• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional dan jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional tahun 1995-2005 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional dan jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional tahun 1995-2005 - USD Repository"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA HARGA JUAL KEDELAI, LUAS AREAL TANAM, HARGA BERAS, HARGA PUPUK, HARGA KEDELAI INTERNASIONAL DAN JUMLAH IMPOR KEDELAI DENGAN

PRODUKSI KEDELAI NASIONAL TAHUN 1995-2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Petrus Satrio Prakoso NIM : 041324025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

(5)

v MOTTO

“Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua” “ Peluang selalu datang bagi orang-orang yang berusaha”

“Cinta itu sabar, lemah lembut, tidak mendendam, rela berkorban”

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA HARGA JUAL KEDELAI, LUAS AREAL TANAM, HARGA BERAS, HARGA PUPUK, HARGA KEDELAI INTERNASIONAL DAN JUMLAH IMPOR KEDELAI DENGAN

PRODUKSI KEDELAI NASIONAL TAHUN 1995-2005

Petrus Satrio Prakoso Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional dan jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional pada tahun 1995-2005.

Penelitian studi ex post facto ini dilaksanakan pada minggu ketiga Juni tahun 2008. Metode pengumpulan data adalah dengan dokumentasi yang bersumber dari Departemen Pertanian (Deptan) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa korelasi

product moment dari Pearson.

(9)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PRICE OF SOYBEAN, THE WIDTH OF PLANTATION AREA, THE PRICE OF THE FERTILIZER,

THE INTERNATIONAL SOYBEAN PRICE AND THE AMMOUNT OF IMPORTED SOYBEAN AND THE NATIONAL SOYBEAN

PRODUCTION 1995-2005

Petrus Satrio Prakoso Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to find out; the relationship between the price of soybean, the width of plantation area, the price of the fertilizer, the international soybean price, and the amount of imported soybean and national soybean production.

The research based on ex post facto and carried out at the third week of June 2008. The data collecting method was documentation which based on Department of Agriculture and Statistics Centre Board. The analysis technique was product moment correlation by Pearson.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa atas terselesaikannya penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Jual Kedelai, Luas Areal Tanam, Harga Beras, Harga Pupuk, Harga Kedelai Internasional Dan Jumlah Impor Kedelai Dengan Produksi Kedelai Nasional Tahun 1995-2005”. Telah banyak tenaga, pikiran dan waktu yang penulis curahkan untuk menyelesaikan skripsi ini dan banyak pula pihak-pihak yang ikut membantu dalam terselesaikannya tugas akhir ini. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis tujukkan kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin pada penulis untuk mengerjakan skripsi.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin pada penulis untuk mengerjakan skripsi.

(11)

xi kepada penulis.

5. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing dua yang telah dengan sabar memberikan dorongan, saran, kritik dan keseediaan meluangkan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto, Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.Si., Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., Drs. Markiswo terima kasih bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

7. Seluruh pihak administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, staf dan karyawan UPT Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak dan Ibu terimakasih untuk kasih sayang, doa, kepercayaan yang terus mengiringi langkahku dalam menjalani hidupku ini.

9. Teruntuk dua kakakku dan dua adikku, bagiku kalian tidak akan pernah tergantikan oleh apapun.

10.Teruntuk Tambatan hatiku, Amelia Fristy Kusuma (MelzQue), terimakasih sudah menemani selama proses dan selalu ada di sisiku dan selalu mendukungku. Semoga hidup menjadi lebih indah dengan kebersamaan kita.

(12)

xii arti.

12.Buat kawan-kawan FPPI Kota Yogyakarta dan kawan-kawan TADJAM salam NADEMKRA. Terimakasih buat pendidikan, pengalaman dan jaringan yang diberikan, susah dan senang kita bersama.

13.Buat teman-teman HMJ/HMPS dan BEMU/BEMF, UKM terimakasih atas proses pendewasaan pemikiran dan tindakan yang telah diberikan selama ini.

14.Terimakasih buat temen-temen kos Grinjing 5A : Ari, Heri, Doni, Fred, Nanang, Rinto, Claus, Aldo.

15.Buat si “Ganteng” B 6523 CCB, terimakasih untuk suka dan dukanya dan tetap setia mengantarkan aku dalam mengerjakan skripsi ini.

Semoga kebaikan hati pihak-pihak yang disebutkan di atas mendapatkan balasan dari Tuhan.

Meskipun penulis sudah berusaha sebaik-baiknya dalam menyusun skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa penulis perlukan dalam perbaikan skripsi ini.

Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

MOTTO... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... x

KATA PENGANTAR... xi

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Kedelai sebagai sumber protein nabati di Indonesia……… 9

B. Dinamika Kebijakan Perkedelaian Nasional……… 10

C. Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan Produksi Kedelai... 12

(14)

xiv

2. Luas Areal tanam kedelai di Indonesia……… 14

3. Harga beras nasional……… 16

4. Harga pupuk nasional……….. 18

5. Harga kedelai internasional………. 20

6. Jumlah impor kedelai Nasional………... 22

D. Penelitian Terdahulu………. 24

E. Kerangka Pemikiran………. 27

F. Hipotesis………..……… 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 30

A. Jenis Penelitian... 30

1. Jenis Data ... 30

2. Sumber Data... 31

B. Waktu Penelitian... 31

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya... 32

1. Macam Variabel... 32

2. Definisi operasional variabel bebas (independent variable)... 32

D. Teknik Analisis Data... 33

1. Teknik Analisis Data... 33

2. Pengujian Hipotesis... 35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………. 38

A. Deskripsi Data……… 38

B. Analisa Data……… 39

1. Prasyarat Uji Analisis……… 39

2. Pengujian Hipotesis……… 42

C. Pembahasan Hasil Penelitian……… 47

(15)

xv

2. Hubungan luas areal tanam terhadap produksi kedelai nasional... 49

3. Hubungan harga beras terhadap produksi kedelai nasional... 50

4. Hubungan harga pupuk terhadap produksi kedelai nasional... 51

5. Hubungan harga kedelai internasional terhadap produksi kedelai nasional 51 6. Hubungan jumlah impor kedelai terhadap produksi kedelai nasional... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...………... 56

A. Kesimpulan... 56

B. Saran... 58

C. Keterbatasan Penelitian... 59

D. Saran untuk peneliti lain... 60

DAFTAR PUSTAKA………... 61

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Impor Tanaman Pangan (dalam juta ton)

Tabel 2.1 Kebijakan Perkedelaian Nasional

Tabel 2.2 Tingkat Harga Jual Kedelai Nasional Tahun 1995 – 2005 Tabel 2.3 Luas Areal Tanam Kedelai Nasional Tahun 1995 – 2005 Tabel 2.4 Harga Beras Nasional Tahun 1995 – 2005

Tabel 2.5 Harga Pupuk Nasional Tahun 1995 – 2005

Tabel 2.6 Kebutuhan pupuk urea, SP-36, ZA dan KCI untuk sektor pertanian (ton) tahun 2008

Tabel 2.8 Harga Kedelai Internasional Tahun 1995 – 2005 Tabel 2.9 Impor kedelai Nasional Tahun 1995 – 2005 Tabel 4.1 Data variabel Terikat dan variabel bebas Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian Tabel 4. 4 Nilai Korelasi Pearson

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencahariaan sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam. Sekitar tahun 1963-2003, jumlah rumah tangga pertanian meningkat pesat dari tahun 1963 sebesar 12.236 ribu (tanpa Irian Jaya), tahun 1973 sebesar 14.373 ribu dan menjadi 19.505 ribu pada tahun 1983, 20.832 ribu pada tahun 1993 dan menjadi 24.869 ribu pada tahun 2003. Rumah tangga pertanian ini mampu memproduksi berbagai macam produk pertanian, salah satunya adalah kedelai. Swasembada kedelai pernah terjadi pada tahun 1992 dengan produksi nasional yang mencapai 1,8 juta ton, tetapi sekarang hal itu seakan-akan tinggal cerita, dan terus mengalami kemunduran setelah pemerintahan Presiden Soeharto.

