• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

L

L

O

O

L

L

A

A

A

A

N

N

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

(

(

R

R

K

K

L

L

)

)

D

D

A

A

N

N

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

P

P

E

E

M

M

A

A

N

N

T

T

A

A

U

U

A

A

N

N

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

(

(

R

R

P

P

L

L

)

)

R

R

E

E

K

K

L

L

A

A

M

M

A

A

S

S

I

I

P

P

A

A

N

N

T

T

A

A

I

I

K

K

A

A

P

P

U

U

K

K

N

N

A

A

G

G

A

A

I

I

N

N

D

D

A

A

H

H

(

(

P

P

u

u

l

l

a

a

u

u

2

2

A

A

,

,

2

2

B

B

d

d

a

a

n

n

1

1

)

)

D

D

i

i

K

K

a

a

w

w

a

a

s

s

a

a

n

n

P

P

a

a

n

n

t

t

a

a

i

i

U

U

t

t

a

a

r

r

a

a

J

J

a

a

k

k

a

a

r

r

t

t

a

a

K

K

e

e

l

l

u

u

r

r

a

a

h

h

a

a

n

n

K

K

a

a

p

p

u

u

k

k

M

M

u

u

a

a

r

r

a

a

d

d

a

a

n

n

K

K

a

a

m

m

a

a

l

l

M

M

u

u

a

a

r

r

a

a

,

,

K

K

e

e

c

c

a

a

m

m

a

a

t

t

a

a

n

n

P

P

e

e

n

n

j

j

a

a

r

r

i

i

n

n

g

g

a

a

n

n

,

,

K

K

o

o

t

t

a

a

A

A

d

d

m

m

i

i

n

n

i

i

s

s

t

t

r

r

a

a

s

s

i

i

J

J

a

a

k

k

a

a

r

r

t

t

a

a

U

U

t

t

a

a

r

r

a

a

P

P

T

T

.

.

K

K

A

A

P

P

U

U

K

K

N

N

A

A

G

G

A

A

I

I

N

N

D

D

A

A

H

H

J

J

l

l

.

.

P

P

a

a

n

n

t

t

a

a

i

i

I

I

n

n

d

d

a

a

h

h

B

B

a

a

r

r

a

a

t

t

,

,

P

P

a

a

n

n

t

t

a

a

i

i

I

I

n

n

d

d

a

a

h

h

K

K

a

a

p

p

u

u

k

k

J

J

a

a

k

k

a

a

r

r

t

t

a

a

U

U

t

t

a

a

r

r

a

a

2

2

0

0

1

1

2

2

(2)
(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka perencanaan dan pembangunan Kawasan Pantura, Pemerintah DKI Jakarta telah mengikat kerjasama dengan beberapa mitra usaha. Pada bulan Juli 1997, Pemda DKI Jakarta telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997 tentang Pengembangan Penyelengaraan Reklamasi Pada Areal Blok I dan IV Di Sub Kawasan Barat dengan pihak PT. Kapuk Naga Indah. Di dalam Perjanjian Kerjasama Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997, dijelaskan bahwa kerjasama Pemda DKI Jakarta dengan PT. Kapuk Naga Indah adalah mengembangkan proyek reklamasi pada areal seluas ± 870 Ha. Mengacu ke Adendum Perjanjian Kerjasama dan hasil pengukuran dan pemetaan oleh Dinas Pertanahan dan Pemetaan Provinsi DKI Jakarta (hingga kedalaman -8 m), maka luas areal kerja PT. Kapuk Naga Indah adalah ± 870 Ha terdiri dari Pulau 1 ± 275 Ha, Pulau 2A ± 310 Ha, dan Pulau 2B ± 285 Ha. Pengukuran dan pemetaan areal kerja dimaksud dalam rangka pelaksanaan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemakaian Peta Dasar Di Provinsi DKI Jakarta (Pemetaan TM30).

Tujuan dan kegunaan pembangunan di areal Kapuk Naga Indah pada dasarnya identik dengan tujuan dan penyelenggaraan Reklamasi Pantura sebagaimana dinyatakan di dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta, yakni :

1. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan Kota Jakarta sebagai kota pelayanan yang strategis dan memiliki daya saing yang tinggi dalam perkembangan kota-kota dunia,

2. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan,

3. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan yang memperhatikan pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya, dan

4. Mengurangi tekanan pertumbuhan kota ke arah Selatan.

Sedangkan pertimbangan peranserta PT. Kapuk Naga Indah dalam rangka pelaksanaan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah, antara lain :

1. Menyambut tawaran Pemerintah DKI Jakarta untuk membangun Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang berkualitas,

2. Mengembangkan sekaligus diversifikasi usaha di bidang jasa konstruksi dalam negeri,

3. Mengoptimalkan peluang pemanfaatan ruang Pantura yang relatif dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta,

(4)

5. Membangun prasarana yang handal untuk jangka panjang (infrastruktur jalan raya, rel KA Ganda dan Light Train),

6. Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, dan 7. Areal Kapuk Naga Indah menjadi salah satu Sistem Pusat Regional.

