• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koordinasi APIP APH BIRO HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Koordinasi APIP APH BIRO HUKUM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KOORDINASI PENANGANAN LAPORAN ATAU PENGADUAN MASYARAKAT

DALAM PENYELENGGARAN PEMERINTAH DAERAH

Oleh : Plh. Inspektur Pembantu Khusus

DISAMPAIKAN PADA ACARA

BINTEK PENANGANAN GUGATAN/PERKARA BIRO HUKUM SETDA PROV. JATENG

SURAKARTA, 26 JULI 2018

(2)

Nota Kesepahaman (MoU) antara

Mendagri, Kejagung, dan Kapolri tanggal

30 November 2017 (Nomor 700/8929/sj,

Kep/694/A/JA/II/ 2017 dan B/108/XI/2017)

tentang Koordinasi APIP dengan APH

terkait Penanganan Laporan atau

Pengaduan Masyarakat dalam

(3)
(4)
(5)

2. TINDAK LANJUT MOU

2. TINDAK LANJUT MOU

TK. KAB/

TK. KAB/

KOTA

KOTA

(6)

3. MAKSUD & TUJUAN

(PASAL 2)

Maksud dari Perjanjian Kerja Sama ini adalah sebagai pedoman operasional bagi PARA PIHAK dalam melakukan koordinasi penanganan laporan atau pengaduan masyarakat berindikasi tindak pidana korupsi pada penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(7)

Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama

ini meliputi :

a.Tukar menukar data dan/atau

informasi;

b.Mekanisme penanganan laporan atau

pengaduan;

(8)

(1).PARA PIHAK sepakat saling tukar menukar data dan/atau informasi atas laporan atau pengaduan masyarakat berindikasi tindak pidana korupsi pada penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

(2).Data dan informasi dimaksud antara lain :

a. Laporan atau pengaduan masyarakat;

b. Bukti pendukung Laporan atau pengaduan masyarakat;

c. Pemberitahuan secara tertulis hasil penanganan laporan atau pengaduan

masyarakat oleh masing-masing PIHAK; atau

(9)

(3).Tukar menukar data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud dilakukan pada : a. Tahap setelah terbitnya laporan hasil pemeriksaan oleh PIHAK PERTAMA

kepada PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK KETIGA;

b. Tahap penyelidikan oleh PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK KETIGA kepada PIHAK PERTAMA.

(10)

6.

6.

MEKANISME PENANGANAN

MEKANISME PENANGANAN

LAPORAN ATAU PENGADUAN

LAPORAN ATAU PENGADUAN

A. Penerimaan Laporan (Pasal 5)

PARA PIHAK melakukan penerimaan laporan atau pengaduan masyarakat berindikasi tindak pidana

korupsi pada penyelenggaraan pemerintahan daerah, apabila memenuhi syarat sebuah laporan atau

pengaduan, yaitu memuat secara jelas paling sedikit : a.Data indentitas nama dan alamat pelapor atau

pengadu disertai fotokopi KTP atau identitas lainnya; dan

b.Keterangan mengenai dugaan pelaku tindak pidana korupsi dilengkapi dengan bukti-bukti permulaan/

(11)

B. Subyek yang Dilaporkan/Diadukan

B. Subyek yang Dilaporkan/Diadukan

(Ps.6)

(Ps.6)

Subyek yang dilaporkan atau diadukan masyarakat meliputi penyelenggara

pemerintahan daerah yang masih aktif, yaitu : a.Kepala daerah dan wakil kepala dearah;

b.Pimpinan dan anggota DPRD; c.ASN pemerintah daerah;

(12)

C. Pemeriksaan Investigatif / Penyelidikan

C. Pemeriksaan Investigatif / Penyelidikan

(Pasal 7)

(Pasal 7)

(1).Para pihak Menindak lanjuti Laporan atau

Pengaduan Masyarakat sesuai Kewenangannya. (2).PIHAK PERTAMA menindaklanjuti laporan atau pengaduan masyarakat yang diterima secara langsung melalui pemeriksaan investigatif untuk menentukan laporan atau pengaduan tersebut berindikasi kesalahan administrasi atau pidana.

(3).PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan

pemeriksaan investigatif menemukan adanya dugaan tindak pidana korupsi, PIHAK

PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA atau PIHAK KETIGA untuk dilakukan

penyelidikan.

