• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEMANFAATKAN PROGRAM CABRI 3D UNTUK SISWA SMP KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA KELAS VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEMANFAATKAN PROGRAM CABRI 3D UNTUK SISWA SMP KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA KELAS VIII"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS MELALUI MODEL

PROBLEM BASED INSTRUCTION

(

PBI

) DENGAN

MEMANFAATKAN PROGRAM

CABRI 3D

UNTUK SISWA SMP

KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA KELAS VIII

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi

Pendidikan Matematika

Oleh:

Nina Kristin Wulan Anggar Wati

NIM: 091414043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI LUAS

PERMUKAAN DAN VOLUME LIMAS MELALUI MODEL

PROBLEM BASED INSTRUCTION

(

PBI

) DENGAN

MEMANFAATKAN PROGRAM

CABRI 3D

UNTUK SISWA SMP

KRISTEN KALAM KUDUS YOGYAKARTA KELAS VIII

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi

Pendidikan Matematika

Oleh:

Nina Kristin Wulan Anggar Wati

NIM: 091414043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Apapun yang ingin kita raih jika kita mau mencobanya pasti

bukan hanya akan menjadi mimpi melainkan kenyataan

(Penulis)

Karya ini kupersembahkan kepada :

Tuhan Sang Maha Kasih,

Bapak dan Ibu yang tercinta,

Adikku yang tersayang,

Suami dan anakku yang selalu mendukungku,

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

Pembelajaran Matematika Pada Materi Luas Permukaan Dan Volume Limas Melalui ModelProblem Based Instruction(PBI) Dengan

Memanfaatkan ProgramCabri 3DUntuk Siswa SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Kelas VIII

Nina Kristin Wulan Anggar Wati Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika dengan model Problem Based Instruction (PBI) tanpa Program Cabri 3D untuk kelas konvensional dan model Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D tentang luas permukaan dan volume limas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan siswa kelas VIII B di mana kelas VIII A adalah kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D. Sedangkan kelas VIII B adalah kelas konvensional yang hanya menggunakan model Problem Based Instruction(PBI) tanpa ProgramCabri 3D.

Metode penelitian yang dipakai yaitu eksperimen semu. Data yang diperoleh berasal dari observasi, wawancara dengan guru matematika, hasil pekerjaan siswa, wawancara dan kuesioner. Peneliti memberikan materi mengenai konsep luas permukaan dan volume limas kepada siswa kemudian dilanjutkan dengan tes tertulis.

Hasil penelitian berupa proses pembelajaran dan membandingkan hasil belajar dari dua kelas. Dari hasil penelitian yang diperoleh, pembelajaran dengan model Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D pada kelas VIII A memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan kelas VIII B. Berdasarkan hasil kedua pembelajaran tesebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran modelProblem Based Instruction(PBI) berbasis Program Cabri 3D dapat meningkatkan kemampuan berpikir geometri siswa mengenai luas permukaan dan volume limas dibandingkan dengan kelas konvensional. Selain itu, dapat dilihat juga manfaatnya dari proses belajar mengajar, hasil pembelajaran, kuesioner, dan wawancara.

(9)

viii

ABSTRACT

Mathematics learning of Surface Area and Volume Pyramid ThroughProblem Based Instruction(PBI) Model UsingCabri 3DProgram for Students of SMP

Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Grade VIII Nina Kristin Wulan Anggar Wati

Universitas Sanata Dharma 2013

This research is aimed to know mathematics learning with Problem Based Instructionmodel (PBI) without Cabri 3D program for conventional class andProblem Based Instruction model (PBI) based on Cabri 3D program about surface area and volume of pyramid. This research is done in SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta batch 2012/2013. The subject of this research are the students of grade VIII A with Problem Based Instruction model (PBI) experiment based on Cabri 3D program. And grade VIII B with Problem Based Instruction model (PBI) without Cabri 3D program experiment for conventional class.

The research method used is quasi experimental. The data are collected from observation, interview with mathematics teacher, students’ work, student interview and

questioner. The researcher gives the teaching material to the student about the concept of surface area and volume of pyramid and continues the process with written test. The result of the research is organized as the learning process and the comparison of the learning result of two classes.

Based on the result of the research, the learning process which uses Problem Based Instructionmodel (PBI) based onCabri 3Dprogram in grade VIII A gives higher result than in grade VIII B. In conclusion, based on the result of learning process in grade VIII A and VIII B, Problem Based Instructionmodel (PBI) based onCabri 3D program has the higher chance to increase the students thinking ability in geometry about surface area and volume of pyramid rather than in conventional class. Besides, the benefit of this program can be seen from the teaching and learning process, the learning result, questioner and students interview.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pembelajaran Matematika Pada Materi Luas Permukaan Dan Volume Limas

Melalui Model Problem Based Instruction (PBI) Dengan Memanfaatkan Program Cabri 3D Untuk Siswa SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Kelas VIII” dengan

baik.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku dosen pembimbing yang

sudah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Astutui Triasmani, S.Pd. selaku Kepala SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di SMP Kristen Kalam

Kudus Yogyakarta.

3. Eva Wibowo, S.Pd. selaku Guru matematika Kelas VIII SMP Kristen Kalam

Kudus Yogyakarta yang telah membantu kelancaran selama proses penelitian.

4. Siswa-siswi Kelas VIII A dan VIII B SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

Tahun ajaran 2012/2013 yang telah membantu selama proses penelitian.

5. Segenap Dosen JPMIPA yang telah membantu dan memberikan dukungan

setelah penulis menempuh kuliah, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan studi dengan tepat waktu.

6. Segenap Staf Sekretariat JPMIPA yang telah membantu dalam hal administrasi

kampus selama penulis melakukan studi di sini.

7. Kepada orang tuaku yang selalu memberikan dukungan serta doa yang

melimpah kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

8. Segenap keluarga dan adikku yang tersayang, Erwin Tio Saputra yang selalu

memberi semangat, motivasi, serta memberikan hiburan ketika penulis merasa

bosan dan putus asa.

9. Suamiku tercinta Sujud Fadhilah, yang selalu setia menemani dan memberikan

(11)

x

10. Anakku tercinta Raisha Maheswari Faradillawati, yang selalu memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-temanku angkatan 2009 pendidikan matematika yang telah berjuang

bersama sampai sekarang.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

sehingga penilis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.

