Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
127
PENGARUH
STORE
ATMOSPHERE
TERHADAP
HEDONIC
SHOPPING
VALUE
DAN
IMPULSE
BUYING
(Survei
pada
Konsumen
Matahari
Department
Store
Malang
Town
Square)
Wahyu Prasetyo Edy Yulianto Srikandi Kumadji
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang
w_prasetyo12@yahoo.com
ABSTRACT
Thisbresearchbaimsbtobdeterminebandbexplain:-the0effectiiofgvariablebstoreiiatmosphereqtoahedonicpshopping value; theainfluencebofbvariableostoreqatmosphere..to,,impulseiibuying;pthe influencebofavariablebhedonicqshoppingpivaluelto impulsepbuying.qThisqtypebofqresearchqisbexplanatoryqresearchawithqapquantitativewapproach.iTheiparticipants iofithis researchiouareiuithejhbconsumerjhofjhMatahariooDepartmentoStoreoMalangoTownoSquare.oThe totalbsamplebisw116 respondentsbtakebbyqpurposiveqsamplingqandqforqcollecting byqusingqquestionnaire.qAnqanalysisiofitheidataiused descriptivekianalysisqandjhpathoanalysis.oTheiresultiofpathianalysisishowedithat:storelatmospherelhaslsignificantly influenceyonyhedonicyshoppingyvalueytoy0,692; storelatmospherelhaslsignificantlyiinfluencelonlimpulselbuyingltol0,248; hedonicijshoppingijvaluejihasoisignificantlyoijinfluencejonjimpulseibuyingjtoy0,602.yBasedaon thesetyresult,yitashouldybe MataharilDepartmentaStorelMalangfTownfSquarejkManagementftoasustainfandfenhanceathefstorelatmospherelindicators thatqhaveqbeenlratelwellabylthelconsumer. Thislcanlbeldonelbylkeepinglthelexistinglfacilities,laddinglamenities, checklperiodicallylandlimmediatelrepairliflfounddamage.
Keywords: Store Atmosphere, Hedonic Shopping Value, Impulse Buying
ABSTRAK
Tujuanbpenelitianbiniladalahiuntukjmengetahuildan menjelaskan:oipengaruh.lstoreb.atmosphere.bterhadap
hedonic shoppingbvalue; pengaruhmstorebatmospherebterhadapmimpulsembuying; pengaruhmhedonic shoppingbvaluebterhadapgimpulsegbuying.gJenisgpenilitianoiyanggdigunakaniadalah explanatoryiresearch
dengnaopendekatanbkuantitatif. Populasippenilitiannbiniaadalah;mkonsumennMataharidDepartmentsStore
Malang Town Square. Sampel sebanyak 116 orang respendonadiambil menggunakan teknik purposive
samplinginadimetodeipengumpulanidatabmenggunakanikuesioner. Analisisbdataimenggunakanianalisisidata deskriptfi dan analisis jalurj(path analysis). Hasilbanalisisjjalurj(pathbanalysis)jmenunjukkanbbahwa:
storeiatmosphereiberpengaruhisignifikanbterhadapihedonicishoppingivalueisebesari0,692; storeiatmosphere
berpengaruhisigniifikaniterhadapiimpulseibuyingisebesari0,248; hedonic shopping valuebberpengaruh signifikkaniterhadapiimpulseibuyingisebesari0,602. Disarankanbkepada manajemen MatahariiDepartment StoreiyMalanghiTownikSquareosebaiknyapmempertahankanidanimeningkatkaniindikatorbstorebatmosphere
yanglpsudahldinilai cukuplbaiklolehlkonsumen. Halbinibdapatpdilakukanpdenganbcarapmempertahankan fasilitas,bmenambahifasilitas, melakukanbpengecekanisecaraiberkalaidanisegerabmelakukaniperbaikanijika ditemukanpkerusakan .
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
128
A. PENDAHULUAN
Sejalanbdenganukondisiopersainganiindustri ritelioynagibsemakin ketat sertapoberkembangnya kebutuhanpidanpipolahuhiduppimasyarakat yang
semakinoomenginginkan kenyamanan belanja,
kepastianoiharga danopkeanekaragamanpybarang dalampisuatupitoko, konsumenpimenuntutpperitel untukpmeningkatkanppengelolaan, penampilan, danppelayanan. Menanggapiphalitersebut, maka parawpemasarwharuswmelakukanwstrategi dan berupayawagarwtetapwbertahanwhidup. Selainitu, banyaknyappilihanptokopritelpsaatpini membuat pengusaha ritel harus berlomba dalamioumenarik minat konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menarik minat konsumen yaitu
dengan mempertimbangkan storeopatmosphere .
