• Tidak ada hasil yang ditemukan

AISYA KEMALA 1. Universitas Islam 45 Bekasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AISYA KEMALA 1. Universitas Islam 45 Bekasi."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL LARI 60M PADA ATLET ATLETIK

PPLP (PUSAT PENDIDIKAN LATIHAN PELAJAR) DKI JAKARTA

AISYA KEMALA1 Universitas Islam “45” Bekasi

Aizya_24@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini menjelaskan hubungan antara Koordinasi Mata-Kaki, Daya ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Lari 60m Pada Atlet Atletik PPLP (Pusat Pendidikan Latihan Pelajar) DKI Jakarta. Sampel penelitian ini sejumlah 15 orang atlet sprinter puteri PPLP DKI Jakarta. instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu (1) koodinasi Mata-Kaki menggunakan tes Soccer Wall Volley (2) Daya Ledak otot tungkai menggunakan Tripple Hoop (3) Kekuatan Otot Lengan menggunakan Push and Pull Dynamo Meter (4) dan Hasil lari 60m diukur dengan kecepatan waktu. Analisis data menggunakan regresi sederhana dan korelasi, korelasi regresi ganda. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) dengan menggunakan korelasi ganda, Koordinasi Mata-Kaki, Daya ledak Otot Tungkai, dan Kekuatan Otot Lengan memiliki hubungan dengan hasil lari 60m (r=0,98) dengan persamaan regresi Ŷ = 10,860 - 0,42X1-0,218X2

-0,39X3 ketiga variabel ini memberikan kontribusi sebesar 98% terhadap

hasil lari 60m. (2) terdapat hubungan positif antara koordinasi mata-kaki terhadap lari 60m (r=0,99) dengan hasil regresi linear Ŷ = 10,669 – 1,58 X1. Daya Ledak Otot tungkai memberikan kontribusi sebesar (r=0,98) dengan hasil regresi Ŷ = 11,821 - 0.662 X2dan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi sebesar (r=0.98) dengan hasil regresi Ŷ = 10,139 - 0.93 X3.

Kata Kunci: Koordinasi Mata-Kaki, Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Lari 60m .

(2)

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa nomor sprint atau lari jarak pendek merupakan salah satu nomor pertandingan dalam cabang atletik yang paling bergengsi. Dikatakan bergengsi karena nomor ini paling banyak diminati masyarakat pada umumnya. Nomor sprint ini sendiri terdiri atas nomor lari 100m, 200m, 400m, 100m gawang untuk puteri dan 110m gawang untuk putera,serta 400m gawang ditambah nomor beregu putera dan puteri estafet 4x100m dan 4x400m.

Faktor kondisi fisik terdiri dari beberapa komponen seperti yang dikemukakan oleh sajoto yaitu kekuatan, daya tahan, daya ledak, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan dan reaksi2. Semua komponen fisik tersebut sama pentingnya untuk diberikan pada atlet karena saling berhubungan satu sama

2

M. Sajoto , Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga (Semarang:Dahara Prize, 1988), p.17

lain. Beberapa latihan seperti koordinasi mata-kaki, daya ledak otot tungkai dan kekuatan otot lengan sangat penting dimiliki oleh seorang pelari khususnya seorang sprinter

Lari Jarak Pendek atau Sprint

Gerakan keseluruhan dalam melakukan teknik gerakan lari terdapat tiga fase yaitu fase topang (Support Phase) yang dibagi menjadi fase topang depan dan satu fase dorong. Kemudian fase melayang (Flight Phase) yang dibagi lagi menjadi fase ayun depan dan satu fase pemulihan.dan terakhir kembali ke fase Topang (Support Phase). Beberapa tipe pengembangan kecepatan: a). Maksimal Speed yaitu Kemampuan yang dilakukan secepat mungkin yang melibatkan seluruh tubuh. b) Optimal Speed yaitu Mengkontrol kecepatan pada saat akan melompat, membuat lemparan atau kecepatan rata-rata untuk berapa pun jarak anda

(3)

berjalan atau berlari. c) Akselarasi

Speedyaitu Perubahan kecepatan rata-rata, semakin lama semakin cepat. d) Waktu Reaksi yaitu Waktu antara stimulus dan gerakan pertama atlet, termasuk reaksi mendengar letusanpistol saat melakukan start blok tetapi juga bagaimana cepatnya si atlet dalam merespon sesuatu didalam suatu pertandingan. e) Daya Tahan Kecepatan yaitu Kemampuan untuk melanjutkan kedua maksimal dan optimal speed dalam waktu yang cukup lama.

