• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mesin pres hidrolik serat sabut kelapa - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Mesin pres hidrolik serat sabut kelapa - USD Repository"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i

MESIN PRES HIDROLIK

SERAT SABUT KELAPA

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat sarjana S-1

Program Studi Teknik Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Oleh :

WASIS INDRA WISESA SUNARWAN

NIM : 085214003

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

(2)

ii

Final Project

As partial fulfilment of the requirement

to obtain the S-1 scholar degree

Mechanical Engineering Study Program

Mechanical Engineering Department

By :

WASIS INDRA WISESA SUNARWAN

Student Number : 085214003

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

INTISARI

Sistem berdaya fluida, khususnya hidrolik dapat digunakan untuk proses pengepresan serat pada industri pengolahan sabut kelapa. Saat ini, serat sabut kelapa tidak hanya digunakan untuk membuat tali, keset, sapu atau matras, tapi dapat digunakan untuk membuat karpet, jok, kasur, bantal, dashboard, hardboard, lapisan kursi mobil, spring bed, dan pengendalian erosi. Perkembangan penggunaan serat sabut kelapa tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan serat sabut kelapa. Dengan mesin pres hidrolik, pedagang pengumpul serat sabut kelapa dapat menambah kapasitas angkut serat dan mengurangi biaya pengiriman serat sabut kelapa. Berdasarkan alasan tersebut, Tugas Akhir ini bertujuan untuk membuat dan meneliti sistem hidrolik yang digunakan pada mesin pres serat sabut kelapa.

Sistem yang dibuat meliputi kendali aliran fluida, cara kerja, dan karakteristik dari sistem. Penelitian dilaksanakan dengan membuat mesin pres hidolik dan digunakan untuk mengepres serat sabut kelapa. Data penelitian yang diambil dari percobaan adalah ketinggian serat sabut kelapa saat dipres dan setelah dipres, serta hubungan antara kerapatan (ρ) dan tekanan (P).

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Mesin

Pres Hidrolik Serat Sabut Kelapa dengan baik.

Selama penyusunan, penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Rines, M.T., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan koreksi

2. Ir. PK. Purwadi, M.T., Selaku Kaprodi Teknik Mesin.

3. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Seluruh dosen Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

5. Sekretariat FST, yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama di

Teknik Mesin.

6. Orang tua yang selalu memberikan nasehat, dorongan, semangat, dan fasilitas.

7. Kakakku dan saudara-saudaraku yang telah memberikan bantuannya.

8. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Teknik Mesin angkatan 2008, atas

segala bentuk dukungan yang diberikan kepada penulis.

(9)

ix

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada Tugas Akhir ini. Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yeng bersifat membangun. Dan semoga

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 6 September 2012

Penulis

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN JUDUL………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... iii

HALAMAN PENGESAHAN………... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. v

PERNYATAAN………... vi

INTISARI………... vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI………... x

DAFTAR GAMBAR………. xiii

(11)

xi

BAB III MESIN PRES HIDROLIK SERAT SABUT KELAPA 3.1Metode Penelitian……….………... 28

3.2Mesin Pres Hidrolik……….. 29

3.3Perhitungan Sistem Hidrolik………. 34

(12)

xii

BAB IV DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan………. 39

4.2 Pembahasan………... 42

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan………... 49

5.2 Saran………... 50

DAFTAR PUSTAKA………. 51

(13)

xiii

Gambar 3.5 Double acting cylinder-piston type………. 32

Gambar 3.6 4/3 Directional control vale……… 32

Gambar 3.7 Relief valve……….. 33

Gambar 4.1 Serat sabut kelapa……….... 39

Gambar 4.8 Grafik hubungan antara tekanan dan kerapatan dengan bahan seberat 2 kg………. 47

Gambar 4.9 Grafik hubungan antara tekanan dan kerapatan dengan bahan seberat 3 kg………. 48

(14)

xiv

Gambar 4.10 Grafik hubungan antara tekanan dan

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Data percobaan dengan bahan seberat 2 kg……….. 40

Tabel 4.2: Data percobaan dengan bahan seberat 3 kg……….. 41

Tabel 4.3: Data percobaan dengan bahan seberat 4 kg………. 41

Tabel 4.4: Hasil perhitungan dengan bahan seberat 2 kg……….. 45

Tabel 4.5: Hasil perhitungan dengan bahan seberat 3 kg………. 46

Tabel 4.6: Hasil perhitungan dengan bahan seberat 4 kg………. 46

(16)

1

Penumatik menggunakan fluida dalam betuk gas, sedangkan hidrolik menggunakan

fluida berupa cairan.

Sistem berdaya fluida digunakan untuk mengoperasikan berbagai peralatan

dan mesin. Beberapa contoh pemakaian sistem hidrolik dan penumatik antara lain:

Gas spring untuk mengatur dan mempertahankan ketinggian pada kursi, air drill

yang digunakan oleh dokter gigi, multi-axial sumbassumblage testing labotary yang

terletak di Universitas Minosota dan berfungsi sebagai alat simulasi gempa, mining

machine (mesin-mesin pertambangan), forging press atau rem pada mobil (Durfee, W

dan Z. Sun, 2009). Sistem berdaya fluida, khususnya hidrolik dapat digunakan untuk

proses pengepresan serat pada industri pengolahan sabut kelapa.

