• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN - DOCRPIJM 1505188989BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN 9122014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN - DOCRPIJM 1505188989BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN 9122014"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI

PEMBANGUNAN PERKOTAAN

 

5.1. ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA 

Kebijakan  strategis  Kabupaten  Pemalang  berdasarkan  Peraturan  Daerah  Kabupaten  Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun  2011 – 2031 yang terkait dengan Penyusunan RPI2JM Kabupaten Pemalang sebagai berikut : 

A. Tujuan Penataan Ruang 

Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang daerah berbasis pertanian yang  didukung  oleh  sektor  perdagangan  dan  industri  dalam  sistem  wilayah  terpadu  dan  berkelanjutan. 

B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang 

a. Kebijakan  pengembangan  pusat  pelayanan  guna  mendorong  pertumbuhan  dan  pemerataan perkembangan wilayah, strateginya meliputi : 

1) membagi  wilayah  fungsional  Daerah  berdasarkan  morfologi  dan  kondisi  sosial  ekonomi Daerah; 

2) mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu berfungsi sebagai PKLp; dan  3) mengoptimalkan peran ibukota kecamatan sebagai PPK. 

b. Kebijakan peningkatan keterhubungan perkotaan – perdesaan, strateginya meliputi :  1) mengembangkan permukiman perkotaan yang didukung sektor perdagangan dan 

jasa; dan 

2) mengembangkan permukiman perdesaan yang sinergi dengan sector pertanian.  c. Kebijakan pengembangan prasarana Daerah, strateginya meliputi : 

1) meningkatkan kualitas jaringan jalan yang menghubungkan antara simpul‐simpul  kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran; 

2) meningkatkan pelayanan sistem energi dan telekomunikasi;  3) mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air; 

4) mengembangkan sistem jaringan limbah di kawasan peruntukan industri dan kawasan  perkotaan; 

5) mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan  6) mengembangkan sistem sanitasi lingkungan. 

d. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan lindung, strateginya meliputi :  1) menentukan deliniasi kawasan lindung berdasarkan sifat perlindungannya;  2) menetapkan luas dan lokasi kawasan lindung; 

3) melakukan penghijauan lereng Gunung Slamet; 

(2)

 

5) melakukan pengolahan tanah dengan pola terasiring dan penghijauan pada lahan  rawan longsor dan erosi. 

e. Kebijakan pengurangan kegiatan budidaya pada lahan kawasan lindung, strateginya  meliputi: 

1) mengendalikan secara ketat pemanfaatan kawasan lindung; dan 

2) mengembangkan pertanian yang diimbangi dengan penanaman tanaman keras pada  lahan kawasan lindung yang dimiliki masyarakat. 

f. Kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif, strateginya meliputi:  1) menetapkan sebagian besar lahan sawah beririgasi menjadi lahan pertanian pangan 

berkelanjutan; 

2) mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan bukan sawah;  3) merevitalisasi dan mengembangkan jaringan irigasi; dan 

4) meningkatkan produktivitas lahan pertanian. 

g. Kebijakan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya  dukung dan daya tampung lingkungan hidup, strateginya meliputi : 

1) membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana;  2) mengendalikan  perkembangan permukiman  perdesaan pada kawasan  pertanian 

lahan pangan; 

3) mengarahkan  perkembangan  kawasan  terbangun  di  kawasan  perkotaan  secara  efisien; dan 

4) mengembangkan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan dengan luas paling sedikit  30% (tiga puluh persen). 

h. Kebijakan pengembangan kawasan perdagangan yang mampu menjadi pusat pemasaran  hasil komoditas Daerah, strateginya meliputi : 

1) mengembangkan peran PKL, PKLp dan PPK sebagai kawasan perkotaan tempat  pemasaran komoditas perdagangan dan mampu memasarkan komoditas lokal ke luar  Daerah; dan 

2) meningkatkan peran PPL sebagai pengumpul dan pendistribusi komoditas ekonomi  perdesaan. 

i. Kebijakan pengembangan industri berbahan baku lokal, strateginya meliputi : 

1) mengarahkan pengembangan kegiatan industri manufaktur di kawasan koridor jalan  pantai utara (Pantura); 

2) mengembangkan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian;  3) mengembangkan industri kreatif yang berbahan baku lokal; dan 

4) mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri. j. Kebijakan pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir, strateginya meliputi : 

1) mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan;  2) mengembangkan sarana dan prasarana perikanan; 

3) mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata;  4) mengembangkan kawasan perlindungan setempat; dan  5) melakukan penghijauan kawasan pantai. 

(3)

 

1) memantapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan  keamanan; 

2) mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis  nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; 

3) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di  sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan 

4) turut  serta  memelihara  dan  menjaga  aset‐aset  Pertahanan/Tentara  Nasional  Indonesia (TNI). 

l. Kebijakan pengembangan kawasan strategis Daerah, strateginya meliputi : 

1) mengarahkan dan memantapkan perkembangan koridor jalan arteri pantai utara  (pantura); 

2) mengembangkan kawasan pusat pelayanan baru di wilayah bagian tengah dan  selatan; 

3) memantapkan dan mengembangkan kawasan agropolitan Waliksarimadu;  4) mengembangkan potensi panas bumi; 

5) mengembangkan pos pengamatan gunung berapi; 

6) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan DAS; dan 

7) meningkatkan perlindungan terhadap kawasan pendukung keseimbangan iklim makro  di kawasan pesisir. 

 

C. Rencana Struktur Ruang 

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi : 

1). Rencana sistem pusat pelayanan terdiri atas : 

a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:  

 pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;  

 pengembangan PKLp berada di Perkotaan Randudongkal, Perkotaan Belik, dan  Perkotaan Moga;  

 pengembangan PPK meliputi :   - Kawasan perkotaan Ulujami;   - Kawasan perkotaan Ampelgading;  - Kawasan perkotaan Petarukan;  - Kawasan perkotaan Bantarbolang;  - Kawasan perkotaan Bodeh;  - Kawasan perkotaan Warungpring;  - Kawasan perkotaan Watukumpul; dan  - Kawasan perkotaan Pulosari; 

b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi : 

 Desa Pamutih;  

 Desa Mojo;  

 Desa Karangasem; 

 Desa Klareyan; 

 Desa Karangsari;  

 Desa Susuka; 

 Desa Cikadu;  

 Desa Kebandungan;  

 Desa Gombong;  

 Desa Kuta;  

 Desa Kalimas;  

 Desa Pegiringan;  

 Desa Kemuning;  

 Desa Mandiraja; dan 

 Desa Cibuyur. 

(4)

 

c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi : 

 SWP  Pemalang  memiliki  fungsi  meliputi  pusat  pemerintahan  daerah,  perdagangan  dan jasa, pariwisata, pertanian  lahan pangan,  perikanan, dan  industri dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi : 

1. Kecamatan Pemalang;  2. Kecamatan Taman; dan  3. Kecamatan Petarukan. 

 SWP Comal memiliki fungsi meliputi perdagangan dan jasa, pertanian lahan  pangan, industi, dan perikanan dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan  Comal meliputi : 

1. Kecamatan Ampelgading;  2. Kecamatan Comal;  3. Kecamatan Ulujami; dan  4. Kecamatan Bodeh. 

 SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri,  kehutanan, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan  pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi : 

1. Kecamatan Randudongkal;  2. Kecamatan Bantarbolang; dan  3. Kecamatan Warungpring. 

 SWP  Belik  memiliki  fungsi  meliputi  pertanian  hortikultural,  agro  industri,  perdagangan  dan  jasa,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat  pengembangan Kawasan Perkotaan Belik meliputi: 

1. Kecamatan Belik; dan  2. Kecamatan Watukumpul. 

 SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro  industri,  dan  pengelolaan  kawasan  lindung  dengan  pusat  pengembangan  Kawasan Perkotaan Moga meliputi : 

1. Kecamatan Moga; dan  2. Kecamatan Pulosari. 

2). Rencana sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Pemalang  meliputi :   Rencana sistem jaringan transportasi;  

 Rencana sistem jaringan energi;  

 Rencana sistem jaringan telekomunikasi;  

 Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air; dan 

 Rencana sistem jaringan pengelolaan lingkungan. 

