• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAKSIR UNTUK RASIO POPULASI DENGAN VARIABEL BANTU YANG DITRANSFORMASI PADA METODE PASCA STRATIFIKASI ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENAKSIR UNTUK RASIO POPULASI DENGAN VARIABEL BANTU YANG DITRANSFORMASI PADA METODE PASCA STRATIFIKASI ABSTRACT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENAKSIR UNTUK RASIO POPULASI DENGAN VARIABEL BANTU YANG DITRANSFORMASI PADA METODE PASCA

STRATIFIKASI

Marthel Lock1∗, Arisman Adnan2, Haposan Sirait2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

2 Dosen Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293

marx3390@outlook.co.id

ABSTRACT

This article discusses three estimators of ratio population (R) of the population mean of variable X and Y in post stratified sampling scheme, using transformed auxiliary variables X. The three estimators that discussed in this article are the estimator proposed by Onyeka et al.[Open Journal Statistics 5(2015): 1-9 ]. Bias and MSE of the three estimators show by approximation MacLaurin series. Furthermore, the suitable condition for an estimator is more efficient than another estimator discovered.

Keywords: Transformed auxiliary variable, ratio of population, post stratification method

ABSTRAK

Artikel ini membahas tiga penaksir untuk rasio populasi (R) dari rata-rata populasi variabel X dan Y pada metode sampling pasca stratifikasi dengan menggunakan variabel bantu X yang ditransformasi. Ketiga penaksir yang dibahas pada artikel ini merupakan penaksir yang diajukan oleh Onyeka et al. [2]. Bias dan MSE dari ketiga penaksir ditunjukkan melalui pendekatan deret MacLaurin. Selanjutnya di-tunjukkan kondisi yang sesuai untuk suatu penaksir agar relatif lebih efisien dari penaksir lainnya.

Kata kunci: Variabel bantu yang ditranformasi, rasio populasi, metode pasca strati-fikasi

1. PENDAHULUAN

Informasi tambahan dapat digunakan untuk memaksimalkan presisi suatu penaksir parameter populasi yang sedang diamati. Peneliti sering mendapatkan informasi tambahan tersebut saat sedang melakukan observasi pada unit sampel. Informasi

(2)

tambahan yang diperoleh bisa lebih dari satu variabel. Tetapi, artikel ini hanya menggunakan satu variabel bantu, yaitu X dan variabel yang sedang diamati adalah Y . Kedua variabel dapat digunakan untuk menentukan suatu rasio pada populasi. Rasio populasi yang dimaksud adalah rasio antara rata-rata populasi variabel Y dan rata-rata populasi variabel X.

Rasio populasi yang umum digunakan adalah R = XY¯¯. Nilai R dapat ditaksir

dengan ˆR = yx¯¯, merupakan penaksir untuk R yang diperoleh dari sampel [1]. Apabila nilai ˆR tidak sama dengan nilai R, maka ˆR digolongkan kedalam penaksir bias. Tetapi, terdapat cara untuk mengurangi bias yang dihasilkan oleh ˆR, yaitu dengan menggunakan variabel bantu yang ditransformasi. Penaksir untuk rasio dengan variabel bantu yang ditransformasi telah digunakan pada metode Sampling Acak Sederhana oleh Onyeka et al. [3]. Dalam artikel ini akan dibahas tiga penaksir untuk rasio populasi dengan variabel bantu yang ditransformasi dari sampel yang diperoleh berdasarkan metode Pasca Stratifikasi, yang dapat direview dari artikel Onyeka et al. [2]. Metode Pasca Stratifikasi dipilih untuk menentukan penaksir, karena metode ini menyajikan nilai variansi yang relatif lebih kecil dari metode sampling acak sederhana.

2. PENAKSIR UNTUK RASIO POPULASI

Sampel berukuran n diperoleh berdasarkan sampling acak sederhana, kemudian unit-unit sampel di tempatkan pada stratum yang sesuai, sehingga stratum h pada sampel memiliki ukuran nh dan PLh=1nh = n, dengan L menyatakan bayak

stra-tum. Unit yang terdapat di dalam stratum h dinotasikan dengan xih untuk unit

yang berkarakter X. Variabel bantu X yang ditransformasi berdasarkan metode pasca stratifikasi dinotasikan oleh X∗ yang unitnya dinyatakan dengan

x∗ih = N ¯X − nxih

N − n (1)

dengan i = 1, 2, ...Nh dan h = 1, 2, ...L.

