• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMAH PINTAR DI KLUNGKUNG DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUMAH PINTAR DI KLUNGKUNG DAFTAR ISI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR TABEL ... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan ... 4 1.4 Proses Perancangan ... 5

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP RUMAH PINTAR 2.1 Pemahaman Rumah Pintar ... 7

2.1.1 Pengertian Rumah Pintar ... 7

2.1.2 Pendidikan Nonformal ... 8

2.1.3 Peraturan Perundang-undangan ... 8

2.1.4 Batasan Rumah Pintar ... 9

2.1.5 Karakteristik Pelajar ... 9

2.1.6 Tujuan Rumah Pintar ... 11

2.1.7 Fungsi Rumah Pintar ... 12

2.2 Sasaran Rumah Pintar ... 12

2.2.1 Bentuk Layanan Rumah Pintar ... 13

2.2.2 Metode Pembelajaran Brain Gym ... 16

2.2.3 Ruang Lingkup Satuan Pendidikan Rumah Pintar ... 17

2.2.4 Kondisi Ideal Rumah Pintar ... 20

2.2.5 Struktur Organisasi Rumah Pintar ... 20

2.4 Tinjauan Proyek Sejenis ... 21

2.4.1 Rumah Pintar Kota Denpasar ... 21

(2)

iv

2.4.2 Rumah Pintar Cakra Cendekia I di Depok ... 38

2.4.4 Kesimpulan dari Proyek Sejenis ... 48

2.5 Spesifikasi Umum Rumah Pintar ... 50

2.5.1 Pengertian Rumah Pintar ... 50

2.5.2 Batasan ... 50

2.3.3 Kegiatan Secara Umum ... 51

2.3.4 Kelembagaan dan Pengelolaan ... 51

2.3.5 Fasilitas ... 51

BAB III STUDI PENGADAAN RUMAH PINTAR DI KLUNGKUNG 3.1 Tinjauan Umum Lokasi ... 53

3.1.1 Aspek Fisik ... 54

3.1.2 Aspek Non Fisik ... 56

3.2 Studi Pengadaan Rumah Pintar di Klungkung ... 64

3.2.1 Analisis SWOT ... 65

3.1.1 Kesimpulan Analisis SWOT ... 66

3.3 Spesifikasi Khusus Rumah Pintar di Klungkung ... 66

3.3.1 Pengertian ... 66

3.3.2 Fungsi ... 67

3.3.3 Tujuan dan Sasaran ... 67

3.3.4 Batasan ... 67

3.3.5 Kegiatan ... 68

3.3.6 Pelaku Kegiatan ... 69

3.3.7 Sistem Pengelolaan dan Manajemen ... 70

3.3.8 Ruang Lingkup Layanan ... 70

3.3.9 Struktur Organisasi Pengelola ... 72

3.3.10 Fasilitas ... 72

3.3.11 Persyaratan Lokasi ... 74

BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN 4.1 Tema ... 75

(3)

v 4.1.1 Pendekatan Tema ... 75 4.1.2 Penentuan Tema ... 77 4.1.3 Penerapan Tema ... 77 4.2 Program Ruang ... 78 4.2.1 Program Fungsional ... 79 4.2.2 Program Performansi ... 87 4.2.3 Program Arsitektural ... 99 4.3 Program Tapak ... 117

