• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMUNITAS MATA AIR DALAM PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL BERBASIS MASYARKAT (STUDI KASUS KOMUNITAS MATA AIR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KOMUNITAS MATA AIR DALAM PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL BERBASIS MASYARKAT (STUDI KASUS KOMUNITAS MATA AIR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KOMUNITAS MATA AIR DALAM PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL BERBASIS MASYARKAT (STUDI KASUS KOMUNITAS MATA AIR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA).

ACTION MATA AIR COMMUNITY IN NON FORMAL EDUCATION BASED COMMUNITY (CASE STUDY MATA AIR COMMUNITY YOGYAKARTA) Oleh: Ahmad Rumawi, Universitas Negeri Yogyakarta, mawinusantara@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Peran Komunitas Mata Air Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pendidikan non formal berbasis masyarakat, (2) Pelaksanaan program pendidikan non formal berbasis masyarakat di Komunitas Mata Air DIY, (3) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan non formal di Komunitas Mata Air DIY. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini yaitu Komunitas Mata Air DIY dan peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode obeservasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang dilakukan dalam analisis data yaitu display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peran Komunitas Mata Air DIY yaitu melaksanakan sosialisasi, seleksi, pendampingan belajar, dan evaluasi. (2) Pelaksanaan bimbingan belajar dilakukan di pondok pesantren yang menjadi kerja sama dengan Komunitas Mata Air DIY. Bimbingan belajar berlangsung selama satu bulan dengan kegiatan belajar materi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) dan kegiatan pendukung berupa outbond.

(3) Faktor pendukung berupa sarana dan prasarana yang mendukung, tentor yang kompeten di bidannya, dan kehidupan sosial masyarakat pondok yang kondusif. Faktor penghambat berupa kemampuan peserta didik memiliki keterbatasan dalam pemahaman materi, dan sebagian peserta didik yang memiliki kekurangan kemampuan bersosial.

Kata kunci : Pendidikan non formal, Masyarakat, Komunitas

Abstract

This study aims to describe (1) The action of Mata Air Community on non formal education based community in Yogyakarta (2) Operation non formal education by Mata Air Yogyakarta, (3) Supporting factors and demotivating in implementation of non formal education based community by Mata Air Community. The study used a qualitative approach with descriptive type. Methods of data collection used are observation, interview, and documentation. Data analysis techniques used are data reduction, data display, and conclusion. Data validity techniques with triangulation of methods and data sources. The results showed that: (1) Action of Mata Air Yogyakarta on non formal education is socialitation, selection, mentoring, and evaluation. (2) Operation non formal education by Mata Air Yogyakarta in islamic boarding school who deal with it. Time during in one mounth, with mentoring study and outbond, (3) Supporting factor is infrastrukur, mentor, and kondition. Demotivating is, ability student who can’t socialitation with good in community.

(2)

PENDAHULUAN

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan kota yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi. Terdapat banyak institusi pendidikan dengan beragam fungsi

dan tujuannya. Menurut data Dinas

Pendidikan, Pemuda, & Olahraga (Dikpora) DIY terdapat 5.070 institusi pendidikan formal dan pendidikan non formal di

Yogyakarta (Dikpora DIY, 2012).

Banyaknya bentuk pendidikan yang ada

menjadikan DIY kawah cadradimuka

pendidikan di Indonesia dengan sebutannya Kota Pendidikan.

Berdasarkan data mengenai angka putus sekolah, DIY masih memiliki jumlah angka putus sekolah yang tinggi. Jumlah masyarakat yang mengalami putus sekolah mencapai 0,7 % dan masih jauh dari target ketetapan wajib belajar 12 tahun (PSKK UGM, 2016). Hal itu menunjukkan bahwa banyaknya insitusi pendidikan yang dimiliki

DIY belum merata ke seluruh

masyarakatnya. Padahal pendidikan

berperan penting dalam berbagai bidang bagi kehidupan bangsa. Baharuddin dalam Pratiwi (2014) mengatkan bahwa tingginya biaya pendidikan merupakan penghambat utama dunia pendidikan tidak dapat diakses oleh masyarakat secara merata.

Pendidikan merupakan hal yang

penting bagi suatu negara dengan fungsinya mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, adanya pendidikan yang baik dan berkualitas maka akan semakin meningkat pula kecakapan hidup seseorang sehingga seseorang dapat berguna bagi bangsa dan negaranya.

