• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

21

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaborasi yang dilaksanakan dua siklus dengan empat kali pertemuan. Arikunto (2007: 128) menyatakan ada 4 tahapan penting dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu: (1) perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan; (2) pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat; (3) pengamatan bertujuan untuk mengetahui kualitas tindakan yang dilakukan; dan (4) refleksi bertujuan untuk melihat/merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.

Keempat tahapan dalam penelitian ini merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula atau siklus berulang.

3.2 Latar Penelitian 3.2.1 Latar Waktu

Penelitian ini dimulai dengan observasi awal untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai keadaan lapangan beserta permasalahannya. Serangkaian dari keseluruhan jenis kegiatan penelitian tersebut meliputi kegiatan observasi awal, penyusuan instrumen penelitian, pengurusan perizinan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Jadwal kegiatannya sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No. Hari / Tanggal Kegiatan

1. Sabtu, 14 November 2015 Pengamatan pratindakan

2. Senin, 16 November 2015 Pengamatan pratindakan II dan wawancara. 3. Senin, 23 November 2015 Pertemuan 1 pada siklus I

4. Selasa, 24 November 2015 Pertemuan 2 pada siklus I 5. Rabu, 25 November 2015 Pertemuan 1 pada siklus II 6. Jumat, 27 November 2015 Pertemuan 2 pada siklus II

(2)

3.2.2 Latar Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kutowinangun 05 Kota Salatiga. Dipilihnya SDN Kutowinangun 05 Kota Salatiga ini sebagai tempat penelitian karena dekat dengan rumah serta kurangnya minat masyarakat untuk mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut. Di daerah tersebut terdapat 3 bangunan sekolah yaitu SDN Kutowinangun 12, SDN Kutowinangun 03 dan SDN Kutowinangun 05. Dibanding kedua sekolah tersebut SDN Kutowinangun 05 kurang diminati oleh masyarakat dikarenakan sebagian besar guru yang telah lama mengajar dan pelaksanaan pembelajaran masih kebanyakan satu arah, yakni berpusat pada guru. Oleh karena itu, penelitian dilakukan di SDN Kutowinangun 05 agar dapat meningkatkan prestasi sekolah dasar tersebut.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah sebuah atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Persoalan penelitian merupakan persoalan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan deskripsi dengan metode pembelajaran Mind

Mapping pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota Salatiga. Dalam

penelitian terdapat beberapa variabel. Variabel dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV.

Kemampuan menulis deskripsi merupakan kemampuan menggambarkan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan yang dirasakan ke dalam sebuah karangan agar pembaca seolah-olah merasakan secara langsung. Kemampuanan menulis deskripsi dapat dilihat hasilnya melalui hasil karangan siswa dengan memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain,

(3)

isi gagasan pokok yang dikemukakan, organisasi paragraf, gaya bahasa atau pilihan kata, ejaan serta penggunaan tata bahasa.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran peta pikiran (Mind Mapping).

Mind Mapping adalah sebuah diagram yang berisikan ide-ide (pikiran),

tugas-tugas atau hal lain untuk memudahkan kita dalam mengingat banyak informasi. Pada peta pikiran ini, informasi yang panjang dapat dibuat menjadi diagram warna-warni yang teratur dan hanya berisi pokok gagasan sehingga kita mudah mengingatnya. Dalam metode ini diharapkan siswa mampu menentukan gagasan pokok, mengembangkan gagasan menjadi bebrapa kerangka kemudian mengembangkannya menjadi karangan yang utuh. Dari penjabaran ini kemampuan yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV.

3.4 Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini direncanakan dilakukan dengan menggunakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan yang terakhir refleksi.

Kemudian menurut Kurt Lewin dalam Ekawarna (2010: 15) menyatakan ada 4 tahapan penting dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu: (1) perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan; (2) pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat; (3) pengamatan bertujuan untuk mengetahui kualitas tindakan yang dilakukan; dan (4) refleksi bertujuan untuk melihat/merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Pada penelitian ini, pada tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan pada waktu bersamaan. Pengamatan dilakukan ketika pelaksaanaan tindakan sedang berjalan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan juga kolabolator yang merangkap tugas sebagi obsevator.

