• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Konsep Ekoturisme Dalam Lingkungan Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Konsep Ekoturisme Dalam Lingkungan Pendidikan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Konsep Ekoturisme Dalam Lingkungan

Pendidikan

RAKHMAT IRSAN

Jurusan Teknik Arsitektur - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional

rakhmatirsan34@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat berperan penting dalam kehidupan. Kebutuhan pendidikan semakin meningkat maka dibutuhkan inovasi dalam perencanaan sarana pendidikan yang mandiri. Dengan adanya sarana dan fasilitas pendidikan SMK Agrowisata yang memenuhi standar nasional diharapkan akan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Tema Ekoturisme, penerapan konsep wisata dalam lingkungan pendidikan, dengan mencantumkan dalam kurikulum pendidikan dan menciptakan produk, melalui aktifitas pendidikan yang berkaitan dengan alam, wisatawan diajak melihat alam dari dekat, menikmati keaslian alam dan lingkungannya sehingga membuatnya tergugah untuk mencintai alam. Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk membuka pemikiran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan di sekolah maupun diluar sekolah. Juga diharapkan untuk pemerintah memperhatikan sistem pendidikan yang diterapkan pada semua sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan di kawasan pedesaan.

Kata Kunci : Sekolah Menengah Kejuruan, Ekoturisme, Pendidikan ABSTRACT

Education is one of the basic human needs that are important in life. Increasing educational needs innovation is needed in the planning of educational facilities independently. With the facilities and vocational educational facilities Agro national standards are expected to have a positive impact on the environment and surrounding communities. Ecoturism theme, the application of the concept of travel in the educational environment, by including in the education curriculum and creating a product, through educational activities related to nature, invited tourists to see nature up close, enjoy the authenticity of nature and the environment that makes inspired to love nature. The preparation of this thesis aims to open people's minds about the importance of education in school and outside of school. Government is also expected to pay attention to the education system that is applied to all schools, especially vocational schools in rural areas.

(2)

1. PENDAHULUAN

Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia di segala bidang akan sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa. Untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari di masyarakat luas.[1]

Dalam dunia kerja dibutuhkan kemampuan dan pengembangan sikap profesional di bidangnya. Namun Sekolah Menengah Kejuruan dituntut bukan hanya sebagai penyedia tenaga kerja yang siap bekerja pada lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha / dunia industri, tetapi juga dituntut untuk mengembangkan diri pada jalur wirausaha, agar dapat maju dalam berwirausaha walaupun dalam kondisi dan situasi apapun.[2]

Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang lebih untuk mengembangkan kurikulum yang ada, maka metode yang diterapkan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai Ekoturisme di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian untuk pengembangan hasil pertanian yang dijadikan sebagai objek wisata dan dipayungi dalam pendidikan nasional.

Adanya hal tersebut menjadi suatu peluang dan tugas perancang serta pemerintah untuk membangun sekolah menengah kejuruan agrowisata khususnya didaerah pedesaan. Site berada di Jalan Tangkuban Perahu, Jalan Cilumber Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Jalan Tangkuban Perahu merupakan akses jalan utama yang berada di lereng gunung Tangkuban Perahu, daerah ini mayoritas lahan pertanian dan perumahan masyarakat serta fasilitas yang di miliki lengkap seperti area pertanian, Kantor Pemerintahan, Pasar, Angkutan Umum, Sarana Pendidikan, Sarana Peribadatan, Sarana Perniagaan berupa toko maupun warung-warung kecil, Sarana Kesehatan. Hal ini sangat berpotensi sebagai faktor penunjang kebutuhan masyarakat pengguna sekolah. [3]

2. METODOLOGI

Metode pendekatan perancangan yang digunakan dalam merancang sekolah menengah kejuruan agrowisata dengan mempertimbangkan norma dan tema, yakni dengan mempelajari standar ketentuan dinas pendidikan dan aturan pemerintah dijadikan acuan dalam pengembangan konsep bangunan yang bersangkutan dengan tema untuk memudahkan proses perancangan. Penerapan dalam perancangan seperti aplikasi bentuk bangunan sesuai fungsi, pemilihan struktur konvensional untuk mempermudah pekerjaan, serta memahami kondisi kawasan dan tapak sehingga dapat diketahui potensi dan kendala sebagai pertimbangan dalam desain bangunan.

Tema perancangan yang diterapkan dalam perancangan sekolah adalah penerapan konsep ekoturisme dalam lingkungan pendidikan. Sekolah Menengah Kejuruan Agrowisata ini memperhatikan dan memanfaatkan kondisi kontur serta iklim di daerah Lembang, yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenyamanan suasana pengguna. Beberapa antisipasi desain yang dapat berpengaruh negatif dari efek iklim tropis dan tipologi bangunan secara visual dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

3. HASIL RANCANGAN 3.1. Rancangan Arsitektur

Ide bentuk awal berbentuk hexagonal, karena Bentuk hexagonal yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang guna yang sempurna tanpa menghasilkan celah kosong yang tidak optimal.

