• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor : 507/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nomor : 507/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

halaman 1 dari 35

P U T U S A N

Nomor : 507/PDT/2017/PT.BDG.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

1. AMI RAHMIATI, BE. , Beralamat di Sabar No.7 Rt.02/08 Kerl.Pasteur Kec.Sukajadi Kota Bandung ;

2. RONI OKTAPIORI, Beralamat di Sabar No.7 Rt.02/08 Kerl.Pasteur Kec.Sukajadi Kota Bandung ;

Keduanya dalam hal ini diwakili oleh kuasanya : 1. RN. Setya Budi Nugroho, SH.,MH. ;

2. A. Fattchurochman, SH.MHum ; 3. Delismar Siregar, SH.,

Ketiganya Advokat & Pengacara dari Kantor Hukum Budi-Fathur & Partners berkedudukan di Kota Bandung, Jalan Pualam No.13, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 7 September 2017 dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 12 September 2017, Nomor : 90/Pdt.G/ 2017/ PN.Bdg ;

PARA PEMBANDING semula TERGUGAT I, II ;

L a w a n

Drs. SUBUR HERMANTO, MM. Pekerjaan Karyawan swasta, 60 tahun ,bertempat tinggal di Jl.Cikutra Baru Raya No.17 Bandung, dalam hal ini telah memberikan Kuasa kepada 1. DEDEN R AQUARIANDI, SH.MH. 2. RICHARD SITORUS, SH. 3. RUBBY EXTRADA YUDHA, SH.MH. Semuanya Advokat Pengacara dan Konsultan hukum beralamat dan berkantor pada Kantor Hukum DEDEN R AQUARIANDI & REKAN di Jl. Laswi No. 70 Kota Bandung berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 18 September 2017 dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 19 September 2017, Nomor : 90/PDT.G/2017/PN.BDG ;

(2)

halaman 2 dari 35

Pengadilan Tinggi tersebut;

Membaca, Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 8 Nopember 2017, Nomor. 507/PEN/PDT/2017/PT.BDG, tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Membaca, gugatan Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 23 Januari 2017 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Klas I A Khusus Bandung tanggal 23 Januari 2017 dibawah Register Nomor 90/Pdt.G/2017/PN.Bdg., telah mengajukan gugatan terhadap Tergugat dengan dalil-dalil gugatan sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat adalah pemilik sah sebidang tanah seluas 190 M2 (seratus sembilan puluh meter persegi) berikut bangunan/rumah diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, dengan batas-batas dan/atau tanda-tanda batas berupa tembok pagar dan tembok dinding bangunan (sesuai dengan PMNA/Ka BPN No. 3 tahun 1997), selanjutnya disebut objek sengketa;

2. Bahwa sebidang tanah berikut bangunan di atasnya tersebut Penggugat peroleh dengan cara membeli dari Tergugat I dan Tergugat II sesuai dengan Akta Pengikatan Perjanjian Jual Beli No 01 tanggal 12 September 2012 “PPJB”, Akta Kuasa untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Yanti Yulianti, S.H.,M.Kn., serta Akta Jual Beli No. 97/2013 tanggal 19 Maret 3013 yang diterbitkan oleh Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Erni Kencanawati, S.H, M.H. ;

3. Bahwa dalam pasal 2 PPJB tersebut pada pokoknya Penggugat dan Para Tergugat setuju dan mufakat bahwa harga jual beli hak atas tanah tersebut ditetapkan Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang mana akan dibayarkan oleh pihak Penggugat kepada pihak Tergugat dengan cara:

(3)

halaman 3 dari 35 - Tahap I (pertama) sebesar Rp. 410.000.000,- (empat ratus sepuluh juta rupiah), telah dibayar pada saat penandatangan PPJB, sebagaimana kwitansi tanda terima uang tertanggal 12 September 2012;

- Tahap II (Kedua) sebesar Rp. 590.000.000,- (limaratus sembilanpuluh juta rupiah), akan dibayarkan pada saat pelunasan yaitu tanggal 12 Maret 2013 dan telah dibayar pada tanggal 11 Maret 2013 sebagaimana kwitansi tanda terima uang tertanggal 11 maret 2013;

4. Bahwa dengan demikian Terguat I dan Tergugat II telah menerima uang sejumlah Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dari Penggugat yang berarti harga jual beli tanah dan bangunan yang berdiri diatasnya yang disepakati bersama sudah dibayar lunas oleh Penggugat sebagaimana surat pernyataan tanggal 17 Maret 2013 yang ditandatangani oleh tergugat I dan Tergugat II, sehingga hal tersebut menjadi alasan Penggugat membuat Akta Jual Beli No. 97/2013 tertanggal 19 Maret 3013 yang dibuat dihadapan PPAT di Bandung Erni Kencanawati, SH, MH.,;

5. Bahwa harga pembelian yang dibayar lunas oleh Penggugat atas objek perkara a quo sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sudah sangat sesuai dan pantas dengan nilai objek perkara a quo. Sehingga tidak ada alasan dari Tergugat untuk menyangkal pembelian yang dilakukan oleh Penggugat. Dan oleh karenanya sudah patut secara hukum Penggugat adalah Pembeli yang beritikad baik;

6. Bahwa setelah dilakukannya transaksi PPJB antara Penggugat dengan Tergugat tersebut, Tergugat memohon waktu untuk melaksanakan penyerahan atau pengosongan atas rumah dan tanah yang telah dijualnya tersebut selama 6 (enam) bulan lamanya yaitu tanggal 13 Maret 2013, sebagaimana surat pernyataan pengosongan rumah tertanggal 12 September 2012 yang disetujui oleh Tergugat II atas pernyataan tersebut Penggugat menyetujui dan terhadap rumah yang dimohonkan penyerahan dan pengosongannya oleh Tergugat I selama 6 (enam) bulan tersebut Penggugat tidak membebankan sewa;

7. Bahwa pada tanggal 11 Maret 2013 Penggugat melakukan pembayaran kepada tergugat atas pelunasan rumah tersebut, ternyata setelah menunggu 6 (enam) bulan lamanya dari 12 September 2012 sampai 13 Maret 2013 sebagaimana surat pernyataan pengosongan yang ditandatangani Tergugat

(4)

halaman 4 dari 35 sejak dilakukannya PPJB, Tergugat I dan Tergugat II tidak mau menyerahkan atau mengosongkan rumah tersebut kepada Penggugat;

8. Bahwa Penggugat kembali meminta kepada Tergugat I untuk menyerahkan dan mengosongkan rumah tersebut dan pada tanggal 16 Maret 2013, Tergugat I dengan persetujuan Tergugat II membuat surat pernyataan akan mengosongkan rumah tersebut pada tanggal 13 Mei 2013 dan ternyata Tergugat I dan Tergugat II tidak menepati janjinya/ingkar janji lagi;

9. Bahwa kemudian Tergugat I mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung pada tanggal 17 Mei 2013 dengan register perkara No. : 225/PDT/G/2013/PN.BDG., dimana Penggugat dalam perkara ini menjadi Tergugat. Penggugat menduga gugatan yang diajukan oleh Tergugat I hanya untuk menutupi perbuatan ingkar janji serta menunda Para Tergugat untuk menyerahkan objek sengketa kepada Penggugat.

Bahwa gugatan Tergugat I dengan register perkara No. : 225/PDT/G/2013/PN.BDG, telah mendapatkan putusan yang telah

berkekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewijsde) berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 247/PDT/2014/PT.BDG., yang diputus pada tanggal 8 Agustus 2014. Dan Majelis Hakim telah dengan bijaksana dan adil menjatuhkan putusan dengan pertimbangan yang didasari fakta-fakta hukum.