Keempat tahapan dalam penelitian ini merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah

(4)

semula atau siklus berulang. Secara keseluruhan, seluruh rangkaian keempat tahapan tersebut dapat digambarkan dalam Bagan 2. di bawah ini.

Bagan 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin

Secara rinci tahap-tahap tindakan penelitian ini dapat diuraikan berikut ini.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan dalam penerapan metode Mind

Mapping dalam kegiatan menulis karangan. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perencanaan diuraikan berikut ini.

1) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama menganalisis kurikulum dan silabus Bahasa Indonesia kelas IV semester I.

2) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama menyusun lembar

Perencanaan

Tindakan

Siklus I

Pelaksanaan

dan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Siklus II

Pelaksanaan

dan

Pengamatan

Refleksi

(5)

bacaan siswa (wacana).

3) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam kegiatan membuat teks deskripsi.

4) Peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran berupa papan pemetaan dan gambar-gambar.

5) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa 6) Peneliti menyiapkan lembar penilaian karangan siswa

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan 5x35 menit (2x pertemuan). Pada kegiatan ini, dilakukan kegiatan sebagai berikut ini.

Pendahuluan (± 10 menit)

1) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan contoh sebuah karangan deskripsi.

2) Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan pengalaman anak dalam menulis karangan deskripsi.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti (± 135 menit)

Pertemuan Pertama (± 55 menit)

1) Guru menyampaikan topik materi “Mendeskripsikan logo atau lambang” yang akan dipelajari secara garis besar.

2) Guru memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan memberikan wacana kepada siswa yang berkaitan dengan materi “Mendeskripsikan logo atau lambang” yang akan dipelajari.

3) Siswa diberi waktu yang telah disepakati bersama (± 15 menit) untuk membaca materi “Mendeskripsikan logo atau lambang” serta mempelajari dan mengingatnya. Selain itu, siswa juga diperkenankan untuk mencari informasi mengenai materi “Mendeskripsikan logo atau lambang” dari sumber lain.

(6)

4) Guru membimbing siswa memperhatikan keterangan materi membuat Teks Deskripsi yang ditulis pada karton dan dipajang di depan kelas.

5) Guru menguji pemahaman siswa tentang membuat bacaan untuk melanjutkan kegiatan membuat teks Deskripsi.

6) Guru membimbing siswa memperhatikan gambar yang di pajang di depan kelas.

7) Guru membimbing siswa untuk menemukan gagasan pokok dari pengamatan gambar yang akan dijadikan gagasan dalam membuat teks Deskripsi.

8) Guru membimbing siswa untuk memetakan gagasan pokok menjadi beberapa ide utama dengan teknik pemetaan pikiran melalui media.

9) Siswa menyusun kata-kata yang didapat dari hasil pemetaan menjadi sebuah kerangka teks deskripsi.

10) Siswa mengembangkan ide utama dalam kerangka menjadi karangan utuh. Pertemuan Kedua (± 90 menit)

1) Guru membimbing siswa untuk mengingatkan kembali mengenai karakteristik karangan anak.

2) Guru membimbing siswa untuk mengingat teknik pemetaan pikiran.

3) Guru membimbing siswa menemukan gagasan pokok yang akan dijadikan ide utama dalam membuat teks deskripsi.

4) Siswa melaksanakan kegiatan menulis karangan dengan teknik pemetaan pikiran yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

5) Guru memberikan bimbingan secara khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat teks.

6) Guru membimbing siswa untuk melakukan revisi terhadap karangan yang telah ditulisnya dengan memperhatikan karakteristik karangan anak sebagaimana disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Penutup (±5 Menit)

1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi “Mendeskripsikan Logo” 2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

(7)

4) Refleksi dengan meminta siswa menuliskan kesannya pada pembelajaran yang dilaluinya.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan tersebut untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Kutowinangun 05 Kota Salatiga dan teman sejawat peneliti berperan sebagai pengamat. Peneliti sendiri berperan sebagai guru. Pengamat memberikan tanda (√) sebagai penilaian terhadap aspek yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil pengamatan baik guru maupun siswa dan hasil menulis deskripsi siswa. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi, yaitu dapat diketahui ketercapaian indikator pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi “Membuat Teks Deskripsi” dengan menerapkan metode Mind Mapping atau pemetaan pikiran sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun perencanaan pada siklus II.