Sabut kelapa adalah hasil samping dari buah kelapa. Sebuah kelapa dapat

menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30 % serat (Mahmud, Zainal dan

Yulius Ferry, 2005). Sabut kelapa diolah menjadi serat sabut kelapa atau dikenal

(17)

2

sabut kelapa digunakan untuk membuat sapu, keset, tali, ataupun matras. Seiring

dengan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami serta perkembangan sifat

fisika-kimia serat dan teknologi, serat sabut kelapa digunakan untuk membuat karpet,

jok, kasur, bantal, dashboard kendaraan, hardboard, lapisan kursi mobil, spring bed,

dan bahkan dapat dimanfaatkan untuk pengendalian erosi (http:// www.bi.go.id/

NR/rdonlyres).

Di Indonesia terdapat industri pengolahan serat sabut kelapa dalam skala

kecil. Para pengusaha tidak dapat langsung memasarkan produknya ke eksportir serat

sabut kelapa, karena produk yang dihasilkan belum memenuhi persyaratan (kuantitas

dan kualitas). Permasalahan tersebut terjadi karena kurangnya modal untuk membeli

mesin atau peralatan produksi, seperti mesin pres yang digunakan pada proses

packing untuk menambah kapasitas angkut serat sabut kelapa. Keterbatasan tersebut

menyebabkan biaya pengiriman produk per kg menjadi mahal. Hambatan lain yang

dihadapi adalah kurangnya informasi pemasaran produk. Rantai pemasaran serat

sabut kelapa ditunjukkan pada Gambar 1.1.

(18)

Gambar 1.1 Diagram rantai pemasaran serat sabut kelapa (http://kelapaindonesia2020.files.wordpress.com)

1.2Rumusan Masalah

Serat sabut kelapa tidak hanya digunakan untuk membuat tali, keset, sapu atau

matras saja. Seiring dengan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami serta

perkembangan sifat fisika-kimia serat dan teknologi, serat digunakan untuk membuat

karpet, jok, kasur, bantal, dashboard kendaraan, hardboard, lapisan kursi mobil,

spring bed, dan bahkan dapat dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Hal tersebut

(19)

4

dihadapi oleh industri pengolahan serat sabut kelapa adalah kurangnya fasilitas

pendukung proses produksi, seperti tidak adanya mesin pres.

1.3Tujuan

Tugas akhir ini bertujuan untuk:

1. Membuat dan meneliti sistem hidrolik yang digunakan pada mesin pres serat sabut

kelapa.

2. Mencari hubungan antara tekanan dan kerapatan atau massa jenis bahan.

1.4Batasan Masalah

Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan sistem hidrolik untuk proses

pengepresan pada industri pengolahan sabut kelapa. Konstruksi mesin pres seperti

rangka, bahan, dan kekuatan material tidak dianalisa. Bahan yang digunakan dalam

penelitian adalah sabut kelapa yang telah diubah menjadi serat.

1.5Manfaat

Penelitian ini diaharapkan dapat menambah kepustakaan teknologi mengenai

sistem hidrolik, khususnya mesin pres. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menambah wawasan masyarakat tentang pemanfaatan sistem hidrolik.

(20)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Hidrolik dan Rumus yang Digunakan

Sistem hidrolik terdiri dari beberapa komponen, seperti tangki (reservoir),

motor listrik, pompa, fluid lines (pipa, tubing, hoses), control valve, dan aktuator.

Keunggulan yang dimiliki sistem hidrolik antara lain: mampu melipatgandakan gaya,

gerakan aktuator dapat dibalik dengan mudah, fluida hidrolik dapat memberikan

lapisan minyak pada komponen yang mengalami gesekan, memilki kendali kecepatan

yang dapat divariasikan secara halus. Contoh sistem dasar hidrolik ditunjukkan oleh

Gambar 2.1.

(21)

6

Sistem hidrolik memiliki beberapa kelemahan. Kebocoran pada sistem tidak

dapat dihindari. Minyak-minyak hidrolik merupakan fluida kotor yang mungkin dapat

mencemari lingkungan atau meracuni operator mesin. Minyak-minyak hidrolik juga

termasuk ke dalam fluida yang mudah terbakar, sehingga minyak tersebut sangat

berbahaya jika di sekitar kebocoran minyak terdapat percikan api. Perancangan yang

tidak tepat, dapat menimbulkan kemungkinan pecahnya pipa-pipa saluran sistem

hidrolik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem hidrolik

adalah fluida yang digunakan dan pemilihan komponen-komponen penyusun sistem.

Prinsip yang terdapat pada sistem hidrolik antara lain hukum Pascal,

persamaan kontinuitas, prinsip Bernouli, hukum konservasi energi, konfigurasi aliran,

dan rugi-rugi energi karena gesekan. Penelitian kali ini tidak meninjau seluruh prinsip

yang ada. Prinsip yang dipakai mengandung rumus-rumus untuk mengitung gaya,

kecepatan gerak piston, laju aliran fluida (kapasitas) pada silinder, serta daya dan laju

aliran fluida pada pompa. Rumus lain yang digunakan adalah kerapatan (massa jenis).

Rumus ini digunakan untuk menghitung kerapatan dari bahan percobaan.

Transmisi gaya pada sistem hidrolik menggunakan prinsip hukum Pascal.

Tekanan yang diberikan pada fluida dalam wadah tertutup, akan diteruskan sama

besar dan merata ke segala arah. Sistem hidrolik menggunakan fluida inkompresibel

untuk menyalurkan gaya pada setiap titik di sepanjang jalur fluida tersebut. Gaya

pada fluida dapat diperbesar dengan cara menaikkan tekanannya atau memperbesar

diameter dari silinder.

(22)

Gambar 2.2 Prinsip hukum Pascal

Tekanan yang diberikan fluida.

Gaya yang diberikan fluida.

