• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dihubungkan dengan jalur komunikasi. Interprocessor distance Processor located in same Example

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dihubungkan dengan jalur komunikasi. Interprocessor distance Processor located in same Example"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan

Menurut Tanenbaum (2003, p2), jaringan adalah kumpulan dari peralatan yang dihubungkan dengan jalur komunikasi.

2.1.1 Jaringan Berdasarkan Ukuran

Menurut Tanenbaum (2003, p16), jaringan berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tabel jaringan berdasarkan ukuran Interprocessor distance Processor located in same Example

1 m Square meter Personal Area Network

10 m Room

Local Area Network

100 m Building 1 km Campus 10 km City Metropolitan Area Network 100 km Country

Wide Area Network

1000 km Continent

(2)

2.1.1.1 Personal Area Network

Sebuah Personal Area Network, atau PAN, merupakan jaringan yang diperuntukkan untuk satu orang. Contohnya, jaringan wireless menghubungkan sebuah komputer dengan mouse, keyboard, dan printer disebut Personal Area Network. Sebuah PDA yang mengatur alat bantu dengar juga termasuk kategori ini.

2.1.1.2 Local Area Network

Local Area Network, umumnya disebut LAN, adalah jaringan pribadi di dalam satu bangunan atau kampus yang berukuran hingga beberapa kilometer.

2.1.1.3 Metropolitan Area Network

Sebuah Metropolitan Area Network, atau MAN, menjangkau sebuah kota. Contoh yang paling dikenal dari sebuah MAN adalah jaringan televisi kabel yang tersedia dalam banyak kota.

2.1.1.4 Wide Area Network

Sebuah Wide Area Network, atau WAN, menjangkau sebuah area geografi yang besar, seperti negara atau pulau.

2.1.1.5 Internet

Koneksi dari dua atau lebih jaringan disebut sebuah internetwork, atau internet.

(3)

2.1.2 Tipe Koneksi Jaringan

Menurut Forouzan (2003, p8), tipe koneksi jaringan bisa dibagi menjadi 2 kategori yaitu point to point dan multipoint.

2.1.2.1 Point to Point

Sebuah koneksi point to point menyediakan sebuah jalur dedicated antara dua peralatan. Seluruh kapasitas dari jalur ditujukan untuk transmisi antara 2 peralatan.

2.1.2.2 Multipoint

Sebuah koneksi multipoint (disebut juga multidrop) adalah koneksi dimana lebih dari dua peralatan berbagi di satu jalur.

2.1.3 Media Transmisi Jaringan

Menurut Forouzan (2003, p173), untuk tujuan telekomunikasi, media transmisi jaringan bisa dibagi menjadi 2 kategori yaitu guided dan unguided. Media guided termasuk kabel twisted-pair, kabel koaksial, dan kabel fiber optic. Media unguided biasanya udara.

2.1.3.1 Media Guided

Media guided, menyediakan hubungan dari satu peralatan ke peralatan lain, termasuk kabel twisted-pair, kabel koaksial, dan kabel fiber optic.

(4)

1. Kabel Twisted-Pair

Kabel twisted-pair terdiri dari 2 konduktor (biasanya tembaga), yang masing – masing memiliki plastik sebagai isolasi, dikepang bersamaan.

1.a. Unshielded Twisted-Pair (UTP)

Umumnya kabel twisted-pair yang digunakan dalam komunikasi dikenal sebagai unshielded twisted-pair.

1.b. Shielded Twisted-Pair (STP)

IBM memproduksi sebuah versi kabel twisted-pair untuk digunakan yang disebut shielded twisted-pair. Kabel shielded twisted-pair memiliki sebuah lembaran logam atau jala yang menutupi konduktor yang terisolasi.

2. Kabel Koaksial

Kabel koaksial (coax) membawa sinyal berupa frekuensi yang lebih tinggi daripada twisted-pair. Hal ini dikarenakan coax dibentuk dengan cara yang berbeda, coax memiliki sebuah inti tengah konduktor yang padat atau jala kawat (biasanya tembaga) dibungkus dalam sebuah isolator, dimana konduktor luarnya berupa lembaran logam.

3. Kabel Fiber Optic

Kabel fiber optic terbuat dari kaca atau plastik dan mentransmisi sinyal dalam bentuk cahaya.

(5)

2.1.3.2 Media Unguided

Media unguided membawa gelombang elektromagnet tanpa menggunakan konduktor fisik. Tipe komunikasi ini dikenal sebagai komunikasi wireless.

