• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III URAIAN SEKTORAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III URAIAN SEKTORAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III URAIAN SEKTORAL 3.1. SEKTOR PERTANIAN

3.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan

Sub Sektor tanaman bahan makanan meliputi kegiatan bercocok tanam untuk menghasilkan segala jenis tanaman yang digunakan untuk keperluan bahan makanan dan diusahakan secara perorangan atau pun bersama, tanpa memperhatikan hak, bentuk hukum maupun ukuran dan lokasinya. Jenis komoditi yang dicakup adalah padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Untuk penghitungan Output yang mencakup data produksi dan harga produsen setiap komoditi, datanya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi jambi dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Sedangkan data rasio biaya antara diperoleh dari publikasi struktur ongkos usaha tani tabel I-O.1

3.1.2 Sub Sektor Tanaman Perkebunan 3.1.2.1. Perkebunan Rakyat

Perkebunan rakyat mencakup komoditi perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti kayu manis, kopi, kelapa dalam, kelapa sawit dan pinang. Di samping itu termasuk pula produksi ikutannya dan hasil pengolahan sederhana seperti karet remah, gula merah, minyak kelapa rakyat dan tembakau olahan. Data produksi diperoleh dari Dinas Perkebunan. Rasio biaya antara dan penyusutan dari Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) danTabel I-O.

3.1.2.2. Perkebunan Besar

Perkebunan Besar ini mencakup komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar seperti karet, kelapa sawit dan sebagainya. Cara penghitungan nilai tambah sama seperti yang dilakukan pada perkebunan rakyat.

3.1.3. Sub Sektor Peternakan

Kegiatannya dalam sub sektor peternakan ini meliputi usaha pemeliharaan hewan ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan atau diambil

(2)

hasil-peternakan. Jenis ternak yang dicakup meliputi sapi, kerbau, kambing/domba, ayam kampung, ayam ras pedaging dan itik, sedangkan hasil-hasil ternak adalah telur itik, telur ayam kampung, kulit, susu dan sebagainya.

Data jumlah produksi ternak diperoleh dari Dinas Peternakan kabupaten Bungo. Rasio biaya antara dan penyusutan diperoleh tabel I-O Propinsi Jambi dan Survei Khusus Pendapatan Regional. Dalam penghitungan seri ini, usaha jasa pemotongan ternak masuk di sub sektor ini, bukan dimasukkan ke sektor industri.

3.1.4. Sub Sektor Kehutanan

Kegiatan Sub Sektor ini mencakup kegiatan penebangan/pemotongan segala jenis kayu dan pengambilan hasil-hasil hutan. Produksinya meliputi kayu gergajian, kayu glondongan (logs), rotan semambu, rotan balam dan rotan lainnya. Untuk penghitungannya, data produksi bersumber dari Dinas Kehutanan, sedangkan data harga produsen yang digunakan diperoleh dengan mengurangi data harga yang ada dengan margin perdagangan dan biaya pengangkutan. Rasio biaya antara dan penyusutan diperoleh dari usaha tani tabel I-O propinsi Jambi .1995 dan 1998.

3.1.5. Sub Sektor Perikanan

Sub sektor perikanan meliputi kegiatan pengusahaan perikanan darat dan tambak. Kegiatannya mencakup pemeliharaan dan penangkapan segala jenis ikan, binatang air serta hasil tangkapan lainnya. Data penghitungan output diperoleh dari Dinas Perikanan. Rasio biaya antara dan penyusutan diperoleh dari Tabel I-O Propinsi jambi .

3.2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah, pemboran, penyaringan, pencucian pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan di bawah tanah maupun diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan kegiatan tersebut untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses lebih lanjut.

(3)

3.2.1. Sub Sektor Pertambangan

Pertambangan migas meliputi kegiatan pencairan kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan pengeboran, penambangan, penguapan pemisahan serta penampungan untuk dapat dijual atau dipasarkan . Hasil kegiatan ini adalah minyak bumi kondesat dan gas bumi.

Pertambangan non migas meliputi pengambilan dan persiapan untuk pengolahan lanjutan dari benda padat, baik dibawah maupun di atas permukaan bumi, serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memanfaatkan biji logam dan hasil tambang lainnya. Hasil-hasil kegiatan ini antara lain : batu bara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas dan perak, bijih mangan, fero nikel, nikel matters, yodium, belerang fosfat serta aspal alam.

3.2.2. Sub Sektor Penggalian

Kegiatan ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi dan biasa disebut dengan golongan c. Hasil-hasil kegiatan ini antara lain : batu gunung, batu kali, batu kapur, koral kerikil, batu karang, batu marmer, pasir bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin tanah liat dan sebagainya.

Kegiatan pengolahan batu termasuk dalam sektor pertambangan dan penggalian apabila dilakukan secara sederhana dengan palu atau alat pemukul lainnya ditempat penggalian.