 

Secara spasial rencana struktur ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana  Struktur Ruang Kabupaten Pemalang. 

(5)

 

Peta 5. 1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pemalang. 

 

(6)

 

D. Rencana Pola Ruang 

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi : 

1). Kawasan lindung  

a) Kawasan hutan lindung, meliputi : 

(1) Kawasan hutan lindung berupa kawasan hutan yang dikelola oleh negara dan  berfungsi lindung dengan luas kurang lebih 5.082 (lima ribu delapan puluh dua)  hektar meliputi :  

 Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 53 (lima puluh tiga) Hektare; 

 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.095 (seribu Sembilan puluh lima)  Hektare; 

 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 195 (seratus Sembilan puluh lima)  Hektare; 

 Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 2.036 (dua ribu tiga puluh enam)  Hektare; dan 

 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.704 (seribu tujuh ratus  empat) Hektare. 

b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa  kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 6.609 (enam ribu enam ratus Sembilan)  Hektare meliputi :  

 Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 480 (empat ratus delapan  puluh) Hektare; 

 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.669 (dua ribu enam ratus enam  puluh sembilan) Hektare; 

 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus) Hektare; 

 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 327 (tiga ratus dua puluh tujuh)  Hektare; 

 Kecamatan Pulosari dengan  luas kurang lebih  180  (seratus delapan puluh)  Hektare; 

 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 170 (seratus tujuh puluh)  Hektare; 

 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 70 (tujuh puluh) Hektare; dan 

 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.514 (dua ribu lima ratus  empat belas) Hektare. 

c) Kawasan perlindungan setempat, meliputi :  (1) Kawasan sempadan pantai, terdiri atas : 

 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare; 

 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) Hektare; 

 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 19 (sembilan belas) Hektare;  dan 

 Kecamatan  Ulujami dengan luas kurang lebih  29  (dua  puluh sembilan)  Hektare. 

(2) Kawasan sempadan sungai dan saluran, terdiri atas : 

(7)

 

Randudongkal;  Kecamatan  Bantarbolang;  Kecamatan  Pemalang;  dan  Kecamatan Taman. 

 Sungai Rambut yang beserta 13 (tiga belas) anak sungai melalui : Kecamatan  Pulosari;  Kecamatan  Moga;  Kecamatan  Warungpring;  Kecamatan  Randudongkal; dan Kecamatan Pemalang. 

 Sungai Comal  beserta  68  (enam  puluh  delapan) anak  sungai melalui  :  Kecamatan Pulosari; Kecamatan Watukumpul; Kecamatan Bodeh; Kecamatan  Belik; Kecamatan Moga; Kecamatan Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang;  Kecamatan  Ampelgading;  Kecamatan  Petarukan; Kecamatan Comal;  dan  Kecamatan Ulujami. 

(3) Kawasan sekitar mata air, meliputi : 

 Sumber air di Kecamatan Randudongkal meliputi : Sumber Air Kamanda;  Sumber Air Bayur; Sumber Air Sumurdawa; Sumber Air Sumurjagung; Sumber  Air Setan; Sumber Air Sumur templok; Sumber Air Sumur kidang; Sumber Air  Tapang; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air Wanasari; Sumber Air Kesepian;  Sumber Air Gambreng; Sumber Air Tengkolo; Sumber Air Blimbing; Sumber  Air Danasari; dan Sumber Air Lesung. 

 Sumber air di Kecamatan Belik meliputi : Sumber Air Telaga Gede; Sumber Air  Pagengan; Sumber Air Setu; Sumber Air Binangun; Sumber Air Jangkung;  Sumber Air Pekutukan; Sumber Air Royom; Sumber Air Gunungmas; dan  Sumber Air Jambu. 

 Sumber air di Kecamatan Moga meliputi : Sumber Air Gondang Leko; Sumber  Air Banyumudal; Sumber Air Balaikambang; Sumber Air Suci; Sumber Air  Ketug; Sumber Air Jambe; Sumber Air Benoa; Sumber Air Sablekok; Sumber  Air Arus; Sumber Air Ketuwon; Sumber Air Glagah; Sumber Air Rawa; Sumber  Air Kembang; Sumber Air Patoman; Sumber Air Wakim; Sumber Air Sikalong;  Sumber Air Rumput; Sumber Air Sipedil; Sumber Air Suci; Sumber Air Sumber;  Sumber Air Karangbolong; Sumber Air Pulanggeni; dan Sumber Air Buntu. 

 Sumber air di Kecamatan Warungpring meliputi : Sumber Air Waluh; Sumber  Air Dodokan; Sumber Air Wringin; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air  Blokbuner; Sumber Air Kali Gedang; Sumber Air Kali Koran; Sumber Air Kali  Cawiyen; Sumber Air Pengasinan; Sumber Air Tuk Jati; Sumber Air Tuk Kasen;  Sumber Air Tuk Pucung; Sumber Air Oren; Sumber Air Ember; dan Sumber Air  Gintung. 

 Sumber air di Kecamatan Pulosari meliputi : Sumber Air Panas; Sumber Air  Mudal; Sumber Air Kemadu; Sumber Air Kerep; Sumber Air Mangis; dan  Sumber Air Lengsar. 

 Sumber air di Kecamatan Bantarbolang meliputi : Sumber Air Sumur Getek;  Sumber Air Tuk Semiliran; dan Sumber Air Pring Kisut. 

 Sumber air di Kecamatan Pemalang yaitu Sumber Air Surajaya.  d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas : 

(8)

 

 Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang  dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare; 

 Cagar  Alam  Bantarbolang  di  Desa  Kebongede  Kecamatan  Bantarbolang  dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare; 

 Cagar Alam Moga di Desa Banyumudal Kecamatan Moga dengan luas kurang  lebih 4 (empat) Hektare; dan 

 Cagar Alam Curug Bengkawah di Desa Sikasur Kecamatan Belik seluas kurang  lebih 2 (dua) Hektare. 

(2) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :  

 Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang; 

 Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 

 Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 

 Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 

 Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 

 Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 

 Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga; 

 Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga; 

 Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul; 

 Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik; 

 Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari; 

 Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan 

 Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian.  (3) Kawasan muara sungai (estuari), meliputi : 

 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 8 (delapan) Hektare; 

 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 9 (sembilan) Hektare; 

 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 10 (sepuluh) Hektare; dan 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare.  (4) Kawasan pantai berhutan bakau, meliputi : 

 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 5 (lima) Hektare; 

 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 49 (empat puluh sembilan)  Hektare; dan 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 379 (tiga ratus tujuh puluh  sembilan) Hektare. 

(5) Kawasan rawan bencana alam terdiri atas : 

 kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi; 

 kawasan rawan banjir; 

 kawasan rawan kekeringan; 

 kawasan rawan angin topan; 

 kawasan rawan tanah longsor; 

 kawasan rawan letusan gunung berapi; dan 

 kawasan rawan bencana lainnya. 