Media unguided adalah sebagai berikut : 1. Gelombang Radio

Gelombang elektromagnet yang memiliki frekuensi antara 3 KHz hingga 1 GHz disebut gelombang radio.

2. Gelombang Mikro

Gelombang elektromagnet yang memiliki frekuensi antara 1 hingga 300 GHz disebut gelombang mikro.

3. Infrared

Sinyal infrared, memiliki frekuensi 300 GHz hingga 400 THz, dapat digunakan untuk komunikasi jarak dekat.

2.1.4 Topologi Jaringan

Menurut http://www.informatika.org/~rinaldi/Matdis/20072008/Makalah/ MakalahIF2153-0708-101.pdf, akses 22 September 2008, kombinasi antara beberapa topologi dasar dapat dimungkinkan, sehingga membentuk lebih banyak lagi topologi yang lebih kompleks yang biasa disebut sebagai topologi hibrida. Beberapa topologi dasar yang paling umum, antara lain sebagai berikut :

(6)

2.1.4.1 Bus

Topologi ini menggunakan sebuah kabel backbone tunggal untuk menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah jaringan.

Gambar 2.1 Topologi bus

2.1.4.2 Star

Topologi star menghubungkan semua node ke satu node pusat. Node pusat ini biasanya berupa hub atau switch.

Gambar 2.2 Topologi star

2.1.4.3 Extended Star

Topologi ini menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu. Hub atau switch yang dipakai untuk menghubungkan beberapa komputer pada satu jaringan dengan menggunakan topologi star, akan dihubungkan lagi ke hub atau switch utama.

(7)

Gambar 2.3 Topologi extended star

2.1.4.4 Cincin

Topologi ini menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya dimana node terakhir terhubung dengan node pertama sehingga node – node yang terkoneksi tersebut membentuk jaringan seperti sebuah cincin.

Gambar 2.4 Topologi star

2.1.4.5 Mesh

Topologi ini memungkinkan node yang satu atau lebih node lain terhubung dalam jaringan tanpa ada suatu pola tertentu.

(8)

2.1.4.6 Hirarki

Topologi ini hampir sama seperti topologi extended star. Yang menjadi perbedaan adalah topologi lain membentuk sebuah jaringan yang hirarki dimana ada node – node yang mengontrol dan dikontrol.

Gambar 2.6 Topologi hirarki

2.1.4.7 Hibrida

Topologi hibrida, atau dikenal juga dengan topologi pohon merupakan gabungan dari beberapa topologi jaringan yang lain. Biasanya topologi ini digunakan pada WAN, karena setiap topologi mempunyai kelemahan sehingga jika digabungkan didapatkan kualitas maksimum.

(9)

2.1.5 Perangkat Keras Jaringan

Menurut http://www.scribd.com/doc/2423982/perangkat-keras-jaringan, akses 23 September 2008, perangkat keras jaringan yang umumnya masih digunakan hingga saat ini adalah sebagai berikut :

1. Network Interface Card (NIC)

Network Interface Card (NIC) berfungsi untuk menghubungkan peralatan ke dalam jaringan.

2. Switch

Switch berfungsi menghubungkan dua segmen LAN dan menjaga jalur data tetap lokal. Paket data yang dikirimkan oleh switch berdasarkan alamat Media Access Control (MAC) yang dituju untuk paket data. 3. Router

Router berfungsi untuk menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lain dan memilih jalur yang terbaik untuk mengirimkan paket data. Router mengirimkan paket data berdasarkan alamat IP.

4. Access Point

Access Point merupakan perangkat yang menjadi pusat koneksi dari klien ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Fungsinya mengkonversi sinyal frekuensi radio menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi kembali menjadi sinyal frekuensi radio.

(10)

5. Repeater

Repeater berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal – sinyal jaringan pada level bit sehingga sinyal – sinyal tersebut dapat menempuh jarak yang lebih jauh.

6. Antena

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_antena_wireless, akses 14 Desember 2008, antena menurut pola penyebarannya bisa dibagi menjadi 2 kategori yaitu antena directional / bidirectional dan antena omnidirectional.

6.1. Antena directional / bidirectional

Merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth (lebar pancaran yang sempit), yaitu antena yang mempunyai sudut pemancaran yang kecil dengan daya terarah, jaraknya jauh tetapi tidak dapat menjangkau area yang luas. Terarah diartikan bahwa pancaran gelombang hanya ke satu arah saja (point to point).