Problematika ini tidak dapat diatasi bila mencoba mengurangi konsumsi tetapi dengan meningkatkan produksi kedelai. Berbagai penelitian dari lembaga-lembaga pendidikan sampai saat ini sudah banyak melahirkan rekomendasi-rekomendasi baru, namun rekomendasi tersebut hanya berhenti di ranah penelitian karena tidak mampu disinergiskan dengan para pelaksana lapangan seperti petani dan pejabat pemerintahan suatu daerah sehingga peningkatan produksi kedelai tidak pernah dapat terlaksana.

(19)

pemerintah dalam mengatasi ketahanan pangan. Pemerintah lebih bergantung pada impor dibandingkan memperkuat sektor pertanian sebagai salah satu faktor produksi dalam mengatasi ketahanan pangan. Solusi yang terus menerus impor berbagai produk pangan dari berbagai negara membuat sekian problematika pangan di Indonesia seakan tidak pernah selesai. Dalam hal beras, kekurangan beras diatasi dengan impor beras sehingga Indonesia sempat menjadi importir terbesar di dunia dari tahun 1998-2001. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan produk pangan yang lain seperti gula, daging sapi, garam, kedelai, jagung, dan kacang tanah maupun susu. Rendahnya harga kedelai untuk dijual membuat para petani kedelai khususnya beralih tanam ke jagung dan padi. Hal ini yang membuat produksi kedelai mengalami penurunan.

(20)

daging (http://www.sinarharapan.co.id).

Ketahanan pangan di Indonesia sendiri sebenarnya masih dapat dikatakan lemah, hal ini dikarenakan tingkat harga jual setiap produk yang tergolong cukup mahal dan tidak dapat bersaing dengan kedelai impor, contohnya pada tahun 2005 harga kedelai impor Rp2.800, sedangkan harga kedelai lokal Rp3.500 per kilogram, tahun 2006 harga kedelai impor Rp2.600 sedangkan kedelai lokal Rp3.500 per kilogram, dan pada 2007 harga kedelai impor Rp3.200 sedangkan kedelai lokal Rp3.400 per kilogram (http://www.antara.co.id). Rendahnya harga jual kedelai ini ternyata yang ikut menyebabkan produksi kedelai Nasional pun rendah karena petani enggan menanam komoditas yang memiliki harga jual yang rendah.

(21)

Saat ini luas areal tanam kedelai di Indonesia hanya sekitar 600 ribu hektare (ha) dengan produktivitas tanaman 1,3 ton/ha sedangkan untuk mencapai swasembada, harus ada perluasan hingga mencapai 1,5 juta ha serta peningkatan produktivitas lahan hingga 1,5 ton/ ha (http://mediaindonesia.com). Rendahnya jumlah areal tanam untuk komoditas kedelai ini dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi kedelai nasional.

Harga beras yang terjadi di Indonesia sendiri selalu berfluktuasi pada tahun-tahun belakangan ini. Beras yang berfungsi sebagai barang komplementer bagi tanaman pangan yang lain, salah satunya adalah kedelai. Fungsi beras sebagai barang utama ikut mempengaruhi komoditas lain yang berperan sebagai barang komplementer. Penurunan harga beras pun tentunya ikut memicu penurunan harga tanaman pangan yang lain seperti kedelai. Penurunan ini tentunya akan menyebabkan penurunan jumlah produksi kedelai nasional.

Pupuk menjadi salah satu faktor produksi bagi petani, karena dengan pupuk yang ikut menentukan seberapa banyak tanaman yang dipanen nanti. Mayoritas petani menggunakan pupuk urea sebagai pupuk yang utama karena dinilai instant dan hasilnya terlihat dengan jelas. Namun, harga pupuk ini pun terbilang cukup mahal apabila dibandingkan dengan pupuk yang lain. Rendahnya harga pupuk pasti akan berimbas pada rendahnya produksi kedelai yang dihasilkan oleh petani.

(22)

Nasional. Harga kedelai internasional memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga kedelai nasional. Impor kedelai yang dilakukan Indonesia memiliki pengaruh negatif karena menurunkan harga jual kedelai sehingga produksi yang dilakukan oleh petani pun menjadi menurun karena petani hanya mendapatkan untung yang sedikit.

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas ini, Indonesia ikut terjun di dalamnya. Sementara itu, kebijakan tata niaga impor kedelai menyebabkan masuknya kedelai impor dengan harga murah, menyebabkan petani Indonesia sulit untuk bersaing. Menurut Siswono Yudhohusodo bahwa kedelai impor harganya lebih murah dan bisa dikredit, berbeda dengan kedelai lokal yang tidak bisa dikredit (harus cash).

Impor tanaman pangan sebagian besar berasal dari negara- negara core

(23)

Tabel I.1.

Impor Tanaman Pangan Indonesia (dalam juta ton) Komoditas 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber impor Beras 1,43 0,24 0,19 0,44 1,3 Vietnam, Thailand,

Sumber : BPS (Gatra, 30 Januari 2008)

Jagung dan kedelai, dua komoditi yang paling sangat tinggi impornya di samping gula dan beras. Setiap tahun Indonesia mengimpor biji kedelai tak kurang 1,1 juta ton dan jagung 1,3 juta ton. Bahkan bungkil kedelai Indonesia merupakan net importir dengan jumlah impor rata-rata 1 juta ton. Padahal, kedua komoditi ini dianggap sangat vital bagi ketahanan pangan.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu:

1. Apakah ada hubungan antara tingkat harga jual kedelai dengan produksi kedelai?

2. Apakah ada hubungan antara luas areal tanam kedelai dengan produksi kedelai?

(24)

4. Apakah ada hubungan antara harga pupuk dengan produksi kedelai? 5. Apakah ada hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi

kedelai?

6. Apakah ada hubungan antara jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat harga jual perdagangan besar kedelai dengan produksi kedelai.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara luas areal tanam kedelai dengan produksi kedelai.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara harga jual beras dengan produksi kedelai.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara harga pupuk dengan produksi kedelai.

5. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi kedelai.

(25)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini berguna bagi berbagai pihak, yakni: 1. Bagi Pemerintah (Deptan dan Dinas Pertanian)

Sebagai masukan dan saran bagi Pemerintah agar secara langsung maupun tak langsung untuk mampu mengembangkan sektor pertanian dan mencapai ketahanan pangan di Indonesia.

2. Mahasiswa dan masyarakat Luas

Sebagai masukan bagi mahasiswa agar mampu mengetahui potensi kedelai di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang terkait. Sementara itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan masukan bagi masyarakat luas yang bergelut di bidang pertanian.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan tambahan literatur referensi perpustakaan yang nantinya berguna bagi seluruh civitas Universitas Sanata Dharma.

4. Bagi Penulis

(26)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kedelai sebagai sumber Protein nabati di Indonesia

Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. Kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak. Indonesia saat ini mendapatkan pasokan kedelai terbesar dari Amerika dan Argentina.

Konsumsi kedelai di negara kita adalah 2 juta ton/tahun dan komoditi kedelai telah menyedot devisa sebanyak 3 trilyun rupiah / tahun. Dan saat ini para pengusaha dan pengrajin tempe tahu sedang resah dikarenakan harga kedelai mengalami kenaikan. Kedelai telah mengalami kenaikan harga mulai bulan Oktober 2007.

