• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2016"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kinerja

Balai Riset dan Standardisasi Industri

Banda Aceh

Tahun 2016

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

BADAN PENELITIAN DAN PENGMBANGAN INDUSTRI

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI

BANDA ACEH

(2)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT akhirnya Laporan Kinerja Balai Riset dan Standardisasai Industri Banda Aceh Tahun Anggaran 2016 telah dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Laporan ini disusun sejalan dengan tekad pemerintah untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan penyelenggaraan negara dan pembangunan secara efisien, efektif dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN), yang secara jelas tergambar dalam TAP MPR RI Nomor : XI/MPR/1999 dan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Sebagai tindak lanjut dari TAP MPR dan Undang-undang tersebut, Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) mewajibkan bahwa setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggung- jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu Rencana Strategi (Renstra) dan Rencana Kinerja (Renkin) yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2016 Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh adalah merupakan evaluasi dan pertanggungjawaban atas kinerja Balai dalam pencapaian visi dan misinya pada Tahun Anggaran 2016, disusun berpedoman kepada Peraturan Kementerian Perindustrian Nomor : 150/M-IND/Per/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Stratejik (Renstra), Rencana Kinerja (Renkin) dan Laporan Kinerja (LK) di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Untuk memenuhi kewajiban tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh menyusun Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2016 sebagai gambaran

(3)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- ii keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi selama tahun bersangkutan. Di samping itu Laporan Kinerja ini juga adalah sebagai bahan bagi penyusunan Laporan Kinerja bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian. Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini kami sangat menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga laporan Kinerja Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2016 ini bermanfaat.

Banda Aceh, 3 Januari 2017 BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH

K e p a l a,

Ir. ABD. RAHMAN, MT NIP. 19621231 199003 1 215

(4)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Terselenggaranya good governance atau Kepemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepada Balai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Kinerja merupakan akuntabilitas terhadap kinerja Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh yang harus diberikan kepada publik. Karena Laporan Kinerja berguna sebagai bahan jawaban kepada atasan atau yang memberi wewenang dan juga kepada publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian setiap penyelenggara negara memiliki visi dan misi yang jelas dan harus memiliki akuntabilitas atas beban tugas yang diembannya, disini dapat terlihat apakah penyelenggara negara tersebut berhasil atau gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh sebagai Unit Pelaksana Teknis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Penelitian dan Pengembangan

(5)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- iv Industri Kementerian Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi dibidang industri.

Berdasarkan RENSTRA Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019, ditetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil litbangyasa yang dapat diimplementasikan di dunia industri; 2. Adanya pengembangan produk/jasa baru;

3. Peningkatan jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat; 4. Peningkatan pelayanan standardisasi industri;

5. Peningkatan kompetensi SDM dan kesejahteraan pegawai;

6. Terwujudnya pelayanan prima untuk meningkatkan kepuasan pelanggan;

7. Meningkatnya jumlah mitra kerja Baristand Industri Banda Aceh baik dengan institusi maupun dengan dunia usaha.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut Baristand Industri Banda Aceh, pada Tahun 2016 telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PERKIN), yaitu :

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

1. Meningkatnya hasil-hasil litbang yang

dimanfaatkan oleh industri Hasil litbang prioritas yang dikembangkan Hasil litbang yang telah diimplementasikan Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industry (problem solving) 2. Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan

4. Meningkatkan kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri

Paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai

5. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil

litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan

6. Meningkatnya jasa pelayanan teknis

kepada dunia usaha Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM Jumlah desain/prototipe

(6)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- v

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Jumlah perusahaan yang dilayani Jumlah sertifikasi produk Jumlah survailance SPPT SNI Nilai JPT (Rp.)

7. Meningkatnya standardisasi industri

Daerah Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat

Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN

8. Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri

Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website

Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2016 mendapat alokasi anggaran DIPA semula sebesar Rp. 12.009.379.000,- dan menindaklanjuti Inpres No. 4 Tahun 2016 dan Surat Menteri Keuangan Nomor : S-377/MK.02/2016 tanggal 13 Mei 2016 serta Surat Menteri Perindustrian No. 372/M-IND/5/2016 tanggal 20 Mei 2016 perihal penghematan/pemotongan Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2016, Baristand Industri Banda Aceh mendapat pemotongan sebesar Rp. 192.940.000,- sehingga DIPA (setelah Revisi Pertama) menjadi sebesar Rp. 11.816.439.000,- dan kemudian sesuai Nota Dinas Sekretaris BPPI Nomor : 1812/BPPI.1/09/2016 tanggal 8 September 2016 kembali mengalami penghematan sebesar Rp. 48.519.000,- sehingga DIPA (setelah Revisi Kedua) menjadi sebesar Rp. 11.767.920.000,- serta usulan revisi anggaran PNBP sebesar Rp. 380.915.000,- sehingga DIPA (setelah revisi Ketiga) menjadi sebesar Rp. 12.148.835.000,- dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp. 11.793.368.063,- atau sebesar 99,07 persen, secara umum tidak menemui kendala dan penerimaan PNBP telah melebihi target yang ditetapkan dimana penerimaan sebesar Rp. 2.080.261.309,- atau 101,48 persen dari target

(7)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- vi sebesar Rp. 2.050.000.000,-. Sedangkan Penggunaannya awal tahun ditargetkan sebesar Rp. 1.597.950.000,-, kemudian realisasi penerimaan sudah melampaui target yang direncanakan, maka pada bulan Oktober 2016 diusulkan diusulkan revisi pagu sebasar Rp. 380.915.000,- sehingga target penggunaaannya menjadi sebasar Rp. 1.978.865.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 1.967.760.300,- atau sebesar 99,44 persen.

Kegiatan perencanaan anggaran Tahun Anggaran 2017, dimana anggaran PNBP setelah dilakukan pembahasan dengan pihak Dirjen Keuangan disetujui target penerimaan PNBP sebesar Rp. 1.750.000.000,-, serta anggaran pengeluaran Baristand Industri Banda Aceh ditetapkan sebesar Rp. 12.176.946.000,-. Sedangkan layanan perkantoran sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, Baristand Industri Banda Aceh menghadapi sejumlah tantangan, antara lain seperti realisasi penelitian yang selesai mendekati akhir tahun dan sejumlah kegiatan lainnya yang baru bisa dilaksanakan pada bulan-bulan terakhir. Perubahan/revisi PNBP baru dapat dilaksanakan pada akhir tahun, penyebabnya selain kareana Peraturan Kementerian Keuangan yang mensyaratkan revisi target penerimaan PNBP baru dapat diajukan apabila telah melampaui target. Kendala ini sampai saat ini belum adanya solusi untuk satker yang mengelola PNBP.

Berdasarkan pada kondisi tersebut diatas, maka telah dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi kendala-kendala dimaksud. Untuk kendala dalam tahun berjalan dan sifatnya internal dilakukan pertemuan dengan masing-masing penanggung jawab kegiatan dalam rangka memacu realisasi kegiatan. Adapun kegiatan yang bersifat eksternal dalam arti antisipasi di tahun yang akan datang, dengan mengintensifkan kondinasi, konsultasi kepada instansi terkait diawal tahun angggaran berjalan sehingga dapat diperoleh kepastian jadwal pelaksanaan dan apabila tidak dapat dilaksanakan dapat segara dilakukan keputusan alternatif lainnya. Selain itu untuk pelaksanaan pengelolaan PNBP yang dari

(8)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- vii tahun ke tahun selalu bermasalah pada pelaksanaan revisi, hal ini akan disampaikan kepada Kementerian Keuangan melalui Kementerian Perindustrian guna mencari solusi yang terbaik.