Gambar 2.8 Pancaran gelombang antena directional / bidirectional

(11)

Contoh antena directional / bidirectional adalah antena model yagi.

Gambar 2.9 Antena model yagi

6.2. Antena omnidirectional

Merupakan jenis antena dengan wide beamwidth (lebar pancaran yang luas), yaitu antena yang mempunyai sudut pancaran yang besar (360°) dengan daya lebih meluas, jaraknya pendek tetapi dapat menjangkau area yang luas.

(12)

Contoh antena omnidirectional adalah antena model groundplane.

Gambar 2.11 Antena model groundplane

7. Crimping Tool

Crimping tool adalah alat untuk memotong dan mengunci kabel UTP ke dalam konektor RJ45.

2.1.6 Model Jaringan

Menurut Forouzan (2003, p29), berikut adalah model jaringan berdasarkan layer komunikasi :

2.1.6.1 Model Internet

Merupakan tumpukan layer protokol yang mendominasi komunikasi data dan jaringan. Model ini adalah model lima layer dan kadang – kadang disebut paket protokol TCP/IP. Model internet tersusun atas lima layer : physical layer, data link layer, network layer, transport layer, dan application layer.

(13)

Tabel 2.2 Model internet Application Layer Transport Layer Network Layer Data Link Layer Physical Layer

1. Physical layer : untuk memancarkan bit melalui suatu medium; untuk menyediakan spesifikasi mekanik dan elektrik.

2. Data link layer : untuk mengorganisir bit ke dalam frame; untuk menyediakan antar hop-to-hop.

3. Network layer : untuk memindahkan paket dari sumber ke tujuan; untuk menyediakan internetworking.

4. Transport layer : untuk menyediakan antar pesan process-to-process yang reliable dan dapat memperbaiki kesalahan.

5. Application layer : untuk mengijinkan akses ke sumber daya jaringan.

2.1.6.2 Model OSI

Model lainnya, Open Systems Interconnection, atau OSI, didesain oleh International Organization for Standarization (ISO). Ini adalah model tujuh layer. OSI tidak pernah diimplementasikan secara serius sebagai tumpukan protokol, ini adalah model teoritis yang didesain untuk menunjukkan bagaimana

(14)

tumpukan protokol seharusnya diimplementasikan. OSI menggambarkan dua layer tambahan yaitu session layer dan presentation layer.

Tabel 2.3 Model OSI Application Layer Presentation Layer Session Layer Transport Layer Network Layer Data Link Layer Physical Layer

1. Session layer adalah pengontrol dialog jaringan. Ini didesain untuk menetapkan, memelihara, dan mensinkron interaksi antara komunikasi sistem.

2. Presentation layer didesain untuk menangani sintaks dan semantik dari informasi yang ditukar antara dua sistem. Ini didesain untuk translasi data, enkripsi, dekripsi, dan kompresi.

2.2 Jaringan Wireless

Menurut Tanenbaum (2003, p21), untuk sebuah perkiraan pertama, jaringan wireless dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama :

(15)

1. Sistem Interkoneksi

Sistem interkoneksi adalah semua tentang interkoneksi komponen komputer menggunakan radio gelombang pendek.

2. LAN Wireless

Ini adalah sistem dimana setiap komputer mempunyai satu modem radio dan antena yang dapat berkomunikasi dengan sistem lain. 3. WAN Wireless

Jaringan wireless yang menjangkau sebuah area geografi yang besar, seperti negara atau pulau.

2.2.1 Aplikasi LAN Wireless

Menurut Stalling (2002, p70), empat bidang aplikasi LAN wireless yaitu perluasan LAN, interkoneksi antar gedung, pengguna mobile, dan jaringan ad hoc.

1. Perluasan LAN

LAN wireless menghemat biaya pemasangan kabel dan mengurangi tugas – tugas relokasi serta modifikasi – modifikasi lainnya terhadap struktur jaringan.

2. Interkoneksi Antar Gedung

Penggunaan teknologi LAN wireless lainnya adalah untuk menghubungkan LAN pada gedung berdekatan.

3. Pengguna mobile

Pengguna bisa berpindah – pindah bersama komputer jinjingnya dengan leluasa sekaligus mampu melakukan akses ke server.