(27)

seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara Glycine soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara.

Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam

fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu (tofu), bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe, susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa), tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel).

B. Dinamika Kebijakan Perkedelaian Nasional

Pembatasan pemerintah melalui berbagai kebijakan yang diberlakukan menjadikan pasar kedelai dalam negeri menjadi tidak stabil yang diindikasikan dengan perbedaan harga kedelai dalam negeri dan internasional yang terjadi masih lebar yang mengakibatkan daya tarik petani dalam negeri untuk memproduksi kedelai sangat kecil. (Kompas, 2006).

(28)

persen. Untuk dapat mencukupi kebutuhan kedelai nasional, pemerintah lebih memilih melakukan impor dibandingkan menguatkan produksi dalam negeri.

Perkembangan mutakhir tentang tiga paket kebijakan yang terdiri dari 1)menurunkan bea masuk impor dari 10 persen menjadi 0 persen, 2) mendorong untuk menggerakkan pertanian kedelai di berbagai tempat di tanah air. 3) perlu dilakukan komunikasi dengan para importir untuk ikut menyelamatkan harga kedelai agar tidak terjadi guncangan baru bagi perekonomian (http://www.marabandung.net).

Ketergantungan Indonesia atas impor pun semakin meningkat, sementara pemerintah lebih memfokuskan pada impor, petani-petani kedelai pun ternyata lebih memilih menanam tanaman pangan lain seperti beras dan jagung. Berdasarkan pada uraian diatas maka dapat dibuat suatu kesimpulan, bahwa kebijakan pemerintah dalam impor kedelai nasional mempunyai tujuan:

Tabel II.1

Kebijakan Perkedelaian Nasional

No Kebijakan Pemerintah Tujuan Kebijakan 1 NOMOR 01/PMK.011/2008

tentang penetapan tarif bea masuk atas impor kacang kedelai

menurunkan bea masuk impor dari 10 persen menjadi 0 persen

2 PMK No.08/PMK.03/2008 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Keuangan No.254/KMK.03/2001 tentang penunjukan Pemungut Pajak Penghasilan pasal 22

(29)

C. Faktor-Faktor Yang Mempunyai Hubungan Dengan Produksi Kedelai Faktor yang mempunyai hubungan dengan produksi kedelai di dunia maupun di Indonesia cukup banyak. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan semakin besarnya penawaran akan kedelai untuk diproduksi. Pengalihan lahan pertanian kedelai untuk menanam komoditi lain menyebabkan kurangnya lahan untuk areal tanam sehingga penawaran atas kedelai pun sedikit. Selain itu, masalah ketergantungan Indonesia atas komoditi pangan impor berdampak pada produksi kedelai nasional. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa produksi kedelai nasional dipengaruhi oleh hal-hal yang sangat krusial, hal-hal yang sangat krusial tersebut antara lain :.

1. Tingkat harga jual kedelai nasional

Perbedaan harga jual kedelai di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh perbedaan dalam jumlah produksi kedelai nasional, tingkat konsumsi kedelai baik di dalam pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Penentuan perbedaaan harga selain mempengaruhi tingkat konsumsi kedelai di dalam negeri juga akan mempengaruhi arus ekspor dan impor, selain dipengaruhi oleh lain seperti kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di dalam proses penentuan harga kedelai nasional, misalnya kebijakan pajak impor kedelai mencapai 0 persen.

(30)

harga, maka makin banyak jumlah yang ditawarkan begitu juga dengan harga yang rendah, maka makin sedikit jumlah yang ditawarkan (Gilarso:1992; 157).

Kebijakan harga dasar dimaksudkan untuk mengamankan pendapatan petani terhadap fluktuasi harga produk sehingga berusaha meningkatkan produksi. Kebijakan harga dasar akan efektif apabila harga pasar lebih rendah daripada harga dasar yang ditetapkan (Kuntjoro;1997: 7).

(31)

Tabel II.2

Tingkat Harga Jual Kedelai Nasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Tingkat Harga Jual Kedelai Nasional (Rp per kg)

1995 2975

Sumber: Laporan Mingguan Dolog (07 Agustus 2008)

2. Luas areal tanam kedelai di Indonesia

(32)

tersebut untuk kegiatan produksi (Soekartawi; 1989: 15).

Kebijakan pengaturan penggunaan lahan merupakan kebijakan pemerintah daerah yang diterapkan, yaitu kebijakan mengenai penentuan batasan juga penggunaan lahan untuk kawasan industri dan kebijakan mengenai perlunya swasembada pangan yang memerlukan batasan luas penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian. (http://www.litbang.deptan.go.

id).

Perkembangan luas lahan untuk pertanian untuk sektor kedelai di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya sehingga untuk pertanian untuk sektor kedelai mengalami penurunan. Data untuk pertanian untuk sektor kedelai Indonesia dari periode tahun 1995 hingga 2005 berdasarkan data departemen pertanian (Kompas, 2007), yaitu:

Tabel II.3

Luas areal Tanam Kedelai Nasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Luas areal Tanam Kedelai Nasional

(000 hektar)

(33)

Luas areal tanam pertanian untuk sektor kedelai dunia mengalami penurunan setiap tahun, hal ini mengakibatkan pertanian Nasional pada sektor kedelai mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal tanam mempengaruhi produksi kedelai Nasional. Dari tabel di atas cenderung memiliki tren penurunan luas areal tanam. Hal ini disebabkan juga karena banyaknya konversi lahan yang terjadi sebelum tahun 2005. 3. Harga beras nasional

Persoalan beras bukan soal harga semata, tapi dibalik itu menggunung setumpuk persoalan yang patut dibenahi. Hukum pasar tidak lepas dari teori permintaan dan teori penawaran. Harga beras meningkat diakibatkan oleh permintaan meningkat dan atau penawaran menurun. Permintaan meningkat salah satunya diakibatkan oleh jumlah penduduk miskin meningkat. Di lain pihak, penawaran menurun, penyebabnya adalah meroketnya industrialisasi di negeri ini. Banyak kantong-kantong produksi beras menghilang, yang awalnya lahan tersebut adalah sawah kemudian dikonversi menjadi pabrik.(http://klipingut.wordpress.com).

Perubahan harga suatu barang akan mempengaruhi harga barang yang lain tergantung apakah barang tersebut mempunyai hubungan yang saling menggantikan (substitute), saling melengkapi (complement) atau tidak saling mempengaruhi atau netral saja (Soekartawi;1989: 131).

(34)

harga beras jelas memberikan dampak juga terhadap harga kedelai. Apabila terjadi kenaikan harga beras maka keinginan petani untuk menanam padi sehingga lahan yang digunakan untuk memproduksi kedelai pun semakin berkurang. Perkembangan harga nasional untuk jenis IR cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnnya, dikarenakan tingkat biaya produksi yang meningkat (harga benih padi, harga pupuk), tingkat produksi yang menurun karena faktor alam dan berkurangnya luas lahan untuk pertanian, dan meningkatnya konsumsi beras yang tidak sebanding dengan tingkat produksi sehingga mempengaruhi harga beras nasional,secara lengkap dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel II.5

(35)

4. Harga Pupuk Nasional

Pupuk termasuk dalam salah satu input (faktor produksi) dalam pertanian. Seperti pada hukum permintaan untuk produksi, besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang akan dipakai. Bila harga faktor produksi (input) turun, maka petani cenderung akan membelinya pada jumlah yang relatif besar. Dengan demikian, dari penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah yang terbatas, maka dengan adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor produksi), maka produksi akan meningkat (Soekartawi; 1989: 149). Petani menghargai pupuk buatan karena efek yang cepat dan penggunaanya relatif mudah.