Penulis,

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah………... 5

C. Batasan Masalah………. 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

(13)

xii

G. Manfaat Penelitian……….. 7

H. Sistematika Penulisan………. 8

BAB II LANDASAN TEORI... 10

A. Pembelajaran Matematika ... 10

B. Pembelajaran Geometri ... 11

C. Model PembelajaranProblem Based Instruction(PBI) ... 13

D. Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer ... 20

E. ProgramCabri 3D... 22

F. Limas untuk Kelas VIII SMP ... 26

G. Kerangka Berpikir ... 30

H. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Subjek Penelitian ... 32

C. Objek Penelitian ... 33

D. VariabelPenelitian………. 33

E. BentukData……… 33

F. Metode Pengumpulan Data……… 34

1. Observasi……….. 34

2. Wawancara………... 35

(14)

xiii

4. Kuesioner………. 39

G. Instrumen Penelitian ... 39

1. Instrumen Pembelajaran ... 39

2. Instrumen Penelitian ... 39

a. Soal Tes Tertulis... 39

b. Lembar Pengamatan ... 40

c. Kuesioner... 43

H. Teknik Analisis Data ... 44

I. Validitas Instrumen ... 45

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 46

BAB IV PERSIAPAN PENELITIAN, PELAKSANAAN PENELITIAN, DAN ANALISIS DATA... 47

A. Persiapan Penelitian... 47

B. Pelaksanaan Penelitian ... 48

a. Observasi Keadaan di Kelas VIII………. 50

b. Observasi Lingkungan dan wawancara dengan Guru Matematika………... 50

c. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran……… 51

d. Pelaksanaan Wawancaradengan Siswa………... 64

C. Analisis Data……….. 64

1. Analisis Data Pengamatan ... 65

(15)

xiv

3. Analisis Kuesioner………... 79

4. Analisis Wawancara………. 85

BAB V PEMBAHASAN... 97

A. ProgramCabri 3D... 97

1. Pemanfaat ProgramCabri 3Ddalam Proses Pembelajaran 97 2. Program Cabri 3D Membantu dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Van Hiele ... 99

3. Efektivitas Pembelajaran Program Cabri 3D dengan ModelProblem Based Instruction(PBI)... 100

B. Tanggapan Siswa tentang Program Cabri 3D dengan Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Kemampuan Berpikir Geometri Siswa Berdasarkan Van Hiele... 105

C. Beberapa Kekurangan Dalam Penelitian... 106

BAB VI PENUTUP... 108

A. Kesimpulan... 108

B. Saran ... 109

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah... 19

Tabel 2.2 Simbol dan Fungsi ToolbarCabri 3D ... 23

Tabel 3.1 Kisi-kisi Luas Permukaan dan Volume Limas... 40

Tabel 3.2 Format Lembar Pengamatan Kelas VIII A……… 41

Tabel 3.3 Format Lembar Pengamatan KelasVIII B………. 42

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka dan Tertutup ... 44

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 49

Tabel 4.2 Hasil Nilai LKS Bagian I Kelas VIII B... 58

Tabel 4.3 Hasil Nilai LKS Bagian I Kelas VIII A ... 60

Tabel 4.4 Hasil Nilai LKS Bagian II Kelas VIII B ... 61

Tabel 4.5 Hasil Nilai LKS Bagian II Kelas VIII A ... 63

Tabel 4.6 Pengamatan Proses Pembelajaran ... 65

Tabel 4.7 Hasil Nilai Tes Tertulis VIII B... 67

Tabel 4.8 Nilai Tes Tertulis Kelas VIII A ... 68

Tabel 4.9 Teori Van Hiele dengan Tes Tertulis Kelas VIII A ... 70

Tabel 4.10 Teori Van Hiele dengan Tes Tertulis Kelas VIII B ... 74

Tabel 4.11 Hasil Jawaban Kuesioner Nomor 1 ... 79

Tabel 4.12 Hasil Jawaban Kuesioner Nomor 2 ... 80

Tabel 4.13 Hasil Jawaban Kuesioner Nomor 3 ... 81

Tabel 4.14 Hasil Jawaban Kuesioner Nomor 4 ... 82

(17)

xvi

Tabel 4.16 Hasil Jawaban Kuesioner Nomor 6 ... 84

Tabel 4.17 Hasil Jawaban Kuesioner Nomor 7 ... 85

Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Tes Tertulis dengan Hasil Kuesioner .... 86

Tabel 4.19 Hasil Wawancara dengan Siswa MMW... 87

Tabel 4.20 Hasil Wawancara dengan Siswa CP... 89

Tabel 4.21 Hasil Wawancara dengan Siswa MPS ... 91

Tabel 4.22 Hasil Wawancara dengan Siswa LAK ... 92

Tabel 4.23 Hasil Wawancara dengan Siswa VMP ... 93

Tabel 4.24 Hasil Wawancara dengan Siswa DF ... 94

Tabel 5.1 Perbandingan NilaiLKS I ………... 101

Tabel 5.2 Perbandingan NilaiLKS II ………... 102

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Cabri 3D... 23

Gambar 2.2 Macam-macam Limas... 28

Gambar 2.3 Jaring-jaring Limas ... 29

Gambar 2.4 Pembuktian Volume Limas... 30

Gambar 4.1 Jaring-jaring Limas Segiempat... 53

Gambar 4.2 Kubus yang diiris menurut diagonal ruangnya menjadi enam buah limas yang kongruen ... 57

Gambar 5.1 Luas Permukaan Limas……….. 98

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 112

Lampiran A.1 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 112

Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 113

Lampiran A.3 RPP Kelas Konvensional ... 119

Lampiran A.4 LKS 1 ... 124

Lampiran A.5 Kunci Jawaban LKS 1 ... 128

Lampiran A.6 LKS 2………... 137

Lampiran A.7 KunciJawaban LKS 2……….. 141

Lampiran A.8 Soal Tes Tertulis ... 149

Lampiran A.9 Kunci Jawaban Tes Tertulis... 151

Lampiran A.10 Kuesioner... 156

Lampiran B ... 159

Lampiran B.1 Lembar Pengamatan Kelas VIII A Pertemuan 1... 159

Lampiran B.2 Lembar Pengamatan Kelas VIII A Pertemuan 2... 161

Lampiran B.3 Lembar Pengamatan Kelas VIII A Pertemuan 3... 163

Lampiran B.4 Lembar Pengamatan Kelas VIII B Pertemuan 1 ... 165

Lampiran B.5 Lembar Pengamatan Kelas VIII B Pertemuan 2 ... 167

Lampiran B.6 Lembar Pengamatan Kelas VIII B Pertemuan 3……… 169

(20)

xix

Lampiran B.8 Hasil LKS 1 Kelas VIII B ... 173

Lampiran B.9 Hasil LKS 2 Kelas VIII A... 176

Lampiran B.10 Hasil LKS 2 Kelas VIII B... 178

Lampiran B.11 Hasil Tes Tertulis Kelas VIII A ... 184

Lampiran B.12 Hasil Tes Tertulis Kelas VIII B ... 194

Lampiran B.13 Hasil Kuesioner ... 203

Lampiran B.14 Foto Penelitian Kelas VIII A……… 212

Lampiran B.15 Foto PenelitianKelas VIII B……… 213

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang

kompleks (Herman Hudojo, 1998 : 1). Peristiwa tersebut merupakan

rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu

bertumbuh sebagai pribadi yang utuh. Matematika merupakan disiplin ilmu

yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang

lain. Karena itu kegiatan belajar mengajar dalam matematika seyogyanya

tidak dapat disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain. Karena peserta didik

yang belajar matematika itupun berbeda-beda pula kemampuannya.