Padatsaatiiniiperilakukmasyarakat Indonesia banyakiyangimemanfaatkaniwaktuiluangiatau hari liburimerekaidenganpberjalan-jalan atauibersantai disebuahimalltubersama keluarga, teman, rekan kerja,ikekasihiatauisaudara. Paraimanajeritoko atau riteliharusoimemanfaatkanifenomenaitersebut demiikelancarnibisnisidanimengambil keuntungan dengan haltersebut. Melakukaniperubahanpoipada
store atmospherepsangatpmemungkinkan untuk menarikikonsumeniagariberkunjungikedalam toko dani melakukanipembelian.
Kegiatanpbelanjapokebutuhanpppsehari-hari yanginyamanidanimenyenangkanidengan produk yang berkualitasimerupakanpidamanpmasyarakat Indonesia. OlehpkarenaiitujMatahariiDepartment Storeimenyediakaniberagamiprodukifashion yang tepatisertailayanan terbaikiuntukpoumeningkatkan kualitasyhidupykonsumen. MatahariyDepartment Storeimebukaigeraiipertamanyarfpadaotanggal 24 Oktober 1958ytdiyydaerahyPasarbvBaru,oJakarta yangrmerupakan tokorpakaianranak-anak.pPada tahunert1972rrMatahari berekspansiimelebarkan jejaknyautdengan membukaiidepartment store
modernipertamaidiiIndonesia dan selanjutnya membukaigerainyaidiiseluruhitanah air.
MatahariDepartmentStore merupakan salah
satu perusahaannritellterkemukahadi Indonesia
yang menyediakan perlengkapan pakaian,
aksesoris,iproduk-produkpkecantikan dan rumah
tanggapdenganphargapterjangkau. Matahari
Department Store bermitra denganopemasok terpecayaopdioIndonesiayydan luarynegeri untuk
menyediakanoypbarang-barangoppfashion yang
berkualitasppptinggi yangpppdapatpppditerima olehikonsumenpyangpsadarpiakanppnilai suatu produk.
GeraiiuMataharipoiDepartment Storeiyang
modernoodanooluasimenyajikan pengalaman
berbelanjappyangpdinamis danppinspiratifppyang membuatiikonsumenooidatangookembali. Dengan produkpfashionpoyang berkualitaswetinggiqwdan konseppgeraippyang modernimembuattyMatahari
DepartementqwStoreppsebagai tempatrrrpilihan berbelanjaqwproduk fashionertnomeralsatu di Indonesia.iBerdasarkanjlatarjbelakang itulah.maka
StorewiAtmosphereiidaniipengaruhnyauiuterhadap
HedonicaShoppingaValueasertapoImpulse Buying
padaa.konsumenkk.Matahari.k.Department...Store
MalangpoTowniiSquare.menarikiiuntuk dilakukan penelitianoilebihyulanjut. Berdasarkanibrumusan masalahkynaggtelahkdiajukan ,kmakaktujuan.dari penelitianbbbini adalahkluntukkmengetahui.,dan menjelaskanlpengaruh.store.atmosphere terhadap hedonic shoppingovalueodanoimpulseewbuying
serta pengaruhohedonicbshoppingbvaluekterhadap
impulsebbuying.
B. KAJIAN PUSTAKA 1. Store atmosphere
a. Pengertian Store Atmosphere
Toeri Levyband Weitz didukung oleh Utami
( 2010 : 279 ) penciptaan suasanabberarti rancangan lingkungan melalui bkomunikasi visual,
pencahayan, warna, musik, danbaroma untuk
merancangbrespon emosional dan perseptual
pelanggan dan untuk memengaruhi pelanggan dalam membeli. Melaluibstore atmosphere inilah
ritel mengkomunikasikaninformasi yang berkaitan denganlayanan, harga,bkualitas, dan ketersediaan barnga. Donovan and Rossiter dalam Peter and Olson (2000:205) menyatakan bahwa susana toko ( store atmosphere ) terutama melibatkan afeksi dalam bentukvbstatus emosi dalam toko yang
mungkinfatidak disadari sepenuhnya oleh
konsumen ketika sedang berbelanja.
b. Karakteristik Store Atmosphere
Komponen atmosfer/suasana adalah tata ruang, suara, bau, tekstur, dan desain bangunan
(Mowenand Minor 2002:140). MenurutbPeter and
Olson (2000:254) tiga konsep
keputusankjhkjutama dalam menentukan store
atmosphere yang efektif adalah lokasi toko, jjtata letak toko, dan rangsangan dalam toko. Berman
and Evans (1992:463) jugakjkjmenyatakan
bahwaatmosfer toko (store atmosphere) terdiri dari empat elemen, yaitugfexterior, general interior, store layout, dan interior display.