Perlu dikemukakan bahwa areal perencanaan Kapuk Naga Indah yang luasnya ± 870 Ha mencakup 3 (tiga) pulau reklamasi, yakni (Pulau 1, Pulau 2A, dan Pulau 2B). Sesuai dengan arahan yang diberikan Pemerintah DKI Jakarta dan mengingat skenario pembangunan oleh PT. Kapuk Naga Indah, penyusunan dokumen AMDAL saat ini menjelaskan secara umum rencana reklamasi dan pemanfaatan tanah hasil reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B. Kegiatan konstruksi akan didukung dengan kegiatan Implementasi RKL dan RPL, yang pada tahap berikutnya akan menjadi masukan untuk penyusunan pemutakhiran dokumen AMDAL untuk rencana kegiatan pembangunan di atas tanah hasil reklamasi. Pada saat PT. Kapuk Naga Indah akan melaksanakan reklamasi Pulau 2B, data dan informasi hasil pemantauan Implementasi RKL dan RPL akan digunakan sebagai masukan untuk pemutakhiran AMDAL Kapuk Naga Indah, demikian juga terhadap kegiatan reklamasi Pulau 1. Dengan demikian kajian AMDAL untuk wilayah kerja PT. Kapuk Naga Indah hanya 1 (satu) dokumen yang dimutakhirkan sebagaimana arahan Kantor Menteri Lingkungan Hidup tentang Revitalisasi AMDAL.

Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak dampak besar dan penting terhadap lingkungan di sekitarnya, baik berupa dampak positif maupun negatif. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya Keputusan Menteri Lingkugnan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Surat Keputusan Gubernu KDKI Jakarta Nomor 2863 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL di Provinsi DKI Jakarta, maka PT. Kapuk Naga Indah telah melakukan kajian studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah untuk mendapatkan temuan-temuan yang akan dijadikan bahan masukan bagi penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Berdasarkan hasil kajian ANDAL telah diidentifikasi adanya dampak besar dan penting yang diprakirakan akan timbul akibat Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah yang perlu dikelola dan dipantau agar kelestarian lingkungan dapat tercapai. Upaya-upaya pengelolaan terhadap dampak besar dan penting tersebut secara rinci diuraikan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ini.

Untuk memenuhi saran Tim Teknis Komisi Penilai AMDAL Provinsi DKI Jakarta pada rapat asistensi tanggal 10 Juli 2007, maka penyusunan ANDAL, RKL dan RPL Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah ini telah disempurnakan dan sekaligus mengacu ke Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

(5)

Dalam upaya memenuhi dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan yang relevan serta sebagai komitmen untuk melakukan penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkelanjutan maka usaha yang dapat dilakukan adalah : 1. Kegiatan reklamasi pantai Kapuk Naga Indah yang diduga menimbulkan dampak terhadap

lingkungan sekitar harus diikuti/diimbangi dengan usaha pengelolaan/penanganan dampak pencemaran lingkungan oleh Pengelola Kegiatan sehingga lingkungan dapat serasi dan berproduksi optimal.

2. Kepentingan ekonomi dan ekologis harus seimbang dimana kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah ini dapat mengusahakan tercapainnya kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan keserasian dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

3. Untuk melaksanakan hal tersebut diperlukan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dari unsur kegiatan dengan memperhatikan semua unsur lingkungan yang terkait sehingga dapat tercapai pembangunan berwawasan lingkungan.

Sebagai bagian dari perencanaan makro Kawasan Pantura Jakarta, maka kegiatan reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut :

1. Mendukung Pemerintah dalam mengembangkan program penyediaan dan penyiapan tanah hasil reklamasi bagi pembangunan pemukiman, komersial, jasa dan rekreasi beserta sarana dan prasarana lingkungan yang memadai.

2. Kontribusi dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan (revitalisasi) melalui penataan kembali dan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan, perbaikan kampung, dan pembangunan rumah susun yang dilaksanakan oleh instansi terkait.

3. Kontribusi dalam rangka pelestarian ekosistem mangrove Angke Kapuk.

4. Kontribusi dalam rangka peningkatan aksesibilitas antara Kawasan Pantura Jakarta dengan wilayah Kabupaten Tangerang.

5. Membantu upaya pengendalian banjir dan pemeliharaan sungai. 6. Meningkatkan fungsi pantai sebagai public domain.

1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1.3.1. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan

Tujuan disusunnya Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) ini adalah untuk :

1. Menyusun alternatif penanganan dampak negatif, merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi dampak negatif yang akan terjadi serta meningkatkan dampak positif yang akan terjadi, sehingga kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal.

(6)

2. Menetapkan langkah-langkah operasional yang terjangkau oleh kemampuan teknologi berdasarkan pertimbangan ekonomi dan institusional.

3. Sebagai umpan balik dalam rangka menyempurnakan sistem pengendalian lingkungan ke dalam maupun ke luar dari batas kegiatan/tapak proyek, sehingga tercipta mekanisme pengelolaan, termasuk batasan hak dan kewajiban serta lingkup tanggung jawab masing-masing pengelolaan.

