KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA USIA 25-60 TAHUN 1
Lina Listiana, 2Tri Yeni Purbosari 1
Bagian Kimia analitik, 2Laboratorium RS Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo E_mail: [email protected]
Abstrak
Kolesterol adalah zat yang sangat diperlukan tubuh dalam batas-batas tertentu untuk kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Kolesterol tersebut dalam tubuh berada dalam keseimbangan yang dinamis antara yang disintesis dan yang dimetabolisasikan. Kandungan kolesterol dalam darah dibawa oleh lipoprotein yang sebagian besar berupa LDL yaitu sekitar dua pertiga bagian sedangkan sisanya berada dalam ikatan HDL dan sedikit dalam VLDL dan kilomikron. Pada usia semakin tua, kolesterol total lebih tinggi kadarnya sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah, hal ini berarti peningkatan kolesterol total ditentukan oleh meningkatnya kolesterol LDL. Dalam waktu yang lama kemungkinan besar arteri mengkerut secara bertahap, namun efek dari kerusakan hanya menjadi jelas di usia pertengahan sampai tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara usia dengan kadar kolesterol total dalam darah. Penelitian berikut ini bersifat korelasional satu arah. Sampel yang digunakan yaitu pasien yang memeriksakan kadar kolesterolnya pada usia 25-60 tahun sebanyak 30 orang yang diambil secara random dari populasi sebanyak 89. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juli 2006 di Rumah Sakit Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo. Data dalam penelitian adalah data sekunder. Berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan program SPSS 10 didapatkan P < 0,05 dan r = + 0,614 serta persamaan regresi yang ada yaitu Y = 106,053 + 3,315 X, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kadar kolesterol total seseorang.
Kata Kunci : Usia, kadar kolesterol darah.
PENDAHULUAN
Kolesterol seringkali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan terkait tingginya kadar kolesterol dalam darah dan meningkatnya resiko penyakit jantung. Namun demikian, penting
untuk memperkenalkan bahwa
kolesterol juga mempunyai peran yang berguna (dan amat vital) untuk mempertahankan kesehatan fungsi tubuh kita. Gangguan metabolisme akibat kelebihan kolesterol bisa menyebabkan gangguan pada sistem transportasi darah baik secara langsung maupun tidak langsung (Poltekkes, 1989).
Menurut WP. Castelli Framing Hearth Study, sebuah proyek penelitian epidemiologi Amerika, Kolesterol merupakan unsur terpenting yang sangat mendasar pada proses pengapuran
pembuluh darah koroner dan
kemungkinan dihinggapi penyakit jantung koroner ternyata akan menurun secara proporsional 2% untuk setiap penurunan kolesterol 1% dari kadar semula. Casteli ingin agar masalah kolesterol ini diperhatikan setiap orang karena sifat dari kolesterol ini dapat menempel pada permukaan sebelah dalam dinding pembuluh koroner, yang mirip karat yang kian menebal dalam alur pipa besi yang sudah lama terbengkalai. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis.(Baraas,F, 1999).
Klinik Cooper pernah
melakukan penelitian mengenai kadar elemen-elemen lipid pada 2000 orang sehat di Dallas, terutama dalam hubungannya dengan jenjang usia. “Ternyata , pada usia semakin tua , kolesterol total lebih tinggi kadarnya sedangkan kolesterol HDL relatif tidak
berubah”. Kemudian penelitian ini dilanjutkan pada 589 orang wanita, menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti peningkatan kolesterol total ditentukann oleh meningkatnya kolesterol LDL. Makin tua seseorang aktifitas reseptor LDL mungkin makin berkurang. (Baraas,F, 1999)
Kolesterol harus dikontrol secara rutin, terutama apabila seseorang mulai menginjak dewasa, karena proses ateroklerosis sesungguhnya sudah mulai terjadi secara diam-diam sejak usia masih muda. Apabila kolesterol normal
pemeriksaan selanjutnya cukup
dilakukan setahun sekali. Tapi apabila kolesterol cukup tinggi, pemeriksaan harus dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk mengevaluasi semua upaya pengendalian yang dilakukan selama ini. Bila perlu pemeriksaan diulang setiap bulan, apabila kadar kolesterol sangat tinggi (Anderson, 1990).
Elemen-elemen lemak yang perlu diperiksa secara rutin ialah kolesterol total, trigliserida, HDL, LDL dan rasio kolesterol total / HDL.