Koordinasi Mata-Kaki

Koordinasi dapat didefinisikan sebagai keharmonisan gerak sekelompok otot selama penampilan gerak tersebut menghasilkan sebuah keterampilan. Koordinasi mata kaki dipakai dalam gerakan start blok pada nomor sprint. Semakin baik koordinasi yang dimiliki maka akan semakin baik

gerakan saat start blok. Hal ini akan menguntungkan pelari untuk bisa berlari dengan cepat.

Daya Ledak Otot Tungkai

Daya ledak atau dapat juga disebut power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang terdapat

pada setiap orang, mengandung

perpaduan kemampuan kekuatan dan kecepatan yang dimiliki oleh otot seseorang, hal ini didasari oleh Sajoto yang mengatakan bahwadaya ledak atau power adalah suatu kemampuan yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan.3

Tes triple hoop akan

memberikan gambaran kaki mana yang lebih kuat ntuk dijadikan tumpuan dalam berlari. Tes tersebut merupakan alat ukur yang sering digunakan oleh pelatih untuk mengukur apakah atlet

3

M. Sajoto, Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik dalam Olahraga, (Semarang: Dahara Prize, 1995), p. 9

(4)

memiliki kemampuan daya ledak yang baik atau sebaliknya

Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan adalah daya pendorong maksimal yang dapat di lakukan oleh suatu otot atau kelompok otot dalam melakukan suatu kegiatan.4 Kekuatan merupakan tenaga maksimal yang di lakukan suatu otot atau sekelompok otot yang bekerja melawan beban tertentu5. Kekuatan otot lengan adalah komponen dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena kekuatan merupakan: (1) alat penggerak tubuh, (2) melindungi organ tubuh lain (3) mengoptimalkan fungsi persendian dan (4) membentuk postur seimbang.Hubungan antara Koordinasi Mata-Kaki, Daya ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Lari 60m Pada Atlet

4

pavo v. komi, strength and power in sport ( oxford : Blackweel scientific publications, 1992 ) , p. 5 .

5

Fok dan Mathews, The physiological Bases of physical Education and Atheketics( New York: Holt wb Saunders co., 1986 ), p. 135

Atletik PPLP (Pusat Pendidikan Latihan Pelajar) DKI Jakart Memiliki hubungan yang erat. Karena untuk seorang pelari untuk bisa berlari dengan cepat dan baik dibutukan koordinasi mata-kaki terutama saat melakukan teknik start blok. Semakin baik teknik start blok yang dimiliki maka akan mempercepat pelari untuk bisa berlari sprint. Begitu juga daya ledak otot tungkai, seorang pelari harus memiliki kaki yang kuat untuk menopang tubuh agar mampu berlari dengan cepat, sementara kekuatan otot lengan diperlukan untuk mengayuh lengan pada saat berlari. Lengan lah yang mengkontrol kecepatan kaki saat berlari,ayunan lengan juga berfungsi sebagai penyeimbang tubuh saat berlari. Semakin cepat ayunan lengan maka akan semakin cepat frekuensi langkah kaki saat berlari. Dari penjelasan diatas jelaslah terdapar hubungan antara

(5)

Koordinasi Mata-Kaki, Daya ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Lari 60m Pada Atlet Atletik PPLP (Pusat Pendidikan Latihan Pelajar) DKI Jakarta

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di GOR Ragunan dengan sampel atlet Atletik PPLP DKI Jakarta. Tahapan tahapan waktu penelitian sebagai berikut: (1) melakukan Ujicoba Instrumen (2) menganaliis data dan ujicoba instrumen, (3) melakukan penelitian dengan melakukan tes dan pengukuran terhadap ketiga variabel tersebut, yaitu koordinasi mata-kaki, Daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tangan terhadap peningkatan kecepatan hasil lari 60 meter Atlet PPLP (Pusat Pendidikan Latihan Pelajar) Atletik DKI Jakarta.

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dengan teknik korelasi.