Berkaitan dengan perbedaan kemampuan belajar yang dimiliki peserta

didik maka salah satu materi yang memiliki kaitannya dengan hal tersebut

adalah pembelajaran geometri. Geometri adalah salah satu pembelajaran

matematika yang penting untuk dipelajari karena berhubungan dengan bidang

dan ruang. Menurut teori Van Hiele ada lima tingkatan saat siswa belajar

geometri yaitu level visualisasi (pengenalan), level analisis, level deduksi

informal, level deduksi, dan level ketepatan (rigor). Level-level tersebut harus

dilewati siswa tahap demi tahap karena itu merupakan prasyarat yang harus

(22)

Salah satu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif berpikir

menganalisis masalah, menyusun masalah, dan menyelesaikannya adalah

pengajaran berdasarkan masalah atauProblem Based Instruction(PBI). Dalam Problem Based Instruction (PBI) siswa diajak untuk menganalisis masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, mengungkapkan ide atau

gagasan matematika, menyelesaikan permasalahan, dan membuat kesimpulan.

Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan

penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata (Trianto, 2009 : 90).

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru

memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa (Trianto, 2009 :

94). Tugas guru di sini adalah memfasilitasi atau membimbing penyelidikan

serta membantu siswa merumuskan tugas.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh guru agar siswa dapat

memahami materi geometri adalah menggunakan media dalam pembelajaran.

Media yang digunakan dapat berupa komputer di mana komputer merupakan

kemajuan dari IPTEK yang sudah banyak digunakan dalam bidang

pendidikan. Menurut buku Computer Anual (dalam Jogiyanto, 2005 : 1)

komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas

sebagai berikut :

1. Menerima input.

(23)

3. Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan.

4. Menyediakan output dalam bentuk informasi.

Ketika peneliti melakukan observasi di kelas VIII SMP Kristen Kalam

Kudus Yogyakarta, peneliti mendapatkan suatu permasalahan di mana guru

masih menerapkan pembelajaran konvensional yang menggunakan media

papan tulis sebagai sarana dalam pembelajaran. Media papan tulis memiliki

keterbatasan untuk menunjukkan gambaran yang lebih jelas dalam ruang

dimensi tiga. Papan tulis hanya mampu memberikan gambaran yang jelas

dalam dimensi dua tetapi tidak dalam ruang dimensi tiga. Hal ini membuat

siswa harus menggunakan daya imajinasinya untuk memahami materi yang

berkaitan dengan ruang dimensi tiga khususnya luas permukaan dan volume

limas. Penyampaian materi yang dilakukan oleh guru berupa ceramah

membuat siswa juga kesulitan untuk memahami materi serta sulitnya untuk

menggambarkan bangun ruang tersebut.

Salah satu media cara yang membantu siswa untuk memahami materi

geometri adalah penggunaan Program Cabri 3D. Menurut Accascina dan Rogora (2006), Cabri 3D adalah perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa

kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri dimensi tiga (geometri

ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik. Program Cabri 3D ini digunakan karena program ini dapat menunjukan gambaran bangun ruang

secara lebih jelas sehingga siswa dapat mengkonstruksi gagasan tentang

(24)

Program Cabri 3D dapat digeser dan diputar sehingga siswa dapat melihat bangun ruang dari arah yang berbeda serta dapat menunjukkan bagian-bagian

limas. Setelah gambar tersebut ditunjukkan kepada siswa diharapkan mampu

membantu siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan luas

permukaan dan volume limas. Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D dapat memberikan manfaat dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir geometri siswa menurut Van Hiele.

Selain itu, pembelajaran menggunakan Program Cabri 3D di kelas membuat siswa tidak jenuh sehingga siswa termotivasi dan semangat selama mengikuti

pembelajaran. Di samping itu, siswa juga memiliki rasa ingin tahu yang lebih

dengan adanya pembelajaran dengan memanfaatkan ProgramCabri 3D. Keadaan ini mendorong peneliti untuk melakukan uji coba dengan

membandingkan model Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D dan model Problem Based Instruction (PBI) tanpa menggunakan Program Cabri 3D dalam materi luas permukaan dan volume limas. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui apakah model Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D dapat memberikan manfaat terhadap kemampuan berpikir geometri siswa tentang konsep luas permukaan

dan volume limas. Oleh karena itu maka dalam penelitian ini, peneliti

(25)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menentukan identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Masih banyak siswa SMP yang belum memahami konsep-konsep

geometri.

2. Para pendidik yang cenderung memberikan penjelasan selengkapnya

sehingga siswa tidak diberikan kesempatan untuk berpikir menurut

kemampuannya sendiri.

3. Materi geometri dipandang sulit sehingga perlu dibantu dengan alat peraga

atau media belajar lainnya.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang berkaitan dengan

pembelajaran matematika dengan model Problem Based Instruction (PBI) berbasis Program Cabri 3D dibandingkan dengan model Problem Based Instruction (PBI) tanpa memanfaatkan Program Cabri 3D pada siswa SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta kelas VIII A dan VIII B semester genap

tahun ajaran 2012/2013. Materi yang diberikan juga dibatasi yaitu luas

(26)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pembelajaran matematika pada materi luas permukaan dan

volume limas menggunakan Problem Based Instruction berbasis Program Cabri 3D dibandingkan model pembelajaran Problem Based Instruction tanpa ProgramCabri 3D?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaranProblem Based Instruction berbasis Program Cabri 3D dalam pembelajaran materi luas permukaan dan volume limas di SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

kelas VIII?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pembelajaran matematika pada materi luas permukaan dan

volume limas menggunakan Problem Based Instruction berbasis Program Cabri 3D dibandingkan model pembelajaran Problem Based Instruction tanpa ProgramCabri 3D.

2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaranProblem Based Instruction berbasis Program Cabri 3D dalam pembelajaran materi luas permukaan dan volume limas di SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta

(27)

F. Penjelasan Istilah

1. Pembelajaran Problem Based Instruction adalah suatu pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud

untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri,

berpikir tingkat lebih tinggi, kemandirian, dan percaya diri.

