BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Adapun beberapa landasan teori yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan Pasal 1
serta ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Adapun pada ayat 1 dijelaskan tentang definisi
perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya (Fahmi, 2015).
Rumusan mengenai pengertian bank yang lain, dapat juga kita temui dalam
kamus istilah hukum Fockema Andreae yang mengatakan bahwa bank adalah
suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima
dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga. Berhubung dengan adanya
cek yang hanya dapat diberikan kepada banker sebagai tertarik, maka bank dalam
arti luas adalah orang atau lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur
2. Fungsi Bank
Seperti diketahui bahwa fungsi bank pada umumnya (Dendawijaya, 2009) :
a. Agent of trust, bank merupakan lembaga yang landasannya adalah
kepercayaan, baik dalam menghimpun dana ataupun dalam penyaluran
dana.
b. Agent of development, kegiatan bank berupa menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan hal yang sangat diperlukan bagi lancarnya
perekonomian di sector riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat untuk melakukan investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan
konsumsi barang dan jasa, mengingat kegiatan tersebut tidak dapat
dilepaskan dari adanya penggunaan uang.
c. Agent of services yaitu bank merupakan lembaga yang memobilisasi dana
untuk pembangunan ekonomi. Bank memberikan jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa tersebut antara lain berupa jasa pengiriman uang,
penitipan surat berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
3. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan menurut Dahlan Siamat (1995:1) adalah suatu badan
usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial
assets)atau tagihan-tagihan misalnya saham obligasi, dibandingkan aset riil
misalnya: gedung, peralatan, dan bahan baku. Ada 5 alasan dalam menciptakan
a. Keunikan karakteristik perbankan yang rentan terhadap serbuan masyarakat
yang menarik dana secara besar-besaran sehingga berpotensi merugikan
deposan dan kreditur bank.
b. Penyebaran kerugian di antara bank-bank sangat cepat melalui contagion
effect sehingga berpotensi menimbulkan sistem problem.
c. Proses penyelesaian bank-bank bermasalah membutuhkan dana dalam
jumlah yang tidak sedikit.
d. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sebagai lembaga
intermediasi akan menimbulkan tekanan-tekanan dalam sektor perbankan.
e. Ketidakstabilan sektor keuangan akan berdampak pada kondisi makro
ekonomi, khususnya dikaitkan dengan tidak efektifnya transmisi kebijakan
moneter.
4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.Seperti membuat suatu laporan
keuangan yang telah memenuhi standard dan ketentuan dalam SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle). Ada 5
tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perbankan yang umum, yaitu
(Fahmi, 2015) :
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah di
dalam dunia akuntansi, sehinggan dengan demikian hasil laporan keuangan
tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
b. Melakukan perhitungan.
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang di lakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut
akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian di lakukan
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode
yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua
yaitu :
1) Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar
periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
2) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil
hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan
secara bersamaan.
d. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah
dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk
melihat kendala-kendala yang di alami oleh perbankan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang
dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan
agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
5. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam
satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan
keuangan.Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka
dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan
untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target
seperti yag telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen
dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2017).
6. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukkan efisiensi perusahaan.Penggunaan rasio profitabilitas dapat
dilakukan dengan menggunakan perbandingan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama
7. Rasio Likuiditas
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan
atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang
sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan
usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Rasio likuiditas atau sering disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan
(Kasmir, 2017).
8. Return On Asset (ROA)
ROA atau sering juga disebut dengan return on investment adalah rasio ini
melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut
sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Ada yang berpendapat bahwa jika ROA tidak ada hubungannya dengan laba
usaha perbaankan (Fahmi, 2015).
Semakin besar ROA akan menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik,
karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Jika pihak bank dapat menjaga
kinerjanya dengan baik, terutama tingkat profitabilitas yang tinggi serta dapat
saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak
ketiga yang berhasil dikumpulkan akan ikut naik (Sinung dkk, 2016).
9. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR atau sering disebut dengan istilah rasio kecukupan modal bank, yaitu
bagaimana sebuah perbankan mampu membiayai aktivitas kegiatannya dengan
kepemilikan modal yang dimilikinya. Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja
bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang
diberikan (Dendawijaya, 2009).
Rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengatur
yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada di bawah pengawasan
pemerintah misalnya bank, dan asuransi.Rasio ini dimaksudkan untuk menilai
keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya (Harahap, 2007).
CAR merupakan salah satu rasio bank dari aspek indikator permodalan yang
dimana disesuaikan berdasarkan KPPM (Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum) bank yaitu sebesar 8% berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 (Suryani dkk, 2016).
10.Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit
yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat
rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk
kas dan sejenisnya sebagai alat likuid sehingga selalu dapat memenuhi
pengeluaran, pembayaran, dan pembiayaan yang ada.Serta berkemampuan untuk
membayar semua utang jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang
dikuasainya (Kasmir, 2013).
LDR digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Standar nilai yang ditentukan Bank
Indonesia untuk LDR sebesar 85%-100% berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 (Mulyani dan Jaleha, 2015).
11.Non Performing Loan (NPL)
Kredit macet adalah kredit yang dikelompokkan kedalam kredit tidak lancar
dilakukan debitur atau tidak bisa ditagih bank.Apriani (2011), kredit bermasalah
(Non Performing Loan) adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak
sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang
telah diperjanjikan.
NPL atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk
menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga
intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana (Ikatan Bankir Indonesia,2015).
Peraturan Bank Indonesia menetapkan bahwa bank harus menjaga nilai dari
rasio NPL nya untuk berada di bawah 5%. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
(PBI) / 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Kesehatan
suatu bank memiliki nilai NPL lebih dari 5% maka bank tersebut dianggap tidak
sehat (Suryani dkk, 2016).
12.Teori Trade Off Dalam Struktur Modal
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa
menggunakan utang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting adalah dengan
semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan
kebangkrutan.Sebagai contoh, semakin tinggi hutang, semakin besar bunga yang
harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan semakin
B. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah hasil dari beberapa peneliti yang digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian, antara lain
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti, Tahun, Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Bahri (2014)
Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Operational Efficiency Ratio, Liquidity To Debt Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia
Variabel Dependen : Profitabilitas Bank
Variabel Independen : CAR, NPL, NIM, LDR, dan BOPO
1. CAR secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA
2. NPL secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
3. NIM secara statistik berpengaruh positif secara signifikan terhadap ROA.
4. BOPO secara statistik berpengaruh negatif secara signifikan terhadap ROA.
5. LDR secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
2 Sinung, Wardiningsih dan Wibowo
(2016)
Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR Dan NPL Terhadap Profitablitas Pada Bank Pemerintah Dan Bank Umum Swasta Nasional Di Bursa Efek Indonesia.
Variabel dependen :
Profitabilitas Bank Pemerintah Dan Bank Umum Swasta Nasional Di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Independen :
NIM, BOPO, LDR Dan NPL.
1. NIM secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.
2. BOPO secara parsial berpengaruh
signifikan negatif terhadap profitabilitas. 3. LDR secara parsial berpengaruh signifikan
negatif terhadap profitabilitas.
signifikan terhadap profitabilitas.
5. NIM, BOPO, LDR dan NPL secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
3 Suryani, Suhadak dan Hidayat (2016) Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio, Net Interest Argin dan Non Performing Loan Terhadap Return On Assets (Studi pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)
Variabel Dependen : Return On Assets Pada Bank Umum
Variabel Independen : CAR, BOPO, LDR, NIM, NPL
Berdasarkan hasil analisis dan pembahsan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel CAR, BOPO, LDR, NIM dan NPL secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. CAR tidak berpengaruh terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2012-2014..
b. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI 2012-2014.
c. LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI 2012-2014.
d. NIM berpengaruh positif signifikan pada bank umum yang terdaftar di BEI 2012-2014.
bank umum yang terdaftar di BEI 2012-2014.