(9)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- viii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 2

1.2. Peran Strategis Organisasi ... 3

1.3. Struktur Organisasi ... 4

BAB II. PERENCANAAN KINERJA 8 2.1. Rencana Strategis Organisasi ... 8

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2016 ... 10

2.3. Rencana Anggaran ... 17

2.4. Dokumen Penetapan Kinerja ... 19

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 22 3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 22

3.2. Akuntabilitas Keuangan ... 59

BAB IV. PENUTUP 66

4.1. Kesimpulan ... 66

4.2. Permasalahan dan Kendala ... 67

4.3. Saran dan Rekomendasi ... 67

(10)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Pengukuran Kinerja Tahun 2016 ... 69

2 Rencana Aksi Perjanjian Kinerja ... 73

3 Capaian Rencana Aksi Perjanjian Kinerja ... 77

4 Matriks Alur IKU Baristand Industri Banda Aceh ... 81

5 Laporan Barang Milik Negara (BMN) ... 82

6 Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 83 7 Kekuatan Personil ... 84

(11)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan good govermant yang merupakan persyaratan bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bernegara, maka diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih, bertanggung jawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya tersebut sejalan dengan Undang-Undang nomor : 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara, meliputi asas kepastuan hukum, asas tertib penyelenggaran negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalotas dan asas akuntabilitas. Disebutkan lebih lanjut dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.

Dalam rangka itu pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

(12)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 2 Pertanggung jawab dimaksuk berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lemnaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

Baristand Industri Banda Aceh dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berkewajiban menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja sesuai ketentuan yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan Keputusan LAN Nomor 239 Tahun 2003.

Laporan Akuntabilitas Kinarja memberikan gambaran mengenai tingkatan pencapaian kinerja, sasaran, program/kegiatan serta indikator keberhasilan maupun ketidakberhasilan kinerja yang telah dicapai pada periode/tahun tertentu.

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Balai Riset dan Standardisasi Industri yang dahulunya bernama Balai Penelitian dan Pengembangan Industri merupakan Unit Pengelola Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 58 Tahun 2015 tanggal 12 Juni 2015, maka tugas Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri. Adapun tugas Balai Riset dan Standardisasi Industri adalah melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi dibidang industri.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Baristand Industri Banda Aceh mempunyai fungsi sebagai berikut :

(13)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 3

 Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi industri di bidang bahan

baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk, serta penanggulangan pencemaran industri;

 Penyusunan program dan pengembangan kompetensi di bidang jasa riset/litbang;

 Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi dalam bidang bahan

baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk;

 Melaksanakan pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi,

penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset/penelitian dan pengembangan;

 Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan dan tata persuratan, perlengkapan,

kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan.

1.2. Peran Strategis Organisasi

Dalam mensukseskan program pemerintah disektor industri, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh sebagai unit pelaksana teknis dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) diharapkan akan menjalan tugas dan fungsinya sesuai arahan dari Kementerian Perindustrian, khususnya melalui kegiatan litbang terapan akan digunakan untuk pelayanan bantuan teknis antara lain teknologi proses dan teknologi bahan/produk, konsultasi, peningkatan kemampuan tenaga profesi tertentu, standardisasi dan pengujian, penanggulangan pencemaran industri serta rancang bangun dan perekayasaan terutama industri kecil dan menengah.

Sejak awal Tahun 2002, Otonomi Daerah sudah mulai dilaksanakan secara penuh. Dengan diberlakukannya otonomi daerah tersebut, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh yang masih tetap dibawah koordinasi Badan

(14)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 4 Penelitian dan Pengembangan Industri akan lebih dituntut keberadaannya, disamping melayani kebutuhan Pemerintah Daerah juga memberikan pelayanan jasa kepada dunia usaha industri di daerah, dalam rangka mengembangkan potensi daerah.

Dalam melaksanakan kegiatan litbang, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh akan selalu berpegang pada kebijakan pemerintah, kebijakan Kementerian Perindustrian serta program BPPI. Dalam melaksanakan seluruh kebijakan tersebut tentunya akan memperhatikan pula potensi sumber daya alam daerah, perkembangan industri serta kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh.

Kegiatan litbang dan standardisasi yang dilakukan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh diharapkan turut menunjang pertumbuhan industri di Provinsi Aceh pada umumnya, hal ini disebabkan Provinsi Aceh mempunyai kekayaan sumber alam yang besar yang belum dikelola secara optimal. Oleh karena itu kegiatan litbang dan standardisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh ditujukan terutama dalam bidang :

1) Mengembangkan industri, khususnya industri kecil dan menengah, dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi, bahan baku, proses, peralatan dan produk;

2) Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat industri;

3) Memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat industri dalam hal standardisasi dan pengawasan mutu;

(15)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 5 5) Memberikan bantuan teknis dalam hal penanggulangan pencemaran akibat

aktifitas industri khususnya dan kegiatan ekonomi lainnya;

6) Meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah yang berpotensi untuk dieksport;

7) Melaksanakan sertifikasi produk industri dan penggunaan tanda SNI;

8) Melaksanakan pengujian dan sertifikasi terhadap produk industri SNI wajib dan barang import yang beredar dan barang lain seperti limbah dan lingkungan industri.

1.3. Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri adalah sebagai berikut :

(16)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 6 STRUKTUR ORGANISASI BALAI RISET

DAN STANDARDISASI INDUSTRI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006

Peranan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh di Propinsi Aceh pada khususnya adalah mendukung kebijakan Pemerintah Daerah dengan cara lebih memaksimalkan peningkatan kinerja melalui kegiatan riset terapan serta standardisasi dan sertifikasi terhadap industri dalam upaya pengolahan sumber daya alam, kesiapan bahan baku/bahan pembantu industri yang dapat mensubstitusi impor, meningkatkan kualitas produk industri yang ada sehingga dapat dipasarkan lebih luas secara kompetitif, baik didalam negeri maupun diluar negeri, meningkatkan kapasitas produksi dari industri yang ada melalui riset terapan dan standardisasi serta sertifikasi.

(17)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 7 Untuk melaksanakan kegiatan tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh berpedoman kepada arahan dan kebijakan teknis Badan Penelitian dan pengembangan Industri, dikarenakan Baristand Industri berada di Wilayah Provinsi Aceh juga mengikuti arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh. Sedangkan arah pengembangan Baristand Industri Banda Aceh difokuskan pada program dan kegiatan di bidang rempah dan minyak atsiri. Meskipun demikian Baristand Industri Banda Aceh tetap memperhatikan kebutuhan dan pengembangan kompetensi inti daerah Provinsi Aceh secara umum.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat digambarkan bahwa pada dasarnya Akuntabilitas Kinerja Instansi mencoba mengkomunikasikan pencapaian kinerja suatu instansi pemerintah dikaitkan dengan sejauh mana organisasi publik tersebut telah melakukan upaya-upaya strategis dan operasionalnya di dalam mencapai tujun/sasaran strategisnya dalam kerangka pemenuhan Visi misi yang ditetapkan. Visi dan misi organisasi serta tujuan strategis organisasi telah diformatkan di dalam suatu renstra yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Selanjutnya untuk capaian yang harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun yang dimaksud didalam renstra ditetapkan pula sejumlah sasaran strategis. Pemenuhan atas sasaran strategis tersebut setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian strategis organisasi di akhir tahun kelima, dengan alur pikir bahwa apabila tujuan strategis organisasi telah dipenuhi maka orgainsasi tersebut dapat dipersepsikan telah memenuhi visi misinya.

