• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan ke-11 P PLC LC Timer & C t oun er

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertemuan ke-11 P PLC LC Timer & C t oun er"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan ke-11

P

PLC

LC Timer

Timer &

&

C

t

C

t

Counter

Counter

(2)

Objektif

j

‰

Menggambarkan fungsi dari intruksi counter PLC

‰

Menganalisa aplikasi counter dalam program ladder

‰

Menganalisa aplikasi timer dalam program ladder

(3)

Jenis – Jenis Timer

Normally Open Timed Closed Contact (NTOC)

C t t k t b k b b t

Normally Closed Timed Open Contact (NCTO)

C t t k t t t b b t

Contact akan terbuka beberapa saat kemudian (delay) ketika coil

di-energized

Contact akan tertutup beberapa saat kemudian (delay) ketika coil

di-energized

Normally Open Timed Open Contact (NOTO)

Contact akan terbuka beberapa saat kemudian (delay) ketika coil

di-Normally Closed Timed Closed Contact (NCTC)

Contact akan tertutup beberapa saat kemudian (delay) ketika coil

kemudian (delay) ketika coil di-deenergized

kemudian (delay) ketika coil di-deenergized

(4)

Normally Open Timed Closed Contact (NTOC)

y p

(

)

‰ Sequence Program : • S1 open, TD de-energized, TD1 L1 Off L1 L2 S1 TD1 TD1 open, L1 Off • S1 closes, TD energized, timing period starts, TD1 still open L1 is still Off

L TD1

open, L1 is still Off

• After 10 s, TD1 closes, L1 is switched On

• S1 is opened, TD de-p , Input energized, TD1 opens

instantly, L1 is switched off

Output

10 detik On Off

(5)

Normally Closed Timed Open Contact (NCTO)

y

p

(

)

‰ Sequence Program : • S1 open, TD de-energized, TD1 l L1 O L1 L2 S1 TD1 TD1 closes, L1 On • S1 closes, TD energized, timing period starts, TD1 still

closes L1 is still On L

TD1 closes, L1 is still On

• After 10 s, TD1 open, L1 is switched Off

• S1 is opened, TD de-p , Input energized, TD1 closes instantly, L1 is switched on Input 10 detik Off Output On Off

(6)

Normally Open Timed Open Contact

(NOTO)

(

)

‰ Sequence Program : • S1 open, TD de-energized, TD1 L1 Off L1 L2 S1 TD1 TD1 open, L1 Off • S1 closes, TD energized, TD1 closes instantly, L1 is switched on

L TD1

on

• S1 is opened, TD

de-energized, timing period starts,

TD1 is still closed, L1 is still on Input

• After 10 s, TD1 opens, L1 is switched Off Output 10 detik On Output On Off

(7)

Normally Closed Timed Closed Contact (NCTC)

y

(

)

‰ Sequence Program : • S1 open, TD de-energized, TD1 l d L1 O L1 L2 S1 TD1 TD1 closed, L1 On • S1 closes, TD energized, TD1 opens instantly, L1 is switched off

L TD1

off

• S1 is opened, TD

de-energized, timing period starts,

TD1 is still opens, L1 is still off Input

• After 10 s, TD1 closes, L1 is switched On Output 10 detik On Output Off

(8)

Mengeset Parameter Timer (1)

g

( )

‰

Untuk memprogram instruksi timer, sediakan processor dengan

informasi berikut :

Timer Address : T x : x x x

Tipe File (T:Timer) Timer Structer Number

Time Base : Memperhitungan satuan waktu timer beroperasi

File Number (3-999) File Delimiter

(9)

Mengeset Parameter Timer (2)

g

( )

Preset : Menentukan nilai sebagai batas interval waktu sampai

processor men-set bit DN

Accumulated Value (Acc) : Akumulasi waktu yang sedang

berjalan

(10)

Timer Element in PLC-2 AB

Menjadi ON atau OFF

Ketika dipilih mode 1 0 atau 0 1 satuan detik Ketika dipilih mode 1.0 atau 0.1 satuan detik

