• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENGANGKAT NILAI-NILAI PLURALISME DALAM

NEGARAKERTAGAMA DI SITUS TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

Tri Niswansari, Suwarno Winarno, Yuniastuti Universitas Negeri Malang

E-mail: niswansari_tri@yahoo.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama, nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama pada situs Trowulan Kabupaten Mojokerto, penerapan nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama pada masa kejayaan Majapahit, dan relevansi nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama di Era NKRI. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama antara lain: nilai pluralisme dalam agama, sosial, kebudayaan dan pemerintahan. Nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama terekam pada situs Trowulan antara lain: dalam agama terdapat pada Candi-candi di situs Trowulan, dalam kehidupan sosial terdapat pada situs Telaga dan Arca Terakota, dalam kebudayaan pada Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan, dalam pemerintahan terkandung pada situs Pendopo Agung serta Panggung. Penerapan nilai pluralisme dalam Negarakertagama pada masa kejayaan Majapahit dalam agama terbukti dengan adanya agama Siwa dan Budha, dalam kehidupan sosial terlihat dari situs telaga dan Arca Terakota, dalam kebudayaan terlihat dari Candi Jawi merupakan candi sinkretisme agama Siwa Budha, dan dalam pemerintahan tercermin dari situs Pendopo Agung sebagai tempat musyawarah kerajaan serta situs Panggung yang menjadi tempat Gajah Mada membacakan sumpah Amukti Palapa. Dan relevansi nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama di Era NKRI tersebut menjiwai Indonesia dalam membentuk konsep Bhinneka Tungal Ika sebagai bentuk toleransi dari perbedaan yang ada. Kosep tersebut pada akhirnya terkristalkan dalam dasar Negara Pancasila, UUD 1945 dan segala turunan perundang-undangan, negara persatuan,simbol-simbol negara, dan bahasa persatuan dan lain-lainnya.

Kata Kunci: Nilai-nilai Pluralisme, Negarakertagama, Situs Trowulan.

Indonesia memiliki sejarah politik yang panjang. Sejara historis dapat dibuktikan dengan berdirinya beberapa kerajaan yang maju. Ditinjau dari segi wilayah, pengelolaan pemerintahan, kecakapan penduduk dalam hal seni, ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan. Beberapa kerajaan besar pernah berdiri di wilayah Nusantara

(2)

2

ini antara lain Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Singasari, Majapahit dan lain sebagainya.Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang berdiri tahun 1293 hingga 1500 SM. Kata Majapahit berasal dari kata maja dan pahit. Maja yang berarti buah dan pahit karena rasanya yang sangat pahit. Naskah Kitab Negarakertagama mengandung informasi tentang pluralisme (keragaman) masyarakat. Begitu juga jika dibandingkan dengan situs Trowulan yang memiliki sejarah dengan pemerintahan Majapahit diprediksi memiliki relevansi dengan Negarakertagama.

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang diambil adalah: (1) Nilai-nilai pluralisme apakahyang terkandung dalam Negarakertagama? (2) Apakah nilai-nilai Pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama terdapat pada situs Trowulan Kabupaten Mojokerto? (3) Bagaimanakah penerapan nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama pada masa kejayaan Majapahit? Dan (4) Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagamadi Era Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam mengenai nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama di situs Trowulan Kabupaten Mojokerto merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Situs Trowulan yang terletak di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder karena kedua sumber data tersebut sama-sama diperlukan dalam penelitian ini. Sumber data primer didapatkan peneliti selama melakukan penelitian (selama proses penelitian berlangsung) di situs Trowulan Kabupaten Mojokerto serta studi nilai-nilai pluralisme dari kitab Negarakertagama. Sumber data sekunder didapatkan peneliti melalui dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan peneliti yaitu mengenai nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama di situs Trowulan Kabupaten Mojokerto.

(3)

3

Hasil dan pembahasan mengenai nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama, berikut ini akan dibahas lebih rinci sebagai berikut:

Nilai-Nilai Pluralisme Yang Terkandung Dalam Negarakertagama.

Nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama bahwa nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama adalah: (1) nilai-nilai pluralisme dalam agama, (2) nilai pluralisme dalam kehidupan sosial, (3) nilai pluralisme dalam kebudayaan dan (4) nilai pluralisme dalam pemerintahan. Ke empat nilai pluralisme tersebut akan diuraikan sebagai berikut.(1) Nilai pluralisme dalam agama yang dituliskan dalam Negarakertagama didapatkan asumsi bahwa pada masa itu di Kerajaan Majapahit masyarakat yang berbeda agama dapat hidup saling berdampingan. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat dari Husaini, (2005: 3) yang menyatakan bahwa Pluralitas dalam agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. Dari pandangan tersebut diartikan bahwa masyarakat dapat hidup secara berdampingan secara harmonis tanpa adanya pertikaian meskipun pada dasarnya agama yang mereka anut adalah berbeda. (2) Nilai pluralisme dalam kehidupan sosial yang terkandung dalam Negarakertagama dapat diketahui dari (a) pupuh 8 (2) menekankan adanya pasar di dalam Kerajaan, (b) pupuh 65 (5) menekankan adanya bangunan yang disebutkan sebagai Telaga, (c) pupuh 82 (2) menekankan adanya pembukaan pedesaan dan pembuatan candi untuk rakyat, (d) pupuh 83 (4) menekankan adanya kedatangan tamu-tamu asing yang berduyun-duyun datang ke Majapahit, dan (e) pupuh 86 (1), (2), dan (5) menekankan adanya perayaan di lapangan Bubat yang dihadiri oleh para pembesar Kerajaan maupun rakyat biasa Kerajaan Majapahit, serta (f) pada pupuh 89 (2) menekankan adanya pidato Raja yang mengutarakan mengenai perlindungan terhadap

(4)

4

desa- desa yang merupakan wujud dari perlindungan negara. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1954: 675) yang menyatakan bahwa pluralisme sosial merujuk pada keadaan masyarakat yang majemuk berkaitan dengan sistem sosial. (3) nilai pluralisme dalam kebudayaan di dalam Negarakertagama tercermin pada pupuh 56 menekankan adanya Candi Jawi yang merupakan candi sinkretisme agama. Yang dimaksud dengan Candi itu adalah Candi Jawi. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Sujarweni, (121: 2012) yang menyatakan bahwa Candi Jawi ini terletak di kaki Gunung Welirang tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan yang terletak sekitar 31 km dari Kota Pasuruan. Dan (4) nilai pluralisme dalam pemerintahan yang terkandung dalam Negarakertagama dapat diketahui dari 2 hal yaitu: (1) pupuh 8 (6) yang menekankan adanya tempat yang disebutkan sebagai Paseban yang saat ini dikenal dengan sebutan Pendopo Agung di Kawasan Situs Trowulan Kabupaten Mojokerto.

Nilai-Nilai Pluralisme Yang Terkandung Dalam Negarakertagama Yang Terdapat Pada Situs Trowulan Kabupaten Mojokerto.

Nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama yang berada di sekitar situs Trowulan (Kecamatan Trowulan) antara lain: (a) Nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat pada Candi-candi di sekitar kecamatan Trowulan yang memiliki corak Hindu Budha (Siwa Budha), (b) Nilai-nilai pluralisme dalam kehidupan sosial yang terdapat dalam situs telaga (Kolam Segaran), serta Kedatangan tamu-tamu asing yang datang ke Majapahit yang dapat dibuktikan dengan adanya Arca Terakota yang saat ini disimpan di Museum Trowulan, (c) nilai pluralisme dalam kebudayaan yang tercermin dari Candi Jawi yang terletak di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, serta

(5)

5

(d) Nilai pluralisme dalam Pemerintahan yang terkandung dalam situs Paseban (Pendopo Agung).

Penerapan Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Negarakertagama Pada Masa Kejayaan Majapahit.