4.3.1 Kebutuhan Luasan Tapak ... 117

4.3.2 Kriteria Pemilihan Tapak ... 118

4.3.3 Pemilihan Lokasi Tapak ... 120

4.3.4 Analisis Tapak ... 127

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 144

5.1.1 Konsep Entrance ... 144

5.1.2 Konsep Zoning Tapak ... 146

5.1.3 Konsep Ruang Luar ... 148

5.1.4 Konsep Parkir ... 150

5.1.5 Konsep Sirkulasi Tapak ... 152

5.1.6 Konsep Pola dan Orientasi Massa ... 153

5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 155

5.2.1 Konsep Zoning Bangunan ... 155

5.2.2 Konsep Sirkulasi Dalam Bangunan ... 156

5.2.3 Konsep Bentuk Massa ... 156

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ... 158

5.2.5 Konsep Tampilan Ruang Dalam ... 159

5.2.6 Konsep Utilitas Bangunan ... 160

DAFTAR PUSTAKA ... 161 LAMPIRA

(4)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Pintar ... 21

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Pintar Kota Denpasar ... 23

Gambar 2.3 Fasad UPT. Rumah Pintar ... 23

Gambar 2.4 Area Parkir Rumah Pintar ... 23

Gambar 2.5 Area Wifi ID ... 24

Gambar 2.6 Kedai Baca ... 24

Gambar 2.7 Cafetaria ... 24

Gambar 2.8 Smart Digital Lounge ... 25

Gambar 2.9 Koleksi Buku Smart Digital Lounge ... 25

Gambar 2.10 Denah Lantai 1 Rumah Pintar Kota Denpasar ... 26

Gambar 2.11 Ruang Kepala UPT. Rumah Pintar dan Kasubag TU ... 26

Gambar 2.12 Koleksi Buku UPT. Rumah Pintar ... 27

Gambar 2.13 Alat Peraga Sains ... 27

Gambar 2.14 Hasil Keterampilan dan Lomba ... 27

Gambar 2.15 KidSmart Early Learning Program ... 28

Gambar 2.16 Alat-alat Tradisional ... 28

Gambar 2.17 Resepsionis ... 28

Gambar 2.18 Denah Lantai 2 Rumah Pintar Kota Denpasar ... 29

Gambar 2.19 Ruang Internet Tahap Perbaikan ... 30

Gambar 2.20 Ruang Internet ... 30

Gambar 2.21 Ruang Multimedia ... 30

Gambar 2.22 Lomba Mejejaitan ... 30

Gambar 2.23 Ruang Radio Mini ... 31

Gambar 2.24 Seperangkat Alat Siaran Radio ... 31

Gambar 2.25 Denah Lantai 3 Rumah Pintar Kota Denpasar ... 32

(5)

vii

Gambar 2.27 Sentra Komputer ... 35

Gambar 2.28 Sentra Bermain ... 36

Gambar 2.29 Sentra Kriya ... 36

Gambar 2.30 Sentra Panggung ... 37

Gambar 2.31 Struktur Organisasi Rumah Pintar Cakra Cendekia I ... 39

Gambar 2.32 Sentra Perpustakaan ... 40

Gambar 2.33 Kegiatan di Sentra Komputer ... 41

Gambar 2.34 Sentra Komputer ... 41

Gambar 2.35 Sentra Bermain ... 41

Gambar 2.36 Sentra Laboratorium dan Sains ... 42

Gambar 2.37 Kegiatan di Lab Bahasa ... 42

Gambar 2.38 Sentra Ketahananpangan ... 42

Gambar 2.39 Kegiatan Sentra Ketahananpangan ... 42

Gambar 2.40 Sentra Kriya ... 43

Gambar 2.41 Hasil Karya pada Sentra Kriya ... 43

Gambar 2.42 Sentra Panggung ... 44

Gambar 2.43 Sentra Outbound ... 45

Gambar 2.44 Sentra Pertanian Terpadu ... 45

Gambar 2.45 Struktur Organisasi Rumah Pintar Tresno Asih ... 48

Gambar 2.46 Sentra Buku ... 49

Gambar 2.47 Sentra Bermain ... 49

Gambar 2.48 Sentra Komputer ... 50

Gambar 2.49 Sentra Panggung ... 51

Gambar 2.50 Sentra Kriya ... 51

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali ... 59

Gambar 3.2 Peta Kabupaten Klungkung ... 59

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Rumah Pintar ... 77

Gambar 4.1 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengunjung SD, SMP, SMA/SMK ... 87 Gambar 4.2 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Anak Usia Dini 87