Kemajuan teknologi dan informasi menjadikan kebutuhan akan pendidikan meningkat untu bisa memberikan lebih banyak pembelajaran bagi peserta didik. Akibatnya pendidikan formal belum mampu

memberikan sepenuhnya kebutuhan

pendidikan di masyarakat. Pendidikan non formal menjadi salah satu solusi dari semua

permasalahan tersebut. Solusi yang

diberikan yaitu bahwa pendidikan non formal mampu memberikan pembelajaran pada peserta didik dengan lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan inividu sehingga keberadaanya dapat menjadi pengganti pendidikan formal. Hal ini telah tercatat dalam UU No 34 tahun 1991 tentang pendidikan non formal bahwa fungsi pendidikan non formal adalah menjadi

penambah, pelengkap, dan pengganti

pendidikan formal.

Setiap daerah memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang berkaitan dengan komunitas. Komunitas di daerah muncul berdasarkan kebutuhan dan masalah yang dialami di tengah masyarakat di berbagai daerah tak tekecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyakya permasalahan akan akses pendidikan memunculkan beragam

komunitas yang berkaitan dengan

pendidikan sebagai upaya memberikan jawaban atas permasalah yang ada. Salah satu komunitas di DIY yang bergerak di ranah pendidikan yaitu Komunitas Mata Air. Komunitas Mata Air DIY memiliki berbagai program yang difokuskan pada dunia pendidikan dengan visi utama menciptakan generasi elite birds.

Dari berbagai program Komunitas Mata Air DIY, terdapat bentuk sistem pendidikan yang mampu menjawab banyak permasalahan di dalam masyarakat sesuai dengan konsep Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan tersebut adalah pendidikan non formal berbasis masyarakat. Di dalam

pendidikan berbasis masyarakat di

Komunitas Mata Air DIY, sistem perekrutan peserta didik lebih bersifat kekeluargaan dan pesaudaraan.

Komunitas Mata Air memiliki

program yang dilakukan setiap tahunnya

secara konsisten dan sustainable

(3)

dari penyuluhan pendidikan di sekolah, pelaksanaan pendidikan masuk perguruan tinggi, pendampingan dalam proses masuk perguruan tinggi, advokasi beasiswa, dan

ajang penghargaan bagi siswa yang

berprestasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini mengambil judul Peran Komunitas Mata Air Dalam Program

Pendidikan Non Formal Berbasis

Masyarakat (Studi Kasus Komunitas Mata Air Daerah Istimewa Yogyakarta)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini berada di Komunitas Mata Air Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Februari -Maret 2017.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang bertindak memberikan informasi dalam penelitian ini antara lain:

1. Anggota Komunitas Mata Air DIY yang berinisial R, F, H, TF, IP, AS, dan AL.

2. Pengurus Komunitas Mata Air DIY yang berinisial SU dan AS.

3. Alumni Komunitas Mata Air DIY yang berinisial SUN, R dan PU. Prosedur

Jenis penelitian ini adalah kualitatif

dengan jenis deskriptif. Semua data

diperoleh melalui metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dipergunakan

adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan obervasi di Komunitas Mata Air DIY. Selain itu, sumber data sekunder diperoleh melalui buku, internet, dan jurnal. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih

subyek penelitian sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, dan membuat simpulan atas beberapa temuan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis data selama

dilapangan model Miles dan Huberman yang dilakukan melalui 3 tahap, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan Conclusion Drawing/ Verification.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Peran Komunitas Mata Air dalam Pendidikan Non Formal Berbasis Masyarakat.

Peran Komunitas Mata Air DIY yaitu: a. peran tutor Komunitas Mata Air DIY mencari tutor yang menguasai bidangnya

untuk kemudian menjadi pendamping

sekaligus tempat konsultasi bagi peseta didik. Tutor diambil sebagian besar dari para alumni bimbingan tersebut. Selain agar lebih mudah dalam hal mencari tenaga pengajar akademik juga sebagai cara agar anggota dapat saling berkumpul bersama bertukar pikiran dari anggota baru dan anggota lama. Hal itu selaras dengan pendapat Nurhattati

bahwa tujuan pendidikan berbasis

masyarakat yaitu intellectual and academic learning (pembelajaran akademik dan saling

