1
Etih Sudarnika
Laboratorium Epidemiologi Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB
ANALISIS DATA
STUDI KOHORT
Bahan Kuliah
Mata Ajaran Perancangan Kajian Epidemiologik PS KMV SPs IPB
Analisis Sederhana (Bivariate)
Ukuran Asosiasi
a b c d E NE n1 ND D n0 a t1 c t0 E NE Animal-time at risk Number of cases1. Risk ratio (Relative Risk)
Disebut juga Cumulative Incidence Ratio (CIR) atau Incidence Risk Ratio
2. Incidence Density Ratio (IR)/ Incidence Rate Ratio
RR = CIR = CI1/CI0 = (a/n1) (c/n0) IR = I1/I0 = (a/t1) (c/t0)
4
Cumulative Incidence (CI)
(Incidence Proportion)
Number of NEW cases of disease during a period Population at the beginning of the period
5
Cumulative Incidence (CI)
(Incidence Proportion)
Number of NEW cases of disease during a period Population at the beginning of the period
Ex: Bilharziosis in Guadeloupe in 1979:
Population 350,000
New cases 1,250
Cumulative incidence = 0.0036 per year = 0.36 % per year
= 3.6 new cases / 1000 during a year
6 x x x x x x x x disease onset Month 1 Month12
Cumulative Incidence
Population = 12 Diseased = 77 x x x x x x x x disease onset Month 1 Month12
Cumulative Incidence
CI = 7/12 = 0.58 per year = 58% per year8 x x x x x x x x disease onset Month 1 Month12
Cumulative Incidence
CI = 7/12 = 0.58 per year = 58% per yearCI assumes that the entire population at risk is followed up for the same time period
9
Incidence rate
Number of NEW cases of disease Total person - time of observation
Incidence rate
Number of NEW cases of disease Total animal - time of observation
Rate
Denominator:
- is a measure of time
- the sum of each individual’s time at risk and free from disease
A B C D E 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 Time at risk
x
x
6.0 6.0 10.0 8.5 5.0Total years at risk 35.5
-- time followed x disease onset
12 A B C D E 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 Time at risk
x
x
6.0 6.0 10.0 8.5 5.0Total years at risk 35.5
-- time followed x disease onset
Incidence rate (IR)
(Incidence density)
IR = 2 cases/ 35.5 animal years
= 0.056 cases / animal years
= 5.6 cases / 100 animal years
= 56 cases / 1000 animal years
• Seorang peneliti tertarik untuk menentukan frekuensi
infeksi intramammary (IMI) baru oleh Staph. aureus pada
sapi perah. Untuk itu ia mengidentifikasi lima ekor sapi
perah di dalam suatu peternakan dan diikuti selama satu
periode laktasi (10 bulan). Sampel yang diambil adalah
pada bulan ke-0 (calving), 2, 4, 6, 8 dan 10 (kering
kandang). Hasilnya disajikan dalam tabel di bawah ini.
Seekor sapi dianggap menderita infeksi intramammary
(IMI) baru jika hasil pemeriksaan negatif pada sampel
sebelumnya.