Perubahan harga suatu barang akan mempengaruhi harga barang yang lain tergantung apakah barang tersebut mempunyai hubungan yang saling menggantikan (substitute), saling melengkapi (complement) atau tidak saling mempengaruhi atau netral saja (Soekartawi;1989: 131).

(36)

Pupuk merupakan komponen yang cukup penting di dalam proses produksi sektor sehinggga komponen pupuk ini masih diperhatikan oleh pemerintah dengan memberikan subsidi pupuk kepada petani agar harga jual pupuk dapat terjangkau oleh para petani, secara lengkap harga pupuk nasional dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel II.6

Harga Pupuk Nasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Harga Pupuk Nasional

(Rp per Kg)

1995 2100

1996 2090

1997 2000

1998 1950

1999 1850

2000 1600

2001 1780

2002 1680

2003 1700

2004 1730

2005 1800

(37)

Tabel II.7

Kebutuhan pupuk urea, SP-36, ZA dan KCI untuk sektor pertanian (ton)

Tahun 2008

Sub sektor Urea SP-36 ZA KCI Tanaman Pangan 3.198.176 968.147 655.538 315.130

Perkebunan 957.379 184.773 163.255 671.665

Peternakan 8.068 1.578 0 847

Perikanan 74.829 56.148 0 0

Kehutanan 25.783 12.457 2.078 3.020 Sumber : Kompas 5 Desember 1998

Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan petani di sector tanaman pangan lebih mengandalkan pupuk Urea dibandingkan merk pupuk yang lain. Namun, pemilihan merk pupuk ini bukan hanya didasarkan pada jenis tanahnya namun lebih didasarkan pada jenis tanamannya.

5. Harga Kedelai Internasional

Tingginya harga pangan dunia memiliki kecenderungan berjalan dalam waktu yang cukup panjang ke depan. Kebijakan perdagangan untuk menstabilkan harga bahan pangan bersifat temporer. Kebijakan perdagangan yang strategis dalam jangka menengah adalah meningkatkan produksi bahan pangan terutama beras, jagung, dan kedelai.

(38)

permintaan kayu olahan dan kurva sediaan kedelai di pasar domestik. Interaksi antara permintaan kedelai dan sediaan kedua negara itu menentukan harga kedelai dan kuantitas produksi kedelai yang diperdagangkan dan yang jumlah kedelai yang dikonsumsi.

Perbedaan harga kedelai di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh perbedaan dalam jumlah produksi kedelai, tingkat konsumsi kedelai baik di dalam pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Penentuan perbedaaan harga selain mempengaruhi tingkat konsumsi kayu olahan di dalam negeri juga akan mempengaruhi arus ekspor dan impor, selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi oleh kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di dalam proses penentuan harga kedelai baik yang diekspor maupun yang diimpor. Kenaikan harga terjadi pada komoditas lain di pasar dunia karena peningkatan permintaan tidak dapat dipenuhi oleh pasokan. Aktifnya lembaga keuangan di pasar akan datang (future market) mendorong kenaikan harga komoditas semakin tinggi.

(39)

Tabel II.8

Harga Kedelai Internasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Harga Kedelai Internasional

(US$/kg)

Sumber: World Bank, 2007

6. Jumlah Impor Kedelai Nasional

Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak. Indonesia saat ini mendapatkan pasokan kedelai terbesar dari Amerika dan Argentina.

(40)

saat ini para pengusaha dan pengrajin tempe tahu sedang resah dikarenakan harga kedelai mengalami kenaikan. Kedelai telah mengalami kenaikan harga mulai bulan oktober 2007.

Kebijakan impor dilakukan karena pertama, tingkat produksi yang tidak sebanding dengan tingkat konsumsi domestik atau dalam negeri, tidak cocoknya iklim di suatu negara untuk dapat menghasilkan suatu produk atau komoditas pertanian di dalam negeri, dan suatu negara tidak mampu memproduksi kedelai karena harus mengeluarkan biaya produksi yang mahal sehingga cenderung mengimpor, impor kedelai Indonesia secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel II.9

Impor kedelai Nasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Impor kedelai Nasional

(ton)

(41)

D. Penelitian Terdahulu

Judul penelitian “ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI INDONESIA” disusun oleh ENDANG S. GUNAWATI dari Universitas Andalas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan kedelai impor dan kedelai domestik., untuk mengidentifikasi hubungan permintaan kedelai domestik dengan kedelai impor, untuk mengetahui kinerja produksi kedelai domestik, impor dan permintaan kedelai dari tahun ke tahun.

Dalam analisis data menggunakan tiga metode analisis (1) Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dalam analisis statistik, digunakan fungsi bentuk Regresi linear berganda. (2) Untuk mengetahui keterkaitan permintaan kedelai impor dan kedelai domestik maka digunakan model elastisitas permintaan yang meliputi elastisitas harga barang itu sendiri, elastisitas harga silang terhadap permintaan, elastisitas pendapatan terhadap permintaan. (3) Untuk memproyeksi kinerja produksi kedelai domestik, volume impor dan permintaan kedelai dari tahun ke tahun, maka digunakan analisa trend.

(42)

sebesar 4759,670 ton. Variabel pendapatan penduduk sebesar 0,665 berarti bahwa setiap penambahan pendapatan penduduk sebesar Rp. 1,- perkapita pertahun maka permintaan kedelai domestik akan turun sebesar 0,665 ton. Variabel jumlah penduduk sebesar 64,317 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah penduduk sebanyak 1000 jiwa maka akan meningkatkan permintaan kedelai domestik sebesar 64,317 ton.

(2) Variabel yang mempengaruhi permintaan kedelai impor adalah variabel harga kedelai impor sebesar 5.773,237 berarti bahwa setiap penambahan $ 1,- per ton harga kedelai impor akan menyebabkan penambahan permintaan kedelai impor sebesar 5.773,237 ton.

(43)

(4) Nilai elastisitas harga kedelai impor terhadap permintaan kedelai impor adalah –2,446. Hal tersebut berarti apabila harga kedelai impor meningkat sebesar1% maka permintaan kedelai impor akan turun sebesar 2,446%. Nilai elastisitas pendapatan penduduk terhadap permintaan kedelai impor bernilai -3,611. Hal tersebut berarti apabila pendapatan penduduk naik sebesar 1% maka permintaan kedelai domestik akan turun sebesar 3,611% (karena En<0 maka kedelai impor disebut barang tuna nilai).

(5) Trend produksi kedelai domestik pada tahun 1991-2002 memiliki nilai slope (kemiringan) negatif sebesar 46052,1 dan laju pertumbuhan tiap tahunnya sebesar –0,033%. Trend permintaan kedelai domestik antara tahun 1991-2002 memiliki nilai slope negatif sebesar 44.829,2 dan laju pertumbuhannya sebesar -11%. Trend permintaan kedelai impor pada tahun 1991-2002 memiliki slope (kemiringan) positif sebesar 29945,42 dan laju pertumbuhan tiap tahunnya 0,035%.

(44)

tanaman kedelai untuk swasembada kedelai. Selain itu, juga perlu diadakan program budidaya bibit kedelai secara berkesinambungan yang langsung bisa dimanfaatkan oleh para petani.

E. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2005:5) kerangka pemikiran merupakan pola fikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Pola fikir ini membantu peneliti dalam menjalankan penelitiannya. Pola fikir dapat mempermudah cara-cara yang akan ditempuh dalam penelitian. Pada awalnya peneliti mencoba untuk mencari judul yang akan diteliti dan dari sini kemudian merumuskan masalah yang akan menjawab judul tersebut.