(4)

betukar pikiran antar anggota) (Nurhattati Fuad 2014 :87 ). b, peran komunitas Secara aktif keseluruhan anggota Komunitas Mata Air DIY melakukan berbagai kegiatan mulai dari sebelum program, selama program

pendidikan, dan setetelahnya. Bentuk

kegiatan dengan mengajak semua anggota juga masyarakat secara bersama dilakukan

agar di dalam komunitas terwujud

kebersamaan tanpa ada pembedaan. Hal ini sesuai dengan peran komunitas menurut Galbraith yaitu accept diversity (menerima perbedaan) yaitu menghindari pemisahan masyarakat berdasarkan usia, kelas sosial,

jenis kelamin dengan tujuan dapat

mengembangkan masyarakat secara

menyeluruh. c, peran organisasi Di dalam

Komunitas Mata Air DIY terdapat

kelembagaan atau organisasi yang mengatur

semua kegiatan dan mengkoordinir

berjalannya tiap program. Fungsi organisasi

ini sebagai sarana berkembangnya

kemampuan personal dan intra personal. Personal seperti kemampuan manajemen waktu, cara berpendapat di dalam forum, dan keterampilan berpikir. Keterampilan

intra personal seperti kemampuan

memecahkan masalah, membuat keputusan bersama, dan kemampuan bersosialisasi dengan banyak orang di dalam organisasi dan di luar oganisasi. d, peran masyarakat : Konsep pendidikan berbasis masyarakat tentu banyak melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya. Hal serupa juga dilakukan dalam pendidikan non formal berbagai masyarakat di Komunitas Mata Air DIY.

Proses implementasi mulai dari

penjangkauan dan sosialisasi, pelaksanaan, hingga pada evaluasi program dilakukan di

tengah masyarakat. Dalam proses

penjangkauan dan sosialisasi, panitia bekerja sama dengan sekolah Ma’rif. Meski banyak pula sekolah lain yang bekerja sama, sekolah Ma’rif menjadi kerja sama utama. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut

memiliki kekhasan agama yang sesuai dengan konsep di Komunitas Mata Air. 2. Pelaksanaan Pendidikan Non Formal

di Komunitas Mata Air

Pelaksanaan pendidikan non formal di Komunitas Mata Air dilakukan dengan cara sosialisasi, seleksi, pendampingan, dan evaluasi.

Sosialisasi dilakukan untuk

menjangkau masyarakat lebih luas. Melalui sosialisasi yang dilakukan di sekolah- sekolah SLTA terutama SMA Ma’rif ketika menjelang ujian nasional, maka target

sasaran peserta didik menjadi lebih

terarahkan. Proses sosialisasi dilakukan oleh panitia pelaksana secara bergantian. Selain

sosialisasi yang dilakukan dengan

mendatangi sekolah terdapat pula bentuk lain yaitu dengan adanya sosialisasi di sosial media. Website resmi yaitu mataair.or.id memberikan link pendaftaran menuju seleksi penerimaan peserta didik baru.

Kuota peserta didik di Komunitas Mata Air DIY terbatas, maka dari itu banyaknya pendaftar yang masuk harus dilakukan seleksi yang ketat. Calon peserta didik yang mendaftar mencapai ratusan tiap tahunnya tersebut hanya diambil 70 peserta didik. Jumlah tersebut dibagi rata antara laki-laki dan perempuan. Seleksi dilakukan dengan memberikan tes tertulis kepada calon peserta didik layaknya tes ujian akhir sekolah. Soal yang diberikan pada ujian seleksi tidak jauh berberda dengan soal ujian nasional. Terdapat tambahan soal lain yang harus dikerjakan siswa berupa tes psikologi atau yang biasa disebut tes potensi akademik (TPA).

Tahap selanjutnya dari seleksi yaitu pendampingan belajar. Bimbingan belajar

untuk mempersiapkan ujian masuk

perguruan tinggi ini dinamakan dengan Bimbinan Paska Ujian Nasional (BPUN), karena memang dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan ujian nasional.

(5)

Sebelum masuk proses pembelajaran, peserta didik bertemu dengan panitia, alumni, dan masyarakat sekitar tempat pelaksanaan melakukan technical meeting (halal bi halal) di pertemuan pertama. Ketua Mata Air DIY dan manajer memberikan sambutan. Para peserta didik yang juga baru bertemu dengan baik dengan teman belajar dan calon tentor saling berkenalan.

