• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN

TENAGA KERJA

PROVINSI GORONTALO

TAHUN 2013-2017

Kerjasama :

Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi Gorontalo

(2)

PERENCANAAN

TENAGA KERJA

PROVINSI GORONTALO

TAHUN 2013-2017

Kerjasama :

Pusat Perencanaan Tenaga Kerja

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi Gorontalo

Tahun 2012 YA M AR U K K I T T I R T A A K M A A M

(3)

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013-2017 Diterbitkan oleh :

Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950 Telepon : 021-5270944

Fax : 021-5270944

(4)

iii KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA

Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang – undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik dalam lingkup kewilayahan (nasional, provinsi dan kabupaten/kota) maupun lingkup sektoral/ sub sektoral (sektoral/sub sektoral nasional, sektoral/sub sektoral provinsi, sektoral/sub sektoral kabupaten/kota), dijadikan acuan dan pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral Kabupaten/Kota. Sebagai pelaksanaan ke dua peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER. 16/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro.

Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah besarnya pengangguran terbuka, jumlah setengah penganggur yang sangat besar, serta masalah lain seperti rendahnya kualitas angkatan kerja, rendahnya produktivitas kerja, dan rendahnya kesejahteraan pekerja, sehingga bersifat multi dimensional antara berbagai faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan kebijakan yang komprehensif dan multi dimensi. Untuk itu maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja yang dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Gorontalo.

Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017, maka dasar pembangunan yang

berpihak pada penciptaan perluasan kesempatan kerja (pro job)

(5)

iv

masalah pengangguran, penciptaan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Namun demikian, mengingat permasalahan ketenagakerjaan merupakan permasalahan bersama, maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan

(stakeholder) yang ada di Provinsi Gorontalo. Untuk itu dalam

penyusunan kebijakan, strategi dan program pembangunan

ketenagakerjaan yang berkesinambungan maka pemerintah daerah harus berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Provinsi Gorontalo.

Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo atas tersusunnya buku Perencanaan Tenaga Kerja ini.

Jakarta, Juli 2012 Kepala

Pusat Perencanaan Tenaga Kerja,

SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP 19561118 197703 1 001

(6)

v

KATA PENGANTAR

KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO

Tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 merupakan hasil kerjasama antara Pusat Perencanaan Tenaga Kerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo. Proses penyusunannya dimulai dari pembinaan kepala Tim Penyusun, kemudian dilaksanakan penyusunan dan asistensi dari Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Setjen Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 ini memuat perkiraan penduduk usia kerja, angkatan kerja, kesempatan kerja sektoral serta kebijakan dalam perluasan kesempatan kerja. Angka-angka perkiraan dalam buku ini telah disesuaikan berdasarkan data dan informasi mutakhir, dengan menggunakan berbagai asumsi perkembangan ekonomi Provinsi Gorontalo dan perkiraan ketenagakerjaan, khususnya perkiraan penganggur terbuka.

Perencanaan yang dimuat dalam PTK Provinsi Gorontalo ini merupakan rencana indikatif yang digunakan untuk pengembangan ketenagakerjaan secara umum. Oleh karena itu, angka-angka yang dimuat dalam buku rencana tenaga kerja ini dapat dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan nyata yang terjadi.

Kami menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan dalam buku ini, yang diakibatkan berbagai keterbatasan yang ada. Untuk itu kami mengharapkan saran konstruktif dari penggunan dan pembaca serta seluruh pihak yang terkait guna penyempurnaan di masa yang akan datang. Selain itu kami menyampaikan terima kasih

(7)

vi

banyak kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan PTK Provinsi Gorontalo Tahun 2013–2017 ini.

Akhirnya kami mengharapkan kiranya Buku PTK Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 ini dapat kita gunakan sebagai acuan dalam pembangunan ketenagakerjaan.

Gorontalo, Juli 2012 Kepala Dinas,

Drs. H.M. Nadjamudin

(8)

vii

RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)

Penduduk Usia Kerja (PUK) Provinsi Gorontalo pada periode tahun 2009-2011 bertambah sebanyak 23.748 orang yakni dari 688.081 orang pada tahun 2009 menjadi 725.243 orang pada tahun 2011. Demikian juga dengan Angkatan Kerja (AK) terdapat penambahan sebanyak 17.714 orang pada periode tahun tersebut. Pada tahun 2009 jumlah AK sebanyak 447.313 orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebanyak 465.027 juta orang. Dari data tersebut, terdapat peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2009-2011 yakni dari yang sebesar 63,77 persen meningkat menjadi sebesar 64,12 persen.

Kualitas PUK dan AK di Provinsi Gorontalo pada tahun 2009-2011 masih didominasi yang berpendidikan rendah. Pada tahun 2009, PUK yang berpendidikan Maksimum SD sebanyak 428.307 orang (61,06%), berkurang menjadi sebanyak 427.133 orang (58,90%) pada tahun 2011. Untuk angkatan kerja, yang berpendidikan Maksimum SD pada tahun 2009 sebanyak 279.028 orang (62,38%), bertambah menjadi 282.848 orang (60,82%) pada tahun 2011. PUK maupun AK untuk yang berpendidikan SMTP mengalami penurunan, sedangkan untuk tingkat pendidikan di atasnya mengalami peningkatan. Pada periode 2009-2011 ini jumlah kenaikan PUK terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SMTA Umum sebanyak 10.984 orang yakni dari 82.531 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi sebanyak 93.515 orang pada tahun 2011. Sementara untuk angkatan kerja, Universitas penambahannya merupakan yang terbanyak yaitu bertambah 8.935 orang. Pada tahun 2009 jumlah AK yang berpendidikan Universitas sebanyak 16.599 orang meningkat menjadi sebanyak 25.534 orang pada tahun 2011.

Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Gorontalo pada periode 2009-2011 bertambah sebanyak 24.248 orang. Sektor pertanian masih merupakan penyerap tenaga kerja terbesar walau jumlah maupun proporsinya terus menurun yaitu sebanyak 172.130 orang (40,89%) pada tahun 2009 dan turun menjadi 159.123 orang (35,74%) pada tahun 2011. Sektor jasa dan perdagangan merupakan sektor-sektor penyerap tenaga kerja terbanyak selanjutnya setelah

(9)

viii

sektor pertanian. Sektor jasa menyerap tenaga kerja sebanyak 72.051 orang (17,12%) pada tahun 2009 meningkat menjadi 91.393 orang (20,53%) pada tahun 2011. Sektor perdagangan menyerap tenaga kerja sebanyak 69.315 orang (16,47%) pada tahun 2009 turun menjadi 65.851 orang (14,79%) pada tahun 2011. Pada tahun 2009, penduduk yang bekerja di sektor formal sebanyak 120.016 orang (28,51%), meningkat pada tahun 2011 menjadi 154.064 orang (34,60%). Pada tahun 2009-2011, jumlah yang setengah penganggur mengalami kenaikan sebanyak 30.920 orang yakni dari 106.825 orang pada tahun 2009 naik menjadi 137.745 orang pada tahun 2011. Sementara itu, jumlah penganggur mengalami penurunan sebanyak 6.534 orang dari 26.351 orang dengan Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) 5,89% pada tahun 2009 menurun menjadi 19.817 orang (TPT 4,26%) pada tahun 2011.

