BAB V
KETERPADUAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
5.1. ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA
Kebijakan strategis Kabupaten Pemalang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2031 yang terkait dengan Penyusunan RPI2JM Kabupaten Pemalang sebagai berikut :
A. Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang daerah berbasis pertanian yang didukung oleh sektor perdagangan dan industri dalam sistem wilayah terpadu dan berkelanjutan.
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
a. Kebijakan pengembangan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan dan pemerataan perkembangan wilayah, strateginya meliputi :
1) membagi wilayah fungsional Daerah berdasarkan morfologi dan kondisi sosial ekonomi Daerah;
2) mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu berfungsi sebagai PKLp; dan 3) mengoptimalkan peran ibukota kecamatan sebagai PPK.
b. Kebijakan peningkatan keterhubungan perkotaan – perdesaan, strateginya meliputi : 1) mengembangkan permukiman perkotaan yang didukung sektor perdagangan dan
jasa; dan
2) mengembangkan permukiman perdesaan yang sinergi dengan sector pertanian. c. Kebijakan pengembangan prasarana Daerah, strateginya meliputi :
1) meningkatkan kualitas jaringan jalan yang menghubungkan antara simpul‐simpul kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran;
2) meningkatkan pelayanan sistem energi dan telekomunikasi; 3) mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air;
4) mengembangkan sistem jaringan limbah di kawasan peruntukan industri dan kawasan perkotaan;
5) mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan 6) mengembangkan sistem sanitasi lingkungan.
d. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan lindung, strateginya meliputi : 1) menentukan deliniasi kawasan lindung berdasarkan sifat perlindungannya; 2) menetapkan luas dan lokasi kawasan lindung;
3) melakukan penghijauan lereng Gunung Slamet;
5) melakukan pengolahan tanah dengan pola terasiring dan penghijauan pada lahan rawan longsor dan erosi.
e. Kebijakan pengurangan kegiatan budidaya pada lahan kawasan lindung, strateginya meliputi:
1) mengendalikan secara ketat pemanfaatan kawasan lindung; dan
2) mengembangkan pertanian yang diimbangi dengan penanaman tanaman keras pada lahan kawasan lindung yang dimiliki masyarakat.
f. Kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif, strateginya meliputi: 1) menetapkan sebagian besar lahan sawah beririgasi menjadi lahan pertanian pangan
berkelanjutan;
2) mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan bukan sawah; 3) merevitalisasi dan mengembangkan jaringan irigasi; dan
4) meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
g. Kebijakan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, strateginya meliputi :
1) membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana; 2) mengendalikan perkembangan permukiman perdesaan pada kawasan pertanian
lahan pangan;
3) mengarahkan perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan secara efisien; dan
4) mengembangkan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen).
h. Kebijakan pengembangan kawasan perdagangan yang mampu menjadi pusat pemasaran hasil komoditas Daerah, strateginya meliputi :
1) mengembangkan peran PKL, PKLp dan PPK sebagai kawasan perkotaan tempat pemasaran komoditas perdagangan dan mampu memasarkan komoditas lokal ke luar Daerah; dan
2) meningkatkan peran PPL sebagai pengumpul dan pendistribusi komoditas ekonomi perdesaan.
i. Kebijakan pengembangan industri berbahan baku lokal, strateginya meliputi :
1) mengarahkan pengembangan kegiatan industri manufaktur di kawasan koridor jalan pantai utara (Pantura);
2) mengembangkan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian; 3) mengembangkan industri kreatif yang berbahan baku lokal; dan
4) mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri. j. Kebijakan pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir, strateginya meliputi :
1) mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan; 2) mengembangkan sarana dan prasarana perikanan;
3) mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata; 4) mengembangkan kawasan perlindungan setempat; dan 5) melakukan penghijauan kawasan pantai.
1) memantapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;
2) mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan
4) turut serta memelihara dan menjaga aset‐aset Pertahanan/Tentara Nasional Indonesia (TNI).
l. Kebijakan pengembangan kawasan strategis Daerah, strateginya meliputi :
1) mengarahkan dan memantapkan perkembangan koridor jalan arteri pantai utara (pantura);
2) mengembangkan kawasan pusat pelayanan baru di wilayah bagian tengah dan selatan;
3) memantapkan dan mengembangkan kawasan agropolitan Waliksarimadu; 4) mengembangkan potensi panas bumi;
5) mengembangkan pos pengamatan gunung berapi;
6) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan DAS; dan
7) meningkatkan perlindungan terhadap kawasan pendukung keseimbangan iklim makro di kawasan pesisir.
C. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi :
1). Rencana sistem pusat pelayanan terdiri atas :
a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:
pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;
pengembangan PKLp berada di Perkotaan Randudongkal, Perkotaan Belik, dan Perkotaan Moga;
pengembangan PPK meliputi : - Kawasan perkotaan Ulujami; - Kawasan perkotaan Ampelgading; - Kawasan perkotaan Petarukan; - Kawasan perkotaan Bantarbolang; - Kawasan perkotaan Bodeh; - Kawasan perkotaan Warungpring; - Kawasan perkotaan Watukumpul; dan - Kawasan perkotaan Pulosari;
b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi :
Desa Pamutih;
Desa Mojo;
Desa Karangasem;
Desa Klareyan;
Desa Karangsari;
Desa Susuka;
Desa Cikadu;
Desa Kebandungan;
Desa Gombong;
Desa Kuta;
Desa Kalimas;
Desa Pegiringan;
Desa Kemuning;
Desa Mandiraja; dan
Desa Cibuyur.
c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi :
SWP Pemalang memiliki fungsi meliputi pusat pemerintahan daerah, perdagangan dan jasa, pariwisata, pertanian lahan pangan, perikanan, dan industri dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi :
1. Kecamatan Pemalang; 2. Kecamatan Taman; dan 3. Kecamatan Petarukan.
SWP Comal memiliki fungsi meliputi perdagangan dan jasa, pertanian lahan pangan, industi, dan perikanan dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Comal meliputi :
1. Kecamatan Ampelgading; 2. Kecamatan Comal; 3. Kecamatan Ulujami; dan 4. Kecamatan Bodeh.
SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, kehutanan, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi :
1. Kecamatan Randudongkal; 2. Kecamatan Bantarbolang; dan 3. Kecamatan Warungpring.
SWP Belik memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Belik meliputi:
1. Kecamatan Belik; dan 2. Kecamatan Watukumpul.
SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro industri, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Moga meliputi :
1. Kecamatan Moga; dan 2. Kecamatan Pulosari.
2). Rencana sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Pemalang meliputi : Rencana sistem jaringan transportasi;
Rencana sistem jaringan energi;
Rencana sistem jaringan telekomunikasi;
Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air; dan
Rencana sistem jaringan pengelolaan lingkungan.