Keterangan :

F = Gaya (kg)

P = Tekanan (kg/cm2)

A = Luas penampang (cm2)

Dengan

Keterangan :

(23)

8

Laju aliran fluida pada silinder menggunakan prinsip hukum aliran

(persamaan kontinuitas). Besarnya laju aliran fluida pada pipa yang mengalami

perubahan penampang adalah sama.

Gambar 2.3 Hukum aliran

(http://priyahitajuniarfan.files.wordpress.com/2011/02)

Persamaan laju aliran fluida :

Keterangan :

Q = Laju aliran fluida (cm3/detik)

A = Luas penampang (cm2)

v = Kecepatan aliran fluida (cm/detik)

Laju aliran pada pompa dicari menggunakan persamaan berikut ini.

Keterangan :

Q = Laju aliran fluida (cm3/detik)

(24)

VD = Volumetric displacement (cm3)

n = Putaran poros pompa (rpm)

Rumus untuk menghitung daya fluida :

Keterangan :

HP = Daya fluida (HP)

P = Tekanan (psi)

Q = Laju aliran fluida (GPM)

Rumus mencari kerapatan massa jenis :

Keterangan :

ρ = Massa jenis (kg/cm3

)

V = Volume (cm3)

m = massa (kg)

2.2 Fluida Hidrolik

Sistem hidrolik menggunakan fluida dalam bentuk cairan, biasanya oli. Fluida

(25)

10

1. Meneruskan atau memindahkan daya.

2. Meneruskan isyarat (signal).

3. Melumasi komponen-komponen yang bergerak dan mengurangi gesekan dan

keausan.

4. Memindahkan panas dari sumber panas ke reservoir.

5. Menghanyutkan partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen ke

filter.

6. Melindungi permukaan komponen dari zat kimia penyebab korosi.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemilihan fluida hidrolik,

seperti:

1. Kekentalan (viskositas)

Viskositas yang rendah mengakibatkan fluida tidak dapat menahan gesekan,

karena lapisan oil film pada komponen yang bergerak terlalu tipis. Nilai

viskositas yang tinggi berakibat pada meningkatnya daya pompa untuk

melawan gaya viskositas fluida. Viskositas dipengaruhi oleh tekanan dan

temperatur. Jika temperatur cairan meningkat, maka viskositas cairan

berkurang. Fluida lebih encer pada suhu tinggi dan lebih kental pada suhu

rendah. Nilai viskositas menjadi lebih besar ketika tekanan pada sistem

meningkat.

2. Index viskositas

Index viskositas menunjukkan pengaruh temperatur pada perubahan

viskositas fluida. Nilai index viskositas yang rendah menunjukkan bahwa

(26)

terjadi perubahan nilai viskositas fluida yang cukup besar ketika suhu

mengalami perubahan dan sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa sistem hidrolik

membutuhkan fluida yang dapat mempertahankan kestabilan nilai viskositas

saat terjadi perubahan suhu.

3. Titik nyala dan titik api

Titik nyala adalah suhu saat fluida menyala dan menimbulkan percikan api.

Titik api adalah suhu saat fluida menyala dan terbakar. Fluida harus

mempunyai nilai titik nyala dan titik api yang tinggi, agar tidak terbakar saat

sistem sedang beroperasi.

4. Kestabilan kimia

Kestabilan kimia diartikan sebagai kemampuan fluida untuk menghambat

proses oksidasi. Reaksi kimia dapat terjadi karena fluida bercampur zat

oksidan atau suhu yang tinggi. Reaksi kimia tersebut dapat mengubah cairan

fluida menjadi endapan lumpur yang dapat membuat valve dan piston rusak.

5. Daya pelumasan

Fluida bertugas memberikan lapisan film pada permukaan komponen yang

bergerak. Hal tersebut bertujuan agar komponen itu dapat bergerak lebih

lancar. Kemampuan pelumasan dipengaruhi oleh perubahan suhu.

6. Racun

Fluida yang digunakan tidak boleh mengandung zat kimia berbahaya. Zat

(27)

12

kulit, mata, dan mulut. Zat kimia berbahaya tersebut dapat menyebabkan sakit

bahkan kematian.

7. Anti-foam

Busa terbentuk dari pemampatan gas pada fluida yang akan menimbulkan

gelembung udara. Suhu operasi sistem yang tinggi dapat menyebabkan fluida

mengandung gelembung udara dalam jumlah banyak. Gelembung akan

menimbulkan busa yang dapat menyebabkan kavitasi pada pompa dan dapat

memperlambat respon dari sistem.

8. Zat asam

Fluida seharusnya tidak mengandung zat yang dapat menyebabkan korosi dan

karat pada logam. Fluida dapat menyebabkan korosi setelah digunakan

berulang-ulang. Cara yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut adalah

menggunakan fluida sesuai dengan sistem hidrolik yang dibuat serta

digunakan dalam jangka waktu tertentu.

2.3 Pompa Hidrolik

Pompa digerakkan oleh motor untuk menyalurkan fluida menuju aktuator.

Pompa terbagi menjadi dua kelompok, yaitu nonpositive displacement pumps (pompa

hidroninamis) dan positive displacement pumps (pompa hidrostatis). Perbedaan

diantara pompa tersebut adalah nonpostive displacement pumps bekerja pada tekanan

(28)

rendah dan digunakan untuk memindahkan fluida saja. Positive displacement pumps

lebih banyak digunakan untuk sistem berdaya fluida dan terbagi menjadi:

1. Gear Pumps

Beberapa pompa yang termasuk dalam jenis gear pumps adalah:

a. External gear pump

Pompa ini menggunakan pasangan roda gigi luar untuk menggerakkan

fluida. Roda gigi yang dipakai seperti spur gear (roda gigi lurus), helical

gear (roda gigi miring), dan herringbone gear (roda gigi miring ganda).