Siklus II

Pada siklus II, pembelajaran dilakukan berdasarkan refleksi siklus sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan perbaikan tindakan pada kegiatan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Langkah–langkah kegiatan pada siklus I akan dilakukan kembali pada siklus II dengan perbaikan pada siklus sebelumnya. a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan dalam penerapan metode Mind

Mapping dalam kegiatan menulis karangan. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perencanaan diuraikan berikut ini.

1) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama menganalisis kurikulum dan silabus Bahasa Indonesia kelas IV semester I materi

(8)

“Mendeskripsikan Denah”.

2) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama menyusun lembar bacaan siswa (wacana) dengan judul “Mendeskripsikan Denah”.

3) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam kegiatan menulis karangan.

4) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran berupa papan pemetaan dan gambar-gambar.

5) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa

6) Peneliti dan guru Bahasa Indonesia kelas IV bersama-sama menyiapkan lembar penilaian karangan siswa

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan 5x35 menit (2x pertemuan). Pada kegiatan ini, dilakukan kegiatan sebagai berikut ini.

Pendahuluan (± 10 menit)

1) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan contoh sebuah karangan deskripsi.

2) Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan pengalaman anak dalam menulis karangan deskripsi.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (± 135 menit)

Pertemuan Pertama (± 55 menit)

1) Guru menyampaikan topik materi “Mendeskripsikan Denah” yang akan dipelajari secara garis besar.

2) Guru memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan memberikan wacana kepada siswa yang berkaitan dengan materi

(9)

“Mendeskripsikan Denah” yang akan dipelajar

3) Siswa diberi waktu yang telah disepakati bersama (± 15 menit) untuk membaca materi “Mendeskripsikan Denah” serta mempelajari dan mengingatnya. Selain itu, siswa juga diperkenankan untuk mencari informasi mengenai materi “Mendeskripsi Denah” dari sumber lain.

4) Guru membimbing siswa memperhatikan keterangan materi menulis karangan deskripsi yang ditulis pada karton dan dipajang di depan kelas. 5) Guru menguji pemahaman siswa tentang menulis karangan untuk

melanjutkan kegiatan menulis karangan deskripsi.

6) Guru membimbing siswa memperhatikan gambar yang di pajang di depan kelas

7) Guru membimbing siswa untuk menemukan gagasan pokok dari pengamatan gambar yang akan dijadikan gagasan dalam menulis karangan deskripsi.

8) Guru membimbing siswa untuk memetakan gagasan pokok menjadi beberapa ide utama dengan teknik pemetaan pikiran melalui media.

9) Siswa menyusun kata-kata yang didapat dari hasil pemetaan menjadi sebuah kerangka karangan deskripsi.

10) Siswa mengembangkan ide utama dalam kerangka menjadi karangan utuh. Pertemuan Kedua (± 90 menit)

1) Guru membimbing siswa untuk mengingatkan kembali mengenai karakteristik karangan anak.

2) Guru membimbing siswa untuk mengingat teknik pemetaan pikiran.

3) Guru membimbing siswa menemukan gagasan pokok yang akan dijadikan ide utama dalam menulis karangan deskripsi.

4) Siswa melaksanakan kegiatan menulis karangan dengan teknik pemetaan pikiran yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

5) Guru memberikan bimbingan secara khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan

6) Guru membimbing siswa untuk melakukan revisi terhadap karangan yang telah ditulisnya dengan memperhatikan karakteristik karangan anak

(10)

sebagaimana disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Penutup (±5 Menit)

1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi mengenai “Mendeskripsikan Denah”.

2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

3) Guru memajang beberapa hasil karya terbaik di majalah dinding sekolah. 4) Refleksi kegiatan dengan meminta siswa menuliskan kesannya pada

pembelajaran yang dilaluinya. c. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan tersebut untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Guru Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Kutowinangun 05 Kota Salatiga dan teman sejawat peneliti berperan sebagai pengamat. Peneliti sendiri berperan sebagai guru. Pengamat memberikan tanda (√) sebagai penilaian terhadap aspek yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil pengamatan baik guru maupun siswa dan hasil menulis deskripsi siswa. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi, yaitu dapat diketahui ketercapaian indikator pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi “Membuat Teks Deskripsi” dengan menerapkan metode Mind Mapping atau pemetaan pikiran sehingga dapat digunakan sebagai patokan keberhasilan penelitian ini.