2. Hedonic shopping value
a. Pengertian Hedonic shopping value
Utami (2010:49) mengungkapkan bahwa
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
129 pribadi dibandingkan utilitarian dan dihasilkan
lebih banyak dari kesenangan belanja daripada manfat belanja. Darma dan Japrianto (2014) juga berpendapat bahwa hedonic shopping value juga mengacu pada tingkat persepsi dimana berbelanja
dianggap berguna secarabemosional yang
akhirnyacvmemberikan bermacam perasaan positif dan bermanfaat. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hedonic
shopping value adalah kegiatan berbelanja
konsumen yang hanyagfmencari kesenangan,
hiburan, danjkkepuasan saja tanpa memperdulikan manfaatsfberbelanja itu sendiri. Kesenangan, hiburan, dan kepuasan tersebut menimbulkan pengalaman belanja yang positif sehingga cenderunghgakan diulangi lagi oleh konsumen.
b. Karakteristik Hedonic shopping value
Utami (2010:49) menyatakan bahwa karakteristik hedonic shopping value adalah kesenangan, nilai emosional, dan hiburan potensial belanja . Hedonic shopping value adalah kegiatan berbelanja konsumen yang hanya mencari
kesenangan, haljfbaru, hiburan, dan
interaksihgsosial tanpayimemperdulikanytmanfaat berbelanja itu sendiri. Kesenangan, hal baru , hiburan, dan interaksi sosial tersebut menimbulkan
penaglamanbbbelanja ynag positif sehingga
cenderung akan diulangibblagi oleh konsumen .
3. Impulse buying
a. Pengertian Impulse buying
Pembelian impulsif adalah keinginan mendadak pembelian sebuah produk tanpa
perencanaan maupun keinginan pembelian
sebelumnya yang tanpa melalui banyak
pertimbangan yang cenderung menggunakan emosi dan tanpaatrmemikirkan resiko. Utami (2010:50) menyatakan bahawatperilaku pembelian yangatidakyudirencakanaas(unplanned buying)
merupakan perilaku pembelian yang dilakukan di dalam toko, dimana pembelian berbeda dari apa yang telah direncanakan oleh konsumen pada saat mereka masuk ke dalam toko. Mowen dan Minor (2002:11) menyatakan pembelian tidak terencana sebagai desakan hati secara tiba-tiba dengan penuhpkekuatan, bertahan dan tidakfdirencanakan
untuk membeli secarakuhklangsung, tanpa
memperhatikan akibatnya.
b. Karakteristik Impulse buying
Jones, et al. dalam Maymand and Ahmadinejad (2011) menyatakan bahwa impulse
buying memiliki karakterisrik sebagai berikut :
1) Tidak ada niat atau tidak diperlukan (uninteded
or unwanted)
Pembelianaayang dilakukan konsumen ketika konsumenafstidakbbmenginginkan atau tidak mencari produk yangbcdibeli tetapi konsumen melakukan pembelian akan produk yang tidak diinginkanatau yang tidakfgdicari.
2) Tidak relektif (unreflective)
Pembelian yang dilakukan oleh konsumen cenderung tidak memperhatikan manfaat dari produk dan kurang mengevaluasi produk karena enggan untuk bepikir tentang hasil jangka panjang. Pembelian ini dilakukan dari evaluasisingkat hasil dalam pemikiran.
3) Spontan (spontaneous)
Konsumen melakukan pembelian berkaitan dengan kedekatan dalam pembelian dimana periode waktu antar melihat produk dan membeli ptoduk ini sangat singkat. Pembelian spontan cenderung dilakukan karena adanya promo atau diskon.
C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Jenisapeneilitianayang digunakanaadalah
eksplanatory research karena penelitian ini
memberikanapenjelasan tentang hubungan kausal antara variabel store atmosphereadengan shopping
hedonic value dan impulse buying.