Adapun kerangka pemikirannya untuk menjawab rumusan masalahnya sebagai berikut ini; produksi kedelai di Indonesia rendah, dan Pemerintah terlalu bergantung pada kedelai impor yang didatangkan dari beberapa negara. Hal ini dipengaruhi oleh semakin sedikitnya lahan pertanian di Indonesia sehingga produksi kedelai pun terus mengalami penurunan. Selain itu, rendahnya harga jual dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk produksi kedelai membuat para petani kedelai beralih untuk menanam komoditi lain yang lebih menjanjikan. Selain itu, beras sebagai tanaman pangan utama bangsa sekaligus barang substitusi dan komplementer bagi kedelai ternyata memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan kedelai.

(45)

kesulitan dalam melakukan pembelian pupuk urea ini. Ditambah lagi, dengan adanya harga kedelai internasional yang melambung berdampak pada produk kedelai lokal. Hal ini dikarenakan tingginya harga dan banyaknya kedelai internasional yang diimpor oleh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Hal ini kemudian yang mengecilkan para petani kedelai untuk bersaing dengan kedelai internasional.

Gambar 2.1 DISAIN PENELITIAN

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan antara tingkat harga jual kedelai dengan produksi kedelai nasional.

2. Ada hubungan antara luas areal tanam dengan produksi kedelai nasional. 3. Ada hubungan antara harga beras dengan produksi kedelai nasional.

Ha rg a Jua l Ke d e la i Lua s Are a l Ta na m

Ha rg a b e ra s Pro d uksi Ke d e la i

Na sio na l Ha rg a Pup uk

(46)

4. Ada hubungan antara harga pupuk dengan produksi kedelai nasional. 5. Ada hubungan antara harga kedelai internasional (dalam mata uang US $)

dengan produksi kedelai nasional.

(47)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi ex post facto yaitu studi yang menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas tersebut terjadi karena perbedaan-perbedaan tersebut dikarenakan perkembangan kejadian itu secara alami (Furchat, 1982:382). Jenis penelitian ini dianggap sangat mendukung untuk memecahkan dan menggambarkan persoalan yang telah disampaikan terlebih dahulu.

Penelitian ex post facto ialah penelitian yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengadakan pengendalian langsung terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya telah terjadi atau karena dari dalam dirinya tidak dapat dimanipulasi (Izzak Latunussa, 1988: 80).

1. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis data

(48)

mempengaruhi produksi kedelai di Indonesia.

Data yang dicari adalah data produksi kedelai di Indonesia, harga kedelai nasional, luas lahan, harga pupuk yang mayoritas digunakan petani, harga beras sebagai substitusi dan nilai kurs rupiah terhadap dolar pada tahun 1995 – 2005. Alasan yang mendasari peneliti mengambil pada tahun 1995 adalah pada tahun tersebut produksi kedelai Indonesia dapat digolongkan cukup tinggi sehingga menyumbang pendapatan yang besar bagi pemasukan negara, sedangkan pada tahun 2005 produksi indonesia mengalami penurunan dalam hal kedelai, karena masalah kebijakan pemerintah.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah menjadi suatu informasi. Dalam penelitian ini, data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Departemen Pertanian , Departemen Perdagangan, Badan Pusat Statistik, internet, jurnal, dan literatur lain yang mendukung.

B. Waktu Penelitian

(49)

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Macam Variabel

a. Variabel terikat (dependent variable).

Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas, variable terikat dari penelitian ini adalah produksi kedelai (Y).

b. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah variable yang digunakan secara bebas dan berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah harga jual kedelai Nasional (X1), luas areal tanam (X2), harga jual beras (X3), harga jual pupuk (X4), harga kedelai internasional (X5), jumlah/ kuantitas impor kedelai (X6).

2. Definisi operasional variabel bebas (independent variable)

a. Produksi kedelai Nasional adalah semua hasil produksi kedelai yang terjadi di semua lahan di Indonesia, yang kemudian diukur dengan menggunakan satuan kilogram (kg)

b. Harga jual kedelai Nasional dalam perdagangan besar adalah harga yang ditetapkan oleh pihak produsen yang diukur menggunakan rupiah.

c. Luas areal tanam kedelai adalah lahan yang digunakan untuk menanam kedelai yang diukur dengan menggunakan hektar (Ha). d. Harga jual beras dalam perdagangan besar adalah harga jual eceran

(50)

dengan menggunakan rupiah.

e. Harga jual pupuk urea adalah harga yang ditetapkan oleh pihak produsen ataupun pengusaha kepada pembeli atau pelanggan atas pupuk urea yang terjual.

f. Harga jual kedelai di pasar internasional adalah harga transaksi antara petani (penghasil) dan pembeli (pedagang pengumpul atau tengkulak) untuk setiap kedelai dalam pasar Internasional yang kemudian diukur dengan menggunakan satuan US$ per kilogram (kg).

g. Jumlah impor kedelai yang dilakukan Indonesia adalah jumlah kedelai yang dimasukkan ke wilayah Indonesia dari luar negeri yang telah memenuhi ketentuan yang berlaku yang kemudian diukur dalam satuan kilogram (kg).

D. Teknik Analisis Data 1. Teknik analisis data

Untuk menjawab masalah dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

a. Prasyarat Uji Analisis 1) Uji Normalitas

(51)

data dapat dilihat dengan menggunakan cara nilai

skewness, nilai ini digunakan untuk mengetahui

bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai baik apabila mendekati angka nol,

Uji normalitas yaitu:

[

Sn1(X) Sn2(X)

]

maksimum

d = −

Keterangan:

D : Deviasi atau penyimpangan Sn1 : Distribusi komulatif

Sn2 : Distribusi komulatif dukomentasi X : Jumlah Variabel

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho: data berdistribusi normal Ha: data berdistribusi tidak normal

Kriteria yang digunakan dalam mengetahui normal atau tidaknya data tersebut sebagai berikut: apabila Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari probabilitas

(ρ:0,05), maka Ho ditolak. Sedangkan apabila perhitungan Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari

(52)

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang diterima secara tentatip untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian. Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (Ha).

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: a. Menentukan formulasi Ho dan Ha

1) Harga jual kedelai Nasional

Ho = Tidak ada hubungan antara harga jual kedelai dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara harga jual kedelai dengan produksi kedelai nasional

2) Luas areal tanam

Ho = Tidak ada hubungan antara Luas areal tanam dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara Luas areal tanam dengan produksi kedelai nasional

3) Harga Jual beras

Ho = Tidak ada hubungan antara harga jual beras dengan produksi kedelai nasional

(53)

4) Harga jual pupuk

Ho = Tidak ada hubungan antara harga jual pupuk dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara harga jual pupuk dengan produksi kedelai nasional

5) Harga kedelai internasional

Ho = Tidak ada hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi kedelai nasional Ha = Ada hubungan antara harga kedelai internasional

dengan produksi kedelai nasional 6) Jumlah impor kedelai

Ho = Tidak ada hubungan antara Jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara Jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional

(54)

Adapun rumus korelasinya sebagai berikut (Sudjana, 1996:

R : Koefisien korelasi

Y1 : Produksi kedelai nasional

X1: Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i N : Jumlah sampel

Untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel bebas ( Harga jual kedelai, Luas areal tanam, Harga beras, Harga pupuk, Harga kedelai internasional, jumlah impor kedelai) dan variabel terikat (produksi kedelai nasional), digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Ho diterima jika : r hitung < r tabel b. Ho ditolak jika : r hitung > r tabel