(9)

 

e) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi : 

(1) Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi, meliputi : 

 Kecamatan  Pemalang  :  Desa  Lawangrejo,  dan  Danasari;  Kelurahan  Sugihwaras, dan Widuri. 

 Kecamatan Taman : Desa Asemdoyong. 

 Kecamatan Petarukan : Desa Nyamplungsari, Kendalrejo, dan Klareyan. 

 Kecamatan Ulumaji :  Desa Pesantren, Mojo, Limbangan, Ketapang, Blendung,  Kaliprau, Kertosari, dan Tasikrejo. 

(2) Kawasan Banjir, meliputi :  

 Kecamatan Comal; 

 Kecamatan Pemalang;  

 Kecamatan Taman;  

 Kecamatan Petarukan; 

 Kecamatan Ampelgading;  

 Kecamatan Ulumaji;   (3) Kawasan rawan kekeringan, meliputi : 

 Kecamatan pulosari, dan Kecamatan Belik.  (4) Kawasan rawan angin topan meliputi:  

 Kecamatan Balik;  

 Kecamatan Watukumpul;  

 Kecamatan Randudongkal; 

 Kecamatan Bodeh; 

 Kecamatan Ampelgading; dan 

 Kecamatan Bantarbolang;  (5) Kawasan rawan tanah longsor, meliputi:  

 Kecamatan Watukumpul, Kecamatan belik, Kecamatan Pulosari, Kecamatan  Moga, Kecamatan Randudongkal, dan Sepanjang alur DAS Comal. 

(6) Kawasan rawan letusan gunung berapi, meliputi : 

 Kecamatan Pulosari dan Belik. 

(7) Kawasan rawan bencana lainnya, meliputi : 

 Kawasan rawan petir dan kebakaran yang tersebar didaerah.  f) Kawasan Lindung Geologi, meliputi : 

(1) Kawasan cagar alam geologi berupa kawasan imbuhan air yang meliputi kawasan  resapan air  tanah pada, CAT Pekalongan – Pemalang; dan CAT Lebaksiu. 

(2) Kawasan Lindung Lainnya 

Kawasan lindung lainnya berupa kawasan perlindungan plasma nutfah. Kawasan  perlindungan  plasma  nutfah  berupa  kawasan  perlindungan  plasma  nutfah  perairan meliputi:  

 Kawasan Waduk Kedung Ombo;  

 Waduk Brambang;  

 Waduk Gebyar; dan 

 Waduk Ketro. 

g) Kawasan Lindung Lainnya, meliputi : 

 Kawasan perlindungan plasma nutfah di daratan; dan 

 Kawasan perlindungan plasma nutfah di perairan. 

2). Kawasan budidaya 

a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, meliputi : 

(10)

 

b) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 

Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 18.473 (delapan belas  ribu empat ratus tujuh puluh tiga) hektar meliputi:  

(1) Kawasan peruntukan tanaman pangan, meliputi : 

(11)

 

 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 2.364 (dua ribu tiga  ratus enam puluh empat) Hektare; 

 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 3.465 (tiga ribu empat ratus  enam puluh lima) Hektare; 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 2.320 (dua ribu tiga ratus  dua puluh) Hektare; 

 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 1.105 (seribu   seratus lima) Hektare; dan 

 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.544 (seribu lima  ratus empat puluh empat) Hektare. 

 Kawasan sawah bukan irigasi dengan luas kurang lebih 7.316 (tujuh ribu tiga  ratus enam belas) Hektare meliputi : 

 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.351 (dua ribu tiga ratus lima  puluh satu) Hektare; 

 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 894 (delapan ratus sembilan  puluh empat) Hektare; 

 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 192 (seratus Sembilan puluh  dua) Hektare; 

 Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 443 (empat ratus empat  puluh tiga) Hektare; 

 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 645 (enam ratus  empat puluh lima) Hektare; 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh  delapan) Hektare; 

 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 100 (seratus) Hektare;  dan 

 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.133 (dua ribu seratus  tiga puluh tiga) Hektare. 

(2) Kawasan peruntukan hortikultura, meliputi : 

 Kawasan hortikultura dengan luas kurang lebih 9.329 (sembilan ribu tiga ratus  dua puluh sembilan) Hektare meliputi : 

 Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat)  Hektare; 

 Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 407 (empat ratus  tujuh) Hektare; 

 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1019 (seribu sembilan belas)  Hektare; 

 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 648 (enam ratus empat puluh  delapan) Hektare; 

(12)

 

 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 441 (empat ratus empat  puluh satu) Hektare; 

 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 82 (delapan puluh dua)  Hektare; 

 Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 3.368 (tiga ribu tiga ratus  enam puluh delapan) Hektare; 

 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 702 (tujuh ratus dua)  Hektare; 

 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat)  Hektare; 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh  delapan) Hektare; 

 Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima)  Hektare; dan 

 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.452 (seribu empat  ratus lima puluh dua) Hektare. 

(3) Kawasan peruntukan perkebunan, meliputi : 

 Kawasan perkebunan rakyat dengan luas kurang lebih 13.850 (tiga belas ribu  delapan ratus lima puluh) Hektare meliputi: 

 Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 1.350 (seribu tiga ratus  lima puluh) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; 

 Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 650 (enam ratus lima  puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa; 

 Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 700 (tujuh ratus)  Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 1.250 (seribu dua ratus lima  puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa; 

 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus)  Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kopi; 

 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) Hektare  dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, nilam, lada; 

 Kecamatan  Warungpring dengan  luas  kurang  lebih  300  (tiga  ratus)  Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, dan nilam;   Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 1.700 (seribu tujuh ratus) 

Hektare dengan komoditas cengkeh, kopi, teh, dan tembakau; 

 Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.750 (seribu tujuh ratus lima  puluh) Hektare dengan komoditas kelapa, cengkeh, kakao, kopi, nilam,  glagah, dan teh; 

 Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.700 (seribu tujuh  ratus) Hektare dengan komoditas kelapa, cengkeh, kakao, kopi, nilam,  dan glagah; 

(13)

 

 Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 800 (delapan ratus)  Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kakao; 

 Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 700 (tujuh ratus) Hektare  dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; dan 

 Kecamatan Comal dengan luas kurang lebih 500 (lima ratus) Hektare  dengan komoditas tebu dan kelapa. 

 Kawasan perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan dengan luas  lahan kurang lebih 1.863 (seribu delapan ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi:   Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 160 (seratus enam puluh) 

Hektare; 

 Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 542 (lima ratus empat puluh  dua) Hektare; 

 Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 350 (tiga ratus lima  puluh) Hektare; 

 Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 274 (dua ratus tujuh puluh  empat) Hektare; 

 Kecamatan Belik  dengan luas  kurang  lebih 82 (delapan puluh  dua)  Hektare; 

 Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 124 (seratus dua puluh  empat) Hektare; 

 Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 125 (seratus dua puluh  lima) Hektare; dan 

 Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 206 (dua ratus enam)  Hektare. 

(4) Kawasan peruntukan Perikanan, meliputi : 

 kawasan peruntukan perikanan tangkap, meliputi : 

 kawasan penangkapan ikan skala kecil dengan area tangkapan antara 0  (nol) – 6 (enam) mil dari pantai; 

 kawasan penangkapan ikan skala menengah dengan area tangkapan  antara 6 (enam) ‐12 (dua belas) mil dari garis pantai; dan 

 kawasan penangkapan ikan skala besar dengan area tangkapan lebih dari  12 (dua belas) mil dari garis pantai. 