Secara spasial rencana struktur ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pemalang.
Peta 5. 1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pemalang.
D. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pemalang meliputi :
1). Kawasan lindung
a) Kawasan hutan lindung, meliputi :
(1) Kawasan hutan lindung berupa kawasan hutan yang dikelola oleh negara dan berfungsi lindung dengan luas kurang lebih 5.082 (lima ribu delapan puluh dua) hektar meliputi :
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 53 (lima puluh tiga) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.095 (seribu Sembilan puluh lima) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 195 (seratus Sembilan puluh lima) Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 2.036 (dua ribu tiga puluh enam) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.704 (seribu tujuh ratus empat) Hektare.
b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 6.609 (enam ribu enam ratus Sembilan) Hektare meliputi :
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 480 (empat ratus delapan puluh) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.669 (dua ribu enam ratus enam puluh sembilan) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 327 (tiga ratus dua puluh tujuh) Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 180 (seratus delapan puluh) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 170 (seratus tujuh puluh) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 70 (tujuh puluh) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.514 (dua ribu lima ratus empat belas) Hektare.
c) Kawasan perlindungan setempat, meliputi : (1) Kawasan sempadan pantai, terdiri atas :
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 19 (sembilan belas) Hektare; dan
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare.
(2) Kawasan sempadan sungai dan saluran, terdiri atas :
Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang; Kecamatan Pemalang; dan Kecamatan Taman.
Sungai Rambut yang beserta 13 (tiga belas) anak sungai melalui : Kecamatan Pulosari; Kecamatan Moga; Kecamatan Warungpring; Kecamatan Randudongkal; dan Kecamatan Pemalang.
Sungai Comal beserta 68 (enam puluh delapan) anak sungai melalui : Kecamatan Pulosari; Kecamatan Watukumpul; Kecamatan Bodeh; Kecamatan Belik; Kecamatan Moga; Kecamatan Randudongkal; Kecamatan Bantarbolang; Kecamatan Ampelgading; Kecamatan Petarukan; Kecamatan Comal; dan Kecamatan Ulujami.
(3) Kawasan sekitar mata air, meliputi :
Sumber air di Kecamatan Randudongkal meliputi : Sumber Air Kamanda; Sumber Air Bayur; Sumber Air Sumurdawa; Sumber Air Sumurjagung; Sumber Air Setan; Sumber Air Sumur templok; Sumber Air Sumur kidang; Sumber Air Tapang; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air Wanasari; Sumber Air Kesepian; Sumber Air Gambreng; Sumber Air Tengkolo; Sumber Air Blimbing; Sumber Air Danasari; dan Sumber Air Lesung.
Sumber air di Kecamatan Belik meliputi : Sumber Air Telaga Gede; Sumber Air Pagengan; Sumber Air Setu; Sumber Air Binangun; Sumber Air Jangkung; Sumber Air Pekutukan; Sumber Air Royom; Sumber Air Gunungmas; dan Sumber Air Jambu.
Sumber air di Kecamatan Moga meliputi : Sumber Air Gondang Leko; Sumber Air Banyumudal; Sumber Air Balaikambang; Sumber Air Suci; Sumber Air Ketug; Sumber Air Jambe; Sumber Air Benoa; Sumber Air Sablekok; Sumber Air Arus; Sumber Air Ketuwon; Sumber Air Glagah; Sumber Air Rawa; Sumber Air Kembang; Sumber Air Patoman; Sumber Air Wakim; Sumber Air Sikalong; Sumber Air Rumput; Sumber Air Sipedil; Sumber Air Suci; Sumber Air Sumber; Sumber Air Karangbolong; Sumber Air Pulanggeni; dan Sumber Air Buntu.
Sumber air di Kecamatan Warungpring meliputi : Sumber Air Waluh; Sumber Air Dodokan; Sumber Air Wringin; Sumber Air Pagedangan; Sumber Air Blokbuner; Sumber Air Kali Gedang; Sumber Air Kali Koran; Sumber Air Kali Cawiyen; Sumber Air Pengasinan; Sumber Air Tuk Jati; Sumber Air Tuk Kasen; Sumber Air Tuk Pucung; Sumber Air Oren; Sumber Air Ember; dan Sumber Air Gintung.
Sumber air di Kecamatan Pulosari meliputi : Sumber Air Panas; Sumber Air Mudal; Sumber Air Kemadu; Sumber Air Kerep; Sumber Air Mangis; dan Sumber Air Lengsar.
Sumber air di Kecamatan Bantarbolang meliputi : Sumber Air Sumur Getek; Sumber Air Tuk Semiliran; dan Sumber Air Pring Kisut.
Sumber air di Kecamatan Pemalang yaitu Sumber Air Surajaya. d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas :
Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare;
Cagar Alam Bantarbolang di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare;
Cagar Alam Moga di Desa Banyumudal Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 4 (empat) Hektare; dan
Cagar Alam Curug Bengkawah di Desa Sikasur Kecamatan Belik seluas kurang lebih 2 (dua) Hektare.
(2) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :
Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang;
Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga;
Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga;
Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul;
Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik;
Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari;
Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan
Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian. (3) Kawasan muara sungai (estuari), meliputi :
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 8 (delapan) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 9 (sembilan) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 10 (sepuluh) Hektare; dan
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) Hektare. (4) Kawasan pantai berhutan bakau, meliputi :
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 5 (lima) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 49 (empat puluh sembilan) Hektare; dan
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 379 (tiga ratus tujuh puluh sembilan) Hektare.
(5) Kawasan rawan bencana alam terdiri atas :
kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi;
kawasan rawan banjir;
kawasan rawan kekeringan;
kawasan rawan angin topan;
kawasan rawan tanah longsor;
kawasan rawan letusan gunung berapi; dan
kawasan rawan bencana lainnya.
e) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi :
(1) Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi, meliputi :
Kecamatan Pemalang : Desa Lawangrejo, dan Danasari; Kelurahan Sugihwaras, dan Widuri.
Kecamatan Taman : Desa Asemdoyong.
Kecamatan Petarukan : Desa Nyamplungsari, Kendalrejo, dan Klareyan.
Kecamatan Ulumaji : Desa Pesantren, Mojo, Limbangan, Ketapang, Blendung, Kaliprau, Kertosari, dan Tasikrejo.