4 Suardita dan Putri (2015)
Pengaruh Kecukupan Modal dan Penyaluran Kredit Pada Profitabilitas Dengan Pemoderasi Risiko Kredit
Variable Dependen : Profitabilitas Variable Independen : Kecukupan Modal, Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit
Dari hasil yang diuraikan dapat disimpulkan : a. Tingkat kecukupan modal mempunyai
pengaruh yang positif pada profitabilitas.
b. Tingkat penyaluran kredit berpengaruh positif pada profitabilitas.
c. Tingkat risiko kredit secara signifikan mempengaruhi profitabilitas.
d. Tingkat kecukupan modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas yang dimoderasi oleh risiko kredit.
e. Tingkat penyaluran mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas yang dimoderasi oleh risiko kredit.
5 WITO (2014)
Analysis Of Factors Affecting The Return On Assets Of Banks Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2008-2011.
Dependent Variable : Return On Assets
Independent Variable : NPL, LDR, BOPO, CAR, RWA, Firm Size
Kesimpulan :
a. NPL, BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA dan Firm Size berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
b. LDR dan CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA pada 2 bank yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange.
berpengaruh signifikan terhadap ROA. 6 Sabir, Ali, dan Habbe (2012)
Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia
Variabel Dependen : Profitabilitas Variabel Independen : CAR, BOPO, NOM, NPF, FDR, NIM, NPL dan LDR
Kesimpulan Bank Syariah :
a. CAR tidak berpengaruh terhadap ROA
b. BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA
c. NOM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
d. NPF tidak berpengaruh terhadap ROA
e. FDR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
Bank Konvensional :
a. CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
b. BOPO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA
c. NIM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
d. NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
e. LDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA
7 Mulyani dan Jaleha (2015)
Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Biaya Operasi Berbanding Pendapatan Operasi Dan Net Interest Margin Terhadap Return On Assets
Variabel dependen : Return On Assets
Variabel independen : CAR, LDR, BOPO dan NIM
Kesimpulan :
a. CAR, LDR, BOPO dan NIM secara
Pada Bank-Bank Umum Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
b. CAR dan LDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA
c. NIM dan BOPO berpengaruh
signifikan terhadap ROA 8 Christaria and Kurnia (2016)
The Impact Of Financial Ratios, Operational Efficiency And Non Performing Loan Towards Commercial Bank Profitability
Variabel dependen : Bank Profitability
Variabel indpeenden : CAR, LDR, BOPO dan NPL
Kesimpulan :
a. CAR, LDR, BOPO dan NPL secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA
b. BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA
c. CAR, LDR dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
9 Dewi, Herawati dan Sulindawati
(2015)
Analisis Pengaruh NOM, BPO, LDR, Dan NPL Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)
Variabel dependen : Profitabilitas Variabel independen : NIM, BOPO, LDR, dan NPL
Kesimpulan :
a. NIM berpengaruh signifikan positif terhadap ROA
b. BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA
c. LDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA
d. NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA
e. NIM, BOPO, LDR, dan NPL secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA
10 Wibowo dan Syaichu (2013)
Analisis Pengaruh Suku Bunga,
Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Variabel dependen : Profitabilitas Bank Syariah
Variablel independen : Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, dan NPF
Kesimpulan :
a. BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
11 Septiarini dan Ramantha (2014)
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Dan Rasio Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas Dengan Moderasi Rasio Kredit Bermasalah
Variabel dependen : Profitabilitas (ROA)
Variabel independen : Rasio Kecukupan Modal, Rasio Penyaluran Kredit, Dan Rasio Kredit Bermasalah
Kesimpulan :
1. Rasio kecukupan modal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
2. Rasio penyaluran kredit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
3. Rasio kredit bermasalah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
4. Rasio kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang dimoderasi rasio kredit bermasalah.
C. Kerangka Pemikiran
Mengukur kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dari sisi
profitabilitasnya. Karena profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan. Berdasarkan latar belakang yang sudah
dibahas sebelumnya, kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dari rasio
keuangannya. Rasio keuangan yang sesuai untuk mengukur kinerja perbankan
dari sisi profitabilitas adalah Return On Asset (ROA). Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi profitabilitas bank di antaranya yaitu Capital Adequacy Ratio
(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL).