2. Program adalah perangkat lunak dalam komputer yang merupakan

kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam

menjalankan pekerjaannya. Perangkat lunak ini merupakan cacatan bagi

mesin komputer untuk menyimpan perintah, dokumen maupun arsip

lainnya.

3. Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga ataupun

segibanyak sebagai alas dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga

sebagai bidang tegak yang bertemu pada satu titik puncak.

4. Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan

bangun ruang tersebut.

5. Volume bangun ruang adalah banyaknya takaran yang dapat tepat

menempati benda ruang itu.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

(28)

2. Bagi praktisi di lapangan, sebagai bahan masukan untuk pembelajaran.

Model pembelajaran ini dapat diterapkan oleh guru sebagai alternatif

dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan perkembangan

IPTEK dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir geometri siswa.

3. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana ilmiah dalam mengaplikasikan

kemampuan yang diperoleh selama perkuliahan.

4. Bagi peneliti lain, dapat memberikan wawasan baru bagi pengembangan

ilmu pendidikan, khususnya dalam penyusunan atau pemanfaatan IPTEK

dalam pembelajaran matematika agar lebih menarik bagi siswa.

5. Bagi sekolah dan mutu pendidikan, diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk mengaplikasikan model pembelajaran Problem Based Instruction berbasis Program Cabri 3D dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar

belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, penjelasan istilah, dan manfaat penelitian.

Bab II Landasan Teori. Bab ini akan berisi beberapa teori-teori yang

melandasi penulisan skripsi ini, yaitu pembelajaran matematika, pembelajaran

(29)

Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis

penelitian yang digunakan, subjek penelitian, objek penelitian, variabel

penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen-instrumen yang

digunakan, teknik analisis data, validitas instrumen, dan prosedur pelaksanaan

penelitian.

Bab IV Persiapan Penelitian, Pelaksanaan Penelitian dan Analisis Data.

Bab ini akan berisi data pada saat peneliti melakukan persiapan, pelaksanaan

penelitian, dan menganalisis data yang diperoleh selama penelitian.

Bab V Pembahasan. Bab ini akan dijelaskan mengenai pemanfaatan

ProgramCabri 3Ddalam proses pembelajaran, ProgramCabri 3Dmembantu dalam meningkatkan kemampuan berpikir geometri Van Hiele, efektivitas

pembelajaran Program Cabri 3D dengan model Problem Based Instruction (PBI), tanggapan siswa tentang Program Cabri 3D dengan model Problem Based Instruction (PBI) terhadap kemampuan berpikir geometri siswa berdasarkan Van Hiele, dan beberapa kekurangan dalam penelitian.

Bab V Kesimpulan dan saran. Bab ini berisi kesimpulan dari hal-hal yang

(30)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika

Menurut Herman Hudojo (2001 : 29), kebutuhan hidup di masa kini terus

berkembang bergantung kepada, dan dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan

teknologi. Kemajuan negara-negara maju, hingga sekarang menjadi dominan

ternyata 60% - 80% mengantungkan kepada matematika (Santosa, 1967).

Indonesia pun sebagai negara yang sedang berkembang memerlukan

matematika. Matematikanya sendiri telah berkembang dengan pesat sehingga

mengingat efektivitas dan efensiensinya tidak mungkin kita menjejali siswa

dengan setumpuk matematika tanpa mempedulikan kriteria tertentu (Herman

Hudojo, 2001 : 45).

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.

Karena itu, matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu

dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Sampai

saat ini belum ada definisi tunggal tentang matematika. Hal ini terbukti

adanya puluhan definisi matematika yang belum mendapat kesepakatan di

antara para matematikawan. Mereka saling berbeda dalam mendefinisikan

matematika. Namun yang jelas, hakekat matematika dapat diketahui karena

obyek penelaahan matematika yaitu sasarannya telah diketahui sehingga

(31)

Obyek penelahaan matematika tidak sekedar kuantitas, tetapi lebih

dititikberatkan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur karena

kenyataannya, sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika

(Herman Hudojo, 2001 : 46). Ini berarti matematika bersifat sangat abstrak,

yaitu berkenaan dengan konsep-konsep abstrak dan penalarannya deduktif.

Begle (1979) menyatakan bahwa sasaran atau obyek penelaahan

matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip. Obyek penelaahan

tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti. Ciri ini yang

memungkinkan matematika dapat memasuki wilayah bidang studi atau

cabang ilmu lain. Dengan demikian, dapat dikatakan matematika itu

berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur

secara logis.

B. Pembelajaran Geometri

Suydam (dalam Clements & Battista, 1992 : 421) menyatakan bahwa

tujuan pembelajaran geometri adalah mengembangkan kemampuan berpikir

logis, mengembangkan intuisi spasial mengenai dunia nyata, menanamkan

pengetahuan yang dibutuhkan untuk matematika lanjut, dan mengajarkan cara

membaca dan menginterpretasikan argumen matematika. Selanjutnya

Bobango (1993 : 148) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri

adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri pada kemampuan

matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi

(32)

(2010) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah untuk

mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi

keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan

dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik.

Geometri menempati posisi dalam matematika karena banyaknya

konsep-konsep yang terdapat di dalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri

merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya

bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang

matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan

masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor dan

transformasi. Geometri juga merupakan lingkungan untuk mempelajari

struktur matematika (Ferdianto, 2010). Di samping itu, geometri digunakan

oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Ilmuwan, arsitek, insinyur dan

pengembang perumahan adalah sebagian kecil contoh profesi yang

menggunakan geometri secara regular.

Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk

dipahami siswa dari pada cabang matematika yang lainnya. Hal ini karena

ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka sekolah,

misalnya garis, bidang, dan ruang. Meskipun demikian, bukti-bukti di

lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah dan perlu

ditingkatkan. Bahkan di antara berbagai cabang matematika, geometri

menempati posisi yang paling memprihatinkan. Untuk mengatasi

(33)

adalah penerapan teori Van Hiele dikarenakan banyak penelitian yang telah

membuktikan bahwa teori Van Hiele memberikan dampak yang positif dalam

pembelajaran geometri.

C. Model PembelajaranProblem Based Instruction(PBI)

Menurut Trianto (2009 : 91), istilah Pengajaran Berdasarkan Masalah

(PBM) diadopsi dari istilah Inggris Problem Based Instruction (PBI). Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey.