Dengan level of significant (a = 5%) dan degree of freedom

(55)

38 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada laporan dari Departemen Pertanian dan juga BPS dari tahun 1995-2005. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produksi kedelai nasional. Variabel bebas yang digunakan yaitu harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional, jumlah impor kedelai. Berikut ini data-data mengenai variabel bebas dan variabel terikat dari penelitian ini:

Tabel IV.1

Data variabel Terikat dan variabel bebas Tahun Harga jual

(56)

Dari data diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan produksi kedelai Nasional. Demikian juga dengan keenam variabel lainnya mengalami fluktuasi dimana tidak pernah terjadi suatu peningkatan yang berkelanjutan ataupun penurunan. Pada 1999 luas areal tanam mengalami penurunan hal ini dikarenakan terjadinya konversi lahan besar-besaran dari lahan pertanian menjadi lahan industri di Indonesia. Konversi ini menyebabkan harga jual kedelai mengalami penurunan dan mengakibatkan meningkatnya jumlah impor kedelai dan juga berpengaruh terhadap harga beras. Sementara itu untuk harga pupuk dan harga kedelai internasional mengalami perubahan juga. Perubahan harga ini ditentukan oleh pengusaha maupun Negara-negara pengekspor kedelai melalui berbagai kebijakan-kebijakan yang dibuat. Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa terjadi perubahan yang tinggi tiap tahunnya.

B. Analisa Data

1. Prasyarat uji analisis

Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data, selain itu juga dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik. a). Uji normalitas

(57)

menggunakan uji statistic One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 12.

Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian

Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

11 11 11 11 11 11 11

6013.00 3530.00 5920.18 3321.36 3268.27 2398.73 6337.82 150.786 73.430 170.388 165.667 37.633 43.366 145.562 .207 .145 .212 .297 .097 .203 .235 .192 .145 .202 .173 .092 .135 .173 -.207 -.118 -.212 -.297 -.097 -.203 -.235 .687 .480 .702 .985 .322 .672 .781 .732 .975 .707 .286 1.000 .756 .575 N

Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian

No Variabel Kolmogorov

-Smirnov

5 Harga kedelai internasional 0,672 0,756 0,05 Normal

6 Jumlah impor kedelai 0,781 0,575 0,05 Normal

(58)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas Harga jual kedelai = 0,975 dan nilai Kolmogorov- Smirnov = 0,480. Nilai probabilitas dan nilai Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data Harga Jual Kedelai (X1) adalah normal.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas Luas areal tanam = 0,707 dan nilai Kolmogorov- Smirnov = 0,702. Nilai probabilitas dan nilai Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data Luas areal

tanam (X2) adalah normal.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas Harga beras = 0,286 dan nilai Kolmogorov- Smirnov = 0,985. Nilai probabilitas dan nilai Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data Harga beras (X3) adalah normal.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas Harga pupuk = 1,000 dan nilai Kolmogorov- Smirnov = 0,322. Nilai probabilitas dan nilai Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data Harga pupuk (X4) adalah normal.

(59)

besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data Harga

Kedelai Internasional (X5) adalah normal.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas Jumlah impor kedelai = 0,575 dan nilai Kolmogorov- Smirnov = 0,781. Nilai probabilitas dan nilai Kolmogorov-Smirnov tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi data Jumlah

impor Kedelai (X6) adalah normal. 2. Pengujian hipotesis

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel Harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional, dan jumlah impor kedelai terhadap produksi kedelai nasional secara bersama-sama digunakan uji statistik koefisien korelasi Pearson. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Harga jual kedelai Nasional

Ho = Tidak ada hubungan antara harga jual kedelai dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara harga jual kedelai dengan produksi kedelai nasional

b) Luas areal tanam

Ho = Tidak ada hubungan antara Luas areal tanam dengan produksi kedelai nasional

(60)

c) Harga Jual beras

Ho = Tidak ada hubungan antara harga jual beras dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara harga jual beras dengan produksi kedelai nasional

d) Harga jual pupuk

Ho = Tidak ada hubungan antara harga jual pupuk dengan produksi kedelai nasional

Ha = Ada hubungan antara harga jual pupuk dengan produksi kedelai nasional

e) Harga kedelai internasional

Ho = Tidak ada hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi kedelai nasional Ha = Ada hubungan antara harga kedelai internasional

dengan produksi kedelai nasional f) Jumlah impor kedelai

Ho = Tidak ada hubungan antara Jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional

(61)

Hasil perhitungan dengan uji koefisien korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:

Tabel IV. 4

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

(62)

Tabel IV. 5

Perbandingan Nilai r hitung dan Nilai r tabel serta tingkat signifikansi Koefisien Korelasi Signifikansi Variabel

r hitung r tabel α hitung α tabel

Harga jual kedelai -0,781 0,602 0,005 0,05

Luas areal tanam 0,995 0,602 0,000 0,05 Harga beras -0,785 0,602 0,004 0,05

Harga pupuk 0,859 0,602 0,001 0,05

Harga kedelai internasional 0,405 0,602 0,217 0,05 Jumlah impor kedelai -0,794 0,602 0,003 0,05

Dari data tabel IV. 5 maka hasil pengujian hipotesis penelitian sebagai berikut:

a) Harga jual kedelai berhubungan dengan produksi kedelai Nasional

Dari hasil pengujian korelasi pearson dan data perbandingan nilai r tabel dan r hitung (Tabel IV.5) didapat nilai probabilitas harga jual kedelai = 0,05 dengan nilai r hitung = -0,781 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara harga jual kedelai (X1) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga jual kedelai (X1) signifikan karena nilai probabilitas 0,05 = 0,05 dan hubungannya negatif yaitu sebesar -0,781.

b) Luas areal tanam berhubungan dengan produksi kedelai Nasional

(63)

dengan nilai r hitung = 0,995 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara luas areal tanam (X2) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga jual kedelai (X2) sangat signifikan karena nilai probabilitas 0,00 < 0,05 dan hubungannya positif yaitu sebesar 0,995.

c) Harga beras berhubungan dengan produksi kedelai Nasional

Dari hasil pengujian korelasi pearson dan data perbandingan nilai r tabel dan r hitung (Tabel IV.5) didapat nilai probabilitas harga beras < 0,05 dengan nilai r hitung =-0,785 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara harga beras (X3) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga beras (X3) signifikan karena nilai probabilitas 0,04 < 0,05 dan hubungannya negatif yaitu sebesar -0,785.

d) Harga pupuk berhubungan dengan produksi kedelai Nasional

(64)

e) Harga kedelai internasional berhubungan dengan produksi kedelai Nasional

Dari hasil pengujian korelasi pearson dan data perbandingan nilai r tabel dan r hitung (Tabel IV.5) didapat nilai probabilitas harga kedelai internasional > 0,05 dengan nilai r hitung = 0,405 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung < r tabel maka tidak terdapat hubungan antara harga kedelai internasional (X5) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga kedelai internasional (X5) tidak signifikan karena nilai probabilitas 0,217 < 0,05 dan hubungannya positif yaitu sebesar 0,405.

f) Jumlah impor kedelai berhubungan dengan produksi kedelai Nasional Dari hasil pengujian korelasi pearson dan data perbandingan nilai r tabel dan r hitung (Tabel IV.5) didapat nilai probabilitas jumlah impor kedelai < 0,05 dengan nilai r hitung = -0,794 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara jumlah impor kedelai (X6) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan jumlah impor kedelai (X6) signifikan karena nilai probabilitas 0,00 < 0,05 dan hubungannya negatif yaitu sebesar -0,794.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

(65)

luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional, jumlah impor kedelai) dengan variabel terikat (produksi kedelai nasional). Berdasarkan data hasil penelitian menggunakan korelasi product moment dapat dianalisa sebagai berikut.