 Rencana untuk mendukung peningkatan hasil perikanan, meliputi : 

 pengembangan dan peningkatan Pelabuhan Perikanan Pantai beserta  Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Taman; 

 peningkatan sarana dan prasarana pendaratan kapal dan/atau perahu  serta sarana dan prasarana TPI terdapat di : 

1. Kelurahan Sugihwaras di Kecamatan Pemalang; dan 

2. Desa Mojo, Desa Ketapang, Desa Tasikrejo di Kecamatan Ulujami. 

 kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak, meliputi : 

 Kecamatan Pemalang dengan luas sekitar 50 (lima puluh) Hektare;   Kecamatan Taman dengan luas sekitar 55 (lima puluh lima) Hektare;   Kecamatan Petarukan dengan luas sekitar 89 (delapan puluh sembilan) 

(14)

 

 Kecamatan Ulujami dengan luas sekitar 1.534 (seribu lima ratus tiga puluh  empat) Hektare. 

 kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar, meliputi : 

 Kecamatan  Belik,  Kecamatan  Randudongkal,  Kecamatan  Moga,  Kecamatan  Bantarbolang,  Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan  Ampelgading,  Kecamatan  Taman,  Kecamatan  Comal,  Kecamatan  Pemalang, Kecamatan Bodeh, Kecamatan Ulumaji, Kecamatan Belik, dan  Kecamatan Watukumpul. 

 kawasan peruntukan pengolahan perikanan, meliputi : 

 Kecamatan Petarukan, Kecamatan Taman, Kecamatan Pemalang, dan  Kecamatan Ulumaji. 

d) Kawasan Peruntukan Pertambangan, meliputi :  (1) Kawasan pertambangan mineral meliputi :  

 Kawasan pertambangan mineral non logam yang tersebar diseluruh daerah,  meliputi :  

 pasir‐batu (sirtu) dan tanah urug, tanah liat, batu gamping, batu sabak,  kaolin, tras, diorite, andesit; marmer, oker, dan kalsit. 

 Kawasan pertambangan mineral batuan, meliputi :  

 Pasir‐batu (Sirtu) dan tanah  urug meliputi  : Kecamatann Pemalang,  Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan  Bantarbolang,  Kecamatan  Bodeh,  Kecamatan  Ampelgading,  Kecamatan  Randudongkal,  dan  Kecamatan  Watukupul.  

 Tanah liat meliputi : Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Bantarbolang,  Kecamatan Warungpring, Kecamatan Watukumpul, dan Kecamatan Belik.   Batu gamping meliputi : Kecamatan Bantarbolang, dan Kecamatan Bodeh.   Batu Sabak berada di Kecamatan Belik. 

 Kaolin meliputi : Kecamatan Warungpring, dan Kecamatan Watukumpul.   Trass berada di Kecamatan  Belik, dan Kecamatan Pulosari. 

 Diorit berada di Kecamatan Belik, dan Kecamatan Watukumpul.  

 Andesit berada di kecamatan Belik, Kecamatan Pulosari, dan Kecamatan  Randudongkal. 

 Marmer berada di : Kecamatan Bantarbolang.   Oker berada di : Kecamatan Warungpring.   Kalsit berada di : KecamatanBantarbolang 

(2) Kawasan pertambangan panas bumi berupa wilayah kerja tambang panas bumi,  berada Gunung Slamet wilayah di Kecamatan Pulosari. 

e) Kawasan Peruntukan Industri, meliputi : 

(1) Rencana kawasan peruntukan industri di daerah dengan luas kurang lebih 664  (seratus dua puluh) hektar.  

(15)

 

(3) Rencana  kawasan  peruntukan  industri  menengah  berada  di  Kecamatan  Ampelgading,  Kecamatan  Ulumaji,  Kecamatan  Petarukan,  Kecamatan  Belik,  Kecamatan Randudongkal, dan Kecamatan Moga dengan jenis industri yaitu  industri pengolahan hasil pertanian, industri batik, industri konveksi, industri  kerajinan kreatif, industri makanan; dan Industri pertambangan. 

(4) Kawasan peruntukan industri kecil dan/atau mikro berada di seluruh wilayah  Kabupaten, dengan jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi : industri  pengolahan hasil pertanian, industri konveksi, industri kerajinan kreatif, industri  makanan, dan industri pertambangan rakyat. 

f) Kawasan Peruntukan Pariwisata, meliputi : 

(1) Kawasan atraksi wisata dan/atau destinasi pariwisata meliputi:  

 Kawasan atraksi wisata alam meliputi:  

 Kawasan Wisata Pantai Widuri di Kecamatan Pemalang;   Kawasan Wisata Pantai Joko Tingkir di Kecamatan Petarukan;   Kawasan Wisata Pantai Blendung di Kecamatan Ulujami; 

 Kawasan Wisata Goa Gunung Wangi di Kecamatan Bantarbolang;   Kawasan Wisata Gunung Gajah di Kecamatan Randudongkal; 

 Kawasan Wisata Telaga Silating, sekitar Cagar Alam Curug Bengkawah,  Bukit Mendelem, Curug Barong, dan Curug Lawang di Kecamatan Belik;   Kawasan Wisata Wanawisata Cempaka Wulung sekitar Cagar Alam Moga, 

Curug Sibedil, dan kolam renang di Kecamatan Moga; 

 Kawasan Wisata Telaga Rengganis dan Bukit Banowati di Kecamatan  Watukumpul; 

 Jalur pendakian Gunung Slamet di Kecamatan Pulosari; 

 Kawasan pesisir, estuari dan hutan mangrove di Kecamatan Pemalang,  Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, dan Kecamatan Ulujami;   Sepanjang alur sungai tersebar di Daerah; dan 

 Kawasan pariwisata alam lainnya. 

 Kawasan atraksi wisata budaya meliputi:    gelar prosesi hari jadi Kabupaten; 

 upacara tradisi menjamas pusaka peninggalan Syeh Pandanjati;   baritan; 

 kerangkeng;   sintren;   jaran Kepang;   kuntulan; dan 

 atraksi budaya lainnya.  

 Kawasan atraksi wisata buatan meliputi:  

 Kawasan Wisata Gardu Pandang Gunung Slamet;   Taman wisata air Pantai Widuri; 

 Desa Wisata; dan 

 Kawasan pariwisata buatan lainnya tersebar di Daerah.    g) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi : 

(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi : 

(16)

 

 Kawasan Perkotaan  Randudongkal; 

 Kawasan Perkotaan Belik.   Kawasan Perkotaan Ulujami;   Kawasan Perkotaan Petarukan;   Kawasan Perkotaan 

Ampelgading; 

 Kawasan Perkotaan Bantarbolang;   Kawasan Perkotaan Bodeh;   Kawasan Perkotaan Warungpring;   Kawasan Perkotaan Moga;   Kawasan Perkotaan Watukumpul; 

dan 

 Kawasan Perkotaan Pulosari.  (2) Kawasan  permukiman  perdesaaan,  tersebar  di  seluruh  wilayah  Kabupaten 

mengikuti pola perkampungan.  h) Kawasan Peruntukan Lainnya, terdidi atas : 

(1) Kawasan peternakan terdiri atas : 

 kawasan peruntukan ternak besar, dan kawasan peruntukan ternak kecil,  meliputi : 

a. Kecamatan Pulosari;  b. Kecamatan Belik;  c. Kecamatan Watukumpul;  d. Kecamatan Moga;  e. Kecamatan Bantarbolang; f. Kecamatan Randudongkal; 

 kawasan peruntukan ternak unggas tersebar diseluruh kecamatan. 