(18)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Organisasi

Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh atau Baristand Industri Banda Aceh didirikan pada tahun 26 Agustus 1980 dengan nama Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Banda Aceh atau Balai Industri Banda Aceh sampai akhir tahun 2002. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 784/MPP/SK/11/2002 tanggal 29 Nopember 2002 nama Balai dirubah menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan, yang kemudian dengan adanya pemisahan Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, maka berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006, struktur organisasi ditata kembali dan namanya berubah menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh dengan tugas dan fungsi yang hampir sama dengan sebelumnya.

Dalam melaksanakan tugasnya Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh mempunyai Visi sebagai berikut :

“Menjadi lembaga yang unggul dalam riset khususnya atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan daerah serta mapan dalam standardisasi dan sertifikasi di bidang industri”.

Untuk mendukung Visi tersebut maka Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh mempunyai Misi sebagai berikut :

1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan industri berbasis atsiri dan rempah

(19)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 9 2. Melaksanakan litbang dan standardisasi berbasis komoditi inti/produk unggulan

daerah yang remah lingkungan.

3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri

Tujuan strategis Baristand Industri Banda Aceh adalah meningkatnya peranan riset dalam pengembangan atsiri, rempah dan komoditi unggulan daerah dengan cara :

1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangan industri berbasis atsiri dan rempah.

2. Melaksanakan litbang dan standardisasi berbasis komoditi inti/produk unggulan daerah yang ramah lingkungan.

3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan, standardisasi, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri.

Adapun yang menajadi sasaran Strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam kurun waktu Tahun 2015-2019, adalah :

1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang professional dalam rangka mendukung riset dan standardisasi.

2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan.

(20)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 10 3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan standar pelayanan public yang prima dalam rangka pengembangan industri.

4. Meningkatkan peran sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan HKI. 5. Meningkatkan kemampuan laboratorium uji dan LS Pro untuk mendukung

penerapan SNI Wajib.

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2016

Rencana Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006, dan mengacu kepada visi dan misi Kabinet Kerja Jokawi-JK dengan Sembilan prioritas presiden (Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019.

Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan sektor industri mengacu pada arah kebijakan ekonomi yang tertuang dalam RPJM 2015–2019, yaitu mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata serta industri kecil dan kerajinan rakyat, serta pengembangan kebijakan industri dan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah

(21)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 11 melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan SDA dan SDM dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.

Sementara itu kebijakan operasional diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang kuat dan maju, berdaya saing tinggi, yang mengolah sumber daya alam dalam negeri, terutama yang mengolah hasil pertanian (agro industri); serta penyediaan kebutuhan pokok, menumbuhkan kemampuan inovasi teknologi industri melalui kegiatan penelitian terapan bertumpuh pada sumber daya manusia industrial yang berkualitas dan mampu mendorong penyebaran pembangunan industri ke wilayah-wilayah yang belum berkembang serta memperluas pengembangan dan modernisasi industri kecil.

Bertitik tolak dari arah kebijaksanaan tersebut, maka sasaran sektor industri yang ingin dicapai beberapa tahun ke depan yaitu meningkatnya kontribusi industri pengolahan non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) melalui tumbuhnya industri pengolahan non migas; meningkatnya investasi; meningkatnya utilisasi kapasitas produksi; terciptanya persebaran industri; meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha; dan terlaksananya pemberdayaan UKM.

Berpedoman kepada arah kebijaksanaan dan sasaran yang ingin dicapai tersebut, maka Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh diharapkan akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai arahan dari Kementerian Perindustrian khususnya melalui kegiatan litbang terapan dan pelayanan bantuan teknis antara lain teknologi proses dan teknologi bahan/produk, konsultasi, peningkatan kemampuan tenaga profesi tertentu, standarisasi dan pengujian produk, penanggulangan limbah industri serta rancang bangun dan perekayasaan terutama untuk industri kecil dan menengah.

(22)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 12 Kegiatan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh juga harus mendukung kebijakan Pemda Provinsi Aceh dan memberikan sumbangsih dalam mensukseskan program yang dilaksanakan oleh pemerintah Aceh. Oleh karena itu Baristand Industri Banda Aceh akan terus melakukan pengembangan dan riset, termasuk rancang bangun dan perekayasaan, seperti proses pengolahan dan peningkatan mutu produk hasil-hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan dengan fokus utama bidang rempah dan atsiri. Bahkan hasil-hasil litbang tersebut sebagian telah dimasyarakatkan, baik yang dilakukan oleh Balai sendiri maupun kerjasama dengan instansi terkait.

Pada hakekatnya program kegiatan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh merupakan bagian integral dari program Kementerian Perindustrian khususnya BPPI yang secara menyeluruh dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional bidang Perindustrian. Namun demikian, dalam rangka strukturisasi program, perlu dilakukan pengklasifikasian maupun penjenjangan sehingga terlihat secara jelas di mana muaranya program Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh sebagai instansi di bidang riset dan standardisasi industri di daerah.

Program-program Baristand Industri Banda Aceh pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Program litbang teknologi proses dan perekayasaan 2. Program peningkatan kompetensi sumber daya manusia 3. Program Peningkatan sarana dan prasarana

4. Program pembudayaan dan pemasyarakatan hasil litbang

(23)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 13 6. Program penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program

Sedangkan yang menjadi kegiatan strategis pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

I. PENELITIAN, KAJIAN DAN REKAYASA

1. Tersedianya Hasil Penelitian Produk/Teknik

Produksi Jumlah Litbang Teknologi Proses dan RBPI 7 Judul

II PENGUATAN INFRASTRUKTUR LITBANG DAN JPT A. Pengujian

1. Terlaksananya pengujian mutu bahan baku

dan aneka produk industri Jumlah sample uji 12 Bulan

2. Terlaksananya pengujian mutu limbah cair,

udara dan emisi Jumlah sample uji 12 Bulan

B. Sertifikasi

1. Terselenggaranya sertifikasi SPPT SNI

perusahaan Jumlah perusahaan yang disertifikasi SPPT SNI 15 Lokasi C. Pelatihan

1. Terselenggaranya pelatihan pengolahan

minyak atsiri Jumlah peserta pelatihan 15 orang

III. PENGUATAN KELEMBAGAAN

A. Pengembangan SDM

1. Terlaksananya diklat pengujian parameter

pupuk Jumlah peserta yang Terlatih 1 Orang

2. Terlaksananya diklat pengujian AMDK Jumlah peserta yang Terlatih 1 Orang 3. Terlaksananya diklat pengujian vitamin A

dan C Jumlah peserta yang Terlatih 1 Orang

4. Terlaksananya diklat audit internal ISO

9001-2008 Jumlah peserta yang Terlatih 1 Orang

5. Terlaksananya diklat fungsional peneliti/

perekayasaan Jumlah peserta yang Terlatih 1 Orang

B. Promosi/Publikasi/Sosialisasi

1. Terlaksananya pameran hasil litbang Jumlah Pemeran hasil litbang 1 kali 2. Tersedianya majalah/jurnal ilmiah Jumlah majalah/jurnal yang

diterbitkan 2 kali

3. Terselenggaranya seminar hasil penelitian

industri Jumlah peserta yang Terlatih 50 Orang

(24)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 14

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

C. Akreditasi/Survailen/Reakreditasi

1. Terlaksananya survailance lembaga penguji Jumlah dokumen sistem

mutu 1 dok

2. Terlaksananya survailance lembaga

sertifikasi produk (LsPro) Jumlah dokumen sistem mutu 1 dok. 3. Terlaksananya survailance ISO 9001-2008 Jumlah dokumen sistem

mutu 1 dok.