1.3.2. Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan 1. Kegunaan Bagi Pemrakarsa

a. Sebagai dasar upaya pencegahan kerusakan lingkungan baik di dalam areal proyek maupun di luar proyek yang disebabkan oleh kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha.

b. Sebagai pedoman bagi PT. Kapuk Naga Indah sebagai Pemrakarsa Kegiatan didalam membuat keputusan-keputusan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.

c. Sebagai pedoman bagi Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) untuk melaksanakan kerjasama pengelolaan lingkungan di dalam areal proyek dan daerah sekitarnya dengan Pemda Provinsi DKI Jakarta, terutama untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif.

d. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku. 2. Kegunaan Bagi Pemerintah Daerah

a. Untuk membantu kebijaksanaan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam usaha pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam.

b. Untuk membantu Pemda Provinsi DKI Jakarta dan Penanggung jawab Kamtibmas dalam mengantisipasi berbagai dampak yang akan timbul agar lebih mudah mengadakan tindakan-tindakan preventif (pencegahan) serta pengawasan pengelolaan lingkungan.

c. Untuk membantu Pemda Provinsi DKI Jakarta di dalam pembinaan pengelolaan lingkungan.

3. Kegunaan Bagi Masyarakat

a. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha menjaga keamanan, kebersihan, kesehatan dan kelestarian lingkungan.

b. Untuk dipergunakan masyarakat sebagai kontrol sosial guna memaksimalisasi dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif.

c. Untuk menjamin kepastian hukum akan hak dan kewajiban masyarakat, baik terhadap proyek yang akan dibangun maupun dalam menjamin hubungan sumberdaya masyarakat dengan hak-hak yang dimilikinya.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka perencanaan dan pembangunan Kawasan Pantura, Pemerintah DKI Jakarta telah mengikat kerjasama dengan beberapa mitra usaha. Pada bulan Juli 1997, Pemda DKI Jakarta telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997 tentang Pengembangan Penyelengaraan Reklamasi Pada Areal Blok I dan IV Di Sub Kawasan Barat dengan pihak PT. Kapuk Naga Indah. Di dalam Perjanjian Kerjasama Nomor 162 Tahun 1997 dan Nomor 094/KNI-SP/VII/97 tanggal 28 Juli 1997, dijelaskan bahwa kerjasama Pemda DKI Jakarta dengan PT. Kapuk Naga Indah adalah mengembangkan proyek reklamasi pada areal seluas ± 870 Ha. Mengacu ke Adendum Perjanjian Kerjasama dan hasil pengukuran dan pemetaan oleh Dinas Pertanahan dan Pemetaan Provinsi DKI Jakarta (hingga kedalaman -8 m), maka luas areal kerja PT. Kapuk Naga Indah adalah ± 870 Ha terdiri dari Pulau 1 ± 275 Ha, Pulau 2A ± 310 Ha, dan Pulau 2B ± 285 Ha. Pengukuran dan pemetaan areal kerja dimaksud dalam rangka pelaksanaan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemakaian Peta Dasar Di Provinsi DKI Jakarta (Pemetaan TM30).

Tujuan dan kegunaan pembangunan di areal Kapuk Naga Indah pada dasarnya identik dengan tujuan dan penyelenggaraan Reklamasi Pantura sebagaimana dinyatakan di dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta, yakni :

1. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan Kota Jakarta sebagai kota pelayanan yang strategis dan memiliki daya saing yang tinggi dalam perkembangan kota-kota dunia,

2. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan,

3. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan yang memperhatikan pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya, dan

4. Mengurangi tekanan pertumbuhan kota ke arah Selatan.

Sedangkan pertimbangan peranserta PT. Kapuk Naga Indah dalam rangka pelaksanaan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah, antara lain :

1. Menyambut tawaran Pemerintah DKI Jakarta untuk membangun Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang berkualitas,

2. Mengembangkan sekaligus diversifikasi usaha di bidang jasa konstruksi dalam negeri,

3. Mengoptimalkan peluang pemanfaatan ruang Pantura yang relatif dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta,

(8)

5. Membangun prasarana yang handal untuk jangka panjang (infrastruktur jalan raya, rel KA Ganda dan Light Train),

6. Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, dan 7. Areal Kapuk Naga Indah menjadi salah satu Sistem Pusat Regional.

Perlu dikemukakan bahwa areal perencanaan Kapuk Naga Indah yang luasnya ± 870 Ha mencakup 3 (tiga) pulau reklamasi, yakni (Pulau 1, Pulau 2A, dan Pulau 2B). Sesuai dengan arahan yang diberikan Pemerintah DKI Jakarta dan mengingat skenario pembangunan oleh PT. Kapuk Naga Indah, penyusunan dokumen AMDAL saat ini menjelaskan secara umum rencana reklamasi dan pemanfaatan tanah hasil reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B. Kegiatan konstruksi akan didukung dengan kegiatan Implementasi RKL dan RPL, yang pada tahap berikutnya akan menjadi masukan untuk penyusunan pemutakhiran dokumen AMDAL untuk rencana kegiatan pembangunan di atas tanah hasil reklamasi. Pada saat PT. Kapuk Naga Indah akan melaksanakan reklamasi Pulau 2B, data dan informasi hasil pemantauan Implementasi RKL dan RPL akan digunakan sebagai masukan untuk pemutakhiran AMDAL Kapuk Naga Indah, demikian juga terhadap kegiatan reklamasi Pulau 1. Dengan demikian kajian AMDAL untuk wilayah kerja PT. Kapuk Naga Indah hanya 1 (satu) dokumen yang dimutakhirkan sebagaimana arahan Kantor Menteri Lingkungan Hidup tentang Revitalisasi AMDAL.

Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha tersebut diperkirakan akan menimbulkan dampak dampak besar dan penting terhadap lingkungan di sekitarnya, baik berupa dampak positif maupun negatif. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya Keputusan Menteri Lingkugnan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Surat Keputusan Gubernu KDKI Jakarta Nomor 2863 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL di Provinsi DKI Jakarta, maka PT. Kapuk Naga Indah telah melakukan kajian studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah untuk mendapatkan temuan-temuan yang akan dijadikan bahan masukan bagi penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Berdasarkan hasil kajian ANDAL telah diidentifikasi adanya dampak besar dan penting yang diprakirakan akan timbul akibat Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah yang perlu dikelola dan dipantau agar kelestarian lingkungan dapat tercapai. Upaya-upaya pengelolaan terhadap dampak besar dan penting tersebut secara rinci diuraikan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ini.

Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) telah menyusun dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. Dokumen tersebut berisi uraian upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan terhadap berbagai dampak besar dan penting yang diprakirakan akan timbul akibat rencana kegiatan reklamasi. Untuk mengetahui

(9)

sejauh mana keberhasilan pengelolaan lingkungan dan memperbaiki hal-hal yang belum optimal, diperlukan kegiatan pemantauan lingkungan secara berkala dan berkesinambungan. Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai kelanjutan dari penyusunan dokumen RKL, maka disusun Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ini sebagai alat bantu untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan.

1.2. TUJUAN DAN KEGUNAAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN 1.2.1. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan

Tujuan rencana pemantauan lingkungan dari kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas usaha pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan, termasuk keberhasilan pengelolaan dampak negatif dan pengembangan dampak positif dari kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2. Mengembangkan kemampuan dalam pendugaan perubahan lingkungan dimasa yang akan datang.

1.2.2. Kegunaan Rencana Pemantauan Lingkungan

1. Kegunaan bagi Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah) adalah:

a. Sebagai sarana untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan atau teknologi yang digunakan dalam pengelolaan/pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif yang tercantum di dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL). b. Sebagai indikator dini perihal adanya perubahan lingkungan yang tidak dikehendaki,

sehingga langkah-langkah penanggulangan dampak dapat secara efektif dilaksanakan.

c. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku.

d. Sebagai sarana untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan pada kasus-kasus penuntutan dan pembelaan diri.

e. Sebagai sarana untuk mengambil kebijakan lebih lanjut bagi kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2. Kegunaan bagi Pemerintah Daerah

a. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam menentukan langkah-langkah kebijakan yang telah dan akan diambil guna memperbaiki kualitas lingkungan/melakukan upaya pelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

b. Sebagai sarana umpan balik bagi Pemerintah Daerah dan Penanggung Jawab Kamtibmas dalam mengantisipasi dan mengevaluasi berbagai dampak kegiatan

(10)

yang telah dan akan timbul agar lebih mudah mengadakan tindakan-tindakan prefentif (pencegahan) serta pengawasan pengelolaan lingkungan.

c. Untuk membantu Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta didalam pembinaan pemantauan lingkungan.

3. Kegunaan bagi Masyarakat

a. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha membantu keamanan, kebersihan, ketertiban dan kelestarian lingkungan.

b. Untuk dipergunakan masyarakat sebagai kontrol sosial, guna memaksimalisasi dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif.

(11)

BAB II

PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengelolaan lingkungan disusun untuk menangani dampak besar dan penting yang telah diprediksi dari kajian ANDAL dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang rasional, meliputi pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusi/kelembagaan.

2.1. PENDEKATAN TEKNOLOGI

Pendekatan teknologi adalah cara-cara pengelolaan lingkungan yang berorientasi kepada teknologi pengelolaan dampak besar dan penting lingkungan dan pengendalian pencemaran. Pendekatan teknologi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu dalam rangka menanggulangi dampak pencemaran dilakukan dengan cara membatasi atau mengisolasi dampak yang akan terjadi, sedangkan dalam rangka mencegah, mengurangi dan/atau memperbaiki sumberdaya alam dapat ditempuh dengan cara penataan kembali (revitalisasi) daratan, restorasi ekosistem mangrove dan pengaturan pelaksanaan kegiatan. Beberapa pendekatan teknis yang akan diterapkan antara lain: 1. Penggunaan teknik reklamasi dengan sistem polder untuk mengurangi ceceran material urug

yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air laut;

2. Lahan reklamasi berbentuk pulau dengan kanal vertikal dan lateral ± 200 m untuk mencegah perpanjangan hidrolika sungai yang dapat mengakibatkan banjir dan perubahan pH yang dapat mengganggu kehidupan mangrove di hutan lindung Angke;

3. Pengangkutan pasir urug melalui laut untuk menghindari bangkitan lalu lintas yang sangat besar pada badan-badan jalan di sekitar lokasi proyek;

4. Membangun sea defence untuk mencegah terjadinya abrasi;

5. Pengerukan muara sungai di sekitar lokasi proyek untuk mengatasi sedimentasi dan meningkatkan kapasitas tampung badan air;

6. Restorasi melalui penanaman kembali mangrove di hutan lindung Angke untuk melestarikan bakau di hutan lindung Angke.

2.2. PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI

Pendekatan ini dilakukan dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial ekonomi dan bantuan peran Pemerintah, misalnya melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pembebasan bagan budi daya kerang hijau dengan cara musyawarah, penggantian biaya ganti rugi yang memadai, penyerapan tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat setempat sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki, bantuan fasilitas umum dan fasilitas sosial kepada masyarakat serta

(12)

bantuan sosial kemasyarakatan lainnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Pemrakarsa, pelaksanaan program Corporate Social Responsibility/CSR (PT. Kapuk Naga Indah).