Kedua roda gigi terletak dalam satu rumah yang mempunyai saluran

masuk dan keluar.

b. Internal gear pump

Pompa jenis ini menggunakan pasangan roda gigi luar dan roda gigi

dalam. Profil roda gigi yang digunakan adalah roda gigi lurus.

c. Lobe pump

Prinsip kerja dari pompa sama dengan external gear pump. Lobe (cuping)

memiliki ukuran yang lebih besar daripada gigi-gigi roda gigi dan hanya

terdapat dua atau tiga lobe pada setiap rotor (bagian yang bergerak).

Kedua lobe tersebut berputar, salah satunya digerakkan oleh motor dan

yang lainnya oleh timing gears.

d. Screw pump

Pompa jenis ini mempunyai satu atau lebih rotor yang berupa sekrup

(29)

14

spiral. Pompa dua sekrup mempunyai satu sekrup bebas, sedangkan

pompa tiga sekrup mempunyai dua sekrup bebas.

2. Vane pumps

Pompa memindahkan fluida menggunakan suatu alur memutar yang berfungsi

sebagai rotor dengan sudu-sudu di dalamnya. Pompa terbagi menjadi:

a. Balanced vane pump

Pompa ini bekerja dengan sistem pemindah tetap atau variabel. Rotor

digerakkan oleh poros penggerak yang berputar di dalam cincin rotor.

Sudu-sudu yang terpasang pada alur rotor dapat bergerak kearah radial (ke

luar ataupun ke dalam). Pompa ini mempunyai dua saluran masuk dan

keluar yang terpasang berhadapan.

b. Unbalanced vane pump

Pompa bekerja dengan sistem pemindah tetap. Pompa hanya mempunyai

satu saluran masuk dan satu saluran keluar.

3. Piston pumps

Pompa bekerja menggunakan torak atau piston yang bekerja bolak-balik

dalam lubang silinder untuk menarik dan mendorong fluida. Jenis-jenis

pompa torak antara lain:

a. Axial piston pump

Torak terpasang dan bergerak sejajar dengan sumbu poros pompa.

(30)

b. Radial piston pump

Torak terpasang dan bergerak tegak lurus sumbu poros pompa. Posisi

torak dirancang membentuk formasi bintang. Pompa ini dilengkapi sistem

pengatur katup dengan pemindahan tetap atau variable.

2.4 Valve (katup)

Valve pada sistem hidrolik digunakan untuk mengatur kerja aktuator. Valve

juga berfungsi untuk mengatur sirkulasi tekanan dan mengatur besarnya tekanan pada

sistem dengan cara mengatur kapasitas fluida yang mengalir.

Gambar 2.4 Valves

(31)

16

Sistem hidrolik memilki tiga jenis valve, yaitu:

1. Pressure control valve

Katup ini berfungsi untuk melindungi sistem dari tekanan yang berlebih.

Jenis-jenis katup yang termasuk ke dalam pressure control valve adalah relief

valve, pressure reducing valve, sequence valve, counterbalance valve,

pressure switches (http://www.edgeroamer.com/sweethaven/mechanics).

2. Flow control valve

Katup bertugas untuk mengendalikan dan mengukur laju aliran fluida yang

masuk dan keluar dari aktuator. Dapat dikatakan bahwa katup ini digaunakan

untuk mengontrol kecepatan aktuator. Berdasarkan cara mengalirkan fluida,

katup dibedakan menjadi restrictor flow control valve dan by pass flow

control valve (Daines, JR, 2009:315).

3. Directional control valve

Katup jenis ini berperan untuk mengendalikan arah dari fluida pada sistem.

Directional control valve juga berfungsi untuk mengatur aliran fluida. Katup

ini dapat dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan jalur lintasan fluida,

yaitu (Daines, JR, 2009:299):

a. Shut-off valve

Katup ini sering disebut dengan two way valves. Katup jenis ini hanya

mempunyai satu jalur lintasan fluida. Fluida dapat mengalir dalam dua

arah port. Jenis-jenis katup ini antara lain globe valve, gate valve, ball

valve, spool valve, dan needle valve.

(32)

b. Check valve

Check valve juga memiliki satu jalur lintasan fluida diantara dua port.

Perbedaan check valve dengan shut-off valve adalah fluida hanya dapat

mengalir dalam satu arah port saja. Katup terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

standar check valve, restriction check valve, dan pilot-operate check

valves.

c. Three way valve

Katup ini mempunyai tiga port eksternal yang terhubung dengan sistem

pompa, silinder, dan tangki. Three way valve mempunyai sebuah port

yang digunakan untuk mengalirkan fluida masuk dan keluar dari aktuator.

Katup ini biasanya digunakan untuk mengendalikan single-acting

actuator.

d. Four way valve

Katup ini mempunyai empat port eksternal yang terhubung dengan sistem

pompa, inlet dan outlet dari silinder dan tangki. Four way valve

mempunyai dua port yang digunakan untuk mengalirkan fluida masuk dan

keluar dari aktuator. Katup ini biasanya digunakan untuk mengendalikan

(33)

18

2.5 Aktuator

Aktuator berfungsi untuk mengubah tekanan yang terdapat pada fluida

menjadi gaya mekanik dan gerakan. Gerakan dari aktuator dapat berupa gerak lurus

dan gerak putar. Silinder, motor , dan turbin merupakan contoh dari sebuah aktuator.