(6)

viii

Gambar 4.3 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Khusu Perempuan

(Usia 15-59 tahun) ... 88

Gambar 4.4 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Masysrakat Umum ... 88

Gambar 4.5 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengelola (Pimpinan) ... 89

Gambar 4.6 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengelola (Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara, Resepsionis) ... 89

Gambar 4.7 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengelola (Seksi Pendidikan dan Tutor) ... 90

Gambar 4.8 Alur Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Servis ... 90

Gambar 4.9 Hubungan Ruang Makro ... 115

Gambar 4.10 Hubungan Ruang Kegiatan Utama ... 116

Gambar 4.11 Hubungan Ruang Kegiatan Penunjang ... 117

Gambar 4.12 Hubungan Ruang Kegiatan Pengelola ... 118

Gambar 4.13 Hubungan Ruang Kegiatan Utama ... 119

Gambar 4.14 Organisasi Ruang Rumah Pintar ... 120

Gambar 4.15 Sirkulasi Ruang Rumah Pintar ... 121

Gambar 4.16 Alternatif Site ... 125

Gambar 4.17 Kondisi Tapak Alternatif 1 ... 126

Gambar 4.18 Kondisi Tapak Alternatif 2 ... 127

Gambar 4.19 Kondisi Tapak Alternatif 3 ... 129

Gambar 4.20 Lokasi dan Besaran Tapak ... 133

Gambar 4.21 Suasana Areal Tapak ... 134

Gambar 4.22 Luas tapak ... 134

Gambar 4.23 Built Up Area (BUA) ... 135

Gambar 4.24 Topografi dan Drainase ... 136

Gambar 4.25 Pengolahan Tapak ... 137

Gambar 4.26 Lintasan Matahari Pada Tapak ... 138

Gambar 4.27 Orientasi Fasad Bangunan ... 139

(7)

ix

Gambar 4.29 Lapisan Tanah Pada Tapak ... 141

Gambar 4.30 Skema Sumur Bor ... 142

Gambar 4.31 Arus Kendaraan di Depan Tapak ... 142

Gambar 4.32 Penempatan Entrance ... 143

Gambar 4.33 Utilitas Pada Tapak ... 144

Gambar 4.34 Sumber Kebisingan di Sekitar Tapak ... 145

Gambar 4.35 Zoning Berdasarkan Analisis Kebisingan ... 146

Gambar 4.36 Analisis View Pada Tapak ... 147

Gambar 4.37 Zoning Berdasarkan Analisis View ... 148

Gambar 5.1 Peletakan Entrance Pada Tapak ... 150

Gambar 5.2 Jalur Entrance ... 151

Gambar 5.3 Bangunan Utama Sebagai Pusat Orientasi ... 152

Gambar 5.4 Konsep Zoning Tapak ... 153

Gambar 5.5 Penataan Pedestrian Pada Tapak ... 154

Gambar 4.6 Konsep Taman Brain Gym ... 155

Gambar 5.7 Konsep Parkir Sepeda Motor ... 156

Gambar 5.8 Konsep Parkir Mobil ... 156

Gambar 5.9 Konsep Penataan Parkir ... 157

Gambar 5.10 Pola Sirkulasi dan Arah Sirkulasi Pada Tapak ... 158

Gambar 5.11 Orientasi dan Pola Massa ... 159

Gambar 5.12 Konsep Zoning Bangunan ... 160

Gambar 5.13 Konsep Sirkulasi Dalam Bangunan ... 161

Gambar 5.14 Konsep Bentuk Dasar Massa ... 162

Gambar 5.15 Konsep Bentuk Massa ... 162

Gambar 5.16 Konsep Tampilan Bangunan ... 164

Gambar 5.17 Konsep Tampilan Ruang Baca dan Koleksi Buku ... 165

Gambar 5.18 Konsep Tampilan ruang Bermain ... 165

Gambar 5.19 Jaringan Air Bersih Pada Bangunan ... 167

(8)

x

Gambar 5.21 Sistem Pengolahan Air Kotor ... 168 Gambar 5.22 Skema Sistem Pemadam Kebakaran Pada Bangunan dan Tapak ... 168 Gambar 5.23 Jaringan Listrik Pada Bangunan ... 169 Gambar 5.24 Sumber Listrik dan Pemanfaatan Energi Alternatif ... 169