Waktu sampling Total bulan berisiko Sapi 0 2 4 6 8 10 Hanya kasus pertama Semua kasus A 0 X 0 0 X X 2 6 B 0 0 0 - - - 4 4 C X 0 0 X X X 0 4 D 0 0 0 0 0 0 10 10 E 0 0 X 0 X X 4 6 Keterangan: X = Biakan positif
= Biakan positif yang menunjukkan IMI baru 0 = Biakan negatif
- = Sapi dikeluarkan dari peternakan PAR = Population at risk
• Insidensi kumulatif dari IMI pada dua bulan
pertama periode laktasi
– PAR = 4 ekor
– IMI baru = 1 ekor
– Insidensi kumulatif pada dua bulan pertama periode
laktasi = ¼ = 25%
• Insidensi kumulatif dari IMI selama periode laktasi
– PAR = 4 – ½(1 withdrawal) = 3.5 ekor
– New IMI = 2 ekor
– Insidensi kumulatif selama periode laktasi = 2/3.5 =
57%
• Incidence rate dari IMI jika mempertimbangkan
hanya kasus pertama
– PAR = 20 ekor – bulan
– New IMI = 2 kasus
– I = 2/20 = 0.1 kasus/ekor-bulan
• Incidence rate dari IMI jika mempertimbangkan
semua kasus baru
– PAR = 30 ekor-bulan
– New IMI = 5 kasus
– I = 5/30 = 0.17 kasus/ekor-bulan
= 1.7 kasus/ekor-periode laktasi
Interpretasi:
RR = 1 tidak ada efek/asosiasi RR < 1 efek menurunkan risiko
(protective effect)
RR > 1 efek meningkatkan risiko
Selang Kepercayaan untuk RR
Perhitungan estimasi interval perhatikan kembali 2 macam tabel lay-out analisis dari fixed-cohort dan dynamic cohort:
a b c d E NE n1 ND D n0 m1 m0 n a t1 c t0 E NE Animal-time at risk Number of cases
Rumus umum untuk estimasi interval (confidence limit/interval):
Z
1-/2
V
Keterangan:
= estimasi titik (misal RR)
= probabilitas kesalahan tipe I ( menolak H0 yang benar) (1-) = tingkat keyakinan (confidence level)
Z 1-/2 = deviasi normal standar sesuai dengan tingkat
V = estimasi varians dari
Karena distribusi estimasi rasio (misal RR) tidak normal
(dikarenakan skala yang asimetris; nilai 1,0 jauh lebih dekat ke 0,0 dibanding ke ) maka perlu transformasi ke natural log (In) dari RR tersebut dan kemudian mengkonversi kembali ke skala aslinya dengan anti log (exp)
Dengan demikian, rumus dari (1-)% confidence limit/ interval adalah sbb:
Exp [ In (
)
Z
1-/2
V
Untuk fixed cohort:
= RR = CI
1/CI
0= (a/n
1) / (c/n
0)
V = V [In (RR)] = (1/a) + (1/c) – (1/n
1) – (1/n
0)
Untuk dynamic cohort:
= IR = I
1/I
0= (a/t
1) / (c/t
0)
Interpretasi:
CIR = 1.8; 95% CL (1.2 – 2.7); artinya:
1. Kita dapat memperkirakan bahwa interval ini akan
mencakup RR yang sesungguhnya sebanyak 95% kali (“95% of the time”), jika studi tersebut diulang berkali-kali 2. Kita 95% yakin bahwa interval ini (yaitu interval antara 1.2 –
2.7) akan mencakup nilai RR yang sesungguhnya di populasi sumber
3. Tes/ Uji Statistik
Untuk melakukan uji statistik perhatikan kembali 2 macam tabel lay-out analisis dari fixed cohort dan dynamic cohort.
Untuk menguji nilai hipotesis secara statistik bahwa parameter (misal RR atau IR) di populasi sumber adalah sebesar nilai
tertentu (misal RR = 1.8), maka kita dapat menghitung nilai statistik (misal chi kuadrat atau chi) dan menentukan nilai p
Pengertian nilai p adalah:
Probabilitas menemukan nilai uji statistik yang diamati atau bahkan lebih ekstrim lagi (misal RR = 1.8 atau > 1.8) jika H0-nya betul (artiH0-nya tidak ada hubungan)
Probabilitas menemukan nilai statistik yang diamati atau
bahkan lebih ekstrim lagi (misal RR = 1.8 atau > 1.8) semata-mata karena chance (kebetulan)
Tes statistik yang dapat dipakai dalam analisis sederhana ini adalah tes Chi Mantel-Hanzel (M-H)
Untuk fixed cohort:
= RR = CI
1/CI
0= (a/n
1) / (c/n
0)
MH = (a-0) / V0
0 = m1n1/n
Untuk dynamic cohort:
= IR = I
1/I
0= (a/t
1) / (c/t
0)
MH = (a-0) / V0
0 = m1t1/t
Hubungan antara RR, IR dan OR
0 1
Hubungan antara RR, IR dan OR
• RR dan OR
– Nilainya akan hampir sama jika incidence risk rendah (<
5%)
• RR dan IR
– Nilainya akan hampir sama jika pajanan memiliki