Berdasar hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 menunjukkan bahwa jumlah PUK dan AK pada periode tersebut diperkirakan bertambah berturut-turut sebanyak 53.357 orang dan 40.855 orang. Jumlah PUK pada tahun 2013 diperkirakan sebanyak 748.761 orang dan meningkat menjadi sebanyak 802.118 orang pada tahun 2017. Jumlah AK pada tahun 2013 diperkirakan sebanyak 483.146 orang, naik menjadi 524.001 orang pada tahun 2017. Secara kualitas, PUK dan AK pada periode 2013-2017 diperkirakan masih didominasi oleh yang

berpendidikan Maksimum SD, namun demikian dari segi

pertambahannya keduanya mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu turun sebanyak 18.130 orang untuk PUK dan turun 20.249 orang untuk AK. Dari tambahan jumlah PUK, tingkat pendidikan SMTP umum diperkirakan memiliki jumlah tambahan terbanyak yaitu diperkirakan bertambah sebanyak 22.945 orang sementara tambahan AK terbanyak adalah untuk SMTA Umum yaitu bertambah 25.359 orang.

Perekonomian Provinsi Gorontalo diperkirakan mampu tumbuh sebesar 7,64 persen pada tahun 2013 dan diharapkan semakin meningkat hingga mencapai 8,00 persen pada 2017. Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja, sehingga jumlah kesempatan kerja pada tahun 2013 diperkirakan akan bertambah menjadi sebanyak 460.212 orang dan pada tahun 2017 diperkirakan akan bertambah sebanyak 44.146 orang menjadi 504.358 orang. Peningkatan penciptaan kesempatan kerja ini juga berdampak positif terhadap

(10)

ix

penurunan tingkat dan jumlah pengangguran terbuka. Pada tahun 2013, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan naik menjadi 4,75 persen atau sebanyak 22.934 orang. Sedangkan pada tahun 2017, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) ditargetkan turun menjadi 3,75 persen atau sebanyak 19.642 orang.

Agar angkatan kerja yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal dan mempunyai kemampuan, maka diperlukan kebijakan, program dan strategi yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja. Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Kebijakan pendayagunaan tenaga kerja diantaranya di bidang pelatihan yang difokuskan pada dua jenis pelatihan, yaitu kewirausahaan untuk mengisi kesempatan kerja dengan status berusaha sendiri tanpa bantuan serta berusaha dengan dibantu dan pekerja/buruh/karyawan. Jumlah angkatan kerja yang perlu dilatih pada tahun 2017 dengan fokus kewirausahaan adalah sebanyak 6.531 orang dan untuk

karyawan/buruh/pekerja sebanyak 14.144 orang. Di bidang

penempatan tenaga kerja, diprioritaskan lima lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2013-2017 yakni sektor bangunan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor angkutan dan sektor jasa kemasyarakatan.

Kebijakan pemerataan kesempatan kerja meliputi kebijakan sektoral yang berisi berbagai kebijakan dari sembilan sektor dalam penciptaan kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Kebijakan perlindungan tenaga kerja meliputi bidang pengawasan dan hubungan industrial. Pada tahun 2017 ditargetkan jumlah perusahaan yang melapor sebanyak 2.150 perusahaan. Sementara jumlah pegawai pengawas pada tahun 2013 ditargetkan sebanyak 20 orang sebanyak 48 orang pada tahun 2017.

Di bidang hubungan industrial pada tahun 2013-2017 ditargetkan terdapat penambahan jumlah Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, dan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit. Untuk itu, jumlah tenaga Mediator pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 14 orang. Kebijakan kesejahteraan pekerja meliputi peningkatan kepesertaan jamsostek aktif baik perusahaan maupun tenaga kerja. Pada tahun 2017 ditargetkan jumlah perusahaan yang aktif menjadi peserta jamsostek sebanyak 1.028 perusahaan. Dan

(11)

x

untuk kepesertaan tenaga kerja aktif ditargetkan pada tahun 2017 berjumlah 12.298 orang. Demikian juga dengan tingkat upah

diharapkan setiap tahunnya meningkat disesuaikan dengan

kebutuhan hidup layak.

Strategi yang dilaksanakan dari kebijakan yang dibuat meliputi strategi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Strategi pendayagunaan tenaga kerja meliputi peningkatan kualitas angkatan kerja, peningkatan perekonomian makro. Strategi pemerataan kesempatan kerja ditempuh melalui pengembangan pasar kerja. Strategi perlindungan tenaga kerja dapat ditempuh melalui peningkatan pengawasan ketenagakerjaan dan strategi kesejahteraan pekerja ditempuh melalui pembangunan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja yang lebih baik dan meningkat.

Program yang dapat dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Program pendayagunaan tenaga

kerja yang dapat dilaksanakan diantaranya pengembangan

kompetensi kerja (pengembangan pola networking standarisasi dan

sertifikasi, pengembangan sistem standarisasi dan sertifikasi, pembinaan SDM dan penyesuaian standard kompetensi yang dinamis) dan pengembangan hukum bidang pembinaan pelatihan dan produktivitas. Program pemerataan kesempatan kerja yang dapat ditempuh adalah perluasan dan pengembangan kesempatan kerja serta pengembangan hukum bidang pembinaan penempatan tenaga kerja. Untuk program perlindungan tenaga kerja yang dapat ditempuh

diantaranya peningkatan kelembagaan hubungan industrial,

pengaturan hubungan kerja, pencegahan dan penyelesaian

perselisihan hubungan industrial dan pengembangan hukum bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan. Dan untuk program kesejahteraan pekerja langkah yang dapat ditempuh diantaranya perbaikan sistem pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan serta pengembangan hukum bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.

(12)

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA ... iii

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO………..………… v

RINGKASAN EKSEKUTIF………..……….….. vii

DAFTAR ISI………. xi

DAFTAR TABEL ……… xv

BAB. I PENDAHULUAN……….…… 1

1.1 Latar Belakang………..……. 1

1.2 Maksud dan Tujuan………..….. 3

1.3 Hasil Yang Diharapkan……….….. 3

1.4 Metodologi dan Sumber Data………..….. 4

1.4.1 Metodologi……….……… 4

1.4.2 Sumber Data……….……….. 5

1.5 Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi………. 5

1.6 Kerangka Isi………..….. 7

BAB. II KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO ……… 9

2.1 Kondisi Ekonomi……….……. 9

2.2 Penduduk Usia Kerja (PUK)………..…… 10

2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur……….…. 11

2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan……….……. 12

2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin.. 13

2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)………... 13

2.3.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur……….. 14

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan……….. 15

2.3.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin……….. 16

2.4 Angkatan Kerja (AK)………. 16 2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur….… 17

(13)

xii

2.4.2 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan. 18 2.4.3 Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin………. 20 2.5 Penduduk Yang Bekerja (PYB)……… 21

2.5.1 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha……… 21 2.5.2 Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan

Umur………. 22 2.5.3 Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat

Pendidikan………. 24 2.5.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis

Kelamin………... 25 2.5.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status

Pekerjaan Utama……… 26 2.5.6 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan…… 27 2.5.7 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja.. 28 2.6 Penganggur Terbuka (PT)……….…. 29

2.6.1 Penganggur Terbuka Menurut Golongan

Umur……….… 30 2.6.2 Penganggur Terbuka Menurut Tingkat

Pendidikan………..… 32 2.6.3 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin.. 33 2.7 Produktivitas Tenaga Kerja……… 35

BAB III PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN

TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO……….. 37 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja……… 37

3.1.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur……….. 37 3.1.2 Perkiraan Penduduk usia Kerja Menurut

Tingkat Pendidikan……… 38 3.1.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut

Jenis Kelamin……….. 39 3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja…………. 40

3.2.1 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur……….. 40 3.2.2 Perkiraan Tingkat Partisispasi Angkatan Kerja

Menurut Tingkat Pendidikan……… 41 3.2.3 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Menurut Jenis Kelamin……… 43 3.3 Perkiraan Angkatan Kerja……….. 43

3.3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur……….. 43

(14)

xiii

3.3.2 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan……… 44 3.3.3 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis

Kelamin……… 45

BAB. IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN

TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO………. 47 4.1 Perkiraan Ekonomi Tahun 2013-2017………. 48 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja……… 50