Silinder mengubah energi tekan dalam fluida menjadi gerak lurus. Silinder terdiri dari

torak (piston) atau ram yang berada di dalam cylindrical housing dan digerakkan oleh

fluida. Silinder terbagi menjadi dua, yaitu ram-type cylinder dan piston-type

cylinder.

Silinder jenis ram mempunyai luas penampang piston rod yang berukuran lebih dari

setengah atau bahkan sama dengan luas penampang piston head dan disebut disebut

dengan ram. Silinder jenis piston mempunyai luas penampang piston rod yang

berukuran kurang dari setengah luas penampang piston head (http://www.

Constructionknowledge.net/public_domain_documents, www.edgeroamer.com/sweet

haven/mechanics). Kedua aktuator tersebut terbagi menjadi single-acting cylinder dan

double-acting cylinder. Single-acting cylinder hanya memiliki satu port dan

memanfaatkan tekanan didalam fluida untuk menggerakkan piston rod keluar dari

cylindrical housing. Silinder memanfaatkan gaya berat dari beban atau pegas nuntuk

menggerakkan piston rod masuk ke cylindrical housing. Double-acting cylinder

memiliki dua port yang berfungsi untuk menggerakkan piston rod keluar dan masuk

cylindrical housing.

(34)

Gambar 2.5 Single-acting actuator (piston-type)

(http://www.constructionknowledge.net/public_domain_documents)

Gambar 2.6 Double-acting actuator (ram-type)

(http://www.constructionknowledge.net/public_domain_documents)

2.6 Fluid lines

Fluid lines menghubungkan komponen-komponen dan menyalurkan fluida pada

sistem. Fluid lines pada sistem hidrolik dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu pipa

ataupipe (rigid), tubing (semirigid), hose (flexibel) (http://www.Construction

(35)

20

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fluida yang digunakan, besarnya tekanan

yang dibutuhkan oleh sistem dan lokasi dari sistem.

Perbedaan diantara pipe (pipa) dan tubing terletak pada klasifikasi ukuran.

Pipe ditunjukkan dengan diameter dalam dan tebal dinding, sedangkan tubing

ditunjukkan dengan diameter luar dan tebal dinding pada tabel klasifikasi ukuran.

Diameter dalam akan berpengaruh pada laju aliran dan kecepatan fluida. Bahan dan

ketebalan dinding berpengaruh pada kemampuan pipe dan tubing untuk menahan

fluktuasi tekanan yang terjadi. Pipe dan tubing biasanya terbuat dari baja, tembaga,

kuningan, alumunium, dan stainless steel. Flexible hose digunakan untuk

menghubungkan komponen yang bergerak pada sistem. Lines jenis ini mampu

meredam kejutan tekanan dan getaran mesin. Pemasangan lines yang benar dan salah

ditunjukkan oleh Gambar 2.7 dan Gambar 2.8.

Gambar 2.7 Pemasangan pipe dan tubing

(Siswanto, Budi Tri 2008:168)

(36)

Gambar 2.8 Pemasangan flexible hose

(http://www.constructionknowledge.net/public_domain_documents)

2.7 Reservoir

Reservoir adalah tempat penyimpanan fluida pada sistem hidrolik. Kebersihan

fluida dijaga dengan menggunakan strainer (saringan kasar), filter (saringan halus),

atau pemisah magnetik. Reservoir memiliki beberapa fungsi tambahan yang penting

bagi sistem, jika dirancang dengan baik. Beberapa fungsi tersebut antara lain :

1. Mampu menghilangkan panas pada fluida.

2. Mampu memisahkan kotoran yang terbawa oleh fluida.

3. Mampu melepaskan udara yang terperangkap di dalam fluida.

(37)

22

Fungsi-fungsi tambahan tersebut di atas dapat memperpanjang umur pemakaian

sistem dan komponen-komponen penyusun sistem.

2.8 Simbol

Simbol berfungsi untuk menunjukkan bentuk dan fungsi dari komponen,

serta memperlihatkan cara kerja dari sistem hidrolik. Simbol terbagi menjadi

beberapa jenis, seperti graphic symbol, pictorial symbol, cutaway symbol, dan

combination symbol (Daines, JR, 2009:93). Graphic symbol menunjukkan fungsi dan

pengoperasiaan komponen. Pictorial symbol menunjukkan gambar bentuk dari

komponen. Cutaway symbol menunjukkan gambar potongan dari sebuah komponen.

Combination symbol merupakan perpaduaan diantara tiga jenis simbol tersebut.

Graphic symbol disusun oleh garis, lingkaran, kotak, segitiga, titik, dan anak

panah yang menunjukkan komponen-komponen penyusun sistem. Simbol-simbol

tersebut dirangkai menjadi sirkuit diagram yang menampilkan sebuah sistem hidrolik.

Contoh simbol-simbol yang termasuk kedalam grapich symbol antara lain

(faculty.ivytech.edu/~bl-desn/dsn201/images/Fluid_Power_Symbols_ANSI_Std.pdf,

www.airlinehyd.com/KnowledgeCenter/Symbol.asp.):

(38)

Simbol- simbol dasar

1. Garis

Garis lurus manggambarkan fluid lines

Garis putus-putus manggambarkan drain atau

pilot lines

Garis titik-stirp menggambarkan component

enclosure

Garis lengkung menggambarkan flexible

(39)

24

2. Lingkaran

Lingkaran besar menggambarkan pompa atau

motor

Lingkaran kecil menggambarkan alat ukur

Setengah lingkaran menggambarkan rotary

actuator

3. Kotak

Satu kotak digunakan untuk menggambarkan

pressure control function.