Rata-rata untuk x∗ih pada metode pasca stratifikasi dinyatakan dengan ¯

x∗ps = (1 + π) ¯X − π ¯xps (2)

dengan ¯xps =

PL

h=1Whx¯h adalah rata-rata sampel untuk xih dan π = N −nn . Nilai

π dapat diasumsikan akan mendekati nol apabila ukuran populasi besar. Dengan menggunakan rata-rata sampel untuk variabel X, Y , dan X∗ pada metode pasca stratifikasi, maka akan dikenalkan tiga penaksir untuk rasio, sebagai berikut

ˆ R1 = ¯ ypsx¯∗ps ¯ xpsX¯ (3) ˆ R2 = ¯ ypsX¯ ¯ xpsx¯∗ps (4) ˆ R3 = ¯ yps ¯ x∗ ps (5)

(3)

3. SIFAT-SIFAT PENAKSIR RASIO

Metode pasca stratifikasi memiliki sedikit perbedaan dengan metode sampling acak stratifikasi. Variansi rata - rata sampel berdasarkan sampling acak stratifikasi dinyatakan oleh V0(¯yst) = L X h=1 Wh2Syh2  1 nh − 1 Nh  . (6)

Menurut Cochran [1], variansi rata-rata sampel berdasarkan metode pasca strat-ifikasi adalah rata-rata keseluruhan variansi pada persamaan (6), karena bervari-asinya nilai nh. Untuk memperoleh variansi sebenarnya ¯yps ditentukan dari

ekpek-tasi persamaan (6), yaitu

V (¯yps) = E ((V0y¯ps)) V (¯yps) = L X h=1 Wh2Syh2 E 1 nh  − 1 N L X h=1 WhSyh2 . (7)

Untuk menyelesaikan persamaan (7), maka akan diikuti nilai dari E(n1

h) yang

digu-nakan oleh Cochran [2] untuk nh 6= 0. yaitu

E 1 nh  ≈ 1 nWh + 1 − Wh n2W2 h . (8)

Selanjutnya, substitusikan hasil persamaan (8) ke persamaan (7), sehingga diperoleh

V (¯yps) ≈  1 n − 1 N  L X h=1 WhSyh2 + 1 n2 L X h=1 (1 − Wh)Syh2 . (9)

Nilai variansi pada persamaan (9) dapat didekati untuk ukuran sampel yang relatif besar [4], menjadi V (¯yps) ≈  1 n − 1 N  L X h=1 WhSyh2 . (10)

Serupa untuk mendapatkan V (¯yps varriansi dari ¯xps dinyatakan dengan

V (¯xps) ≈  1 n − 1 N  L X h=1 WhSxh2 . (11)

Diperlukan juga nilai kovariansi antara ¯xps dan ¯yps yang dinyatakan dengan

Cov(¯xps, ¯yps) =  1 n − 1 N  L X h=1 WhSxyh. (12)

(4)

Untuk memudahkan dalam menentukan besar bias dan MSE, maka akan digunakan rasio error, yaitu

e0 = ¯ yps− ¯Y ¯ Y (13) e1 = ¯ xps− ¯X ¯ X . (14)

Dengan asumsi yang menggunakan persamaan (13) dan (14), adalah

E(e0) = E(e1) = 0 (15) E(e20) = N − n N n 1 ¯ Y2 L X h=1 WhSyh2 (16) E(e21) = N − n N n 1 ¯ X2 L X h=1 WhSxh2 (17) E(e0e1) = 1 ¯ X ¯Y N − n N n L X h=1 WhSxyh. (18)

Untuk menentukan bias dan MSE dari masing-masing penaksir, tiap-tiap penaksir akan dinyatakan dalam bentuk rasio error dari persamaan (13) dan (14), dan melakukan pendekatan melalui Deret Maclaurin. Bias dan MSE dari masing-masing penaksir sebagai berikut