4.2.1 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut

Lapangan Usaha………. 51 4.2.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut

Golongan Umur……….. 52 4.2.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan………. 53 4.2.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis

Kelamin……….. 54 4.2.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status

Pekerjaan……….. 55 4.2.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut

Jabatan……… 57 4.2.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam

Kerja………. 58 4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja………. 59

BAB. IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN

TENAGA KERJA DI PROVINSI GORONTALO……… 61

5.1 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan

Umur………. 62 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat

Pendidikan……….. 64 5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis

Kelamin……… 66

BAB. VI ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI

GORONTALO………. 69

6.1 Kebijakan Pembangunan Ketenagakerjaan……… 70 6.1.1 Kebijakan Pendayagunaan Tenaga Kerja…….. 70 6.1.2 Kebijakan Pemerataan Kesempatan Kerja……. 82 6.1.3 Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja…………. 91 6.1.4 Kebijakan Kesejahteraan Pekerja……… 107 6.2 Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan……… 110

(15)

xiv

6.2.1 Strategi Pendayagunaan Tenaga Kerja……….. 110 6.2.2 Strategi Pemerataan Kesempatan Kerja……… 114 6.2.3 Strategi Perlindungan Tenaga Kerja……… 116 6.2.4 Strategi Kesejahteraan Pekerja……… 117 6.3 Program Pembangunan Ketenagakerjaan……….. 118

6.3.1 Program Peningkatan Kompetensi Tenaga

Kerja dan Produktivitas……… 118 6.3.2 Program Penempatan dan Perluasan

Kesempatan Kerja……… 119 6.3.3 Program Pengembangan Hubungan Industrial

dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja……….. 120 6.3.4 Program Perlindungan Tenaga Kerja dan

Pengembangan Sistem Pengawasan

Ketenagakerjaan……….. 131

BAB. IV PENUTUP...

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5. Tabel 2.6. Tabel 2.7. Tabel 2.8. Tabel 2.9. Tabel 2.10. Tabel 2.11. Tabel 2.12.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Gorontalo Tahun 2009-2011 (Persen)…… PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2011 (Juta Rupiah).. Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2009-2011……… Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2011……….. Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2011………. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2009-2011 (Persen)…………. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2011 (Persen)……. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2011 (Persen)……….. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2009-2011………. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2011……….. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2011………. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2011……….. 9 10 11 12 13 14 15 16 18 20 21 22

(17)

xvi Tabel 2.13. Tabel 2.14. Tabel 2.15. Tabel 2.16. Tabel 2.17. Tabel 2.18. Tabel 2.19 Tabel 2.20. Tabel 2.21. Tabel 2.22. Tabel 2.23. Tabel 2.24. Tabel 2.25. Tabel 3.1

Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Tahun 2009-2011……….. Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2011………. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2011………. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2009-2011……….. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan/ Jabatan Tahun 2009-2011……….. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Tahun 2009-2011……… Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2009-2011……… Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2009-2011 (Persen)………. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2011………. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2011 (Persen)……….. Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2011……….. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2011 (Persen)………. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja).. Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2013-2017………. 23 24 26 27 28 29 30 31 32 33 34 34 35 38

(18)

xvii Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5

Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2017……….……… Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017……… Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2013-2017 (Persen)………..……… Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2017 (Persen)……… Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017 (Persen). Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2013-2017……….. Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2017………. Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017……… Perkiraan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapanagan Usaha Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 (Rupiah)………. Perkiraan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (Persen)…….. Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017……… Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2013-2017……… Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2017……….. 39 40 41 42 43 44 45 45 49 50 51 53 54

(19)

xviii Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3. Tabel 5.4. Tabel 5.5. Tabel 5.6. Tabel 6.1. Tabel 6.2 Tabel 6.3

Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017……….. Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2013-2017……….. Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan Tahun 2013-2017……… Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Tahun 2013-2017……… Perkiraan produktivitas Tahun 2013-2017 (Juta Rp./Tenaga Kerja)………. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2013-2017……… Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2013-2017 (Persen)………… Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2017……….. Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013-2017 (Persen)…… Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017……… Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017 (Persen)………….. Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan SD s.d SMTA Umum Tahun 2013-2017……… Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan SMTA Kejuruan s.d Universitas Tahun 2013-2017………… Kapasitas Terpasang Lembaga Latihan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011………. 55 56 57 58 60 63 64 65 66 67 67 71 73 80

(20)

xix Tabel 6.4 Tabel 6.5 Tabel 6.6

Jumlah Perusahaan, Pengawas Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011………. Peraturan Perusahaan, PKB, Serikat Pekerja, Lembaga Bipartit, UMK, Mediator Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011……….. Upah Minimum Provinsi dan Kebutuhan Hidup Layak Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2011………..

93

103 109

(21)
(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab IV Pasal 7 dan 8 mengamanatkan bahwa dalam Pembangunan Ketenagakerjaan wajib menjadikan Perencanaan Tenaga Kerja sebagai acuan dan pedoman, demikian pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan Dan Penyusunan Serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja, menetapkan dan sekaligus mengamanatkan agar dilaksanakan berbagai aspek yang berkaitan dengan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah, mulai dari penyusunan, pelaksanaan hingga penyusunan laporan, monitoring, evaluasi dan pembinaan Perencanaan Tenaga Kerja.

Hal ini terkait karena masih kompleksnya permasalahan ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo, dimana berdasarkan data Sakernas Agustus 2011 tercatat jumlah penganggur di Provinsi Gorontalo sebanyak 19.817 orang atau terjadi penurunan sebesar 4,26 persen apabila dibandingkan dengan bulan Agustus 2010 yaitu sebanyak 23.573 orang atau sebesar 5,16 persen. Dengan demikian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo masih harus fokus pada upaya mendorong penciptaan kesempatan kerja sebanyak-banyaknya agar permasalahan ketenagakerjaan terutama penganggur semakin berkurang.

Jumlah angkatan kerja berdasarkan Sakernas Agustus 2011 sebanyak 465.027 orang atau bertambah 8.528 orang dibandingkan angkatan kerja Agustus 2010. Sementara itu kesempatan kerja yang tercipta juga bertambah cukup signifikan, yakni dari 432.926 orang pada Agustus 2010 meningkat menjadi 445.210 orang pada Agustus 2011 atau bertambah sebanyak 12.284 orang.

(23)

2

Secara kualitas, penduduk yang bekerja di Provinsi Gorontalo juga masih rendah. Ini terlihat dari data Sakernas Agustus 2011 yang menunjukan penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan maksimum SD masih cukup tinggi yaitu sebesar 275.785 orang atau sebesar 61,94 persen. Selain itu hanya 34,60 persen atau sebanyak 154.064 orang yang bekerja pada kegiatan formal dengan status pekerja/buruh/karyawan dan bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap dibayar, sementara sebanyak 291.146 orang (65,40 persen) bekerja pada kegiatan informal. Secara umum kondisi ini masih memprihatinkan karena berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya pekerja dan jaminan kelangsungan usaha.

Permasalahan ketenagakerjaan adalah masalah yang kompleks dan saling mempengaruhi sehingga perlu penyelesaian yang terpadu dan menyeluruh serta meliputi banyak pihak baik itu pemerintah daerah, swasta dan berbagai elemen masyarakat. Dalam konteks penciptaan lapangan kerja guna mengurangi pengangguran, semua sektor atau lapangan usaha berkewajiban untuk mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja, mengingat ketersediaan pekerjaan dan pendapatan bergantung dengan adanya aktivitas ekonomi yang meliputi banyak sektor pula. Sementara untuk adanya kegiatan yang menguntungkan secara ekonomi tersebut dibutuhkan kemampuan membaca peluang dari kebutuhan masyarakat dikaitkan dengan modal sumber daya yang ada, baik itu murni mengambil dari kemurahan bumi, hingga adanya proses pengolahan untuk menciptakan nilai tambah, dan untuk itu diperlukan modal baik modal uang, ketrampilan, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai serta yang terutama adalah adanya tenaga kerja yang kompeten dan berkualitas.