Besaran yang terakumulasi dalam bentuk BCD

17 16 15 14 13 12 11 10 07 06 05 04 03 02 01 00 esa a ya g e a u u as da a be u C

MSB Middle LSB

Digit

Enable Bit Bit ini diset 1 jika

Timed Bit

Bit ini diset 1 atau 0

Ketika timer telah timed out rung timer true Ketika timer telah timed out

(11)

Timer Element in PLC-5 AB

‰ Timer mempunyai 3 elemen word, yaitu :

• Word 0 : Internal Use

• Word 1 : Preset Value PRE

• Word 2 : Accumulated Value (ACC) ‰ Addressable bit :

• EN = bit 15 enable

• TT = 14 Timer timing

• DN = bit 13 done

• PRE = Preset value

• ACC = Accumulated value

15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Word 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Word EN TT DN Internal Use 0 Preset value 1 Accumulated Value 2 Accumulated Value 2

(12)

Timer Element pada SLC 500

p

(13)

Keakuratan Timer

‰

Keakuratan Timer tergantung pada panjangnya waktu yang

digunakan ketika processor menjalankan timer sampai processor

l

ik

i t

l

kt

menyelesaikan interval waktunya.

‰

Keakuratan Timer tergantung pada toleransi processor clock dan

Time Base yang digunakan.

(14)

TON – Timer On Delayy

‰ TON digunakan untuk membuat output EN – Timer Done : ON selama waktu yang telah ditentukan setelah Input TON dinyalakan

‰ Elemen TON :

Input : Untuk penempatan TON di Rung

Timer Address : Pengalamatan Timer di Memori PLC ; T4:xxx

Time Base : Basis waktu yang digunakan (1 det, 0.01 det)

Preset : Setting waktu yang diperlukan

Preset : Setting waktu yang diperlukan

Accum : Akumulasi waktu yang sedang berjalan

EN : Node Enable Timer

DN : Node Timer Done

Timer Enable Input

Timer Address

Timer Done Timer Address

(15)
(16)

TOF – Timer Off Delayy

‰ TOF digunakan untuk membuat output EN – Timer Done : OFF selama waktu yang telah ditentukan setelah Input TOF dinyalakan

‰ Elemen TOF :

I t U t k t TOF di R

Input : Untuk penempatan TOF di Rung

Timer Address : Pengalamatan Timer di Memori PLC ; T4:xxx

Time Base : Basis waktu yang digunakan (1 det, 0.01 det)

Preset : Setting waktu yang diperlukan

A Ak l i kt d b j l

Accum : Akumulasi waktu yang sedang berjalan

EN : Node Enable Timer

DN : Node Timer Done

Timer Enable Input

Timer Address

Timer Done Timer Address

(17)
(18)

Contoh Aplikasi TOF

p

‰ Mematikan Motor dengan interval 5 detik

(19)

RTO – Retentive Timer On

‰

RTO : digunakan untuk membuat output EN – Timer Done : ON

selama waktu yang telah ditentukan setelah Input Rung RTO

di

l k

(E

bl ) k tik I

t R

RTO di

tik

(di

bl )

dinyalakan (Enable), ketika Input Rung RTO dimatikan (disable)

waktu akumulasi (Acc) tidak kembali ke 0, setelah RTO kembali

dinyalakan waktu akan memulai dari nilai terakhir akumulasi

waktunya

waktunya.

‰

Untuk menggunakan RTO dalam rung, memori RTO terlebih dahulu

harus dibersihkan dahulu dengan memakai instruksi RES dengan

alamat RTO yang dimaksud

(20)
(21)

Cascading Timer

g

‰ Cascading Timer adalah

pengunaan Timer lebih dari dua. Timer dapat digunakan secara Timer dapat digunakan secara kaskade atau interkoneksi

(22)

Prinsip Operasi Counter

p p

‰

Operasi counter hampir sama dengan timer, kecuali counter tidak

tergantung pada clock internal CPU tetapi tergantung pada eksternal

ti

t

ti

counting atau program counting.