(3)

a. Elaborasi Tema

Tema yang diterapkan adalah penerapan konsep ekoturisme dalam lingkungan pendidikan, tema ini merupakan respon terhadap kebutuhan pendidikan bagi anak – anak masyarakat dengan metode kurikulum yang berbeda dengan sekolah pendidikan lainnya. Dengan penerapan ekoturisme sebagai solusi pendapatan sekolah bisa menunjang pembiayaan pendidikan yang mahal dan dapat membantu meringankan beban masyarakat dalam memberikan jalan kepada anak-anak mereka untuk menempuh pendidikan. Ekoturisme atau Ekowisata disebut sebagai suatu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan, Maksudnya, melalui aktiitas yang berkaitan dengan alam, wisatawan diajak melihat alam dari dekat, menikmati keaslian alam dan lingkungannya sehingga membuatnya tergugah untuk mencintai alam. Semuanya ini sering disebut dengan istilah Back-To-Nature. Dalam ekowisata ada empat unsur yang dianggap amat penting, yaitu unsur pro-aktif, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup, keterlibatan penduduk lokal, unsur pendidikan. Wisatawan yang datang tidak semata-mata untuk menikmati alam sekitarnya tetapi juga mempelajarinya sebagai peningkatan pengetahuan atau pengalaman.[4]

b. Konsep Bentuk Massa Bangunan

Konsep Denah Kelas Fasad Asrama Interior Bangunan

Gambar 1. Konsep Transformasi Bentuk

Penerapan bentuk hexagonal terdiri 3 bentuk yaitu, pada tampak bangunan asrama, denah ruang Kelas yang bisa menghasilkan ruang cukup luas, serta penerapan pada interior bangunan lainnya dilihat pada (Gambar 1).

c. Tapak

Zoning yang diterapkan pada site terbagi menjadi 2 bagian yaitu, zoning sekolah dan zoning wisata dilihat pada (Gambar 2). Zoning ini diterapkan berdasarkan fungsi dan kegunaan lahan yang direncanakan serta membagi zona antara publik, semi publik, servis, dan privat [5]. Pada zoning sekolah terdiri dari fasilitas penunjang, asrama, dan rumah dinas. Zoning wisata terdiri dari administrasi, hunian, cafe, taman bunga, green house, kebun buah dan sayur, playground, serta ruang komunal dilihat pada (Gambar 3).

Gambar 2. Zoning Makro

(4)

Gambar 3. Zoning Mikro

Orientasi bangunan memiliki konsep mengikuti arah kontur site sehingga menghasilkan view yang berbeda setiap bangunan, bukaan pada fasad bangunan menggunakan jendela dan kisi-kisi yang konvensional agar bangunan selaras dengan bangunan lingkungan sekitar dilihat pada (Gambar 4).

Gambar 4. Orientasi Massa Bangunan

Aksesibilitas menuju site memiliki satu jalur masuk dan keluar site. Karena jalur tersebut merupakan jalan eksisting yang sudah direncanakan pihak perencana sekolah, sehingga tidak mengganggu pemukiman sekitar. dilihat pada (Gambar 5).

Gambar 5. Analisis Aksesibilitas

U

S

B

(5)

3.2 Rancangan Fasade dan Material

Pada bagian fasad bangunan kelas, asrama, administrasi, dan bangunan fasilitas lainnya serta massa bangunan wisata akan menggunakan dinding yang di finishing cat monocrome, pemilihan jendela dengan tipe konvensional agar selaras dengan lingkungan sekitar.fasad asrama menggunakan secondary skin dilihat pada (Gambar 6).

Gambar 6. Konsep Fasad Bangunan

3.3 Rancangan Stuktur

Elemen struktur beton bertulang merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Modul yang digunakan adalah 650 cm x 600 cm (asrama) & 650 cm x 650 cm (Ruang Kelas & RSG), dimensi modul ini diambil berdasarkan kebutuhan ruang dan pengolahan layout kolom agar menyesuaikan dengan dimensi ruang kelas dan asrama. Selain itu penggunaan dimensi ini dapat menghemat penggunaan material yang tidak banyak tersisa dilihat pada (Gambar 7).

Gambar 7. Isometri Struktur

Secondary Skin Skylight Elemen Garis Roof Garden Tempered Glass Kayu Beton Paving Block Baja Ringan

(6)

Pondasi yang digunakan adalah pondasi setempat, pondasi dipilih berdasarkan kondisi site yang berkontur pada lokasi di Kawasan Lembang, pekerjaan dilakukan secara langsung dilapangan. dilihat pada (Gambar 8).

Gambar 8. Penempatan Pondasi Setempat

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi dilihat pada (Gambar 9). Maka perhitungan kolom berdasarkan modul 650 x 650 adalah 30 x 40.

Gambar 9. Struktur Kolom

Balok mempunyai sifat ,kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik. Oleh karena itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya. Plat lantai yang digunakan yaitu plat lantai beton, lantai cor beton ini berfungsi sebagai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lainnya. Agar plat lantai beton ini semakin kuat harus didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan tersebut. Dilihat pada (Gambar 10). Ukuran balok induk yang dihasilkan dari bentang 650 adalah 35 x 50, sedangkan plat lantai 12 cm.