Pengembangan ekonomi menuntut peran yang besar terhadap seluruh pelaku dunia usaha, agar mau menciptakan inovasi-inovasi produk maupun inovasi pemasarannya. Kesemuanya itu membutuhkan arah dan kebijakan dalam perencanaan tenaga kerja sebagai langkah terobosan strategis, untuk melengkapi strategi pembangunan yang bersifat sektoral dan regional, yang kita jalankan selama ini. Pengembangan ketiga arah dan kebijakan tersebut diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan daerah Provinsi Gorontalo.

(24)

3

Dalam kebijakan ini, diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak terkait, karena faktor tenaga kerja merupakan faktor penting dalam kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu, dalam pembangunan ke depan perlu ditetapkan pengembangan berbasis sumber daya manusia. Untuk itu perlunya disusun Rencana Tenaga Kerja (RTK) Provinsi karena melalui RTK Provinsi dapat diperkirakan persediaan tenaga kerja yang ada dan kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang. Dengan demikian dapat dirumuskan berbagai kebijakan dan program, agar persediaan tenaga kerja ke depan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, begitu pula untuk mengembangkan pembangunan di berbagai sektor lapangan usaha diperlukan tenaga kerja seperti apa.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 ini adalah memberikan berbagai informasi ketenagakerjaan yang diperlukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan perumusan strategi, kebijakan dan program ketenagakerjaan.

Secara rinci tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 ini adalah :

a. Menggambarkan situasi ketenagakerjaan tahun 2009 – 2011.

b. Memperkirakan ketersediaan secara kuantitatif jumlah tenaga kerja dengan berbagai karakteristiknya pada tahun 2013-2017.

c. Memprediksi kebutuhan tenaga kerja tahun 2013-2017.

d. Memprediksi angka pengangguran yang dihitung berdasarkan perbedaan antara kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja pada periode yang sama.

e. Menyusun rekomendasi kebijakan dan program terkait masalah ketenagakerjaan daerah Provinsi Gorontalo.

1.3. Hasil Yang Diharapkan

PTK Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 ini menjadi sinyal bagi semua sektor dalam perumusan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan dan sebagai acuan bagi penyusunan perencanaan tenaga kerja daerah.

(25)

4

1.4. Metodologi dan Sumber Data 1.4.1. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Perencanaan

Tenaga Kerja Provinsi Gorontalo Tahun 2013 - 2017 ini adalah sebagai berikut :

a. Dalam memperkirakan persediaan tenaga kerja dan angkatan kerja mempergunakan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang diperkirakan dengan menggunakan formula regresi linier :

Y = a + bx

b. Perkiraan kebutuhan penduduk yang bekerja menggunakan Manpower Requirement Approach yaitu metode yang memperkirakan kebutuhan tenaga kerja atau kesempatan kerja dengan menggunakan pendekatan elastisitas dan regresi linier :

c. Elastisitas :

Rli Rli = {(Lin/Lio)i/n -1} x 100

Ei = ---

Ryi Ryi = {(Yin/Yio)i/n -1} x 100

dimana :

Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor-i

Rli = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor-i per tahun (%)

Ryi = Laju pertumbuhan ekonomi (PDB) sektor-i tahunan (%)

Li = Jumlah kesempatan kerja sektor-i Y = PDB sektor-i

n dan o = Masing-masing menunjukkan tahun n dan o Linear :

(26)

5

d. Dalam penyusunan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja tersebut data dasar yang dipergunakan adalah data ketenagakerjaan tahun 2009-2011.

1.4.2. Sumber Data

Data kependudukan dan statistik ketenagakerjaan yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari publikasi hasil survei yang telah dilakukan oleh BI, BPS, Bappeda dan BPS Provinsi Gorontalo, Instansi Sektoral di Lingkup Provinsi Gorontalo. Data tersebut antara lain: sakernas dan sensus serta data sekunder dari instansi sektoral.

1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi

 Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh seluruh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau keahliannya).

 Persediaan Tenaga Kerja

Persediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sudah siap untuk bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) yang dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.

 Penduduk Usia Kerja (PUK)

Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.

 Angkatan Kerja (AK)

Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun ke atas) yang selama seminggu sebelum pencacahan, bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja; dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.

 Bekerja

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu

(27)

6

memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu

 Penganggur Terbuka (PT) Penganggur Terbuka terdiri dari : a. Mereka yang mencari pekerjaan b. Mereka yang mempersiapkan usaha

c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan

d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

 Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)

Tingkat Penganggur Terbuka merupakan rasio jumlah Penganggur Terbuka terhadap jumlah Angkatan Kerja.

 Setengah Penganggur

Setengah Penganggur adalah kegiatan seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu.

 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja

 Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha

Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi di mana seseorang bekerja seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia(KLUI)/Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI).

 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun)

b. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.

(28)

7 1.6. Kerangka Isi

Penulisan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Gorontalo Tahun 2013-2017 ini dibagi dalam 7 (tujuh) bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO BAB III : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN TENAGA

KERJA PROVINSI GORONTALO

BAB IV : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO

BAB V : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA DI PROVINSI GORONTALO

BAB VI : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO

(29)
(30)

9

BAB II

KONDISI KETENAGAKERJAAN

PROVINSI GORONTALO

2.1 Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2011 adalah 0,05 persen lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2010 yaitu mencapai 7,68 persen. Angka ini lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 6,5 persen pada tahun 2011, selain itu juga lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonominya pada tahun 2009 sebesar 7,33 persen. Kenaikan kinerja perekonomian tersebut terutama pada sektor pertanian yang bertambah 2,07 persen dan juga naik pada sektor perdagangan (bertambah 1,90 persen) serta sektor listrik, gas dan air (bertambah 1,25 persen). Hal ini tercermin pada tabel Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo di bawah ini.

Tabel 2.1

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Gorontalo Tahun 2009 - 2011 (Persen)

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 1. Pertanian 2,83 4,10 6,17 2. Pertambangan 14,44 10,58 6,76 3. Industri Pengolahan 3,66 8,81 7,53 4. Listrik, Gas dan Air 6,51 7,81 9,06 5. Bangunan 14,51 11,69 9,57 6. Perdagangan 8,67 10,21 12,11 7. Angkutan 9,16 9,86 9,06 8. Keuangan 9,06 8,96 8,78 9. Jasa Kemasyarakatan 10,02 6,94 4,63 Jumlah 7,33 7,63 7,68 Sumber : BPS

(31)

10

Sementara itu pada tahun 2011 tersebut untuk keenam sektor lainnya lajunya mengalami perlambatan. Meskipun demikian, jika dilihat dari nominalnya kesembilan sektor tersebut tetap bertambah secara signifikan. PDRB sektor pertanian dan jasa kemasyarakatan adalah yang nilainya paling tinggi namun secara proporsi terlihat bahwa kedua sektor tersebut yang justru terus menurun, digantikan oleh sektor-sektor lainnya (kecuali sektor pertambangan yang fluktuatif dan sektor LGA yang proporsinya tetap yaitu pada proporsi terendah 0,57 persen). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel PDRB berdasarkan harga konstan baik nominal maupun proporsinya sebagai berikut :

Tabel 2.2

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Provinsi Gorontalo Tahun 2009 - 2011 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2009 2010 2011

Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%)