Dewasa ini, model pembelajaran ini mulai diangkat karena model

pembelajaran ini berupa penyajian masalah yang autentik pada siswa dan

bermakna sehingga memberi kemudahan siswa untuk melakukan

penyelidikan dan inkuiri. Menurut Dewey (dalam Sudjana 2001 : 9) belajar

berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons,

merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Dalam hal ini,

lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah,

sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan tersebut secara

efektif. Pengalaman siswa yang diperolah dari lingkungan akan menjadi

bahan dan materi untuk memperoleh pengertian serta menjadi pedoman dan

tujuan belajar siswa.

Pengajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang

efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini

cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks

(34)

dengan menyajikan masalah nyata sehingga guru memandu siswa

menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan di

mana guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan stategi

yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Selain itu,

guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya

penyelidikan oleh siswa.

Menurut Arends (1997), pengajaran berdasarkan masalah merupakan

suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan

yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Di samping itu, menurut

Ibrahim dan Nur (2000) model pembelajaran ini juga mengacu pada model

pembelajaran lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (project-based instruction), belajar autentik (authentic learning), dan pembelajaran bermakna atau pembelajaran berakar pada kehidupan (anchored instruction).

1. Ciri-ciri Khusus Pengajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)

Menurut Arends (2001 : 349), berbagai pengembang pengajaran

berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki

karakteristik sebagai berikut (Krajcik, 1999; Krajcik, Blumenfeld, Marx,

dan Soloway, 1994; Slavin, Maden, Dolan, dan Wasik, 1992, 1994;

(35)

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Dalam hal ini, pembelajaran

berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar

pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan

secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi

kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan

memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin di mana masalah yang

diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya

siswa dapat meninjau dari berbagai mata pelajaran.

c. Penyelidikan autentik yang mengharuskan siswa untuk mencari

penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Untuk itu, siswa harus

menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan

hipotesis, membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa

informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat

inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Siswa dituntut untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak

dan peragaan yang menjelaskan masalah yang mereka temukan.

e. Kolaborasi. Siswa diminta untuk saling berbagi inkuiri sehingga

(36)

2. Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah

Dari ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah yang tersebut

maka pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk

membantu guru untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya

kepada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah

memiliki tujuan antara lain (Trianto, 2009 : 94-96) :

a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan

keterampilan pemecahan masalah. Peserta didik diberikan dorongan

untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi

berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks sehingga dalam

hal ini siswa dilatih untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik. Menurut Resnick (dalam

Ibrahim dan Nur, 2000 : 7), model pembelajaran berdasarkan masalah

amat penting untuk menjembatani gap antara pembelajaran di sekolah

formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di

luar sekolah. Berdasarkan pendapat Resnick tersebut, maka PBI memiliki implikasi :

(1) Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan masalah.

(2) Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong

pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara

bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau

(37)

(3) Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga

memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap

fenomena tersebut secara mandiri.

c. Menjadi pembelajar yang mandiri. PBI berusaha membantu siswa menjadi pembelajaran yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan

guru secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka

untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap

masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk

menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

3. Manfaat Pengajaran Berdasarkan Masalah

Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah,

dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa

melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan

menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri (Ibrahim dan Nur,

2000 : 7).

Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2009 : 96), manfaat khusus yang

diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah.

(38)

dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak

dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.

Selain manfaat, model pengajaran berdasarkan masalah memiliki

kelebihan dan kekurangan (Trianto, 2009 : 96-97). Kelebihan PBM

sebagai suatu model pembelajaran adalah : (1) Realistic dengan

kehidupan siswa; (2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa; (3)

Memupuk sifat inqury siswa; (4) Retensi konsep jadi kuat; dan (5)

Memupuk kemampuan problem solving. Selain kelebihan tersebut

PBM juga memiliki beberapa kekurangan antara lain : (1) Persiapan

pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks; (2) Sulitnya

mencari problem yang relevan; (3) Sering terjadi miss-konsepsi; dan

(4) Konsumsi waktu, di mana model ini memerlukan waktu yang

cukup dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu

yang tersita untuk proses tersebut.

4. Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah

Menurut Trianto (2009 : 97), sintaks suatu pembelajaran berisi

langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa

dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan masalah terdiri

dari lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan

siswa dengan sutu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan

analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan

(39)

Tabel 2.1

Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1

Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan, mengajukan

fenomena atau demonstrasi atau cerita

untuk memunculkan masalah,

memotivasi siswa untuk terlibat dalam

pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3

Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, video, dan

model serta membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

(40)

Menurut Ibrahim (2003 : 15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut :

(1) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah

autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-sehari;

(2) Memfasilitasi atau membimbing penyelidikan misalnya melakukan

pengamatan atau melakukan eksperimen atau percobaan;

(3) Memfasilitasi dialog siswa; dan

(4) Mendukung belajar siswa.

D. Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer

Salah satu produk daripada kemajuan atau perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi adalah komputer (John J Longkutoy, 1980 : 23).

Seiring dengan perkembangan zaman maka perkembangan komputer pun

sangat pesat. Begitu pesatnya perkembangan produk teknologi ini sehingga

sekarang telah diperoleh komputer dengan kemampuan semakin tinggi dan

canggih. Komputer tidak lain diciptakan sebagai alat bantu manusia dalam

hal pemecahan persoalan, terutama yang rumit dan banyak jumlahnya serta

jenisnya. Jenis persoalan apa saja yang dihadapi manusia dan memerlukan

alat bantu untuk memecahkannya maka disitulah komputer digunakan.

Perkataan komputer berasal dari perkataan asing to compute artinya hitung (John J Longkutoy, 1980 : 24). Dengan demikian maka komputer

(41)

bahwa komputer adalah alat yang memegang peranan penting di dalam

sistem pengolahan data elektronis, maka komputer juga disebut sebagai alat

pengolah data. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk

orang yang berbeda. Menurut Jogiyanto (2005 : 1), istilah komputer

(computer) diambil dari bahasa Latin Computare yang berarti menghitung (to compute atau reckon). Selain itu, menurut buku Computer Today, komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta

dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan

menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output di bawah

pengawasan suatu langkah-langkah instruksi-instruksi program yang

tersimpan di memori (stored program).

Namun, dengan semakin majunya perkembangan dan teknologi maka

komputer saat ini memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam

bidang pendidikan. Bahkan murid-murid sekolah taman kanak-kanak di

Amerika Serikat sudah menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam

proses belajar (Jogiyanto, 2005 : 101). Metode pembelajaran dengan

memanfaatkan komputer memberikan efek yang positif bagi pendidikan

dikarenakan komputer membuat pembelajaran menarik. Oleh karena itu,

tidak mengherankan jika komputer sudah menjadi kebutuhan masyarakat

dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang

(42)

E. ProgramCabri 3D

Menurut Accascina dan Rogora (2006),Cabri 3Dadalah perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru

untuk mengatasi beberapa kesulitan-kesulitan dan membuat belajar geometri

dimensi tiga (geometri ruang) menjadi lebih mudah dan lebih menarik.