3.5 Cara Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif adalah data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru dan data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari hasil kerjasama siswa dan

(11)

nilai yang diperoleh dari tes evaluasi. Adapun cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi data terbagi menjadi dua. Observasi pertama merupakan observasi awal sebelum dilakukan tindakan. Observasi awal dilakukan di SDN Kutowinangun 05 Kota Salatiga pada kelas IV yakni untuk mengamati proses pembelajarannya. Observasi yang kedua dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, yakni observasi terhadap aktivitas pembelajaran yang datanya diamati melalui lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

2. Tes

Tes dilakukan terhadap hasil menulis karangan dinilai setelah kegiatan menulis karangan dengan metode Mind Mapping berakhir.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Lembar Nontes

Lembar nontes digunakan untuk memperoleh data evaluasi proses belajar berupa lembar observasi. Lembar observasi adalah alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 2004). Lembar observasi dibagi menjadi dua kategori.

a. Lembar Observasi untuk Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati guru dalam penerapan model Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam kegiatan menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Lembar observasi ini digunakan oleh dua observer pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam lembar observasi ini terdapat kriteria penilaian yaitu baik, cukup, dan kurang.

(12)

b. Lembar Observasi untuk Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati guru dalam penerapan model Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam kegiatan menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Lembar observasi ini digunakan oleh dua observer pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam lembar observasi ini terdapat kriteria penilaian yaitu baik, cukup, dan kurang.

2. Lembar Tes Hasil Menulis Karangan Deskripsi Siswa

Lembar ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam mengapresiasi sastra khususnya menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan lembar tes ini, maka dapat diketahui tercapai atau tidaknya ketuntasan belajar secara klasikal.

3.7 Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian Siklus I dan II yang termuat dalam lembar observasi pada aspek aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan menerapkan teknik persentase. Untuk menganalisis data observasi dilakukan dengan menghitung kisaran nilai untuk setiap kriteria penilaian. Keseluruhan data dianalisis secara diskriptif.

1. Data Observasi

Pengukuran skala penilaian pada proses pembelajaran yaitu semakin tingginya nilai yang dihasilkan maka semakin baik aktivitas pembelajaran, demikian juga sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh maka semakin kurang baik aktivitas pembelajaran tersebut. Data hasil observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan dioleh secara deskriptif, yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini (Sudjana, 2004):

(13)

1) Rata-rata skor = Jumlah Skor Jumlah Observer

2) Skor Tertinggi = Jumlah Butir Soal x Skor Tertinggi Tiap Butir Soal 3) Skor Terendah = Jumlah Butir Soal x Skor Terendah Tiap Butir Soal 4) Selisih Skor = Skor Tertinggi – Skor Terendah

5) Kisaran Nilai Untuk Tiap Kriteria =

Selisih Skor Jumlah Kriteria Penilaian

Data observasi yang digunakan ada dua yaitu diuraikan berikut ini. a. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat 33 aspek penilaian. Pengukuran skala penilaian pada proses observasi aktivitas guru yaitu antara 1 sampai 4. Dengan menggunakan rumus di atas akan diperoleh hasil sebagaimana berikut ini.

1) Skor tertinggi yaitu 132. 2) Skor terendah yaitu 33. 3) Selisih skor yaitu 99.

4) Kisaran nilai untuk tiap interval kriteria 24,75 dilakukan pembulatan menjadi 24.

Hasil penghitungan di atas menghasilkan interval kategori penilaian aktivitas guru yang ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: Interval Kategori Penilaian Aktivitas Guru

No

Rentang Nilai

Interpretasi Penilaian

1 33 – 57 Kurang

2

58 – 24

Cukup

3

83 – 107

Baik

(14)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pada lembar observasi aktivitas siswa terdapat 20 aspek penilaian. Pengukuran skala penilaian pada proses observasi siswa yaitu antara 1 sampai 3. Dengan menggunakan rumus yang sama dengan rumus untuk mengukur lembar observasi aktivitas guru, maka akan diperoleh hasil sebagaimana berikut ini.