(16)

4. Jaringan ad hoc

Jaringan ad hoc adalah suatu jaringan peer to peer (tanpa server) yang disusun sementara waktu untuk berbagai keperluan mendadak.

2.2.2 Standar Wireless

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/802.11, akses 15 Desember 2008, teknologi wireless mendapatkan standar internasional dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yaitu standar 802.11. Standar 802.11 dibagi menjadi empat yaitu IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, dan IEEE 802.11n.

2.2.2.1 IEEE 802.11a

Beroperasi pada frekuensi 5 GHz dan menawarkan kecepatan data sampai dengan 54 Mbps, jangkauan dalam ruangan 50 meter. Perangkat – perangkat yang bekerja pada standar ini hanya cocok dengan standar 802.11a.

2.2.2.2 IEEE 802.11b

Beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menawarkan kecepatan data sampai dengan 11 Mbps, jangkauan dalam ruangan 100 meter. Perangkat – perangkat yang bekerja pada standar ini hanya cocok dengan standar 802.11b.

2.2.2.3 IEEE 802.11g

Beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menawarkan kecepatan data sampai dengan 54 Mbps, jangkauan dalam ruangan 100 meter. Perangkat –

(17)

perangkat yang mengimplementasikan standar ini beroperasi pada frekuensi yang sama dengan standar 802.11b, tetapi menawarkan kecepatan data yang sama dengan standar 802.11a. Perangkat – perangkat yang bekerja di standar ini cocok dengan standar 802.11b dan 802.11g.

2.2.2.4 IEEE 802.11n

Standar ini masih dalam bentuk draft. Standar ini nantinya akan beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dan menawarkan kecepatan data sampai dengan 200 Mbps, jangkauan dalam ruangan 50 meter. Perangkat – perangkat yang bekerja di standar ini cocok dengan standar 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.

Tabel 2.4 Standar 802.11 Standar Frekuensi Kecepatan data

(maksimum)

Jangkauan dalam ruangan

Kecocokan

802.11a 5 GHz 54 Mbps 50 meter 802.11a

802.11b 2.4 GHz 11 Mbps 100 meter 802.11b

802.11g 2.4 GHz 54 Mbps 100 meter 802.11b, 802.11g 802.11n 2.4 GHz 200 Mbps 50 meter 802.11b, 802.11g,

(18)

2.3 Keamanan Jaringan Wireless

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/wireless-security-hacking-wifi.html, akses 21 Januari 2009, keamanan jaringan wireless ada tiga yaitu :

2.3.1 Wired Equivalency Privacy (WEP)

Standar 802.11 yang menentukan protokol keamanan tingkat data link layer disebut Wired Equivalency Privacy (WEP), yang didesain untuk membuat keamanan LAN wireless sama baiknya seperti LAN wired.

2.3.2 Wi-Fi Protected Access (WPA)

Wi-Fi Protected Access (WPA) adalah teknologi keamanan yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. WPA dibagi menjadi 2 jenis yaitu WPA-PSK dan WPA-RADIUS. WPA-PSK merupakan pengamanan jaringan nirkabel yang tidak memerlukan authentikasi server yang digunakan.

2.3.3 Wi-Fi Protected Access (WPA2)

Wi-Fi Protected Access2 (WPA2) adalah teknologi keamanan untuk menggantikan WPA. WPA2 dibagi menjadi 2 jenis yaitu WPA2-PSK dan WPA2-RADIUS. WPA2-PSK merupakan pengamanan jaringan nirkabel yang tidak memerlukan authentikasi server yang digunakan.

(19)

2.4 Simple Network Management Protocol (SNMP)

Menurut http://www.cisco.com/en/US/docs/internetworking/technology/ handbook/SNMP.html, akses 19 Januari 2009, Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah sebuah protokol application layer yang memfasilitasi pertukaran informasi pengelolaan antar perangkat jaringan. SNMP merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang ditentukan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). SNMP digunakan di dalam sistem pengaturan jaringan untuk mengamati dan mengelola berbagai perangkat yang terhubung ke jaringan. Selain itu SNMP juga digunakan untuk mengelola performa jaringan, menemukan dan memecahkan masalah jaringan, serta rencana untuk perubahan jaringan.

SNMP terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : managed device, agen, dan sistem pengaturan jaringan.

1. Managed device adalah sebuah node jaringan yang berisi sebuah agen SNMP yang berada pada sebuah jaringan yang sudah diatur. Managed device mengumpulkan dan menyimpan informasi manajemen dan membuat informasi yang tersedia tersebut kepada sistem pengaturan jaringan dengan menggunakan SNMP. Managed device kadang dapat berupa perangkat keras jaringan seperti router, switch, komputer, ataupun printer.