IV. DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONEV 1. Terselenggaranya kegiatan penyusunan

rencana kerja (RKAKL) Jumlah program kerja 1 Tahun

2. Terselenggaranya kegiatan penyusunan program kerja dan peningkatan penerimaan PNBP

Jumlah program kerja 1 Tahun

3. Terlaksananya monitoring dan pengawasan

pelaksanaan program dan kegiatan Jumlah monev program & kegiatan 1 Tahun 4. Terlaksananya pelayanan informasi publik

(pengelolaan Website dan SIL) Jumlah pelayanan publik 12 Bulan 5. Terlaksananya penataan pengelolaan laporan

keuangan e-Monitoring Jumlah laporan keuangan 1 tahun

V. LAYANAN PERKANTORAN

A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1. Tersedianya Gaji, Honor dan Tunjangan

pegawai Jumlah pegawai yang menerima gaji, honor dan tunjangan

13 Bulan B. Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan Perkantoran

1. Perawatan Gedung Kantor

Terpeliharanya gedung/bangunan kantor

bertingkat dua Jumlah luas gedung/ bangunan yang terpelihara 1.000 m2 Terpeliharanya halaman gedung kantor Jumlah luas halaman kantor

yang terpelihara 1.000 m2

2. Perawatan Peralatan Kantor

Terpeliharanya operasional komupter &

laptop Jumlah komputer & laptop kantor yang terpelihara 30 unit Terpeliharanya operasional printer Jumlah printer yang

terpelihara 28 unit

Terpeliharanya operasional AC split Jumlah AC kantor yang

(25)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 15

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

3. Perawatan Peralatan Fungsional

Terpeliharanya peralatan laboratorium kimia

dan mikrobiologi Jumlah alat lab kimia dan mikrobiologi yang terpelihara

10 unit

Terpeliharanya peralatan laboratorium

lingkungan, bengkel dan proses Jumlah alat lab lingkungan yang terpelihara 10 unit Terpeliharanya peralatan laboratorium

udara dan semen Jumlah alat lab lingkungan yang terpelihara 5 unit 4. Pengadaan Peralatan/Perlengkapan kantor

Terpenuhinya keperluan sehari-hari, foto

copy dan pengiriman surat Jumlah kegiatan yang sesuai program 12 bulan 5. Perawatan Kendaraan Dinas

Terawatnya kendaraan dinas dengan baik Jumlah kendaraan dinas roda

6 yang terpelihara 1 unit

Terawatnya kendaraan dinas dengan baik Jumlah kendaraan dinas roda

4 yang terpelihara 3 unit

Terawatnya kendaraan dinas dengan baik Jumlah kendaraan dinas roda

2 yang terpelihara 6 unit

Terawatnya peralatan ginset Jumlah ginset listrik yang

terpelihara 1 unit

6. Langganan Daya dan Jasa

Terpenuhinya Langganan listrik Jumlah Pembayaran

langganan listrik 12 bulan

Terpenuhinya Langganan air PDAM Jumlah Pembayaran

langganan air PDAM 12 bulan

Terpenuhinya Langganan Telepon dan

faximile Jumlah Pembayaran langganan telp & faximile 12 bulan Terpenuhinya Langganan internet Jumlah Pembayaran

langganan internet 12 bulan

7. Jasa keamanan dan Kebersihan

Terpeliharanya keamanan kantor Jumlah honor petugas

keamanan kantor 12 bulan

Terpeliharanya kebersihan kantor Jumlah honor petugas

kebersihan kantor 12 bulan

Tersedianya pakaian satpam Jumlah pakaian petugas

satpam kantor 4 pasang

(26)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 16

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

Terselenggaranya pelayanan pengiriman

surat dan bahan perlengkapan kantor Jumlah kegiatan sesuai dengan program 12 bulan Terselenggaranya Adm Keuangan yang baik Jumlah honor pengelola Adm

Keuangan 12 Bulan

Terselenggaranya dokumen pengadaan

barang/jasa Jumlah honor panitia pengadaan barang/jasa 5 Paket Terselenggaranya dokumen penerimaan

barang/jasa Jumlah honor panitia penerimaan barang/jasa 5 Paket Terselenggaranya Adm Keuangan PNBP yang

baik Jumlah honor pengelola Adm Keuangan PNBP 12 Bulan

9. Pengadaan Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh

Terselenggaranya pengadaan makanan

penambah daya tahan tubuh Jumlah kegiatan sesuai dengan program 12 bulan a n 10 Operasional dan Pemeliharaan

Laboratorium

Tersedianya bahan kimia untuk pengujian

laboratorium Jumlah bahan kimia 1 paket

Tersedianya bahan kimia untuk litbang Jumlah bahan kimia 1 paket Tersedianya alat gelas laboratorium Jumlah peralatan gelas lab. 1 paket Terselenggaranya kalibrasi peralatan

laboratorium Jumlah peralatan yang dikalibrasikan 20 unit

Terselenggaranya uji profisiensi dan uji

banding antar laboratorium Jumlah sampel yang diuji 5 paket

11 Pembinaan Kepegawaian

Terselenggaranya pembinaan kepegawaian Jumlah pembinaan

kepegawaian 1 tahun

VII KENDARAAN BERMOTOR

1. Pengadaan Kendaraan Roda Empat (Mobil Sampling)

Tersedianya kendaraan sampling Jumlah kendaraan bermotor 1 unit

VIII PERANGKAT PENGOLAH DATA DAN KOMUNIKASI

1 Pengadaan alat Pengolah Data

Terlaksananya pengadaan komputer Jumlah komputer 4 unit

(27)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 17

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Pengadaan Peralatan Kantor

Terlaksananya pengadaan meja tamu Jumlah meja tamu 1 set

Terlaksananya pengadaan Televisi Jumlah televisi 1 unit

Terlaksananya pengadaan Air Conditioner

(AC) Jumlah AC 4 unit

Terlaksananya pengadaan kulkas 2 pintu Jumlah kulkas 1 buah

Terlaksananya pengadaan scren panel board Jumlah scren panel board 1 unit 2. Pengadaan Peralatan/Asesories

Laboratorium

Terlaksananya pengadaan peralatan

laboratorium Jumlah Alat Laboratorium 1 paket

Pada dasarnya keberhasilan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tidak dapat terwujud jika tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterlibatan berbagai pihak tersebut tidak seluruhnya dapat dinyatakan dalam rencana strategis yang disusun karena luasnya cakupan dan cepatnya dinamika sektor Perindustrian di Provinsi Aceh.