10. Bahwa adapun pertimbangan hukum dalam perkara No. 255/PDT/G/2013/ PN.BDG., pada halaman 17, yang telah dipertahankan serta diperkuat oleh Pengadilan Tinggi Bandung berdasarkan putusan perkara No. 247/PDT/2014/ PT.BDG., adalah pada pokoknya sebagai berikut :

Menimbang, bahwa dari rangkaian fakta hukum yang telah dipertimbangkan diatas, ternyata semua kesepakatan yang telah dibuat dan ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat telah dilaksanakan dan dijalani dengan baik sebagaimana mestinya (Pasal 1320 dan 1338 KUH Perdata) sehingga bukti P-3 (Akta Pengikatan Jual Beli) dan P-2 (Akta Kuasa Untuk Menjual) harus dipatuhi Penggugat dan Tergugat ;

Menimbang, bahwa tindakan Tergugat serta surat surat yang menyertainya berupa Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) No. 01 tanggal 12 September 2012 dan Surat Kuasa Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 yang dibuat dihadapan Yanti Yulianti, SH., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bandung serta pencatatan mutasi hak pada buku Sertipikat

(5)

halaman 5 dari 35

Hak Milik No. 320/ Kel. Pasteur ke atas nama Tergugat adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum yang telah terurai diatas ternyata baik pinjam meminjam uang/dana yang didalilkan oleh Penggugat dengan jaminan sertifikat a quo tidak dapat dilunaasi Penggugat, jual beli objek a quo dan pembayaran lunas yang telah disepakati sudah dilaksanakan Tergugat, sehingga objek jaminan yang telah beralih kepada Tergugat dengan cara pengalihan dengan dasar kuasa menjual, harus dinyatakan beralasan dan sah menurut hukum “.

Bahwa atas pertimbangan hukum majelis hakim dalam perkara No. 225/PDT.G/2013/PN.BDG, menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:

MENGADILI:

DALAM EKSEPSI

- Menolak eksepsi tergugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar RP. 691.000,- (enam ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) ;

11. Bahwa kemudian Penggugat menggunakan haknya, yaitu dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung pada tanggal 7 Juni 2013, dengan register perkara No. 263/PDT.G/2013/ PN. BDG.

Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung telah memutus gugatan Penggugat dengan register perkara No. 263/PDT.G/2013/ PN. BDG., pada tanggal 13 Februari 2014, yang mana amar putusan pada pokoknya “menerima eksepsi Para Tergugat”.

12. Bahwa putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung, dengan perkara No. 263/PDT.G/2013/ PN. BDG., didasari pertimbangan hukum pada halaman 16, yang pada pokoknya sebagai berikut :

“Menimbang, bahwa dalam perjanjian jual beli, apabila telah tercapai kesepakatan mengenai “harga dan barang yang dijual”, maka

(6)

halaman 6 dari 35

perjanjian itu sah dan mengikat para pihak, karenanya pihak pembeli wajib membayar harga barang yang dibelinya, dan sebaliknya pihak penjual wajib menyerahkan barang yang dijualnya kepada pihak pembeli.

Menimbang, bahwa pihak penjual tidak menyerahkan barang yang dijualnya kepada pihak pembeli, maka pihak pembeli dapat menuntut atau menggugat pihak penjual krena telah tidak memenuhi kewajibannya, yakni menyerahkan barang yang dijualnya.

Bahwa perbuatan pihak penjual yang tidak mau memenuhi kewajibannya menyerahkan barang yang telah dijualnya kepada pihak pembeli merupakan perbuatan ingkar janji atau wanprestasi.”

Bahwa atas pertimbangan hukum majelis hakim dalam perkara No. 263/PDT.G/2013/ PN. BDG, menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:

MENGADILI:

DALAM EKSEPSI

 Menerima eksepsi Para tergugat tersebut ; DALAM PROVISI

 Menyatakan gugatan provisi Penggugat tidak dapat diterima ;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara ini sejumlah Rp. 1.441.000,- (satu juta empat ratus empat puluh satu ribu rupiah) ;

Bahwa atas putusan tersebut Para Tergugat dalam perkara No. 263/PDT.G/2013/ PN. BDG, mengajukan upaya hukum pada Pengadilan Tinggi Bandung dengan register perkara No. 248/Pdt/2014/PT.Bdg., dan telah dijatuhkan putusan pada tanggal 15 Sepetember 2014, yang putusan pada pokoknya “Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 13 Februari 2014 Nomor 263/Pdt/G/2013/PN.Bdg, yang semula dimohonkan banding tersebut”.

Bahwa atas putusan Pengadilan Tinggi Bandung dengan perkara Nomor : 248/Pdt/2014/PT.Bdg., Para Tergugat melakukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung dengan register perkara Nomor : 268 K/PDT/2015. Yang kemudian dan telah mendapatkan putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), adapun putusan Mahkamah

(7)

halaman 7 dari 35 Agung perkara Nomor : 268 K/PDT/2015, didasari pertimbangan hukum sebagai berikut:

“Bahwa permohonan kasasi yang diajukan pemohon kasasi tidak dapat dibenarkan, karena judex facti sudah tepat dan benar/tidak salah dalam menerapkan hukum;

“Bahwa perkara a quo seharusnya diajukan dalam bentuk gugatan wanprestasi, bukan perbuatan melawan hukum (pasal 1365 KUHPerdata), yang lahir sebagai akibat perbuatan orang lain yang harus diganti kerugian atas kesalahannya;

“Bahwa oleh karena itu, eksepsi Tergugat I, II dalam perkara a quo dapat dibenarkan, bahwa selain itu alasan-alasan kasasi tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan degan adanya kesalahan penerapan hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30 Undang-undang no 14 tahun 1985 yang di ubah dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 jo Undang-undang Nomor 3 tahun 2009;

“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, lagi pula ternyata bahwa putusan judec facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi; Amy Rahmawati, BE., dan kawan tersebut harus ditolak;

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas mahkamah agung menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:

MENGADILI

1. Menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi: 1. Amy Rahmawati, BE., dan 2. Rony Oktaviori tersebut.,

(8)

halaman 8 dari 35

2. Menghukum pemohon kasasi / tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

13. Bahwa putusan Mahkamah Agung dengan perkara Nomor : 268 K/PDT/2015, merupakan putusan yang bersifat menguji putusan Pengadilan Negeri Kelas I A Bandung dengan perkara Nomor : 263/PDT.G/2013/ PN. BDG dan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung dengan perkara Nomor : 248/Pdt/2014/PT.Bdg.. Oleh karenanya menurut hukum putusan Mahkamah Agung dengan perkara Nomor : 268 K/PDT/2015, merupakan Yurisprudensi yang dapat digunakan untuk perkara yang sama ;

14. Bahwa Para Tergugat sebagai seorang yang berpendidikan tinggi harus menyadari secara hukum kesepakatan yang tertuang dalam Akta Pengikatan Perjanjian Jual Beli No 01 tanggal 12 September 2012 “PPJB”, Akta Kuasa untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Yanti Yulianti, S.H.,M.Kn., serta Akta Jual Beli No. 97/2013 tanggal 19 Maret 3013 yang diterbitkan oleh Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Erni Kencanawati, S.H, M.H., sudah memenuhi ketentuan yang di syaratkan oleh undang-undang, yaitu :

Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian adalah sebagai berikut :

“Untuk sahnya Kesepakatan diperlukan empat syarat : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan ; 3. Suatu hal tertentu ;

4. Suatu sebab yang halal”.

Bahwa, oleh karena itu sah menurut hukum mengikat atau menjadi undang-undang bagi yang membuatnya PPJB Nomor : 01, tanggal 2 September 2012, Akta Kuasa untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 serta Akta Jual Beli No. 97/2013 tanggal 19 Maret 3013, yang telah dibuat oleh pejabat yang berwenang dan ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat I, sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata, yang berbunyi :

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

(9)

halaman 9 dari 35

Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik”.