2. Agen adalah sebuah modul perangkat lunak pengatur jaringan yang berada di dalam managed device.

(20)

3. Sistem pengaturan jaringan berfungsi untuk melaksanakan aplikasi yang mengamati dan mengendalikan managed device. Satu atau lebih sistem pengaturan jaringan harus ada pada sebuah jaringan.

2.5 Internet Protocol (IP)

Menurut Forouzan (2003, p519), Internet Protocol (IP) adalah protokol antar network layer dari host-to-host untuk internet. IP bersifat unreliable dan connectionless, suatu layanan antar terbaik. Jika kepercayaan diutamakan, IP harus dipasangkan dengan sebuah protokol yang dapat dipercaya seperti Transmission Control Protocol (TCP).

2.5.1 Versi IP

Menurut Forouzan (2003, p528), protokol network layer di dalam internet saat ini adalah IPv4. IPv4 menyediakan komunikasi dari host-to-host antar sistem di dalam internet. IPv4 mempunyai beberapa defisiensi yang membuatnya tidak pantas untuk pertumbuhan internet yang cepat yaitu sebagai berikut :

- IPv4 memiliki struktur alamat 2 tingkat (netID dan hostID) yang digolongkan ke dalam lima kelas. Hal ini menyebabkan penggunaan ruang alamat tidak efisien.

- Internet harus mengakomodasi transmisi audio dan video langsung. Tipe transmisi ini memerlukan strategi penundaan yang minimum dan reservasi sumber daya yang tidak dapat disajikan di IPv4.

(21)

- Internet harus menampung enkripsi dan autentikasi dari data untuk beberapa aplikasi. Sebenarnya, tidak ada mekanisme keamanan yang disediakan oleh IPv4.

Untuk mengatasi masalah defisiensi ini, IPv6, juga dikenal sebagai IP next generation (IPng), telah diusulkan dan kini sudah baku. Di dalam IPv6, IP secara ekstensif dimodifikasi untuk mengakomodasi pertumbuhan yang tidak terduga dari internet. Format dan panjang dari alamat IP telah diubah bersama dengan format paket.

2.5.2 Alamat IP

Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit, 4 byte, 12 digit desimal dimana setiap 3 digit dipisahkan oleh tanda titik.

Alamat IPv6 terdiri dari 128 bit, 16 byte, 32 digit heksadesimal dimana setiap 4 digit dipisahkan oleh tanda titik dua.

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua bagian, yaitu :

2.5.2.1 Network Identifier / NetID

Network identifier / netID atau network address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan dimana host berada.

Dalam banyak kasus, sebuah netID adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun

(22)

demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logik terdapat di dalam sebuah bagian jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktik yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki netID yang sama. NetID juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan netID yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.

2.5.2.2 Host Identifier / HostID

Host Identifier / hostID atau host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host dimana host berada. HostID harus bersifat unik dalam sebuah jaringan.

2.5.3 Jenis – Jenis Alamat IP

Alamat IP terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Alamat unicast, merupakan alamat IP yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke internet. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.

2. Alamat broadcast, merupakan alamat IP yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam bagian jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.

3. Alamat multicast, merupakan alamat IP yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam bagian jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

(23)

2.5.4 Kelas IP

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4, akses 14 Desember 2008, IP dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 2.5 Kelas IP Kelas Alamat Nilai oktet pertama Bagian untuk netID Bagian untuk hostID Jumlah jaringan (maksimum) Jumlah host dalam satu jaringan (maksimum) Kelas A 1–126 W X.Y.Z 128 16,777,214 Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534 Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254 Kelas D 224-239 alamat multicast IP alamat multicast IP alamat multicast IP alamat multicast IP Kelas E 240-255 dicadangkan; eksperimen dicadangkan; eksperimen dicadangkan; eksperimen dicadangkan; eksperimen 2.5.4.1 Kelas A

Alamat – alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah

(24)

netID. 24 bit sisanya (tiga oktet terakhir) merepresentasikan hostID. Hal ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 128 jaringan (didapat dari 2^7), dan 16.777.214 host (didapat dari 2^24-2) untuk tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 0 tidak diizinkan karena digunakan sebagai default route pada saat mengisi routing table pada router. Sedangkan alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Inter Process Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

2.5.4.2 Kelas B

Alamat – alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah netID. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan hostID. Kelas B dapat memiliki 16.384 jaringan (didapat dari 2^14), dan 65.534 host (didapat dari 2^16-2) untuk tiap jaringannya.