Program Cabri 3D ini digunakan karena program ini dapat menunjukkan gambaran bangun ruang secara lebih jelas. Program Cabri 3D merupakan salah satu program komputer yang memberikan manfaat besar dalam

pendidikan khususnya dalam matematika. Hal ini dikarenakan ProgramCabri 3D sangat dibutuhkan pada pembelajaran yang berkaitan dengan geometri. Cabri 3D menawarkan suatu suatu dimensi keseluruhan baru dalam membangun obyek-obyek geometri di komputer, seperti menggambar,

menarik, dan mengolah obyek-obyek dari yang paling sederhana ke yang

paling rumit untuk menguji konstruksi, membuat dugaan, mengukur,

menghitung, dan menghilangkan objek. Program Cabri 3D ini memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi obyek-obyek geometri.

Secara umum Program Cabri 3D terdiri dari Menu, Toolbar, dan Drawing Area. Pada bagian menu ditampilkan File, Edit, Display, Document,

Window, dan Help. Pada bagian Toolbar terdapat Manipulation and

Redefinition, Points, Lines and Curves, Planes and Surfaces, Relative

Constructions, Transformations, Regular Polygons, Polyhedra, Regular

(43)

tempat untuk menggambar obyek. Berikut adalah tampilan Program Cabri 3D.

Gambar 2.1 Cabri 3D

Adapun beberapa simbol dan fungsi dari masing-masing toolbar adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.2

Simbol dan Fungsi ToolbarCabri 3D Simbol Fungsi ToolbarCabri 3D

Manipulation

Manipulation

a. Menunjukkan koordinat titik yang dipilih atau

komponen yang dipilih

b. Memindahkan titik dan benda-benda, dan sebagai

konsekuensinya, semua objek yang bergantung pada

(44)

Simbol Fungsi ToolbarCabri 3D

Points

Points

a. Membuat titik dengan cara yang berbeda. Titik ini

kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai

objek (segmen, polyhedra, dan lain-lain)

b. Membuat titik dalam ruang di atas atau di bawah

bidang dasar

Intersection(s) point

Membuat sebuah titik potong

Lines and Curves

Line

a. Membuat garis melalui dua titik

b. Membuat garis perpotongan dari dua bidang

Segment

Membuat segmen garis melalui dua titik

Planes and Surfaces

Plane

Membuat sebuah bangun datar

Polygon

Membuat poligon melalui tiga atau lebih titik

Triangle

Membuat segitiga melalui tiga titik

Relative Constructions

Perpendicular

Membuat sebuah garis tegak lurus terhadap permukaan

bidang

Regular

(45)

Simbol Fungsi ToolbarCabri 3D

Polygons Membuat sebuah segitiga sama sisi

Square

Membuat sebuah persegi

Regular pentagon

Membuat segilima beraturan

Regular hexagon

Membuat segienam beraturan

Regular octagon

Membuat segidelapan beraturan

Regular decagon

Membuat segisepuluh beraturan

Regular dodecagon

Membuat segiduabelas beraturan

Pentagram

Membuat sebuah pentagram

Polyhedra

Tertrahedron

Membuat bidang empat

Pyramid

Membuat sebuah limas

Prism

(46)

Simbol Fungsi ToolbarCabri 3D

Regular Polyhedra

Regular tetrahedron

Membuat bidang empat beraturan

Pada pembelajaran geometri melalui model Problem Based Instruction siswa akan melakukan penyelidikan secara individu untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai dengan menggunakan Program Cabri 3D. Dalam teori Van Hiele, Program Cabri 3D akan membantu melatih kemampuan berpikir geometri pada siswa tahap 0 (Visualisasi). Selain itu, Cabri 3D juga digunakan untuk membantu siswa dalam melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Pada proses ini akan

melatih kemampuan berpikir geometri siswa pada tahap 1 (Analisis). Hal

tersebut akan mampu mendorong siswa untuk membuat kesimpulan dari

eksperimen yang telah dilakukan dan akan melatih kemampuan berpikir

geometri siswa pada tahap 2 (Deduksi Informal). Berdasarkan hal tersebut

serta pendapat-pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Cabri 3D memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memperoleh pengetahuan

melalui hasil temuannya sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir

geometri siswa.

F. Limas untuk Kelas VIII SMP

Matematika adalah salah satu dari sekian banyak pembelajaran di sekolah

(47)

pembelajaran matematika itu sendiri. Salah satu pokok bahasan yang ada

dalam geometri adalah limas. Berangkat dari limas itu sendiri terdapat pula

SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) yang ingin dicapai

pada materi ini. Standar kompetensi yang ingin dicapai pada materi limas

adalah memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan

bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Sedangkan kompetensi dasar yang

ingin dicapai adalah :

a. Mengidentifikasisifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta

bagian-bagiannya.

b. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.

c. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan

limas.

Untuk memahami materi limas, berikut ini beberapa hal yang akan

dipelajari :

a. Definisi limas

Menurut Slavin dan Crisonino (2005:173),

A pyramid is a geometric solid having any polygon as one face, where all the other faces are triangles meeting at a common vertex. The pyramid is named after the polygon forming the face from which the triangles start.

Yang artinya limas adalah bangun ruang yang mempunyai segi

banyak sebagai satu sisinya di mana sisi-sisi yang lain merupakan

segitiga yang bertemu pada satu titik puncak. Dinamakan limas setelah

(48)

segitiga. Bidang-bidang pembentuk limas disebut bidang limas dan garis

yang merupakan perpotongan antara dua sisi limas disebut rusuk limas.

Tinggi limas adalah jarak titik puncak limas dengan bidang alas.

Gambar 2.2 Macam-macam Limas

b. Luas permukaan limas

Luas permukaan limas merupakan jumlah seluruh luas

bidang-bidang sisinya.

(49)

Gambar 2.3 Jaring-jaring Limas

c. Volume limas

Volume limas diketahui dari rumus volume kubus. Dalam kubus

tersebut terdapat enam buah limas di mana alasnya adalah salah satu

bidang (sisi) dari kubus dan tingginya setengah dari panjang sisi kubus.

Dengan kata lain, volume kubus akan sama dengan jumlah enam buah

volume limas, sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut :

(50)

Volume limas = volume kubus

= × 2 × 2 × 2

= × (2 × 2 ) × 2

= × 4 × 2

= × 4 ×

= ×luas alas×tinggi

Gambar 2.4

Pembuktian Volume Limas

G. Kerangka berpikir

Dengan pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan Program

Cabri 3D yang dapat menyediakan gambaran limas dalam dimensi tiga, diharapkan siswa dapat mengkonstruksi ide-ide dan pemikirannya untuk

memahami dan menggambarkan gambaran limas. Dari proses pembelajaran

(51)

membantu untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan materi luas

permukaan dan volume limas sehingga dapat meningkatkan kemampuan

berpikir geometri siswa.