(2) Kawasan Banjir, meliputi :
Kecamatan Comal;
Kecamatan Pemalang;
Kecamatan Taman;
Kecamatan Petarukan;
Kecamatan Ampelgading;
Kecamatan Ulumaji; (3) Kawasan rawan kekeringan, meliputi :
Kecamatan pulosari, dan Kecamatan Belik. (4) Kawasan rawan angin topan meliputi:
Kecamatan Balik;
Kecamatan Watukumpul;
Kecamatan Randudongkal;
Kecamatan Bodeh;
Kecamatan Ampelgading; dan
Kecamatan Bantarbolang; (5) Kawasan rawan tanah longsor, meliputi:
Kecamatan Watukumpul, Kecamatan belik, Kecamatan Pulosari, Kecamatan Moga, Kecamatan Randudongkal, dan Sepanjang alur DAS Comal.
(6) Kawasan rawan letusan gunung berapi, meliputi :
Kecamatan Pulosari dan Belik.
(7) Kawasan rawan bencana lainnya, meliputi :
Kawasan rawan petir dan kebakaran yang tersebar didaerah. f) Kawasan Lindung Geologi, meliputi :
(1) Kawasan cagar alam geologi berupa kawasan imbuhan air yang meliputi kawasan resapan air tanah pada, CAT Pekalongan – Pemalang; dan CAT Lebaksiu.
(2) Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya berupa kawasan perlindungan plasma nutfah. Kawasan perlindungan plasma nutfah berupa kawasan perlindungan plasma nutfah perairan meliputi:
Kawasan Waduk Kedung Ombo;
Waduk Brambang;
Waduk Gebyar; dan
Waduk Ketro.
g) Kawasan Lindung Lainnya, meliputi :
Kawasan perlindungan plasma nutfah di daratan; dan
Kawasan perlindungan plasma nutfah di perairan.
2). Kawasan budidaya
a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, meliputi :
b) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 18.473 (delapan belas ribu empat ratus tujuh puluh tiga) hektar meliputi:
(1) Kawasan peruntukan tanaman pangan, meliputi :
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 2.364 (dua ribu tiga ratus enam puluh empat) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 3.465 (tiga ribu empat ratus enam puluh lima) Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 2.320 (dua ribu tiga ratus dua puluh) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 1.105 (seribu seratus lima) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.544 (seribu lima ratus empat puluh empat) Hektare.
Kawasan sawah bukan irigasi dengan luas kurang lebih 7.316 (tujuh ribu tiga ratus enam belas) Hektare meliputi :
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 2.351 (dua ribu tiga ratus lima puluh satu) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 894 (delapan ratus sembilan puluh empat) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 192 (seratus Sembilan puluh dua) Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 443 (empat ratus empat puluh tiga) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 645 (enam ratus empat puluh lima) Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh delapan) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 100 (seratus) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 2.133 (dua ribu seratus tiga puluh tiga) Hektare.
(2) Kawasan peruntukan hortikultura, meliputi :
Kawasan hortikultura dengan luas kurang lebih 9.329 (sembilan ribu tiga ratus dua puluh sembilan) Hektare meliputi :
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat) Hektare;
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 407 (empat ratus tujuh) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1019 (seribu sembilan belas) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 648 (enam ratus empat puluh delapan) Hektare;
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 441 (empat ratus empat puluh satu) Hektare;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 82 (delapan puluh dua) Hektare;
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 3.368 (tiga ribu tiga ratus enam puluh delapan) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 702 (tujuh ratus dua) Hektare;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat) Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 558 (lima ratus lima puluh delapan) Hektare;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare; dan
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.452 (seribu empat ratus lima puluh dua) Hektare.
(3) Kawasan peruntukan perkebunan, meliputi :
Kawasan perkebunan rakyat dengan luas kurang lebih 13.850 (tiga belas ribu delapan ratus lima puluh) Hektare meliputi:
Kecamatan Pemalang dengan luas kurang lebih 1.350 (seribu tiga ratus lima puluh) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas;
Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 650 (enam ratus lima puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa;
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 700 (tujuh ratus) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) Hektare dengan komoditas tebu, dan kelapa;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kopi;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, nilam, lada;
Kecamatan Warungpring dengan luas kurang lebih 300 (tiga ratus) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, kopi, dan nilam; Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 1.700 (seribu tujuh ratus)
Hektare dengan komoditas cengkeh, kopi, teh, dan tembakau;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 1.750 (seribu tujuh ratus lima puluh) Hektare dengan komoditas kelapa, cengkeh, kakao, kopi, nilam, glagah, dan teh;
Kecamatan Watukumpul dengan luas kurang lebih 1.700 (seribu tujuh ratus) Hektare dengan komoditas kelapa, cengkeh, kakao, kopi, nilam, dan glagah;
Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 800 (delapan ratus) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, cengkeh, dan kakao;
Kecamatan Taman dengan luas kurang lebih 700 (tujuh ratus) Hektare dengan komoditas tebu, kelapa, dan kapas; dan
Kecamatan Comal dengan luas kurang lebih 500 (lima ratus) Hektare dengan komoditas tebu dan kelapa.
Kawasan perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan dengan luas lahan kurang lebih 1.863 (seribu delapan ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi: Kecamatan Petarukan dengan luas kurang lebih 160 (seratus enam puluh)
Hektare;
Kecamatan Ulujami dengan luas kurang lebih 542 (lima ratus empat puluh dua) Hektare;
Kecamatan Randudongkal dengan luas kurang lebih 350 (tiga ratus lima puluh) Hektare;
Kecamatan Moga dengan luas kurang lebih 274 (dua ratus tujuh puluh empat) Hektare;
Kecamatan Belik dengan luas kurang lebih 82 (delapan puluh dua) Hektare;
Kecamatan Bodeh dengan luas kurang lebih 124 (seratus dua puluh empat) Hektare;
Kecamatan Ampelgading dengan luas kurang lebih 125 (seratus dua puluh lima) Hektare; dan
Kecamatan Pulosari dengan luas kurang lebih 206 (dua ratus enam) Hektare.
(4) Kawasan peruntukan Perikanan, meliputi :
kawasan peruntukan perikanan tangkap, meliputi :
kawasan penangkapan ikan skala kecil dengan area tangkapan antara 0 (nol) – 6 (enam) mil dari pantai;
kawasan penangkapan ikan skala menengah dengan area tangkapan antara 6 (enam) ‐12 (dua belas) mil dari garis pantai; dan
kawasan penangkapan ikan skala besar dengan area tangkapan lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai.