(2) Kawasan  agropolitan  merupakan  upaya  mengembangkan  produk  dan  nilai  tambah hasil pertanian secara komprehensif maka dikembangkan pembangunan  pertanian  yang  berbasis  kewilayahan.  Wilayah  yang  dikembangkan  sebagai  kawasan agropolitan, meliputi : 

a. Kecamatan Watukumpul;  b. Kecamatan Belik; 

c. Kecamatan Pulosari;  d. Kecamatan Moga; 

e. Kecamatan Warungpring; dan  f. Kecamatan Randudongkal. 

(3) Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan berupa : 

 Ruang terbuka hijau public dengan luas kurang lebih 4.563 (empat ribu lima  ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi : 

a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang;  b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal;  c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal;  d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik. 

(17)

 

j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring;  k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga; 

l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan  m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari. 

 Ruang terbuka hijau privat berada pada lahan privat.  

(4) Kawasan  pesisir  dikembangkan  melalui  pengelolaan  kawasan  pesisir  secara  terpadu, Pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu  meliputi : Kecamatan  Pemalang; Kecamatan Taman; Kecamatan Petarukan; dan Kecamatan Ulujami.  (5) Kawasan pertahanan dan keamanan, berupa kawasan pertahanan dan keamanan 

Kabupaten terdiri atas : 

 Kantor Tentara Nasional Indonesia meliputi : 

1. kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Perkotaan Pemalang;  2. kantor Komando Rayon Militer (Koramil) di seluruh Kecamatan; dan  3. kantor satuan angkatan laut di Kecamatan Pemalang. 

 Kantor Kepolisian Republik Indonesia meliputi : 

1. kantor Kepolisian Resor (Polres) di Perkotaan Pemalang;  2. kantor Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh Kecamatan; dan 

3. kantor Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) di Kecamatan Pemalang. 

 Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan lebih lanjut dilakukan 

 berdasarkan peraturan perundang‐undangan.di seluruh wilayah Kabupaten. 

 

Secara spasial rencana pola ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana Pola  Ruang Kabupaten Pemalang. 

(18)

 

Peta 5. 2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pemalang.   

(19)

 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang

V-19

TABEL V. 1  

ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA UNTUK BIDANG CIPTA KARYA 

ARAHAN POLA RUANG  ARAHAN STRUKTUR RUANG 

KAWASAN LINDUNG  (1) RTH kawasan perkotaan 

Ruang terbuka hijau public dengan luas kurang lebih 4.563 (empat ribu lima ratus  enam puluh tiga) Hektare meliputi : 

a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang;  b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal;  c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal;  d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik.  e. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ulujami;  f. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Petarukan;  g. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ampelgading;  h. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bantarbolang;  i. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bodeh;  j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring;  k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga; 

l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan  m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari. 

(2) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas : 

a) Cagar alam meliputi : 

 Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan  luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare; 

 Cagar Alam Bantarbolang di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan  luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare; 

 Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang; 

 Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 

 Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang; 

 Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 

 Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 

 Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal; 

 Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga; 

 Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga; 

1). RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN TERDIRI ATAS :

a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:  

 pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;  

 pengembangan  PKLp  berada  di  Perkotaan  Randudongkal,  Perkotaan  Belik,  dan  Perkotaan Moga;  

 pengembangan PPK meliputi :   - Kawasan perkotaan Ulujami;   - Kawasan perkotaan Ampelgading;  - Kawasan perkotaan Petarukan;  - Kawasan perkotaan Bantarbolang;  - Kawasan perkotaan Bodeh;  - Kawasan perkotaan Warungpring;  - Kawasan perkotaan Watukumpul; dan  - Kawasan perkotaan Pulosari; 

(20)

 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang

V-20

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

 Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul; 

 Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik; 

 Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari; 

 Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan 

 Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian. 

 

KAWASAN BUDIDAYA 

a) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi: 

(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi   Kawasan Perkotaan Pemalang; 

 Kawasan Perkotaan Comal;   Kawasan Perkotaan Randudongkal;   Kawasan Perkotaan Belik.   Kawasan Perkotaan Ulujami;   Kawasan Perkotaan Petarukan;   Kawasan Perkotaan Ampelgading;    Kawasan Perkotaan Bantarbolang;   Kawasan Perkotaan Bodeh;   Kawasan Perkotaan Warungpring;   Kawasan Perkotaan Moga; 

 Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan   Kawasan Perkotaan Pulosari. 

(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten  mengikuti pola perkampungan 

 

(c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi :

 SWP Pemalang memiliki fungsi meliputi pusat pemerintahan daerah, perdagangan dan  jasa, pariwisata,  pertanian  lahan  pangan,  perikanan, dan industri  dengan  pusat 

pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi :  1. Kecamatan Pemalang; 

2. Kecamatan Taman; dan  3. Kecamatan Petarukan. 

 SWP Comal memiliki fungsi meliputi perdagangan dan jasa, pertanian lahan pangan,  industi,  dan  perikanan  dengan  pusat  pengembangan  Kawasan  Perkotaan  Comal  meliputi: 

1. Kecamatan Ampelgading;  2. Kecamatan Comal; 

3. Kecamatan Ulujami; dan 

4. Kecamatan Bodeh. 

 SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri,  kehutanan, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat  pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi : 

1. Kecamatan Randudongkal; 

2. Kecamatan Bantarbolang; dan  3. Kecamatan Warungpring. 

 SWP Belik memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, perdagangan  dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan  Perkotaan Belik meliputi: 

1. Kecamatan Belik; dan  2. Kecamatan Watukumpul. 

 SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro industri, dan  pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Moga 

meliputi : 

1. Kecamatan Moga; dan  2. Kecamatan Pulosari. 

(21)

 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang

V-21

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

2). RENCANA PENGEMBANGAN AIR MINUM 

(1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas : 

 Sistem jaringan perpipaan meliputi: 

a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah  (selanjutnya disingkat SR); dan 

b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum. 

 Pengembangan prasarana jaringan perpipaan penambahan kapasitas dan revitalisasi SR  meliputi : 

1. Kawasan Perkotaan Pemalang;  2. Kawasan Perkotaan Pulosari;  3. Kawasan Perkotaan Moga;  4. Kawasan Perkotaan Belik;  5. Kawasan Perkotaan Randudongkal;  6. Kawasan Perkotaan Bantarbolang;  7. Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan  8. Kawasan Perkotaan Warungpring. 

 pembangunan jaringan baru meliputi :  1. Kawasan Perkotaan Comal;  2. Kawasan Perkotaan Petarukan;  3. Kawasan Perkotaan Ampelgading;  4. Kawasan Perkotaan Ulujami; dan  5. Kawasan Perkotaan Bodeh. 

 penambahan kapasitas dan revitalisasi jaringan perdesaan di seluruh kecamatan. 

 Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum berupa pembangunan reservoir dan  prasarana kelengkapannya di seluruh kawasan perkotaan dan/atau lokasi lainnya di  Daerah. 

(2)    Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan  meliputi: 

a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal; 

b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian  lingkungan; dan 

c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai 

3). RENCANA PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN 

Rencana sistem persampahan meliputi : 

 Rencana lokasi TPA sampah meliputi : 

a. peningkatan TPA Sampah Pegongsoran di Kecamatan Pemalang; 

(22)

 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang

V-22

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

c. pengelolaan sampah di lokasi TPA sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c  diarahkan menggunakan pendekatan sanitary landfill. 

4). RENCANA PENGEMBANGAN SANITASI 

(1) Rencana sistem jaringan pengelolaan air limbah terdiri atas : 

a. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri; 

b. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan  perkotaan; dan 

c. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan  perdesaan. 

5). RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DRAINASE 

Rencana pengembangan prasarana drainase meliputi :  

a. pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Daerah khususnya pada kawasan  permukiman padat dan kumuh dan kawasan sekitar pasar tradisional; 

b. peningkatan saluran primer dan saluran sekunder meliputi : 

1. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Pemalang;  2. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Petarukan;  3. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Ampelgading;  4. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Comal;  5. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan Ulujami; dan  6. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan lainnya. 

INDIKASI PROGRAM POLA RUANG BIDANG CIPTA KARYA  INDIKASI PROGRAM STRUKTUR RUANG BIDANG CIPTA KARYA 

1. Pengembangan Permukiman 

Indikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi : 

 Perwujudan kawasan permukiman perkotaan dilakukan melalui : 

1. penyediaaan prasarana, sarana, dan utilitas permukiman perkotaan sesuai  ketentuan yang dipersyaratkan; 

2. pembangunan dan pengembangan rumah susun; 

3. pengembangan fasilitas ruang dan gedung bagi kegiatan/industri kreatif;  4.  pengembangan  ruang  terbuka  hijau  minimal  30%  dari  luas  kawasan  permukiman; 

5.  penataan  kawasan  permukiman  baru  sesuai  standar  teknis  yang  dipersyaratkan; 

6. memfasilitasi perbaikan/rehabilitasi kawasan permukiman kumuh dan rumah  tidak layak huni; dan 

7.  penyediaan  berbagai  fasilitas  sosial  ekonomi  yang  mampu  mendorong  perkembangan kawasan perkotaan. 

 Perwujudan kawasan permukiman perdesaan dilakukan melalui : 

1. pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu dengan tempat 

1. Sistem Penyediaan Air Minum

(1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas : 

 Sistem jaringan perpipaan meliputi: 

a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah  (selanjutnya disingkat SR); dan 

b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum. 

 (2)    Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan  meliputi: 

a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal; 

b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian  lingkungan; dan 

c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai. 

2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air Limbah, Persampahan, dan Drainase) 

a. Prasarana Air Limbah 

(23)

 

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang

V-23

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

usaha pertanian; 

2. pengembangan struktur ruang perdesaan melalui pembentukan PPL dan  pengembangan  keterkaitan  sosial  ekonomi  antara  PPL  dengan  wilayah  pelayanannya; 

3. pengembangan ruang terbuka hijau permukiman perdesaan; dan    4.  penyediaan  berbagai  fasilitas  sosial  ekonomi  yang  mampu  mendorong  perkembangan kawasan perdesaan.. 

   

(2) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan  perkotaan, meliputi: 

a. pemantapan instalasi pengolahan limbah tinja di sekitar TPA Pegongsoran; dan  b. pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis  masyarakat dan rumah tangga perkotaan. 

(3) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan  perdesaan, meliputi: 

a. peningkatan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan sederhana; 

b. pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga  perdesaan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna; dan 

c. pemanfaatan hasil pengolahan limbah kotoran hewan bagi sumber energi alternatif  dan pupuk organik. 

b. Prasarana Persampahan 

 Pada rencana lokasi TPS dilakukan pengembangan TPST. 

 Rencana lokasi TPS diseluruh kawasan perkotaan. 

 Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga melalui pendekatan reduce, reuse,  dan recycle (3 R). 

c. Prasarana Drainase 

 . pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan‐kiri jalan meliputi :  1. ruas jalan provinsi Pemalang‐Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik;  2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐Bodeh dan ruas jalan provinsi lainnya;  3. ruas jalan kabupaten; dan 

4. ruas jalan perdesaan dan/atau ruas jalan lingkungan. 

Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang 

(24)

 

TABEL V. 2  

IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA (KSK) BERDASARKAN RTRW 

Kawasan Strategis 

Kabupaten/Kota  Sudut Kepentingan  Lokasi/ Batas Kawasan 

a. kawasan strategis sepanjang  koridor  jalan  arteri  primer  pantai utara (pantura).  b.  kawasan  strategis  pusat 

pelayanan  baru  di  wilayah  bagian tengah dan selatan.  c. kawasan strategis agropolitan 

Waliksarimadu. 

d. Kawasan strategis perkotaan  Bantarbolang dan Bodeh. 

  

Kawasan Strategis dari  Sudut  Kepentingan  Pertumbuhan Ekonomi 

a. kawasan strategis sepanjang koridor jalan arteri  primer pantai utara (pantura) melalui Kecamatan  Pemalang  –  Kecamatan  Taman  –  Kecamatan  Petarukan ‐ Kecamatan Ampelgading ‐ Kecamatan  Comal – Kecamatan Ulujami. 

b. kawasan strategis pusat pelayanan baru di wilayah  bagian tengah dan selatan meliputi : 

1. Kawasan Perkotaan Randudongkal;  2. Kawasan Perkotaan Belik; dan  3. Kawasan Perkotaan Moga. 

c.  kawasan  strategis  agropolitan  Waliksarimadu  meliputi : 

1. Kecamatan Watukumpul;  2. Kecamatan Belik;  3. Kecamatan Pulosari;  4. Kecamatan Moga; 

5. Kecamatan Warungpring; dan  6. Kecamatan Randudongkal. 

d. Kawasan strategis perkotaan Bantarbolang dan  Bodeh. 

Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari. 

a. Kawasan  strategis  bidang  kawasan  perbatasan  Daerah  yang  aksesnya  terbatas,  yaitu  Desa  Gongseng  Kecamatan  Randudongkal  dan  Desa  Tambi  Kecamatan  Watukumpul. 

b. Kawasan Desa Gongseng dan Desa Tambi ditujukan  untuk meningkatkan prasarana kawasan dalam  rangka mengurangi dampak sosial ekonomi.  a. Kawasan  strategis  bidang 

c. Kawasan  yang  memberikan 

perlindungan  terhadap 

 kawasan  yang  memberikan  perlindungan  keseimbangan tata guna air; dan 

 kawasan  yang  memberikan  perlindungan  terhadap keseimbangan iklim makro. 

b.  Kawasan  yang  memberikan  perlindungan  keseimbangan tata guna air, meliputi : 

 kawasan resapan mata air Telaga Gede di  sekitar Desa Sikasur Kecamatan Belik; dan 

 kawasan resapan mata air Moga di sekitar  Desa Banyumudal Kecamatan Moga. 

c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap  keseimbangan iklim makro, meliputi : 

 kawasan  pelestarian  mangrove  dan  tanah  timbul di estuari Sungai Comal di Desa Mojo  dan Desa Pesantren Kecamatan Ulujami; 

 kawasan  pelestarian  mangrove  di  Desa  Kendalrejo Kecamatan Petarukan; dan 

 kawasan  pelestarian  mangrove  di  muara  sungai Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang. 