15. Bahwa pada tanggal 13 Mei 2013 Tergugat kembali tidak memenuhi untuk menyerahkan atau mengosongkan rumah tersebut, bahkan hingga saat gugatan ini diajukan ke Pengadilan, Para Tergugat tidak mau juga menyerahkan atau mengosongkan rumah tersebut kepada Penggugat, padahal jelas rumah tersebut telah menjadi milik Penggugat;

16. Bahwa, jual beli yang dilakukan oleh Penggugat dengan Para Tergugat secara hukum telah terjadi dan oleh karenanya sah secara hukum, sebagaimana dalam Pasal 1457, Pasal 1458 dan Pasal 1464 KUH Perdata

yang berbunyi :

Pasal 1457

Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan.

Pasal 1458

Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, segera setelah orang-orang itu mencapai kesepakatan tentang barang tersebut beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan harganya belum dibayar.

Pasal 1464

Jika pembelian dilakukan dengan pemberian uang panjar, maka salah satu pihak tak dapat membatalkan pembelian itu dengan menyuruh memiliki atau mengembalikan uang panjarnya.

17. Bahwa Perjanjian Jual Beli objek perkara a quo dituangkan dalam sebuah Akta yang dibuat oleh PPAT dan Notaris dan ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat I serta saksi-saksi yang ditunjuk dan disetujui oleh Penggugat dan Tergugat I, sehingga sudah tidak dapat disangkal oleh siapapun baik oleh Tergugat I dan Tergugat II bahkan Penggugat sekalipun atau pihak-pihak lainnya yang diluar perkara bahwa jual beli yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat I. oleh karenanya adalah sah secara hukum peralihan objek sengketa a quo dari Para Tergugat kepada Penggugat serta

(10)

halaman 10 dari 35 sah menurut hukum seharusnya Para Tergugat menyerahkan objek sengketa a quo kepada Penggugat, dikarenakan alasan-alasan yang disebutkan oleh Penggugat pada poin-poin sebelumnya diatas.

18. Bandingkan dengan putusan Mahkamah Agung No. 665 K/Sip/1979, tanggal 22 Juli 1980, yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut :

“Dengan telah terjadinya jual beli antara penjual dan pembeli yang diketahui oleh Kepala Kampung yang bersangkutan dan dihadiri oleh 2 (dua) orang saksi serta diterimanya harga pembelian oleh penjual, maka jual beli itu sudah sah menurut hukum sekalipun belum dilaksanakan dihadapan Pejabat Pembuat Akte Tanah” ;

19. Bahwa seperti yang didalilkan dalam posita diatas, maka kiranya Penggugat dapat dikualifikasikan sebagai pembeli yang beritikad baik, dan pembeli yang beritikad baik haruslah dilindungi secara hukum sebagaimana tertuang dalam putusan Mahkamah Agung No. 1230 K/Sip/1981, tanggal 29 Maret 1982,

yang pada pokoknya berbunyisebagai berikut:

“Pembeli yang beritikad baik harus mendapatkan perlindungan hukum”

20. Bahwa berdasarkan dalil-dalil Penggugat tersebut diatas maka telah jelas dan nyata menurut hukum Tergugat I dan Tergugat II tidak memenuhi apa yang telah diperjanjikan antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II atau dengan kata lain Tergugat I dan Tergugat II telah ingkar janji/wanprestasi terhadap Penggugat

21. Bahwa objek perkara a quo yang sampai saat ini dikuasai Tergugat I dan Tergugat II telah dialihkan dengan cara disewakan kepada pihak lain, dengan nilai sewa setiap bulannya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);

22. Bahwa maksud dan tujuan dari Penggugat membeli obyek perkara a quo adalah untuk disewakan atau dikontrakan atau di buat kost-kostan;

23. Bahwa perbuatan ingkar janji Para Tergugat yang tidak mau menyerahkan dan mengosongkan barang yang telah dijualnya kepada Penggugat yaitu berupa sebidang tanah berikut bangunan diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, mengakibatkan Penggugat tidak dapat menempati rumah tersebut sejak bulan

(11)

halaman 11 dari 35 Maret 2013 sampai dengan gugatan ini diajukan. Dan Para Tergugat telah menyewakan kepada pihak lain, yang harga sewanya adalah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap bulannya, maka kerugian yang Penggugat alami adalah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap bulannya terhitung sejak bulan Maret 2013 sampai dengan keputusan perkara ini telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap dengan secara tunai dan seketika;

24. Bahwa dikarenakan Penggugat telah memilki rumah tersebut secara sah dan berdasarkan hukum, oleh karenanya sudah sewajarnya agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memerintahkan dan menghukum Tergugat atau siapapun yang mendapat hak dari Tergugat untuk mengosongkan dan menyerahkan objek sengketa atas rumah dan tanah yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No. 320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, untuk diserahkan kepada Penggugat dalam keadaaan aman sejak putusan ini dibacakan atau diucapkan;

25. Bahwa agar gugatan Penggugat ini tidak sisa-sia dan Penggugat khawatir ada upaya dari Tergugat untuk mengalihkan atau menyewakan rumah dan tanah tersebut pada pihak lain, untuk itu Penggugat mohon agar dapat diletakan sita jaminan terhadap objek sengketa yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010;

26. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat ini didasari oleh alat bukti yang authentik menurut hukum, dan guna menghindari kerugian yang lebih banyak lagi yang akan dialami oleh Penggugat, sebagai akibat Tergugat tidak mau mengosongkan atau menyerahkan objek sengketa, maka cukup alasan bagi majelis hakim untuk menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu/serta merta meskipun ada upaya verzet, banding, kasasi ataupun upaya hukum lainnya;

27. Bahwa oleh karena tergugat sebagai pihak yang bersalah, maka segala biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Tergugat;

(12)

halaman 12 dari 35 1. Bahwa, oleh karena hal-hal tersebut dalam gugatan ini maka sudah sepatutnya secara hukum mohon agar Majelis Hakim menyatakan Tergugat dan Tergugat II menanggung secara renteng bersama untuk mengganti kerugian Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Memerintahkan Para Tergugat atau siapapun yang mendapatkan hak dari Tergugat I dan Tergugat II dan/atau manapun yang menguasai objek perkara a quo untuk menyerahkan objek sengketa dalam keadaan kosong yaitu sebidang tanah berikut bangunan diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, kepada Pengugat dalam keadaan aman sejak putusan ini dibacakan atau diucapkan ;

Berdasarkan dalil-dalil gugatan tersebut diatas, mohon kiranya kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan putusan dengan amar sebagai berikut:

DALAM PROVISI :

1. Mengabulkan Provisi Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Memerintahkan Tergugat atau siapapun yang mendapatkan hak dari Tergugat I maupun Tergugat II untuk mengosongkan atau menyerahkan objek sengketa atas rumah dan tanah yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, kepada Pengugat dalam keadaan aman sejak putusan ini dibacakan atau diucapkan atau diucapkan atau setidak-tidaknya setelah adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde);

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah secara hukum Penggugat adalah pemilik dari sebidang tanah seluas 190 M2 berikut bangunan/rumah diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010 dengan batas-batas

(13)

halaman 13 dari 35

dan/atau tanda-tanda batas berupa tembok pagar dan tembok dinding bangunan (sesuai dengan PMNA/Ka BPN No. 3 tahun 1997);

3. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan perbuatan ingkar janji/wanprestasi kepada Penggugat karena tidak menyerahkan dan tidak mengosongkan objek sengketa a quo berupa sebidang tanah seluas 190 M2 berikut bangunan/rumah diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung ;