H. Hipotesis

Setelah menyusun kerangka berpikir berdasarkan landasan teori di atas,

maka peneliti merumuskan hipotesis yang berkaitan dengan hasil penelitian

yang dilakukan nanti. Adapun hasil hipotesis tersebut adalah peningkatan

(52)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian eksperimental terdiri dari eksperimen sejati yang

memiliki ciri-ciri yaitu sampel yang digunakan diambil secara acak dan

variabel dapat dimanipulasi (Suryabrata dalam Farida Nursyahidah, 2011 : 88).

Kedua, eksperimen semu yang memiliki ciri-ciri yaitu sampel yang

digunakan tidak diambil secara acak melainkan menggunakan kelompok

yang ada. Apabila dilakukan pengambilan sampel secara acak akan merusak

kealamiahan situasi kelompok karena kealamiahan kelompok sangat penting

dalam manipulasi variabel. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam

penelitian eksperimen semu.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B SMP

Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang beralamat di Jalan Jambon IV,

Kricak, Tegalrejo. Dua kelas tersebut dipilih karena berhubungan dengan

materi luas permukaan dan volume limas. SMP Kristen Kalam Kudus

Yogyakarta memiliki kondisi sekolah yang cukup bagus dengan

fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Letak sekolah pun berada di tengah-tengah

perumahan elite yang mana keadaan siswanya pun berada pada kelas

(53)

memiliki satu guru matematika yang mengajar semua kelas. Beliau adalah

Ibu Eva Wibowo.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan

model Problem Based Instruction menggunakan Program Cabri 3D dalam pembelajaran matematika.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas merupakan pemanipulasian yang dipilih

untuk memberikan pengaruh terhadap subjek. Sedangkan variabel terikat

adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika

dengan modelProblem Based Instructionberbasis Program Cabri 3D. Untuk variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir geometri Van Hiele siswa

SMP.

E. Bentuk Data

Data yang diperoleh adalah data primer karena dilakukan secara langsung

tanpa melalui perantara. Data primer digunakan untuk mengetahui kelas

konvensional di mana kelas tersebut yang hanya menggunakan metode

(54)

Based Instruction berbasis ProgramCabri 3Dpada peningkatan kemampuan berpikir geometri berupa soal-soal uraian yang disusun berdasarkan indikator.

Kedua kelas tersebut akan diberikan tes tertulis. Tujuan diberikannya tes

tertulis kepada siswa adalah untuk membandingkan peningkatan kemampuan

berpikir geometri pada kelas konvensional dengan kelas eksperimen pada

materi luas permukaan dan volume limas. Tes tertulis ini akan diberikan

kepada siswa ketika materi pembelajaran telah selesai diberikan. Selain itu,

data berasal dari kuesioner dan lembar observasi.

F. Metode Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Kartono (1980 : 142) observasi adalah studi yang disengaja

dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan

jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi atau pengamatan sebagai

alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang adapat diamati, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 2006 :

84).

Ada tiga jenis observasi, yakni observasi langsung, observasi dengan

alat (tidak langsung), dan observasi partisipasi. Observasi langsung

adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang

(55)

pengamat. Sedangkan observasi tidak langsung dilaksanakan dengan

menggunakan alat. Observasi partisipasi berarti bahwa pengamat harus

melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh

individu atau kelompok yang diamati (Sudjana, 2006 : 85). Dalam

penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi langsung

karena pengamatan dilakukan secara langsung.

Saat observasi berlangsung hal-hal yang terjadi di dalam kelas

dituliskan secara benar berdasarkan fakta yang terjadi. Setelah observasi

selesai akan dilakukan pengisian pada lembar pengamatan yang berisi

apa saja yang terjadi selama observasi. Lembar pengamatan tersebut akan

diisi oleh observer.

2. Wawancara

Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun

bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya

jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta

tujuan yang telah ditentukan (Anas Sudijono, 2011 : 82). Ada dua jenis

wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu :

a. Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview).

(56)

wawancara sistematis (non-systematic interview), atau wawancara bebas.

Dalam wawancara terpimpin, evalutor melakukan tanya jawab lisan

dengan pihak-pihak yang diperlukan dalam rangka menghimpun

bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya. Wawancara

ini sudah dipersiapkan secara matang, yaitu dengan berpegang pada

panduan wawancara (interview guide). Sedangkan wawancara bebas, pewawancara selaku evalutor mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

pihak-pihak yang diperlukan tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu.

Mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya. Hanya saja saat

menganalisis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini

pewawancara atau evalutor akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan,

terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam.

Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan pihak yang

bersangkutan sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih

bebas dan mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih baik

sehingga pihak yang diwawancarai bebas mengemukakan pendapatnya.

Wawancara bisa direkam sehingga jawaban bisa dicatat secara lengkap.

Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan

kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi.

Sebaliknya, jawaban yang belum jelas bisa diminta lagi dengan lebih

terarah dan lebih bermakna asal tidak mempengaruhi atau mengarahkan

(57)

Menurut Sudjana (2006 : 68), ada tiga aspek yang harus diperhatikan

dalam melaksanakan wawancara, yakni :

a. Tahap awal pelaksanaan wawancara. Tahap ini bertujuan untuk

mengondisikan situasi wawancara di mana situasi yang

mengungkapkan suasana keakraban sehingga pihak yang

diwawancarai tidak merasa takut dan terdorong untuk mengemukakan

pendapatnya secara bebas dan benar atau jujur.

b. Penggunaan pertanyaan. Setelah kondisi awal cukup, barulah

diajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara.

Pertanyaan diajukan secara bertahap dan sistematis berdasarkan

rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.

c. Pencatatan hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat

itu juga supaya tidak lupa. Mencatat hasil wawancara berstruktur

cukup mudah sebab tinggal memberikan tanda pada alternatif

jawaban, misalnya melingkari salah satu jawaban yang ada.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan siswa secara

langsung di mana peneliti mengambil masing-masing tiga sampel dari

kelas eksperimen maupun kelas konvensional. Tujuan dilakukan

wawancara untuk mengetahui jawaban siswa mengenai pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Dari hasil wawancara pada siswa kelas

eksperimen tersebut dapat dilihat dan dianalisis antara tes tertulis dan

(58)

3. Tes Tertulis

Tes tertulis akan diberikan setelah pembelajaran selesai pada kelas

konvensional yang menggunakan model Problem Based Instruction tanpa Program Cabri 3D maupun kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Instruction berbasis Cabri 3D. Tes tertulis diberikan kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran. Tes tertulis

berupa soal-soal uraian mengenai luas permukaan dan volume limas.