Pada hakekatnya program kegiatan Balai merupakan bagian dari program kegiatan daerah di samping untuk menunjang program skala nasional yang secara menyeluruh dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang sebebar-besarnya terhadap pencapaian tujuan pembangunan di bidang Industri. Namun demikian dalam rangka strukturisasi program perlu dilakukan pengklasifikasian maupun penjenjangan sehingga terlihat secara jelas sismatika dan komposisinya.

2.3. Rencana Anggaran

Dalam melaksanakan program tersebut pada Tahun Anggaran 2016 Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh didukung oleh anggaran DIPA dengan 8 (delapan) kegiatan yaitu :

(28)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 18 1. Hasil Litbang Teknologi Industri.

2. Penguatan Infrastruktur Litbang dan JPT 3. Penguatan Kelembagaan.

4. Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi 5. Layanan Perkantoran.

6. Pengadaan Kendaraan Bermotor

7. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 8. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Rincian Anggaran Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

No Uraian Pagu Sebelum Revisi (Rp.) Pagu Sesudah Revisi (Rp.)

I HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI

1. Belanja Pegawai 0 0

2. Belanja Barang 402.405.000 357.985.000

3. Belanja Modal 256.750.000 256.750.000

Jumlah I 659.155.000 614.735.000

II PENGUATAN INFRASTRUKTUR LITBANG DAN JPT

1. Belanja Pegawai 0 0

2. Belanja Barang 1.097.135.000 1.097.135.000

3. Belanja Modal 0 0

Jumlah II 1.097.135.000 1.097.135.000

III PENGUATAN KELEMBAGAAN

1. Belanja Pegawai 0 0 2. Belanja Barang 443.740.000 383.440.000 3. Belanja Modal 0 0 Jumlah III 443.740.000 383.440.000 IV DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN 1. Belanja Pegawai 0 0 2. Belanja Barang 374.920.000 342.580.000 3. Belanja Modal 0 0 Jumlah IV 374.920.000 342.580.000

(29)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 19

No Uraian Pagu Sebelum Revisi (Rp.) Pagu Sesudah Revisi (Rp.)

V LAYANAN PERKANTORAN 1. Belanja Pegawai 7.261.429.000 7.212.910.000 2. Belanja Barang 1.900.000.000 2.084.120.000 3. Belanja Modal 0 0 Jumlah V 9.161.429.000 9.297.030.000 VI KENDARAAN BERMOTOR 1. Belanja Pegawai 0 0 2. Belanja Barang 0 0 3. Belanja Modal 200.000.000 200.000.000 Jumlah VI 200.000.000 200.000.000

VII PERANGKAT PENGOLAH DATA DAN KOMUNIKASI

1. Belanja Pegawai 0 0

2. Belanja Barang 0 0

3. Belanja Modal 28.000.000 28.000.000

Jumlah VII 28.000.000 28.000.000

VIII PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

1. Belanja Pegawai 0 0

2. Belanja Barang 0 0

3. Belanja Modal 45.000.000 185.915.000

Jumlah VIII 45.000.000 185.915.000

Total 12.009.379.000 12.148.835.000

2.4. Dokumen Perjanjian Kinerja

Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekat dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber dayayang dikelola. Penetapan Kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya (Performance Aggreement). Penetapan Kinerja merupakan ikhtisar Rencana

(30)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 20 Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya yaitu setelah proses anggaran (budgeting process) selesai. Aktualisasi kinerja sebagai realisasi Penetapan Kinerja dimuat dalam Laporan Kinerja (Performance Report).

Tujuan penetapan kinerja antara lain, adalah untuk :

1) Meningkatkan akuntabilitas, tranparansi dan kinerja aparatur;

2) Sebagai wujud nyata komitmen anatara penerima amanah dengan pemberi amanah;

3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

4) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan saksi.

Baristand Industri Banda Aceh telah membuat Penetapan Kinerja Tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi kinerja pada akhir Tahun 2016. Pada awal Tahun Anggaran 2016 Kepala Baristand Industri Banda Aceh telah membuat Pernyataan Perjanjian Kinerja yang disetujui oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dapat dilihat sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini :

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya hasil-hasil litbang

yang dimanfaatkan oleh industri Hasil litbang prioritas yang dikembangkan 3 Penelitian Hasil litbang yang telah

diimplementasikan 1 Penelitian

Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industry (problem solving)

1 Paket Teknologi

(31)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 21

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2. Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi

dengan industri 1 kerjasama

3. Meningkatnya kualitas pelayanan

publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3,5

4. Meningkatkan kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri

Paket peralatan laboratorium dan

sarana pendukung Balai 1 paket 5. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil

litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 terbitan

6. Meningkatnya jasa pelayanan teknis

kepada dunia usaha Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 15 orang Jumlah desain/prototipe 3 desain/

prototipe Jumlah perusahaan yang dilayani 160 Prsh Jumlah sertifikasi produk 5 Prsh Jumlah survailance SPPT SNI 10 Prsh

Nilai JPT (Rp.) 1.655.393.000

7. Meningkatnya standardisasi industri

Daerah Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 6 orang

Jumlah lingkup pengakuan produk

LPK yang diakui oleh KAN 3 Lingkup 8. Meningkatnya budaya pengawasan

dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri

Terlaksananya pemeliharaan dan

peremajaan SIL 1 Unit

Terlaksananya pemeliharaan dan

peremajaan SIL 1 unit

Terlaksananya pemeliharaan dan

peremajaan Website 1 unit

Terlaksananya monitoring dan

(32)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 22

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam mencapai visi dan misinya Baristand Industri Banda Aceh melaksanakan kegiatan yang mengacu kepada Rencana Strategi (Renstra) BPPI Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategi (Renstra) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 yang setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PERKIN) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016. Pada Tahun 2016 Perkin Baristand Industri Banda Aceh meliputi 7 (tujuh) sasaran strategis untuk melaksanakan kinerjanya, yaitu :

1) Sasaran Strategis I : Meningkatkan Hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri;

2) Sasaran Strategis II : Meningkatnya kerjasama litbang;

3) Sasaran Strategis III : Meningkatnya kualitas pelayanan publik;

4) Sasaran Strategis IV : Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri;

5) Sasaran Strategis V : Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang

6) Sasaran Strategis VI : Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha; 7) Sasaran Strategis VII : Meningkatnya standardisasi industri daerah.

(33)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 23 Rincian analisis capaian masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan pada bagian berikut :

Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh Industri

1. Hasil litbang prioritas yang dikembangkan 2. Hasil litbang yang telah diimplementasikan

3. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving).

Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Indikator Kinerja 1.1. Hasil Litbang Prioritas yang Dikembangkan :

Indikator Kinerja 1.1 Target Capaian % Capaian

Hasil litbang yang siap diterapkan 2 Litbang 4 Litbang 200

Hasil litbang prioritas yang dikembangkan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pemanfaatan sisik ikan sebagai bahan baku pembuatan pengawetan bakso dan tahu

2) Pemanfaatan limbah kulit biji kopi sebagai adsorben emisi gas buang 3) Peningkatan mutu minyak nilam rakyat dengan menggunakan trearin 4) Penyisihan logam berat dalam limbah pengolahan emas dengan

menggunakan cangkang telur ayam sebagai adsorben.