1) Skor tertinggi yaitu 80. 2) Skor terendah yaitu 20. 3) Selisih skor yaitu 60.

4) Kisaran nilai untuk tiap interval kriteria 15. yang ditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

No Rentang Nilai Interpretasi Penilaian

1 20 – 35 Kurang

2 36 – 51 Cukup

3 52 – 67 Baik

68 – 80 Sangat Baik

2. Data Tes

Data tes dianalisis dengan menggunakan rata-rata nilai dan kriteria ketuntasan belajar menurut Depdiknas (2007: 47), sehingga siswa dinyatakan berhasil atau tuntas apabila di kelas memperoleh nilai lebih dari 75 ke atas sebanyak 75%. Untuk melihat peningkatan hasil belajar tersebut dapat digunakan rumus berikut ini.

Menurut Jacobs dan Razavich dalam (Sudjana, 2004) untuk menghitung kualitas pembelajaran digunakan rumus sebagai berikut ini:

(15)

a. Rata-rata Nilai

X

Keterangan:

X = Rata-rata nilai ∑X = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa (aspek penilaian) b. Persentase Ketuntasan Belajar

Keterangan:

NS = Jumlah siswa yang mencapai KKM 75 N = Jumlah siswa

c. Aspek penilaian menulis karangan deskripsi

Untuk menghitung kriteria yang digunakan menentukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan adalah nilai/skor. Dalam memberikan penilaian menulis karangan, terlebih dahulu memberikan bobot pada masing-masing aspek yang akan dinilai. Idealnya, pembobotan ini mencerminkan tingkat pentingnya masing-masing unsur dalam menulis karangan. Dengan demikian unsur yang lebih penting diberi bobot yang lebih tinggi (Nurgiantoro, 2010 : 443 - 444).

Patokan yang digunakan untuk menilai hasil menulis karangan siswa didasarkan skala pembobotan aspek penilaian, menurut Nurgiantoro (2010 : 441 - 442) ada lima kategori yang menjadi pedoman dalam penilaian menulis karangan siswa, yaitu:

1) Isi dengan skor maksimum 30

2) Organisasi isi dengan skor maksimum 20 3) Kosa kata dengan skor maksimum 20 4) Pengbahasaan dengan skor maksimum 25 5) Mekanik dengan skor maksimum 5

(16)

Tabel 4. Skor dan Kriteria Penilaian Menulis Karangan Deskripsi N

O Aspek skor kriteria keterangan 1

Isi

g

a

g

a

sa

n ya

ng

dikemuka

ka

n

27-30 Sangat Baik

Jika gagasan yang dikemukakan dalam menulis karangan deskripsi sesuai dengantema dan isinya menggambarkan sebenarnya, jadi seolah-olah pembaca melihat dan merasakan

22-26 Baik Jika gagasan yang dikemukakan dalam menulis karangan deskripsi sesuai dengan tema dan mendiskripsikan tentang apa yang dilihat.

17-21 Cukup Jika gagasan yang dikemukakan dalam menulis karangan deskripsi sesuai dengan tema.

13-16 Kurang Jika gagasan yang dikemukakan dalam menulis karangan deskripsi sesuai dengan tema tetapi kurang mengambarkan tentang apa yang dibuat

2

O

rg

a

nisa

si Is

i K

a

ra

ng

a

n

18-20 Sangat Baik

Jika isi karangan deskripsi sangat teratur dan rapi, sangat jelas, kaya akan gagasan yang dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar, urutan sangat logis, dan koherensi antar bagian sangat erat.

14-17 Baik Jika isi karangan deskripsi teratur dan rapi, jelas,gagasan sudah mempengaruhi pembaca atau pendengar , urutan logis, koherensi antar bagian erat.

10-13 Cukup Jika isi karangan deskripsi cukup/agak teratur,gagasan sudah agak mempengaruhi pembaca atau pendengar, agak rapi dan jelas, cukup logis serta koherensi antar bagian agak erat.

07-09 Kurang Jika isi karangan kurang teratur, kurang jelas, gagasan kurang mempengaruhi pembaca atau pendengar, kurang logis, dan kurang ada koherensi.