Dua atau tiga kotak berdampingan digunakan

untuk menggambarkan directional control

function.

(40)

4. Diamond

Diamond digunakan untuk menggambarkan

fluid conditioner (filter, separator, lubricator,

heat exchanger).

5. Segitiga dan anak panah

Segitiga dan anak panah digunakan untuk

menggambarkan arah aliran fluida pada

sistem hidrolik.

Simbol-simbol dalam bentuk komponen

1. Motor listrik

2. Pompa

(41)

26

3. Valve

Pressure relief valve

Four way valve-three position

4. Silinder

Double acting-single end rod

Simbol-simbol lain

1. Sambungan dan persimpangan lines

Persimpangan lines

(42)

Sambungan lines

2. Alat ukur

Alat ukur tekanan

3. Kontrol

Lever

4. Reservoir dengan selang pembalik

di bawah level fluida

(43)

28

BAB III

MESIN PRES HIDROLIK SERAT SABUT KELAPA

3.1 Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, seperti yang terlihat pada

Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram alir metode penelitian Pembuatan mesin

pres hidrolik

Pembelian bahan (serat sabut kelapa)

Percobaan

Pembahasan

Kesimpulan

(44)

3.2 Mesin Pres Hidrolik

Komponen-komponen penyusun mesin pres hidrolik yang digunakan dalam

penelitian, ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Mesin pres serat sabut kelapa

(45)

30

Penelitian ini akan membahas tentang pemanfaatan sistem hidrolik pada

pengolahan serat serabut kelapa. Mesin pres berfungsi untuk memudahkan proses

packing serat sabut kelapa yang akan dikirim. Sistem hidrolik ditunjukkan oleh

Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Sirkuit diagram mesin pres hidrolik

(46)

External gear pump akan mengalirkan fluida dari tangki menuju ke double

acting cylinder-piston type melewati relief valve dan 4/3 directional control valve

(4/3 DCV). Motor menggerakkan pasangan roda gigi luar pada external gear pump

untuk menghisap fluida dari tangki. Fluida didalam pompa bergerak mengikuti arah

putaran roda gigi.

Gambar 3.4 External gear pump

(http://www.netpumps.com)

Double acting cylinder-piston type mempunyai dua port fluida. Silinder jenis

ini dapat menerima fluida dari sistem dan mengembalikan fluida ke sistem. Piston

dapat bergerak dalam dua arah, yaitu masuk dan keluar cylinder housing. Fluida

masuk ke salah satu port dan mendorong piston. Fluida yang berada di sisi lain dari

(47)

32

Gambar 3.5 Double acting cylinder-piston type

Sistem menggunakan 4/3 DCV untuk mengendalikan kerja dari piston,

seperti Gambar 3.5. Katup ini mengarahkan aliran fluida yang akan menuju ke

silinder. Fluida dikembalikan ke tangki (fluida bergerak dari port P ke T) saat tuas

tidak ditekan.

Gambar 3.6 Simbol 4/3 DCV

Fluida bergerak dari port P menuju port A dan port B menuju port T, ketika tuas

ditekan. Fluida mendorong piston ke luar dari cylinder housing untuk proses

pengepresan. Fluida bergerak dari port P ke port B dan port A ke port T, ketika tuas

(48)

katup 4/3 DCV digerakkan ke arah yang berlawanan. Situasi itu membuat piston

terdorong masuk ke dalam cylinder housing dan mengakhiri proses pengepresan.

Tekanan maksimal yang digunakan pada sistem pres dapat diatur oleh

pressure relief valve dan dapat dilihat pada pressure gauge. Katup juga berfungsi

untuk mengembalikan fluida ke tangki jika terjadi tekanan berlebih pada sistem.

Fluida dari sistem masuk ke relief valve dan mendorong popet untuk membuka port

yang menuju ke tangki.

Gambar 3.7 Relief valve

(Daines, JR, 2009:284)

Motor listrik pada sistem, dikendalikan oleh kontrol panel yang menjaga

sistem dari tegangan berlebih. Kontrol panel terdiri dari saklar, overload, kontaktor,

dan limit switch. Motor listrik akan mati ketika piston rod saat proses pengepresan

(49)

34

3.2 Perhitungan Sistem Hidrolik

Silinder yang digunakan pada sistem memiliki piston berdiameter 11 cm dan

piston rod sebesar 6 cm. Gaya yang mampu dihasilkan oleh sistem dapat diketahui

apabila luas area gaya bekerja dan tekanan dari sistem sudah diketahui. Luas area

yang dimaksud adalah luas penampang dari piston.

Diameter piston(d) = 11 cm

Maka luas penampang piston (A),

Tekanan maksimal yang digunakan pada sistem sebesar 90 kg/cm2, maka

gaya yang mampu dihasilkan oleh sistem dapat diketahui menggunakan persamaan

berikut ini.

(50)

Gaya pada hidrolik ditunjukkan dengan satuan ton. Satu ton sama dengan seribu

kilogram, maka 8548,2 kg sama dengan 8,5482 ton. Fluida yang dipakai untuk

menghasilkan gaya tersebut dialirkan menggunakan pompa dengan putaran 1450 rpm

dan volumetric displacement sebesar 10 cc. Laju aliran fluida pada sistem dapat dicari

dengan perhitungan sebagai berikut.