Pendekatanayang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif lebihamenitik beratkan pada pengujian secara hipotesis brdasarkanadata yang terukur sehingga pada akhirnya akan dijelaskan melalui kesimpulan.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian beradaijidikhkMatahari
Department StorertrMalangkkTown Square ynga
terletak di dalam mall Malang TownuSquarertrJl. Veteran No. 2, Malang, Jawa Timur. Alasan
dipilihnya lokasi penelitian di Matahari
Department StoreuiMalang Town Square karena
penelitijhjsudah mempertimbangkan bahwa
Matahari Department Store Malang Town Square merupakan pusat perbelanjaan atua industri ritel
yang terkmuka di Malang ynag menyediakan
perlengkapan pakaian, aksesoris, produk
kecantikan dan rumah tangga dengan harga terjangkau sehingga dapat menarik konsumen untuk berbelanja. Selain itu gerai-gerai matahari yang luas dan modern mempermudah konsumen
dalam berbelanja dan dapat merasakan
kenyamanan dalam kegiatan berbelanja.
3. Definisi Operasional dan Pengukuran
Definisi operasional juga apat diartikan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
130
caranya mengukursuatu variabel (Effendi,
2014:51).
a. Store Atmosphere (X)
Store atmosphere merupakan keseluruhan tata
ruang dan suasana toko yang dapat menarik
minatkonsumen serta dapat memberikan
kenyamanan bagi konsumen ketika berbelanja. Indikator dari store atmosphere adalah :
1) Bagian luar toko (exterior)
2) Bagian dalam toko (general interior) 3) Tata ruang toko (store layout)
b. Hedonic Shopping Value(Y1)
Hedonic shopping value merupakan perasaan
emosional yangadirasakna bersifat subjektif dan lebih mementingakn kesenangan dari pada
manfaataberbelanja. Indikator dari
hedonicashoppingavalue adalah:
1) Kesenangan 2) Hal baru 3) Hiburan
4) Interaksi Sosial c. Impulse buying(Y2)
Impulse buying adalah keinginan mendadak
pembelian sebuah produk tanpa perencanaan
maupunkeinginan pembelian sebelumnya
yang tanpa melalui banyak pertimbangan yang cenderung menggunakan emosi dan tanpa memikirkan resiko. Indikator dari impulse
buying adalah:
1) Tidak ada niat 2) Tidak reflektif 3) Spontan atau segera
b. Skala Pengukuran
Skala pengukuran pada penelitian ini
menggunakan skala Likert. Skala Likert
merupakan sebuah skala pengukuran dengan 5 kategori respon mulai dari “sangat tidak setuju” ke “sangat setuju” yang ditunjukkan kepada responden untuk memberikan tingkat persetujuan maupun ketidaksetujuan akibat dari pernyataan yang dilemparkan pada responden.
4. Analisis Data a. Analisis Deskriptif
MenurutkhArikuntoll( 2013 : 282 ) analisis
deskriptifkjhjadalahdata kuantitatif yang
dikumpulkan dalampenelitian korelasional,
komparatif atau eksperimen yang diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik
secara manualkjmaupun dengan menggunaka jasa
komputer. Analisisjikldeskriptif menggambarkan distribusi frekuensi variabel dan profil responden, ukurannya adalah pemberiannya angka, presentase, frekuensi, danjkrata-rata (mean) yang dituangkan dalam tabel.
b. Analisis Jalur (Path Analysis)
Sarwono (2007:2) menjelaskan bahwa
sebenarnya analisis jalur (path analysis)
merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Modelkmanalisis ini terdiri dari diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, terikat, dan perantara. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Hal ini
diperkuat dengan pendapatjRiduwan dan Kuncoro
(2012:115) bahwa tekniktranalisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal (sebab-akibat) antar variabel.
Tujuan model analisis jalur adalah untuk menganlisis pola hubungan antarjhjnvariabel sehingga diketahui pengaruhlangsung maupun tidak langsunglkjseperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen . Pada analisis jalur tidak digunakan istilahojvariabel bebas ataupun terikat. Sebagai gantinya, digunakan istilah
variabel eksogen (exogenus) danyuyendogen
(endogenus).
D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Deskriptif a. Variabel Store Atmosphere
Variabel store atmosphere memeliki tiga indikator yang terdiri dari sepuluh item yaitu Billboard yang mudah ditemukan (X1.1.1), desain
luar toko yang menarik (X1.1.2), akses pintu masuk
yang mudah dan luasas(X1.1.3), pencahayaantryang
baik (X1.2.1), musik yangjkmenambah kenyamanan
(X1.2.2), aroma yang menambah kenyamanan
(X1.2.3), kombinasi warna ruangan yang menarik
(X1.2.4), tata letak rakteyang baik danrapi (X1.3.1),
tampilan produk yang rapiasdan menarik (X1.3.2),
tandaterpetunjuk yang terlihatjkupjelas (X1.3.3).