Apabila dibandingkan, maka jumlah hasil penelitian dan pengembangan prioritas yang dikembangkan dari Tahun 2013 s.d 2016 adalah sebagai berikut

Indikator Kinerja Capaian Tahun Anggaran

2013 2014 2015 2016

Hasil litbang prioritas yang dikembangkan

(34)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 24 Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil litbang prioritas yang dikembangkan pada tahun anggaran 2016 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013, 2014 dan 2015, hal ini disebabkan litbang prioritas yang dikembangkan baru dialokasikan pada tahun 2016 sedangkan tahun sebelumnya masih mengacu kepada hasil litbang yang siap diterapkan.

Sedangkan kegiatan litbang yang dilaksanakan pada Tahun 2016 sebanyak 7 (tujuh) judul, yaitu :

1) Rancang Bangun Peralatan dan Proses Pengolahan Limbah Laboratorium Baristand Industri Banda Aceh.

Penelitian ini diharapkan dapat peningkatan kualitas limbah laboratorium dan keberterimaan daya dukung lingkungan yang berada disekitar kantor Baristand Industri Banda Aceh. Keluaran yang diharapkan adalah penerapan teknologi pengolahan limbah laboratorium yang ramah lingkungan serta pengelolaan limbah laboratorium menjadi sebagai pengawasan tata ruang pemukiman.

Program awal yang dilakukan adalah study literatur, penelitian pendahuluan, study banding dan rancang bangun peralatan pengolahan limbah, semua kegiatan ini telah dilakukan. Study litiratur dilakukan untuk penggunaaan bahan koagulan yang cocok untuk limbah laboratorium dengan cara mengumpulkan data sekunder dan study banding ke perusahaan yang menghasilkan limbah logam. Hasil study banding ke perusahan Batammindo Cakrawala dan Amtek Enggenering di pulau Batam dari hasil kunjungan dapat memberi gambaran tentang rancang bangun IPAL Laboratorium yang cocok di kembangkan di Baristand Industri Banda Aceh. Pembangunan IPAL laboratorium diawali dengan melakukan gambar teknis dan diaplikasikan terhadap lokasi lahan yang tersedia, tepatnya di belakang Gedung Baristand industri banda Aceh. Gambar teknis dan pembagunan IPAL yang sudah selesai dibangun pada bulai Mei 2016 yang terdiri dari 2 bah penampung limbah, bangunan tingkat dua beserta atapnya, grafitasi filter, 6 unit filtrasi adsorpsi, pompa pengisap anti bahan kimia, motor pengaduk, aerator, bak sindimentasi, bak control akhir, jaringan listrik dan perpipaan yang terkoneksi ke laboratorium lingkungan. Semua peralatan dan bangunan yang sudah dibangun/terpasang dilakukan star-up pada bulan Juni 2016. Dari hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan kinerja yang sangat bagus dan siap diaplikasikan langsung pada pengolahan limbah laboratorium Baristand Industri Aceh. Dari keenam unit laboratorium yang ada tersebut menghasilkan limbah padat cair dan gas. Limbah cair yang dihasilkan oleh laboratorium di proses pada IPAL yang sudah selesai di bangung dengan skala industri. Proses pengolahan limbah dilakukan melalui treatmen awal seperti pengontrolan pH operasi dan pemisahan benda yang terapung, kemudian dilakukan proses pengolahan limbah dengan beberapa tahap antara lain proses grafitasi filtrasi, proses koagulasi dan proses absorsi dengan karbon aktif, mangan ziolit dan penukar

(35)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 25 kation/anion. Limbah awal berupa inlet dan hasil pengolahan limbah akhir berupa outlet dilakukan pengujian laboratorium terhadap parameter sesuai dengan Permen LH no.5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Hasil pengolahan limbah akhir memenuhi standar mutu pembuangan limbah dan ditampung pada bak kontrol beberapa lama, apabila sudah penuh selanjutnya langsung dibuang ke lingkungan.

Kata kunci: laboratorium, lingkungan, grafitasi filtrasi, koagulasi,karbon aktif

2) Pengembangan Teknologi Proses dan Peralatan untuk Produksi Garam Beryodium di Kabupaten Bireun

Kabupaten Bireuen merupakan daerah potensial penghasil garam dan diperkirakan terdapat 40 unit usaha garam tradisional tersebar dibeberapa daerah seperti, Jangka, Jeunib,Kualaraja dan Samalanga yang memproduksi garam kasar (garam krosok) dengan cara menguapkan air laut menggunakan teknologi sederhana. Produk garam kasar yang diproduksi oleh petani tersebut berkualitas rendah, warna agak kuning, mengandung zat pengotor (inpuritis) seperti magnesium dan kalsium tinggi. Usaha garam konsumsi beryodium di Kabupaten Bireuen menggunakan bahan baku garam kasar yang diproduksi oleh petani lokal yang harus dilakukan pemurnian terlebih dahulu sebelum digunakan untuk produksi garam beryodium dengan cara menghilangkan zat- zat pengotor. Alat hasil desain tim litbangyasa Screw conveyor dan penampung garam telah diujicobakan pada perusahaan produksi garam beryodium Milhy Jaya dan ternyata teknologi yang diterapkan tersebut akan diaplikasikan oleh perusahaan. Untuk memperoleh gambaran kualitas produk garam, maka saat kegiatan ujicoba dilakukan perbaikan teknologi iodisasi. Produk garam beryodium yang dihasilkan dilakukan pengujian dilaboratorium dengan data sebagai berikut: Kadar Air (H2O) = 4.30 %, NaCl = 99,2%; Iodium= 42,4mg/kg,

bagian tak larut= 0,34%, Pb= 0,040 mg/kg ;Cd= 0,005mg/kg; Hg= 0,005mg/kg dan As= 0,003 mg/kg. Dari hasil pengujian ternyata produk garam beryodium yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan SNI 3556: 2010.

Kata Kunci : peralatan produksi , teknologi produksi, garam beryodium

3) Rancang Bangun Peralatan Pencetak Tortilla Sistem otomatis Berbasis Pneumatik dan Aplikasinya pada UKM “A&R Food” Banda Aceh.

