• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagian back office adalah sistem pendukung yang menangani bagian administrasi penjualan dan merupakan stasiun kerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu utama dalam menyelesaikan tugas. Back office mengacu pada pekerjaan seperti akuntansi dan komputasi yang digunakan untuk memenuhi pesanan, faktur, pencatatan kwitansi, dan lain-lain. Back office juga termasuk kedalam “ruang transaksi” dimana melibatkan banyak prosedur termasuk membuat pesan pembelian, menyusun tagihan barang, mengirim pesan pembelian, penjadwalan pengiriman, mencetak pesanan pembelian, membuat tagihan, pencatatan hutang, dan lain-lain (Webber, 2002).

Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan pekerja back office tiap harinya dan tidak terlepas dari penggunaan komputer selama satu hari kerja. Menurut Blatter dan Bongers (2002) bekerja dengan menggunakan komputer selama lebih dari 6 jam/hari berhubungan dengan gangguan Musculoskeletal Disorder (MSDs) diseluruh bagian tubuh. Analisis dilakukan dengan menilai sebanyak 5.400 populasi yang terdiri dari pegawai perkantoran yang mengisi kuesioner tentang karakteristik pekerja, isi pekerjaan, beban kerja fisik, beban kerja psikososial dan gejalan MSDs menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan laki-laki dan perempuan dalam menggunakan komputer. Pada laki-laki, gangguan meningkat pada penggunaan komputer yang lebih dari 6 jam/ hari. Sedangkan pada

(2)

2

perempuan, gangguan meningkat pada penggunaan komputer yang lebih dari 4 jam/ hari dan peningkatan risiko gangguan semakin tinggi apabila penggunaan komputer selama 6 jam/ hari.

Penelitian akan dilaksanakan di back office gudang pada tiga supermarket Yogyakarta yaitu Giant Ekspres yang mewakili supermarket besar, Pamella Enam yang mewakili supermarket sedang dan Kopma UGM yang mewakili supermarket kecil. Giant Ekspres, Pamella Enam dan Kopma UGM termasuk kedalam bagian toko modern dalam format supermarket. Pemilihan lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan karena bagian back office gudang harus bekerja dengan cepat karena berhubungan dengan pemasok dan lokasi back office gudang tidak akan jauh dari gudang dengan fasilitas pekerja yang seadanya. Berbagai pekerjaan terdapat di back office gudang seperti administrasi keuangan, pemfakturan, pemrograman, pembuatan barcode dan kegiatan kerja yang berbeda-beda dan saling berhubungan. Selain itu back office gudang setiap harinya harus mengecek stok barang, mengecek barang yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa, melakukan order ke pemasok, mengecek barang yang akan diganti atau dikembalikan (retur), dan mengecek hutang piutang. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan setiap hari menggunakan komputer.

Alur kegiatan pada back office gudang Giant Eskpres yang terdiri dari bagian pemfakturan oleh Admin Faktur yang mempunyai jobdesk menerima faktur dan mencocokkan faktur dari pemasok dan Admin Area Manajer yang mempunyai jobdesk membuat laporan penjualan dari sembilan cabang Giant Ekspres. Kegiatan

(3)

3

seperti pemesanan barang, pembayaran, sudah dilakukan langsung oleh Giant Pusat di Jakarta.

Alur kegiatan Pamella Enam dimulai dari bagian Programmer maupun PPA (Product Pricing Administrator) membuat purchase order kepada pemasok untuk memesan barang yang habis atau barang yang harus di pesan kembali dari stoker gudang. Kemudian dilakukan negosiasi harga dan setelah dilakukan persetujuan dilakukan pembelian pembelian. Selanjutnya pemasok memberikan faktur bersama barang yang dikirimkan ke Pamella Enam. Setelah barang sampai akan dilakukan pengecekkan kesesuaian dengan menyamakan faktur dengan jumlah barang yang datang dan faktur dengan jumlah barang yang diorder. Setelah sesuai maka bagian finansial akan membuatkan invoice reception dan tanggal jatuh tempo pembayaran, selanjutnya akan dilakukan pembayaran. Sementara itu bagian Admin barcoding membuatkan barcode untuk barang-barang yang belum memiliki barcode nasional. Alur kegiatan Kopma UGM hampir sama dengan Pamella Enam. Perbedaannya adalah tidak ada Admin Barcoding untuk Kopma UGM. Alur kegiatan back office gudang dari ketiga supermarket hampir sama, yang membedakan adalah pada Giant Ekspres sistem sudah lebih terpusat sedangkan untuk Pamella Enam dan Kopma UGM masih dilakukan oleh masing-masing back office. Flow chart dari Giant Ekspres, Pamella Enam dan Kopma UGM dapat dilihat pada lampiran 1.