Penjelasan dari masing-masing item adalah sebagai berikut :
1) Billboard yang mudah ditemukan (X1.1.1). Item billboard yang mudah ditemukan mendapat
perolehan jawaban setuju dari sejumlah 96 orang responden (82,76%) dengan rata-rata (mean)dari total jawaban responden sejumlah 4,09.
2) Desain luar toko (X1.1.2). Item desain luar toko
yang dapatmenarik luar toko mendapat perolehan total 98orang responden (84,48%) menjawab setuju denganyteperolahan rata-rata (mean)dari total jawaban respon sebesar 4,03. 3) Akses pintu masuk yang mudah dan luas
(X1.1.3). Item akses pintu masuk yang mudah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
131 responden (83,62%) yang menyatakan setuju
dengan rata-rataut(mean)dari total jawaban responden sebesar 4,06.
4) Pencahayaankhkhnyang baik (X1.2.1). Item
pencahayaan yang baik mendapat respon setuju dari 105 orangreresponden (90,52%) dengan nilaijkrata-rata (mean) sebesar 4,20dari total jawaban responden.
5) Musik yang diputar menambah kenyamanan (X1.2.2). Itemtermusic yang dioutar menambah
kenyamanan mendapatkan respon setuju dari 97orang responden (83,62%) dengan rata-rata (mean) dari total jawaban responden yaitu 4,04. 6) Aroma yang menambah kenyamanan (X1.2.3).
Item aroma yang menambah kenyamanan
mendapat respon setuju dari 93 orang responden (80,18%) dengan rata-rata (mean) total jawaban responden 4,05.
7) Kombinasi warna ruangan yang menarik (X1.2.4). Item kombinasi warna ruangan yang
menarik mendapatkan respon setuju sejumlah 86 orang responden (74,13%) dengan rata-rata (mean) sebesar 3,86 dari total jawaban responden.
8) Tata letak rak yang memudahkan konsumen (X1.3.1). Item tata letak rak yang memudahkan
konsumen mendapatkan respon setuju sejumlah 79 orang responden (68,11%) dengan rata-rata (mean)dari total jawaban responden 3,81. 9) Tampilan produk yang tertata rapi dan tampak
menarik (X1.3.2). Item tampilan produk yang
tertata rapi dan tampak menarikkmendapatkan respon setuju sejumlah 88 orang responden (75,86%) dengan rata-rata (mean) dari total jawaban responden 3,88.
10) Tanda petunjuk yang jelas (X1.3.3). Item tanda
petunjuk yang jelaspomendapatkan respon setuju sejumlah 94 orang responden (81,03%) dengan rata-rata (mean) dari total jawaban responden 4,08.
b. Variabel Hedonic Shopping Value
Variabel hedonic shopping value terdiri dari 11 item yaitu berbelanja adalah hobi (Y1.1.1),
berbelanja merupakanoikeinginan bukan
kebutuhan (Y1.1.2),oimerasa puas (Y1.1.3), hal baru
(Y1.2.1), produk baru (Y1.2.2), menghilangkan stres
(Y1.3.1), mengisi wajtu luang (Y1.3.2),
menghilangkan78rasa bad bood (Y1.3.3), ajakan
keluarga (Y1.4.1), ajakan teman (Y1.4.2), dan
terpengaruh SPG/SPB (Y1.4.3) Berikut pemaparan
masing-masing item dari minat beli:
1) Berbelanja adalah hobi (Y1.1.1). Item berbelanja
adalah hobi mendapatkan respon setuju dari
78orang-=responden (67,25%) dengan rata-rata (mean) total jawaban dari responden 3,71.
2) Berbelanja merupakan keinginan bukan
kebutuhan (Y1.1.2). Item berbelanja merupakan
keinginan bukan kebutuhan mendapatkan jawaban yang dikategorikan setuju sejumlah 89 orang responden (76,73%) dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,00 dari total jawaban responden.
3) Merasa puas (Y1.1.3). Pada item merasa puas
terdapat sejumlah 102qworang responden
(87,93%) menyatakan setuju dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,12.
4) Fasilitas baru (Y1.2.1). Item fasilitas baru
mendapatkan sejumlah 79 orang responden (68,1%) yang menyatakan setuju dan dengan rata-rata (mean)sebesar 3,83.