(4).PIHAK KEDUA atau PIHAK KETIGA dalam hal menemukan kesalahan administrasi dalam

penanganan laporan atau pengaduan

(13)

Kesalahan Administrasi

Kesalahan Administrasi

(Pa 7

(Pa 7

ayat 5)

ayat 5)

Koordinasi tidak berlaku dalam hal

Koordinasi tidak berlaku dalam hal

tertangkap tangan

tertangkap tangan

a. Tidak terdapat kerugian keuangan negara/daerah; b. Terdapat kerugian keuangan negara/daerah dan

telah diproses melalui tuntutan ganti rugi atau tuntutan perbendaharaan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak laporan hasil pemeriksaan oleh APIP atau BPK diterima oleh pejabat atau telah ditindaklanjuti dan dinyatakan selesai oleh APIP atau BPK;

c. Merupakan bagian dari diskresi, sepanjang terpenuhi tujuan dan syarat-syarat digunakannya diskresi; atau d. Merupakan penyelenggaraan administrasi

(14)

7. MEKANISME TINDAK LANJUT

7. MEKANISME TINDAK LANJUT

(Ps. 8)

(Ps. 8)

PARA PIHAK menindak lanjuti

laporan atau pengaduan

masyarakat sesuai dengan

(15)

8.

8.

PENINGKATAN KAPASITAS SDM

PENINGKATAN KAPASITAS SDM

DAN SOSIALISASI

DAN SOSIALISASI

(1).PARA PIHAK dapat bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas aparaturnya

terkait dengan penanganan laporan atau pengaduan masyarakat berindikasi tindak pidana korupsi pada penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

(2).PARA PIHAK melaksanakan sosialisasi

(16)

9

9

. JANGKA WAKTU DAN

. JANGKA WAKTU DAN

PENDANAA

PENDANAA

N

N

(1). Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK. (2).Jangka waktu Perjanjian Kerja Sama

sebagaimana dimaksud di atas dapat

ditinjau kembali sesuai kesepakatan PARA PIHAK atas hasil evaluasi Perjanjian Kerja Sama.

(3).Biaya yang timbul dari pelaksanaan

(17)

10

10

.

.

ASISTENSI

ASISTENSI

Para Pihak melakukan Asistensi

secara bersama sama apabila

(18)

11. PEJABAT PELAKSANA TEKNIS

11. PEJABAT PELAKSANA TEKNIS

(1). Pihak Pertama: Inspektur

Provinsi/Kab. Kota.

(2). Pihak Kedua : Aspidsus

Kejati/Kejari.

(3). Pihak ketiga :

(19)

12

12

. KETENTUAN LAIN-LAIN

. KETENTUAN LAIN-LAIN

(1).Hal-hal lain yang belum diatur dan/atau jika diperlukan perubahan syarat-syarat dalam Perjanjian Kerja Sama ini, diatur dituangkan dalam suatu Perjanjian Kerja Sama tambahan (addendum), yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

(2).PARA PIHAK sepakat melaksanakan pertemuan secara periodik paling sedikit 1 (satu) kali setiap 3 (tiga) bulan dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, ditunjuk PARA PIHAK secara bergantian.

(3).Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota serta unsur kewilayahan PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA wajib

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh perubahan input terhadap output pada industri sepeda motor di Indonesia, (2) menganalisis elastisitas

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 Tahun 2015 tentang Jabatan Funsgional Umum Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa

Bidang Sosial Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah Kabuparen Tanah Bumbu dalam rangka pelaksanaan tugas

Data yang digunakan dalam penelitian mengenai tingkat kepuasan konsumen terdap pelayanan dan jenis produk yang disediakan Toko Rejo Mulyo adalah data primer..

Bahwa selama dalam perkawinan tersebut, Terdakwa dan Saksi-1 tinggal di daerah Rawageni Depok, semula kehidupan Terdakwa dan Saksi-1 berjalan harmonis dan mempunyai

Air Tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang sering digunakan untuk kebutuhan industri, pertanian maupun kebutuhan domestik. Pengambilan Air Tanah untuk berbagai

Tiap kelompok melakukan praktikum yang berbeda, Tugas pendahuluan diberikan untuk dikerjakan dalam waktu 1 minggu pada tiap mahasiswa dan harus dikumpulkan

Tetapi, dari seluruh rangkaian peristiwa, respons, dan penanganan yang ditunjukkan oleh negara, PBHI menilai bahwa penegakan hukum lingkungan hanyalah basa-basi Jokowi untuk