Tortilla adalah sebuah roti yang terbuat dari gandum atau tepung terigu yang berair dan tanpa ragi, yang kemudian ditipiskan dan dimasak.. Tortilla mempunyai beberapa sebutan seperti di kawasan Timur Tengah dikenal dengan sebutan Kebab, di Tiongkok dikenal laobing (烙餅), kue tebal berbentuk bundar seperti pizza, sementara di India ada roti yang terbuat dari gandum yang dikenal dengan sebutan Canapati. Tortilla biasanya disantap bersama dengan daging, kentang tumbuk, keju, dan bahan-bahan lainnya untuk membuat makanan bernama taco, quesadilla, dan burrito. Karena ukurannya yang lebar, besar dan lemas kala digulung atau ditekuk maka

(36)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 26 tortilla tepung gandum merupakan jenis tortilla terbaik untuk membuat burrito, makanan yang aslinya berasal dari Meksiko utara. A&R Food Banda Aceh merupakan salah satu industri kecil yang membuat dan mensuplai tortilla ke sebahagian pengusaha kebab yang ada di Prov. Aceh dan permintaan produk tortilla ini semakin tinggi setiap harinya namun tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan tersebut karena masih diproduksi secara manual dengan mengandalkan tenaga manusia menyebabkan jumlah produk tortilla yang dihasilkan/harinya sangat sedikit. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan perancangan sebuah peralatan pembuatan tortilla berbasis pneumatik yang dapat bekerja secara otomatis memproduksi tortilla dalam jumlah besar dengan produk yang dihasilkan lebih seragam. Peralatan pencetak tortilla sistem otomatis berbasis pneumatik yang telah dirancang ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut: P 130 x L 30 x T 70 cm, dilengkapi dengan 3 unit pneumatik silinder, 3 unit piring pemanas dari aluminium Ø 30 cm (@ 600 watt), 3 unit directional valve, 1 unit kompresor ½ HP dan mengkonsumsi daya listrik sebesar 2.225 watt/jam. Hasil pengujian peralatan menunjukkan bahwa untuk mendapatkan produk tortilla dengan mutu yang terbaik diperlukan kondisi proses sebagai berikut: temperatur piring pemanas 120 oC, waktu proses 1 menit/proses dan tekanan udara 60 – 90 psi. Hasil

perhitungan kapasitas efektif peralatan di ketahui bahwa peralatan pencetak tortilla sistem pneumatik hasil rancangan ini mampu memproduksi tortilla sebanyak 174 lembar tortilla/jam, jika dalam 1 hari bekerja rata-rata selama 6 jam maka produk tortilla yang dapat dicetak rata-rata mencapai 1.044 lembar/hari. Hasil analisa resiko dari pengoperasian peralatan ini mendapatkan nilai sebesar 4,54 dan masih masuk dalam batas toleransi (Skor 4 – 6). Peralatan pencetak tortilla sistem pneumatik ini telah diterapkan di UKM A&R food Banda Aceh dan telah digunakan setiap hari untuk memproduksi tortilla.

4) Pemanfaatan Sisik Ikan Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pengawet Bakso dan Tahu.

Sisik ikan mempunyai kandungan kitin sebesar (0,4 – 3,7) % sehingga dapat dimanfaatkan menjadi khitosan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh khitosan yang berasal dari sisik ikan sehingga dapat dijadikan alternatif pembuatan pengawet makanan pada penelitian lanjutan. Pembuatan khitosan dari sisik ikan, melaui beberapa tahapan yaitu demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi. Untuk mengetahi gugus fungsi yang terdapat dalam khitosan hasil perlakuan, maka dilakukan uji FTIR. Variabel tetap perlakuan yaitu berat sisik ikan 100 gram dan perbandingan peraksi dengan berat sisik ikan yaitu 1:10 (w/v). Variasi yang dilakukan pada proses reaksi adalah konsentrasi, suhu, dan waktu, pada proses demineralisasi (HCl 1 N, 35⁰C, 2 jam; HCl 1%, temperatur ruang, 4 jam; HCl 1 N, 80⁰C, 2 jam), deproteinasi (NaOH 1N, 60⁰C, 2 jam; NaOH 2N, 65⁰C, 4 jam; NaOH 5%, temperatur ruang, 12 jam) dan deasetalisasi (NaOH 50%, 100⁰C, 1 Jam; NaOH 10%, 60⁰C, 1 Jam; NaOH 25%, 75⁰C, 3 Jam). Dari hasil pembacaan FTIR pada ketiga variabel tidak

(37)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 27 menunjukan adanya serapan pada daerah bilangan gelombang 3441 1/cm (OH streching), serapan pada bilangan gelombang 1660,71 (puncak amida) masih muncul, hal ini disebabkan penghilangan gugus asetil belum sempurna.

Kata Kunci: Sintesis, Karakteristik, Khitosan, Sisik ikan,

5) Pemanfaatan Limbah Kulit Biji Kopi Sebagai Adsorben Emisi Gas Buang Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kopi terutama Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Luas lahan yang digunakan di Kabupaten Aceh Tengah seluas 50.615 hektar dengan produksi kopi pada tahun 2015 sebesar 27.763 ton, sedangkan di Kabupaten Bener Meriah dengan luas lahan 51.291 hektar dengan produksi kopi pada tahun 2015 sebesar 15.800 ton. Perkebunan kopi di Indonesia sebagian besar masih ditangani oleh para petani kecil (perkebunan rakyat). Industri pengolahan biji kopi menghasilkan limbah kulit cangkang biji kopi yang belum dimanfaatkan. Seperti halnya cangkang kulit tumbuhan biji pada umumnya, kulit biji kopi terdiri dari selulosa dan senyawa organic lainnya dimana terdapat kandungan karbon yang dapat dibuat menjadi arang aktif. Konversi kulit cangkang kopi menjadi karbon diperoleh sebesar 31,14% pada temperatur 400oC. Variasi

proses aktivasi menggunakan asam klorida (HCl) (1+4) memberikan nilai kadar air sebesar 5,39% dan kadar abu 4,12 %. Sedangankan variasi proses aktivasi menggunakan larutan ZnCl2 10% memberikan nilai kadar air sebesar 4,58%

dan kadar abu 4,88 %.Penyerapan emisi gas buang dilakukan pada kendaraan roda empat bermesin diesel dengan menempatkan karbon aktif pada saluran gas buang. Dari hasil karakteristik morfologi permukaan karbon aktif terlihat bahwa karbon yang telah diaktivasi memiliki permukaan pori yang lebih bersih, sehingga akan mempermudah proses penyerapan emisi.

Kata Kunci:Adsorpsi, cangkang, emisi, karbon aktif.

6) Peningkatan Mutu Minyak Nilam Rakyat Dengan Menggunakan Stearin Penelitian peningkatan mutu minyak nilam rakyat dengan menggunakan stearin bertujuan untuk memperoleh dan menerapkan teknik baru proses peningkatan mutu minyak nilam rakyat, dengan menngunakan stearin sebagai pelarut, sehingga rakyat mempunyai kepercayaan diri dan keyakinan akan produk yang mereka hasilkan dan dapat mempertahankan harga pasar. Bahan baku yang digunakan adalah minyak nilam hasil penyulingan rakyat di Kabupaten Aceh Jaya dengan kadar PA 25,96%. Variabel tetap adalah volume umpan (minyak nilam) 100 ml, tekanan 50 mmHg dan temperatur 150 0C.

Variabel berubah terdiri dari rasio bobot antara minyak nilam dan stearin adalah 6:4; 7:3; 8:2; 9:1 (v/v). Waktu operasi selama 2, 3, dan 4 jam. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan rasio minyak nilam dan stearin 8 : 2 (v/v) dengan waktu operasi 4 jam, yaitu kadar PA mencapai 40,29%.

(38)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 28 7) Penyisihan Logam Berat dalam Limbah Pengolahan Emas dengan

Menggunakan Cangkang Telur Ayam Sebagai Adsorben.