Tahapan paling akhir dalam Bimbinan Paska Ujian Nasional (BPUN) yaitu evaluasi bersama seluruh kegiatan selama satu bulan. Evaluasi dilakukan di rumah penginapan, tahun-tahun sebelumnya Komunitas Mata

Air menggunakan gedung penelitian

Geologi UGM yang berada di Parang Tritis sebagai tempat evaluasi besama. Tahun 2016 menggunakan tempat sewaan di Kaliurang sebagai tempat evaluasi. Adanya tempat evaluasi berbeda dengan tempat pelaksanaan program pembelajaran yaitu bahwa dilakukannya evaluasi sekaligus acara malam keakraban (makrab) dan pembukaan pengumumunan hasil Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi

(SBMPTN).

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

Berikut faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan Bimbingan Paksa Ujian Nasional di Komunitas Mata Air DIY :

Faktor pendukung : 1. Kehidupan sosial masyarakat di tempat pelaksanaan program

berupa budaya pesantren mendukung

keberhasilan peserta didik untuk belajar secara kondusif dan fokus. 2. Tutor memiliki kemampuan yang sesuai dengan materi yang diampu karena masih mempelajarinya di perguruan tingginya. Selain itu tutor dapat dimintai penjelasan materi di luar kelas hingga peserta didik benar-benar paham. 3. Materi yang diberikan serta buku acuan yang dirancang sangat sesuai dengan soal ujian yang akan dihadapi peserta didik, juga

mengikuti kurikulum. 4. Suasana

pertemanan antara sesama peserta ataupun peserta dengan panitia bersifat kekeluargaan sehingga interaksi lebih mudah dibangun serta semua masyarakat lebih leluasa dalam melaksanakan semua program. 5.Terdapat motivasi tambahan dari mereka yang sudah

lulus, yang merupakan alumni dari

komunitas tersebut. 6. Terdapat kegiatan rohani berupa pengajian yang mejadikan peserta didik memiliki mental dan karakter yang baik.

Faktor penghambat dari pelaksanaan program : 1. Kepribadian peserta didik yang berbeda-beda sehingga ada beberapa peserta yang memiliki keterbatasan bersosialisasi baik antar peserta didik ataupun dari peserta didik dengan panitia. 2, Kemampuan peserta didik yang belum terbiasa dengan soal-soal yang dikerjakan. Beberapa peserta didik merasa kesulitan karena materi yang

diterima belum pernah diajarkan di

sekolahnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Komunitas Mata Air Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pendidikan non formal berbasis masyarakat maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Komunitas Mata Air DIY melaksanakan sosialisasi di sekolah-sekolah di DIY dengan tujuan memberikan informasi

mengenai program pendampingan

Bimbingan Paska Ujian Nasional

(BPUN).

2. Komunitas Mata Air DIY melaksanakan seleksi melalui tes tertulis berupa soal Matamatika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Tes Potensi Akademik (TPA) di kampus Universitas Negeri

(6)

Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada.

3. Komunitas Mata Air DIY melaksanakan kegiatan pendampingan selama satu bulan di Pondok Pesantren Ora Aji dengan jadwal yang terstruktur mulai dari belajar, motivasi, dan rekreasi. 4. Komunitas Mata Air DIY melaksanakan

evaluasi untuk mengetahui berbagai

permasalahan yang dihadapi dan

penyelesaian masalah di kemudian hari

agar dapat menjadi perhatian di

kepengurusan tahun selanjutnya

5. Peran Komunitas Mata Air DIY dalam

pendidikan non formal berbasis

masyarakat memiliki faktor pendukung berupa kehidupan sosial masyarakat yang kondusif, sarana dan prasarana pembelajaran, tutor yang kompeten di bidangnya, buku acuan yang sesuai kurikulum, suasana pertemanan yang bersifat kekeluargaan, kehidupan sosial

budaya pesantren yang kondusif,

motivasi belajar, dan kegiatan

peribadahan.

6. Faktor penghambat berupa sebagian

siswa tidak mendapatkan materi

pembelajaran ketika di SLTA,

keterbatasan kemampuan bersosialisasi, dan kondisi peserta yang kelelahan karena jadwal yang sangat padat .