2.3. PENDEKATAN INSTITUSI/KELEMBAGAAN

Pendekatan institusi adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup. Pendekatan ini mencakup pengelolaan lingkungan melalui koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam pengawasan dampak lingkungan dan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengendalian dampak lingkungan. Koordinasi tersebut adalah dalam hal:

1. Peraturan Pengelolaan Lingkungan. 2. Mekanisme Pengelolaan Lingkungan.

3. Koordinasi antar instansi/Pihak Pengelola Lingkungan.

Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Instansi yang berwenang dalam pengawasan dan instansi yang terkait dalam koordinasi pengelolaan lingkungan, antara lain:

1. BPLHD Provinsi DKI Jakarta

2. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta

3. Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta

4. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

5. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta

6. Walikota Administrasi Jakarta Utara

7. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Administrasi Jakarta Utara

8. Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara

9. Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara

10. Polsek Penjaringan

11. Kecamatan Penjaringan

(13)

BAB II

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

2.1. TAHAP PRA-KONSTRUKSI

2.1.1. Perubahan Persepsi Masyarakat 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

b. Indikator : Persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

2. Sumber Dampak

Kegiatan penetapan lokasi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B).

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terhadap penetapan lokasi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keberhasilan sosialisasi proyek dan tanggapan masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terhadap rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Wawancara dengan masyarakat sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) menggunakan kuesioner secara purposive sampling. Data yang diperoleh akan ditabulasi dan disajikan dalam bentuk persentase responden yang setuju dan tidak setuju dengan rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Permukiman penduduk di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap pra-konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

(14)

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: BPLHD Kota Administrasi Jakarta Utara, Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara. c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta,

Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, tiga bulan sekali selama tahap pra-konstruksi proyek.

2.2. TAHAP KONSTRUKSI

2.2.1. Gangguan Aktivitas Nelayan 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Gangguan terhadap aktivitas nelayan di sekitar lokasi proyek.

b. Indikator: Terganggunya aktivitas nelayan di sekitar lokasi proyek. 2. Sumber Dampak

Pengangkutan batu (± 2.412.838 m3) dan pasir urug (± 58.770.652 m3) Pulau 1, 2A

dan 2B melalui laut, pekerjaan reklamasi areal Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan jembatan penghubung daratan dengan pulau 2A dan pengerukan muara sungai Cengkareng Drain dan Muara sungai Tanjung. 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Aktivitas nelayan di sekitar lokasi proyek selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B) berlangsung.

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan gangguan terhadap aktivitas nelayan akibat kegiatan proyek.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan langsung di lapangan mengenai aktivitas nelayan di sekitar lokasi proyek. Data yang ada dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di perairan sekitar lokasi reklamasi pulau 1, 2A dan 2B.

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setiap hari selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

(15)

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana dan PT. Kapuk Naga Indah.

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, Kantor Kelurahan Kapuk Muara dan Kelurahan Kamal Muara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Admistrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.2.2. Perubahan Pola Arus

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Pola arus perairan laut di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

b. Indikator : Perubahan pola arus perairan laut di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

2. Sumber Dampak

Kegiatan pengurugan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Pola arus di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui perubahan pola yang terjadi di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengukuran langsung di lapangan dengan alat pengukur arus (Current meter). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan data rona lingkungan awal.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di perairan laut sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Sebulan sekali selama tahap konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). 6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

(16)

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.2.3. Peningkatan Kebisingan

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kebisingan di sekitar lokasi proyek. b. Indikator: Intensitas kebisingan sesuai SK. Gub. No. 551 Tahun 2001 tentang

Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

2. Sumber Dampak

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) dan pembangunan tanggul/breakwater (Pulau 1, 2A dan 2B). 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Intensitas Kebisingan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kebisingan. 5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengukuran langsung di lapangan dengan sound level meter. Data yang ada dibandingkan dengan SK. Gub. No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Propinsi DKI Jakarta.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

(17)

2.2.4. Peningkatan Volume Sampah Padat 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Sampah padat di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

b. Indikator: Kebersihan lingkungan/tidak tercecernya sampah padat di sekitar lokasi proyek.

2. Sumber Dampak

Kegiatan aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 500-1.000 orang. 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Kebersihan lingkungan di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan sampah padat pada tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setiap hari selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku nas Kebersihan dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.2.5. Gangguan Transportasi Laut 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kelancaran lalu lintas (transportasi laut) di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

(18)

b. Indikator: Tidak terjadi gangguan lalu lintas laut di sekitar perairan lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

2. Sumber Dampak

Mobilisasi alat dan bahan konstruksi, pengangkutan pasir urug (± 58.770.652 m3)

Pulau 1, 2A dan 2B melalui laut dan pekerjaan reklamasi areal Pulau 1, 2A dan 2B serta pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Kelancaran lalu lintas (transportasi laut) di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan lalu lintas (transportasi laut) di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B) berjalan dengan baik.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan. Data yang ada dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di perairan laut di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setiap hari selama tahap konstruksi proyek.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor/suplier penyedia pasir urug dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemanatauan Lingkungan Hidup: Dirjen Perhubungan Laut dan Suku Dinas Perhubungan Laut Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Admistrasi Jakarta Utara dan Ditjen Perhubungan Laut, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi proyek.