Penerapan nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama pada masa Kejayaan Majapahit tercermin pada (a) nilai pluralisme agama Siwa dan Budha sekaligus agama Islam yang pada saat itu masih tumbuh sebagai agama minoritas di pesisir Pantai Utara, (b) nilai pluralisme dalam kehidupan sosial yang menekankan pada adanya pasar dalam kerajaan, bangunan telaga (Kolam Segaran), pembukaan desa dan pembuatan percandian untuk rakyat, hubungan luar Negeri Majapahit serta kedatangan tamu asing ke Majapahit, dan perayaan di lapangan Bubat, serta pidato Hayam Wuruk mengenai perlindungan terhadap desa (hutan) sebagai bentuk perlindungan kepada Negara (Singa), (c) nilai pluralisme dalam kebudayaan yang terdapat pada Candi Jawi yang berada di Desa Candi Wates Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, serta (d) nilai pluralisme dalam bidang pemerintahan antara ditempat tersebut sering digunakan Raja dan para Pembesar Negara sebagai tempat bermusyawarah dalam menentukan keputusan, serta penobatan Mahapatih Gajah Mada sebagai patih amangkubumi dimana Gajah Mada bukan keturunan bangsawan tetapi bisa menjadi pembesar dalam Negara.

Nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama pada masa Kejayaan Majapahit memang benar-benar diterapkan. Bahkan nilai pluralisme tersebutlah yang mampu membawa Majapahit menuju puncak kejayaannya. Dengan adanya Tan Mukti Palapa dimana Gajah Mada berkeinginan untuk mempersatukan wilayah Nusantara membuktikan bahwa secara tidak langsung Majapahit juga berusaha

(6)

6

mempersatukan keberagaman Suku, Ras, Adat istiadat, Agama serta Bahasa yang berbeda-beda agar Majapahit semakin kuat.

Relevansi Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Negarakertagama Di Era Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam era masa kini Negara Kesatuan Republik Indonesia menerapkan hal prinsip pluralisme tersebut dalam simbol Negara yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 36 A sebagai semboyan Negara adalah Bhinneka Tunggal Ika yang artinya adalah berbeda-beda tetapi tetap satu jua.Nilai-nilai pluralisme tersebut yang pada akhirnya menjiwai Indonesia dalam membentuk konsepsi Bhinneka Tungal Ika yang terwujud dengan adanya toleransi dari segala macam perbedaan. Kosepsi tersebut yang pada akhirnya terkistalkan dalam dasar Negara Pancasila, UUD 1945 dan segala turunan perundang-undangan, negara persatuan, bahasa persatuan, dan simbol-simbol negara lainnya.Keberagaman atau pluralisme yang ada dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara baik sdalam agama, kehidupan sosial, kebudayaan serta dalam kehidupan pemerintahan ternyata masih sangat relevan jika digunakan pada masa kini.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mengambil kesimpulan tentang Nilai-Nilai Pluralisme yang Terkandung dalam Negarakertagama di Situs Trowulan Kabupaten Mojokerto, sebagai berikut:(1).Nilai-nilai pluralisme yang terkandung dalam Negarakertagama adalah (a) nilai pluralisme dalam agama, (b) nilai pluralisme dalam kehidupan sosial, (c) nilai pluralisme dalam kebudayaan dan (d) nilai pluralisme dalam pemerintahan.(2). Nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama yang berada di sekitar situs Trowulan

(7)

7

(Kecamatan Trowulan) antara lain berada di (a) Nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat pada Candi-candi di sekitar kecamatan Trowulan yang memiliki corak Hindu Budha (Siwa Budha), (b) Nilai-nilai pluralisme dalam kehidupan sosial yang terdapat dalam situs telaga (Kolam Segaran), serta Kedatangan tamu-tamu asing yang datang ke Majapahit yang dapat dibuktikan dengan adanya Arca Terakota yang saat ini disimpan di Museum Trowulan, (c) nilai pluralisme dalam kebudayaan tercermin dalam Candi Jawi yang terletak di Desa Candi Wates Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, serta (d) Nilai pluralisme dalam Pemerintahan yang terkandung dalam situs Paseban (Pendopo Agung). (3). Penerapan nilai-nilai pluralisme dalam Negarakertagama pada masa Kejayaan Majapahit tercermin pada nilai pluralisme agama Siwa dan Budha sekaligus agama Islam yang pada saat itu masih tumbuh sebagai agama minoritas di pesisir Pantai Utara, nilai pluralisme dalam kehidupan sosial yang menekankan pada adanya pasar dalam kerajaan, bangunan telaga (Kolam Segaran), pembukaan desa dan pembuatan percandian untuk rakyat, hubungan luar Negeri Majapahit serta kedatangan tamu asing ke Majapahit, dan perayaan di lapangan Bubat, serta pidato Hayam Wuruk mengenai perlindungan terhadap desa (hutan) sebagai bentuk perlindungan kepada Negara (Singa), nilai pluralisme dalam kebudayaan yang tercermindari Candi Jawi yang merupakan candi yang memiliki bentuk bangunan Siwa Budha, serta nilai pluralisme dalam bidang pemerintahan antara ditempat tersebut sering digunakan Raja dan para Pembesar Negara sebagai tempat bermusyawarah dalam menentukan keputusan, serta penobatan Mahapatih Gajah Mada sebagai patih amangkubumi dimana Gajah Mada bukan keturunan bangsawan tetapi bisa menjadi pembesar dalam Negara.Dan (4). Dalam era masa kini Negara Kesatuan Republik Indonesia menerapkan hal prinsip pluralisme tersebut dalam semboyan Negara yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 36