Meskipun penggunaan komputer dapat meringankan pekerjaan, frekuensi penggunaan komputer yang terlalu sering dan tidak memperhatikan posisi

(4)

4

ergonomi akan menimbulkan risiko pada pekerja. Penggunaan komputer di kantor berkontribusi menimbulkan faktor risiko yang berhubungan dengan MSDs (Musculoskeletal Disorder) seperti postur duduk secara statis dalam waktu yang lama dan postur yang kaku pada kepala, leher, dan bahu yang menyebabkan aktivitas otot pada tulang belakang leher dan bahu meningkat (Matos dan Arezes, 2015). Desain stasiun kerja, postur yang tidak sesuai, perpindahan yang repetitif, postur yang statis, bekerja dengan waktu yang lama tanpa istirahat, dan faktor fisik merupakan kombinasi faktor risiko ergonomi yang berhubungan dengan MSDs (Soroush dan Hassni, 2015). MSDs menjadi keluhan paling umum diantara pekerja yang terlibat dalam pekerjaan yang statis atau tugas yang membutuhkan gerakan berulang dan menggunakan komputer yang berkepanjangan (Poochada dan Chaiklieng, 2015).

Pekerja back office gudang supermarket sendiri telah mengalami beberapa keluhan kesakitan pada bagain tubuh saat menggunakan komputer. Pekerja back office gudang supermarket sering mengalami keluhan sakit seperti kaku, keram, fatigue pada bagian leher atas dan bawah, bahu kiri dan kanan, lengan atas dan bawah, punggung, pergelangan tangan kanan dan kiri dan tangan kanan dan kiri yang disebabkan karena pekerja masih belum memperhatikan postur tubuh yang sesuai dan fasilitas seadanya.

Berdasarkan Guidance on the Prevention and Management of Musculoskeletal Disorders in the Workplace oleh HSENI (Health and Safety Executive for Northern Ireland) & HSA (Health and Safety Authority) tahun 2013 menyebutkan bahwa MSDs adalah penyebab utama kecacatan kerja di Uni Eropa.

(5)

5

Negara Republik Irlandia melaporkan bahwa pada tahun 2011, Departemen Perlindungan sosial mendapatkan laporan sebanyak 11.616 klaim kecacatan akibat kerja, 506.403 hari hilang, yang mana 31% terjadi atas kasus yang berhubungan dengan MSDs seperti gangguan pada bagian punggung, leher, tulang rusuk dan tulang belakang sehingga merugikan pekerja dan perusahaan. Menurut Pusat Data dan Sarana Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia tahun 2011, hasil survei menunjukkan bahwa 92% perusahaan yang disurvei menggunakan komputer untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Persentase penggunaan komputer pada usaha perdagangan, perhotelan dan restoran sebesar 86,14%, kelompok industri manufaktur dan jasa lainnya mencapai 93,20 % dan 97,28% (Iskandar, 2011).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 48 Tahun 2016 dalam Bab Pendahuluan, halaman 20, menyatakan bahwa masalah kesehatan karyawan di Indonesia tahun 2005 diketahui 40,5% karyawan mengalami gangguan kesehatan karena pekerjaan. 16% disebabkan oleh gangguan MSDs yang merupakan gangguan kesehatan tertinggi jika dibandingkan dengan gangguan kesehatan lainnya yaitu 8% kardiovaskuler, 6% gangguan syaraf, 3% ganggaun saluran pencernaan, 2,5% gangguan THT dan 1,3% gangguan kulit. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) terjadi peningkatan prevalensi cidera tahun 2007 sebesar 7,5% meningkat menjadi 8,2% pada tahun 2013.

Penilaian postur kerja dilakukan menggunakan metode ROSA (Rapid Office Strain Assesment) dan kesakitan akibat kerja menggunakan NBM (Nordic Body Map) serta mempertimbangkan kondisi lingkungan kerja. Penilaian ini merupakan

(6)

6

penilaian yang digunakan untuk menilai sistem kerja yang baik untuk pekerja kantor dan mengurangi faktor risiko terjadinya MSDs.