(17)

3

P

eng

g

u

na

a

n t

a

ta

b

a

ha

sa

22-25 Sangat Baik

Jika kalimat yang digunakan dalam menulis karangan deskripsi sangat bervariasi, sangat efektif, dan sangat sedikit kesalahan penyusunan kalimat. 18-21 Baik Jika kalimat yang digunakan dalam

menulis karangan deskripsi bervariasi, sederhana dan efektif, serta terdapat sedikit kesalahan penggunaan tata bahasa.

11-17 cukup Jika kalimat yang digunakan dalam menulis karangan deskripsi sangat sederhana, terbatas, cukup efektif, dan pemakaian variasi kata cukup tepat. 05-10 kurang Jika kalimat yang dugunakan dalam menulis karangan deskripsi kurang menguasai pemakaian variasi kata, sehingga mengaburkan makna

4

Ga

y

a

(

p

ili

h

a

n stu

rk

tur

da

n k

o

sa

kat

a

)

18-20 Sangat Baik

Jika pilihan kata dan ungkapan dalam menulis karangan deskripsi sangat tepat serta menguasai pembentukan kata. 14-17 Baik Jika pilihan kata dan ungkapan dalam

menulis karangan deskripsi tepat 10-13 Cukup Jika terjadi kesalahan penggunaan kosa

kata dalam menulis karangan deskripsi tetapi tidak merusak makna kata. 07-09 Kurang Jika pemanfaatan potensi kata dalam

menulis karangan deskripsi asal-asalan dan pengetahuan tentang kosa kata

5

Ejaan

5 Sangat Baik

Karangan deskripsi bersih, rapi,

menggunakan tanda baca yang benar atau hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. 4 baik Jika terkadang terjadi kesalahan ejaan

dalam menulis karangan deskripsi tetapi tidak mengaburkan makna dan penulisan karangan rapi.

3 cukup Jika sering terjadi kesalahan ejaan dalam menulis karangan deskripsi dan makna kabur atau membingungkan

2 kurang Jika kurang menguasai aturan penulisan dalam menelis karangan deskripsi, terdapat banyak kesalahan ejaan, dan tulisan kurang terbaca

(18)

3.8 Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai dengan tujuan peneliti diperlukan indikator. Indikator untuk menentukan tingkat tercapainya hasil belajar adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan berhasil apabila siswa yang mencapai nilai KKM ≥75 sebesar 75% dari seluruh jumlah siswa atau lebih dari 9 siswa.

Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa perlu memperhatikan: a. Antusiasme siswa untuk mengikuti pelajaran hingga selesai.

b. Siswa aktif bertanya ketika menemukan hal yang sukar atau hanya menyakinkan hasil belajar.

c. Siswa mengembangkan karangan yang semula hanya menyalin contoh guru menjadi karangan yang dibuat oleh siswa sendiri.

Gambar

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 2: Interval Kategori Penilaian Aktivitas Guru
Tabel 3. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Tabel 4. Skor dan Kriteria Penilaian Menulis Karangan Deskripsi  N

Referensi

Dokumen terkait

tanaman pada persilangan Wilis x Malang 2521 mengikuti nisbah 3 : 1 berarti bahwa karakter jumlah polong per tanaman merupakan karakter yang dikendalikan secara

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini maka Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 138 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Tata

Pelayanan obat wajib apotek (OWA) juga dilakukan oleh asisten apoteker maupun karyawan non farmasi disertai dengan pemberian informasi yang cukup untuk pasien,

CATATAN HARIAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SMA N 1

Penelitian tentang efek sitotoksik ekstrak terpurifikasi dari ekstrak aktif daun Kembang bulan (T.diversifolia) terhadap sel HeLa belum pernah diteliti

(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat 2 diatas dilaksanakan oleh Tim Terpadu Pengendalian Kegiatan Pertambangan di Kota Bima atau sebutan lain yang dibentuk untuk

Lokasi yang paling banyak ditemukan adalah tumor ganas laring (40,7%), diikuti tumor... ganas orofaring (23,8%) dan lokasi tumor yang paling sedikit adalah tumor

Pada berbagai tingkatan pada manajemen proyek, seperti pengumpulan proposal, seleksi proyek, dan evaluasi proyek, banyak jenis dokumen atau formulir yang dipertukarkan