(9)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Kunjungan Rumah Pintar Kota Denpasar Tiap Bulannya ... 33

Tabel 2.2 Data Kunjungan Rumpin Cakra Cendekia I ... 46

Tabel 2.3 Data Kunjungan Rumah Pintar Tresno Asih... 52

Tabel 2.4 Perbandingan dari Proyek Sejenis ... 53

Tabel 3.1 Luas Kecamatan Klungkung ... 60

Tabel 3.2 Kemiringan di Kabupaten Klungkung Menurut Klasifikasi Luasnya .. 60

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Kabupaten Klungkung, 2014 ... 61

Tabel 3.4 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Klasifikasi dan Jenis Kelamin, 2014 ... 63

Tabel 3.5 Quisioner SMP Negeri Satu Atap Takmung ... 64

Tabel 3.6Quisioner SMAN 1 Banjarangkan ... 65

Tabel 3.7 Analisis SWOT ... 70

Tabel 3.8 Jadwal Pelatihan di Rumah Pintar ... 76

Tabel 4.1 Kebutuhan Ruang ... 93

Tabel 4.2 Persyaratan Ruang... 94

Tabel 4.3 Asumsi Jumlah Pengelola Rumah Pintar di Klungkung ... 113

Tabel 4.5 Rekapitulasi Kebutuhan Luasan Ruang ... 116

Tabel 4.6 Kriteria Pemilihan Tapak ... 125

Tabel 4.7 Pembobotan Kriteria Pemilihan Tapak ... 126

(10)

ABSTRAK

Rumah pintar dapat didefinisikan sebagai sebuah fasilitas untuk mewadahi pembelajaran di luar sekolah dimulai dari anak usia dini hingga lansia. Karena pada rumah pintar menyediakan pendidikan yang gratis dan pengunjung yang datang dominan dari kalangan menengah kebawah, maka diperlukan desain yang cocok dengan kondisi lingkungan sekitar. Tujuan merancang rumah pintar ini adalah untuk memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi masyarakat setempat baik dari anak usia dini hingga lansia. Pemilihan tema yang sesuai dengan fungsi bangunan dan lingkungan sekitar menjadi salah satu pertimbangan mengambil tema. Diperlukan tema bangunan yang dapat mecakup semua usia dengan desain sederhana. Penerapan konsep arsitektur ke dalam bangunan merupakan salah satu hal yang paling utama dalam merancang. Dalam penerapan konsep bangunan mempunyai tujuan untuk memberikan identitas dan ciri khas pada bangunan itu sendiri, seperti pada bangunan rumah pintar yang memiliki fungsi tertentu. Rumah pintar berfungsi sebagai tempat pendidikan non formal diluar sekolah yang harus memiliki ciri bangunan pendidikan.

Kata Kunci: tema, konsep, merancang rumah pintar di klungkung

ABSTRACT

Rumah pintar can be defined as a facility that accommodate the learning process outside of the school which starting from early childhood to senior citizens. It is necessary to design the rumah pintar fits the surrounding environmental conditions because the rumah pintar will provide free education which visitors who come predominantly from the middle classes or lower classes. The purpose of designing a rumah pintar is to provide additional knowledge for local communities started from early childhood to senior citizens. The theme is selected based on the function of the building and the surrounding environment. It is necessary to properly choose the theme that can cover all ages with simple designs. The implementetion of an architectural concepts into a buildings is one of the most important thing in designing.The concept that applying into the building has an objective to provide the identity and characteristics of the building itself, such as in building a rumah pintar that have specific functions. Rumah pintar will function as a non-formal education facility outside of the school that should be characterized as education building.