4. Menyatakan sah secara hukum Akta Pengikatan Jual Beli No. 01 tanggal 12 September 2012 yang diterbitkan oleh Notaris Yuli Yulianti, SH., M.Kn., dan Akta Jual Beli No. 97/2013 tanggal 19 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Notaris dan PPAT Erni Kencanawati, SH., MH, dan Sertifikat Hak Milik No. 320 Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, dengan batas-batas dan/atau tanda-tanda batas berupa tembok pagar dan tembok dinding bangunan (sesuai dengan PMNA/Ka. BPN No. 3 Tahun 1997) ;

5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakan diatas objek sengketa, yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010;

6. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalakan terlebih dahulu atau serta merta meskipun ada upaya verzet, banding, kasasi, ataupun upaya hukum lainnya;

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II atau siapapun yang telah memperoleh hak dari Tergugat I dan Tergugat II dan/atau pihak-pihak lain yang menguasai objek perkara a quo untuk mengosongkan serta menyerahkan rumah yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, Kepada Penggugat, setelah putusan ini dibacakan atau diucapkan atau setidak-tidaknya setelah adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap

(inkracht van gewijsde) ;

8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) setiap bulannya terhitung sejak bulan Maret 2013 berdasarkan terbitnya Akta Jual Beli No.

(14)

halaman 14 dari 35 97/2013 tanggal 19 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Notaris dan PPAT Erni Kencanawati, SH., MH., sampai dengan putusan perkara ini dinyatakan berkekuatan hukum tetap dengan secara tunai dan seketika;

9. Menghukum Para Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar uang paksa (Dwangsom) secara tanggung renteng sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) secara tunai dan seketika setiap harinya apabila Tergugat I dan Tergugat II lalai melaksanakan isi putusan ;

10. Menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan lebih dahulu meskipun ada upaya verzet, Banding, Kasasi; Perlawanan dan/atau Peninjauan Kembali (uitvoerbaar bij Voorraad);

11. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;

Atau

Apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo berpendapat lain, Mohon Putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono).

Membaca, jawaban Tergugat atas gugatan dari Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan jawaban sebagai berikut:

Dalam Eksepsi

1. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil – dalil dan dalih –dalih dari Penggugat yang tidak benar dan tidak berdasar, kecuali terhadap hal – hal yang diakui secara tegas dan menguntungkan Tergugat I dan Tergugat II.

2. Eksepsi tentang Error in Persona ( salah subjek ).

Bahwa gugatan Penggugat yang ditujukan kepada AMI RAHMAWATI adalah salah subyek karena nama yang sebenarnya adalah AMI RAHMIATI, dimana secara jelas dan terang dalam perjanjian yang telah dibuat oleh kedua belah pihak pada tanggal 12 September 2012 bernama AMI RAHMIATI

Gugatan Penggugat ditujukan kepada AMI RAHMAWATI, BE dan bukan ditujukan kepada AMI RAHMIATI sehingga gugatan tersebut adalah keliru dan salah subjek atau error in persona.

Berdasarkan hal tersebut seharusnya yang digugat adalah AMI RAHMIATI bukan AMI RAHMAWATI, sehingga gugatan Penggugat layak untuk ditolak atau tidak dapat diterima ( niet ontvankelijk verklaard ).

(15)

halaman 15 dari 35 3. Eksepsi tentang Kekurangan Pihak ( plurius litis consortium ).

Bahwa gugatan Penggugat adalah menyangkut tentang Pengikatan Perjanjian Jual Beli No. 01 tertanggal 12 September 2012 yang dibuat di Notaris Yanti Yulianti, SH, MKn, serta Akta Jual Beli No. 97 tahun 2013 tanggal 19 Maret 2013 yang diterbitkan oleh Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah ( PPAT ) Erni Kencanawati, SH, MH.

Bahwa Penggugat pada kenyataannya tidak menarik Notaris Yanti Yulianti, SH, MKn dan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah ( PPAT ) Erni Kencanawati, SH, MH sebagai pihak dalam perkara A quo untuk menjadi terangnya perkara gugatan A quo, oleh karenanya gugatan Penggugat dikualifisir sebagai gugatan kurang pihak ( plurius litis consortium ). Dengan demikian gugatan Penggugat layak untuk ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima ( niet ontvankelijk verklaard ).

DALAM KONVENSI

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dan keberatan terhadap seluruh dalil - dalil dan dalih – dalih yang diajukan oleh Penggugat kecuali terhadap hal – hal yang diakui dengan tegas dan menguntungkan Tergugat I dan Tergugat II, serta mohon apa – apa yang telah diuraikan pada bagian Eksepsi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pokok perkara ini.

2. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II keberatan dan menolak dengan tegas dalil Penggugat pada point 1 dan 2 Gugatan, yang intinya menyatakan :

- Penggugat adalah pemilik sah tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Sabar No. 7 Kota Bandung, berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur (objek sengketa).

- Adapun tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur diperoleh oleh Penggugat berdasarkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 serta Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 ??

Bahwa dalil tersebut adalah tidak benar dan mengandung kekeliruan yang nyata, karena Penggugat tidak menceritakan atau menyembunyikan fakta yang sebenarnya terjadi atas objek sengketa, sehingga berakhir dengan jual beli dan

(16)

halaman 16 dari 35 balik nama atas Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur yang telah dilakukan secara melawan hukum.

Bahwa sebelum adanya jual beli pada tanggal 19 Maret 2013 yang didasarkan kepada Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012 dan Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Yanti Yulianti, SH, MKn, pada awalnya antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II telah dibuatkan Perjanjian Pinjam Meminjam Uang / Hutang Piutang berdasarkan Surat Perjanjian tertanggal 12 September 2012, yang dibuat oleh kedua belah pihak.

3. Bahwa dalam Anatomi / Substansi Perjanjian Pinjam Meminjam Uang atau Perjanjian Hutang Piutang tanggal 12 September 2012 yang mendahului Perjanjian Jual Beli atas tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur pada tanggal 19 Maret 2013, Tergugat I dan Tergugat II mengakui adanya hutang / peminjaman uang sebesar Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) sebagaimana dinyatakan secara tegas pada Surat Perjanjian 12 September 2012, yang menyatakan :

Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : Subur Hermanto

No KTP : 3273181104560002

Alamat : Jalan Cikutra Baru Raya No. 17 Bandung. Selanjutnya disebut Pihak Ke-1 ( satu )

2. Nama : Ami Rahmiati

No KTP : 1050025010675002

Alamat : Jalan Sabar No. 7 Bandung. Selanjutnya disebut Pihak Ke-2 ( dua ).

“……….. antara Pihak ke-1 ( Pemberi Pinjaman ) dengan Pihak ke-2 (Penerima Pinjaman) mengadakan perjanjian sebagai berikut :

1. Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) sehubungan dengan peminjaman dana sebesar Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) dengan jaminan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur atas nama Nyonya Janda Ami Rahmiati yang terletak di Jalan Sabar No. 7 Bandung.

(17)

halaman 17 dari 35 Dengan demikian adalah suatu kekeliruan yang nyata yang telah dilakukan Penggugat yang tiba – tiba mendalilkan telah terjadi jual beli atas objek sengketa, dan objek sengketa ini menjadi milik Penggugat ??

Tanpa menceritakan keadaan ( entitas ) adanya Perjanjian Pinjam Meminjam Uang / Perjanjian Hutang Piutang antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II, yang hingga kini Perjanjian Pinjam Meminjam Uang / Perjanjian Hutang Piutang ini masih ada atau belum dibatalkan oleh Para Pihak.