Rencana untuk mendukung peningkatan hasil perikanan, meliputi :
pengembangan dan peningkatan Pelabuhan Perikanan Pantai beserta Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Taman;
peningkatan sarana dan prasarana pendaratan kapal dan/atau perahu serta sarana dan prasarana TPI terdapat di :
1. Kelurahan Sugihwaras di Kecamatan Pemalang; dan
2. Desa Mojo, Desa Ketapang, Desa Tasikrejo di Kecamatan Ulujami.
kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak, meliputi :
Kecamatan Pemalang dengan luas sekitar 50 (lima puluh) Hektare; Kecamatan Taman dengan luas sekitar 55 (lima puluh lima) Hektare; Kecamatan Petarukan dengan luas sekitar 89 (delapan puluh sembilan)
Kecamatan Ulujami dengan luas sekitar 1.534 (seribu lima ratus tiga puluh empat) Hektare.
kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar, meliputi :
Kecamatan Belik, Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Moga, Kecamatan Bantarbolang, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Taman, Kecamatan Comal, Kecamatan Pemalang, Kecamatan Bodeh, Kecamatan Ulumaji, Kecamatan Belik, dan Kecamatan Watukumpul.
kawasan peruntukan pengolahan perikanan, meliputi :
Kecamatan Petarukan, Kecamatan Taman, Kecamatan Pemalang, dan Kecamatan Ulumaji.
d) Kawasan Peruntukan Pertambangan, meliputi : (1) Kawasan pertambangan mineral meliputi :
Kawasan pertambangan mineral non logam yang tersebar diseluruh daerah, meliputi :
pasir‐batu (sirtu) dan tanah urug, tanah liat, batu gamping, batu sabak, kaolin, tras, diorite, andesit; marmer, oker, dan kalsit.
Kawasan pertambangan mineral batuan, meliputi :
Pasir‐batu (Sirtu) dan tanah urug meliputi : Kecamatann Pemalang, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Bantarbolang, Kecamatan Bodeh, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Randudongkal, dan Kecamatan Watukupul.
Tanah liat meliputi : Kecamatan Randudongkal, Kecamatan Bantarbolang, Kecamatan Warungpring, Kecamatan Watukumpul, dan Kecamatan Belik. Batu gamping meliputi : Kecamatan Bantarbolang, dan Kecamatan Bodeh. Batu Sabak berada di Kecamatan Belik.
Kaolin meliputi : Kecamatan Warungpring, dan Kecamatan Watukumpul. Trass berada di Kecamatan Belik, dan Kecamatan Pulosari.
Diorit berada di Kecamatan Belik, dan Kecamatan Watukumpul.
Andesit berada di kecamatan Belik, Kecamatan Pulosari, dan Kecamatan Randudongkal.
Marmer berada di : Kecamatan Bantarbolang. Oker berada di : Kecamatan Warungpring. Kalsit berada di : KecamatanBantarbolang
(2) Kawasan pertambangan panas bumi berupa wilayah kerja tambang panas bumi, berada Gunung Slamet wilayah di Kecamatan Pulosari.
e) Kawasan Peruntukan Industri, meliputi :
(1) Rencana kawasan peruntukan industri di daerah dengan luas kurang lebih 664 (seratus dua puluh) hektar.
(3) Rencana kawasan peruntukan industri menengah berada di Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Ulumaji, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Belik, Kecamatan Randudongkal, dan Kecamatan Moga dengan jenis industri yaitu industri pengolahan hasil pertanian, industri batik, industri konveksi, industri kerajinan kreatif, industri makanan; dan Industri pertambangan.
(4) Kawasan peruntukan industri kecil dan/atau mikro berada di seluruh wilayah Kabupaten, dengan jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi : industri pengolahan hasil pertanian, industri konveksi, industri kerajinan kreatif, industri makanan, dan industri pertambangan rakyat.
f) Kawasan Peruntukan Pariwisata, meliputi :
(1) Kawasan atraksi wisata dan/atau destinasi pariwisata meliputi:
Kawasan atraksi wisata alam meliputi:
Kawasan Wisata Pantai Widuri di Kecamatan Pemalang; Kawasan Wisata Pantai Joko Tingkir di Kecamatan Petarukan; Kawasan Wisata Pantai Blendung di Kecamatan Ulujami;
Kawasan Wisata Goa Gunung Wangi di Kecamatan Bantarbolang; Kawasan Wisata Gunung Gajah di Kecamatan Randudongkal;
Kawasan Wisata Telaga Silating, sekitar Cagar Alam Curug Bengkawah, Bukit Mendelem, Curug Barong, dan Curug Lawang di Kecamatan Belik; Kawasan Wisata Wanawisata Cempaka Wulung sekitar Cagar Alam Moga,
Curug Sibedil, dan kolam renang di Kecamatan Moga;
Kawasan Wisata Telaga Rengganis dan Bukit Banowati di Kecamatan Watukumpul;
Jalur pendakian Gunung Slamet di Kecamatan Pulosari;
Kawasan pesisir, estuari dan hutan mangrove di Kecamatan Pemalang, Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, dan Kecamatan Ulujami; Sepanjang alur sungai tersebar di Daerah; dan
Kawasan pariwisata alam lainnya.
Kawasan atraksi wisata budaya meliputi: gelar prosesi hari jadi Kabupaten;
upacara tradisi menjamas pusaka peninggalan Syeh Pandanjati; baritan;
kerangkeng; sintren; jaran Kepang; kuntulan; dan
atraksi budaya lainnya.
Kawasan atraksi wisata buatan meliputi:
Kawasan Wisata Gardu Pandang Gunung Slamet; Taman wisata air Pantai Widuri;
Desa Wisata; dan
Kawasan pariwisata buatan lainnya tersebar di Daerah. g) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi :
(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi :
Kawasan Perkotaan Randudongkal;
Kawasan Perkotaan Belik. Kawasan Perkotaan Ulujami; Kawasan Perkotaan Petarukan; Kawasan Perkotaan
Ampelgading;
Kawasan Perkotaan Bantarbolang; Kawasan Perkotaan Bodeh; Kawasan Perkotaan Warungpring; Kawasan Perkotaan Moga; Kawasan Perkotaan Watukumpul;
dan
Kawasan Perkotaan Pulosari. (2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
mengikuti pola perkampungan. h) Kawasan Peruntukan Lainnya, terdidi atas :
(1) Kawasan peternakan terdiri atas :
kawasan peruntukan ternak besar, dan kawasan peruntukan ternak kecil, meliputi :
a. Kecamatan Pulosari; b. Kecamatan Belik; c. Kecamatan Watukumpul; d. Kecamatan Moga; e. Kecamatan Bantarbolang; f. Kecamatan Randudongkal;
kawasan peruntukan ternak unggas tersebar diseluruh kecamatan.