Suatu penelitian untuk mengumpulkan data yang diperoleh dengan cara mengukur dan mancatat hasil dari pengukuran yang benar dari tes koordinasi mata-kaki, daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-kaki, daya ledak otot tungkai. Kekuatan otot lengan. Variabel terikatnya adalah hasil lari 60m.

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet atletik PPLP DKI Jakarta. Seluruh populasi sejumlah 26 orang, Sampel dalam penelitian ini adalah atlet atletik khusus nomor Sprintsejumlah 15 orang puteri. Mereka memilki kondisi fisik dan keterampilan yang berbeda beda

Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya, harus terlebih dahulu

(6)

diujicobakan guna mendapatkan

validitas dan reliabilitasnya. Untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas

instrumen tersebut harus diujicobakan kepada atlet yang memiliki karakteristik atau identik dengan populasi dan sampel penelitian.dari hasil ujicoba tersebut selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi yang dapat digunakan sebagai dasar penyempurnaan instrumen. Instrumen yang akan diujicobakan adalah hasil lari 60m sebagai variable terikatnya, instrumen koordinasi mata-kaki, daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tangan sebagai variable bebas

Untuk mendapatkan data yang akan diolah dalam penelitian ini, maka digunakan instrument berikut: (1) tes lari 60m, (2) tes koordinasi mata-kaki dengan menendang bola kearah tembok selama 20 detik, (3) daya ledak otot tungkai dengan menggunakan Tripple

Hoop (4) kekuatan otot lengan dengan menggunakan Push and Pull Dynamo Meter

Instrument Koordinasi Mata-Kaki Untuk mengetahui kemampuan koordinasi dengan menggunakan tes

Soccer wall volley 6 yaitu memantul bola kedinding selama 20 detik dengan Fasilitas dan Alat: 1) Lapangan berdinding2) Stop watch3) Bola sepak. Pelaksanaan: Koordinasi pengambilan datanya dengan mengukur kemampuan mengkoordinasi antara mata-kaki, dengan menggunakan soccer wall volley. Dimana testee melakukan tendangan bola ke dinding dengan sasaran dibuat pada dinding sepanjang 2.44 meter dengan tinggi 1.22 meter. Daerah pembatas untuk melakukan tendangan ditandai pada lantai dengan

6

Don R. Kirkendal, Josep J. Gruber, and Johnson Robert E., Measurement And Evaluation for Physical Educators (Iowa: Wm. C. Brown Comp. Pub., 1980), p. 247.

(7)

ukuran 3.65 meter x 4.23 meter di depan daerah sasaran, jarak menendang 1.83 meter. Tes dilakukan sebanyak 3 kali dengan masing-masing waktu selama 20 detik.Penilaian: Skor dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dari semua tendangan yang berhasil dilakukan.

Instrumen Daya Ledak otot Tungkai

Daya ledak otot tungkai pada penelitian ini adalah kemampuan testee dalam melakukan lompatan dengan optimal yang diperoleh dari hasil tes Tripple Hoop. Instrument daya ledak otot tungkai bertujuan untuk mengukur daya ledak otot tungkai atlet atletik PPLP DKI Jakarta berupa skor. Untuk mengetahui kemampuan Daya ledak otot tungkai dengan menggunakan tes Triple hoop yaitu melakukan gerakan melompat jingkring sebanyak tiga kali. Tes ini bertujuan untuk mengukur

kekuatan otot tungkai antara tungkai kaki kanan dan tungkai kaki kiri dan tes dilakukan sebanyak dua kali pengulangan dan diambil yang terbaik . Fasilitas dan Alat: 1) Lapangan rumput atau matras2) meteran3) kapur

Pelaksanaan:pengambilan datanya dengan mengukur hasil lompatan terjauh dengan acuan kaki terbelakang sebagai hasil lompatan. Dimana testee melakukan lompatan jingkring sebanyak tiga kali secara bergantian antara tungkai kaki kanan dan tungkai kaki kiri dan dilakukan sebanyak dua kali pengulangan.