Berdasarkan uraian tersebut di atas tidak benar dalil Penggugat yang menyatakan objek sengketa adalah milik Penggugat yang diperoleh dengan cara membeli melalui Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013, mengingat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II tidak pernah dibatalkan atau dihapuskan, sehingga adalah kekeliruan yang nyata dan perbuatan melawan hukum apabila Perjanjian Pinjam Meminjam Uang diteruskan dengan Perjanjian Jual Beli, serta diakhiri dengan Balik Nama atas Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur tanpa membatalkan terlebih dahulu Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012.

4. Bahwa sehubungan dengan uraian pada point 1 dan 2 di atas seharusnya Penggugat membatalkan dulu Perjanjian Pinjam Meminjam Uang berdasarkan Surat Perjanjian tanggal 12 September 2012 melalui Pengadilan, sebelum melangkah kepada pembuatan Akta Jual Beli maupun Kuasa Jual dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), sehingga tidak lahir adanya 2 Titel Perjanjian Utama yaitu Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tertanggal 19 Maret 2013. Hal ini terbit sebagai konsekuensi logis bahwa pasal 1266 KUH Perdata yang selalu dianggap ada dalam setiap perjanjian, kecuali Para Pihak mengabaikan berlakunya pasal 1266 KUH Perdata dalam suatu Perjanjian, sebagaimana pendapat Prof. Subekti, SH, yang menyatakan :

Hak ini diberikan oleh pasal 1266 KUH Perdata, yang menentukan bahwa tiap perjanjian bilateral selalu dianggap telah dibuat dengan syarat, bahwa kelalaian salah satu pihak akan mengakibatkan pembatalan perjanjian. Pembatalan tersebut harus dimintakan pada hakim.

( Pokok Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, cetakan IX, Jakarta, 1984, hal 148 )

(18)

halaman 18 dari 35 Dengan demikian perbuatan Penggugat yang telah melakukan jual beli objek sengketa tanpa membatalkan terlebih dahulu Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 adalah perbuatan melawan hukum, yang mengakibatkan batalnya Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 serta Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013. 5. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II juga menolak dengan tegas dalil Penggugat

pada point 3 dan 4, yang intinya menyatakan :

- Jual beli objek sengketa itu disepakati dengan nilai Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang sudah dibayar oleh Penggugat secara 2 ( dua ) tahap.

- Tergugat I dan Tergugat II telah menerima uang dari Penggugat sebagai pelunasan. Oleh karena itu dibuat Akta Jual Beli tanggal 19 Maret 2013.

Bahwa dalil tersebut keliru karena pada kenyataannya hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II adalah Perjanjian Pinjam Meminjam Uang sebesar Rp. 1.000.000.000,- yang mana peminjaman ini dibayarkan dengan rincian sebagai berikut :

- Tanggal 12 September 2012 via Bank Mega sebesar Rp. 405.000.000,- (empat ratus lima juta rupiah).

- Tanggal 13 September 2012 via Bank Mandiri sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

- Tanggal 17 September 2012 via Bank Mandiri sebesar Rp. 295.000.000,- (dua ratus sembilan puluh lima juta rupiah).

Bahwa dalam Perjanjian meminjam uang ini Tergugat I dan Tergugat II sudah pernah membayar masing – masing Rp. 30.000.000,- sebanyak 2 ( dua ) kali seluruhnya berjumlah Rp. 60.000.000,- ( enam puluh juta rupiah ), yaitu sebagai uang bagi hasil sebesar 3% dari pinjaman yang harus dibayar setiap bulan ( vide point 2 Surat Perjanjian tanggal 12 September 2012 ) : 3% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 30.000.000,- / bulan.

Bahwa sesuai dengan pendapat Prof. Subekti, SH yang menyatakan : “Apakah yang dapat dituntut dari seorang debitur yang lalai ?

(19)

halaman 19 dari 35 Pertama : ia dapat meminta pelaksanaan perjanjian, meskipun

pelaksanaan ini sudah terlambat.

Kedua : ia dapat meminta penggantian saja, yaitu kerugian yang dideritanya, karena perjanjian tidak atau terlambat dilaksanakan, atau dilaksanakan tetapi tidak sebagaimana mestinya.

Ketiga : ia dapat menuntut pelaksanaan perjanjian disertai dengan penggantian kerugian yang diderita olehnya sebagai akibat terlambatnya pelaksanaan perjanjian.

Keempat : dalam hal suatu perjanjian yang meletakan kewajiban timbal balik, kelalaian satu pihak memberikan hak kepada pihak yang lain untuk meminta pada hakim supaya perjanjian dibatalkan disertai dengan permintaan penggantian kerugian.

( Pokok Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, cetakan IX, Jakarta, 1984, hal 148 )

- Dengan demikian selama hutang tersebut masih ada Tergugat I dan Tergugat II mempunyai kewajiban untuk membayarnya dan penggantian berikut keuntungan / bunga yang diperjanjikan, bukan ditindaklanjuti dengan jual beli dan balik nama atas Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur milik Tergugat I ( Ny. Ami Rahmiati ).

Perbuatan Penggugat betul – betul merupakan perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan Tergugat I dan Tergugat II, apalagi kalau dihubungkan dengan Nilai Jual Beli Tanah objek sengketa yang kini bernilai lebih kurang Rp. 6.000.000.000,- ( enam milyar rupiah ), sementara hutang Tergugat I dan Tergugat II hanya sebesar Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) ditambah keuntungan bagi hasil selama 4 bulan dan denda keterlambatan selama 4 bulan.

Kewajiban Tergugat I dan Tergugat II seluruhnya berjumlah :

- Pokok = Rp.

1.000.000.000,-

- Bagi hasil 3% ( Rp. 30.000.000,- ) selama 4 bln = Rp. 120.000.000,-

- Denda Rp. 500.000,-/hari (Rp. 15.0000.000,-) x 4 bln = Rp. 60.000.000,- +

(20)

halaman 20 dari 35 Jumlah = Rp. 1.180.000.000,-

( satu milyar seratus delapan puluh juta rupiah )

Dengan demikian, mengingat Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 belum pernah dimintakan pembatalan oleh Penggugat ke pengadilan, serta Tergugat I dan Tergugat II pernah membayar hutang itu selama 2 ( dua ) kali cicilan sejumlah Rp. 60.000.000,- ( enam puluh juta rupiah ). Oleh karena itu perbuatan Penggugat yang telah membuat Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013, seluruhnya adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat ( void / nieteg ).

6. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat pada point 5, 6, 7, dan 8, yang intinya menyatakan :

- Harga Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) sebagai harga pembelian yang telah dibayar lunas oleh Penggugat adalah sangat sesuai dan pantas dengan nilai objek perkara ??

- Tergugat telah memohon waktu pengosongan selama 6 ( enam ) bulan sebagaimana Surat Pernyataan Pengosongan tanggal 12 September 2012, akan kosong tanggal 13 Maret 2013.

- Tanggal 11 Maret 2013 Penggugat melakukan pelunasan kepada Tergugat, ternyata Tergugat I dan Tergugat II tidak menyerahkan rumah tersebut.

- Pada tanggal 13 Mei 2013 Tergugat akan mengosongkan rumah tersebut berdasarkan surat tanggal 16 Maret 2013.

Bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah menerima uang sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) secara 3 ( tiga ) tahap, tetapi uang tersebut adalah uang pinjaman yang akan dikembalikan kepada Penggugat.

Bahwa dengan adanya upaya pemilikan atau pembelian objek sengketa dengan cara menyalahgunakan keadaan ( undue influence ) adalah melawan hukum dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum dalam pasal 1365 KUH Perdata, oleh karena itu Tergugat I dan Tergugat II dengan ini membatalkan janji penyerahan / pengosongan objek sengketa masing – masing tertanggal 12 September 2012 dan surat tanggal 16 Maret 2012,

(21)

halaman 21 dari 35 selanjutnya Tergugat I dan Tergugat II akan melunasi hutang tersebut kepada Penggugat.