1. Pertanian 800.870 29,54 833.677 28,58 885.109 28,18

2. Pertambangan 29.976 1,11 33.146 1,14 35.388 1,13

3. Industri Pengolahan 209.079 7,71 227.493 7,80 244.617 7,79

4. Listrik, Gas dan Air 15.320 0,57 16.517 0,57 18.013 0,57

5. Bangunan 232.712 8,58 259.923 8,91 284.805 9,07 6. Perdagangan 373.894 13,79 412.087 14,12 462.003 14,71 7. Angkutan 282.499 10,42 310.364 10,64 338.495 10,78 8. Keuangan 234.615 8,66 255.633 8,76 278.070 8,85 9. Jasa Kemasyarakatan 531.773 19,62 568.652 19,49 594.957 18,94 Jumlah 2.710.738 100,00 2.917.491 100,00 3.141.458 100,00

Sumber : BPS, data diolah

2.2 Penduduk Usia Kerja (PUK)

Penduduk usia kerja tahun 2009-2011 mengalami pertumbuhan sebesar 1,68 persen, yaitu dengan jumlah pertambahan sebanyak 23.748 orang. Pada tahun 2010 bertambah sebanyak 7.186 orang, yakni dari 701.495 orang pada tahun 2009 menjadi 708.681 orang, atau dengan laju pertumbuhan 1,02 persen. Kemudian pada tahun 2011 lajunya mencapai 2,34 persen dengan pertambahan sebanyak 16.562, yaitu pada tahun 2011 jumlah PUK menjadi 725.243 orang. Perubahan ini adalah karena faktor

(32)

11

demografis seperti tingkat kelahiran, kematian dan migrasi penduduk baik masuk ataupun keluar. Pertambahan penduduk usia kerja dengan berbagai karakteristik seperti berdasar pada, golongan umur, tingkat pendidikan maupun jenis kelamin diuraikan sebagai berikut :

2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Tabel 2.3

Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011 Golongan

Umur

2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) 15-19 108.021 15,40 105.128 14,83 104.596 14,42 20-24 76.004 10,83 76.160 10,75 81.604 11,25 25-29 82.632 11,78 85.432 12,06 88.456 12,20 30-34 86.027 12,26 89.954 12,69 91.158 12,57 35-39 80.672 11,50 85.378 12,05 83.752 11,55 40-44 66.385 9,46 67.525 9,53 72.825 10,04 45-49 55.863 7,96 54.304 7,66 57.588 7,94 50-54 46.416 6,62 47.425 6,69 46.330 6,39 55-59 34.093 4,86 35.372 4,99 36.782 5,07 60+ 65.382 9,32 62.003 8,75 62.152 8,57 Jumlah 701.495 100,00 708.681 100,00 725.243 100,00

Sumber : BPS, data diolah

Penduduk usia kerja pada tahun 2009-2011 mengalami peningkatan di hampir seluruh golongan umur, dimana yang berkurang hanya pada golongan umur muda 15-19 tahun dan lansia (60+), serta sedikit berkurang pada golongan umur 50-54 tahun. Meskipun demikian, pada golongan umur muda jumlah maupun proporsinya masih yang tertinggi, yaitu di atas 14 persen. Selain itu golongan usia di atasnya yang tergolong usia produktif 20-44 tahun juga termasuk golongan umur yang proporsinya tinggi. Setelah itu pada golongan umur 45-59 proporsinya semakin menurun dan baru pada golongan di atas 60 tahun meningkat lagi. Peningkatan proporsi pada golongan umur itu, mengindikasikan adanya perbaikan atau peningkatan harapan hidup di Provinsi Gorontalo.

(33)

12

2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan pada tahun 2009-2011 sebagian besar masih didominasi yang berpendidikan maksimum sekolah dasar. Proporsi penduduk yang berpendidikan maksimum SD sebesar 61,06 persen pada tahun 2009, menurun menjadi sebesar 59,47 persen pada tahun 2010, dan menurun lagi menjadi 58,90 persen pada tahun 2011. Dengan masih sangat besarnya proporsi PUK yang berpendidikan maksimum SD ini menunjukkan tingkat kualitas penduduk usia kerja di Provinsi Gorontalo masih sangat rendah, sehingga perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dalam peningkatan kualitas pendidikan ini. Namun demikian, selain PUK maksimum SD, proporsi PUK tingkat pendidikan SMTP juga terus mengalami penurunan.

Tabel 2.4

Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Pendidikan 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) Maksimum SD 428.307 61,06 421.438 59,47 427.133 58,90 SLTP 126.214 17,99 125.412 17,70 125.386 17,29 SMTA Umum 82.531 11,77 92.893 13,11 93.515 12,89 SMTA Kejuruan 36.028 5,14 36.273 5,12 40.178 5,54 Diploma 11.080 1,58 12.420 1,75 12.555 1,73 Universitas 17.335 2,47 20.245 2,86 26.476 3,65 Jumlah 701.495 100,00 708.681 100,00 725.243 100,00

Sumber : BPS, data diolah

Penduduk usia kerja yang berpendidikan SMTA Umum dan Diploma proporsinya fluktuatif namun secara nominal terus mengalami peningkatan. Sedangkan yang menggembirakan adalah jumlah maupun proporsi PUK berpendidikan tinggi terus mengalami peningkatan. Demikian pula laju pertumbuhannya adalah yang tertinggi yaitu sebesar 23,58 persen pada periode 2009-2011 yaitu

(34)

13

terutama karena tingginya laju pertumbuhan tahun 2011 yang mencapai 30,78 persen.

2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin pada tahun 2009-2011 menunjukkan terjadi peningkatan di keduanya, dimana peningkatan jenis kelamin perempuan lebih besar daripada laki-laki, yaitu perempuan bertambah 15.174 orang dengan laju pertumbuhan 2,15 persen sedangkan laki-laki hanya bertambah 8.574 orang (1,21 persen). Selama periode 2009-2011 laju pertumbuhan tertinggi adalah pada tahun 2010-2011 dimana pada laki-laki sebesar 2,11 persen dan perempuan lajunya 2,56 persen. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5

Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Jenis Kelamin 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) Laki-laki 351.614 50,12 352.734 49,77 360.188 49,66 Perempuan 349.881 49,88 355.947 50,23 365.055 50,34 Jumlah 701.495 100,00 708.681 100,00 725.243 100,00 Sumber : BPS, data diolah

2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2009 sebesar 63,77 persen, pada tahun 2010 meningkat menjadi sebesar 64,42 persen dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 64,12 persen. Secara umum pada periode 2009-2011 ini TPAK terendah adalah TPAK golongan umur muda (15-19 tahun) yaitu berkisar 31,55 – 33,34 persen dan tertinggi adalah TPAK berpendidikan Universitas (di atas 94,03 persen). Dengan demikian didapat korelasi bahwa PUK usia sekolah yang masuk angkatan kerja semakin berkurang sebaliknya masyarakat berupaya mempertinggi tingkat pendidikannya sehingga dapat diharapkan memiliki ‘nilai jual’ yang relatif lebih tinggi.

(35)

14

2.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dari tahun 2009 - 2011 berdasarkan golongan umur pada umumnya mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hanya pada golongan umur 20-24 tahun yang terus mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari 62,83 persen turun menjadi 61,40 dan turun lagi menjadi 53,71 persen. Sedangkan yang mengalami peningkatan secara signifikan adalah golongan umur 40-44 tahun yaitu dari 75,98 persen meningkat menjadi 76,85 persen dan selanjutnya pada tahun 2011 sebesar 77,09 persen.