Kecepatan gerak piston saat proses pengepresan dapat diketahui bila laju

aliran fluida dan luas penampang piston yang bersentuhan dengan fluida telah

diketahui. Kecepatan gerak piston (v) dalam cm/detik, maka hasil perhitungan Q

perlu diubah ke dalam cm3/detik.

Q = 14500 cc/menit

Dengan,

1 menit = 60 detik

1 cc = 1 cm3

(51)

36

Kecepatan turun silinder menggunakan luas penampang piston, karena fluida

mengenai seluruh permukaan piston.

Luas penampang utuk mencari kecepatan naik piston tidak sama dengan luas

penampang piston. Fluida bekerja diantara dinding silinder dalam dan piston rod.

Luas penampang yang digunakan adalah luas penampang piston dikurangi luas

penampang piston rod.

Diameter piston rod = 6 cm

(52)

Sehingga,

Daya yang dibutuhkan oleh sistem dicari menggunakan rumus daya fluida.

Satuan tekanan dan laju aliran fluida yang digunakan pada rumus dalam psi dan

GPM. Satuan tekanan dan laju aliran fluida yang digunakan pada perhitungan

sebelumnya dalam kg/cm2 dan cm3/detik, maka satuan yang dipakai harus dikonversi

terlebih dahulu.

Dengan,

1 liter = 1 dm3 = 1000 cm3

1 GPM = 3,79 liter/menit

1 bar = 14,5 psi

1 bar = 1,01 kg/cm2

(53)

38

Dan

Sehingga

(54)

39

BAB IV

DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Pengujian mesin pres hidrolik dilaksanakan di laboratorium teknologi

mekanik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bahan uji berupa serat sabut kelapa

yang didapat dari pedagang pengumpul dan pengerajin serat sabut kelapa. Mesin pres

membuat bahan menjadi bentuk balok.

(a) (b)

(55)

40

Percobaan bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan dari sistem hidrolik

terhadap serat sabut kelapa. Percobaan menggunakan serat sabut kelapa dengan berat

2 kg, 3 kg, dan 4 kg. Tekanan yang digunakan dalam percobaan adalah 30 kg/cm2

sampai 90 kg/cm2. Serat sabut kelapa yang telah dimasukkan ke tempat pengepresan,

di pres selama dua menit. Data yang diambil adalah tinggi bahan saat dipres dan

tinngi bahan setelah dipres. Data percobaan pengujian mesin pres hidrolik

ditunjukkan pada Table 4.1, Table 4.2, Table 4.3.

Tabel 4.1: Data percobaan dengan bahan seberat 2 kg

(56)

Tabel 4.2: Data percobaan denggan bahan seberat 3 kg

Tabel 4.3: Data percobaan dengan bahan seberat 4 kg

(57)

42

4.2 Pembahasan

Pembahasan akan menampilkan dan mencari hubungan antara tekanan yang

diterima oleh serat sebut kelapa dengan kerapatan yang dimiliki oleh serat sabut

kelapa saat dipres dan setelah dipres. Kerapatan ditunjukkan oleh besarnya massa

jenis serat sebut kelapa. Massa jenis (ρ) adalah massa dari bahan (m) per volume

bahan (V).

Volume yang dimaksud pada rumus di atas adalah luas penampang tempat

pengepresan dikalikan tinggi serat sabut kelapa saat dipres dan setelah dipres. Massa

yang dimaksud adalah berat serat sabut kelapa saat percobaan dilaksanakan. Tempat

pengepresan mempunyai lebar dan panjang sebesar 25 cm, maka luas penampangnya

(A) adalah 625 m2. Berikut ini daalah contoh perhitungan mencari nilai kerpatan dan

tekanan yang diterima oleh serat sabut kelapa. Contoh perhitungan memakai data

percobaan yang menggunakan bahan seberat 2 kg pada tekanan terukur sebesar 30

kg/cm2.

Volume serat sabut kelapa saat dipres

Tinggi bahan saat dipres (t) adalah 10,3 cm

Maka volume bahan,

(58)

Kerapatan saat dipres

Volume serat sabut kelapa setelah dipres

Tinggi bahan setelah dipres (t) adalah 29,5 cm

Maka volume bahan,

(59)

44

Kerapatan setelah dipres

Tekanan yang diterima oleh serat sabut kelapa tidak sama dengan tekanan

yang terukur pada sistem. Tekanan yang diterima oleh serat merupakan gaya yang

diberikan sistem per luas penampang bahan. Gaya yang diberikan sistem adalah luas

penampang piston dikalikan dengan tekanan terukur pada sistem. Luas penampang

piston (Apiston) adalah 94,98 cm2. Luas penampang bahan sama dengan luas

penampang tempat pengepresan. Luas penampang bahan (A) tersebut adalah 625

cm2.

Gaya yang diterima oleh bahan

(60)

Tekanan yang diterima oleh bahan

Hasil perhitungan kerapatan serat sabut kelapa ditunjukkan pada Table 4.4,

Tabel 4.5, dan Tabel 4,6.

Tabel 4.4: Hasil perhitungan dengan bahan seberat 2 kg

(61)

46

Tabel 4.5: Hasil perhitungan dengan bahan seberat 3 kg

Gaya

Tabel 4.6: Hasil perhitungan dengan bahan seberat 4 kg

Gaya

kerapatan serat sabut kelapa saat dipres dan setelah dipres, ditunjukkan oleh Gambar

4.2, Gambar 4.3, dan Gambar 4.4.