7. Bahwa sehubungan dengan jawaban Tergugat I dan Tergugat II pada point 5 di atas, Tergugat I dan Tergugat II benar – benar diperdaya oleh Penggugat dan tidak menyangka upaya Tergugat I untuk meminjam uang Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) dibalas dengan upaya Penggugat yang beritikad buruk ( niet kwade throuw ) untuk menguasai dan memiliki objek sengketa / tanah dan bangunan milik Tergugat I dan Tergugat II dengan menyalahgunakan keadaan ( undue influence ), yang mengakibatkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 adalah batal demi hukum, cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat ( void / nieteg ).

Perbuatan Penggugat tersebut adalah penyalahgunaan keadaan sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor : 3431 K / Pdt / 1985 tentang penyalahgunaan keadaan adalah relevan dengan doktrin ketidakadilan dalam Ilmu Hukum Kontrak yang mengajarkan bahwa suatu kontrak batal atau dapat dibatalkan oleh pihak yang dirugikan manakala dalam kontrak tersebut terdapat causa yang tidak adil dan sangat memberatkan salah satu pihak, walaupun kedua belah pihak telah menandatangani kontrak yang bersangkutan.

Landasannya adalah causa suatu kontrak ( perjanjian ) tetap tidak boleh melanggar kesusilaan, kepatutan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip kewajaran ( redelijkheid ) dan prinsip kepatutan (billijkheid ) dalam kontrak. Apabila asas – asas atau prinsip causa yang halal ini dilanggar dalam pembuatan kontrak maka berakibat kontrak tersebut batal demi hukum ( van rechtswege nietig )

Hal tersebut sebagaimana pendapat Prof. Djohanes Gunawan, SH, LLM

dalam diktatnya Hukum Perlindungan Konsumen, Unika Parahyangan, Program Pasca Sarjana Program Magister Ilmu Hukum, tahun 1999, hal 37 – 38, yang menyatakan :

Padahal di dalam hukum perjanjian pada umumnya dan menurut KUH Perdata, kesepakatan dianggap tidak ada apabila ternyata bahwa kata sepakat tersebut dilahirkan karena ada :

a. Kekhilafan ( error ) b. Penipuan.

(22)

halaman 22 dari 35 c. Paksaan.

Paksaan terjadi bila salah satu pihak menyetujui suatu perjanjian karena diancam atau ditakuti secara psikis atau rohanian.

Penyalahgunaan keadaan ( undue influence )

“ …….. unsur – unsur yang memberi indikasi adanya penyalahgunaan keadaan adalah :

a. Syarat – syarat yang diperjanjikan tidak masuk akal, patut, bertentangan dengan kemanusiaan ( unfair contract term ).

b. Pihak Debitur ( konsumen ) dalam keadaan tertekan.

c. Debitur ( konsumen ) tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima isi perjanjian walaupun dirasakan memberatkan.

d. Hak dan kewajiban kedua belah pihak sangat tidak seimbang.

Bahwa dalam Surat Perjanjian tanggal 12 September 2012 yang masih berlaku hingga sekarang terdapat causa tidak halal karena ternyata perjanjian tersebut mengandung upaya diam – diam dari Penggugat untuk membeli secara paksa objek sengketa. Hal ini terbukti dengan lahirnya Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 yang tidak dibayangkan sebelumnya oleh Tergugat I dan Tergugat II. Oleh karena itu layak apabila Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 untuk dinyatakan batal demi hukum (void), karena bertentangan dengan pasal 1320 KUH Perdata unsur causa tidak halal.

Adanya causa tidak halal dalam Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 adalah indikasi adanya penyalahgunaan keadaan ( undue influence ), mengingat Tergugat I dan Tergugat II hanya mempunyai hutang pokok Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) tetapi kewajiban / hutang Tergugat I dan Tergugat II harus membayar kepada Penggugat dengan tanah dan bangunan milik Tergugat I dan Tergugat II dengan nilai Rp. 6.000.000.000,- ( enam milyar rupiah ), sungguh disini telah terjadi dan terpenuhnya unsur “ hak dan kewajiban kedua belah pihak sangat tidak seimbang “.

Unsur adanya penyalahgunaan keadaan ( undue influence ) sebagaimana dijelaskan oleh pendapat Prof. Djohanes Gunawan, SH, LLM di atas, Surat Perjanjian tanggal 12 September 2012 beserta turutannya, Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ), Akta Kuasa Untuk Menjual dan Akta Jual Beli

(23)

halaman 23 dari 35 No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 adalah batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, vide pasal 1321 KUH Perdata jo pertimbangan Putusan Hooge Raad NJ 1959, 57 tertanggal 11 Januari 1957 jo Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 3431K / Pdt / 1985, tanggal 4 Maret 1987 tentang penyalahgunaan keadaan, maka perjanjian dibatalkan karena ada kehendak yang cacat ( causa tidak halal ) jo Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2988K/ Pdt / 2012.

8. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat yang tidak berdasar pada point 9, 10, 11, 12 dan 13 yang hanya bercerita tentang riwayat saling gugat antara Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II, dimana hasil dari gugatan tersebut tidak dapat dijadikan alasan yang menguatkan gugatan Penggugat sekarang.

9. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II juga menolak dengan tegas dalil Penggugat pada point 14, 15, 16 dan 17 yang intinya menyatakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 adalah sah dan mengikat secara hukum dan tidak dapat disangkal ??

Bahwa dalil tersebut adalah tidak benar karena selain Perjanjian Hutang Piutang / Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 yang masih ada dan belum pernah dibatalkan, juga Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tertanggal 12 September 2012 terbukti telah mengandung adanya penyalahgunaan keadaan ( undue influence ) yang terlarang dan menimbulkan tidak adanya causa halal sebagai syarat sahnya perjanjian vide pasal 1320 KUH Perdata, sehingga akhirnya Perjanjian Pinjam Meminjam Uang dan turutannya adalah batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 10. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat pada

point 18 sampai dengan 25, yang tidak benar dan harus ditolak, mengingat Pokok Perjanjian yaitu Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tertanggal 12 September 2012 telah disembunyikan dan tidak didalilkan oleh Penggugat, serta Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tersebut telah mengandung unsur penyalahgunaan keadaan ( undue influence ) yang membawa akibat batalnya Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tersebut, karena tidak terpenuhinya causa halal seperti disyaratkan dalam pasal 1320 KUH Perdata.

Dengan batalnya Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012, secara mutatis mutandis Perjanjian turutannya yaitu Perjanjian

(24)

halaman 24 dari 35 Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 adalah juga batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

11. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dalil selain dan selebihnya karena tak berdasar dan tidak relevan dengan gugatan di atas.

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa mohon apa – apa yang telah diuraikan pada bagian Konvensi dianggap juga diuraikan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Rekonvensi ini.

2. Bahwa Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat I dan II dalam Konvensi (dK) pada awalnya telah meminjam uang kepada Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) seluruhnya sebesar Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ), dengan jaminan berupa Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur tertulis atas nama Ny. Ami Rahmiati ( Penggugat dalam Rekonvensi (dR) ), yang mana uang diterima dalam 3 ( tiga ) tahap, yaitu :

- Tanggal 12 September 2012 via Bank Mega sebesar Rp. 405.000.000,- ( empat ratus lima juta rupiah ).

- Tanggal 13 September 2012 via Bank Mandiri sebesar Rp. 300.000.000,- ( tiga ratus juta rupiah ).

- Tanggal 17 September 2012 via Bank Mandiri sebesar Rp. 295.000.000,- ( dua ratus sembilan puluh lima juta rupiah ).