Soal tertulis akan diberikan kepada kedua kelas tersebut dengan soal

yang sama.

Menurut teori Van Hiele, ada lima tahapan dalam perkembangan

berpikir yaitu tahap 0 (Visualisasi), tahap 1 (Analisis), tahap 2 (Deduksi

Informal), tahap 3 (Deduksi), dan tahap 4 (Ketepatan atau Rigor).

Namun, untuk siswa SMP tahap perkembangan berpikir menurut teori

Van Hiele hanya sampai pada tahap 2 yaitu deduksi informal. Hasil tes

tersebut akan dibandingkan bagaimana kelas yang menggunakan

Problem Based Instructiontanpa Program Cabri 3D dengan kelas yang menggunakan Problem Based Instruction berbasis Program Cabri 3D. Selanjutnya dari hasil tes tertulis tersebut dapat diketahui bagaimana

peningkatan kemampuan berpikir geometri pada kelas yang hanya

(59)

4. Kuesioner

Kuesioner tersebut berisi pernyataan siswa tentang pembelajaran yang

berlangsung mengenai pengaruh Program Cabri 3D. Kuesioner tersebut diberikan kepada siswa setelah dilakukan tes tertulis. Hasil kuesioner

nantinya akan dianalisis dan dilihat hasil tes tertulis apakah ada

kecocokan antara hasil kuesioner dengan hasil tes.

G. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instrumen Pembelajaran

Dalam penelitian ini, instrumen pembelajaran yang akan digunakan

adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa

(LKS), dan ProgramCabri 3D.

2. Instrumen Penelitian

Sebagai penunjang kelengkapan data dan informasi yang peneliti

perlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrumen, yaitu :

a. Soal Tes Tertulis

Tes tertulis terdiri dari lima soal uraian yang akan dikerjakan

oleh siswa secara individu. Tes tersebut akan diberikan pada kedua

(60)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Luas Permukaan dan Volume Limas Kompetensi

limas jika ukuran

rusuknya berubah

Lembar pengamatan berfungsi untuk membantu peneliti dalam

mencatat hal-hal yang terjadi selama proses belajar mengajar

berlangsung. Lembar pengamatan dibuat detail dari setiap tahap

(61)

lembar pengamatan yang digunakan pada kelas eksperimen maupun

kelas konvensional. Berikut format lembar pengamatan kelas

eksperimen :

Tabel 3.2

Format Lembar Pengamatan Kelas VIII A

No. Tahap Pembelajaran Ya Tidak Keterangan

1. Pendahuluan

a. Pengenalan masalah

b. Guru menyiapkan dan

memotivasi siswa menyelesaikan

masalah

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menyampaikan materi

pembelajaran dengan Program

Cabri 3D.

b. Siswa menyimak materi yang

disampaikan guru.

Elaborasi

a. Siswa diberi beberapa contoh soal

di mana penyelesaian dibantu

dengan ProgramCabri 3D. b. Guru memberikan beberapa soal

untuk dikerjakan oleh siswa.

Konfirmasi

a. Siswa mengerjakan tugas yang

diberi secara individu.

b. Diskusi antara siswa dengan

(62)

No. Tahap Pembelajaran Ya Tidak Keterangan

c. Guru berkeliling untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan

dan membantu memecahkan

masalah dengan ProgramCabri 3D.

d. Siswa menyajikan hasil ke depan.

3. Penutup

Guru bersama siswa membuat

kesimpulan bersama

Selain lembar pengamatan yang digunakan pada kelas

eksperimen juga dibuat lembar pengamatan untuk kelas

konvensional. Lembar pengamatan pada kelas konvensional tampak

pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Format Lembar Pengamatan Kelas VIII B

No. Tahap Pembelajaran Ya Tidak Keterangan

1. Pendahuluan

a. Pengenalan masalah

b. Guru menyiapkan dan

memotivasi siswa menyelesaikan

masalah

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menyampaikan materi

pembelajaran.

(63)

No. Tahap Pembelajaran Ya Tidak Keterangan

disampaikan guru.

Elaborasi

a. Siswa diberi beberapa contoh

soal.

b. Guru memberikan beberapa soal

untuk dikerjakan oleh siswa.

Konfirmasi

a. Siswa mengerjakan tugas yang

diberi secara individu.

b. Diskusi antara siswa dengan

siswa.

c. Guru berkeliling untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan

dan membantu memecahkan

masalah.

d. Siswa menyajikan hasil ke depan.

3. Penutup

Guru bersama siswa membuat

kesimpulan bersama

c. Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada siswa pada pertemuan akhir

penelitian. Kuesioner berfungsi untuk mengetahui bagaimana

tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

Kuesioner tersebut diberikan kepada kelas yang menggunakan

(64)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Kuesioner Terbuka dan Tertutup

Variabel Dimensi Materi Nomor

item

Peningkatan

kemampuan

berpikir geometri

Kesulitan

Pengertian limas merupakan

materi yang sulit

1

Menggambar limas merupakan

materi yang sulit

2

Menentukan jaring-jaring limas

merupakan materi yang sulit

3

Menentukan luas permukaan

limas merupakan materi yang

sulit

Peran software dalam mengatasi

kesulitan (apakah dapat

mengatasi kesulitan yang

dialami siswa)

6,7

H. Teknik Analisis Data

1. Memilah Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa tes tertulis,

kuesioner, dan lembar pengamatan. Semua data yang diperoleh dipilah

Gambar

Gambar 2.1Cabri 3D ...............................................................................
Tabel 2.1
Gambar 2.1Cabri 3D
Gambar 2.2Macam-macam Limas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan segala anugerah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :. 4 = selalu, apabila selalu melakukan

Teman tidak mau bermain.. 4.1.3 Kontribusi kebiasaan menonton tayangan kekerasan dalam media televisi terhadap perilaku agresif siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Kota

Guna mendukung layanan informasi melalui PPID DJKN, pada tahun 2015, Direktorat Hukum dan Humas selaku PPID DJKN terus mengupayakan agar seluruh kantor vertikal mampu

Bentuk lahan lembah vulkanik (V4) dengan jumlah lokasi gerakan massa terbanyak .... Potensi longsor pada lereng Lereng 1, Hulu

Lampiran 5 Peta Overlay Depth Structure dan Slice Atribut Ant TrackingLapangan Boeing, Formasi Kujung, Cekugan Jawa Timur Utara. Lampirn 6 Permodelan Fasies dan