Instrumen Kekuatan Otot Lengan Kekuatan otot lengan adalah skor kemampuan yang diperoleh seseorang dalam melakukan gerakan menarik dan mendorong alat yang bernama Push and Pull Dynamo Meter dengan satuan kilo gram.Validasi instrument kekuatan

(8)

otot lengan menggunakan alat Push dan Pull Dynamo Meter yang akan dikalibrasi di badan metrologi geofisika Jakarta.Fasilitas dan Alat: 1)Push dan Pull Dynamo Meter 2) Kertas 3) Pulpen

Instrumen Hasil Lari Sprint

Hasil lari sprint adalah suatu keterampilan membawa tubuh untuk mencapai garis finish dengan menggunakan frekuensi dan langkah kaki secepat- cepatnya dengan tenaga yang maksimal. Pada saat pemberi aba-aba starter memberikan tanda dengan mengangkat bendera maka stopwatch

dihidupkan. Ini untuk mengukur kecepatan lari sprint jarak 60 meter yaitu waktu tempuh pelari dari mulai

start sampai dengan garis finish. Pada saat anggota tubuh yaitu dada menyentuh garis finish maka stopwach

dimatikan

Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah: (1) untuk mengetahui hubungan antara X1 dan Y digunakan Regresi dengan korelasi sederhana (2) untuk mengetahui hubungan antara X2 dengan Y digunakan Regresi dan korelasi sederhana (3) untuk mengetahui hubungan antara X3 dengan Y digunakan Regeresi dan korelasi sederhana (4) untuk mengetahui hubungan antara X1X2,X3 dengan Y secara bersama sama degunakan regresi dan korelasi ganda

Regresi Sederhana: X1У X2 У X3 У X1, X2, X3 У Regresi Ganda: X1, X2, X3 У

(9)

Regresi Keseluruhan:

ŷ = a+bx1+cx2+dx3

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas serta pengujian linearitas sebagai prasyarat analisis regresi.

A. Hipotesis Statistik 1. H0= ρy1 = 0 H1= ρy1 >0 2. H0= ρy2 = 0 H1= ρy2>0 3. H0= ρy3 = 0 H1= ρy3>0 B. H0= R123 = 0 H1= R123>0

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan variabel bebas dan terikat yang diteliti, maka deskripsi data dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan variabel penelitian yang meliputi data: Keterampilan Lari 60M(Y)

sebagai variabel terikat dan Koordinasi Mata Kaki (X1), Daya Ledak Otot Tungkai (X2), serta Kekuatan Otot Lengan (X3) sebagai variabel bebas. Selanjutnya rangkuman data ketiga skor rata-rata masing-masing variabel tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1. Lari 60M (Y), Koordinasi Mata Kaki (X1), Daya Ledak Otot Tungkai (X2), Kekuatan Otot Lengan

(X3) X1 X2 X3 Y N 15 15 15 15 Mean 13,47 5,00 17,13 8,54 Median 13,00 5,05 17,00 8,51 Varians 11,41 0,66 32,84 0,29 Std. Deviasi 3,38 0,81 5,73 0,54 Range 11,00 2,61 17,00 1,72 Minimum 8,00 3,64 8,00 7,73 Maksimum 19,00 6,25 25,00 9,45 Keterangan:

X1 = Koordinasi Mata Kaki X2 = Daya Ledak Otot Tungkai X3 = Kekuatan Otot Lengan Y = Lari 60M

(10)

Tabel 2 hasil Perhitungan Korelasi X1, X2, X3 dengan Y Korelasi N R r2 f hitung sig ry1 2 3 15 0,997 0,993 531,678 0,000

Berdasarkan tabel 2. di atas menunjukkan fhitung 531,678 dengan signifikasi 0.,000 (dibawah 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Koordinasi Mata Kaki, Daya Ledak Otot Tungkai dan Kekuatan Otot Lengan secara bersama-sama dengan hasil Lari 60M.