3. Bahwa Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) betul merasa mempunyai hutang Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) kepada Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) dengan kewajiban untuk membayar atau mengembalikan pinjaman tersebut dalam waktu 6 ( enam ) bulan, terhitung mulai tanggal 12 September 2012 hingga 12 Maret 2013, disertai kewajiban memberikan bagi hasil sebesar 3% x Rp. 1.000.000.000,- per bulan dan denda keterlambatan sebesar Rp.500.000,- per hari keterlambatan. Hal ini semua tercantum dalam Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012.

4. Bahwa betapa terkejutnya Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) ketika ternyata Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 ini ditindaklanjuti dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual

(25)

halaman 25 dari 35 No. 02 tanggal 12 September 2012, kemudian diakhiri dengan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 yang dibuat dihadapan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah ( PPAT ) Erni Kencanawati, SH, MH. Karena Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) sudah pernah membayarkan bagi hasil selama 2 ( dua ) bulan berturut – turut masing – masing Rp. 30.000.000,- ( tiga puluh juta rupiah ), jumlah keseluruhan Rp. 60.000.000,- ( enam puluh juta rupiah ).

5. Bahwa perbuatan Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) yang meminta agar Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) untuk menyerahkan tanah dan bangunan Jl. Sabar No. 7, berdasarkan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur (objek sengketa) tanggal 12 September 2013 dan Surat tanggal 16 Maret 2013, dengan dalih objek sengketa adalah sudah menjadi milik Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) betul – betul sangat mengejutkan, mengingat Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 belum pernah dibatalkan melalui pengadilan, tetapi ternyata Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) sudah membuat Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013, yang didahului oleh Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012 dan Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012.

Bahwa proses pembuatan Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 disamping adanya Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 adalah merupakan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana dimaksud dakam pasal 1365 KUH Perdata yang sangat merugikan Pihak Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK).

Hal ini terbit sebagai konsekuensi logis bahwa pasal 1266 KUH Perdata yang selalu dianggap ada dalam setiap perjanjian, kecuali Para Pihak mengabaikan berlakunya pasal 1266 KUH Perdata dalam suatu Perjanjian, sebagaimana pendapat Prof. Subekti, SH, yang menyatakan :

Hak ini diberikan oleh pasal 1266 KUH Perdata, yang menentukan bahwa tiap perjanjian bilateral selalu dianggap telah dibuat dengan syarat, bahwa kelalaian salah satu pihak akan mengakibatkan pembatalan perjanjian. Pembatalan tersebut harus dimintakan pada hakim.

(26)

halaman 26 dari 35 ( Pokok Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, cetakan IX, Jakarta, 1984, hal 148 )

6. Bahwa selain Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 masih berlaku dan belum dibatalkan, ternyata Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) telah menyalahgunakan keadaan (undue influence), karena pinjaman uang Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ternyata harus dibayar dengan tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur yang nilainya jauh lebih mahal atau jauh lebih tinggi dari nilai hutang Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) kepada Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) yang hanya kurang lebih Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

Sesuai pendapat Prof. Djohanes Gunawan, SH, LLM bahwa perjanjian yang mengandung penyalahgunaan keadaan ( undue influence ) dengan ciri – ciri salah satunya adalah adanya hak dan kewajiban kedua belah pihak sangat tidak seimbang.

Dalam gugatan Rekonvensi a quo yaitu kewajiban Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) hanya memberi pinjaman Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) harus dikembalikan dengan menjual tanah dan bangunan senilai Rp.6.000.000.000,- ( enam milyar rupiah ). Hal tersebut sangat merugikan Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK).

Bahwa disamping itu Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) merasa adanya itikad buruk dari Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) dengan adanya Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 yang dirubah menjadi Perjanjian Jual Beli Tanah Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur, yang mana Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 sendiri belum dibatalkan melalui pengadilan, bahkan diluar dugaan Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) memaksa Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) untuk membayar hutang Rp. 1.000.000.000,- ( satu milyar rupiah ) dengan harus menyerahkan tanah dan bangunan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur yang nilainya Rp.6.000.000.000,- ( enam milyar rupiah ).

(27)

halaman 27 dari 35 Perbuatan Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) tersebut adalah penyalahgunaan keadaan sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor : 3431 K / Pdt / 1985 tentang penyalahgunaan keadaan adalah relevan dengan doktrin ketidakadilan dalam Ilmu Hukum Kontrak yang mengajarkan bahwa suatu kontrak batal atau dapat dibatalkan oleh pihak yang dirugikan manakala dalam kontrak tersebut terdapat causa yang tidak adil dan sangat memberatkan salah satu pihak, walaupun kedua belah pihak telah menandatangani kontrak yang bersangkutan.

Landasannya adalah causa suatu kontrak ( perjanjian ) tetap tidak boleh melanggar kesusilaan, kepatutan dan peraturan perundang - undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip kewajaran ( redelijkheid ) dan prinsip kepatutan (billijkheid ) dalam kontrak. Apabila asas – asas atau prinsip causa yang halal ini dilanggar dalam pembuatan kontrak maka berakibat kontrak tersebut batal demi hukum ( van rechtswege nietig )

Berdasarkan hal tersebut jelas – jelas Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) telah menyalahgunakan keadaan ( undue influence ) yang merupakan causa tidak halal yang dibuat oleh Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) tentang Pokok Perjanjian Pinjam Meminjam Uang yang dirubah menjadi Perjanjian Jual Beli.

Dengan demikian mengingat adanya penyalahgunaan keadaan ( undue influence ) dan Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 itu sendiri belum dibatalkan oleh pengadilan, oleh karena itu Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 adalah batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, dengan demikian secara mutatis mutandis Perjanjian Turutannya yaitu Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12 September 2012, Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 dan Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 adalah batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

7. Bahwa Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) mempunyai kewajiban untuk membayar hutang pokok dan bagi hasil sesuai Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 sebesar Rp. 1.180.000.000,- ( satu milyar seratus delapan puluh juta rupiah ), dan Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) dihukum untuk

(28)

halaman 28 dari 35 mengembalikan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur kepada Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK).

8. Bahwa karena Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) telah membaliknamakan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur dari Ny. Ami Rahmiati kepada Drs. Subur Hermanto, MM, mohon Ketua Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara ini untuk memerintahkan Kantor Pertanahan Kota Bandung untuk mencoret dan membaliknamakan Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur kepada Ny. Ami Rahmiati, BE ( Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) )

9. Bahwa apabila Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) tidak mau menerima pembayaran dari Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) maka Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) menitipkan pembayaran hutang Rp. 1.180.000.000,- ( satu milyar seratus delapan puluh juta rupiah ) di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung, serta menghukum Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) menerima pembayaran tersebut.

10. Bahwa dikhawatirkan Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) akan menjual atau mengalihkan objek sengketa, oleh karena itu Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) mohon agar terhadap objek sengketa Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur tertulis atas nama Drs. Subur Hermanto, MM agar diletakan Sita Jaminan atau conservatoir beslag ( cb ).

Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas, sudilah kiranya Ketua Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut :

Dalam Eksepsi

1. Mengabulkan Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II seluruhnya.

2. Menyatakan menolak atau setidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ( NO ).

Dalam Pokok Perkara Dalam Konvensi

1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ( NO ).

(29)

halaman 29 dari 35 Dalam Rekonvensi

1. Mengabulkan gugatan Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) seluruhnya.

2. Menyatakan Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) telah melakukan perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK).

3. Menyatakan batal, cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat :

- Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Uang tanggal 12 September 2012 - Perjanjian Pengikatan Jual Beli ( PPJB ) No. 01 / 2012 tanggal 12

September 2012 yang dibuat dihadapan Notaris Yanti Yulianti, SH, MKn. - Akta Kuasa Untuk Menjual No. 02 tanggal 12 September 2012 yang dibuat

dihadapan Notaris Yanti Yulianti, SH, MKn.