(2) Kawasan agropolitan merupakan upaya mengembangkan produk dan nilai tambah hasil pertanian secara komprehensif maka dikembangkan pembangunan pertanian yang berbasis kewilayahan. Wilayah yang dikembangkan sebagai kawasan agropolitan, meliputi :
a. Kecamatan Watukumpul; b. Kecamatan Belik;
c. Kecamatan Pulosari; d. Kecamatan Moga;
e. Kecamatan Warungpring; dan f. Kecamatan Randudongkal.
(3) Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan berupa :
Ruang terbuka hijau public dengan luas kurang lebih 4.563 (empat ribu lima ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi :
a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang; b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal; c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal; d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik.
j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring; k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga;
l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari.
Ruang terbuka hijau privat berada pada lahan privat.
(4) Kawasan pesisir dikembangkan melalui pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu, Pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu meliputi : Kecamatan Pemalang; Kecamatan Taman; Kecamatan Petarukan; dan Kecamatan Ulujami. (5) Kawasan pertahanan dan keamanan, berupa kawasan pertahanan dan keamanan
Kabupaten terdiri atas :
Kantor Tentara Nasional Indonesia meliputi :
1. kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Perkotaan Pemalang; 2. kantor Komando Rayon Militer (Koramil) di seluruh Kecamatan; dan 3. kantor satuan angkatan laut di Kecamatan Pemalang.
Kantor Kepolisian Republik Indonesia meliputi :
1. kantor Kepolisian Resor (Polres) di Perkotaan Pemalang; 2. kantor Kepolisian Sektor (Polsek) di seluruh Kecamatan; dan
3. kantor Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) di Kecamatan Pemalang.
Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan lebih lanjut dilakukan
berdasarkan peraturan perundang‐undangan.di seluruh wilayah Kabupaten.
Secara spasial rencana pola ruang Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pemalang.
Peta 5. 2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pemalang.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
V-19
TABEL V. 1
ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA UNTUK BIDANG CIPTA KARYA
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
KAWASAN LINDUNG (1) RTH kawasan perkotaan
Ruang terbuka hijau public dengan luas kurang lebih 4.563 (empat ribu lima ratus enam puluh tiga) Hektare meliputi :
a. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pemalang; b. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Comal; c. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Randudongkal; d. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Belik. e. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ulujami; f. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Petarukan; g. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Ampelgading; h. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bantarbolang; i. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Bodeh; j. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Warungpring; k. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Moga;
l. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan m. ruang terbuka hijau Kawasan Perkotaan Pulosari.
(2) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas :
a) Cagar alam meliputi :
Cagar Alam Vak 53 Comal di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 29 (dua puluh sembilan) Hektare;
Cagar Alam Bantarbolang di Desa Kebongede Kecamatan Bantarbolang dengan luas kurang lebih 25 (dua puluh lima) Hektare;
Situs Plawangan di Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang;
Batu Bajul Putih di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Tambakringin di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang;
Situs Sukmonunggal di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Sukmajati di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Sukmananggung di Desa Kecepit Kecamatan Randudongkal;
Situs Candi Lunggi di Desa Mandiraja Kecamatan Moga;
Punden Berundak di Desa Banyumudal Kecamatan Moga;
1). RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN TERDIRI ATAS :
a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:
pengembangan PKL berada di Perkotaan Pemalang, dan Perkotaan Comal;
pengembangan PKLp berada di Perkotaan Randudongkal, Perkotaan Belik, dan Perkotaan Moga;
pengembangan PPK meliputi : - Kawasan perkotaan Ulujami; - Kawasan perkotaan Ampelgading; - Kawasan perkotaan Petarukan; - Kawasan perkotaan Bantarbolang; - Kawasan perkotaan Bodeh; - Kawasan perkotaan Warungpring; - Kawasan perkotaan Watukumpul; dan - Kawasan perkotaan Pulosari;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
V-20
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
Gua Jepang di Desa Majalangu Kecamatan Watukumpul;
Kawasan Candi Batur di Desa Bulakan Kecamatan Belik;
Batursari di Desa Batursari Kecamatan Pulosari;
Simodin di Dukuh Kalilingseng Kecamatan Watukumpul; dan
Situs dan/atau bangunan lain yang akan ditetapkan kemudian.
KAWASAN BUDIDAYA
a) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi:
(1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi Kawasan Perkotaan Pemalang;
Kawasan Perkotaan Comal; Kawasan Perkotaan Randudongkal; Kawasan Perkotaan Belik. Kawasan Perkotaan Ulujami; Kawasan Perkotaan Petarukan; Kawasan Perkotaan Ampelgading; Kawasan Perkotaan Bantarbolang; Kawasan Perkotaan Bodeh; Kawasan Perkotaan Warungpring; Kawasan Perkotaan Moga;
Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan Kawasan Perkotaan Pulosari.
(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten mengikuti pola perkampungan
(c) Rencana sistem wilayah yang berupa SWP, meliputi :
SWP Pemalang memiliki fungsi meliputi pusat pemerintahan daerah, perdagangan dan jasa, pariwisata, pertanian lahan pangan, perikanan, dan industri dengan pusat
pengembangan Kawasan Perkotaan Pemalang meliputi : 1. Kecamatan Pemalang;
2. Kecamatan Taman; dan 3. Kecamatan Petarukan.
SWP Comal memiliki fungsi meliputi perdagangan dan jasa, pertanian lahan pangan, industi, dan perikanan dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Comal meliputi:
1. Kecamatan Ampelgading; 2. Kecamatan Comal;
3. Kecamatan Ulujami; dan
4. Kecamatan Bodeh.
SWP Randudongkal memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, kehutanan, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Randudongkal meliputi :
1. Kecamatan Randudongkal;
2. Kecamatan Bantarbolang; dan 3. Kecamatan Warungpring.
SWP Belik memiliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, agro industri, perdagangan dan jasa, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Belik meliputi:
1. Kecamatan Belik; dan 2. Kecamatan Watukumpul.
SWP Moga memliki fungsi meliputi pertanian hortikultural, pariwisata, agro industri, dan pengelolaan kawasan lindung dengan pusat pengembangan Kawasan Perkotaan Moga
meliputi :
1. Kecamatan Moga; dan 2. Kecamatan Pulosari.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
V-21
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
2). RENCANA PENGEMBANGAN AIR MINUM
(1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas :
Sistem jaringan perpipaan meliputi:
a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah (selanjutnya disingkat SR); dan
b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
Pengembangan prasarana jaringan perpipaan penambahan kapasitas dan revitalisasi SR meliputi :
1. Kawasan Perkotaan Pemalang; 2. Kawasan Perkotaan Pulosari; 3. Kawasan Perkotaan Moga; 4. Kawasan Perkotaan Belik; 5. Kawasan Perkotaan Randudongkal; 6. Kawasan Perkotaan Bantarbolang; 7. Kawasan Perkotaan Watukumpul; dan 8. Kawasan Perkotaan Warungpring.
pembangunan jaringan baru meliputi : 1. Kawasan Perkotaan Comal; 2. Kawasan Perkotaan Petarukan; 3. Kawasan Perkotaan Ampelgading; 4. Kawasan Perkotaan Ulujami; dan 5. Kawasan Perkotaan Bodeh.
penambahan kapasitas dan revitalisasi jaringan perdesaan di seluruh kecamatan.