1. Pengaruh CAR terhadap ROA
CAR merupakan modal perusahaan untuk menghasilkan laba. CAR dapat
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva atau
menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009).
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank untuk menanggung
risiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank
mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas (Wibowo dan Syaichu, 2013).
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 2 Oktober
2011, bahwa pengembalian aset bank minimal sebesar 1.5% (Christaria dan
Kurnia, 2016).Penelitian Sabir, Ali dan Habbe (2012)menyatakan bahwa CAR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Tingkat profitabilitas akan naik jika
CAR mengalami kenaikan. Berbeda dengan penelitian Bahri (2014) yang
2. Pengaruh LDR terhadap ROA
LDR digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan oleh bank
kepada masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito. LDR sendiri
merupakan rasio untuk mengukur likuiditas suatu bank. Irham Fahmi (2015)
dalam bukunya mengutip pernyataan Kasmir (2006) yang menyatakan bahwa
LDR merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan
jumlah kredit dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Yang dilanjutkan dengan
semakin tinggi tingkat rasio menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas
bank.
Hal ini didukung oleh penelitian Suryani, Suhadak dan Hidayat (2016) yang
membuktikan dalam penelitiannya bahwa LDR berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI 2012-2014.Sedangkan
Dewi dkk (2015) menghasilkan penelitian yang menyimpulkan bahwa LDR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
3. Pengaruh NPL pada hubungan antara CAR dengan ROA
NPL merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.Kredit bermasalah adalah
kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (Dewi, 2015).NPL
yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. Dikatakan sehat jika
jumlah kredit non lancar tidak lebih dari 5% dari total kredit yang diberikan
kepada nasabah (Sinung dkk, 2016).
NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin
mengakibatkan bank harus menyediakan pencadangan yang lebih besar yang
dapat membuat modal bank ikut terkikis (Hartini, 2014).Penelitian Suardita dan
Putri (2015) melakukan penelitian dan hasilnya adalah NPL mempunyai pengaruh
yang signifikan pada hubungan tingkat kecukupan modal dengan
profitabilitas.Sedangkan penelitian Ramantha dan Septiarini (2014) menghasilkan
penelitian yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara rasio
kredit bermasalah terhadap hubungan antara rasio kecukupan modal dengan
profitabilitas.
4. Pengaruh NPL pada hubungan LDR dengan ROA
NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.Risiko kredit yang
diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari
ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak
dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur
(Hasibuan, 2017). Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas
kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan
menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau
profitabilitas bank akan semakin meningkat (Dewi dkk, 2015).
Jika penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank tinggi, maka risiko NPL yang
dihadapi juga tinggi yang akan mengakibatkan profitabilitas dari bank tersebut
menurun. Semakin tinggi NPL akanmembuat profitabilitas yang berasal dari
penyaluran kredit semakin turun (Hartini, 2014).Ramantha dan Septiarini (2014)
terhadap hubungan antara rasio kecukupan modal dengan profitabilitas.Berbeda
dengan penelitian Widiasari dan Mimba (2015) yang menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang negatif antara NPL terhadap hubungan antara LDR
dengan profitabilitas.
Berdasarkan uraian pernyataan di atas, kerangka pemikiran dalam penelitian
ini dengan menggunakan beberapa rasio keuangan perbankan (CAR, LDR dan
NPL) terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum dengan periode tahun
2011-2016 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
(H1)
(H3)
(H4)
(H2)
Keterangan :
: Pengaruh variabel X1 dan X2 secara langsung terhadap Y
: Pengaruh variabel moderasi pada X1 dan X2 terhadap Y CAR
(X1)
ROA (Y)
LDR (X2)
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian-uraian di atas seperti pada latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : CAR mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA
H2 : LDRmempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA
H3 : NPL mempunyai pengaruh signifikan padahubungan antara CAR
dengan ROA
H4 : NPL mempunyai pengaruh signifikan padahubungan antara LDR