5) Produk baru (Y1.2.2). Item produk baru
mendapat sejumlah 79 orang responden (68,11%) yang dikategorikan jawaban setuju. Total nilai rata-rata (mean) pada item produk baru sebesar 3,80.
6) Berbelanja untuk menghilangkan stres (Y1.3.1). Item berbelanja untuk menghilangkan stres
mendapatkan respon setuju89dari 93 orang responden (80,17%) dengan total nilai rata-rata (mean) pada item sebesar 3,96.
7) Berbelanja untuk mengisi waktu luang (Y1.3.2). Item berbelanja untuk mengisi waktu luang
mendapatkan respon setuju dari 88 orang responden (75,87%) dengan total nilai rata-rata (mean) pada item sebesar 3,91.
8) Berbelanja untuk menghilangkan rasa bad
mood (Y1.3.3). Item berbelanja untuk
menghilangkan rasa bad mood mendapatkan respon setuju dari 84orang responden (72,41%) dengan total nilai rata-rata (mean) pada item sebesar 3,84.
9) Berbelanja karena ajakan keluarga (Y1.4.1). Item
berbelanja karena ajakan keluarga
mendapatkan respon setuju dari 79 orang responden (68,11%) dengan total nilai rata-rata (mean) pada item sebesar 3,97.
10) Berbelanja karena ajakan teman (Y1.4.2). Item
berbelanja karena ajakan teman mendapatkan respon setuju dari 88 orang responden (75,86%) dengan total nilai rata-rata (mean) pada item sebesar 4,19.
11) Terpengaruh SPG/SPB (Y1.4.3). Item
terpengaruh SPG/SPB mendapatkan respon setuju dari 94 orang responden (62,07%) dengan total nilai rata-rata (mean) pada
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
132
c. Variabel Impulse Buying
Variabel keputusan pembelian terdiri dari sembilan item yaitu produk adalah pembelian yang tidak ada dalam daftar belanja (Y2.1.1), pembelian
karena diingatkan saat berada dalam took (Y2.1.2),
pembelian karena ingin coba-coba (Y2.1.3),
pembelian secara tiba-tiba (Y2.2.1), pembelian tanpa
pertimbangan jangka panjang (Y2.2.2), pembelian
tanpa mengevaluasi produk terlebih dahulu (Y2.2.3),
pembelian ketika melihat produk yang menarik perhatian (Y2.3.1), terpengaruh diskon (Y2.3.2),
pembelian secara terburu-buru (Y2.3.3). Berikut ini
penjelasan masing-masing item:
1) Pembelian yang tidak ada dalam daftar belanja (Y2.1.1). Pada item pembelian yang tidak ada
dalam daftar belanja terdapat sejumlah 87 orang responden (75%) yang menyatakan setuju
dengan rata-rata (mean) total jawaban
responden sebesar 3,85.
2) Pembelian karena diingatkan dalam toko (Y2.1.2). Item pembelian karena diingatkan saat
berada dalam toko memperoleh respon setuju oleh 84 orang responden (72,41%) dengan nilai rata-rata (mean) total jawaban responden sebesar 3,87.
3) Pembelian karena ingin coba-coba (Y2.1.3). Item
pembelian karena ingin coba-coba terdapat sejumlah 82 orang responden (70,69%) yang menyatakan setuju dengan rata-rata (mean) total jawaban responden sebesar 3,90.
4) Pembelian secara tiba-tiba (Y2.2.1). Item
pembelian secara tiba-tiba terdapat sejumlah 88orang responden (78,86%) yang menyatakan setuju dengan rata-rata (mean) total responden sebesar 3,97.
5) Pembelian tanpa pertimbangan jangka panjang (Y2.2.2). Item pembelian tanpa pertimbangan
jangka panjang mendapat sejumlah 86 orang responden (74,14%) dengan rata-rata (mean) total jawaban responden sebesar 3,95.
6) Pembelian tanpa mengevaluasi produk terlebih
dahulu (Y2.2.3). Item pembelian tanpa
mengevaluasi produk terdapat sejumlah 81 orang responden (69,83%) yang menyatakan setuju dengan nilai rata-rata (mean) total jawaban responden 3,83.
7) Pembelian ketika melihat produk yang menarik perhatian (Y2.3.1). Item pembelian ketika
melihat produk terdapat sejumlah 98 orang responden (84,48%) yang menyatakan setuju
dengan rata-rata (mean) total jawaban
responden sebesar 4.
