• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELINDA FEBRIANI SETYANINGSIH NIM: Pembimbing : Dra. Lydia Ersta K, S.P.d. M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ELINDA FEBRIANI SETYANINGSIH NIM: Pembimbing : Dra. Lydia Ersta K, S.P.d. M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH EFEKTIFITAS KERJASAMA GURU BK DENGAN PEMBINA PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENTAATI

TATA TERTIB DI SEKOLAH SMK PGRI 4 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ELINDA FEBRIANI SETYANINGSIH NIM: 08500057

Pembimbing : Dra. Lydia Ersta K, S.P.d. M.Pd.

Prodi BK FKIP UNSIRI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan Pembina Pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah SMK PGRI 4 Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yakni penulis dalam mengumpulkan data secara langsung dari lapangan kemudian menafsirkan dan menyimpulkan dari data-data yang ada dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data yaitu membandingkan dan melakukan kros cek dengan data, dan sumber data. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan Pembina Pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah SMK PGRI 4 Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015, sangat efektif. Hal-hal yang dilakukan oleh guru BK dengan Pembina Pramuka adalah berusaha untuk menjadi teman yang baik, memberikan kegiatan ekstra yang menarik perhatian subjek, membantu dalam bimbingan belajar maupun bimbingan pribadi sosial dan melaksanakan kegiatan kepramukaan.

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawatirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.

Sekolah adalah tempat terjadinya proses pendidikan, pengajaran dan pelatihan. Sebagai pendidik, pengajar dan pelatih guru diharapkan mampu membina anak didik menjadi manusia seutuhnya. Manusia menjadi manusia seutuhnya apabila dimanusiakan dengan cara-cara manusia. Ungkapan ini diharapkan mampu membantu para guru untuk melatih, mengajar anak didik dengan cara terdidik. Sekolah adalah tempat yang tepat untuk mewujudkan semua itu. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang disenangi anak didik untuk menyalurkan seluruh minat, bakat dan kemampuannya.

Pada kenyataanya dewasa ini, banyak anak didik yang justru menganggap sekolah itu menjadi tempat yang membosankan. Hidup dalam kebebasan menjadi alasan untuk melanggar aturan. Seringkali anak didik beranggapan bahwa aturan sekolah adalah pembatasan mereka untuk berkreasi dengan bebas. Teguran guru dianggap sebagai hukuman dan bahkan sebagai pelecehan. Hal seperti ini seharusnya mendapat perhatian serius dari warga sekolah baik guru maupun tenaga kependidikan lainya.

Untuk itu di SMK PGRI 4 Kendal Guru BK dengan Pembina Pramuka berusaha untuk bekerjasama dalam mendisiplinkan para siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah. Dengan displin diharapkan siswa akan hidup lebih teratur. Keteraturan itulah membuat yang satu dengan yang lainnya tidak saling berbenturan. Disiplin menjadikan setiap orang mengenali potensi diri dan menggalinya lebih dalam lagi, untuk berbuat lebih maksimal dan bermanfaat bagi yang lainnya.

(4)

Berdasarkan uraian di atas maka perlu diteliti tentang ”Pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan Pembina Pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah SMK PGRI 4 Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015”.

KAJIAN TEORI

1. Tinjauan Tentang Kerjasama

Pengertian kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan interaksi yang paling penting karena pada hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia senantiasa membutuhkan orang lain. http://temukanpengertian. blogspot.com/2013/09/ pengertian-kerja-sama.html.diakses-tgl.1-Nov-2014.

Menurut Moh. Jafar Hafsah menyebut kerja sama ini dengan istilah “kemitraan”, yang artinya adalah “suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan.” http://id.shvoong.com/business-management/entre preneur-ship/1943506-pengertian-kerja-sama/diakses-tgl-20-Oktober-2014. Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil. Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal.

2. Tinjauan Tentang Guru BK

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Untuk itu guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Menurut Achmad Juntika Nurihsan & Akur Sudianto (2005 : 7) seorang guru pembimbing dituntut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya persyaratan pendidikan, kepribadian, latihan dan pengalaman-pengalaman khusus.

(5)

Dengan demikian guru sebagai tenaga pembimbing sangat luas hubungannya dengan berbagai sumber informasi tentang siswa, diantaranya orang tua, teman sekelasnya dan orang yang terdekat dengan mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa sebelum dan setelah guru melaksanakan mengajar, membimbing, dan melatih siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.