Harga Jual kedelai, Luas arel tanam, harga beras, harga pupuk dan jumlah impor kedelai berhubungan secara signifikan terhadap produksi kedelai nasional selama tahun 1995-2005, sementara itu harga kedelai internasional tidak berhubungan terhadap produksi kedelai nasional. Hal ini disebabkan karena luas areal tanam untuk komoditi kedelai jumlahnya kurang sehingga produksi kedelai menjadi rendah yang kemudian membuat harga jual kedelai sendiri itu turun. Jenis pupuk yang biasa digunakan untuk tiap komoditi pun berbeda-beda, sehingga ketika harga kedelai internasional mengalami kenaikan maka harga pupuk pun juga ikut naik. Harga kedelai nasional selalu dipengaruhi harga kedelai internasional, sehingga ketika harga kedelai internasional turun, Pemerintah melakukan impor untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Jumlah / besarnya impor memiliki keterkaitan yang cukup besar bagi peningkatan produksi kedelai lokal. Beras yang sebagai komoditi pertanian berperan sebagai tanaman pangan utama menjadikan kedelai hanya sebagai pelengkap saja sehingga kecenderungan produksi pertanian lebih ke beras dibandingkan kedelai.

(66)

kedelai internasional, jumlah impor kedelai) terhadap variabel dependen. Hasil pengujian korelasi menunjukkan hanya variabel luas areal tanam yang berpengaruh signifikan terhadap produksi kedelai nasional.

1. Hubungan harga jual kedelai terhadap produksi kedelai nasional.

Hasil pengujian korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari harga jual kedelai terhadap produksi kedelai nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga jual kedelai memberikan kontribusi negatif dalam korelasi dengan produksi kedelai nasional. Hubungan ini dapat disebabkan karena peningkatan harga jual kedelai tidak terlalu cepat direspon oleh petani sehingga perubahan harga tidak pasti mengakibatkan peningkatan produksi pada tahun yang sama. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Kuntjoro (1997:70), yang mengatakan bahwa kebijakan harga dasar yang tinggi akan menyebabkan petani berusaha meningkatkan produksi.

2. Hubungan luas areal tanam terhadap produksi kedelai nasional.

(67)

sektor kedelai di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya sehingga untuk pertanian sektor kedelai mengalami penurunan.

3. Hubungan harga beras terhadap produksi kedelai nasional.

Hasil pengujian korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari harga beras terhadap produksi kedelai nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga beras memberikan kontribusi yang signifikan dalam hubungannya dengan produksi kedelai nasional. Adanya hubungan ini dapat disebabkan beras dengan kedelai cenderung belum saling melengkapi dimana beras sebagai barang primer dan kedelai sebagai pelengkap (complement) saja, sehingga perubahan yang terjadi pada harga beras jelas memberikan dampak juga terhadap harga kedelai. Seperti yang diungkapkan Soekartawi (1989:131), yang mengatakan bahwa perubahan harga suatu barang akan mempengaruhi harga barang yang lain tergantung apakah barang tersebut mempunyai hubungan yang saling menggantikan (substitute), saling melengkapi (complement) atau tidak saling mempengaruhi atau netral saja.

(68)

4. Hubungan harga pupuk terhadap produksi kedelai nasional.

Hasil pengujian korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari harga pupuk terhadap produksi kedelai nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga pupuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam hubungannya dengan produksi kedelai nasional. Adanya hubungan ini dapat disebabkan karena ketika harga pupuk mengalami kenaikan namun petani tetap membeli banyak pupuk sehingga produksi kedelai tetap meningkat. Ini dikarenakan sudah terjadi modernisasi pengetahuan sampai menghasilkan intensifikasi pertanian. Sehingga ketika harga pupuk mengalami kenaikan, petani tetap menanam kedelai dan beli pupuk tetap dalam jumlah yang banyak. Pupuk hanya merupakan salah satu input (faktor produksi) dalam pertanian. Sehingga hal ini sejalan dengan pernyataan Soekartawi (1989:149), yang menyatakan bahwa adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor produksi), maka produksi akan meningkat.

(69)

kedelai internasional mengalami kenaikan.

6. Hubungan jumlah impor kedelai terhadap produksi kedelai nasional.

Hasil pengujian korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari jumlah impor kedelai terhadap produksi kedelai nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah impor kedelai memberikan kontribusi yang signifikan dalam hubungannya dengan produksi kedelai nasional. Adanya hubungan ini dapat disebabkan tingginya kebutuhan kedelai di Indonesia, sehingga menyebabkan tingginya impor kedelai dari negara lain yang memiliki kualitas kedelai yang lebih baik, seperti mengimpor kedelai dari Jepang dan Tiongkok yang kemudian berdampak pada turunnya produksi kedelai nasional.

(70)

Selain harga jual kedelai, luas areal tanam berpengaruh cukup besar pada produksi kedelai Nasional. Luas areal tanam adalah tempat / lahan yang digunakan untuk menanam satu komoditi pertanian. Luasnya lahan ikut mempengaruhi hasil yang diperoleh petani dari penanaman komoditinya. Luasnya lahan untuk areal tanam juga mengalami fluktuasi. Pada tahun 1996- 1998 luas lahan terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan selama orde baru, Pemerintahan Soeharto menjalankan program pembangunan, dimana hal ini menuntut terjadinya konversi lahan pertanian menjadi untuk bangunan. Sementara itu, meningkat selama 1 tahun pada tahun 1999 yang kemudian kembali menurun luas arealnya dari tahun 2000- 2003. Dan kemudian meningkat pada tahun 2004, hal ini disebabkan karena pada tahun itu terjadi penggalakan dalam bidang pertanian. Lalu luas areal kembali menurun tahun 2005.

(71)

Pupuk adalah salah satu alat produksi yang digunakan oleh petani. Mayoritas petani Indonesia menggunakan pupuk urea yang harganya cenderung terjangkau. Dari tabel diatas tampak bahwa harga pupuk mengalami penurunan dari tahun 1995-2000. Selama tahun-tahun ini, harga pupuk yang mengalami penurunan ternyata juga tidak memberikan dampak bagi produksi kedelai Nasional. Kecuali pada tahun 2004-2005 dimana produksi kedelai meningkat, hal ini dikarenakan Pemerintah memberikan subsidi pupuk bagi para petani sehingga produksi ikut meningkat.

Pertanian Indonesia mengacu pada pertanian Internasional. Sehingga apa yang terjadi pada Negara Internasional, akan memberikan dampak pada Indonesia. Begitu juga pada harga kedelai, apabila harga kedelai internasional mengalami penurunan maka harga kedelai Nasional pun juga begitu. Dalam hal ini, harga kedelai internasional tidak memberi pengaruh terhadap produksi kedelai Nasional. Hal ini terlihat pada tahun-tahun dimana harga kedelai Internasional mengalami kenaikan, namun terjadi sebaliknya pada produksi kedelai Internasional.

(72)
(73)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan dalam bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga jual kedelai mempunyai hubungan dengan produksi kedelai nasional. Hal ini terbukti dengan nilai probabilitas harga jual kedelai = 0,05 dan nilai r hitung = -0,781 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara harga jual kedelai (X1) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga jual kedelai (X1) signifikan karena nilai probabilitas 0,05 = 0,05 dan hubungan negatif yaitu sebesar -0,781.