dampak yang dapat diabaikan terhadap total waktu
yang berisiko di dalam populasi studi. Hal ini terjadi jika
penyakit jarang terjadi atau nilai IR mendekati 1
Hubungan antara RR, IR dan OR
• OR dan IR
– OR merupakan penduga yang baik untuk IR jika
penyakit jarang terjadi
Ukuran Dampak Potensial
Untuk mengukur dampak potensial dipakai konsep perbedaan selisish risiko untuk menjelaskan kelebihan resiko (excess risk) dari suatu penyakit yang dikaitkan dengan faktor risiko tertentu
Jenis ukuran dampak untuk faktor risiko adalah: AR (attributable risk)
PAR (population attributable risk) AF (attributable fraction)
AFp(population attributable fraction)
Jenis ukuran dampak untuk faktor protektif/preventif adalah: Prevented fraction (untuk populasi terpajan)
1. Attributable Risk
Dapat memberikan informasi tentang:
• Risiko penyakit tertentu di kelompok populasi terpajan yang dapat dinisbatkan (attributable) pada suatu pajanan
• Jumlah kasus penyakit tertentu di kelompok populasi terpajan yang dapat dihilangkan jika pajanannya dieliminir
Rumus:
AR = I1 – I0
2. Population Attributable Risk
Dapat memberikan informasi tentang:
• Risiko terkena suatu penyakit pada seluruh populasi studi (terpajan maupun tidak) yang dinisbatkan (attributable) pada suatu pajanan
• Jumlah kasus penyakit tertentu di seluruh populasi (terpajan maupun tidak) yang dapat dihilangkan jika pajanannya dieliminir dari populasi tersebut
• Ukuran ini dapat menjadi indikator faktor risiko mana yang paling relevan dengan (memberikan dampak) masalah kesehatan pada masyarakat
Rumus:
PAR = It – I0
3. Attributable Fraction
Dapat memberikan informasi tentang:
Proporsi risiko terjadinya penyakit di kalangan populasi terpajan yang dinisbatkan pada suatu pajanan
Proporsi risiko terjadinya penyakit di kalangan populasi terpajan yang dapat dicegah dengan mengeliminasi
pajanannya
= AR / I1 x 100
= (I1 – I0) / I1 x 100 = (RR – 1) / RR x 100 Rumus AF
Catatan:
P = proporsi pajanan pada populasi (proporsi populasi yang terpajan) = n1 / n
4. Population Attributable Fraction
• Proporsi risiko terjadinya penyakit di seluruh populasi stui yang dinisbatkan pada suatu pajanan
• Proporsi risiko terjadinya penyakit di seluruh populasi studi yang dapat dicegah dengan mengeliminasi pajanannya
= PAR / It x 100 = (It – I0) / It x 100
= P(E+)(RR – 1) / [P(E+)(RR-1) + 1] Rumus AFp
5. Prevented Fraction (untuk populasi terpajan)
• Proporsi dari kasus baru potensial pada kelompok terpajan yang dapat muncul/ terjadi jika pajanan tidak ada
• Proporsi dari kasus baru potensial pada kelompok terpajan yang tercegah oleh pajanan
Ukuran ini apabila dipakai pada studi intervensi (misal vaccin trial) sering disebut juga ukuran “efficacy”
= (I0 – I1) / I0 = 1 - RR
Rumus PFE
6. Population Prevented Fraction (untuk total populasi)
• Proporsi dari kasus baru potensial pada seluruh populasi yang dapat muncul/ terjadi jika pajanan tidak ada
• Proporsi dari kasus baru potensial pada seluruh populasi yang tercegah oleh pajanan
= (I0 – I1) / I0
= P(E+)(1 – RR) = P(E+) x PFE Rumus PF
Catatan:
P = proporsi pajanan pada populasi (proporsi populasi yang terpajan) = n1 / n
Berbagai macam ukuran asosiasi
untuk berbagai macam studi
Cross-sectional Cohort Case-control
RR X X IR X OR X X X AR X X AFe X X X PAR X X AFp X X X
Analisis Kesintasan
(Survival Analysis)
Survival Rate
Hazard Rate
Life Table
Kurva Kaplan – Meier
Analisis Multivariate/ multivariabel
• Regresi Logistik Multiple
• Model Cox Proportion Hazard
• Model Extended Cox, dll
42
Chaerul Basri
Laboratorium Epidemiologi Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB
ANALISIS DATA STUDI KOHORT
Bahan Kuliah Mata Ajaran Perancangan Studi Epidemiologik PS KMV SPs IPB