Gambar 10. Balok & Plat Lantai

Pemasangan atap di lakukan setelah beberapa tahap sebelumnya selesai dikerjakan. Atap menggunakan rangka baja ringan ( truss & hollow ), truss yang di rangkai di direksi kit kemudian di angkat dan di posisikan pada balok bagian atas, sedangkan hollow langsung di pasang diatas ring balok, setelah terpasang semua struktur atap utamanya, di pasang reng, joint glass (untuk atap kaca), kemudian pemasangan triplek menggunakan baut skrup, dan selanjutnya pemasangan genteng aspal (lembaran) dan list plan. Dilihat pada (Gambar 11)

(7)

Gambar 11. Tahap Pemasangan Atap

3.4 Rancangan Utilitas

Rancangan utilitas pada sekolah dan wisata yang direncankan adalah, distribusi air bersih, air kotor, air hujan (black water, grey water, strom water), serta listrik dan penangkal petir.

Sumber air bersih pada tapak berasal dari air gunung dan air PDAM yang ada disekitar site. Pada (Gambar 12). Sistem pendistribusian air bersih yang digunakan ialah sistem down feed yaitu air bersih dari reservoar bawah dialirkan dahulu menuju reservoar atas sebelum didistribusikan. Sistem pembuangan air kotor, banyaknya massa bangunan pada site maka disiapkan beberapa titik septi tank sesuai kebutuhan untuk menampung air kotor dari bangunan sekolah dan bangunan wisata dilihat pada (Gambar 13).

Gambar 12. Distribusi Air Bersih

Pemasangan Baja Ringan (Truss & Hollow 5/10)

Tahap 1 Tahap 2

Tahap 3 Tahap 4

Pemasangan Reng 3/4.5

Pemasangan Triplek 5mm Pemasangan Joint Glass, Kaca Tempered 2cm, Genteng Aspal

(8)

Gambar 13. Distribusi Air kotor

Air hujan (Strom Water) di tampung di dalam sumur resapan agar proses penyerapan dalam tanah terjadi dengan cepat sehingga air hujan tidak tergenang di permukaan tanah. Air dari sumur resapan ini juga dapat di gunakan untuk menyiram tanaman dilihat pada (Gambar 14).

Gambar 14. Distribusi Air Hujan

Sumber penyedian listrik berasal dari PLN dan Genset (digunakan apabila listrik dari PLN padam). Penangkal petir berfungsi sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Dilihat pada (Gambar 15)

(9)

4. SIMPULAN

Dengan penerapan konsep ekoturisme dalam lingkungan pendidikan diharapkan dapat merespon kebutuhan pendidikan bagi anak – anak masyarakat sekitar dengan metode kurikulum yang berbeda dengan sekolah pendidikan lainnya dan sebagai produk pendapatan sekolah yang dapat menunjang pembiayaan pendidikan yang mahal, serta mengajak wisatawan melihat alam dari dekat, menikmati keaslian alam dan lingkungannya sehingga membuatnya tergugah untuk mencintai alam.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan selesainya penelitian arsitektur ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Lembang yang membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam proses penulisan ini. Akhirnya, penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan khususnya untuk penulis sendiri guna mengembangkan ilmu dibidang arsitektur.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung Barat, 2014/ diakses selasa tanggal 3 september 2016 pukul 15.40

[2] Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kab. Bandung Barat 2015/ diakses selasa tanggal 3 september 2016 pukul 16.15

[3] BPS KBB, Basis Data Pembangunan 2014/ diakses selasa tanggal 10 september 2016 pukul 11.12 [4] Analisis ecotourism,pariwisata berwawasan lingkungan. Diakses pada 12 Januari 2017 pukul 18.00 [5] Thomas H. Russ, RLA, (1976), Site Planning and Design Handbook, Mc Graw Hill Book Company, New York

Gambar

Gambar 1. Konsep Transformasi Bentuk
Gambar 5. Analisis Aksesibilitas
Gambar 6. Konsep Fasad Bangunan
Gambar 9. Struktur Kolom
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sukmadinata (1997) menyatakan bahwa kendala-kendala dalam proses implementasi kurikulum adalah: (1) tidak adanya keseragaman, oleh karena itu untuk daerah dan situasi yang

Penelitian menggunakan analisa location quotient (LQ) dan shift share (SS), kemudian didapat hasil bahwa sektor unggulan dengan kriteria tergolong ke dalam

Siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal terdapat 7 orang sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan sedang terdapat 14 orang dan siswa yang

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan secara satu persatu, sehingga penulis mengucapkan banyak terima kasih sekali... x

Penelitian ini menggunakan mikrokontroller Arduino Uno sebagai chip utama. Masukan dari robot yang dibangun berasal dari masukan intensitas cahaya sensor photodioda sebagai

Variable(s) entered on step 1: bukti_fisik, kehandalan, daya_tanggap, empati,

Harapan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas pendidikan kota Yogyakarta /Syamsuri siang kemarin //syamsuri menyampaikan bahwa Untuk mempersiapkan UN/pihaknya mengimbau agar

Untuk mendapat status gizi yang baik selama kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun janinnya, makanan