3. Tinjauan Tentang Pembina Pramuka

Pramuka pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka. Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan pendidikannya. (Luluh Purwanto, 2005 : 47)

Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka selain Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instuktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing. Pembina bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kepramukaan di tingkat Gugus depan (gudep). (Luluh Purwanto, 2005 : 47)

4. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Siswa Dalam Mentaati Tata Tertib di Sekolah

Menurut Singgih D Gunarsa (2002 :15) Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin”, yang berarti sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Menurut Slameto (2003 :2) disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai seta kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian disiplin bukanlah suatu yang dibawa sejak awal, tetapi merupakan

(6)

sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor ajar atau pendidikan. Prilaku disiplin bagi siswa adalah salah satu kunci sukses untuk dapat meraih prestasi studi yang maksimal.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 4 Kendal. Pelaksanaan penelitian pada bulan Januari 2015 sampai dengan Februari 2015.

Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, maksudnya adalah mendeskripsikan tentang “Pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan Pembina Pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah SMK PGRI 4 Kendal”. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2007: 1) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yakni peneliti dalam mengumpulkan data secara langsung dari lapangan kemudian menafsirkan dan menyimpulkan dari data-data yang ada.

Sumber Data

Sumber data primer : yaitu pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang dijadikan obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah : Kepala SMK PGRI 4 Kendal, Guru BK SMK PGRI 4 Kendal, pembina pramuka, dan siswa SMK PGRI 4 Kendal.

Sumber data sekunder: yaitu sumber data yang tidak secara langsung memberikan keterangan dan bersifat melengkapi sumber data primer. Adapun yang termasuk sumber data sekunder adalah dokumen sekolah/ buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian, dan catatan-catatan penting yang berkaitan dengan kegiatan siswa yang diteliti.

(7)

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMK PGRI 4 Kendal yang bernama RS dan BB. Yang menjadi obyek penelitian ini adalah pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan pembina pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data: Wawancara (interview), Pengamatan (observasi), dan Dokumentasi

Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2007:330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil kuesioner. Adapun triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sejenis, yaitu dengan wawancara dan observasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hakekatnya frekuensinya kemunculan ketidakdisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolahan dapat digolongkan sebagai berikut: sering membuat guru marah karena subjek tersebut selalu membuat guru jengkel, sering membolos, mementingkan diri sendiri, berperilaku sombong, merasa dirinya lebih pandai dari siswa yang lain, selalu menonjolkan diri sendiri, ingin diperhatikan teman-temannya di kelas, ingin menutupi kekurangan pada dirinya kalau dia tidak bisa, merasa tidak diterima kelompok, serta sering salah tingkah untuk menarik perhatian teman.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, siswa masih banyak yang berperilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib dikarenakan siswa sering tidak menyadari

(8)

adanya kesulitan atau masalah yang sedang dihadapi bahkan sering ditemui bahwa guru meyakini adanya masalah pada siswanya, tetapi siswa yang bersangkutan tidak menyadarinya, selain itu juga sering ditemukan individu siswa yang tidak mau diketahui bahwa dirinya memiliki masalah yang menjadi kasus bagi dirinya, sehingga yang bersangkutan menipu dirinya sendiri. Sering kali seseorang tidak sempat menerapkan norma orang lain sebagai tolok ukur masalah yang dihayati dan kurang memiliki pengetahuan tertentu. Untuk menafsirkan bahwa yang dihadapi adalah masalah yang besar yang telah menjadi kasus untuk dirinya sendiri.

Dari analisis hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor penyebab perilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib pada diri subjek disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri siswa sendiri atau disebut faktor internal dan faktor luar siswa atau yang disebut faktor eksternal. Secara umum, faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya perilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib pada siswa kelas XI SMK PGRI 4 Kendal terdiri atas dua faktor yaitu :

1. Faktor Intern

Berdasarkan temuan melalui wawancara yang dilakukan dengan siswa diperoleh data bahwa penyebab siswa berperilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib dikarenakan siswa ingin diperhatikan banyak orang serta ingin menutupi kekurangannya bahwa dirinya ada tekanan batin yang menjadi masalah dalam dirinya.

2. Faktor Ekstern

a. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas diperoleh data bahwa penyebab siswa berperilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib dikarenakan siswa seperti tertekan jiwanya, hal ini disebabkan karena di dalam keluarganya dia menginginkan adanya komunikasi yang baik dan adanya perhatian dari kedua orang tuanya namun siswa pura-pura menutupi kekurangannya dengan sering membuat guru jengkel.

b. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman dekat diperoleh data bahwa penyebab siswa berperilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib dikarenakan siswa selalu tertekan dalam hidupnya, subjek merasa di luar rumah dengan teman komunitasnya, dia selalu diperhatikan oleh teman

(9)

sekomunitasnya, teman-teman komunitasnya selalu memberikan motivasi padanya dan adanya permainan yang diharuskan untuk selalu mendapatkan kejuaraan.

c. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua diperoleh data bahwa penyebab siswa berperilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib dikarenakan kesibukan orang tuanya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Kusnadi bahwa kerja sama mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas, mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien, mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat, mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antar pihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan, menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok, mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi di lingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik. Dengan adanya kerjasmaa antara guru BK dengan Pembina pramuka maka subjek secara perlahan tapi pasti dapat berubah menjadi siswa yang disiplin dalam mentaati tata tertib di sekolahan.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan Pembina Pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah SMK PGRI 4 Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 sangat efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh efektifitas kerjasama guru BK dengan Pembina Pramuka terhadap kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah SMK PGRI 4 Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015, sangat efektif. Hal-hal yang dilakukan oleh guru BK dengan Pembina Pramuka adalah berusaha untuk menjadi teman yang baik, memberikan kegiatan

(10)

ekstra yang menarik perhatian subjek, membantu dalam bimbingan belajar maupun bimbingan pribadi sosial dan melaksanakan kegiatan kepramukaan.

Saran

Kepada Kepala Sekolah : Pihak sekolah harus lebih tanggap terhadap perkembangan remaja sekarang, karena dengan ikut campurnya pihak sekolah, kepala sekolah dapat memberikan kebijakan-kebijakan yang harus diambil oleh guru, sehingga dengan adanya pembimbingan yang tepat siswa akan terhindar dari perilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib; Kepada Guru : Guru perlu memberikan bantuan bimbingan dan konseling untuk mengubah perilaku tidak disiplin dalam mentaati tata tertib menjadi disiplin dalam mentaati tata tertib di kelas, sebaiknya wali kelas atau guru mata pelajaran yang lain menyampaikan laporan kepada guru pembimbing tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengelolaan kelas terutama terhadap perilaku siswa selama proses belajar mengajar di sekolah, di samping perhatian secara klasikal diharapkan guru dapat memberikan perhatian secara individual, agar permasalahan yang dihadapi siswa dapat cepat diatasi. Kepada Guru BK : Hendaknya konselor menggunakan langkah-langkah bimbingan untuk mencapai perilaku anak yang wajar, hendaknya menerapkan pendekatan konseling untuk mengatasi permasalahan anak di sekolah, agar mampu membantu siswa mencapai perkembangannya secara optimal, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan treatment yang spesifik sesuai dengan tuntutan pengubahan perilaku; Kepada Orang Tua: untuk kelancaran dan pencapaian tujuan pembelajaran pada anak perlu adanya perhatian dan motivasi dari orang tua kepada anak, orang tua perlu membimbing terhadap perilaku siswa, orang tua supaya menyempatkan waktu untuk mengamati dan memperhatikan perilaku anak, khususnya perilaku anak dalam bergaul di luar rumah; Kepada Siswa: Siswa lebih serius dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga waktu yang dilakukan untuk kegiatan di dalam dan di luar sekolah yang tidak positif bisa dikurangi atau dihilangkan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan & Konseling di SMP. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-kerja-sama.html.diakses tgl.1-November-2014.

Luluh Purwanto. 2005. Seluk Beluk Kepramukaan. Surakarta: Tiga Serangkai.

Moh. Jafar Hafsah. 2009. http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneur- ship/1943506-pengertian-kerja-sama/diakses-tgl-20-Oktober-2014.

Singgih D. Gunarsa. 2002. Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.

UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta : CV. Novindo Pustaka Mandiri.

Wikipedia. 1993. Disiplin Siswa Di Sekolah. www.integral.sch.id. www.smppgri cimanggisdepok.com. 2008/diakses-tgl-29-Oktober-2014.

Referensi

Dokumen terkait

Dari nilai RUE yang diperoleh terlihat bahwa mulsa reflektif mampu menambah distribusi radiasi pada tanaman sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan radiasi baik untuk

Achmad Purtama Andana, yang bertujuan untuk mengetahui masingmasing variabel dalam mempengaruhi kinerja religius diantaranya: Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Motivasi, dan

masyarakat lain, nah itu nilai yang ingin kita tanamkan bagi mereka itu. Jadi kita perdayakan

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini oleh Tim KKN-PPM meliputi desain instalasi dan pembuatan instalasi energi terbarukan biogas yang diikuti dengan pelatihan

This research aims to (1) Investigate the types of writing strategy employed by the subjects; (2) Find out the differences between the writing strategies used by students with good

Besok aku tetap harus menghadap Raja Bumijo Gugoto untuk melaporkan kejadian tentang sebongkah emas yang aku terima dari raja, ternyata di dalamnya hanyalah batu

Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh

Ada kelebihan penting web 2.0 adalah anda tidak hanya dapat menggunakan satu media sosial saja dalam melakukan pemasaran ataupun promosi produk atau perusahan