Pemeriksaan Laboratorium untuk
elemen-elemen itu sebaiknya dilakukan setelah berpuasa minimal 12 jam supaya hasilnya lebih akurat dan tidak dipengaruhi oleh makanan yang baru dimakan. Kadar trigliserida dalam darah akan segera meningkat sehabis makan sedangkan kolesterol total tidak begitu berubah (Arnesen, 1989). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia dengan kadar kolesterol total, yang dilakukan di
rumah sakit Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat
korelasional satu arah, yaitu untuk
memperoleh gambaran tentang
hubungan kadar kolesterol dengan usia di Rumah Sakit Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo. Sumber data adalah data sekunder. Sebagai populasi adalah pasien yang memeriksakan kadar kolesterol total di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo pada usia 25 tahun sampai 60 tahun dengan jumlah populasi 89. Data diambil dari Bulan Mei sampai Juli 2006. Sedangkan
sampelnya adalah pasien. yang
memeriksakan kadar kolesterolnya pada bulan Mei sampai Juli dengan usia 25 tahun sampai 60 tahun yang diambil secara random (acak) yaitu 30 orang.
Lokasi pangambilan sampel dan
pemeriksaannya dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo. Variabel bebas penelitian ini adalah usia dan variabel terikat kadar kolesterol dalam darah. Data hasil penelitian berupa data sekunder yaitu kadar kolesterol total dalam darah dan data usia dengan cara melakukan observasi terhadap daftar rekamedik dari Rumah Sakit Bhayangkara Porong Kabupaten Sidoarjo. Uji regresi digunakan untuk mengetahui hubungan
kadar kolesterol total dengan
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian 30 sampel yang diperoleh dari data sekunder pada pasien yang memeriksakan kadar kolesterolnya di Rumah Sakit Bhayangkara Sidoarjo didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Kadar Kolesterol Total dengan Usia 25-60 tahun pada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006
NO Kode Sampel Usia (X) Kadar Kolesterol Total
(mg/dl) (Y) 1 A 28 166 2 B 30 187 3 C 40 263 4 D 38 371 5 E 40 263 6 F 29 200 7 G 30 194 8 H 26 173 9 I 32 206 10 J 39 252 11 K 50 300 12 L 29 202 13 M 60 235 14 N 40 227 15 O 41 217 16 P 46 339 17 Q 53 208 18 R 42 241 19 S 53 293 20 T 25 185 21 U 36 208 22 V 26 200 23 W 45 284 24 X 52 261 25 Y 47 296 26 Z 42 208 27 AB 28 152 28 DC 29 175 29 EF 30 217 30 GH 33 234 Σ (Jumlah) 1.139 6.957 x (Rata-rata) 37,97 231,90 Sd 9,61 51,92 P=0.00
Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kadar kolesterol total seseorang.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian terhadap 30 sampel, didapatkan hasil rata-rata kadar kolesterol total adalah sebesar 231,90 mg/dl dan hasil rata-rata umur adalah 37,97. Dari hasil penelitian dengan uji regresi korelasi didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara kadar kolesterol total dengan usia yang significant-nya (P=0.00).
Hal ini hal ini sesuai dengan pendapat Faisal baraas (1993) bahwa pada usia yang semakin tua, kolesterol total lebih tinggi kadarnya. Hal ini
menunjukkan bahwa usia dapat
mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Pada usia yang semakin tua kadar kolesterol totalnya relatif lebih tinggi dari pada kadar kolesterol total pada usia muda, hal ini dikarenakan makin tua seseorang aktifitas reseptor LDL mungkin makin berkurang. Sel reseptor ini berfungsi sebagai
hemostasis pengatur peredaran
kolesterol dalam darah dan banyak terdapat dalam hati,kelenjar gonad dan kelenjar adrenal. Apabila sel reseptor ini terganggu maka kolesterol akan meningkat dalam sirkulasi darah (Heslet,L, 1997)
Selain itu pada usia lanjut sering
ditemukan kelainan penyempitan
pembuluh darah jantung, hal ini erat