(25)

 

TABEL V. 3  

IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN/KOTA TERKAIT PEMBANGUNAN  INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA 

No  Usulan Program Utama  Lokasi 

1  Perwujudan  pengembangan  kawasan  permukiman perkotaan  2  Perwujudan  pengembangan  kawasan 

permukiman perdesaan  kawasan perkotaan dan perdesaan yang  rawan kebutuhan air bersih 

4  Pengembangan sistem sanitasi  Kawasan 

Perkotaan  dan 

Kecamatan Pemalang; dan pembangunan  TPA Sampah di Kecamatan Randudongkal,  di  Kecamatan  Belik  dan  kecamatan  lainnya dengan sistem sanitary landfill; 

Kecamatan 

6  Peningkatan  dan  pengembangan  TPS  dan/atau TPST 

7  Rencana  pengelolaan  sampah  skala  rumah tangga 

8  pembangunan dan peningkatan saluran  drainase kanan‐kiri jalan meliputi : 

1. ruas jalan provinsi Pemalang‐ Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik;  2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐

(26)

 

9  Pembangunan dan peningkatan saluran  drainase kanan‐kiri jalan pada ruas jalan  nasional, provinsi, dan kabupaten 

Kabupaten  11  Prningkatan saluran sekunder berada di 

Kawasan Perkotaan 

Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang 

5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 

RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan  pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung  sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2016 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam  RKPD.  Beberapa  substansi  Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah  Daerah  Kabupaten  Pemalang Tahun 2011 – 2016   yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang  Nomor  24 Tahun 2008, sebagai berikut : 

 

5.2.1. Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 

Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 adalah: 

“Kabupaten Pemalang yang Sehat, Cerdas, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia” 

Dalam visi tersebut di atas terdapat empat gagasan pokok yang menjiwai seluruh gerak  dan proses pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pemalang yaitu: 

Pemalang yang SEHAT, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang dapat  mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui penurunan Angka Kematian Ibu  (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) dan peningkatan usia harapan  hidup (UHH). 

Pemalang yang CERDAS, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang akan  menciptakan sumberdaya manusia yang memiliki kualitas dengan meningkatkan rata‐rata lama  sekolah, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah, meningkatkan APK dan APM baik  jenjang pendidikan dasar, maupun menengah. 

Pemalang yang BERDAYA SAING, dimaksudkan bahwa Kabupaten Pemalang mampu  meningkatkan  investasi  melalui  peningkatan  infrastruktur  dan  peningkatan  investasi  yang  didukung oleh kondisi Pemalang yang aman dan tertib, serta aparatur yang bersih dan amanah.  Selain itu terwujudnya penanggulangan kemiskinan dan kesetaraan gender. 

Pemalang Yang BERAKHLAK MULIA, dimaksudkan bahwa masyarakat Pemalang yang santun,  beragama dan menjunjung tinggi toleransi beragama.  

5.2.2. Misi Kabupaten Pemalang Tahun 2011–2016 

(27)

 

1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial. 

2. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan  berbasis kompetensi.  

3. Mewujudkan  tata  kelola  pemerintahan  yang  baik  melalui  pelayanan  prima,   peningkatan investasi dan daya saing daerah.  

4. Mewujudkan  kesejahteraan  masyarakat  melalui  perkuatan  ekonomi  kerakyatan  berbasis pertanian, perdagangan dan jasa serta   usaha mikro, kecil dan menengah  (UMKM) 

5. Meningkatkan prasarana‐sarana dasar dan ekonomi guna mengembangkan sinergi  sentra‐sentra produksi di perdesaan. 

6. Mengembangkan kehidupan beragama yang aman, damai, harmonis, toleran dan  saling menghormati. 

 

5.2.3. Strategi dan Arahan Kebijakan  A. Strategi 

Strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan pembangunan daerah dirinci setiap misi tujuan  dan sasaran sebagai berikut: 

1. Misi 1 

Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan  kesehatan yang  berkualitas yaitu : 

1. Meningkatkan  peran Desa  dan  Kelurahan  Siaga dalam  meningkatkan kesehatan  masyarakat. 

2. Mendorong keswadayaan masyarakat dalam pelaksanaan survailance DBD, dan TB  Paru dan penyakit menular lainnya serta Penyakit Tidak Menular (PTM).  

3. Mengoptimalkan  penyediaan sarana  prasarana  pelayanan kesehatan dasar  (PKD,  Puskesmas) dan rujukan yang memadai. 

4. Mengoptimalkan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui  pendidikan, pelatihan dan peningkatan kualitas   tenaga kesehatan dan peningkatan  kualitas tenaga kesehatan. 

5. Meningkatkan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi dalam pemberdayaan  perilaku hidup bersih dan sehat. 

2. Misi 2 

Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan  kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial, yaitu : 

1. Mengurangi  kemiskinan  melalui  peningkatan  perluasan  kesempatan  kerja,   kelembagaan perekonomian desa/kelurahan dalam memperbaiki kondisi sosial dan  ekonomi masyarakat desa/kelurahan, pengoptimalan bantuan langsung masyarakat  kepada  masyarakat  desa/kelurahan,  pelaksanaan  transmigrasi  dan  pemantapan   program  pemberdayaan  masyarakat  dan  mengefektifkan  pelaksanaan  program  nasional dan Provinsi Jawa Tengah.  

(28)

 

3. Meningkatkan fasilitasi penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui  peningkatan kualitas panti asuhan, kapasitas Potensi Sumber Kesejahteran Sosial  (PSKS) dan kerjasama dengan swasta dan dunia usaha. 

4. Meningkatkan  peran  dan  prestasi  pemuda  melalui  pelatihan  kewirausahaan  dikalangan  pemuda,  pelatihan  kepemimpinan  dan  manajemen  organisasi  kepemudaan,  penyelenggaraan  event‐event  olah  raga  dan  pemberian  penghargaan/tali asih kepada atlet berprestasi, peningkatan kapasitas pembina olah  raga/pelatih, fasilitasi pengadaan dan pengambangan sarana dan prasarana olah raga.   5. Meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana melalui peningkatan prasarana dan 

sarana   pelayanan KB, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta  peningkatan kapasitas PLKB.  

3. Misi 3 

Strategi untuk mencapai Tujuan Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan secara  merata dan meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu: 

1. Meningkatkan pemerataan sarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada  jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah. 

2. Meningkatkan fasilitasi pendidikan non formal dan pendidikan kecakapan hidup.  3. Meningkatkan fasilitasi bantuan biaya operasional pendidikan pada jenjang pendidikan 

dasar dan menengah. 

4. Memberikan  beasiswa  bagi  anak  dari  keluarga  tidak  mampu  sampai  jenjang  pendidikan dasar. 

5. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan.   

 

4. Misi 4 

Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik,  melalui pelayanan  prima sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance, yaitu: 

1. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah melalui  pendidikan lanjut, diklat dan bintek bagi segenap aparatur pemerintah.  

2. Meningkatkan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD, kecamatan dan  pemerintah desa/kelurahan  agar kinerja  pelayanan publik lebih baik. 

3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan  pembangunan melalui pengembangan monitoring, evaluasi dan pelaporan keuangan.  4. Menegakkan  hukum  terhadap  praktek  Korupsi,  Kolusi  dan  Nepotisme  dan 

penyalahgunaan wewenang.  

5. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil melalui  pelayanan  dengan teknologi informasi (TI) dan peningkatan kesadaran masyarakat.   5. Misi 5 

(29)

 

1. Meningkatkan iklim usaha dan pelayanan penanaman modal melalui optimalisasi  pelayanan perijinan satu pintu, pemberian insentif dan penyederhanaan perijinan   penanaman modal.  

2. Mengoptimalkan kerjasama antar daerah dalam penyediaan saran dan prasarana  pendukung investasi dan promosi penanaman modal. 

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung investasi pada wilayah strategis  dan cepat tumbuh dengan melibatkan dunia usaha. 

4. Meningkatkan  kondusifitas  daerah  melalui  penguatan  kelembagaan  keamanan  lingkungan dalam masyarakat untuk peningkatan keamanan, ketertiban masyarakat  (kamtibmas) dan penanggulangan penyakit sosial masyarakat (Pekat), serta  

5. Meningkatkan upaya pencegahan  terhadap awal gangguan keamanan dan ketertiban  dalam  masyarakat  dengan  memperkuat  kelembagaan  Perlindungan  Masyarakat  (Linmas),   Rakyat Terlatih (Ratih) di tingkat desa/kelurahan dan kemitraan dengan  Kepolisian.   