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang pemilihan judul yang berkaitan dengan topik perencanaan dan perancangan yang di gunakan, rumusan masalah, tujuan serta metode penelitian yang digunakan.

1.1 Latar Belakang

Rumah Pintar menjadi salah satu fasilitas untuk mewadahi aktifitas pembelajaran diluar sekolah. Rumah pintar merupakan program dari pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat di semua kalangan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomer 81 tahun 2013, rumah pintar dikategorikan sebagai Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis. Berdirinya rumah pintar pertama kali di Bali pada tanggal 12 februari 2010 yang berlokasi di pusat Kota Denpasar. Rumah pintar tidak hanya sebatas bangunan yang menyediakan fasilitas-fasilitas buku seperti perpustakaan, didalamnya terdapat pelatihan-pelatihan yang dapat membantu mengembangkan potensi kecerdasan, pembelajaran ilmu teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pembelajaran di rumah pintar disediakan tutor beserta asisten tutor untuk membimbing peserta didik. Pemberdayaan masyarakat khususnya kaum perempuan yang tidak

(12)

2

memiliki pekerjaan juga akan menjadi salah satu program untuk mengembangkan bakat masyarakat yang ada disekitaran rumah pintar.

Para pelajar saat ini cenderung menghabiskan waktu luangnya untuk berkumpul dengan teman sebaya di warung, cafe, dan tempat hiburan lainnya. Dari hasil wawancara dengan 30 orang pelajar di Klungkung mengatakan bahwa perpustakaan atau tempat belajar yang ada saat ini terlihat kurang menarik karena terkesan formal. Sehingga tempat belajar yang ada saat ini dapat dikatakan kurang sesuai dengan selera pelajar, baik itu dilihat dari suasana atau penataan ruangnya. Hal tersebut diperkuat dengan data yang diperoleh dari Ganesha Operation yang merupakan salah satu tempat bimbingan belajar terkenal di Klungkung. Data yang didapat menunjukkan penurunan jumlah peserta dari tahun 2013 sebanyak 252 orang dan pada tahun 2015 sebanyak 204 orang, dari data tersebut penurunan peserta yang banyak dari pelajar SMA/SMK sederajat. Upaya pemerintah untuk menyediakan fasilitas free wifi sudah dilakukan, tetapi hal tersebut masih belum bisa menarik minat pelajar karena tempat dan fasilitas penunjang lainnya belum tersedia. Dengan melihat kenyataan sekitar, banyak remaja yang memanfaatkan caffe atau tempat yang menyediakan fasilitas free wifi untuk belajar atau berkumpul dengan teman-teman.

Pembangunan rumah pintar di Klungkung dilatar belakangi oleh data yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Klungkung yang menegaskan bahwa minat baca pelajar di Klungkung masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan sumber bacaan yang masih terbatas serta jumlah perpustakaan dan taman bacaan masyarakat yang masih sedikit. Peran perpustakaan yang belum optimal karena koleksi bacaan yang sedikit, buku yang disediakan masih terbitan lama, jenis bacaan yang kurang beragam dan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan bacaan masyarakat serta kualitas tenaga pengelola yang kurang baik. Pada perpustakaan daerah Klungkung tercatat jumlah pengunjung mengalami menurunan dari tahun 2012 sebanyak 5.808 orang dan pada tahun 2015 sebanyak 5.016 orang.

Untuk menanggulangi konsekuensi tersebut, rumah pintar akan menjadi solusi dalam permasalahan masyarakat Klungkung terutama dalam meningkatkan

(13)