Pelaksanaan pendampingan bagi lansia dalam menuju lansia sejahtera di Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho”

Purworejo melalui berbagai kegiatan

pelayanan sosial dan pembinaan atau

bimbingan sosial. Bentuk kegiatan

pembinaan meliputi bimbingan

fisik/olahraga, bimbingan sosial, bimbingan

kesehatan dan pelayanan pengobatan,

bimbingan mental spiritual/keagamaan dan

bimbingan keterampilan. Pelaksanaan

pembinaan meliputi penentuan materi,

metode dan media yang digunakan.

Penentuan materi sepenuhnya diserahkan

kepada instruktur kegiatan. Metode yang

digunakan dalam penyampaian materi

adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek. Media pembelajaran yang digunakan seperti buku dan leaflet. Pelaksanaan pembinaan didasarkan pada metode pekerjaaan sosial menggunakan

metode bimbingan perseorangan dan

kelompok. Manfaat pelaksanaan pembinaan adalah terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani dan sosial lansia. Adanya peran

pendamping dalam pelaksanaan

pendampingan lansia di Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho” Purworejo seperti

peran pemberi motivasi (motivator),

pembela (advocator), pemungkin (enabler), penghubung (mediator), dan pembimbing (supervisor). Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan adalah a) adanya kerjasama yang baik antar pendamping dan pihak luar/lembaga terkait dalam pelaksanaan pembinaan, b) adanya dukungan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, c) adanya Sumber Daya Manusia (SDM), d) kondisi geografis Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho” Purworejo yang cukup strategis.

Faktor penghambat pelaksanaan

pendampingan adalah a) keterbatasan sarana dan prasarana, b) rendahnya motivasi lansia

mengikuti kegiatan pembinaan, c)

keterbatasan kondisi fisik dan mental

penerima manfaat/lansia menghambat

jalannya kegiatan pembinaan. Pelaksanaan pendampingan yang diberikan oleh Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho”

Purworejo memberikan manfaat bagi

kehidupan lansia yaitu terpenuhinya

kebutuhan lansia secara jasmani, rohani maupun sosialnya. Hal tersebut ditandai dengan kondisi fisik (jasmani) lansia yang lebih terjamin melalui kegiatan olahraga, pemeriksaan kesehatan, dan pemenuhan makanan yang bergizi. Asupan gizi yang baik berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup lansia. Selain kondisi fisik lansia yang lebih terjamin, manfaat

(7)

pendampingan juga ditunjukkan pada kebutuhan rohani melalui kegiatan ceramah keagamaan. Manfaat yang ketiga adalah terpenuhinya kebutuhan sosial melalui komunikasi untuk menjalin keakraban antar lansia, sehingga lansia tidak lagi merasa bosan dan kesepian dalam menjalani

kehidupan sehari-harinya. Dengan

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut maka dapat meningkatkan kesejahteraan hidup lansia.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan saran-saran yaitu:

1. Bagi Komunitas Mata Air DIY

a. Memberikan bimbingan lebih intens pada peserta didik yang belum menerima materi agar kemampuan pemahaman dapat mengimbangi peserta lain yang sudah terbiasa dengan materi yang diajarkan. b. Meningkatkan kualitas sumber daya

manusia agar dapat membimbing pada peserta didik yang memiliki kekurangan dalam hal bersosialisasi akademik ataupun mental.

c. Meningkatkan kualitas seleksi

peserta didik agar mampu

mendapatkan individu yang lebih berkualitas.

2. Bagi Peserta Didik

a. Membuat persiapan lebih awal bila banyak materi yang belum diajarkan di sekolah agar dapat menyesuaikan diri ketika melakukan pembelajaran. b. Membentuk kelompok belajar agar

dapat saling membantu dalam

menyelesaikan kesulitan peserta

didik lain baik dalam akademik ataupun sosial.

c. Melakukan konsultasi pada tutor di luar pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian maka

terdapat beberapa saran yang peneliti ajukan, diantaranya:

1. Bagi Pemerintah

Pemberian alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi Jawa Tengah kepada Unit

Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho” Purworejo agar ditambah, sehingga dapat

digunakan untuk melengkapi dan

membenahi sarana prasarana yang belum

ada untuk mendukung pelaksanaan

pendampingan selanjutnya. 2. Bagi Lembaga

a. Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso

Wredho” Purworejo untuk merekrut

tenaga Pekerja Sosial guna

menanggulangi keterbatasan tenaga

pelayanan di panti.