Tabel 2.6

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Gorontalo (Persen)

Golongan Umur 2009 2010 2011 15-19 33,21 31,55 33,34 20-24 62,83 61,40 53,71 25-29 72,55 73,98 72,10 30-34 75,04 75,03 76,41 35-39 73,65 77,69 76,74 40-44 75,98 76,85 77,09 45-49 77,38 77,50 76,38 50-54 75,78 74,34 77,68 55-59 66,88 68,62 63,92 60+ 43,01 41,98 46,66 Jumlah 63,77 64,42 64,12

Sumber : BPS, data diolah

TPAK yang tergolong rendah adalah pada golongan umur muda 15-19 tahun dan lansia (di atas 60 tahun). Hal ini adalah wajar mengingat golongan umur tersebut sebenarnya belum atau tidak termasuk golongan umur yang produktif, atau dalam kondisi masyarakat yang sudah mapan mereka belum atau sudah tidak wajib lagi aktif secara ekonomi bahkan seharusnya sudah mengundurkan

(36)

15

diri dari dunia kerja dan menikmati hasil kerjanya. Yang nilainya tidak terlalu besar berikutnya adalah golongan umur 20-24 tahun dan 55-59 tahun, sementara untuk golongan umur lainnya nilainya 72,10 ke atas.

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Diantara ketiga karakteristik tingkat partisipasi angkatan kerja maka kondisi TPAK menurut pendidikan sangat penting artinya dalam perencanaan tenaga kerja. Hal ini karena tingkat pendidikan menjadi indikator bagi kualitas tenaga kerja yang tersedia. Pada periode 2009-2011 di provinsi Gorontalo TPAK menurut pendidikan ini tergolong cukup baik, karena pada tingkat pendidikan tinggi mempunyai TPAK tertinggi yaitu berkisar dari 94,03 persen hingga 96,44 persen, berikutnya TPAK Diploma dari 88,87 persen hingga 91,97 persen dimana TPAK terendah pada kedua tingkat pendidikan tersebut terdapat pada tahun 2010 dan tertinggi pada tahun 2011.

Tabel 2.7

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Provinsi Gorontalo tahun 2009 – 2011 (Persen) Pendidikan 2009 2010 2011 SD 65,15 67,19 66,22 SMTP 50,17 49,91 47,84 SMTA Umum 62,78 60,57 62,24 SMTA Kejuruan 73,37 67,25 66,98 Diploma 91,34 88,87 91,97 Universitas 95,75 94,03 96,44 Jumlah 63,77 64,42 64,12

Sumber : BPS, data diolah

TPAK yang paling rendah dan terus mengalami penurunan adalah pada tingkat pendidikan SMTP yaitu dari 50,17 persen pada tahun 2009 turun menjadi 49,91 persen pada tahun 2010 kemudian menjadi 47,84 persen pada tahun 2011. Berikutnya adalah TPAK

(37)

16

SMTA umum dengan perkembangan yang fluktuatif yaitu dari 62,78 persen turun menjadi 60,57 persen dan naik menjadi 62,24 persen. Demikian pula untuk TPAK maksimum SD berlangsung fluktuatif, sementara untuk SMTA Kejuruan TPAK cenderung menurun, sebagaimana tergambar pada tabel 2.7.

2.3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Dari tabel 2.7 tergambar jelas bahwa di Provinsi Gorontalo TPAK laki-laki jauh di atas TPAK perempuan, namun TPAK laki-laki cenderung terus menurun sebaliknya TPAK perempuan cenderung terus mengalami peningkatan. Pada TPAK laki-laki lajunya mengalami penurunan sebesar minus 0,84 persen sedangkan TPAK perempuan lajunya mengalami penambahan sebesar 2,85 persen. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun di provinsi Gorontalo peran laki-laki masih cukup besar sebagai pencari nafkah keluarga namun pada tiga tahun terakhir tersebut peran perempuan untuk mencari pendapatan dan masuk angkatan kerja semakin besar dan terbuka.

Tabel 2.8

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Gorontalo tahun 2009 – 2011 (Persen) Jenis Kelamin 2009 2010 2011 Laki-laki 84,62 84,12 83,22 Perempuan 42,80 44,89 45,28 Jumlah 63,77 64,42 64,12 Sumber : BPS, data diolah

2.4 Angkatan Kerja (AK)

Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja berumur 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi, dalam pengertian bekerja atau berusaha mencari pekerjaan. Sebagaimana penduduk usia kerja, angkatan kerja dapat dilhat dari klasifikasi seperti golongan umur, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Selama periode 2009-2011, bertambah 17.714 dan lajunya sebesar 1,96 persen dengan perkembangan yang berlangsung

(38)

17

fluktuatif. Hal ini karena pada tahun 2010 bertambah sebanyak 9.186 orang dengan laju 2,05 persen namun pada tahun berikutnya pertambahannya sebanyak 8.528 orang dengan laju 1,87 persen. Dalam hal ini tidak seperti pada PUK yang perkembangannya pada umumnya berlangsung alamiah, pada angkatan kerja faktor yang mempengaruhi kondisinya lebih beragam, bisa karena naik turunnya tingkat kebutuhan, adanya kesempatan yang memungkinkan orang masuk atau justru keluar dari pasar kerja secara sukarela karena dirasa telah mapan dan lain sebagainya.

2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Angkatan kerja menurut golongan umur pada tahun 2009-2011 proporsi terbesarnya adalah pada golongan usia produktif antara 25-29 tahun sampai dengan golongan umur 40-44 tahun yaitu proporsinya mencapai 54,59 persen dari keseluruhan kelompok umur. Dari kelompok umur produktif ini proporsi terbesar adalah pada golongan umur 30-34 tahun, dimana pada golongan ini yang paling matang secara fisik maupun mental, atau pendidikan dan pengalamannya, serta yang paling besar pula kebutuhannya untuk masuk pasar kerja. Kelompok umur produktif ini juga cenderung mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sementara golongan umur yang lain cenderung menurun atau fluktuatif.

Pada tahun 2009-2011 ini laju penurunan terbesar adalah pada golongan umur 20-24 tahun yaitu dengan laju minus 4,19 persen, dimana pada tahun 2009 jumlahnya sebanyak 47.753 orang, kemudian pada tahun 2010 turun menjadi sebanyak 46.766 orang atau turun 2,07 persen dan pada tahun 2011 menjadi 43.833 orang atau turun 6,27 persen, dimana pengurangan tersebut diakibatkan banyaknya penduduk usia kerja dengan pendidikan SMTA yang melanjutkan ke Universitas, sehingga penduduk yang berusia 20-24 tahun semakin sedikit yang memasuki pasar kerja.

Pada golongan umur muda 15-19 tahun juga mengalami penurunan dengan laju minus 1,40 persen. Pada tahun 2009 angkatan kerja golongan umur 15-19 tahun ini sebanyak 35.872 orang, pada tahun 2010 menurun menjadi sebanyak 33.172 orang atau turun minus 7,53 persen, pada tahun 2011 sedikit naik menjadi sebanyak 34.872, kondisi tersebut menunjukkan adanya keberhasilan

(39)

18

penekanan pengurangan penduduk usia kerja untuk memasuki pasar kerja dan masih ditahan di bangku sekolah.

Proporsi terkecil terdapat pada golongan pensiunan atau 55-59 tahun yaitu dari 5,10 persen pada tahun 2009, naik menjadi 5,32 persen pada tahun 2010 dan turun menjadi 5,06 persen pada tahun 2011. Disusul oleh golongan lansia (di atas 60 tahun) yaitu berkisar dari 5,70 hingga 6,29 persen.