(8)

8

A sebagai simbol Negara adalah Bhineka Tunggal Ika yang artinya adalah berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kosepsi tersebut yang pada akhirnya terkistalkan dalam dasar Negara Pancasila, UUD 1945 dan segala turunan perundang-undangan, negara persatuan, bahasa persatuan, dan simbol-simbol negara lainnya. Pluralisme yang ada dalam setiap sendi-sendi bangsa dan negara baik dalam pluralisme dalam agama, kehidupan sosial, serta dalam kehidupan pemerintahan ternyata masih sangat relevan jika digunakan pada masa kini. Bahkan lebih cocoknya jika sebagai Negara Kesatuan Indonesia banyak kembali menengok sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhasimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Dzauzi. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Hadi, Kuncoro. 2013. Gajah Mada Wilwatikta, Sumpah Palapa, Pasunda Bubat. Bandung: Nuansa Cendekia

Hamid, Abdul, Anas Shalahudin, Beni A. Saebani. 2010. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Balai Pustaka

Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Kecamatan Trowulan. 2011. Statistika Kecamatan Trowulan (On Line). http:// Statistika Kecamatan Trowulan.htm. Diakses pada 15 Oktober 2013

Ketut, I Riana. 2009. Nagara Krtagama. Jakarta: Kompas

Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muljana, Slamet. 1965. Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit.

Jakarta: Balai Pustaka

Muljana, Slamet. 1979. Negarakertagama. Bharata Karya Aksara: Jakarta

(9)

9

Priswanto, Hery. 2012. Orang-Orang Asing di Majapahit. Dalam Inajati Adrisijanti (Ed), Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota(hlm. 22-28). Yogyakarta: Balai Arkeolog Yogyakarta

Salim, Muhammad. 2010. (On Line). (http://serbamakalah.blogspot.com. Diakses pada 9 September 2013)

Sidomulyo, Hadi. 2007. Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca. Jakarta-Surabaya: Wedatama Widya Sastra, Yayasan Nandiswara, Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Unessa

Sugiyono, 2008.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, Wiranata. 2012. Jelajah Candi Kuna Nusantara. Jogjakarta: Diva Press Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press

Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 1954. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang. Malang: Universitas Negeri Malang

Wikipedia. 2013. Pluralisme. (On Line). (http://id.wikipedia.org). Diakses pada 12 September 2013

Wikipedia. Negarakertagama (On Line). (http://id.wikipedia.org). Diakses pada 8 September 2013

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun pada Gambar 9, ikatan serat ijuk dengan matriks poliester sangat kurang, tetapi bila dibandingkan dengan serat pisang, serat ijuk lebih memiliki kekuatan yang lebih

Berdasarkan pengukuran, diperoleh informasi yang terkait dengan kualitas hidup yaitu deskripsi persentase pasien yang mengalami permasalahan pada lima aspek yang diukur,

Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam

[r]

Teknologi Budidaya Padi Dengan Cara Tanam Legowo Pada Lahan Sawah Irigasi.. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pada variabel kepribadian tahan banting (hardiness) sebagai variabel yang memodersi hubungan antara religiositas dengan intensi turnover pada penelitian ini tidak memiliki

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas lmpor Barang Kena Pajak yang