(62)

Gambar 4.2 Grafik hubungan tekanan dan kerapatan dengan bahan seberat 2 kg

Gambar 4.3 Grafik hubungan tekanan dan kerapatan dengan bahan seberat 3 kg

(63)

48

Gambar 4.4 Grafik hubungan tekanan dan kerapatan dengan bahan seberat 4 kg

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kerapatan dipengaruhi oleh tekanan

yang diterima oleh bahan. Tekanan yang besar akan menghasilkan kerapatan yang

besar juga. Tekanan berpengaruh pada ketinggian bahan. Hal tersebut mengakibatkan

perubahan volume dari bahan. Kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan

volume bahan, maka kerapatan akan berubah jika volumenya berubah.

(64)

49

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Telah berhasil dibuat dan diteliti sebuah mesin pres serat sabut kelapa yang

mampu menghasilkan gaya sekitar 8550 kg dan memerlukan daya sekitar 3

HP.

2. Besarnya harga kerapatan bahan dipengaruhi oleh tekanan yang diterima oleh

bahan. Tekanan yang besar akan menghasilkan nilai kerapatan bahan yang

besar . Hubungan antara tekanan dan kerapaatan serat sabut kelapa saat

dipres:

a. Dengan berat 2 kg

ρ = 6,42×10-4P + 0,19

R² = 0,803

b. Dengan berat 3 kg

ρ = 2,40×10-4

P + 0,352

(65)

50

c. Dengan berat 4 kg

ρ = 1,92×10-4

P + 0,309

R² = 0,937

Hubungan antara tekanan dan kerapaatan serat sabut kelapa setelah dipres:

a. Dengan berat 2 kg

Penelitian ini hanya membahas tentang sistem hidrolik dan pengaruh tekanan

dari mesin pres yang telah dibuat terhadap serat sabut kelapa. Masih banyak hal yang

bisa dibahas pada mesin pres hidrolik, seperti perancangan mesin pres hidrolik serat

sabut kelapa.

(66)

51

DAFTAR PUSTAKA

Daines, JR. 2009. Fluid Power: Hydraulic and Pneumatic 7th edition. Illinois: The Goodheart-Willcox Co., Inc

Durfee, W dan Z. Sun. 2009. Fluid Power System Dynamic (http://www.me.umn.edu /~wkdurfee/projects/ ccefp/fp-chapter/fluid-pwr.pdf) Diakses tanggal 19 April 2012

Mahmud, Zainal dan Yulius Ferry. 2005. Prospek Pengolahan Hasil Sampingan Buah Kelapa (http://perkebunan.litbang. deptan. go.id /upload.files/File/ publikasi/perspektif/perspektif_Vol_4_No_2_3_Zainal.pdf.) Diakses tanggal 4 Februari 2012

Rines. 2011. Bahan Ajar Hidrolik dan Penumatik Bagian I. Yogyakagta

Rines. 2011. Bahan Ajar Hidrolik dan Penumatik Bagian II: Pompa dan Komponen-Komponen Kendali. Yogyakarta

Siswanto, Budi Tri. 2008. Teknik Alat Berat Jilid 1 (http://www2.Jogjabelajar .org/modul/bse/04_SMK-MAK/kelas12_smk_teknik_alat_berat_ budi_ tri_ siswanto.pdf.) Diakses tanggal 10 Mei 2012

http://www.g-w.com/PDF/SampChap/60525_0816_Ch02.pdf. Diakses tanggal 18 April 2012

http://www.netpumps.com/images/gear_pump.gif. Diakses tanggal 22 Mei 2012

(67)

52

www.airlinehyd.com/KnowledgeCenter/Symbol.asp. Diakses tanggal 1 Juni 2012

http://priyahitajuniarfan.files.wordpress.com/2011/02/5-kontinuitas1.jpg. diakses tanggal 1 Juni 2012

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/63C26928-869C-4041-BD30-AEF3062AAD1B /15886/IndustriSeratSabutKelapa1.pdf. Diakses tanggal 2 Juli 2012

http://kelapaindonesia2020.files.wordpress.com/2010/03/grafik3-1.jpg. diakses tanggal 7 Agustus 2012

(68)

LAMPIRAN

Foto Serat Sabut Kelapa

(69)

Foto 4/3 Directional Control Valve

Gambar

Gambar 4.10 Grafik hubungan antara tekanan dan
Tabel 4.1: Data percobaan dengan bahan seberat 2 kg………………………..    40
Gambar 1.1 Diagram rantai pemasaran serat sabut kelapa
Gambar 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan uji asumsi data indeks pemberdayaan gender pada Kota/Kabupaten di Jawa Timur periode tahun 2010-2015, dapat dinyatakan bahwa data tersebut

Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2009 industri perkebunan secara umum memiliki kinerja keuangan yang kurang baik, dapat dilihat pada tahun 2009 hampir seluruh perusahaan FVAnya

Data lengkap tentang pr.estasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II setelah dianalisis diperoleh bahwa pada siklus II ini mencapai tingkat 100

Ipak, funkcionalnost bibliografskih zapisa u modernom umreženom društvu pravilnicima ne može biti dovoljno dobro regulirana kao što je to bio slučaj u doba kataložnih listića..

Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW mengambil bai’ah dari para shahabat agar mereka tidak melakukan perbuatan zina ini. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan

Kolom 2 : diisi dengan kata/angka Parameter dari setiap Program yang terdapat pada Kolom 1 yang mana parameter tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pencapaian

Koperasi yang bekerja dengan tingkat efisiensi yang lebih baik daya pesaingnya (misalnya cost yang lebih rendah, tingkat bunga pinjaman yang lebih rendah dan

Pada Triwulan II-2012, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) di Bali berada dalam kondisi yang lebih baik dari pertumbuhan produksi yang terjadi pada