Tabel 2.9

Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011 Golongan

Umur

2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) 15-19 35.872 8,02 33.172 7,27 34.872 7,50 20-24 47.753 10,68 46.766 10,24 43.833 9,43 25-29 59.951 13,40 63.206 13,85 63.774 13,71 30-34 64.557 14,43 67.490 14,78 69.654 14,98 35-39 59.413 13,28 66.330 14,53 64.271 13,82 40-44 50.441 11,28 51.890 11,37 56.140 12,07 45-49 43.227 9,66 42.087 9,22 43.983 9,46 50-54 35.176 7,86 35.258 7,72 35.988 7,74 55-59 22.801 5,10 24.274 5,32 23.512 5,06 60+ 28.122 6,29 26.026 5,70 29.000 6,24 Jumlah 447.313 100,00 456.499 100,00 465.027 100,00

Sumber : BPS, data diolah

2.4.2. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Bila dilihat menurut pendidikan, pada tahun 2009-2011 angkatan kerjanya masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan maksimum sekolah dasar, namun perkembangan dari tahun 2009 sampai tahun 2011 angkatan kerja pendidikan maksimum SD tersebut berfluktuasi, dimana pada tahun 2009

(40)

19

terdapat sebanyak 279.028 orang dan pada tahun 2010 naik menjadi 283.177 orang atau naik 1,49 persen, kemudian pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi sebanyak 282.848 orang atau lajunya minus 0,12 persen. Sementara dari segi proporsinya terus mengalami penurunan yaitu dari 62,38 persen pada 2009 menjadi 62,03 dan 60,82 persen pada tahun-tahun berikutnya. Demikian juga untuk angkatan kerja berpendidikan SMTP yang proporsinya nomor dua terbesar namun jumlah maupun proporsinya pun terus mengalami penurunan. Dilihat dari pengurangan proporsi angkatan kerja berpendidikan sekolah dasar dan SMTP tersebut menggambarkan bahwa pemerintah berhasil melaksanakan program wajib belajar sembilan tahun, sehingga kedua tingkat pendidikan tersebut berkurang untuk memasuki lapangan kerja.

Pada angkatan kerja berpendidikan SMTA Umum setiap tahunnya mengalami kenaikkan, seperti pada tahun 2009 terdapat sebanyak 51.810 orang dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi sebanyak 56.267 orang atau meningkat sebesar 8,60 persen, serta pada tahun 2011 juga mengalami pertambahan menjadi 58.202 orang atau lajunya sebesar 3,44 persen.

Sementara dari sisi angkatan kerja berpendidkan SMTA Kejuruan terlihat adanya perkembangan yang fluktuatif, dimana pada tahun 2009 sebanyak 26.434 orang, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebanyak 24.392 orang atau sebesar minus 7,72 persen, serta pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi sebanyak 26.911 orang atau meningkat sebesar 10,33 persen. Dengan demikian angkatan kerja yang berpendidikan SMTA Kejuruan masih tergantung pada bagaimana pola pikir yang berkembang pada masyarakat walaupun pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional secara aktif meluncurkan program ‘SMK Bisa’.

Angkatan kerja pendidikan yang lebih tinggi yaitu Diploma dan Universitas terlihat selama tiga tahun kenaikkannya sangat signifikan, terutama terlihat pada tingkat pendidikan tinggi dimana laju pertambahannya pada tahun 2009-2010 sebesar 14,69 persen dan berikutnya pada tahun 2010-2011 mencapai 34,13 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(41)

20

Tabel 2.10

Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Pendidikan 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) Maksimum SD 279.028 62,38 283.177 62,03 282.848 60,82 SLTP 63.321 14,16 62.588 13,71 59.985 12,90 SMTA Umum 51.810 11,58 56.267 12,33 58.202 12,52 SMTA Kejuruan 26.434 5,91 24.392 5,34 26.911 5,79 D1 - D3 10.121 2,26 11.038 2,42 11.547 2,48 Universitas 16.599 3,71 19.037 4,17 25.534 5,49 Jumlah 447.313 100,00 456.499 100,00 465.027 100,00 Sumber : BPS, data diolah

2.4.3. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Komposisi angkatan kerja menurut jenis kelamin dilihat dari tahun 2009-2011 didominasi oleh angkatan kerja yang berjenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2009 angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki berjumlah 297.547 orang dan perempuan sebanyak 149.766 orang, pada tahun 2010 untuk angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki turun menjadi sebanyak 296.725 orang atau turun sebesar minus 0,28 persen, sebaliknya jumlah angkatan kerja perempuan meningkat menjadi sebanyak 159.774 orang atau lajunya sebesar 6,68 persen, selanjutnya pada tahun 2011 untuk angkatan kerja jenis kelamin laki-laki naik menjadi sebanyak 299.733 orang atau bertambah sebesar 1,01 persen, sedangkan angkatan kerja jenis kelamin perempuan terjadi peningkatan menjadi sebesar 165.294 orang atau bertambah 3,45 persen dari tahun sebelumnya.

Dilihat dari komposisi di atas tampak bahwa angkatan kerja perempuan setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal tersebut secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya tingkat pendidikan perempuan, perubahan gaya hidup keluarga yang sebelumnya banyak anak

(42)

21

sekarang menjadi lebih sedikit, sehingga dengan sedikitnya jumlah anak serta berkembangnya teknologi peralatan rumah tangga, ditambah kebutuhan yang dianggap semakin meningkat maka akan mendorong perempuan untuk masuk pasar kerja dan bersaing dengan laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut.

Tabel 2.11

Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Jenis Kelamin 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) Laki-laki 297.547 66,52 296.725 65,00 299.733 64,45 Perempuan 149.766 33,48 159.774 35,00 165.294 35,55 Jumlah 447.313 100,00 456.499 100,00 465.027 100,00 Sumber : BPS, data diolah

2.5. Penduduk yang Bekerja (PYB)

Penduduk yang bekerja selama tahun 2009-2011 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 2,84 persen, dan sebesar 2,84 persen pula pada masing-masing tahun , pada tahun 2010 penduduk yang bekerja mengalami pertambahan sebanyak 11.964 orang, yakni dari sebanyak 420.962 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi sebanyak 432.926 orang. Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja mengalami pertambahan sebanyak 12.284 orang sehingga menjadi 445.210 orang. Untuk mengetahui perkembangan penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan usaha selama tahun 2009-2011 dari berbagai karakteristiknya akan dijelaskan lebih rinci dibawah ini.

2.5.1. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Penduduk yang bekerja pada tahun 2009-2011 proporsinya masih didominasi oleh sektor pertanian walau dari tahun ke tahun cenderung terus menurun, yaitu 40,89 persen pada tahun 2009 menjadi 40,88 dan 35,74 persen dengan nominal yang fluktuatif

(43)

22

yaitu dari 172.130 orang menjadi 176.974 orang dan turun menjadi 159.123 orang pada tahun 2011. Berikutnya adalah penduduk yang bekerja sektor jasa kemasyarakatan dengan proporsi dan nominal yang terus meningkat. Sementara pada sektor perdagangan proporsinya cenderung terus menurun namun dari segi angkanya fluktuatif.

Dari segi laju pertambahan yang tertinggi adalah penduduk yang bekerja pada sektor pertambangan tahun 2011 yaitu sebesar 63,51 persen dari 9.186 orang menjadi 15.020 orang. Sedangkan laju penurunan terbesar adalah pada sektor listrik, gas dan air pada tahun yang sama yaitu sebesar minus 74,23 persen dari 679 orang menjadi 175 orang.