2.2.6. Gangguan Transportasi Darat 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kelancaran lalu lintas (transportasi darat) di sekitar lokasi proyek.

b. Indikator : Tidak terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi proyek (Kawasan PIK). 2. Sumber Dampak

Kegiatan mobilisasi alat/bahan konstruksi/tanah urug (± 551.058,9 m3) Pulau 1, 2A dan

(19)

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Kelancaran lalu lintas badan jalan di sekitar lokasi proyek (Jl. Kamal Muara, Jl. Kapuk Raya dan jalan lingkungan Kawasan PIK).

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan lalu lintas (transportasi darat) di sekitar lokasi proyek berjalan dengan baik.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan lapangan. Data yang ada dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Pada badan jalan di sekitar lokasi proyek (Jl. Kamal Muara, Jl. Kapuk Raya dan jalan lingkungan Kawasan PIK).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setiap hari selama tahap konstruksi proyek.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor/suplier penyedia tanah urug dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kel. Kapuk Muara dan Kamal Muara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi proyek.

2.2.7. Abrasi dan Sedimentasi

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Abrasi dan sedimentasi.

b. Indikator: Luas lahan pantai Pulau 1, 2A dan 2B yang terkena abrasi dan sedimentasi.

2. Sumber Dampak

Kegiatan pekerjaan Reklamasi Pulau 1, 2A, 2B seluas ± 870 Ha dan pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

(20)

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan upaya pencegahan abrasi dan sedimentasi pantai yang dilakukan di lokasi kegiatan (Pulau 1, 2A dan 2B).

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pemantauan dilakukan dengan metode Aritmatik yaitu dengan menghitung kecepatan abrasi dan sedimentasi dari patok

(beach mark) yang dibuat dekat garis pantai yang terkena abrasi/sedimentasi. Data

yang peroleh dibandingkan dengan data rona awal sebelumnya.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di lokasi proyek dan pantai sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Sebulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi reklamasi.

2.2.8. Gangguan Kamtibmas

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kamtibmas di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

b. Indikator : Angka kriminalitas dan gangguan kamtibmas di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

2. Sumber Dampak

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi/tanah urug (± 551.058,9 m3),

pengurugan Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B, dan aktivitas buruh konstruksi sebanyak ± 1.000 orang.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Kondisi kamtibmas (angka kriminalitas) di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

(21)

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kamtibmas pada tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengamatan dan pencatatan di lapangan, mengkaji data yang tersedia di bagian keamanan. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di dalam dan di lokasi proyek (di bedeng pekerja).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi proyek.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, Polsek Penjaringan, Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi proyek.

2.2.9. Penurunan Kualitas Udara 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kualitas udara ambient (debu, SO2,

NO2, CO, HC) di sekitar lokasi proyek.

b. Indikator: Kadar debu, SO2, NO2, CO, HC sesuai SK. Gub. No. 551 Tahun 2001

tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

2. Sumber Dampak

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) dan pembangunan tanggul/breakwater (Pulau 1, 2A dan 2B). 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Kadar debu, SO2, NO2, CO, HC di sekitar lokasi proyek.

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

(22)

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengambilan contoh air debu dengan kertas saring dan pengambilan contoh udara dengan gas sampler untuk dianalisis sesuai SNI. Data yang ada dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambient sesuai SK. Gub. No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Propinsi DKI Jakarta.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B).

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. 2.2.10. Penurunan Kualitas Air Laut

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kualitas air laut (kekeruhan) perairan laut di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

b. Indikator: Kadar kekeruhan dan TSS air laut sesuai dengan KepMen LH No. Kep-51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Kualitas Air Laut (Peruntukan Biota Laut).

2. Sumber Dampak

Kegiatan pembangunan tanggul/sea defence pulau 1, 2A dan 2B, transportasi bahan-bahan reklamasi (pasir laut dan batu), serta pengisian bahan-bahan-bahan-bahan ke polder yang telah terbangun dan aktivitas buruh konstruksi sebanyak ± 1.000 orang.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Kadar Kekeruhan dan TSS air laut di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kualitas air laut (kekeruhan) dan TSS. 5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengambilan contoh air laut dengan jerigen putih volume 2 liter untuk dianalisis di laboratorium sesuai SNI. Data yang diperoleh

(23)

dibandingkan dengan baku mutu sesuai KepMen LH No. Kep-51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Kualitas Air Laut (Peruntukan Biota Laut).