‰

Ada dua jenis counter yang sering digunakan dalam PLC yaitu :

Counter Up, menghitung dari 0 sampai nilai yang ditentukan

(23)

Counter Element in PLC-2 AB

Down Counter Enable Bit

Of fl / d fl bit

Besaran yang terakumulasi dalam bentuk BCD Oferflow/underflow bit

Set to 1 when CTU overflow 999 or CTD underflow 000

17 16 15 14 13 12 11 10 07 06 05 04 03 02 01 00 esa a ya g e a u u as da a be u C MSB Middle LSB Digit Up Counter Enable Bit Set to 1 When AC>=PR

(24)

Counter Element in PLC-5 Memoryy

CU CD DN OV UN Internal use only

C5:0 Control word for C5:0

15 14 13 12 11 10 09 08 07 06 05 04 03 02 01 00

Preset value (16 bits) Accumulated value (16 bits)

CU CD DN OV UN Internal use only

C5:1 Control word for C5:1

Preset value (16 bits) Accumulated value (16 bits) C5:2

(25)

Counter Element in PLC-5 AB

‰ Counter mempunyai 3 elemen word, yaitu :

• Word 0 : Internal Use

• Word 1 : Preset Value PRE

• Word 2 : Accumulated Value (ACC) ‰ Addressable bit :

• EN = bit 15 enable

• DN = bit 13 done

• PRE = Preset value

• ACC = Accumulated value

(26)

Counter Element in SLC 500

Tiga Word

(27)

Set/Reset Counter Up

p

Bit ini: Set ketika: Reset ketika:

Count Up Enable Bit .CU (bit 15)

Rung menjadi benar untuk menandakan instruksi telah menambah counter

- Rung menjadi salah

- Suatu instruksi RES mereset CTU .DN bit

Count Up Done Bit .DN (bit 13)

Ketika nilai akumulasi lebih besar atau sama dengan nilai preset

-Perhitungan nilai

terakumulasi di bawah preset

-Kombinasi instruksi CTU dan C

CTD Count Up Overflow

.OV (bit 12)

Up counter telah melebihi limit atas dari +32.767 dan

-Suatu instruksi RES, dengan address yang sama dengan dikembalikan ke -32.768. CTU

mulai mengkounter dari sana.

instruksi CTU, mereset .DN bit

-Counting turun ke 32,767 dengan instruksi CTD

(28)

Mengeset Parameter Counter

g

‰

Untuk memprogram instruksi timer, sediakan processor dengan

informasi berikut :

Counter Address : C x : x x x

Tipe File (C:Counter) Counter Structure Number

Preset : Menentukan nilai sebagai batas interval Counting

File Number (4-999) File Delimiter

Preset : Menentukan nilai sebagai batas interval Counting

sampai processor men-set bit DN (Counter Done)

Accumulated Value (Acc) : Akumulasi Counting yang sedang

berjalan

(29)

CTU – Counter Upp

‰ CTU – Counter Up, digunakan untuk membilang input yang masuk ke dalam memori processor sampai nilai preset yang ditentukan tercapai. Akumulasi CTU dimulai dari bilangan 0 sampai batas tertinggi Preset

CTU, dimulai dari bilangan 0 sampai batas tertinggi Preset. ‰ Elemen CTU :

Counter : alamat file counter yang digunakan C5:xxx

Preset : batas bilangan

Preset : batas bilangan

Accum : Akumulasi bilangan yang telah masuk memori processor

Counter Enable Input Counter Counter Done Counter Address

(30)

Contoh Program CTU – Counter Up

g

p

DN : Enable

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I:002/0

(31)
(32)

CTD – Counter Down

‰ CTD – Counter Down, digunakan untuk membilang input yang masuk ke dalam memori processor sampai nilai preset yang ditentukan tercapai. Akumulasi CTU dimulai dari batas tertinggi Preset sampai batas 0