2.5.4.3 Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah netID. 8 bit sisanya (oktet terakhir) akan merepresentasikan hostID. Ini memungkinkan pembuatan total 2.097.152 buah jaringan (didapat dari 2^21), dan 254 host (didapat dari 2^8-2) untuk tiap jaringannya.

(25)

2.5.4.4 Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat – alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

2.5.4.5 Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

2.6 VoIP

Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Voice_over_IP, akses 24 Januari 2009, Voice over Internet Protocol adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui jaringan. VoIP merubah sinyal suara menjadi sinyal digital dan melakukan transmisi melalui jaringan dan merubah sinyal digital kembali menjadi sinyal suara.

Kelebihan VoIP adalah sebagai berikut :

1. Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh.

Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan jaringan maka biaya percakapan menjadi sangat rendah.

(26)

2. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan, jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara.

3. Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa.

Dengan majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk suara sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8 Kbps.

4. Memungkinkan digabungkan dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada.

5. Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar.

Contoh di Indonesia adalah VoIP rakyat. 6. Variasi penggunaan peralatan yang ada.

Misalnya dari komputer disambung ke telepon biasa, IP phone handset.

Kelemahan VoIP adalah sebagai berikut : 1. Kualitas suara tidak sejernih Telkom.

Merupakan efek dari kompresi suara dengan bandwidth kecil, sehingga akan ada penurunan kualitas suara dibandingkan jaringan PSTN konvensional. Namun jika koneksi internet yang digunakan adalah koneksi broadband seperti Telkom Speedy, maka kualitas suara akan

(27)

jernih, bahkan lebih jernih dari sambungan Telkom dan tidak terputus – putus.

2. Ada jeda dalam berkomunikasi.

Proses perubahan data menjadi suara, membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan VoIP, kecuali jika menggunakan koneksi broadband.

3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik Telkom.

4. Jika belum terhubung selama 24 jam ke internet perlu janji untuk saling berhubungan.

5. Jika memakai internet dan komputer dibelakang NAT (Network Address Translation), maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP tersebut berjalan.

6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet. 7. Peralatan relatif mahal.

Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP dengan PABX (IP telephony gateway) relatif berharga mahal.

8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat / stuck.

Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh. Pengaturan bandwidth diperlukan agar jaringan di perusahaan tidak menjadi penuh akibat pemakaian VoIP.

9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran.

Gambar

Tabel 2.1 Tabel jaringan berdasarkan ukuran  Interprocessor distance Processor located in same Example
Gambar 2.8 Pancaran gelombang antena directional /  bidirectional
Gambar 2.9 Antena model yagi
Gambar 2.11 Antena model groundplane
+5

Referensi

Dokumen terkait

a asy syar arak akat at me meng ngga gado dops psi i bu buda daya ya ya yang ng tidak sesuai dengan kepribadian bangsa tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. '.+onth

Permasalahan transportasi seperti kemacetan, keterlambatan akan terjadi sebagai akibat pergerakan atau perjalanan yang dilakukan sehingga terjadilah pemusatan asal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor latar be- lakang mempunyai pengaruh terhadap sikap, norma subjektif dan percieved behavior control dengan nilai t-statis- tik sebesar

Namun, dalam artikel ini saya menggabungkannya menjadi satu istilah yang sama, yakni “masyarakat adat.” Alasan saya dalam melakukan hal ini antara lain adalah: Pertama,

Tabel 4.9/ Table 4.9 Tenaga Kesehatan yang Praktek Swasta Perorangan Menurut Desa/Kelurahan Tahun

Hasil penelitian ini item pertanyaan employee engagement yang menghasilkan nilai indeks paling rendah:Orang di lingkungan kerja saya menanyakan atau membicarakan tentang

Kualitas layanan dalam penelitian ini berpengaruh positif pada kepuasan dan kepuasan memiliki pengaruh positif pada loyalitas pelanggan, hal ini bertolak belakang

Dari kedua modus itu, yang benar-benar hakiki (real) secara mendasar adalah eksistensi, sedangkan kuaditas (esensi) tidak lebih dari “penampakan” (apperiance) belaka. Para filosof