Berdasarkan koefisien korelasi (ry1.23) tersebut di atas diperoleh koefisien determinasi 0,993 Hal ini berarti bahwa 99,3% variansi hasil Lari 60M dapat dijelaskan oleh variansi Koordinasi Mata Kaki, Daya Ledak Otot Tungkai, dan Kekuatan Otot Lengan secara bersama-sama.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:Terdapat hubungan yang positif antara Koordinasi Mata Kaki (X1) denganLari 60M (Y). Hal ini berarti makin baik Koordinasi Mata Kaki seseorang maka makin baik pula hasil Lari 60M. Sebaliknya makin rendah Koordinasi Mata Kaki makin rendah pula hasil Lari 60M.Terdapat hubungan antara Daya Ledak Otot Tungkai (X2) dengan Lari 60M(Y). Hal ini berarti makin baik Daya Ledak Otot Tungkai seseorang maka makin baik pula hasil Lari 60M. Sebaliknya makin rendah Daya Ledak Otot Tungkai makin rendah pula hasil Lari 60M.Terdapat hubungan antara Kekuatan Otot Lengan (X3) dengan Lari 60M (Y). Hal ini berarti makin baik Kekuatan Otot Lengan seseorang maka makin baik pula hasil Lari 60M. Sebaliknya makin rendah Kekuatan Otot Lengan makin rendah pula hasil Lari 60M.Terdapat hubungan secara bersama sama antara Koordinasi Mata Kaki (X1) dan Daya Ledak Otot Tungkai (X2) dengan Kekuatan Otot Lengan (X3), Lari 60M (Y). Hal ini berarti makin baik Koordinasi Mata Kaki, Daya Ledak Otot Tungkai.

(11)

dan Kekuatan Otot Lengan seseorang maka makin baik pula hasil Lari 60M. Sebaliknya makin rendah Koordinasi Mata Kaki, Daya Ledak Otot Tungkai dan Kekuatan Otot Lengan makin rendah pula hasil Lari 60M.

DAFTAR PUSTAKA

Philips D, Allen dan Hornack E, Measurement and evaluation in physical education (New York: Jhon Wiley & Sons, 1979)

Bob Davis, et al, (Ed.3rd) Physical Education and the study of sport (London: Mosby International, 1997)

Bompa. Theory and methodology of training (Dubuque, lowa: Kendal Hunt Publishing, 1999)

Dadang Masnun, Kinesiologi (Jakarta: IKIP, 1990)

Don R. Kirkendal, Joseph J. Gruber, dan Robert E Johnson , Measurement and Evaluation for physical Educator (IOWA: Wm.C. Brown Comp, Pub, 1980)

Fox dan Mathews, he Physiological Bases of Physical Education and Atheketics (New York: Holt Wb Saunders co, 1986)

Harold M Barrow dan Rosemary McGee, A Practical Approach to measurement in physical education (Philadelphis: Lea& Febiger, 1979)

Harsono, Coaching dan Aspek aspek psikologis dalam coaching (Jakarta: P2LPTK, 1988)

harsono, Ilmu Melatih, (Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat, 1986) Pavo v. komi, Strength and power in

sport (oxford: Blackweel Scientific Publications, 1992)

Robert N. Singer, Motor Learning and Human Performance (New York: MacMilland Pub Comp. Inc. 1980) Sajoto, M, Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga (Semarang: Dahara Prize, 1988)

Sajoto, M, Pembinaan dan Peningkatan kondisi fisik dalam olahraga, (Semarang: Dahara Prize, 1995)

Referensi

Dokumen terkait

Input untuk uji beda Paired-Samples T Test pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data yang memiliki parameter yang sama, yaitu yang memiliki satuan yang sama

Setelah memperoleh data yang telah tertransformasi, selanjutnya dilakukan proses pengembangan perangkat lunak visualisasi kemacetan kota Bandung untuk

selama kamu menamatkan semua skill diatas, hampir bisa dipastikan skill explore kamu akan tamat jika kamu mengikuti langkah langkah diatas dengan benar.. dan jika semua skill diatas

Mereka mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan;

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Endang Supriyadi maka dapat dianalisis oleh penulis bahwa menurut Endang Supriyadi terdakwa telah terbukti melakukan

Dalam sistem tarik, jadwal produksi yang detail untuk setiap operasi dihilangkan, dan keputusan segera mengenai jumlah dan waktu untuk prouksi ditentukan oleh pekerja

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah untuk memotivasi anak untuk menabung perlu dilakukan sejak usia dini, selain bermanfaat untuk anak bermanfaat juga

Perguruan Tinggi yang Prima dan Unggul (Bambang Hemanto), (6) Aktivitas Mahasiswa dalam Membaca Skripsi di Perpustakaan FISIP-UNS (Masriyatun), (7)