Akumulasi CTU, dimulai dari batas tertinggi Preset sampai batas 0 ‰ Elemen CTD :

Counter : alamat file counter yang digunakan C5:xxx

Preset : batas bilangan

Preset : batas bilangan

Accum : Akumulasi bilangan yang telah masuk memori processor

Counter Enable Input Counter Counter Done Counter Address

(33)

Set/Reset Counter Up

p

This bit: Is set when: Is Reset When:

Count Down Enable Bit .CD (bit 14)

Rung menjadi benar untuk menandakan instruksi telah mengurangi counter

-Rung menjadi salah

-Suatu instruksi RES mereset CTU .DN bit

Count Down Done Bit .DN (bit 13)

Ketika nilai akumulasi lebih besar atau sama dengan nilai preset

-Perhitungan nilai terakumulasi di bawah preset

-Kombinasi instruksi CTU dan CTD

Count Down

Underflow .UN (bit 11)

Down counter telah melebihi limit bawah dari -32.768 dan dik b lik k 32 767

-Suatu instruksi RES, dengan address yang sama dengan i t k i CTD t DN bit 11) dikembalikan ke +32.767.

CTD mulai mengkounter dari sana.

instruksi CTD, mereset .DN bit -Counting naik ke -32,768 dengan

instruksi CTU dengan address yang sama

(34)

Contoh Program CTD

g

DN : Enable

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I:002/0

(35)
(36)

Implementing Counter with Logic

Ladder

(37)

RES – Reset Counter or Timer

(38)

Contoh Aplikasi Counter

p

Laser Switch

(39)

Studi Kasus (1)

( )

‰ Desain suatu sistem kontrol dengan ketentuan sebagai berikut:

Konveyor memiliki sensor optik S1 yang mendeteksi masuknya kotak d k ll

pada workcell

Terdapat juga sensor optik S2 yang mendeteksi keluarnya kotak dari workcell

Kotak memasuki workcell pada konveyor dikontrol dengat output C1

Kotak memasuki workcell pada konveyor dikontrol dengat output C1

Kotak meninggalkan workcell pada konveyor dikontrol dengat output C2

• Controller harus tetap melakukan perhitungan (count) kotak-kotak menggunakan sensor masuk dan keluar

menggunakan sensor masuk dan keluar

• Jika terdapat lebih dari lima kotak pada workcell maka entry konveyor akan berhenti

• Jika tidak ada kotak pada workcell maka exit konveyor akan berhentip y

• Jika entry konveyor telah berhenti lebih dari 30 seconds maka count akan direset ke nol, diasumsikan kotak-kotak pada workcell dibatalkan.

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam nilai awal tertentu X 1 dan dalam suatu masalah optimisasi, solusi numerik yang dihasilkan oleh metode Stepest Descent terinduksi Newton akan menghasilkan

Jurnlah dermaga dan kapal yang ada pada saat ini masih menyebabkan kapal yang akan merapat ke dermaga harus menunggu sekian lamanya untuk mendapatkan pelayanan.. Melihat padatnya

Jenis penelitian adalah penelitian dan pengembangan (R & D) dengan menggunakan model pengembangan bahan ajar 4-D. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP

“Namun demikan warga sudah membuat surat protes yang ditanda tangani 23 orang yang isinya selain tidak memelhara ayam warga juga menghendaki agar bekas kandang

Karena menulis merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka seharusnya pengajar Bahasa Indonesia adalah orang yang gemar menulis, menguasai berbagai

Namun dalam kasus ini, graf dibuat untuk melakukan pathfinding pada grid dua dimensi sehingga fungsi heuristic akan digunakan untuk mengukur jarak di antara suatu node (bukan

Sementara penyerahan modal oleh pengelola kepada pihak (orang) lain merupakan bentuk pengkhianatan yang nantinya akan merugikan pemberi modal yang sebenarnya, karena

Jadi jelaslah bahawa elemen budaya yang mendidik masyarakat mengenai kesihatan itu amat penting dalam menjamin kesejahteraan.. Elemen keempat adalah elemen