Pemilihan metode ROSA dikarenakan ROSA merupakan metode yang efektif dan reliabel untuk mengidentifikasi faktor risiko ketidaknyaman pada penggunaan komputer. Kelebihan lain dari metode ROSA adalah waktu yang diperlukan tidak lama, cara penilaian yang mudah dan jelas digunakan. Kekurangan metode ROSA adalah belum ada skor yang jelas untuk mempertimbangkan penilaian pada lingkungan kerja dan perspektif yang kadang berbeda dalam penilaian. Terdapat metode lain dalam penilaian MSDs pada penggunaan komputer, yaitu RULA (Rapid Upper Limb Assessment), OEA (Office Ergonomic Assessment) dan QEC (Quick Exposure Assessment). RULA merupakan tools yang digunakan untuk menguji interaksi pekerja dengan komputer pada lingkungan kantor. Tetapi, pengaruh langsung pada peralatan kantor (seperti kursi, telepon dan monitor) belum diidentifikasi menggunakan RULA. Selanjutnya penilaian menggunakan OEA metode yang sangat baik untuk mengukur penyesuaian stasiun kerja dan pelatihan pekerja perkantoran. Akan tetepi OEA tidak menghasilkan korelasi langsung dengan ketidaknyamanan pekerja dan tidak terdapat level tindakan atau tingkat penilaian seperti ROSA. Selanjutnya metode QEC dan alat penilaian berulang. Kelebihan dari kedua tools ini adalah sudah terdapat level tindakan yang mengarahkan pengguna untuk menghilangkan faktor risiko. Meskipun kedua tools ini tidak menunjukkan faktor risiko yang terjadi pada pekerja kantor, tools tersebut telah menunjukkan senstifitas dan reliabilitas yang baik (Sonne, 2012).

(7)

7

Sedangkan kesakitan akibat kerja dinilai dengan menggunakan kuesioner NBM untuk mengetahui bagian tubuh yang terasa sakit pada pekerja dan tingkat kesakitan yang dirasakan oleh pekerja. Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi dan daya kerja (Tarwaka dkk, 2004).

Penilaian juga mempertimbangkan aspek lingkungan kerja. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti; faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan berpengaruh terhadap

kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani atau didesain sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman (Tarwaka dkk, 2004). Pada bagian ini hanya akan dibahas tentang faktor fisik lingkungan kerja yaitu ( suhu, kelembaban, kebisingan dan pencahayaan).

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi sistem kerja pada bagian back office gudang untuk mencegah dan mengeliminasi faktor risiko penyebab terjadinya MSDs dan ketidaknyamanan pada pekerja, sehingga diharapkan dapat diperoleh solusi untuk meningkatkan kenyamanan pada pekerja dan menciptakan suasana kerja yang lebih efektif dan efisien yang mampu meningkatkan produktivitas pekerja.

(8)

8 B. Rumusan Masalah

Tingginya penggunaan komputer pada usaha perdagangan menimbulkan risiko ergonomi yang berhubungan dengan MSDs. Maka perlu diketahui bagaimana postur kerja pekerja back office gudang yang berisiko mengalami MSDs dapat ditanggulangi dengan rancangan sistem kerja yang lebih sesuai.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat bahaya postur pekerja bagian Back office gudang dengan metode ROSA.

2. Memperoleh rancangan sistem kerja yang lebih sesuai dan mendukung kenyamanan pekerja.

D. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pengambilan sampel kerja dilakukan di tiga supermarket Yogyakarta yang mewakili supermarket besar (Giant Ekspres), supermarket sedang (Pamella Enam) dan supermarket kecil (Kopma UGM).

2. Penilain postur kerja dilakukan dilakukan dengan metode ROSA. 3. Penilaian kesakitan akibat kerja dilakukan dengan metode NBM. 4. Waktu penelitian dilakukan selama Februari – Maret 2017.

(9)

9 E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Informasi dan referensi yang dapat digunakan untuk acuan, standar postur kerja yang baik untuk pekerja yang menggunakan komputer.

2. Sebagai saran perbaikan tata letak yang lebih sesuai dan nyaman untuk pekerja bagian back office.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perlu untuk diadakan penelitian dengan membahas yang telah jelas mengenai “Peningkatkan Pelayanan Asuransi Syariah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bimbingan pembelajaran Al-Qur’an pada santri autis

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai pentingnya pemilihan merek dan toko ritel maka penelitian ini mengambil tema “Evaluasi Keputusan Pembelian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka perlu dilakukan kajian tentang bagaimana efektivitas penggunaan teknik pre-cooling dan post-activity cooling

Dengan latar belakang yang telah diuraikan, pada skripsi ini akan dibahas penelitian mengenai evaluasi kebergunaan dari aplikasi Mamikos menggunakan metode usability

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang kehidupan Soedjatmoko yang mempengaruhi pemikiran-pemikirannya, kemudian dijelaskan bagaimana pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka penelitian yang akan

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan yang akan dibahas mengenai keakuratan dalam evaluasi sistem pencatatan dan pelaporan program