Fhitung digunakan rumus (Suharyadi, 2004):

=

Keterangan:

R² : Koefisen determinasi

K : jumlah variabel

(15)

3) Mencari nilai Ftabel

Besarnya nilai Ftabel dapat diperoleh dari tabel F dengan menentukan

nilai df (degree of freedom).

Besarnya nilai df atau derajat kebebasan dapat dihitung dengan cara :

df1 = k-1

df2 = n-k

Keterangan :

df = derajat kebebasan

n = banyaknya sampel

k = banyaknya variabel (bebas dan terikat)

Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

1. Apabila Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

3. Kurva Normal :

Daerah penerimaan Daerah

Ho Penolakan Ho

Ftabel

Gambar

Gambar 3.1 Kurva Normal Uji T
Gambar 3.2 Kurva Normal Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan kerja ( job satisfaction ) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau

Secara umum sistem informasi rekam medis dan resep obat berbasis web ini dapa berfungsi dengan baik dalam menangani proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru ke dalam sebuah

Angka indeks kinerja bernilai kurang dari satu berarti biaya aktual lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal rencana, Bila anggaran

Peraturan/Intruksi/Hi mbauan/ Surat Edaran dan Surat Keputusan Ka. Daerah) minimal 1 kebijakan per tahun dibagi jumlah kabupaten/kota x 100% Persentase Sekolah Menengah

Metode ini berfungsi untuk mencari jumlah calon pegawai sebagai data training yang tidak diterima. Memasukan query untuk mengambil data status penerimaan = tidak

Angka 1 : Yang dimaksud dengan “asas kekeluargaan” adalah asas yang melandasi upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai bagian dari perekonomian

Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan dengan kecemasan orang tua, maka peneliti memberikan saran perawat di rumah sakit agar

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi mengenai karakteristik deformasi yang terjadi pada Gunung Merapi sedangkan nilai