- Akta Jual Beli No. 97 / 2013 tanggal 19 Maret 2013 yang dibuat dihadapan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah ( PPAT ) Erni Kencanawati, SH, MH

4. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) untuk menerima pembayaran hutang dari Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) sebesar Rp. 1.180.000.000,- ( satu milyar seratus delapan puluh juta rupiah ).

5. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi / Penggugat dalam Konvensi untuk menyerahkan Sertifikat Hak Milik No. 320, Surat Ukur tanggal 01 / 06 / 2010, Nomor : 00031 / Pasteur / 2010 kepada Penggugat dalam Rekonvensi / Tergugat dalam Konvensi, tanpa syarat.

6. Memerintahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandung untuk mencoret Sertifikat Hak Milik No. 320, Surat Ukur tanggal 01 / 06 / 2010, Nomor : 00031 / Pasteur / 2010 atas nama Drs. Subur Hermanto, MM ( Tergugat dalam Rekonvensi / Penggugat dalam Konvensi ) dan mengganti kepada atas nama Ami Rahmiati ( Penggugat dalam Rekonvensi / Tergugat dalam Konvensi ).

7. Menyatakan sah dan berharga penitipan ( consignasi ) uang pembayaran hutang dari Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) sebesar Rp. 1.180.000.000,- ( satu milyar seratus delapan puluh juta rupiah ) di Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung

(30)

halaman 30 dari 35 8. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan atas objek sengketa Sertifikat Hak Milik No. 320 / Kelurahan Pasteur, tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Sabar No. 7 Bandung.

9. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi (dR) / Penggugat dalam Konvensi (dK) untuk membayar seluruh biaya perkara.

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

- Menghukum Penggugat dalam Rekonvensi (dR) / Tergugat dalam Konvensi (dK) untuk membayar seluruh biaya perkara.

Mengutip Serta memperhatikan tentang hal-hal yang tercantum dan terurai dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bandung Klas I.A.Khusus tanggal 31 Agustus 2017, Nomor : 90/Pdt.G/2017/PN.Bdg yang Amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM KONPENSI ; Dalam Eksepsi :

-Menolak Eksepsi Para Tergugat seluruhnya ;

DALAM PROVISI :

- Menolak Provisi Penggugat untuk seluruhnya ; DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian;

2. Menyatakan sah secara hukum Penggugat adalah pemilik dari sebidang tanah seluas 190 M2 berikut bangunan/rumah diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010 dengan batas-batas dan/atau tanda-tanda batas berupa tembok pagar dan tembok dinding bangunan (sesuai dengan PMNA/Ka BPN No. 3 tahun 1997);

3. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan perbuatan ingkar janji/wanprestasi kepada Penggugat karena tidak menyerahkan dan tidak mengosongkan objek sengketa a quo berupa sebidang tanah seluas 190 M2 berikut bangunan/rumah diatasnya yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung ;

4. Menyatakan sah secara hukum Akta Pengikatan Jual Beli No. 01 tanggal 12 September 2012 yang diterbitkan oleh Notaris Yuli Yulianti, SH., M.Kn., dan Akta Jual Beli No. 97/2013 tanggal 19 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Notaris

(31)

halaman 31 dari 35 dan PPAT Erni Kencanawati, SH., MH, dan Sertifikat Hak Milik No. 320 Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, dengan batas-batas dan/atau tanda-tanda batas berupa tembok pagar dan tembok dinding bangunan (sesuai dengan PMNA/Ka. BPN No. 3 Tahun 1997) ;

5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakan diatas objek sengketa, yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010; 6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II atau siapapun yang telah memperoleh

hak dari Tergugat I dan Tergugat II dan/atau pihak-pihak lain yang menguasai objek perkara a quo untuk mengosongkan serta menyerahkan rumah yang terletak dijalan Sabar No. 7, RT/RW : 02/08, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, sebagaimana diterangkan dalam sertifikat Hak Milik No.320, Surat Ukur tanggal 01/06/2010, No. 00031/Pasteur/2010, Kepada Penggugat, setelah putusan ini dibacakan atau diucapkan atau setidak-tidaknya setelah adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) ;

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) setiap bulannya terhitung sejak bulan Maret 2013 berdasarkan terbitnya Akta Jual Beli No. 97/2013 tanggal 19 Maret 2013, yang diterbitkan oleh Notaris dan PPAT Erni Kencanawati, SH., MH., sampai dengan putusan perkara ini dinyatakan berkekuatan hukum tetap dengan secara tunai dan seketika;

8. Menolak gugatan Penggugat selain dan untuk selebihnya ;

9. Menghukum Tergugat I dan II untuk membayar biaya perkara ini sebesa Rp. 2.613.000,- ( dua juta enam ratus tiga belas ribu rupiah ) .

DALAM REKONPENSI:

- Menolak gugatan rekonvensi, Penggugat Rekonvensi/ Tergugat I, II Konpensi untuk seluruhnya.

Membaca, akta pernyataan permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Bandung Klas I.A Khusus yang menyatakan bahwa pada tanggal 12 September 2017 Kuasa Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II telah mengajukan permohonan agar perkaranya yang diputus oleh

(32)

halaman 32 dari 35 Pengadilan Negeri Bandung Klas I.A Khusus tanggal 31 Agustus 2017, Nomor : 90/Pdt.G/2017/PN.Bdg diperiksa dan diputus dalam peradilan tingkat banding ;

Membaca, risalah pemberitahuan pernyataan banding yang dibuat oleh Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung Klas I.A Khusus yang menyatakan bahwa pada tanggal 5 Oktober 2017, permohonan banding tersebut telah disampaikan dan diberitahukan secara sah dan saksama kepada Terbanding semula Penggugat ;

Membaca, memori banding yang diajukan oleh Kuasa Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II pada tanggal 10 – 10 - 2017, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 13 Oktober 2017,dan memori banding tersebut telah diberitahukan secara sah kepada Pihak Terbanding semula Penggugat pada tanggal 23 Oktober 2017 ; Membaca, Kontra memori banding yang diajukan oleh Kuasa Terbanding semula Penggugat yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 30 Oktober 2017,dan kontra memori banding tersebut telah diberitahukan kepada Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II secara sah pada tanggal 1 Nopember 2017 ;

Membaca,risalah pemberitahuan pemeriksaan berkas (inzage) perkara Nomor : 90/Pdt.G /2017 /PN.Bdg yang dibuat oleh Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung Klas I.A Khusus telah memberikan kesempatan kepada Terbanding /Penggugat pada tanggal 23 Oktober 2017,kepada Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II, pada tanggal 18 Oktober 2017 ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang,bahwa permohonan banding dari Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan Undang-Undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa terhadap putusan a quo, Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II, melalui Kuasanya telah mengajukan keberatan-keberatan sebagaimana telah diuraikan dalam memori bandingnya tanggal 10 Oktober 2017 pada pokoknya sebagai berikut ;

- Bahwa Para Pembanding semula Tergugat I dan Tergugat II keberatan dan tidak sependapat dengan pertimbangan Judex Facti pada bagian Eksepsi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek dan oleh sebab kurangnya elemen otot yang terdapat di sana, kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan kejadian

L’étre-pour-soi atau ‘ada untuk diri’ menunjuk cara beradanya manusia yaitu pada kesadaran manusia; sifatnya melebar (extensif) dengan dunia kesadaran dan sifat kesadaran

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada guru BK atau psikolog dan guru agama untuk mendapatkan keterangan

[r]

The students’ success in mathematics exam, in the Linear function unit, was evaluated in two groups of 7 th grade students of the primary school Josip Juraj Strossmayer in

monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 3:1, sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer tersebutb

1 Rehabilitasi Sedang/ Berat Saluran Drainase/Gorong- Gorong Wilayah Kecamatan Prabumulih Timur. Rehabilitasi Sedang/ Berat Saluran Drainase/Gorong-Gorong Wilayah Kecamatan