b. Peran pendamping diperlukan dalam kegiatan pembinaan lansia sehingga perlu dipertahankan. Peran pendamping

yang perlu dipertahankan adalah

pemberi motivasi (motivator),

pemungkin (enabler) dan pembimbing

(supervisor). Selain ketiga peran

pendamping yang dipertahankan, peran

pendamping juga perlu ditambah

maupun diperluas sehingga tujuan

pendampingan pada lansia dapat

tercapai secara optimal.

c. Kurangnya motivasi lansia dalam

mengikuti kegiatan, sehingga

disarankan kepada pihak-pihak yang terkait pembinaan untuk memberikan motivasi secara berulang-ulang pada setiap kegiatan pembinaan sehingga kesadaran lansia akan muncul.

DAFTAR PUSTAKA Artikel

PSKKK UGM (2015) Putus Sekolah : Ketiadaan Biaya Masih Jadi Alasan Utama. Media Center PSKK UGM. Edtor.

(8)

Fahmi, E J. (2008). Pendidikan Berbasis Masyarakat.

Hasim, M. (2007). Implementasi Pendidikan Berbasis Masyarakat (case study Pelaksanaan Proses Pembelajaran di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening, Salatiga. Septian, R T. (2007). Perkembangan

Perpustakaan Berbasis Komunitas Studi Kasus Pada Ruma Cahaya, Melati Taman Baca dan Kedai Baca Sanggar Baruda.

Sari, K M. (2009). Peran Perpustakaan Masyarakat.

Utami, Ruli. (2016). Pendampingan Anak Jalanan Melalui Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) di Rumah Singgah Hafara Kasihan Bantul.

Paper

Pratiwi, Endah Puspa. Pengembangan

Pendidikan Non Formal Melalui Program Keaksaraan

Fungsional Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

Prasojo, Lantip Diat. Implementasi

Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Non Formal

Berbasis Masyarakat.

Hasim, M. Pembelajaran Berbasis

Masyarakat di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Salatiga.

Masdudi. Demokratisasi Manajemen

Pendidikan Berbasis Masyarakat. Buku Bacaan

Abdul Kadir dkk. (2012). Dasar-dasar pendidikan. Jakarta : Kencana

Tanzeh, A. (2001). Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras

Aditya, Dodiet. (2012). Konsep Dasar Masyarkat. Surakarta : ASKEB Komunitas

Siswoyo, D. (2013). Ilmu Pendidian. Yoyakarta : UNY Press

Ihsan, F. (2003). Dasar Dasar

Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, N. (2002). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya

Fuad, N. (2014). Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : Bumi Aksara. Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Tilaar, H.A.R. (2000). Paradigma Baru

Pendidikan Nasional. Jakarta: Runeka Cipta

Umberto Sihombing. (1990). Pendidikan Luar Sekolah, Kini dan Masa

(9)

Depan:Konsep, Kiat, dan Pelaksanaan. Jakarta: PD. Mahkota Zulkarnain, W. (2013). Dinamika Kelompok.

Jakarta : Bumi Aksara Undang-Undang

Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun dalam penelitian ini langkah-langkah penggunaan R&D dilakukan sampai ujicoba produk atau ujicoba terbatas saja. Tahapan penelitian pada Gambar 1 dapat dijelaskan

Gelembung dan apungan adalah hasil dari piping yang berterusan dan menyebabkan tanah bersebelahan dengan permukaan hilir empangan konkrit atau cerucuk tebing naik dan

9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk

langsung terhubung kedalam komputer personalia sehingga dapat langsung mengetahui setiap karyawan yang hadir ataupun yang tidak hadir dan juga bagi pegawai yang terlambat

Sehubungan dengan Pengumuman Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi pada tanggal 29 Mei 2013, yang dilaksanakan oleh Pokja ULP Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada

Perusahaan Saudara adalah Pemenang pada Pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Pembangunan/ Rehabilitasi Gedung Paket 1, untuk itu kami mengundang

pеrusahaan ASUS mampu mеmbuat pеlanggan untuk loyal, baik sеcara langsung maupun tidak langsung mеlalui kеpuasan yang dirasakan olеh pеlanggan.. Sеhingga pеlanggan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa Nomor : 038.7/PPBJ- PENG/DIKMEN/2013 tanggal 16 Agustus 2013, maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Pendidikan