B( ˆR1) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  [(1 + π)RMx− (1 + π)Mxy] (19) B( ˆR2) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  [1 − π + π2)RMx− (1 − π)Mxy] (20) B( ˆR3) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  [π2RMx+ πMxy] (21) M SE( ˆR1) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  [My+ (1 + π)2Mx− 2R(1 + π)Mxy] (22) M SE( ˆR2) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  [My+ (π − 1)2R2Mx− 2R(1 − π)Mxy] (23) M SE( ˆR3) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  [My+ π2R2Mx+ 2πRMxy]. (24) 4. EFISIENSI PENAKSIR

Berdasarkan hasil MSE masing-masing penaksir yang ditunjukkan oleh persamaan (22), (23), dan (24), akan ditentukan penaksir yang relatif efisien terhadap penaksir

(5)

lain, melalui selisih MSE. Selisih MSE antar penaksir diberikan pada persamaan berikut, M SE( ˆR1) − M SE( ˆR2) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  4π)R[RMx− Mxy], (25) M SE( ˆR1) − M SE( ˆR3) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  (1 + 2π)R[RMx− 2Mxy], (26) M SE( ˆR2) − M SE( ˆR3) ≈ 1 ¯ X2  1 n − 1 N  R[(1 − 2π)RMx− 2Mxy]. (27)

Hasil yang ditunjukkan oleh persamaan (25), (26), (27) dapat bernilai positif atau negatif, yang masing-masing ditentukan dari suku terakhir masing-masing selisih, maka diperoleh hasil efisiensi antar penaksir sebagai berikut,

1. Apabila nilai kovariansi antara variabel X dan Y bernilai negatif, maka pe-naksir ˆR2 dan ˆR3 merupakan penaksir yang lebih efisien daripada ˆR1.

2. Dengan kovariansi bernilai negatif dan n < 13N , penaksir ˆR3relatif lebih efisien

daripada ˆR2

3. Apabila nilai kovariansi antara variabel X dan Y bernilai positif, maka pe-naksir ˆR1 merupakan penaksir yang relatif lebih efisien daripada kedua

pe-naksir lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cochran, W. G. 1977. Teknik Penarikan Sampel. Edisi ketiga. Terjemahan dari Sampling Techniques, oleh Rudiansyah & E. R. Osman. UI Press, Jakarta. [2] Onyeka, A. C., C. H. Izunobi & I. S. Iwueze. 2015. Estimation of Population

Ratio in Post Stratified Sampling Using Variable Transformation. Open Journal Statistics, 5: 1-9.

[3] Onyeka, A. C., A. C. Nlebedim & C. H. Izunobi. 2013. Estimation of Popula-tion Ratio in Simple Random Sampling Using Variable TransformaPopula-tion. Global Journal of Science Frontier Research, 13: 57-65.

[4] Singh. S. 2003. Advance Sampling with Theory and Application. Springer, New York.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis anava ganda ( two way anava). Selanjutnya dilakukan uji kandungan gizi dari produk yang terbaik untuk mengetahui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian enzim papain dari getah buah pepaya dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap

Hal ini disebabkan karena susu sebagai bahan dasar dangke hanya diberi larutan getah pepaya yang berarti hanya peran enzim papain yang dapat mengganggu kestabilan

Pada pertanyaan nomor (5) narasumber menjawab website akan lebih membantu pembelajaran mereka untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Usaha penerapan website

KOMPETENSI KEAHLIAN  ALOKASI WAKTU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN TM PS PI SUMBER BELAJAR dalam diagram P-V  Hukum I dan

Dari kedua nilai tersebut diketahui bahwa sebagian besar ikan kurisi yang tertangkap di Perairan Teluk Banten belum dewasa dan mengalami pemijahan, karena nilai ukuran

Djuanda, Jawa Barat; Pendugaan parameter populasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis, Linnaeus, 1758) di Samudera Hindia Selatan Jawa; Biologi reproduksi ikan cakalang

Dalam bidang kepemudaan, organisasi-organisasi pemuda di Banyumas sebagai wadah pengembangan potensi pemuda cukup beragam, antara lain: organisasi berorientasi