6. Misi 6 

Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Mengoptimalkan  pengelolaan  sumberdaya  alam  dan  lingkungan hidup, yaitu: 

1. Menurunkan luas lahan kritis melalui pengembangan kemandirian masyarakat dalam  pengelolaan  hutan  rakyat  dan  pelibatan  masyarakat  di  sekitar  hutan  dalam  pemanfaatan kawasan hutan. 

2. Menanggulangai  kerusakan  lingkungan,  pengawasan  dan  penegakan  hukum  lingkungan  melalui  penguatan kelompok  masyarakat  bekerjasama  dengan  pihak  terkait. 

7. Misi 7 

Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi,  UMKM, industri kecil dan menengah, yaitu: 

1. Meningkatkan akses permodalan UMKM dengan mengoptimalkan potensi lembaga  keuangan mikro di perdesaan, meningkatkan pemasaran dan perlindungan UMKM  melalui berbagai  even promosi dan pemasaran  hasil UMKM, fasilitasi perijinan usaha  dan peningkatan mutu produk. 

2. Mengembangkan  kelembagaan  dan  usaha  perkoperasian  melalui  pengembangan  usaha dan kemitraan usaha dengan koperasi/badan usaha dari lain daerah. 

8. Misi 8 

Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan  untuk mendukung ketahanan pangan daerah yaitu:  

1. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas, mutu hasil  pertanian, sumberdaya pertanian, pengembangan usaha pertanian kawasan terpadu,  dan manajemen usaha serta pemasaran hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.   2. Meningkatkan  kesejahteraan  nelayan  melalui  peningkatan  produksi  perikanan 

(30)

 

Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  ketersediaan  infrastuktur  wilayah  yang  berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah, yaitu: 

1. Meningkatkan  kualitas  jalan  dan jembatan melalui peningkatan kinerja  jaringan  transportasi  yang  berkelanjutan,  pengembangan  sistem  informasi/data  base  jalan/jembatan  yang  integrasi  dalam  perencanaan  pembangunan  dengan  memperhatikan tata ruang. 

2. Meningkatkan  pembangunan  dan  pemeliharaan  jaringan  irigasi,  saluran  sungai,  reservoir dan sumberdaya air lainnya. 

3. Meningkatkan penyediaan infrastruktur pelayanan sampah, sanitasi dan penambahan  jaringan air bersih. 

4. Meningkatkan pemeliharaan infrastruktur di wilayah pedesaan melalui revitalisasi  pasar dan sarana prasarana perekonomian lainnya.  

10.Misi 10 

Strategi  untuk  mencapai  Tujuan  Meningkatkan  toleransi  dalam  kehidupan  antar  umat  beragama, yaitu: meningkatkan kerukunan antar umat beragama melalui dialog, penguatan   kelompok dan kerjasama yang saling menghormati antar kelompok keagamaan yang satu  dengan yang lainnya. 

 

B. Arah Kebijakan 

Berdasarkan misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta strategi yang ditempuh, maka arah  kebijakan yang dituju secara lebih rinci adalah sebagai berikut. 

1. Misi 1 

Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 1 (Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan  pelayanan kesehatan yang  berkualitas), yaitu : 

1. Pengembangan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga dalam penciptaan masyarakat yang  sehat. 

2. Peningkatan KIE bagi kader kesehatan desa/kelurahan tentang perilaku hidup sehat  dan pencegahan penyakit menular serta Penyakit Tidak Menular. 

3. Penyertaan Jamkesmas, dan Jamkesda serta Jampersal bagi penduduk miskin.  

4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar (PKD dan Puskesmas) dan pelayanan rujukan  (rumah sakit). 

5. Penambahan  jumlah  tenaga  kesehatan.  ahli  gizi    dan  kesehatan  lingkungan di  Puskesmas.  

6. Peningkatan pendidikan, pelatihan dan bintek bagi tenaga kesehatan. 

2. Misi 2 

Arah  kebijakan  untuk  mencapai  Tujuan  2  Meningkatkan  pemberdayaan  masyarakat,  penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial), yaitu: 

1. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. 

2. Peningkatan  pemberdayaan  masyarakat  dalam  bentuk  program  penanggulangan  kemiskinan. 

(31)

 

4. Peningkatan sarana perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas Potensi Sumber  Kesejahteran Sosial. 

5. Peningkatan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda dalam  pengembangan usaha  ekonomi produktif.  

6. Peningkatan  kualitas  pelayanan  KB  dan  kapasitas  PLKB  serta  pengembangan  kelembagaan KB di perdesaan.  

3. Misi 3 

Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 3 (Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan  secara merata dan meningkatkan kualitas pendidikan), yaitu: 

1. Peningkatan  rehabilitasi  sarana pendidikan dan  sarana  penunjang  pada  jenjang  pendidikan dasar dan menengah. 

2. Peningkatan  fasilitasi  pengembangan  pendidikan  non  formal  dan  keaksaraan  fungsional. 

3. Peningkatan  fasilitasi  bantuan  operasional  pendidikan  pendidikan  dasar  dan  menengah. 

4. Peningkatan kompetensi tenaga pendidikan dan kependidikan. 

5. Peningkatan pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi, siswa bagi keluarga kurang  mampu dan difabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 

4. Misi 4 

Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 4 (Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang  baik, melalui pelayanan  prima sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance) yaitu: 

1. Peningkatan pendidikan lanjut, pelatihan dan bintek bagi aparatur pemerintah daerah   dan aparatur pemerintah desa/kelurahan. 

2. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD dan  pemerintah desa. 

3. Peningkatan pengawasan pelaksanaan program‐program pembangunan daerah.  4. Peningkatan penegakan hukum terhadap penyalahgunaan wewenang dan praktek 

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di lingkungan pemerintah daerah. 

5. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. 

6. Peningkatan pelayanan informasi pembangunan daerah dengan teknologi informasi.  7. Peningkatan  kerjasama dengan  pihak  ketiga,  baik  pemerintah, perguruan  tinggi 

maupun dunia usaha dalam peningkatan pelayanan publik. 

5. Misi 5 

Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 5 (Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi  daerah), yaitu: 

1. Peningkatan evaluasi terhadap perda‐perda yang menghambat investasi. 

2. Peningkatan kualitas pelayanan perijinan investasi yang berorientasi pada kepuasan  pelanggan. 

3. Peningkatan promosi penanaman modal di tingkat nasional dan regional. 

Referensi

Dokumen terkait

Struktur IV menunjukkan bahwa igan anion karboksilat bertindakn sebagai ligan bidentat, tetapi kedua logam M terkoordinasi hanya pada satu atom O saja sedangkan atom O yang

Dalam proses penerapan model pembelajaran mnemonic, siswa dituntut untuk menggunakan daya ingat (kemampuan memori) yang dimiliki. Sederhananya, model mnemonik tidak lebih

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif.. Imam Thalkah dan Ahmad

Pengeringan benih merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu benih dengan menggunakan energi panas, sehingga tingkat kadar

Selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah banyak memberikan dukungan serta kebijakan pada akademik saya.. Hapsari,

Cooling Tower mini dengan menggunakan bahan dari plastik berupa ember dengan memberikan 1 buah fan di bagian bawah dan 2 buah fan di bagian atas yang berfungsi

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model pengembangan Brog and Gall yang telah di modifikasi oleh Sugiyono. Ada 7

Meter aliran jenis orifice adalah alat ukur aliran tipe penghalang ( obstruction ) yang menggunakan plate orifice sebagai diafragma untuk membentuk beda tekanan lihat