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Perairan laut di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.2.11. Perubahan Persepsi Masyarakat 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Persepsi masyarakat.

b. Indikator : Persepsi masyarakat sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terhadap kegiatan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2. Sumber Dampak

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan konstruksi/tanah urug (± 551.058,9 m3),

pengurugan/reklamasi areal Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B, dan aktivitas buruh konstruksi sebanyak ± 1.000 orang.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terhadap kegiatan konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Wawancara dengan masyarakat sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) secara purposive sampling menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis berdasarkan

(24)

presentase responden yang mempunyai persepsi positif dan negatif terhadap pekaksanaan kegiatan konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di pemukiman penduduk sekitar lokasi proyek ( (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi proyek.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dan Kecamatan Penjaringan.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi proyek.

2.2.12. Gangguan Mangrove

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Mangrove di Hutan Lindung Angke sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

b. Indikator: Keanekaragaman jenis dan pertumbuhan mangrove di Hutan Lindung Angke.

2. Sumber Dampak

Kegiatan restorasi mangrove dan penanaman vegetasi serta reklamasi areal Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B dan aktivitas buruh konstruksi sebanyak ± 500-1.000 orang.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Keanekaragaman jenis dan pertumbuhan mangrove di hutan lindung Angke. 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangrove di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pencatatan dan pengamatan langsung tentang jumlah jenis dan jumlah individu mangrove pada lahan yang berbatasan langsung dengan lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). Data yang diperoleh dianalisis

(25)

berdasarkan indeks keanekaragaman jenis Shannon Wiener, indeks kesamarataan dan indeks nilai penting/dominasi.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di lokasi proyek dan perairan sekitarnya (hutan lindung dan suaka margasatwa Angke).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan dan Pertanian, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan dan Pertanian, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.2.13. Terbukanya Kesempatan Kerja 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Kesempatan kerja di dalam dan sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

b. Indikator: Jumlah tenaga kerja sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dan sekitarnya/Kecamatan Penjaringan) yang bekerja pada tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2. Sumber Dampak

Kegiatan rekrutmen tenaga kerja konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B) sebanyak ± 500-1.000 orang.

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Jumlah/banyaknya tenaga kerja konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah yang berasal dari masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara dan sekitarnya/Kecamatan Penjaringan).

4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja lokal pada tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

(26)

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Mengkaji data yang ada di bagian personalia proyek. Data yang ada dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Di dalam lokasi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Suku Dinas Tenaga Kerja Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku Dinas Tenaga Kerja Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI 2.3.1. Perubahan Pola Arus

1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Pola Arus.

b. Indikator: Pola arus di perairan laut sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 2. Sumber Dampak

Tanggul Pulau 1, 2A dan 2B hasil reklamasi. 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Pola arus di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui perubahan pola arus di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). 5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pengukuran langsung di lapangan dengan alat pengukur arus (Current meter). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan data rona lingkungan awal.

(27)

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Perairan laut dan pantai di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setahun sekali selama tahap pasca konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, enam bulan sekali selama tahap pasca konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.3.2. Perubahan Abrasi dan Sedimentasi 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Abrasi dan Sedimentasi.

b. Indikator: Luas lahan pantai Pulau 1, 2A dan 2B yang terkena abrasi dan sedimentasi.

2. Sumber Dampak

Keberadaan Lahan Reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B. 3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Luas lahan pantai Pulau 1, 2A dan 2B yang terkena abrasi dan sedimentasi. 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan upaya pencegahan abrasi dan sedimentasi pantai yang dilakukan di lokasi kegiatan (Pulau 1, 2A dan 2B).

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Pemantauan di lakukan dengan metode Aritmatik yaitu dengan menghitung kecepatan abrasi dan sedimentasi dari patok

(bench mark) yang dibuat dekat garis pantai yang terkena abrasi/sedimentasi. Data

yang peroleh dibandingkan dengan data rona awal sebelumnya.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Perairan pantai sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setahun sekali selama tahap pasca konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

(28)

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, enam bulan sekali selama tahap pasca konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

2.3.3. Perubahan Persepsi Masyarakat 1. Dampak Penting Yang Dipantau

a. Komponen lingkungan hidup yang dipantau: Persepsi masyarakat.

b. Indikator: Persepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan lahan hasil reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B.

2. Sumber Dampak

Keberadaan lahan hasil Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B).

3. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau

Persepsi masyarakat terhadap keberadaan lahan hasil reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B. 4. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup

Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan lahan hasil reklamasi Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Metode pengumpulan dan analisis data: Wawancara langsung di lapangan dengan masyarakat sekitar secara purposive sampling mengenai persepsi masyarakat terhadap keberadaan lahan hasil reklamasi Pulau 1, 2A dan 2B. Data yang peroleh dianalisis secara deskriptif.

b. Lokasi Pemantauan: Pemukiman sekitar lokasi kegiatan (Kelurahan Kapuk Muara dan Kelurahan Kamal Muara).

c. Jangka Waktu/frekuensi Pemantauan Lingkungan Hidup: Setahun sekali selama tahap pasca konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah).

(29)

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup: Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, Kantor Kelurahan Kapuk Muara dan Kelurahan Kamal Muara.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, enam bulan sekali selama tahap pasca konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.

Matriks Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dapat dilihat pada Tabel 2.1, sedangkan Lokasi Pemantauan Lingkungan dapat dilihat pada Gambar II.1, II.2, dan II.3.