Penelitian ini membahas tentang penyisihan logam berat Hg dalam limbah pengolahan emas dengan menggunakan cangkang telur ayam sebagai adsorben. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan adsorben cangkang telur ayam terhadap penyerapan logam Hg dalam limbah pengolahan emas. Bahan baku dalam penelitian ini adalah cangkang telur ayam yang diaktifasi secara fisika (dikalsinasi pada suhu 400 °C selama 30 menit) dan kimia (ZnCl2 1 %). Ukuran adsoben yang digunakan

adalah 100 mesh. Proses adsorpsi yang dilakukan menggunakan limbah pengolahan emas. Adsorben dilakukan analisis karakteristik meliputi: kadar air, kadar abu dan daya serap iodin. Hasil adsorpsi terbaik dari limbah pengolahan emas adalah dengan menggunakan adsorben cangkang telur ayam yang telah diaktivasi secara kimia. Nilai efisiensi penyisihan sebesar 94,97 % dan kapasitas penyerapan 0,24 mg/g.

Kata kunci: Cangkang telur ayam, Adsorpsi, limbah emas dan ZnCl2 1 %

b. Indikator Kinerja 1.2. Hasil Litbang yang Telah Diimplementasikan

Indikator Kinerja 1.2 Target Capaian % Capaian

Hasil litbang yang telah

diimplementasikan 1 Litbang 3 Litbang 300

Hasil litbang yang telah diimplementasikan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Rancang bangun peralatan dan proses pengolahan limbah laboratorium Baristand Industri Banda Aceh.

2) Pengembangan teknologi proses dan peralatan untuk produksi garam beryodium di Kabupaten Bireun.

3) Rancang bangun peralatan pencetak tortilla sistem otomatis berbasis pneumatik dan aplikasinya pada UKM A&R Food Banda Aceh.

Apabila dibandingkan, maka jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang telah diimplementasikan dari Tahun 2013 s.d 2016 adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Capaian Tahun Anggaran

2013 2014 2015 2016

Hasil litbang yang telah

(39)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 29 Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil litbang yang telah diimplementasikan pada tahun anggaran 2016 meningkatkan dibandingkan dengan tahun 2013, menurun dibandingkan dengan tahun 2014, hal ini disebabkan pada tahun anggaran 2016 ditargetkan hanya satu litbang, namun realisasinya melebihi dari target yang direncanakan yaitu sebesar 3 litbang.

c. Indikator Kinerja 1.3. Hasil Teknologi yang Dapat Menyelesaikan Permasalahan Industri.

Indikator Kinerja 1.3 Target Capaian % Capaian

Hasil litbang yang dapat

menyelesaikan permasalahan industri

1 Litbang 2 Litbang 200

Hasil penelitian dan pengembangan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengembangan teknologi proses dan peralatan untuk produksi garam beryodium di Kabupaten Bireun.

2) Rancang bangun peralatan pencetak tortilla sistem otomatis berbasis pneumatik dan aplikasinya pada UKM A&R Food Banda Aceh

Apabila dibandingkan, maka jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri dari Tahun 2013 s.d 2016 adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Capaian Tahun Anggaran

2013 2014 2015 2016

Hasil litbang yang dapat menyelesaikan

permasalahan industri

0 Litbang 0 Litbang 3 Litbang 2 Litbang

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil Hasil litbang yang dapat menyelesaikan permasalahan industri pada tahun anggaran 2016 menurun dibandingkan dengan tahun 2015, namum melebihi dari target yang yang direncanakan yaitu 2 litbang, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 belum dilaksanakan/direncanakan.

(40)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 30

Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kerjasama Litbang

Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Indikator Kinerja 2.1. Kerjasama Instansi dengan Industri :

Indikator Kinerja 2.1 Target Capaian % Capaian

Kerjasama Instansi dengan Industri Kerjasama 1 Kerjasama 5 500,00

Kerjasama instansi dengan industri tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kerjasama Teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Sekolah

Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Batam dalam kegiatan “Riset dan Publikasi Hasil”, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Teknis Nomor : 05/BPPI/BRS-BA/KS/III/2016 tanggal 23 Maret 2016.

2) Kerjasama Teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan UD. Milhy Jaya Desa Tanoh Anoe Kec. Jangka Kabupaten Bireun dalam kegiatan “Pengembangan Teknologi Proses dan Peralatan untuk Produksi Garam Beryodium ”, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Teknis Nomor : 03/BPPI/BRS-BA/Kerjasama/V/2016 tanggal 23 Mei 2016.

3) Kerjasama Teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Fakultas Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dalam kegiatan “Pengembangan Proses Kontinyu Menggunakan Kanvitasi Hidrodinamik untuk Produksi Diagliserol dan Crude Palm Oil (CPO) ”, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Teknis Nomor : 023/BPPI/BRS-BA/V/2016 tanggal 24 Mei 2016.

(41)

Laporan Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2016 --- 31 4) Kerjasama Teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan Fakultas Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dalam kegiatan “Pengembangan Chemometrik untuk Pemantauan Kualitas Kopi (Green Beans R0ated Bean dan Powder) dengan Bantuan Spectrum Infraret Transformation Fiurier ”, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Teknis Nomor : 024/BPPI/BRS-BA/V/2016 tanggal 24 Mei 2016.

5) Kerjasam Teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan A&R Food Jl Pocut Baren No. 96 Gampong Keuramat Kec. Kuta Alam Banda Aceh dalam kegiatan “Teknologi dan Peralatan Pencetak Tortilla Sistem Otomatis Berbasis Pneumatik”, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Teknis Nomor : 38/BPPI/BRS-BA/SPK/IX/2016 tanggal 19 September 2016.

Apabila dibandingkan, maka jumlah kerjasama instansi dengan industri dari Tahun 2013 s.d 2016 adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Capaian Tahun Anggaran

2013 2014 2015 2016

Jumlah kerjasama

instansi dengan industri Kerjasama 6 Kerjasama 4 Kerjasama 5 Kerjasama 5

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah kerjasama sama instansi dengan industri pada tahun anggaran 2016 menurun dibandingkan dengan tahun 2013 dan meningkat dengan tahun 2014 serta sama dengan tahun 2015.

Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar

Tabel Perkembangan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2013 sd 2016

Referensi

Dokumen terkait

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia dari Tuhan Yesus sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh

Stigma Masyarakat Terkait Vaksinisasi Covid-19 RATIH PRAMITASARI PKMRSH 156 AFIFATUR RAHMA A15.2018.01106 Fenomena Aplikasi Tiktok Sebagai Media Eksistensi Diri Pada. Remaja

PT Sarikaya Sega Utama telah berdiri pada tahun 1987 yang beralamatkan Antang permai Jl. 21,9 Landasan Ulin Tengah, Banjarbaru dan kantor pusat yang beralamatkan Jl. Pasar

Dalam interim guidance (panduan sementara) dari WHO mengenai pencegahan infeksi dan penanganan jenazah covid-19, terdapat tujuh poin yang menjadi pertimbangan kunci: kasus

Saldo Alat Angkutan Darat Bermotor pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan - Tahun Anggaran 2017 Per 31 Desember 2017 sebesar Rp840.939.425,- (delapan ratus empat

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat diketahui antara lain : Penelitian Trisnawati dan Suryaningsum (2003) yang menemukan bahwa kecerdasan emosional secara statistik

Penurunan target sejak tahun 2015 disebabkan judul litbang tahun berjalan yang memenuhi kriteria sebagai litbang yang siap diterapkan dan litbang prioritas terbatas, sehingga