3 minat belajar. Karena pada rumah pintar akan menyediakan fasilitas ruang belajar

yang sesuai dengan selera pelajar saat ini yaitu tempat belajar yang sekaligus menjadi tempat berkumpul. Dengan begitu para pelajar akan tertarik untuk membaca-baca buku atau mencari sesuatu di internet sambil menghabiskan waktu dengan suasana yang santai dan tidak membosankan. Untuk meningkatkan minat belajar, rumah pintar menyediakan metode pembelajaran Brain Gym, karena dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan dapat memperbaiki konsentrasi belajar, menumbuhkan minat belajar dan meningkatkan rasa percaya diri. Penambahan ilmu pengetahuan dan teknologi akan didapat oleh pelajar melalui berbagai macam buku-buku terbaru yang tercetak atau berupa electronic book, dari pelatihan komputer internet serta dari pemutaran video tentang pendidikan dan sejarah yang dapat mengembangkan bahasa dan lisan. Program tambahan berupa area bermain bagi anak usia dini akan disediakan guna memberikan pembelajaran seperti mengenal huruf, bentuk, angka, warna, dll. Pembelajaran tersebut akan diberikan melalui Alat Permainan Edukasi yang menyenangkan, dengan begitu

anak akan merasa senang menjalaninya tanpa ada rasa tertekan.Untuk menambah

skill masyarakat Klungkung, rumah pintar akan menyediakan pelatihan keterampilan berdasarkan pontensi lokal yang ada dilingkungan sekitar seperti pelatihan lukisan wayang kamasan yang menjadi kerajinan khas Klungkung dan kerajinan dari barang bekas untuk disabilitas.

Sehingga perlunya sebuah fasilitas yang dapat mewadahi pembelajaran diluar sekolah yang sesuai dengan selera pelajar di Klungkung berupa pembangunan Rumah Pintar. Dari hasil survei ke 4 rumah pintar yang ada di Bali, lokasi yang cocok untuk mendirikan rumah pintar yaitu di daerah yang masih kurang dari segi pendidikan dan perekonomian. Pada rumah pintar nantinya akan didesain perpaduan antara tempat pendidikan dengan tenpat hiburan agar pelajar lebih nyaman dan tertarik untuk berkunjung menikmati fasilitas yang tersedia. Dengan begitu permasalahan minat belajar dan skill yang kurang di Kabupaten Klungkung dapat diatasi dengan baik. Diharapkan kedepannya dapat memberikan peluang kerja kepada masyarakat dan tingkat pendidikan di Klungkung mampu bersaing dengan kabupaten Badung dan Kota Madya untuk melahirkan lulusan terbaik.

(14)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan konsep Arsitektur Bali pada bangunan yang akan dirancang?

2. Apa tema yang cocok digunakan untuk rumah pintar agar lebih menarik minat pengunjung?

3. ?

4. Bagaimana program ruang dan tapak untuk perencanaan dan perancangan rumah pintar yang dapat mewadahi pengunjung yang ada di Klungkung? 5. Bagaimana konsep perancangan yang tepat dan sesuai dengan selera

pelajar saat ini?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan perancangan Rumah Pintar di Klungkung yaitu :

1. Menerapkan konsep Arsitektur Bali kedalam rancangan untuk lebih mencirikan bangunan berlokasi di Bali

2. Memahami perancangan dan perencanaan pada tema yang dapat menarik minat pengunjung ke rumah pintar.

3.

4. Menghasilkan program ruang dan tapak dengan memperhitungkan pendekatan kapasitas pengunjung di Klungkung.

5. Menghasilkan konsep perancangan yang memadukan antara tempat belajar dengan tempat hiburan, sehingga akan lebih menarik minat pelajar untuk berkunjung.

(15)

5

1.4 Proses Perancangan

Adapaun proses perancangan yang akan digunakan dalam merancang Rumah Pintar di Klungkung adalah proses perancangan lima langkah, (Snyder, 1984:225) proses tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Permulaan

Langkah pertama yaitu tahapan persiapan meliputi identifikasi pengenalan Rumah Pintar dan batasan masalah yang akan dipecahkan. Pada makalah ini tahap permulaan dipaparkan dalam latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan proses perancangan yang akan digunakan.