2. Luas areal tanam mempunyai hubungan dengan produksi kedelai nasional. Hal ini terbukti dengan nilai probabilitas Luas areal tanam < 0,05 dan nilai r hitung = 0,995 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara Luas areal tanam (X2) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan Luas areal tanam (X2) sangat signifikan karena nilai probabilitas 0,00 < 0,05 dan hubungan positif yaitu sebesar 0,995.

(74)

= -0,785 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara Harga beras (X3) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan Harga beras (X3) sangat signifikan karena nilai probabilitas 0,04 < 0,05 dan hubungan negatif yaitu sebesar -0,785.

4. Harga pupuk mempunyai hubungan dengan produksi kedelai nasional. Hal ini terbukti dengan nilai probabilitas harga pupuk < 0,05 dan nilai r hitung = 0,859 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara harga pupuk (X4) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga pupuk (X4) sangat signifikan karena nilai probabilitas 0,01 < 0,05 dan hubungan positif yaitu sebesar 0,859.

5. Harga kedelai internasional tidak mempunyai hubungan dengan produksi kedelai nasional. Hal ini terbukti dengan nilai probabilitas harga kedelai internasional > 0,05 dan nilai r hitung = 0,405 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung < r tabel maka tidak terdapat hubungan antara harga kedelai internasional (X5) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan harga kedelai internasional (X5) tidak signifikan karena nilai probabilitas 0,217 > 0,05 dan hubungan positif yaitu sebesar 0,405.

(75)

0,05 dan nilai r hitung = -0,794 dan nilai r tabel = 0,602. Karena nilai r hitung > r tabel maka terdapat hubungan antara jumlah impor kedelai (X6) dengan produksi kedelai nasional (Y). Hal tersebut berarti hubungan jumlah impor kedelai (X6) sangat signifikan karena nilai probabilitas 0,03 < 0,05 dan hubungan negatif yaitu sebesar -0,794.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Pemerintah hendaknya memanfaatkan lahan-lahan kosong di seluruh Indonesia dalam rangka memperluas areal tanam untuk keperluan pertanian. Sehingga, nantinya diharapkan mampu meningkatkan jumlah produksi komoditi pertanian, terutama kedelai.

2. Pemerintah hendaknya memberi insentif yang cukup besar bagi para petani sehingga para petani akan cenderung lebih banyak menanam kedelai. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat terhadap para petani di negaranya.

(76)

4. Pemerintah hendaknya juga menetapkan HET untuk produk pupuk yang beredar di lingkungan distributor dan petani sehingga harga pasar untuk produk pupuk tidak dirasa terlalu mahal bagi petani.

5. Pemerintah hendaknya bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan dalam hal penelitian dan juga dengan para petani dalam hal implementasi dari hasil penelitian sehingga produksi kedelai dapat semakin ditingkatkan.

C. Keterbatasan Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis merasakan masih banyak menemui hambatan, kekurangan dan kelemahan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

1. Variabel yang digunakan sebanyak enam variabel independen, sehingga variabel lain seperti regulasi pemerintah, jumlah lahan kering. Karena kedua hal tersebut juga memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi kedelai nasional.

2. Periode waktu yang digunakan hanya minimal yakni selam 10 tahun. Untuk lebih efektifnya dan bagaimana melihat hubungan yang lebih baik sebenarnya periode waktu lebih dari 15 tahun.

(77)

kedelai nasional. Untuk lebih baiknya, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sehingga dapat mengetahui pengaruh-pengaruh faktor-faktor yang mempengaruh-pengaruhi produksi kedelai nasional.

D. Saran Untuk Peneliti lain

1. Untuk peneliti lain agar memasukkan variabel Lag harga kedelai (Lag +1) agar dapat membandingkan antara harga kedelai saat ini dengan produksi kedelai tahun selanjutnya.

(78)

DAFTAR PUSTAKA

http://anekaplanta.wordpress.com Aspek Pemasaran Budidaya Kedelai. Maret 2008

http://cidesonline.org. Penguatan strategi ketahanan pangan nasional . April 2008

http://www.ejournal.unud.ac.id/pdf/abstrak.html. Tinjauan Kebijakan Perdagangan Komoditas Kedelai. Agustus 2008

http://www.bulog.co.id. Harga Pupuk Urea.com. Agustus 2008

http://www.ejournal.unud.ac.id/pdf/abstrak.html. Tinjauan Kebijakan Perdagangan Komuditas Kedelai. Agustus 2008

http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-98-3145-26092008.pdf. November 2008

http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/files/0107-KEDELAI.pdf. November 2008

http://www.monitordepok.com/pdf/opini/16525.html Mudahnya produk luar

negeri masuk Indonesia. April 2008

HTTP://WWW.ORTAX.ORG/ORTAX/?MOD=BERITA&PAGE=SHOW&ID=1212&Q= terigu&HLM=5.NOVEMBER 2008

http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2008/01~PMK.011~2008Per.HTM November 2008

(79)

new.beacukai.go.id/library/data/01PMK011_08.pdf. November 2008

Sawit, Husein. 2007. Indonesia dalam tatanan perubahan perdagangan beras dunia.

www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/1996/07-96.pdf. November 2008

www.bulog.co.id. Perkembangan harga eceran beras medium Nasional. Agustus 2008

www.bulog.co.id. Perkembangan harga kedelai di Indonesia. Agustus 2008.

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/(1)%20soca-benny%20rachman-eko%20kelembagaan(1).pdf. November 2008 Sudjana. 1996. Metoda Statistika .Bandung: Tarsito

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 2005

Kartasapoetra, A.G., Pengantar ekonomi produksi pertanian. Bina Aksara. Jakarta. 1998

Furcat, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi analisis multivariate Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

http:///kompas-cetak.htm. Produksi Kedelai Mesti Ditingkatkan Bea Masuk Impor Kedelai Turun Jadi 0 Persen. April 2008

http://news.antara.co.id Petani tak minat tanam kedelai karena harga jual rendah

. April 2008

http://suaraindonesia.blogspot.com/2008/01/ Pragmatis kedelai. November 2008 http://www.antara.co.id. Produksi Kedelai 2008 Diprediksi Mampu Meningkat

200 Ribu ton. April 2008

http://www.marabandung.net. Bea Masuk 0% untungkan Importir. April 2008 http://www.mediaindonesia.com. Jangan remehkan kualitas kedelai lokal.

Februari 2008

(80)

http://www.sinarharapan.co.id. Swasembada Kedelai dan Jagung Masih Sebatas

Mimpi. Maret 2008

Gambar

Gambar 2.1       Desain Penelitian
Tabel I.1.
Tabel II.1
Tabel II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

These papers are dedicated mostly to topics of the 8 TC IV working groups and 2 inter- commission working groups, including methods for update and verification

[r]

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan turunannya, untuk menentukan peserta yang akan diusul sebagai calon pemenang perlu

Kepada masyarakat dan Penyedia Barang yang akan mengajukan pengaduan dan sanggahan kami tunggu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah pengumuman ini diterbitkan. Pengadaan

Pada hari ini, Senin tanggal Enam belas bulan Mei tahun Dua ribu enam belas pukul 10.00 s/d 14.00 WIB, Kami Pokja ULPD Kepulauan Riau telah melaksanakan Rapat Aanwijzing

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website LPSE :

persyaratan melampirkan contoh cetak, mohon untuk memperjelas materi yang akan dicetak.. Apakah materi yang akan dicetak, satu materi atau data

Pada hari ini, Senin tanggal Enam belas bulan Mei tahun Dua ribu enam belas pukul 10.00 s/d 14.00 WIB, Kami Pokja ULPD Kepulauan Riau telah melaksanakan Rapat Aanwijzing