(30)

Tabel 2.1. Matriks Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah Dampak Penting Yang Dipantau Sumber

Dampak Yang Dipantau Parameter Pemantauan Tujuan Lingkungan

Metode Pemantauan Institusi Pemantauan Lingkungan Komponen

Lingkungan Indikator Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Jangka Waktu/ Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan 1. TAHAP PRA-KONSTRUKSI a. Perubahan Persepsi Masyarakat Persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara). Kegiatan penetapan lokasi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B). Persepsi masyarakat di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terhadap penetapan lokasi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). Untuk mengetahui keberhasilan sosialisasi proyek dan tanggapan masyarakat sekitar (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) terhadap rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. Wawancara dengan masyarakat sekitar proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara) menggunakan kuesioner secara purposive sampling. Data yang diperoleh akan ditabulasi dan disajikan dalam bentuk persentase responden yang setuju dan tidak setuju dengan rencana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. Permukiman penduduk di sekitar lokasi proyek (Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara).

Tiga bulan sekali selama tahap pra-konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah). BPLHD Kota Administrasi Jakarta Utara, Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara. Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, tiga bulan sekali selama tahap pra-konstruksi proyek. 2.TAHAP KONSTRUKSI a. Gangguan Aktivitas Nelayan Terganggunya aktivitas nelayan di sekitar lokasi proyek. Pengangkutan batu (± 2.412.838 m3)

dan pasir urug (± 58.770.652 m3) Pulau 1, 2A dan 2B melalui laut, pekerjaan reklamasi areal Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan breakwater Pulau 1, 2A dan 2B, pembangunan jembatan penghubung daratan dengan pulau 2A dan pengerukan muara sungai Cengkareng Drain dan Muara sungai Tanjung. Aktivitas nelayan di sekitar lokasi proyek selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, Pulau 2A dan Pulau 2B) berlangsung. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan gangguan terhadap aktivitas nelayan akibat kegiatan proyek. Pengamatan langsung di lapangan mengenai morfologi pantai Pulau 1, 2A dan 2B. Data yang ada dianalisis secara deskriptif. Di perairan sekitar lokasi reklamasi pulau 1, 2A dan 2B. Setiap hari selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). Kontraktor Pelaksana dan PT. Kapuk Naga Indah. KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, Kantor Kelurahan Kapuk Muara dan Kelurahan Kamal Muara. Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, KLH Kota Admistrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah.. b. Perubahan

(31)

Dampak Penting Yang Dipantau Sumber

Dampak Yang Dipantau Parameter Pemantauan Tujuan Lingkungan

Metode Pemantauan Institusi Pemantauan Lingkungan Komponen

Lingkungan Indikator Pengumpulan dan Analisis Data Lokasi Jangka Waktu/ Frekuensi Pelaksana Pengawas Pelaporan perairan laut di

sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). perubahan pola arus di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

pengukur arus (Current meter). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan data rona lingkungan awal. lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). konstruksi proyek Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah). Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara. Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. c. Peningkatan

Kebisingan Intensitas kebisingan sesuai SK. Gub. No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan, Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah seluas ± 870 Ha (Pulau 1, 2A dan 2B) dan pembangunan tanggul/breakwater (Pulau 1, 2A dan 2B). Intensitas Kebisingan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan kebisingan. Pengukuran langsung di lapangan dengan sound level meter. Data yang ada dibandingkan dengan SK. Gub. No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan Dalam Wilayah Propinsi DKI Jakarta.

Di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B).

Tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah). Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara. Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. d. Peningkatan Volume Sampah Padat Kebersihan lingkungan/tida k tercecernya sampah padat di sekitar lokasi proyek. Kegiatan aktivitas buruh konstruksi proyek sebanyak ± 1.000 orang. Kebersihan lingkungan di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan sampah padat pada tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah (Pulau 1, 2A dan 2B). Pengamatan lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Di dalam dan di sekitar lokasi proyek (Pulau 1, 2A dan 2B). Setiap hari selama tahap konstruksi Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah. Kontraktor Pelaksana Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah dan Pemrakarsa Kegiatan (PT. Kapuk Naga Indah). Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara. K Ke BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku nas Kebersihan dan KLH Kota Administrasi Jakarta Utara, tiga bulan sekali selama tahap

Gambar

Tabel 2.1. Matriks Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah
Gambar II.1.
Gambar II.2.
Gambar II.3.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bapak dan Ibu Dosen serta para staff STIESIA yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada saya selama menjalankan studi sehingga dapat dipergunakan sebagai

Gambar 4.6 Profil Distribusi Mahasiswa Kerjasama Laki-laki dan Perempuan asal Kabupaten Siak Tahun Akademik 2016/2017 Berdasarkan Status Identitas

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

Digunakan untuk mencatat Aset Lain-­lain yang berasal dari Piutang Jangka Panjang sesuai dengan SAP yang tidak termasuk jenis-­jenis Aset Lainnya

Mulai tahun 2013, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Cadangan Penjaminan Dalam Rangka

Memanfaatkan secara optimal Ekuitas Merek (Brand Equity) yang dipergunakan oleh Divisi Farmasi maupun Divisi Produk Konsumen & Kosmetika Tempo Scan

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini,

2415.003.002.7.1 Pengembangan Pemasangan pipa di kecamatan sultan daulat dia. 75 mm dan penanggalan) pipa dia.. 75 mm dan penanggalan) pipa dia.. Visi : “Subulussalam