b. Persiapan

Pada tahapan kedua proses perancangan yaitu persiapan meliputi pengumpulan data dan menganalisa data informasi tentang permasalahan yang akan dipecahkan. Jenis data yang didapat akan dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder merupakan teknik pengumpulan data yang diambil dari literatur-literatur

terkait yang nantinya akan dapat menambah refrensi untuk

menyempurnakan desain rumah pintar. Literatur-literatur tersebut didapat dari internet dan buku-buku yang mengulas tentang jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, fasilitas, sasaran yang dituju rumah pintar, dll. Hal tersebut pada nantinya akan membantu dalam pengenalan dan pendalaman desain yang akan dirancang. Adapun teknik pengumpulan data primer yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi merupakan kegiatan pengamatan dengan cara menuju langsung kelokasi atau menuju objek-objek yang memiliki fungsi yang sama dengan rumah pintar, salah satunya Rumah Pintar Kota Denpasar di Jl. Kamboja.

2. Wawancara merupakan tahap pengumpulan data dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait yang memahami tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan rumah pintar. Pada nantinya akan dilakukan wawancara dengan pengelola rumah pintar Kota Denpasar dan 30 orang pelajar yang ada di Klungkung untuk mengetahui

(16)

6

permasalahan apa yang dialami pelajar saat ini, terutama dalam hal pendidikan.

c. Pengajuan Usul

Proses pengajuan usul rancangan yang sering disebut dengan sintesis, yaitu usulan rancangan yang harus mencakup berbagai pertimbangan dari konteks (fisik, sosial, ekonomi), program, tapak, estetika, teknologi yang berlaku dan nilai-nilai perancangan pada pengadaan Rumah Pintar di Klungkung. Dimulai dari tinjauan lokasi yang dipilih, analisi SWOT, sampai mendapatkan spesifikasi secara khusus Rumah Pintar, sehingga mampu menentukan tema yang akan digunakan, program perancangan yang akan menentukan kebutuhan luas tapak yang diperlukan dan menerapkan konsep perancangan pada tapak maupun pada bangunan. Pada tahap ini juga akan dilakukan penerapan konsep perancangan dan transformasi konsep perancangan yang akan dilanjutkan pada Studio Tugas Akhir.

d. Evaluasi

Tahapan evaluasi berpusat pada evaluasi usul-usul alternatif oleh perancang, evaluasi yang dilakukan meliputi perbandingan pemecahan rancangan yang diusulkan dengan sasaran yang dikembangkan pada tahap penyususnan program.

e. Tindakan

Pada tahapan akhir yaitu tindakan proses perancangan yang meliputi kegiatan-kegiatan yang dihubungkan dengan persiapan dan pelaksanaan suatu proyek.

Dari proses perancangan lima langkah di atas, pada makalah ini hanya mencakup poin pertama sampai sebagian poin ketiga, untuk sebagian poin ketiga akan dilanjutkan pada mata kuliah Studio Tugas Akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Time budget pressure tidak dapat memoderasi pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi dengan kualitas audit.. Kata Kunci : Kualitas Audit, Kompetensi, Independensi,

Pada perencanaan transportasi laut menghasilkan skenario 3.2 sebagai rute dan penugasan kapal yang optimal untuk melayani migrasi penduduk Jawa – Kalimantan beserta

Di samping kemudahan-kemudahan tersebut, disempurnakan juga ketentuan mengenai kewajiban bank untuk memelihara likuiditas minimum baik dalam rupiah maupun valuta

Dari sini, dapat diketahui bahwa sesuatu yang dinamis dari penafsiran bukan terletak pada makna literal teks, melainkan pada pemaknaan terhadap signifi kansi (pesan utama)

Sedangkan menurut Jumingan (2014 hal.239) “menyatakan kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut

sebabkan bahwa rasa takut dan cemas terhadap nyeri persalinan sehingga ibu bersalin tidak merasa nyaman, saat ini timbul trend/kecendrungan para wanita muda lebih memilih

McLeod, Jr., (2001: 15) menyatakan bahwa data terdiri dari fakta- fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai contoh, jumlah jam kerja pegawai,

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam