• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ANALIS IS S IS TEM BERJALAN

3.1 Sejarah Singkat S MU. Katolik Ricci 1

Sekolah RICCI didirikan tahun 1956 oleh para Pastor Jesuit yang meninggalkan daratan Tiongkok. Sebagian dari Pastor Jesuit tersebut datang di Jakarta dan oleh Bapak Uskup Agung Jakarta, diminta berkarya di wilayah Glodok. Selain gereja mereka juga berkarya di bidang pendidikan, maka didirikan sekolah RICCI. Nama “RICCI” diambil dari nama M ateo Ricci yang merupakan pastor pertama yang berhasil dalam misi inkulturasi di Tiongkok.

Sekolah RICCI yang salah satu pendirinya Pastor M athias Leitenbouer, SJ pada awalnya bergabung dengan perkumpulan Strada. Gedung pertama sekolah RICCI berhasil diselesaikan pada tahun 1959 dan diberkati oleh M rg.Alibrandi, SJ. Pada tahun 1968 oleh Pastor Augustinus Phan Liang Chin, Pr dibangunlah gedung TK RICCI.

Pada tanggal 14 Juli 1972 di bawah pimpinan Pater Guido Paolucci SX, sekolah RICCI memisahkan diri dari Strada dan mendirikan Yayasan Pendidikan RICCI. Atas biaya proyek Husni Thamrin, tahun 1977 Pemerintah Daerah DKI menyumbang sebuah gedung beserta perlengkapannya. Perkembangan gedung selanjutnya dilengkapi dengan gedung olahraga 9indoor) yang berhasil dibangun pada tahun 1979, dibawah pimpinan Pastor Vincenzo Baravalle, SX. Sekolah Ricci yang pada awalnya dimulai dengan TK-SD, kini telah berkembang pesat menjadi KB-TK-SD-SM P-SM A.

Dari tahun ke tahun, siswa RICCI semakin bertambah banyak, maka mulailah dibangun gedung baru. Gedung baru SD RICCI di Jalan Kemenangan III / 33 dibangun pada waktu Sekolah RICCI dipimpin oleh Bapak R. Herman Notosuprapto. Saat ini di

(2)

bawah kepemimpinan Dr. Hubertus kasan Hidayat,SP.KJ, telah dibangun gedung baru SM A RICCI 1.

Gedung baru SM A yang terletak di belakang gereja Santa M aria de Fatima, diresmikan pada tanggal 18 Juni 2005. Gedung megah berlantai lima ini dilengkapi dengan lift dan hall yang mampu menampung 600 orang, sehinggan dapat digunakan untuk sarana pertemuan, rapat, seminar, penataran dan lain lain. Hall tersebut telah dilengkapi dengan sound system canggih. Gedung baru SM A telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain: ruang kelas ber-AC, laboratorium fisika, kimia, biologi, komputer, audio visual dan lain lain. Berbagai kegiatan ekstrakurikuller dikembangkan di sekolah ini, seperti: paduan suara, volly, basket, bulutangkis, pramuka,ansamble gitar, drama dan lain lain. Saat ini sedang dipersiapkan pembangunan gedung SM P yang berlokasi di antara gedung TK dan SM A.

Sejak tahun 1998, sekolah RICCI ditetapkan sebagai kawasan bebas rokok. Pada tahun yang sama sekolah RICCI mulai mengembangkan era pendidikan modern. Paradigma pendidikan baru di RICCI adalah “ mengembangkan seluruh potensi diri seoptimal mungkin.” Potensi tersebut meliputi: kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spritual (SQ). Seluruh kemampuan itu perlu dikembangkan secara baik sesuai dengan usia peserta didik, sehinggan setelah dewasa nanti mereka sanggup mengatasi secara mandiri permasalahan hidup yang mereka jumpai. Sedangkan pengembangan potensi siswa seoptimal mungkin meliputi pendidikan mengembangkan seluruh potensi anak, pendidikan sesuai dengan psikologi perkembangan anak, dan pendidikan menyesuaikann dengan potensi anak secara individual.

(3)

Kegiatan belajar mengajar di SM U. Katolik Ricci 1 dimulai dari pukul 06.30 WIB di pagi hari dan berakhir pukul 14.00 WIB. Dan hari belajar efektif dalam seminggu hanya dari hari Senin sampai hari Jumat, sedangkan hari Sabtu dan M inggu dianggap hari libur. SM U. Katolik Ricci 1 ini memiliki dua program studi yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS yang mulai dijuruskan pada kelas XI atau kelas 2 SM A. Untuk tahun ajaran 2009/2010 tercatat 394 siswa menuntut ilmu di SM A Katolik Ricci, diantaranya 125 siswa kelas XI, 125 siswa kelas XII dan sisanya kelas X.

3.2 Visi, Misi, Tujuan Pendidikan Umum dan Tujuan S MU. Katolik Ricci 1

Dalam mengembangkan sekolah berbasis agama yang nantinya diharapkan akan menghasilkan anak didik yang berguna bagi negara dan agama, maka SM U. Katolik Ricci 1 memiliki visi, misi dan tujuan tersendiri yang digunakan sebagai pedoman untuk bersaing dalam industri pendidikan.

Visi SM U. Katolik Ricci 1 :

Unggul dalam kepribadian yang terwujud dalam pribadi yang berjiwa kasih, jujur, disiplin, bertanggung jawab, berakhlak mulia, mandiri, berkepedulian dan berwawasan luas sehingga mampu bersaing pada jamannya.

M isi SM U. Katolik Ricci 1 :

1. M engembangkan sumber daya manusia untuk mempersiapkan generasi muda yang siap menjawab tantangan jaman.

2. M engupayakan pembelajaran sesuai dengan tingkat psikologi dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar tumbuh minat belajar yang tinggi.

(4)

3. M enumbuhkembangkan nilai-nilai luhur melalui berbagai praktek kegiatan sehingga peserta didik memiliki kepekaan nurani dan moral yang luhur.

4. M enghargai peserta didik sebagai pribadi yang memiliki martabat dan derajat yang sama dan mengembangkan budaya tegur sapa, salam, berterima kasih dan minta maaf.

5. M embangun hubungan baik dengan orang tua sebagai pondasi dalam proses pendidikan.

Tujuan Pendidikan Umum :

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan, bab II, Pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta paradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan SM U. Katolik Ricci 1 :

1. Pendidikan di SM A Katolik Ricci mengembangkan kemampuan otak seoptimal mungkin dengan :

a) Pendidikan mengembangkan seluruh potensi anak b) Pendidikan sesuai dengan psikologi perkembangan anak

(5)

c) Pendidikan menyesuaikan dengan potensi anak secara individual. 2. Fokus utama pendidikan di sekolah Ricci adalah keberhasilan siswa,

dengan mengupayakan perubahan sikap guru melalui penataran dan pelatihan, seluruh orang tua siswa dan siswa diberi penyuluhan tentang perubahan orientasi pendidikan Ricci oleh sekolah maupun wali kelas, meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengejar.

3. Siswa memiliki jasmani yang sehat dan bugar, sehingga dapat menerima pengembangan psikologik dan pendidikan ilmiah secara optimal, dengan materi pendidikan jasmani sesuai dengan kurikulum penjaskes dengan fokus utama sesuai dengan kebutuhan, dan memotivasi seluruh warga Ricci untuk selalu berolahraga.

4. Siswa memiliki kepribadian khas Ricci yaitu pribadi yang beriman, disiplin, tanggung jawab, bijaksana, mampu berempati, mandiri, tekun, emosi terkendali, tenggang rasa, pemaaaf, ceria dan penuh cinta kasih dengan seluruh karyawan guru dan pengurus yayasan menguasai pemahaman psikologi perkembangan dan kecerdasan secara menyeluruh yang diterapkan dalam kehidupan, maupun pendidikan kepribadian yang melekat dalam setiap pertemuan di kelas oleh seluruh guru sehingga mewarnai seluruh proses pendidikan di sekolah Ricci.

5. Berfokus pada pendidikan ilmiah yang ditujukan pada penguasaan bidang eksakta membaca dan menulis, dengan perhatian utama pada bidang M atematika, Fisika, Kimia, Ekonomi dan Akuntansi, membaca buku Bahasa dalam tiap semester.

(6)

6. M empersiapkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan memberikan bimbingan, arahan, pendampingan, dan gambaran dari perguruan tinggi untuk tujuan kelanjutan studi siswa Ricci.

3.3 S truktur Organisasi Sekolah

Gambar 3.1 S truktur Organisasi S MU. Katolik Ricci 1 Tahun 2010

Tugas dan Jabatan : Kepala S ekolah

1. M empersiapkan dan menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran baik intra maupun ekstra.

2. M engorganisasi, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran berdasarkan visi dan misi.

(7)

3. M enentukan kebijaksanaan.

4. M engadakan rapat.

5. M engambil keputusan

6. M engatur proses belajar, administrasi kantor, siswa, perlengkapan, OSIS dan hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha.

Wakasek Bidang Ketertiban

1. M empersiapkan dan mensosialisasikan tata tertib yang berlaku.

2. M enegakkan terwujudnya dan terlaksananya tata tertib sekolah secara baik dan konsisten.

3. M enangani urusan perkelahian siswa, pemakaian seragam, absensi siswa, keterlambatan siswa dengan guru piket.

4. M emberi jalan keluar siswa yang bermasalah.

5. M emberi penyuluhan siswa yang mengalami kesulitan belajar.

6. M engkoordinir pelaksanaan 5 K.

7. M enciptakan sekolah penuh kekeluargaan.

8. M enyeleksi barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan KBM .

9. M enanggulangi kenakalan siswa.

(8)

11. Bersama dengan guru menciptakan suasana tertib, aman dan nyaman.

12. M enyelesaikan kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.

13. M engadakan koordinasi dengan pihak keamanan setempat jika terjadi masalah yang berkaitan dengan tawuran, perkelahian, penyalahgunaan narkoba.

14. M emasyarakatkan hidup disiplin, bertanggung jawab dan menumbuhkan sikap empati.

15. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Wakasek Bidang S arana dan Prasarana

1. M emelihara dan mengawasi barang-barang inventaris sekolah untuk dimanfaatkan secara efektif dan tahan lama.

2. M engusulkan kepada kepala sekolah barang-barang yang perlu diperbaiki, diganti, dibeli, ditambah, atau dihapuskan.

3. M emelihara dan meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah

4. M emelihara dan meningkatkan penghijauan lingkungan sekolah.

5. M enerima dan memanfaatkan barang-barang yang diterima/diusulkan.

6. M erencanakan dan melaksanakan kerja bakti sekolah.

(9)

Wakasek Bidang Kurikulum

1. M embantu kepala sekolah dalam mengelola sekolah.

2. M empersiapkan rapat-rapat guru.

3. M enelaah dan mempelajari kurikilum baru untuk diterapkan di sekolah.

4. M erencanakan pembagian tugas mengajar.

5. M erencanakan dan melaksanakan ulangan-ulangan, pembagian rapor, dan kenaikan kelas.

6. M enyusun jadwal pelajaran yang sesuai dan efektif.

7. M engevaluasi hasil belajar, dan mengusahakan peningkatan mutu pelajaran.

8. M engkoordinir penyusunan silabus, program tahunan, semester, rencana pengajaran (scheme work).

9. M enkoordinir pelaksanaan evaluasi (ulangan harian, pekan ulangan, ulangan umum, try out, maupun UAN) dan pengumpulan nilai evaluasinya.

10. M emperbanyak dan menggandakan soal ujian.

11. M enyiapkan GBPP dan kurikulum

12. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang ketertiban.

(10)

1. M erencanakan dan mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan pengurus OSIS.

2. M embimbing dan mendampingi kegiatan yang dilakukan OSIS.

3. M elaksanakan penerimaan siswa baru tahun ajaran baru.

4. M enyelenggarakan LDK.

5. M engkoordinir pelaksanaan ekstrakurikuler.

6. M eningkatkan prestasi, kreativitas, dan kepribadian.

7. M elaporkan hasil kegiatan siswa kepada kepala sekolah.

8. M empersiapkan dan melaksanakan upacara bendera.

9. M embantu kepala sekolah dalam mengelola sekolah.

10. M ewakili atau menggantikan kepala sekolah dalam tugas apabila kepala sekolah berhalangan hadir.

11. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang sarana.

12. M embina ketaqwaan kepada Allah.

13. M enyelenggarakan kebaktian, ziarah, retret, dsb, guna membiasakan pelaksanaan kewajiban umat beragama.

14. M engadakan peringatan hari-hari besar keagamaan.

(11)

16. M elatih rasa rela berkorban dan beramal.

Tata Usaha

1. M enghitung presensi kehadiran siswa/siswi.

2. M embuat laporan statistik sekolah tiap bulan.

3. M embantu guru dalam administrasi nilai siswa/siswi.

4. M embantu guru dalam pengetikan data guru.

Wali Kelas

1. M engenal semua siswa dan memecahkan masalah yang ada di kelasnya.

2. M emelihara inventaris kelas.

3. M embuat peta tempat duduk dan membuat peta kelas.

4. M embuat daftar piket dan keaktifannya.

5. M embuat data pribadi siswa.

6. M encatat dan membuat laporan hasil belajar siswa ke sekolah dan kepada orang tua siswa.

7. M embuat laporan periodik mengenai keadaan kelas.

8. Bekerjasama dengan BP dan BK dalam mengatasi persoalan dan permasalahan siswa.

(12)

9. M engadakan hubungan dengan orang tua siswa dalam rangka pembinaan siswa.

10. M engikuti kegiatan kelas jika dilakukan di luar sekolah.

BP dan BK

1. M embantu murid yang mengalami kesulitan belajar.

2. M embantu murid yang mengalami permasalahan dalam keluarga.

3. M encari bakat dan minat murid sehingga mempermudah dalam memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi.

Semua Guru

1. M embuat persiapan mengajar :

a) Silabus

b) Program tahunan

c) Program semester

d) Rencana pengajaran / scheme work.

e) Data administrasi lain yang berhubungan dengan pembelajaran.

2. M endidik dan mengajar yang berorientasi pada keberhasilan siswa.

3. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum dan daya serap mata pelajaran masing-masing.

(13)

4. M emberikan evaluasi (ulangan) minimal 1x dalam 1 bulan/ KD atau beberapa KD.

5. M encatat dan melaporkan hasil belajar siswa.

6. M embantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

7. M encatat dan melaporkan hasil kesulitan belajar siswa serta mengupayakan penyelesaiannya.

8. M enyampaikan kepada guru BP masalah-masalah siswa yang bersifat khusus.

9. M embantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar.

10.Bersedia menggantikan guru yang berhalangan hadir.

11.M enyelesaikan sendiri masalah siswa dalam hubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan melaporkan kepada pihak yang berkepentingan.

12.M emeriksa absensi siswa, dan mencatat kejadian dalam buku agenda.

13.M emeriksa kertas ulangan dan mengembalikan kepada siswa.

14.M engadakan evaluasi hasil ulangan siswa.

15.M embuat rencana remedial dan tagihannya.

16.M engumpulkan soal-soal sebagai bank soal setelah soal dievaluasi.

17.Ikut menjaga 5 K (Kekeluargaan, keindahan, ketertiban, keamanan, kebersihan).

(14)

19.M enjaga nama baik sekolah.

3.4. Analisis Strategi

3.4.1 Evaluasi Faktor Eksternal ( EFE )

Berikut adalah perhitungan EFE yang didasarkan pada faktor-faktor internal SM U. Katolik Ricci 1. Penggunaan M atriks EFE untuk penilaian bobot dan rating adalah nilai 4 untuk faktor peluang (opportunity) yang memiliki pengaruh besar dan nilai 1 untuk yang paling kecil. Untuk ancaman (threat), nilai 1 untuk faktor yang paling penting dan nilai 4 untuk yang tidak begitu penting. Untuk bobot yang diberikan, jumlah bobot pada peluang (opportunity) dan ancaman (threat) adalah 1.

Tabel 3.1 Matriks EFE S MU. Katolik Ricci 1

Opportunity Bobot Rating Bobot*Rating Tidak adanya sekolah swasta baru atau

pesaing baru di daerah Glodok,

Jembatan Lima dan M angga Besar. 0.065

2

0.130 Kondisi sosial masyarakat sekitar

SM U. Katolik Ricci 1 termasuk kelas

menengah ke atas. 0.112

3

0.336 Dukungan pemerintah terhadap

sekolah 0.046 1

0.046 Perkembangan Teknologi Informasi

yang semakin meningkat. 0.067 2

0.134 Harapan siswa akan pembelajaran

online 0.179

3

0.537

Sub Total Opportunity 1.183

Threat Bobot Rating Bobot*Rating

Pengembangan metode

homeschooling. 0.051 1 0.051

(15)

berubah.

Beberapa pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung

kegiatan operasionalnya. 0.226

3 0.678 Diversifikasi dari sekolah-sekolah

pesaing. 0.107 2 0.214

Kurangnya lahan untuk

pengembangan atau perluasan gedung

sekolah 0.078 2 0.156

Sub Total Threat 1.239

Total EFE 1.00 2.422

Sumber : Hasil Wawancara Kepala Sekolah (2009) Keterangan : Rating 4 = pengaruh sangat kuat

Rating 3 = pengaruh kuat Rating 2 = pengaruh lemah Rating 1 = pengaruh sangat lemah

3.4.2 Evaluasi Faktor Internal ( IFE )

Berikut adalah perhitungan IFE yang didasarkan pada faktor-faktor internal SM U. Katolik Ricci 1. Penggunaan M atriks IFE untuk penilaian bobot dan rating adalah nilai 4 untuk faktor kekuatan (strenght) yang memiliki pengaruh besar dan nilai 1 untuk yang paling kecil. Untuk kelemahan (weakness), nilai 1 untuk faktor yang paling penting dan nilai 4 untuk yang tidak begitu penting. Untuk bobot yang diberikan, jumlah bobot pada kekuatan (stenght) dan kelemahan (weakness) adalah 1.

Tabel 3.2 Matriks IFE S MU. Katolik Ricci 1

S trength Bobot Rating Bobot*Rating Adanya ekstrakurikuler seperti

membatik, band, Visual Basic dan

Photoshop, serta English Plus. 0.079

3 0.237 Tenaga pengajar yang berkualitas dan

profesional 0.181 4 0.724

(16)

Katolik Ricci 1.

Image atau citra diri yang baik. 0.262 4 1.048

Adanya pelajaran tambahan untuk persiapan UAN bagi siswa siswi kelas

XII 0.127

3 0.381

Sub Total S trenght 2.549

Weakness Bobot Rating Bobot*Rating

Biaya pendidikan yang tinggi 0.044 1 0.044

Penggunaan teknologi informasi yang

kurang maksimal. 0.049 1 0.049

Penyampaian informasi yang terhambat

kepada orang tua murid. 0.052 1 0.052

Kurangnya promosi. 0.047 2 0.094

Jalan masuk yang sempit. 0.104 2 0.208

Sub Total Weakness 0.447

Total IFE 1.00 2.996

Sumber : Hasil Wawancara Kepala Sekolah (2009) Keterangan : Rating 1 = kelemahan utama

Rating 2 = kelemahan minor Rating 3 = kekuatan minor Rating 4 = kekuatan utama

3.4.3 Matriks Internal Eksternal (IE)

Dari evaluasi faktor internal-eksternal di atas, diperoleh nilai sub–total strenght adalah 2.549 dan nilai sub-total weakness adalah 0.447. Sedangkan untuk sub-total opportunity adalah 1.183 dan sub-total threat adalah 1.239. Setelah mengetahui hasil total IFE dan EFE yaitu 2.966 dan 2.422 , maka dapat ditentukan letak strategi berada pada posisi medium yaitu pada kuadran V yaitu “Jaga dan Pertahankan”. Strategi yang dilakukan dalam bentuk penetrasi pasar dan atau pengembangan produk atau jasa. Gambaran detil keseluruhan strategi dijabarkan pada tabel 3.3.

(17)

Tabel 3.3 Matriks Internal Eksternal (IE) Kekuatan internal bisnis (IFE)

4,00 Kuat 3,00-4,00 3,00 Rata-rata 2,00-2,99 2,00 Lemah1,00-1,99 1,00

4,00 Tinggi 3,00-4,00 3,00 Menengah 2,00-2,99 2,00 Rendah 1,00-1,99 1,00 I Tumbuh dan kembangkan II Tumbuh dan kembangkan III Jaga dan pertahankan IV Tumbuh dan kembangkan V Jaga dan pertahankan Penggunaan LMS untuk memberikan akses yang mudah bagi siswa dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.

M enggunakan alat promosi seperti website pribadi, media cetak dan media elektronik

VI

Panen atau divestasi

VII Jaga dan pertahankan

VIII

Panen atau divestasi

IX

Panen atau divestasi

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan matriks internal-eksternal diatas dapat disimpulkan bahwa strategi yang harus dilakukan adalah penggunaan Learning Management System untuk memberikan akses yang mudah bagi siswa dalam mendukung kegiatan belajar mengajar

(18)

serta menggunakan alat promosi seperti website pribadi, media cetak dan media elektronik. Tujuannya adalah untuk menjaga dan mempertahankan posisi SM U. Katolik Ricci 1 sekarang.

3.5 Analisa TOWS

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) bagi SM U. Katolik Ricci 1 adalah sebagai berikut :

1. Adanya ekstrakurikuler, seperti membatik, band, Visual Basic dan Photoshop, serta English Plus.

SM U. Katolik Ricci 1 memiliki ekstrakurikuler yang berbeda dari ekstrakurikuler sekolah lain. Diantaranya adalah yang seperti disebutkan diatas. M embatik dijadikan ekstrakurikuler karena SM U. Katolik Ricci 1 ingin membudayakan budaya Indonesia pada generasi muda. Hal ini diharapkan dapat menanamkan rasa cinta tanah air dan turut melestarikan budaya bangsa.

Selain ekstrakurikuler membatik, SM A. Katolik Ricci juga memiliki ekstrakurikuler lain di bidang teknologi, yaitu Visual Basic dan Photoshop. Dua ekstrakurikuler ini diadakan dengan harapan siswa-siswi SM U. Katolik Ricci 1 dapat menguasai dan mengikuti serta memiliki kemampuan dalam bidang teknologi yang menjadi bekal untuk menjalankan pendidikan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi.

Adapun ekstrakurikuler English Plus adalah dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing siswa yang memang bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional. Ekstrakurikuler ini adalah

(19)

ekstrakurikuler yang mempelajari bahasa Inggris secara aktif dan pasif. Siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik. Di dalam ekstrakurikuler ini terdapat Conversation Class, yaitu kelas dimana bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, sehingga siswa mempelajari bahasa Inggris sekaligus mempraktekkannya.

2. Tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional.

SM U. Katolik Ricci 1 memiliki tenaga pengajar yang berkualitas yang ditunjukkan dengan latar belakang pendidikan pengajar dari sekolah tinggi pendidikan atau universitas yang rata-rata berasal dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tenaga pengajar ini mengajar sesuai dengan bidang pendidikan yang dikuasainya. Di SM U. Katolik Ricci 1 sendiri saat ini memiliki sebanyak 30 tenaga pengajar yang diantaranya 27 tenaga pengajar bergelar S1 dan 3 tenaga pengajar bergelar S2.

Selain itu, pada proses perekrutan tenaga pengajar dilakukan penyaringan yang sangat ketat. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan tengan pengajar profesional sesuai bidangnya. Untuk memotivasi tenaga pengajar, SM U. Katolik Ricci 1 menciptakan persaingan sehat diantara tenaga pengajar untuk mendorong mereka mencapai prestasi baik dalam hal mengajar maupun diluar itu, namun masih dalam bidang pendidikan.

3. Dukungan yayasan terhadap SM U. Katolik Ricci 1.

Dukungan yayasan terhadap SMU. Katolik Ricci 1 ditunjukkan melalui dukungan pada program-program yang dibuat oleh SM U. Katolik

(20)

Ricci 1. Adanya pemberian kewenangan pada SM A untuk mengatur manajemennya adalah salah satu dukungan yayasan, namun tetap di dalam pengendalian yayasan.

Setiap kegiatan seperti lomba-lomba yang diadakan sekolah maupun antar sekolah selalu mendapat dukungan dana maupun perhatian dari Yayasan. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi sekolah. Selain dukungan terhadap siswa, Yayasan juga memberi perhatian kepada SDM terbukti dari pemberian imbalan kepada setiap SDM yang berkualitas. Hal ini dimaksudkan untuk memacu diri dalam mengembangkan prestasi mereka.

4. Image atau citra diri yang baik.

SM U. Katolik Ricci 1 selau berupaya menampilkan image yang baik. Image ini dibentuk dnegan berbagai cara. Salah satunya adalah SM U. Katolik Ricci 1 yang berdasarkan agama namun tetap mengikuti jaman. Hal ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki akar keagamaan yang baik dan berbudaya.

Citra atau image juga dibentuk melalui setiap lomba yang diikuti selalu didukung yayasan dan diberi perhatian khusus. Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi SMU. Katolik Ricci 1 yang tentunya secara otomatis akan meningkatkan image sekolah.

Image yang baik diperoleh SM U. Katolik Ricci 1 terbukti dari kapasitas bangku untuk setiap tahun ajaran yang disediakan selalu penuh.

(21)

Dan selama 3 tahun terakhir meluluskan seluruh siswanya. Fakta ini menunjukkan bahwa image baik diperoleh SM U. Katolik Ricci 1.

5. Adanya pelajaran tambahan untuk persiapan UAN bagi siswa siswi kelas XII.

SM U. Katolik Ricci 1 memberikan pelajaran tambahan diluar jam pelajaran bagi kelas XII yang akan mengikuti UAN. Hal ini diharapkan agar siswa dapat mematangkan diri dalam menghadapi UAN. Selain itu, adanya pelajaran tambahan dari sekolah diharapkan agar siswa tidak mengeluarkan dana tambahan untuk mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah lagi. Bagi yang mengikuti bimbingan belajar di luar, diharapkan pelajaran tambahan dari sekolah ini menjadi pedoman dalam belajar.

Untuk jurusan IPS mata pelajaran tambahan yang diberikan adalah Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan M atematika. Sedangkan untuk jurusan IPA mata pelajaran tambahan yang diberikan adalah Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan M atematika. Pelajaran tambahan ini diadakan setiap hari sabtu dari pukul 07.00 sampai pukul 13.00 pada bulan Jamuari sampai dengan bulan M aret setiap tahun ajaran baru.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan SM U. Katolik Ricci 1 adalah sebagai berikut :

(22)

Biaya pendidikan SM U. Katolik Ricci 1 tergolong tinggi. Dari informasi yang dapat dikumpulkan, SM U. Katolik Ricci 1 berbiaya SPP sebesar Rp. 759.733,- per bulan dan uang pangkal ( biaya yang dikenakan pada saat penerimaan siswa baru ) sebesar Rp 8.399.313,-. Untuk lulusan SM P. Katolik Ricci sendiri diberikan potongan harga bila mendaftarkan diri di SM U. Katolik Ricci 1.

Tabel 3.4 Rata – rata Uang S ekolah dan Uang Pangkal Tahun 2008/2009 Sumber: Data PSB SM A Ricci 1 2008/2009

No Keterangan Uang Sekolah Uang Pangkal

1. Rata-rata 759.733 8.399.313

2. Tertinggi 790.000 12.500.000

3. Terendah 250.000 2.5000.000

Biaya yang cukup tinggi ini dikarenakan SM U. Katolik Ricci 1 merupakan sekolah swasta yang tidak mendapatkan subsidi dana dari pemerintah. Sekolah swasta memerlukan biaya untuk malaksanakan kegiatan operasionalnya secara mandiri. Berbeda dengan sekolah negri yang mendapatkan subsidi dana dari pemerintah seperti SM AN 2 Jakarta yang menerapkan iuran SPP sebesar Rp. 275.000,- dengan uang pangkal Rp. 4.500.000,-. SM U. Katolik Ricci 1 menyadari biaya pendidikan yang tinggi dikenakan kepada siswanya, namun SMU. Katolik Ricci 1 memberikan kualitas pendidikan serta sarana dan prasarana pendidikan

(23)

yang mereka tawarkan adalah sebanding dengan biaya pendidikan yang dikeluarkan.

2. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal.

M eskipun SMU. Katolik Ricci 1 telah memiliki fasilitas wi-fi dan infrastruktur jaringan teknologi telah tersedia, namun dalam prakteknya SM U. Katolik Ricci 1 belum memanfaatkan secara maksimal. Terlihat dari masih banyaknya penggunaan surat menyurat, pengumuman manual atau pelaporan nilai secara manual.

3. Penyampaian informasi yang terhambat kepada orang tua murid.

Penggunaan surat menyurat yang masih digunakan SM U. Katolik Ricci 1 menyulitkan penyampaian informasi kepada orang tua murid. Adanya kecerobohan siswa atau kesengajaan siswa untuk tidak menyampaikan surat pemberitahuan menjadi masalah bagi SM U. Katolik Ricci 1.

Selain itu, kesibukan orang tua murid masing-masing menyebabkan mereka tidak memiliki banyak waktu apabila harus berkunjung ke sekolah setiap ada informasi baru. Hal ini juga menjadikan informasi terhambat untuk sampai kepada orang tua murid.

4. Kurangnya promosi.

Promosi yang dilakukan SM U. Katolik Ricci 1 masih tergolonng kurang. Saat ini SM U. Katolik Ricci 1 melakukan promosi hanya melalui

(24)

banner-banner atau spanduk yang berada di jalan sekitar Glodok, Jembatan Lima dan M angga Besar. SM U. Katolik Ricci 1 tidak menggunakan media elektronik dan cetak untuk melakukan promosi. Hal ini dapat menjadi celah bagi para pesaingnya untuk merebut pasar SM U. Katolik Ricci 1.

5. Jalan masuk yang sempit.

Banyak SM A pesaing yang berlokasi strategis seperti SM AK 1 Penabur yang berlokasi di Tanjung Duren dan berada di jalan besar dan mudah dijangkau serta SM AN 2 Jakarta yang berlokasi di Jalan Gajah M ada dan juga terletak di jalan besar. Berbeda dengan SM U. Katolik Ricci 1 yang berlokasi di Jalan kemenangan III yang terletak di jalan sempit dan hanya dapat dilewati oleh satu mobil saja serta terletak di lokasi pertokoan Glodok yang memang pusat keramaian sehingga menambah kemacetan.

Lokasi dengan jalan masuk yang sempit ini menjadi kendala bagi SM U. Katolik Ricci 1. Hal ini dapat mengurangi minat orang tua murid untuk menyekolahkan anaknya di SM U. Katolik Ricci 1.

Faktor-faktor yang menjadi peluang SM U. Katolik Ricci 1 adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya sekolah swasta baru atau pesaing baru di daerah Glodok, Jembatan Lima dan M angga Besar.

(25)

Ketiadaan pesaing baru di lokasi sekitar SM U. Katolik Ricci 1 menjadi peluang bagi sekolah ini untuk mencakup pasar yang lebih luas. Tidak adanya pesaing baru khususnya tingkat SM A disebabkan oleh sempitnya lahan dan tingginya harga tanah di daerah ini. Hal inilah yang menjadi faktor pertimbangan utama dalam membangun sekolah baru.

Tidak adanya pesaing baru digunakan SM U. Katolik Ricci 1 untuk meningkatkan image diri dengan tujuan memperluas pasar yang dicakup serta menjadi motivator untuk terus meningkatkan kualitas sekolah untuk memperbaiki diri.

2. Kondisi sosial masyarakat sekitar SM U. Katolik Ricci 1 termasuk kelas menengah ke atas.

Kemampuan ekonomi masyarakat sekitar SM U. Katolik Ricci 1 yang merupakan kalangan menengah ke atas dan termasuk sadar akan pentingnya pendidikan sehingga dapat dikategorikan sebagai pangsa pasar yang dapat dibidik karena tidak memiliki masalah finansial. Tidak hanya dalam biaya pendaftaran siswa, kegiatan yang diadakan sekolah seperti ret-ret dan study tour, siswa juga mendapat dukungan dengan kemampuan membayar biaya yang ditetapkan oleh SM A. Katolok Ricci 1. Hal inilah yang menjadi peluang yang dapat digunakan secara bijak oleh SM U. Katolik Ricci 1.

(26)

Dukungan pemerintah terhadap sekolah dapat dilihat dalam dukungannya terhadap Teknologi Informasi membawa dampak positif terhadap sekolah. Sebagai contoh, pemerintah memberikan SA S ( Sistem Administrasi Sekolah ) untuk diterapkan pada sekolah yang bertujuan untuk memberikan efisiensi dan efektifitas administrasi sekolah sehingga memberikan respon cepat dari pihak sekolah terhadap setiap masalah administrasi dan waktu pun tidak tersita cukup banyak.

Selain itu, adanya pelatihan untuk tenaga pengajar SM U. Katolik Ricci 1 ini diadakan setiap tahun tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas serta kemampuan mengajar yang diharapkan dapat memberi nilai tambah sekolah dan menjadi peluang bagi SM U. Katolik Ricci 1 karena dengan demikian dapat menambah keuntungan kompetitif dan memotivasi SMU. Katolik Ricci 1 untuk semakin meningkatkan prestasi sekolah.

4. Perkembangan Teknologi Informasi yang semakin meningkat.

Perkembangan Teknologi Informasi belakangan iniu yang semakin marak turut memberikan kontribusi positif bagi sekolah. Karena dengan berkembangnya Teknologi Informasi mampu meningkatkan daya saing sekolah. Sebagai contoh, melakukan promosi sekolah dapat melalui media internet seperti pembuatan website sekolah sehingga memudahkan calon siswa mengakses informasi mengenai sekolah yang secara tidak langsung menjadi sarana promosi sekolah. Selain itu, Kemajuan Teknologi Informasi juga memberikan peluang bagi sekolah untuk

(27)

menciptakan sistem yang mendukung pembelajaran seperti e-learning dan memudahkan komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid yang dapat dilakukan melaui handphone atau email.

5. Harapan siswa akan pembelajaran online

Berdasarkan hasil kuisioner pada gambar 3.17, sebanyak 57.3% siswa SM U. Katolik Ricci 1 berharap untuk memiliki media pembelajaran lain selain media pembelajaran konvensional dalam ruangan kelas. Harapan pembelajaran melalui media internet dapat menjadi inovasi baru yang dapat diterapkan di masa mendatang. Selain dapat berbagi informasi, juga dapat mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam proses pembelajaran.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi ancaman SM U. Katolik Ricci 1 adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan metode homeschooling

Homeschooling yang merupakan produk pengganti dari sekolah formal mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini dikarenakan di dalam homeschooling menawarkan apa yang tidak dapat diberikan oleh sekolah formal. M isalnya saja jadwal belajar homeschooling dapat disesuaikan dengan jadwal siswa. Selain itu, homeschooling dapat memberikan perhatian ekstra bagi siswa mengingat tutor yang datang ke rumah siswa untuk memberikan pelajaran. M etode homeschooling sangat cocok digunakan oleh siswa yang memiliki kesibukan yang tinggi.

(28)

Perubahan yang terjadi dalam kurikulum dapat menjadi ancaman bagi SM U. Katolik Ricci 1. Karena dengan berubahnya kurikulum maka Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum harus dapat menyesuaikan secara cepat dengan bobot pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tentu saja harus selalu berpedoman kepada kurikulum yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional. Dengan berubahnya kurikulum tentunya menjadi ancaman bagi SM U. Katolik Ricci 1 karena pihak sekolah harus dapat menyesuaikan diri secara cepat, bila tidak maka sekolah akan tertinggal dan nantinya siswa tidak dapat mengikuti UAN pemeritah karena ketidaksesuain kurikulum yang diajarkan dengan kurikulum yang diujikan.

3. Beberapa pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

Beberapa sekolah pesaing juga telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya seperti kepemilikan website sendiri untuk mendukung promosi serta penyampaian informasi kepada siswa. Hal ini dilakukan oleh BPK Penabur yang website nya telah terintegrasi dengan seluruh cabang dari Sekolah tersebut di Indonesia. Begitu pula halnya dengan Bina Bangsa School yang memiliki website sendiri dan terintegrasi dengan seluruh cabang sekolahnya di Pulau Jawa. Oleh karena itulah, SM U. Katolik Ricci 1 juga harus memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan operasional sekolah.

(29)

Sekolah pesaing yang menawarkan berbagai program pendidikan yang menjadi keunggulan masing-masing merupakan ancaman bagi SM U. Katolik Ricci 1. Sebagai contoh, BPK penabur yang menggunakan dua bahasa pengantar (bilingual) yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu BPK Penabur menggunakan dua buku cetak sebagai pedoman kegiatan belajar. Buku pedoman pertama adalah berasal dari luar negri dan satu lagi berasal dari dalam negri yang digunakan sebagai pendukung kegiatan belajar. Selain BPK Penabur, Bina Bangsa School merupakan sekolah internasional yang menggunakan Bahasa Inggris sepenuhnya dalam bahasa pengantar juga adalah pesaing SM U. Katolik Ricci 1. Kedua sekolah pesaing ini memiliki tenaga pengajar yang sebagian merupakan tenaga pengajar Indonesia dan sebagian lagi merupakan tenaga pengajar ekspatriat. Diversifikasi sekolah pesaing juga terlihat dari status sekolah pesaing seperti Bina Bangsa School yang merupakan sekolah berstatus internasional.

5. Kurangnya lahan untuk pengembangan atau perluasan gedung sekolah. Saat ini, SM U. Katolik Ricci 1 sulit melakukan pengembangan dan perluasan gedung. Hal ini dikarenakan lokasi gedung sekolah yang menempati daerah pemukiman yang telah padat penduduk dan lahan tersebut telah diperuntukkan untuk tempat usaha milik pribadi. Karena telah dimiliki masyarakat sekitar dan dijadikan tempat usaha maka sulit untuk dijual kepada pihak sekolah dikarenakan tempat tersebut telah menjadi ruang usaha yang ramai dan berlokasi strategis.

(30)

Dari hasil analisis faktor internal dan eksternal, maka dapat dibuat empat set kemungkinan alternatif strategi dalam matriks TOWS. Penjabaran matriks TOWS dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Strenght

1. Adanya ekstrakurikuler seperti membatik, band, Visual Basic dan

Photoshop, serta English Plus.

2. T enaga pengajar yang berkualitas dan profesional. 3. Dukungan yayasan terhadap

SMU. Katolik Ricci 1. 4. Image atau citra diri yang

baik.

5. Adanya pelajaran tambahan untuk persiapan UAN bagi siswa siswi kelas XII.

Weakness

1. Biaya pendidikan yang tinggi. 2. Penggunaan teknologi

informasi yang kurang maksimal.

3. Penyampaian informasi yang terhambat kepada orang tua murid.

4. Kurangnya promosi. 5. Jalan masuk yang sempit.

O pportunity 1. T idak adanya

sekolah swasta baru atau pesaing baru di daerah Glodok, Jembatan Lima dan Mangga Besar. 2. Kondisi sosial

masyarakat sekitar SMU. Katolik Ricci 1 termasuk kelas menengah ke atas. 3. Dukungan pemerintah terhadap sekolah. 4. Perkembangan T eknologi Informasi yang semakin meningkat. 5. Harapan siswa akan pembelajaran online

Strategi SO

• Mempertahankan loyalitas konsumen dengan terus meningkatkan kualitas dan profesionalitas pengajar serta citra SMU. Katolik Ricci 1. ( S2, S4, O2 ) • Menambah kegiatan

ekstrakurikuler yang didukung oleh TI.( S1, O4 )

Strategi WO

• Memanfaatkan TI sebagai sarana komunikasi dan promosi dengan pembuatan website sekolah. ( W3, W4, O4 )

• Memperkuat daya saing dan mempertahankan posisi sebagai m arket leader di daerahnya dengan memanfaatkan dukungan pemerintah terhadap sekolah serta meningkatkan penggunaan TI di dalam operasional sekolah. ( W2, O1, O3, O5 ) Thre at 1. Pengembangan metode hom eschooling. 2. Kebijakan kurikulum yang Strategi ST • Mengadakan pelatihan kepada para tenaga

pengajar supaya lebih baik sehingga memberikan citra yang baik kepada sekolah

Strategi W T

• Membuka cabang di wilayah atau daerah lain ( W5, T5 ) • Memaksimalkan penggunaan

TI yang mendukung aplikasi pembelajaran seperti LMS

(31)

terus berubah. 3. Beberapa pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya. 4. Diversifikasi dari sekolah-sekolah pesaing. 5. Kurangnya lahan untuk pengembangan atau perluasan gedung sekolah.

dan konsumen lebih memilih sekolah formal dibandingkan dengan hom eschooling. ( S2, S4, T1 )

• Membuat International Class yang bahasa

pengantarnya adalah bahasa asing ( Bahasa Inggris ). ( S5, T4)

• Memberikan training kepada para tenaga pengajar agar dapat mempersiapkan diri dalam perubahan kurikulum. ( S2, T2 ) atau E-Learning. ( W1, W2, T3 ) • Menggunakan TI dalam mengatasi hambatan komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa. ( W3, T 3 )

Tabel 3.5 Matriks TOWS Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis TOWS diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif strategi yang dominan bagi SM U. Katolik Ricci 1 untuk dilaksanakan adalah “M emaksimalkan penggunaan TI yang mendukung aplikasi pembelajaran seperti LMS atau E-Learning”.

3.6 Analisis Lima Kekuatan Industri dari Porter

Penulis mengidentifikasikan Lima Kekuatan Industri dari Porter, yang menitikberatkan pada ancaman dari pendatang baru, ancaman barang pengganti, kekuatan tawar menawar supplier, Kekuatan tawar menawar konsumen, serta persaingan yang terjadi di dalam industri. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut :

(32)

Gambar 3.2 Analisis Industri dari PORTER pada S MU. Katolik Ricci 1 Sumber : Hasil Penelitian

Adapun penjabaran dari elemen-elemen yang terkait dengan SM U. Katolik Ricci 1 adalah sebagai berikut :

1. Ancaman pendatang baru

Sekolah pendatang baru yang tergolong potensial adalah pihak atau lembaga yang memasuki industri pendidikan di daerah Glodok dan sekitarnya. Sekolah-sekolah pendatang baru di lingkungan sekitar SM U. Katolik Ricci 1 saat ini belum ada. Adapun sekolah-sekolah pendatang baru adalah sekolah yang

Persaingan dalam industri • SMAK 1 BPK Penabur • SMAK IPK Tomang • SMA. Kanaan • Bina Bangsa School • SMUN 78 • SMUN 2 Daya Tawar Supplier • Tenaga pengajar • Penerbit • Depdiknas Daya Tawar Konsumen • Lulusan SMP Ricci • Lulusan SMP lain

Ancaman Produk Pengganti • Home schooling

• Kursus

• Sekolah Menengah Kejuruan (SM K) Ancaman Pendatang Baru

(33)

tingkatannya lebih rendah dari tingkat SM A seperti Taman Kanak-kanak, Taman Bermain ( playgroup ), Sekolah Dasar dan Sekolah M enengah Pertama.

Di dalam industri pendidikan, entry barrier yang diberikan Depdiknas tergolong lemah karena syarat membangun sekolah termasuk mudah dipenuhi. Syaratnya adalah asalkan telah memiliki surat tanah yang sah, sumber dana awal yang jelas, guru dan kepala sekolah atau koordinator guru, maka ijin pembuatan lembaga pendidikan akan dikeluarkan. Selain itu, industri pendidikan sangat menarik untuk dimasuki karena menawarkan keuntungan yang tidak sedikit.

Dilain pihak, untuk menjadi sekolah yang berkualitas dan terpercaya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan pengelolaan yang serius untuk pembuktian kualitas sekolah, terutama Sekolah M enengah Pertama dan Sekolah M enengah Atas. Sehingga potensi besar yang ditawarkan industri pendidikan ditanggapi dengan tidak adanya SM A pendatang baru di sekitar daerah ini.

Tidak adanya sekolah pendatang baru yang didirikan di lokasi Glodok, Jembatan Lima, M angga Besar dan sekitarnya adalah juga dikarenakan oleh sedikitnya lahan tanah luas yang tersedia dan harga tanah yang tinggi yaitu sekitar Rp. 1 juta - Rp. 3 juta per m2 untuk mendirikan sekolah di wilayah ini, mengingat daerah Jakarta Barat ini adalah daerah padat penduduk, khususnya daerah sekitar Glodok yang terkenal dengan pusat pertokoan.

2. Kekuatan daya tawar supplier

Supplier yang dimaksud adalah pihak ketiga yang melakukan kerja sama dengan SM U. Katolik Ricci 1 dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dalam

(34)

hal ini adalah tenaga pengajar, penerbit untuk pengadaan buku dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam penyediaan kurikulum.

Secara keseluruhan, tersedia banyak supply untuk sumber daya tenaga pengajar. Di SM U. Katolik Ricci 1 sendiri saat ini memiliki sebanyak 30 tenaga pengajar yang diantaranya 27 tenaga pengajar bergelar S1 dan 3 tenaga pengajar bergelar S2. Apabila SM U. Katolik Ricci 1 memerlukan tenaga pengajar baru maka akan mengajukan permohonan kepada Yayasan Ricci, baru kemudian Yayasan Ricci membuka lowongan terhadap posisi tenaga pengajar tersebut. Tenaga pengajar yang diambil rata-rata berasal dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang memiliki kualitas baik.

Tenaga pengajar yang dibutuhkan oleh SM U. Katolik Ricci 1 dapat dikatakan memiliki bargaining power yang lemah. Karena tenaga pengajar tidak memiliki kekuatan yang besar untuk mempengaruhi daya jual mereka terhadap SM U. Katolik Ricci 1 yang merekrutnya. Hal ini dikarenakan banyaknya lulusan guru berkualitas dari universitas dan IKIP ternama lain yang menjadi saingan mereka. Dan di lain pihak, SM U. Katolik Ricci 1 juga memberikan syarat bahwa tenaga pengajar tersebut harus memiliki kemampuan mengajar yang baik atau di atas rata-rata. Selain itu, SM U. Katolik Ricci 1 memiliki hak untuk menentukan siapa guru yang akan direkrutnya dan untuk memberhentikan guru yang memiliki kinerja kerja tidak memuaskan.

Untuk pengadaan buku pelajaran, penerbit dikatakan memiliki bargaining power yang kuat. Hal ini dikarenakan pihak sekolah tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan harga jual buku pelajaran dari penerbit. Pihak sekolah hanya mampu mengikuti harga jual minimum yang diberikan penerbit dalam

(35)

memenuhi kebutuhan buku pelajaran yang sesuai dengan pedoman Depdiknas dan permintaan masing-masing guru mata pelajaran.

Untuk pengadaan kurikulum, dapat dikatakan bahwa Depdiknas memiliki bargaining power yang kuat. Hal ini dikarenakan kurikulum yang berlaku di setiap sekolah harus berpedoman pada kurikulum yang ditetapkan Depdiknas. Walaupun SM U. Katolik Ricci 1 menerapkan kurikulum mandiri (SM U. Katolik Ricci 1 dapat menerapkan perubahan kurikulum sendiri), namun pada pelaksanaannya tetap berpedoman penuh pada kurikulum Depdiknas.

3. Kekuatan daya tawar konsumen

Konsumen yang dimaksud adalah siswa yang akan masuk bersekolah di SM U. Katolik Ricci 1. Dalam hal ini, calon siswa memiliki bargaining power yang lemah. Hal ini dikarenakan SM U. Katolik Ricci 1 memberikan hak istimewa bagi calon siswa yang berasal dari SM P. Katolik Ricci untuk melanjutkan pendidikannya di SM U. Katolik Ricci 1. Dan calon siswa yang berasal dari SM P lain harus mengikuti ujian masuk di SM U. Katolik Ricci 1. Selain itu, pihak sekolah yang menentukan berapa banyak dan siapa calon siswa yang dinyatakan berhak dapat melanjutkan pendidikan di SM U. Katolik Ricci 1 serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, konsumen dikatakan memiliki bargaining power lemah karena tidak memiliki kewenangan yang lebih terhadap harga dan penentuan pilihan sekolah mereka.

(36)

Produk pengganti yang dimaksud disini adalah produk atau jasa yang menyediakan pendidikan, akan tetapi dalam bentuk dan cara serta harga yang berbeda. Ancaman produk pengganti yang dimaksud adalah homeschooling, kursus dan Sekolah M enengah Kejuruan ( SM K ).

Homeschooling menjadi pilihan pengganti karena dirasa dapat memberikan pelayanan pendidikan yang tidak dapat diberikan oleh sekolah formal pada umumnya. Selain itu, homeschooling menjadi alternatif bagi yang merasa tidak cocok dengan metode pembelajaran yang disediakan sekolah formal saat ini seperti waktu belajar yang membebani dari pagi hari sampai sore hari dan anggapan bahwa sekolah formal dapat menjadi media perkelahian dan penyebaran obat-obat terlarang.

Namun dalam implementasiannya, homeschooling dirasa tidak dapat memberikan kesempatan bagi muridnya untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya dan harga yang ditawarkan lebih tinggi daripada sekolah formal. Selain itu pula, pengetahuan yang minim mengenai homeschooling dan minat masyarakat yang tinggi pada sekolah formal membuat homeschooling menjadi ancaman barang pengganti yang lemah terhadap sekolah formal.

Demikian pula halnya pada kursus. Walaupun kursus menawarkan harga yang lebih rendah, namun masyarakat masih menjadikan sekolah formal sebagai prioritas pendidikan. Dan kursus hanya dijadikan produk pendidikan pelengkap yang menunjang pendidikan formal. Oleh karena itu ancaman produk pengganti ini dapat dikatakan lemah.

Untuk keberadaan SM K (Sekolah M enengah Kejuruan), saat ini tidak meresahkan bagi SM U. Katolik Ricci 1, karena adanya pangsa pasar yang berbeda. Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan memilih SM A

(37)

daripada SM K. Sedangkan siswa yang ingin memantapkan keahlian untuk dapat langsung bekerja akan melanjutkan ke SM K. Selain itu, besarnya minat masyarakat untuk menuntut ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menguntungkan SM U. Katolik Ricci 1. Oleh karena itu, ancaman yang berasal dari Sekolah M enengah Kejuruan ( SM K ) ini tergolong lemah.

5. Persaingan dalam industri

Pesaing yang dimaksud adalah institusi pendidikan setara dengan SM U. Katolik Ricci 1 yang memiliki segmentasi pasar yang sama dalam hal pangsa pasar, kualitas serta penetapan harga yang kompetitif. Persaingan industri sudah tentu akan terjadi, tidak lepas dalam industri pendidikan. Persaingan diantara satu industri dapat menjadi motivator untuk meningkatkan kualitas sekolah untuk menjadi yang terbaik dalam bidangnya.

Di lingkungan SM U. Katolik Ricci 1 yaitu Jakarta Barat, terdapat beberapa pesaing yang menawarkan fasilitas dan pelayanan serta kualitas yang bersaing. Diantaranya SM AK 1 BPK Penabur, SMAK IPK Tomang, Bina Bangsa School, SM UN 78 Jakarta dan SM UN 2 Jakarta. Sekolah-sekolah tersebut menawarkan kepada calon siswa berbagai ekstrakurikuler yang beragam, dasar pendidikan keagamaan yang kuat serta bahasa pengantar dalam bahasa asing atau bilingual. Lingkup persaingan ini didasarkan pada lokasi di Jakarta Barat dan cakupan pangsa pasar untuk kalangan masyarakat menengah keatas.

Oleh karena itu, untuk mempertahankan keberadaannya dalam intensitas persaingan yang tinggi, SM U. Katolik Ricci 1 terus meningkatkan kredibilitas dan pelayanan pendidikannya serta berusaha menawarkan keunggulan yang dimilikinya

(38)

seperti penyediaan infrastruktur fisik dan non-fisik, tenaga pengajar yang berkualitas, kegiatan sekolah yang menarik dan mendidik, manajemen sekolah yang mapan dan teroganisir, dan lain sebagainya.

Berdasarkan analisis PORTER diatas, maka dapat disimpulkan bahwa SM U. Katolik Ricci 1 nyaman berada pada lingkungan industri persaingan saat ini dan industri pendidikan saat ini masih menjanjikan bagi SM U. Katolik Ricci 1 untuk terus meningkatkan daya saingnya. Selain itu, karena SM U. Katolik Ricci 1 bukanlah market leader dalam industri pendidikan, maka SM U. Katolik Ricci 1 harus menjaga kestabilan posisinya untuk dapat mempertahankan image dan kredibilitasnya dalam pasar.

3.7. Analisis Kebutuhan Learning Management System

3.7.1 Analisis Kebutuhan Learning Management System Berdasarkan Hasil Kuisioner

Untuk mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan pengguna, maka dilakukan pembagian kuisioner kepada 75 siswa SM U. Katolik Ricci 1 yang terdiri dari 25 siswa SM U kelas 1, 25 siswa SM U kelas 2, dan 25 siswa SM U kelas 3. Berikut ini adalah hasil dari kuisioner yang telah dibagikan.

1. Apakah anda memiliki komputer atau laptop?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Ya 73 97.3 %

(39)

Kepemilikan laptop atau komputer

97% 3%

YA TIDAK

Gambar 3.3 Presentase Kepemilikan laptop atau komputer

2. Adakah jaringan internet di rumah anda?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Ya 49 65.3 %

Tidak 26 34.6 %

Adanya Jaringan Internet

65% 35%

YA TIDAK

Gambar 3.4 Presentase Adanya Jaringan Internet

3. Seberapa sering anda menggunakan internet?

(40)

<1 kali dalam seminggu 24 32 %

1-3 kali dalam seminggu 39 52 %

>3 kali dalam seminggu 12 16 %

Penggunaan Internet

32%

52% 16%

<1 kali dalam seminggu 1-3 kali dalam seminggu >3 kali dalam seminggu

Gambar 3. 5 Presentase Penggunaan Internet

4. Dimanakah anda biasanya mengakses internet?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Rumah 25 32.6 %

Warnet 41 55.3 %

Sekolah 5 7.3 %

(41)

Lokasi Akses Internet

33%

55%

7% 5%

RUMAH WARNET SEKOLAH LAINNYA

Gambar 3.6 Presentase Lokasi Akses Internet

5. M enurut anda , seberapa besar manfaat internet bagi kebutuhan pendidikan kalian di jaman sekarang ini?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat bermanfaat 12 16 %

Bermanfaat 57 76.6 %

Kurang bermanfaat 4 5.3 %

Tidak bermanfaat 2 2 %

Manfaat Internet bagi Pendidikan

16%

77% 5% 2%

Sangat Bermanfaat Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Berman faat

(42)

6. Dalam belajar, metode belajar seperti apa yang anda sukai?

Jawaban Jumlah responden Persentase

M embaca buku 19 25.3 %

Praktikum 3 3.3 %

Dibimbing guru 12 16 %

M edia elektronik 42 56.6 %

Metode Belajar yang Disukai

25%

3% 16% 56%

Memb aca Buku Praktikum Dibimbing Guru Media Elektron ik

Gambar 3.8 Presentase Metode Belajar yang Disukai

7. Apakah anda sering mengalami kesulitan belajar di dalam kelas?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sering 28 37.3 %

Kadang-kadang 39 51.3 %

(43)

Kesulitan Belajar di Kelas

37%

52% 11%

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Gambar 3.9 Presentase Kesulitan Belajar di Kelas

8. Berikut ini adalah penyebab anda mengalami kesulitan belajar di kelas: ¾ Waktu belajar di kelas yang terbatas

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 38 50 %

Ragu-ragu 16 22 %

Tidak setuju 21 28 %

Waktu Belajar Terbatas

50% 22%

28%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

(44)

¾ Penjelasan guru kurang dimengerti

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 45 59.3 %

Ragu-ragu 20 26.6 %

Tidak setuju 10 14 %

Penjelasan Sulit Dimengerti

59% 27%

14%

Setuju R agu-ragu Tidak setu ju

Gambar 3.11 Presentase Penjelasan Materi Sulit Dimengerti

¾ Penjelasan guru terlalu cepat

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 45 59.3 %

Ragu-ragu 22 30 %

(45)

Penjelasan Guru Terlalu Cepat

5 9% 3 0%

11%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.12 Presentase Penjelasan Guru Terlalu Cepat

¾ Suasana kelas yang kurang mendukung

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 37 48.6 %

Ragu-ragu 29 38.6 %

Tidak setuju 9 12.6 %

Kelas Kurang Mendukung

48% 39%

13%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.13 Presentase Kelas Tidak Mendukung

¾ Mata pelajaran yang diajarkan kurang menarik

(46)

Setuju 22 28.6 %

Ragu-ragu 13 18 %

Tidak setuju 40 53.3 %

Materi Pelajaran Kurang Menarik

29%

18% 53%

Setuju Ragu -rag u Tidak setuju

Gambar 3.14 Presentase Materi Pelajaran Kurang Menarik

¾ Materi pelajaran terlalu sulit

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 55 73.3 %

Ragu-ragu 17 22 %

Tidak setuju 3 4.6 %

Materi Pelajaran Terlalu Sulit

73% 22%

5%

Setu ju Rag u-ragu T id ak setuju

(47)

9. Apakah anda pernah mendengar aplikasi pembelajaran yang disebut dengan E-Learning?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Ya 56 74 %

Tidak 19 26 %

Pengetahuan tentang E-Learning

74% 26%

YA TIDAK

Gambar 3.16 Presentase Pengetahuan Tentang E-Learning

10. M enurut anda, perlukah sekolah anda memiliki situs (web) pembelajaran sendiri ?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat perlu 17 22.6 %

Perlu 43 57.3 %

Netral 12 15.3 %

(48)

Kepemilikan Situs Pribadi Sekolah

23%

57%

15% 5%

Sangat perlu Perlu Netral Tidak perlu

Gambar 3.17 Presentase Kepemilikan Situs Pribadi Sekolah

11. M enurut anda, fitur apa yang perlu ada dalam situs pembelajaran tersebut?

¾ Adanya penjelasan teori

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 66 87.3 %

Tidak Setuju 9 12.6 %

Fitur Penjelasan Materi

87% 13%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.18 Presentasi Fitur Penjelasan Materi

(49)

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 55 72.6 %

Tidak Setuju 20 27.3 %

Adanya Fitur Latihan Soal

73% 27%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.19 Presentase Fitur Latihan S oal

¾ Adanya sarana forum diskusi

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 64 84.6 %

Tidak Setuju 11 15.3 %

Adanya Fitur Forum Diskusi

85% 15%

Set uju Tidak setuju

(50)

¾ Adanya materi pelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs (download)

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 69 92 %

Tidak Setuju 6 8 %

Adanya Fitur Download

92% 8%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.21 Presentase Adanya Fitur Download

¾ Adanya fitur untuk melihat informasi siswa

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 67 89.3 %

Tidak Setuju 8 10.6 %

Adanya Fitur Informasi Siswa

89% 1 1%

S etuju Tidak set uju

(51)

12. M enurut anda, apakah aplikasi yang sudah disebutkan diatas dapat bermanfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat bermanfaaat 14 18.6 %

Bermanfaaat 48 64 %

Kurang bermanfaaat 9 11.3 %

Tidak bermanfaaat 4 6 %

Manfaat Aplikasi Pembelajaran

19%

64%

11% 6%

S angat bermanfaat Bermanfa at Kurang bermanf aat Tidak bermanfaat

Gambar 3.23 Presentase Manfaat Aplikasi Pendidikan

Berikut ini adalah hasil kuisioner yang diisi oleh 20 guru SM U. Katolik Ricci 1.

1. Bagaimana situasi belajar mengajar terhadap perkembangan murid di kelas selama ini?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat mendukung 5 25 %

M endukung 11 55 %

(52)

Tidak mendukung 1 5 %

Situasi Belajar Mengajar

25%

55%

15% 5 %

S a nga t Me ndukung M e nduk ung Kura ng M e ndukung Tida k M e ndukung

Gambar 3.24 Presentase Situasi Belajar

2. Apakah diperlukan waktu tambahan dalam menyampaikan materi untuk memberi hasil yang maksimal bagi perkembangan murid?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat perlu 2 10 %

Perlu 9 45 %

Kurang perlu 2 10 %

Tidak perlu 7 35 %

Penambahan Waktu Belajar Mengajar

10%

45% 10%

35%

Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu

(53)

3. Apakah anda kesulitan dalam memeriksa tugas (PR) yang diberikan?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sulit 0 0 %

Sulit 2 10 %

Cukup Sulit 10 50 %

Tidak sulit 8 40 %

Kesulitan Pemeriksaan Tugas

23%

28% 26%

2 3%

Sangat Sulit Sulit Cuk up Sulit Tidak Sulit

Gambar 3.26 Presentase Kesulitan Pemeriksaan Tugas

4. Apakah sering dilakukan diskusi antar murid?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sering 2 10 %

Sering 11 55 %

Cukup sering 6 30 %

(54)

Adanya Diskusi Kelas

10%

55% 30%

5%

Sangat Sering Sering Cukup Se ring Tidak Pe rnah

Gambar 3.27 Presentase Adanya Diskusi Kelas

5. Apakah anda sering menggunakan komputer atau laptop?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sering 6 30 %

Sering 12 60 %

Cukup sering 2 10 %

Tidak pernah 0 0 %

Penggunaan Komputer atau Laptop

30%

60%

10% 0%

Sangat Sering Sering Cukup Sering Tidak Pernah

(55)

6. Seberapa sering anda menggunakan internet dalam menunjang tugas anda sebagai guru (misalnya mencari referensi bagi proses belajar mengajar)?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sering 4 20 %

Sering 7 35 %

Cukup sering 8 40 %

Tidak pernah 1 5 %

Penggunaan internet Dalam Menunjang Tugas

23%

28% 26%

23%

Sangat Sering Sering Cukup Sering Tidak Pernah

Gambar 3.29 Presentase Penggunaan internet dalam Menunjang Tugas

7. Apakah anda tahu mengenai sistem pembelajaran secara online (E-Learning)?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat tahu 2 10 %

Tahu 8 40 %

Cukup Tahu 9 45 %

(56)

Pengetahuan Tentang E-Learning

10%

40% 45%

5%

Sangat T ahu T ahu C ukup Tahu Tidak Tahu

Gambar 3.30 Presentase Pengetahuan tentang E-Learning

3.7.2 Analisis Kebutuhan Learning Management System Berdasarkan Hasil Wawancara

Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan Kepala SM U. Katolik Ricci 1.

1. Bagaimana proses belajar mengajar pada saat ini?

Proses belajar saat ini berjalan lancar dimana guru menjelaskan materi pelajaran, pemberian tugas dan ulangan, minimal 1 bulan 1 kali setiap mata pelajaran harus diadakan ulangan, serta mengevaluasi hasil belajar siswa yang kemudian di laporkan kepada orang tua siswa masing-masing.

2. Dalam proses pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran, apakah masih sama seperti yang dahulu dimana siswa mendengarkan guru yang sedang menjelaskan dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru?

(57)

Kegiatan belajar mengajar masih seperti dulu yaitu guru menerangkan dan siswa mencatat bagian penting dan menanyakan bagian yang tidak dimengerti. Guru juga memberikan tugas serta ulangan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.

3. Bagaimana komunikasi yang berjalan antara siswa dan guru di sekolah ini?

Komunikasi berjalan dengan baik, bila ada hal yang ingin ditanyakan atau didiskusikan dengan guru, maka guru akan merespon dengan baik.

4. Bagaimana cara pengumuman disampaikan kepada siswa/i untuk liburan atau sebagainya?

Penyampaian pengumuman kepada siswa adalah secara manual diumumkan kepada tiap kelas oleh ketua kelas atau guru.

5. Apakah ada interaksi antara guru dan siswa apabila sekolah libur (minggu, hari raya)?

Interaksi antara guru dan siswa pada saat hari libur adalah melalui email atau telepon apabila ada sesuatu yang ingin ditanyakan kepada guru maupun pihak sekolah.

6. M enurut anda, apa yang menjadi masalah dalam proses belajar mengajar selama ini?

M asalah dalam proses pembelajaran cukup beragam diantaranya adalah siswa yang kurang disiplin serta waktu belajar yang terbatas serta

(58)

bervariasinya daya tangkap siswa sehingga ada beberapa siswa yang kurang menangkap informasi yang diberikan gurunya secara maksimal.

7. Jika di sekolah ini diterapkan suatu aplikasi pembelajaran berbasiskan komputer, fasilitas apa yang anda harapkan dari aplikasi pembelajaran tersebut?

Bila aplikasi tersebut diterapkan, maka diharapkan adanya fasilitas yang dapat memberikan informasi kepada murid secara langsung dan fasilitas yang dapat membantu proses belajar yang menyenangkan tetapi juga mendidik.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem melalui kuisioner dan hasil wawancara, maka dapat diambil kesimpulan bahwa SM U. Katolik Ricci 1 memerlukan suatu media pembelajaran baru yang menjadi pendukung metode pembelajaran berjalan saat ini yaitu Learning Management System.

3.8 Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Pada awal semester tahun ajaran baru, wakil kepala sekolah kurikulum akan menyusun jadwal pelajaran, kemudian dicetak untuk diumumkan kepada para siswa melalui masing-masing wali kelas. Pada proses belajar mengajar, guru tiap mata pelajaran wajib memberikan penjelasan materi dan catatan kepada siswa berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan dan mengembangkannya. Para siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran mengenai materi yang bersangkutan dan guru

(59)

memberikan jawaban dari pertanyaan siswa. Selain itu, tiap guru mata pelajaran berkewajiban memberikan tugas dan ulangan kepada siswa. Ulangan harus diberikan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Semua tugas dan ulangan yang telah dilaksanakan dan dikumpulkan untuk dinilai oleh guru, harus dikembalikan kepada siswa dengan tujuan siswa dapat mengetahui letak kesalahannya. Setiap semester, SM U. Katolik Ricci 1 juga mengadakan ujian semester bagi siswanya.

Berikut adalah Rich Picture proses yang berjalan pada SM U. Katolik Ricci 1.

(60)

Keterangan Gambar 3.3 :

(1) Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan memberikan daftar murid yang telah dialokasikan ke kelas yang ada kepada guru wali kelas.

(2) Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum memberikan jadwal pelajaran setiap kelas kepada masing-masing guru wali kelas.

(3) Guru wali kelas membagikan atau mengumumkan jadwal pelajaran tersebut kepada setiap siswa yang menjadi bimbingan kelasnya.

(4) Guru bidang studi memberikan penjelasan materi dan catatan pelajaran kepada siswa.

(5) Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru bidang studi berkaitan dengan materi yang diajarkannya.

(6) Guru bidang studi memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

(7) Guru bidang studi memberikan tugas kepada siswa. Guru bidang studi mendownload jadwal pelajaran dari Learning Management System.

(8) Siswa mengumpulkan jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru bidang studi.

(9) Guru bidang studi memberikan nilai kepada siswa berkaitan dengan tugas yang telah dikumpulkannya.

(10) Guru bidang studi memberikan ulangan harian kepada siswa di kelas. (11) Siswa mengumpulkan jawaban dari ulangan harian yang diberikan oleh

guru bidang studi.

(12) Guru bidang studi memberikan nilai kepada siswa berkaitan dengan ulangan harian yang telah dikumpulkannya.

(61)

(13) Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum memberikan soal ujian semester kepada guru pengawas ujian.

(14) Guru pengawas ujian membagikan soal ujian semester tersebut kepada siswa yang berhak mengikuti ujian semester.

(15) Siswa mengumpulkan jawaban ujian semester kepada guru pengawas. (16) Guru pengawas menyerahkan jawaban ujian semester siswa kepada

masing-masing guru bidang studi.

(17) Setiap guru bidang studi memberikan total nilai bidang studi yang diajarnya kepada guru wali kelas.

(18) Guru wali kelas membuat raport siswa dan membagikannya kepada siswa melalui orang tua siswa.

3.9 Masalah yang Dihadapi

Adapun masalah-masalah yang dihadapi berdasarkan pembahasan diatas adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya waktu untuk kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, baik untuk memahami materi pelajaran maupun berinteraksi dengan guru (diskusi dan bertanya).

2. Kesulitan untuk memperoleh informasi seperti pengumuman yang disampaikan secara manual dan informasi mengenai tugas maupun ulangan yang disampaikan secara lisan oleh guru di dalam kelas yang memungkinkan terjadi informasi yang hilang.

(62)

3. Perbedaan daya tangkap siswa terhadap materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran di kelas sehingga memungkinkan kurang optimalnya hasil belajar dari beberapa siswa.

3.10 Usulan Pemecahan Masalah

1. M enambah waktu belajar siswa sehingga dapat memperpanjang interaksi antara guru dan siswa.

2. Pembuatan agenda siswa sehingga semua kegiatan belajar dan informasi tentang pembelajaran yang akan datang dapat terekam maksimal dan dapat menjadi pedoman belajar siswa.

3. Penyediaan materi online yang dapat diakses siswa secara fleksibel tanpa terikat oleh waktu dan tempat.

Untuk itu, maka dapat diusulkan media pembelajaran Learning Management System yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang terdapat pada SM U. Katolik Ricci 1. Adanya media ini juga dapat meningkatkan kompetensi sekolah dan kualitas pembelajaran siswa.

Gambar

Gambar 3.1 S truktur Organisasi S MU. Katolik Ricci 1 Tahun 2010
Tabel 3.1 Matriks EFE S MU. Katolik Ricci 1
Tabel 3.2 Matriks IFE S MU. Katolik Ricci 1
Tabel 3.3 Matriks Internal Eksternal (IE)  Kekuatan internal bisnis (IFE)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan sebuah Convention dan Exhibition Center bertaraf Internasional ini diharapkan akan membantu pelaksanaan program pariwisata MICE (Meeting,

 Klien mengatakan “Saya tidak tahu mbak kenapa bisa asam urat dan tidak tahu bagaimana cara memilih makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan biar linuya tidak kambuh lagi”..

(3) Apabila Surat Keterangan Pemanfaatan tempat Berjualan sudah berakhir dan bangunan pasar secara teknis masih layak dipergunakan untuk berdagang, maka pemegang hak

fortuitum-31 dengan formulasi proposional maupun non-proposional memiliki potensi sebagai sediaan vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah infeksi ketiga jenis bakteri

Dari latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan sebuah penelitian yang diberi judul “ Peran Politik Islam Dalam Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Sidoarjo

penugasan (assignment) berbasis portofolio dengan kelas kontrol yang tidak. menggunakan metode penugasan (assignment) berbasis portofolio

Struktur Harmoni pada komposisi La Catedral movement ketiga.. Bentuk Musik pada komposisi La Catedral movement

Bencana gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda Provinsi Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 mengakibatkan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Aceh juga