8) Terpengaruh diskon (Y2.3.2). Item terpengaruh
diskon terdapat sejumlah 106 orang responden
(91,38%) yang menyatakan setuju dengan rata-rata (mean) total jawaban responden sebesar 4,22.
9) Pembelian secara terburu-buru (Y2.3.3). Item pembelian terburu-buru terdapat sejumlah 91 orang responden sebesar (78,45%) yang menyatakan setuju dengan rata-rata (mean) total jawaban responden sebesar 3,96.
2. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Jalur
Variabel Eksogen
Variabel Endogen
Beta t-hitung p-value Ket
X Y1 0,692 10,236 0,000 Sig
X Y2 0,248 3,130 0,002 Sig
Y1 Y2 0,602 7,604 0,000 sig
a. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap
Hedonic Shopping Value
Koefisien beta sebesar 0,692
menunjukkan bahwa pengaruh Store
Atmosphere terhadap Hedonic Shopping Value,
dengan thitung sebesar 10,236 dan probabilitas
sebesar 0,000 (p<0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak, berarti hipotesis yang
menyatakan Store Atmosphere (X )
berpengaruh signifikan terhadap Hedonic
Shopping Value (Y1) diterima.
b. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap
Impulse Buying
Koefisien beta sebesar 0,248
menunjukkan bahwa pengaruh atribut terhadap
Impulse Buying, dengan thitung sebesar 3,130 dan probabilitas sebesar 0,002 (p<0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak, berarti
hipotesis yang menyatakan Store Atmosphere (X) berpengaruh signifikan terhadap Impulse
Buying (Y2) diterima.
c. Pengaruh Hedonic Shopping Value
Terhadap Impulse Buying
Koefisien beta sebesar 0,602
menunjukkan bahwa pengaruh Hedonic
Shopping Value (Y1) terhadap Impulse Buying (Y2), dengan thitung sebesar 7,604 dan
probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak, berarti
hipotesis yang menyatakan Hedonic Shopping
Value (Y1) berpengaruh signifikan terhadap
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
133
d. Hubungan Antar Jalur e1
0,692* 0,602*
e2
0,248*
Gambar 1. Diagram Hasil Analisis Jalur
Keterangan: * : Signifikan
Diagram hasil analisis jalur pada Gambar 1 mempunyai persamaan sebagai berikut:
Sub Struktur I : Y1 = 0,692 X
Sub Struktur II : Y2 = 0,248 X + 0,602 Y1 e. Pengaruh Tidak Langsung
Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung atau Inderect Effect (IE) variabel store atmosphere terhadap variabel impulse buying melalui variabel
hedonic shopping value dapat dilakukan dengan
cara mengkalikan hasil pengaruh langsung pada jalur yang dilewati. Lebih jelasnya diuraikan pada persamaan berikut:
Indirect Effect (IE) = PY1X × PY2Y1
= 0,692 x 0,602 = 0,417
Pengaruh tidak langsung memperoleh hasil angka sebesar 0,417. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Hedonic Shopping
Value (Y1) terbukti sebagai variabel intervening dalam hubungan antara Store Atmosphere (X) dengan Impulse Buying (Y2).
f. Pengaruh Total
Pengaruh total variabel store atmosphere,
hedonic shopping value, dan impulse buying dapat
diketahui melalui perhitungan berikut:
Total Efeect (TE) = PY2X + (PY1X × PY2Y1)
= 0,248 + 0,417 = 0,665
Total pengaruh (Total Effect) Store
Atmosphere (X) terhadap Impulse Buying (Y2) melalui Hedonic Shopping Value (Y1) sebesar
0,665. Hal ini menunjukkan bahwa semakin membaiknya Hedonic Shopping Value (Y1) akan
menjadi jembatan yang baik bagi hubungan antara
Store Atmosphere (X) dengan Impulse Buying (Y2).
g. Ketetapan Model
Hasil model sebagai berikut: R2model = 1 – (1 – R21) (1 – R22)
= 1 – (1 – 0,479) (1 – 0,631)
= 1 – (0,521) (0,369) = 1 – 0,1922
= 0,8078 atau 80,78 %
Hasil perhitungan ketetapan model sebesar 80,78% menerangkan bahwa kontribusi model untuk menjelaskan hubungan struktural dari ketiga variabel yang diteliti adalah sebesar 80,78%. Sedangkan sisanya sebesar 19,22% dijelaskan ole h variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
a. Hasilhkpenelitian menunjukan bahwa variabel
Store Atmosphere ( X )ljmemiliki pengaruh signifikan;k;terhadap Hedonic Shopping Value ( Y1 ), denganjlkoefisien jalur (β) sebesar 0,692.