Tabel 2.12

Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) 1. Pertanian 172.130 40,89 176.974 40,88 159.123 35,74 2. Pertambangan 6.694 1,59 9.186 2,12 15.020 3,37 3. Industri Pengolahan 32.431 7,70 35.228 8,14 44.015 9,89 4. Listrik, Gas dan Air 554 0,13 679 0,16 175 0,04 5. Bangunan 28.360 6,74 20.296 4,69 28.642 6,43 6. Perdagangan 69.315 16,47 71.243 16,46 65.851 14,79 7. Angkutan 35.301 8,39 33.351 7,70 34.590 7,77 8. Keuangan 4.126 0,98 4.647 1,07 6.401 1,44 9. Jasa Kemasyarakatan 72.051 17,12 81.322 18,78 91.393 20,53 Jumlah 420.962 100,00 432.926 100,00 445.210 100,00 Sumber : BPS, data diolah

2.5.2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur

Penduduk yang bekerja menurut golongan umur tahun 2009-2011 yang proporsinya paling besar adalah pada golongan umur produktif 25 tahun hingga 44 tahun, dengan proporsi di atas 10

(44)

23

persen. Sebagaimana tampak pada tabel 2.12 di antara keempat tingkat golongan umur tersebut proporsi terbesar adalah pada golongan umur 30-34 tahun yaitu pada tahun 2009 proporsinya 14,60 persen meningkat menjadi 15,17 persen dengan pertambahan 4.232 orang dan kemudian pada tahun 2011 proporsinya menjadi 15,19 persen dengan pertambahan 1.960 orang sehingga jumlahnya menjadi 67.645 orang.

Tabel 2.13

Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Golongan Umur 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) 15-19 28.909 6,87 26.122 6,03 28.505 6,40 20-24 40.781 9,69 41.989 9,70 39.633 8,90 25-29 55.122 13,09 59.105 13,65 62.403 14,02 30-34 61.453 14,60 65.685 15,17 67.645 15,19 35-39 57.735 13,72 64.244 14,84 63.126 14,18 40-44 49.382 11,73 50.895 11,76 54.967 12,35 45-49 42.374 10,07 41.384 9,56 42.507 9,55 50-54 34.619 8,22 34.379 7,94 35.310 7,93 55-59 22.629 5,38 23.658 5,46 23.189 5,21 60+ 27.958 6,64 25.465 5,88 27.925 6,27 Jumlah 420.962 100,00 432.926 100,00 445.210 100,00 Sumber : BPS, data diolah

Pada periode 2009-2011 ini yang lajunya mengalami penurunan adalah pada golongan umur muda yaitu usia sekolah 15-19 tahun (minus 0,70 persen) dan golongan usia 20-24 tahun (lajunya minus 1,42 persen) serta lansia di atas 60 tahun (minus 0,06). Pada kedua golongan umur muda penurunan ini sejalan dengan naiknya mereka yang melanjutkan sekolah baik untuk tingkat menengah, diploma maupun perguruan tinggi sehingga akan berakibat peningkatan kualitas penduduk yang bekerja di provinsi Gorontalo. Sementara untuk penduduk lansia adalah wajar untuk terjadinya penurunan ketika mereka sudah tidak perlu lagi bekerja

(45)

24

pada usia tersebut baik karena telah tercukupinya dari tanggungan keluarga yang masih produktif maupun karena faktor tabungan mereka sendiri telah cukup untuk menikmati hari tua tanpa harus bekerja lagi.

2.5.3 Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan

Karakteristik menurut tingkat pendidikan ditamatkan merupakan gambaran kualitas penduduk yang bekerja. Di provinsi Gorontalo kualitas sumber daya manusia yang bekerja menurut pendidikan ditamatkan dari tahun 2009-2011 sebagian besar masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan maksimum Sekolah Dasar. Pada tahun 2009 penduduk yang bekerja dengan pendidikan maksimum SD sebanyak 271.321 orang, pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 275.532 orang atau tumbuh 1,55 persen, pada tahun 2011 naik menjadi sebanyak 275.785 orang atau mengalami pertumbuhan 0,09 persen, hanya saja secara proporsi terus mengalami penurunan yaitu dari 64,45 persen menjadi 63,64 persen dan pada 2011 turun lagi menjadi 61,94 persen.

Tabel 2.14

Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan Provinsi Gorontalo, Tahun 2009 - 2011

Pendidikan 2009 2010 2011 Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%) Maksimum SD 271.321 64,45 275.532 63,64 275.785 61,94 SLTP 60.012 14,26 57.889 13,37 55.282 12,42 SMTA Umum 44.867 10,66 50.120 11,58 53.851 12,10 SMTA Kejuruan 21.896 5,20 22.489 5,19 25.720 5,78 D1 - D3 8.261 1,96 9.719 2,24 10.604 2,38 Universitas 14.605 3,47 17.177 3,97 23.968 5,38 Jumlah 420.962 100,00 432.926 100,00 445.210 100,00 Sumber : BPS, data diolah

(46)

25

Sementara untuk tingkat SMTP jumlah maupun proporsinya terus menurun. Patut dicermati bahwa dari semua tingkatan pendidikan, kesemuanya mengalami pertambahan dengan laju pertumbuhan positif, kecuali pada tingkat pendidikan SMTP ini. Kondisi turunnya kedua tingkat pendidikan tersebut disebabkan adanya program pemerintah wajib belajar dua belas tahun, sehingga memperlambat tamatan pendidikan SD memasuki pasar kerja maka terjadi pergeseran ke tamatan SMTA atau pendidikan lebih tinggi untuk memasuki pasar kerja.

Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja dengan pendidikan Universitas mengalami pertumbuhan yang paling besar, yakni mencapai 39,54 persen, yakni dari sebanyak 17.177 orang pada tahun 2010 meningkat menjadi sebanyak 23.968 orang pada tahun 2011. Besarnya laju pertumbuhan penduduk yang bekerja dengan pendidikan Universitas ini menandakan semakin meningkatnya kualitas pekerja di Provinsi Gorontalo, sehingga diharapkan produktivitas Tenaga Kerja meningkat sehingga dapat berdampak pada kesejahteraan penduduk.

2.5.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin

Penduduk yang bekerja menurut jenis kelamin didominasi oleh jenis kelamin laki-laki. Namun dari tahun ke tahun proporsinya terus mengalami penurunan sedangkan untuk perempuan jumlah dan justru terus meningkat. Pada tahun 2009 penduduk bekerja dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 286.776 orang dan jenis kelamin perempuan sebanyak 134.186 orang. Pada tahun 2010 jumlah penduduk bekerja yang berjenis kelamin laki-laki turun menjadi 286.695 orang dengan laju minus 0,03 persen dan pada tahun 2011 naik dengan laju 1,97 persen. Sedangkan untuk perempuan, pada tahun 2010 dan 2011 bertambah dengan laju 8,98 persen dan 4,54 persen. Kenaikkan jumlah pekerja perempuan yang bekerja ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, semakin terbukanya lapangan pekerjaan bagi perempuan, semakin meningkatnya tingkat pendidikan perempuan serta adanya keleluasaan perempuan untuk berkiprah diluar rumah tangga untuk dapat menambah penghasilan didalam rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.14 di bawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara

Hal ini diperkuat oleh Saeroji (2013) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin, Fasilitas, dan Motivasi Belajar terhadap Kecepatan Mengetik Manual (Pada

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain pembelajaran virtual untuk meningkat- kan efektifitas pembelajaran pada madrasah negeri di Kota Parepare. Metode pengumpulan data

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot basah jamur tiram putih paling besar diperoleh pada perlakuan penggunaan TKKS umur 7 minggu dan dosis bekatul 4,5% yaitu 248,6

masyarakat untuk memperkaya, memperdalam, serta menjadi bahan apresiasi bagi pecinta karya sastra kakawin , dalam memahami struktur formal dan naratif serta bentuk resepsi Dharma

Kemukakan soalan tentang situasi yang tidak dibincangkan dalam Kod ini (atau yang mungkin timbul dalam interaksi anda dengan pelanggan, ahli pasukan, pembekal, atau pihakk

Segala puji hanya milik Allah Yang Maha Agung atas segala rahmat, kemudahan, dan pertolongan-Nya sehingga Tugas Akhir saya dengan Judul “Prosedur Pelaksanaan

Jika tidak sempat menurunkan asi dari freezer pada malam harinya, bisa gunakan cara alternatif lain, yaitu dengan cara mengaliri botol asi di bawah air keran