hubungannya dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada dinding dalam pembuluh darah, misalnya arteri yang kemungkinan besar mengkerut secara bertahap dalam waktu yang lama, namun efek dari kerusakan ini terlihat jelas dari usia pertengahan (25-40 tahun) sampai tua (40-60 tahun) Kerusakan pembuluh arteri ini dikarenakan adanya pengendapan lemak didalam pembuluh darah, ada yang terjadinya cepat tapi juga ada yang terjadinya lambat sehingga baru tampak pada usia lanjut (Povey, 2000). Jumlah lemak yang ada pada usia tua cenderang lebih banyak daripada usia muda. Jumlah lemak pada pria dewasa muda umumnya berkisar antara 15-20% dari berat badan total dan
20-25% pada wanita. Biasanya jumlah
lemak dalam tubuh cenderung
meningkat dengan bertambahnya usia. Dikalangan pria jumlah lemak kira-kira 12% dari berat badan total pada waktu usia sekolah, lalu kian meningkat dengan bertambahnya usia. Pada usia 40 tahun, jumlah lemak sudah berkisar 22% dan di usia 50 tahun rata-rata 24%. Pada wanita di usia sekolah jumlah lemak rata-rata 27%, lalu meningkat menjadi 32% pada usia 40 tahun dan 34% pada usia 50 tahun (Baraas,F, 1993) Pada usia semakin tua aktifitas fisik cenderung berkurang atau kurangnya olahraga, padahal untuk dapat mempertahankan kadar kolesterol normal pada wanita sedikitnya dibutuhkan 1500-1700 kalori lemak yang dibakar sehari, sementara pada pria dibutuhkan sampai 2000-2500 kalori lemak yang dibakar sehari. Dengan aktifitas fisik dan olahraga yang kurang dapat memungkinkan pada usia tua kolesterol yang ada tidak dapat mengalami proses metabolisme dan pembakaran yang sempurna, dalam hal ini kolesterol yang ada makin menumpuk dalam pembuluh darah (Baraas,F,1993). Kebiasan yang lain misalnya merokok disertai minum kopi, kebiasan ini sangat sering terjadi pada pria yang semakin tua walaupun hal ini dimulai semenjak muda namun efek dari semua itu baru tampak di usia yang
semakin senja. Rokok dapat
merendahkan kadar kolesterol HDL sekitar 4,5-6% akibatnya kadar kolesterol LDL semakin tinggi dan hal ini memberikan pengaruh pada kadar kolesterol total yang relatif semakin tinggi pula (Povey,2000). Pada wanita yang memasuki masa menopouse, kadar kolesterol dalam darah cenderung meningkat hal ini dikarenakan hormon estrogen sudah tidak terbentuk. Hormon estrogen ini diduga mempunyai efek protektif terhadap aterosklerosis yaitu dapat mengikat kolesterol dalam darah (Lohman, 1980).
Diet yang tidak terkendali juga merupakan faktor pendukung yang lain, hal ini karena pada usia yang semakin tua makanan yang mereka konsumsi
kurang dijaga sehingga sangat
memungkinkan kolesterol yang ada dalam makanan memiliki kadar yang sangat tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN
Terdapat hubungan antara usia dan kadar kolesterol total dalam darah
pada pasien di Rumah Sakit
Bhayangkara Porong. Dari 30 sampel didapatkan hasil rata-rata dengan umur 37,91 tahun mempunyai rata-rata kadar kolesterol total 231,90 mg/dl.
Bagi usia 25-60 tahun untuk memeriksakan kadar kolesterol totalnya dalam darah karena pada usia tersebut
sangat rentan terhadap proses
aterosklerosis, serta menghindari
faktor-faktor yang dapat memicu
aterosklerosis serta membiasakan diri berolahraga yang teratur.
KEPUSTAKAAN
Anderson KM, 1987. Cholesterol and Mortality, Jakarta: Jama
Andi Hakim, 1997. Pengetahuan Gizi Mutakhir dan Vitamin, Edisi pertama, Jakarta: PT Gramedia Arnesen E, 1990. Coffe and Serum
Cholesterol, Jakarta: BMJ Baron DN, 1990. Kapita Selekta
Patologi Klinik, Edisi 4, Jakarta: EGC
Brown MS, 1996. Receptor Mediated
Pathway for Cholesterol
Homeostatis, Jakarta: PT
Gramedia
Castelli WP,1985. Epidemiology Of
Coronary Heart Disease,
Jakarta: Medika
Faisal Baraas, 1985. Penyakit Jantung Koroner, Gangguan pada Aspek Hemodinamik, Jakarta: Medika Faisal Baraas, 1993. Upaya Menuju
Jantung Sehat Tentang
Kolesterol, Jakarta: Data
Jantung Indonesia
Koestadi, 1989. Kimia Klinik Teori Dan
Praktek Darah, Surabaya:
Bhakti Husada
Lars Heslet,1997. Kolesterol Yang Perlu Anda Ketahui, Jakarta: Kesaint Blanc