Semakin baik StoreklAtmosphere yang
diciptakan MataharilkMalang Town Square makaok akan berdampak pada;kmeningkatnya rangsangan emosionalkjlhedonis (hedonic
shopping value) konsumen.
b. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Store Atmosphere (X) memiliki pengaruh
signifikan terhadap Impulse Buying (Y2)
dengan koefisien jalur (β) sebesar 0,248. Semakin nyaman Store Atmosphere yang diciptakan Matahari Malang Town Square konsumen akan berintaksi dengan toko dalam jangka waktu yang lama dalam artian konsumen akan berlama-lama di dalam toko sehingga meningkatkan perilaku Impulse
Buying.
c. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Hedonic Shopping Value (Y1) memiliki pengaruh signifikan terhadap Impulse Buying (Y2) dengan koefisien jalur (β) sebesar 0,602.
Semakin besar Hedonic Shopping Value yang
dirasakan konsumen maka akanmeningkatkan
perilaku Impulse Buying konsumen.
2. Saran
a. Diharapkan Manajemen Matahari Department
Store Malang Town Square dapat bereaksi
cepat dan segera jika ditemukan kerusakan pada fasilitas toko diantaranya yaitu dengan cara melakukan pengecekan secara berkala terhadap
fasilitas-fasilitas yang ada dan segera
melakukan perbaikan karena variabel Store
Atmosphere mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Hedonic Shopping Value dan Impulse Buying yang berarti Store
Atmosphere yang baik akan membuat konsumen merasa senang ketika berada
Hedonic Shopping Value Store Atmosphere Impulse Buying
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 39 No. 2 Oktober 2016|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
134 didalam toko dan akan menciptakan interaksi
jaka panjang di dalam tokosehingga Impulse
Buying akan meningkat.
b. Manajemen Matahari Departement Store Malang Town Square sebaiknya mampu mempertahankan dan meningkatkan
indikator-indikator Store Atmosphere seperti
pencahayaan, musik, aroma, kombinasi warna, tata letak rak, dan tampilan produk untuk menarik minat konsumen yang memiliki kecenderungan sifat hedonis agar konsumen merasa nyaman dan senang saat berada didalam toko serta memperhatikan desain luar toko yang tujuannya dapat menarik perhatian konsumen untuk masuk ke dalam toko sehingga meningkatkan pembelian impulsif.
c. Bagi penelitian berikutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian dengan mempertimbangkan
variabel-variabel lain yang lebih variatif yang merupakan variabel diluar dari variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Berman, Barry and Joel R. Evans. 1992. Retail
Management. Fifth Edition. USA: Macmillian Publising Company.
Churchill, Jr., Gilbert A. 2005. Dasar-Dasar Riset
Pemasaran. Edisi 14 Jilid 1. Alih Bahasa:
Adrianti, dkk. Jakarta: Erlangga.
Effendi, Sofian dan Tukiran. 2014. Metode
Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2008.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 2 Jilid 2. Alih
Bahasa: Bob Sabran.Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Levy, Michael and Barton A. Weitz. 2001.
Retailing Management. America: The
McGraw Hill.
Malhotra, Naresh K. 2002. Basic Marketing
Research: Applications to Contemporary Issues. New Jersey: Pearson Education.
Mowen, John C. dan Michael Minor. 2002.
Perilaku Konsumen. Edisi 5 Jilid 2. Alih
Bahasa: Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga.
Nazir, Mohamad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Peter, J. Paul and Jerry C. Olson. 2000. Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 4
Jilid 1 dan 2. Alih Bahasa: Damos Sihombing dan Peter Remy Yossi Pasla. Jakarta: Erlangga.
Riduwan dan Engkos A. Kuncoro. 2012. Cara
Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta
Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk
Riset Bisnis dengan SPSS. Bandung: Andi
Offset.
Schiffman, Leon G. and Leslie L. Kanuk. 2008.
Perilaku Konsumen. Edisi 7. Indeks.
Sekaran, Umar. 2007. Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis. Edisi 4 Jilid 1 dan 2. Alih
Bahasa: Kwan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006.
Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Sugiyono. 2012. Metode Peneleitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen Implikasi
pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Solomon, Michael R. 2013. Consumer Behavior
Buying, Having, and Being. Tenth Edition.
England: Pearson.
Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.