Peningkatan kualitas air baku menjadi air minum berupa pembangunan reservoir dan prasarana kelengkapannya di seluruh kawasan perkotaan dan/atau lokasi lainnya di Daerah.
(2) Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan meliputi:
a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal;
b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan; dan
c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai
3). RENCANA PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN
Rencana sistem persampahan meliputi :
Rencana lokasi TPA sampah meliputi :
a. peningkatan TPA Sampah Pegongsoran di Kecamatan Pemalang;
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
V-22
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
c. pengelolaan sampah di lokasi TPA sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c diarahkan menggunakan pendekatan sanitary landfill.
4). RENCANA PENGEMBANGAN SANITASI
(1) Rencana sistem jaringan pengelolaan air limbah terdiri atas :
a. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah industri;
b. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan perkotaan; dan
c. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan perdesaan.
5). RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DRAINASE
Rencana pengembangan prasarana drainase meliputi :
a. pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Daerah khususnya pada kawasan permukiman padat dan kumuh dan kawasan sekitar pasar tradisional;
b. peningkatan saluran primer dan saluran sekunder meliputi :
1. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Pemalang; 2. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Petarukan; 3. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Ampelgading; 4. saluran primer dan saluran sekunder Kawasan Perkotaan Comal; 5. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan Ulujami; dan 6. saluran primer dan saluran sekunder di Kawasan Perkotaan lainnya.
INDIKASI PROGRAM POLA RUANG BIDANG CIPTA KARYA INDIKASI PROGRAM STRUKTUR RUANG BIDANG CIPTA KARYA
1. Pengembangan Permukiman
Indikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi :
Perwujudan kawasan permukiman perkotaan dilakukan melalui :
1. penyediaaan prasarana, sarana, dan utilitas permukiman perkotaan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan;
2. pembangunan dan pengembangan rumah susun;
3. pengembangan fasilitas ruang dan gedung bagi kegiatan/industri kreatif; 4. pengembangan ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas kawasan permukiman;
5. penataan kawasan permukiman baru sesuai standar teknis yang dipersyaratkan;
6. memfasilitasi perbaikan/rehabilitasi kawasan permukiman kumuh dan rumah tidak layak huni; dan
7. penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perkotaan.
Perwujudan kawasan permukiman perdesaan dilakukan melalui :
1. pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu dengan tempat
1. Sistem Penyediaan Air Minum
(1) Rencana sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal terdiri atas :
Sistem jaringan perpipaan meliputi:
a. pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum dan sambungan rumah (selanjutnya disingkat SR); dan
b. peningkatan kualitas air baku menjadi air minum.
(2) Sistem non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan meliputi:
a. penggalian atau pengeboran air tanah dangkal;
b. pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan; dan
c. pengolahan air payau pada wilayah sekitar pantai.
2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air Limbah, Persampahan, dan Drainase)
a. Prasarana Air Limbah
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kab Pemalang
V-23
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
usaha pertanian;
2. pengembangan struktur ruang perdesaan melalui pembentukan PPL dan pengembangan keterkaitan sosial ekonomi antara PPL dengan wilayah pelayanannya;
3. pengembangan ruang terbuka hijau permukiman perdesaan; dan 4. penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perdesaan..
(2) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan perkotaan, meliputi:
a. pemantapan instalasi pengolahan limbah tinja di sekitar TPA Pegongsoran; dan b. pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis masyarakat dan rumah tangga perkotaan.
(3) Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan perdesaan, meliputi:
a. peningkatan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan sederhana;
b. pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga perdesaan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna; dan
c. pemanfaatan hasil pengolahan limbah kotoran hewan bagi sumber energi alternatif dan pupuk organik.
b. Prasarana Persampahan
Pada rencana lokasi TPS dilakukan pengembangan TPST.
Rencana lokasi TPS diseluruh kawasan perkotaan.
Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga melalui pendekatan reduce, reuse, dan recycle (3 R).
c. Prasarana Drainase
. pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan‐kiri jalan meliputi : 1. ruas jalan provinsi Pemalang‐Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik; 2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐Bodeh dan ruas jalan provinsi lainnya; 3. ruas jalan kabupaten; dan
4. ruas jalan perdesaan dan/atau ruas jalan lingkungan.
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang
TABEL V. 2
IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN/KOTA (KSK) BERDASARKAN RTRW
Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota Sudut Kepentingan Lokasi/ Batas Kawasan
a. kawasan strategis sepanjang koridor jalan arteri primer pantai utara (pantura). b. kawasan strategis pusat
pelayanan baru di wilayah bagian tengah dan selatan. c. kawasan strategis agropolitan
Waliksarimadu.
d. Kawasan strategis perkotaan Bantarbolang dan Bodeh.
Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
a. kawasan strategis sepanjang koridor jalan arteri primer pantai utara (pantura) melalui Kecamatan Pemalang – Kecamatan Taman – Kecamatan Petarukan ‐ Kecamatan Ampelgading ‐ Kecamatan Comal – Kecamatan Ulujami.
b. kawasan strategis pusat pelayanan baru di wilayah bagian tengah dan selatan meliputi :
1. Kawasan Perkotaan Randudongkal; 2. Kawasan Perkotaan Belik; dan 3. Kawasan Perkotaan Moga.
c. kawasan strategis agropolitan Waliksarimadu meliputi :
1. Kecamatan Watukumpul; 2. Kecamatan Belik; 3. Kecamatan Pulosari; 4. Kecamatan Moga;
5. Kecamatan Warungpring; dan 6. Kecamatan Randudongkal.
d. Kawasan strategis perkotaan Bantarbolang dan Bodeh.
Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari.
a. Kawasan strategis bidang kawasan perbatasan Daerah yang aksesnya terbatas, yaitu Desa Gongseng Kecamatan Randudongkal dan Desa Tambi Kecamatan Watukumpul.
b. Kawasan Desa Gongseng dan Desa Tambi ditujukan untuk meningkatkan prasarana kawasan dalam rangka mengurangi dampak sosial ekonomi. a. Kawasan strategis bidang
c. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap
kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air; dan
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air, meliputi :
kawasan resapan mata air Telaga Gede di sekitar Desa Sikasur Kecamatan Belik; dan
kawasan resapan mata air Moga di sekitar Desa Banyumudal Kecamatan Moga.
c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, meliputi :
kawasan pelestarian mangrove dan tanah timbul di estuari Sungai Comal di Desa Mojo dan Desa Pesantren Kecamatan Ulujami;
kawasan pelestarian mangrove di Desa Kendalrejo Kecamatan Petarukan; dan
kawasan pelestarian mangrove di muara sungai Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang.
TABEL V. 3
IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN/KOTA TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
No Usulan Program Utama Lokasi
1 Perwujudan pengembangan kawasan permukiman perkotaan 2 Perwujudan pengembangan kawasan
permukiman perdesaan kawasan perkotaan dan perdesaan yang rawan kebutuhan air bersih
4 Pengembangan sistem sanitasi Kawasan
Perkotaan dan
Kecamatan Pemalang; dan pembangunan TPA Sampah di Kecamatan Randudongkal, di Kecamatan Belik dan kecamatan lainnya dengan sistem sanitary landfill;
Kecamatan
6 Peningkatan dan pengembangan TPS dan/atau TPST
7 Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga
8 pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan‐kiri jalan meliputi :
1. ruas jalan provinsi Pemalang‐ Bantarbolang‐Randudongkal‐Belik; 2. ruas jalan provinsi Bantarbolang‐
9 Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan‐kiri jalan pada ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupaten
Kabupaten 11 Prningkatan saluran sekunder berada di
Kawasan Perkotaan
Sumber: RTRW Kabupaten Pemalang
5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2016 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD. Beberapa substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 24 Tahun 2008, sebagai berikut :
5.2.1. Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016
Visi Kabupaten Pemalang Tahun 2011 – 2016 adalah:
“Kabupaten Pemalang yang Sehat, Cerdas, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia”
Dalam visi tersebut di atas terdapat empat gagasan pokok yang menjiwai seluruh gerak dan proses pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pemalang yaitu:
Pemalang yang SEHAT, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang dapat mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL) dan peningkatan usia harapan hidup (UHH).
Pemalang yang CERDAS, dimaksudkan bahwa pada tahun 2016 Kabupaten Pemalang akan menciptakan sumberdaya manusia yang memiliki kualitas dengan meningkatkan rata‐rata lama sekolah, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah, meningkatkan APK dan APM baik jenjang pendidikan dasar, maupun menengah.
Pemalang yang BERDAYA SAING, dimaksudkan bahwa Kabupaten Pemalang mampu meningkatkan investasi melalui peningkatan infrastruktur dan peningkatan investasi yang didukung oleh kondisi Pemalang yang aman dan tertib, serta aparatur yang bersih dan amanah. Selain itu terwujudnya penanggulangan kemiskinan dan kesetaraan gender.
Pemalang Yang BERAKHLAK MULIA, dimaksudkan bahwa masyarakat Pemalang yang santun, beragama dan menjunjung tinggi toleransi beragama.
5.2.2. Misi Kabupaten Pemalang Tahun 2011–2016
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan jaminan sosial.
2. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan berbasis kompetensi.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima, peningkatan investasi dan daya saing daerah.
4. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui perkuatan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian, perdagangan dan jasa serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
5. Meningkatkan prasarana‐sarana dasar dan ekonomi guna mengembangkan sinergi sentra‐sentra produksi di perdesaan.
6. Mengembangkan kehidupan beragama yang aman, damai, harmonis, toleran dan saling menghormati.
5.2.3. Strategi dan Arahan Kebijakan A. Strategi
Strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan pembangunan daerah dirinci setiap misi tujuan dan sasaran sebagai berikut:
1. Misi 1
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas yaitu :
1. Meningkatkan peran Desa dan Kelurahan Siaga dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Mendorong keswadayaan masyarakat dalam pelaksanaan survailance DBD, dan TB Paru dan penyakit menular lainnya serta Penyakit Tidak Menular (PTM).
3. Mengoptimalkan penyediaan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar (PKD, Puskesmas) dan rujukan yang memadai.
4. Mengoptimalkan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui pendidikan, pelatihan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan.
5. Meningkatkan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi dalam pemberdayaan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Misi 2
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial, yaitu :
1. Mengurangi kemiskinan melalui peningkatan perluasan kesempatan kerja, kelembagaan perekonomian desa/kelurahan dalam memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat desa/kelurahan, pengoptimalan bantuan langsung masyarakat kepada masyarakat desa/kelurahan, pelaksanaan transmigrasi dan pemantapan program pemberdayaan masyarakat dan mengefektifkan pelaksanaan program nasional dan Provinsi Jawa Tengah.
3. Meningkatkan fasilitasi penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas panti asuhan, kapasitas Potensi Sumber Kesejahteran Sosial (PSKS) dan kerjasama dengan swasta dan dunia usaha.
4. Meningkatkan peran dan prestasi pemuda melalui pelatihan kewirausahaan dikalangan pemuda, pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi kepemudaan, penyelenggaraan event‐event olah raga dan pemberian penghargaan/tali asih kepada atlet berprestasi, peningkatan kapasitas pembina olah raga/pelatih, fasilitasi pengadaan dan pengambangan sarana dan prasarana olah raga. 5. Meningkatkan pelayanan Keluarga Berencana melalui peningkatan prasarana dan
sarana pelayanan KB, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta peningkatan kapasitas PLKB.
3. Misi 3
Strategi untuk mencapai Tujuan Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan secara merata dan meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu:
1. Meningkatkan pemerataan sarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah.
2. Meningkatkan fasilitasi pendidikan non formal dan pendidikan kecakapan hidup. 3. Meningkatkan fasilitasi bantuan biaya operasional pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
4. Memberikan beasiswa bagi anak dari keluarga tidak mampu sampai jenjang pendidikan dasar.
5. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan.
4. Misi 4
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, melalui pelayanan prima sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance, yaitu:
1. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah melalui pendidikan lanjut, diklat dan bintek bagi segenap aparatur pemerintah.
2. Meningkatkan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD, kecamatan dan pemerintah desa/kelurahan agar kinerja pelayanan publik lebih baik.
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan melalui pengembangan monitoring, evaluasi dan pelaporan keuangan. 4. Menegakkan hukum terhadap praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan
penyalahgunaan wewenang.
5. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil melalui pelayanan dengan teknologi informasi (TI) dan peningkatan kesadaran masyarakat. 5. Misi 5
1. Meningkatkan iklim usaha dan pelayanan penanaman modal melalui optimalisasi pelayanan perijinan satu pintu, pemberian insentif dan penyederhanaan perijinan penanaman modal.
2. Mengoptimalkan kerjasama antar daerah dalam penyediaan saran dan prasarana pendukung investasi dan promosi penanaman modal.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung investasi pada wilayah strategis dan cepat tumbuh dengan melibatkan dunia usaha.
4. Meningkatkan kondusifitas daerah melalui penguatan kelembagaan keamanan lingkungan dalam masyarakat untuk peningkatan keamanan, ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan penanggulangan penyakit sosial masyarakat (Pekat), serta
5. Meningkatkan upaya pencegahan terhadap awal gangguan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat dengan memperkuat kelembagaan Perlindungan Masyarakat (Linmas), Rakyat Terlatih (Ratih) di tingkat desa/kelurahan dan kemitraan dengan Kepolisian.
6. Misi 6
Strategi untuk mencapai Tujuan Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yaitu:
1. Menurunkan luas lahan kritis melalui pengembangan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat dan pelibatan masyarakat di sekitar hutan dalam pemanfaatan kawasan hutan.
2. Menanggulangai kerusakan lingkungan, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan melalui penguatan kelompok masyarakat bekerjasama dengan pihak terkait.
7. Misi 7
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, UMKM, industri kecil dan menengah, yaitu:
1. Meningkatkan akses permodalan UMKM dengan mengoptimalkan potensi lembaga keuangan mikro di perdesaan, meningkatkan pemasaran dan perlindungan UMKM melalui berbagai even promosi dan pemasaran hasil UMKM, fasilitasi perijinan usaha dan peningkatan mutu produk.
2. Mengembangkan kelembagaan dan usaha perkoperasian melalui pengembangan usaha dan kemitraan usaha dengan koperasi/badan usaha dari lain daerah.
8. Misi 8
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas, mutu hasil pertanian, sumberdaya pertanian, pengembangan usaha pertanian kawasan terpadu, dan manajemen usaha serta pemasaran hasil pertanian, perkebunan dan peternakan. 2. Meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui peningkatan produksi perikanan
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan ketersediaan infrastuktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan melalui peningkatan kinerja jaringan transportasi yang berkelanjutan, pengembangan sistem informasi/data base jalan/jembatan yang integrasi dalam perencanaan pembangunan dengan memperhatikan tata ruang.
2. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi, saluran sungai, reservoir dan sumberdaya air lainnya.
3. Meningkatkan penyediaan infrastruktur pelayanan sampah, sanitasi dan penambahan jaringan air bersih.
4. Meningkatkan pemeliharaan infrastruktur di wilayah pedesaan melalui revitalisasi pasar dan sarana prasarana perekonomian lainnya.
10.Misi 10
Strategi untuk mencapai Tujuan Meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, yaitu: meningkatkan kerukunan antar umat beragama melalui dialog, penguatan kelompok dan kerjasama yang saling menghormati antar kelompok keagamaan yang satu dengan yang lainnya.
B. Arah Kebijakan
Berdasarkan misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta strategi yang ditempuh, maka arah kebijakan yang dituju secara lebih rinci adalah sebagai berikut.
1. Misi 1
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 1 (Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas), yaitu :
1. Pengembangan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga dalam penciptaan masyarakat yang sehat.
2. Peningkatan KIE bagi kader kesehatan desa/kelurahan tentang perilaku hidup sehat dan pencegahan penyakit menular serta Penyakit Tidak Menular.
3. Penyertaan Jamkesmas, dan Jamkesda serta Jampersal bagi penduduk miskin.
4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar (PKD dan Puskesmas) dan pelayanan rujukan (rumah sakit).
5. Penambahan jumlah tenaga kesehatan. ahli gizi dan kesehatan lingkungan di Puskesmas.
6. Peningkatan pendidikan, pelatihan dan bintek bagi tenaga kesehatan.
2. Misi 2
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 2 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, kesetaraan gender dan perlindungan sosial), yaitu:
1. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk program penanggulangan kemiskinan.
4. Peningkatan sarana perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas Potensi Sumber Kesejahteran Sosial.
5. Peningkatan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda dalam pengembangan usaha ekonomi produktif.
6. Peningkatan kualitas pelayanan KB dan kapasitas PLKB serta pengembangan kelembagaan KB di perdesaan.
3. Misi 3
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 3 (Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan secara merata dan meningkatkan kualitas pendidikan), yaitu:
1. Peningkatan rehabilitasi sarana pendidikan dan sarana penunjang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Peningkatan fasilitasi pengembangan pendidikan non formal dan keaksaraan fungsional.
3. Peningkatan fasilitasi bantuan operasional pendidikan pendidikan dasar dan menengah.
4. Peningkatan kompetensi tenaga pendidikan dan kependidikan.
5. Peningkatan pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi, siswa bagi keluarga kurang mampu dan difabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
4. Misi 4
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 4 (Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, melalui pelayanan prima sesuai dengan prinsip‐prinsip good governance) yaitu:
1. Peningkatan pendidikan lanjut, pelatihan dan bintek bagi aparatur pemerintah daerah dan aparatur pemerintah desa/kelurahan.
2. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD dan pemerintah desa.
3. Peningkatan pengawasan pelaksanaan program‐program pembangunan daerah. 4. Peningkatan penegakan hukum terhadap penyalahgunaan wewenang dan praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di lingkungan pemerintah daerah.
5. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
6. Peningkatan pelayanan informasi pembangunan daerah dengan teknologi informasi. 7. Peningkatan kerjasama dengan pihak ketiga, baik pemerintah, perguruan tinggi
maupun dunia usaha dalam peningkatan pelayanan publik.
5. Misi 5
Arah kebijakan untuk mencapai Tujuan 5 (Meningkatkan iklim investasi dan realisasi investasi daerah), yaitu:
1. Peningkatan evaluasi terhadap perda‐perda yang menghambat investasi.
2. Peningkatan kualitas pelayanan perijinan investasi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
3. Peningkatan promosi penanaman modal di tingkat nasional dan regional.