3.3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Industri diklasifikasikan 2 kelompok besar yaitu industri migas dan industri Non Migas . Di Kabupaten Bungo berkembang hanya industri pengolahan Non Migas yang dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) jenis sesuai dengan KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia) Sektor Industri, yaitu :

1. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Industri Tekstil, Barang Kulit dan alas Kaki 3. Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 4. Industri Kertas dan Barang cetakan

(4)

6. Industri semen dan barang galian bukan logam 7. Industri Logam dasar besi dan baja

8. Industri Barang dari Logam, mesin dan peralatannya 9. Industri Barang Lainnya.

Dalam penghitungan nilai output, biaya antara dan nilai tambah atas dasar harga berlaku, untuk subsektor industri besar dan sedang (B/S) didasarkan pada data yang diperoleh dari survei industri Besar dan Sedang yang dilakukan Badan Pusat Statistik setiap tahun. Sedangkan sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR), besarnya output bersumber dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Dinas Perindagkop) dan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Rasio biaya antara dan penyusutan berdasarkan SKPR dan hasil Survei Industri B/S.

3.4. SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM 3.4.1. Sub Sektor Listrik

Kegiatan sub sektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Output masing-masing tahun dihitung dari jumlah Kwh produksi yang dibangkitkan dikalikan dengan rata-rata tarif per Kwh, dengan mengurangi nilai output dengan biaya antara maka didapat nilai tambah bruto.

3.4.2 Sub sektor Air minum bersih

Sub Sektor air minum mencakup kegiatan produksi air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Data produksi, harga dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan air minum diperoleh langsung dari perusahaan tersebut.

3.5. SEKTOR BANGUNAN

Sektor bangunan meliputi kegiatan pembuatan, pemasangan, perombakan, perbaikan besar atau kecil dari suatu bangunan bukan tempat tinggal, jalan dan jembatan, instalasi jaringan listrik, pelabuhan, terminal dan berbagai konstruksi lainnya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh perusahaan kontraktor atau secara langsung oleh perseorangan, badan pemerintah dan berbagai pihak lain.

(5)

Penghitungan Nilai Produksi, Biaya Produksi, Penyusutan bertitik tolak dari hasil pengolahan BPS Survei Konstruksi AKI dan NON AKI.

3.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 3.6.1. Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran

Sub sektor perdagangan besar dan eceran mencakup kegiatan pengumpulan dan pendistribusian barang baru maupun bekas, oleh produsen atau importir kepada konsumen tanpa mengubah bentuk dan sifat-sifat barang tersebut. Kegiatan pendistribusian/penyaluran dapat melalui pedagang besar maupun eceran. Pedagang besar adalah pedagang yang umumnya melayani konsumen rumah tangga.

3.6.2. Hotel

Sub sektor ini menyangkut kegiatan penyediaan akomodasi dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan, beserta fasilitas-fasilitas lain yang menunjang, seperti binatu, restoran, diskotik, tempat olahraga, penyewaan ruangan dan sebagainya. Jenis kegiatan perhotelan yang dicakup meliputi hotel, losmen, wisma, hostel, pesanggrahan, bungalow, pondok dan sejenisnya.

3.6.3. Restoran

Sub sektor ini mencakup kegiatan penyediaan bahan makanan dan minuman jadi yang langsung dikonsumsi/ dihidangkan ditempat penjualan, baik dengan tempat tetap maupun tidak tetap/ berpindah-pindah (dijajakan secara berkeliling). Kegiatan tersebut antara lain meliputi usaha restoran, warung, kantin, jasa boga, kedai, bakso keliling dan sejenisnya.

Kegiatan sejenis yang dilakukan oleh satuan usaha di sektor lain karena sulit dipisahkan, digolongkan ke dalam sektor yang mengusahakannya. Misalnya kegiatan restoran untuk pelayanan tamu hotel, digolongkan sebagai bagian usaha perhotelan.

(6)

3.7.SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Sektor pengangkutan dan komunikasi mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang, baik melalui darat, laut, sungai dan danau serta udara, termasuk jasa penunjang angkutan dan kegiatan komunikasi.

Sektor ini terdiri dari beberapa sub sektor yaitu :

3.7.1. Angkutan Jalan Raya

Meliputi seluruh kegiatan pengangkutan penumpang dan barang melalui jalan raya dengan menggunakan kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor, seperti : truk, oplet, taksi, pick up dan sebagainya. Data mengenai jumlah kendaraan diperoleh dari Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR) Propinsi Jambi. Sedangkan rata-rata output perkendaraan serta ratio biaya antara diperoleh dari SKPR.

3.7.2.Angkutan Air

Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang melalui sungai/danau dengan menggunakan kapal/perahu, baik bermotor maupun tidak bermotor yang sifatnya melayani kegiatan umum. Output diperkirakan berdasarkan perkalian antara jumlah perahu/kapal dengan rata-rata output setiap perahu/kapal. Data rata-rata output perperahu/ kapal diperoleh dari hasil SKPR, begitu juga untuk rasio biaya antara dan penyusutannya.

3.7.3. Jasa Penunjang Angkutan

Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan. Kegiatannya meliputi terminal, parkir dan pergudangan.

Perkiraan output kegiatan pergudangan dari jumlah ton bongkar/muat barang dengan rata-rata output per ton. Biaya antara dan penyusutan dihitung berdasarkan rasio terhadap outputnya. Output atas dasar harga konstan 2000 pada umumnya diperoleh dengan cara ekstrapolasi, dengan menggunakan perkembangan indikator produksi masing-masing sebagai ekstrapolatornya.

(7)

3.7.4. Komunikasi

Sub sektor komunikasi ini meliputi kegiatan Pos & Giro dan Telekomunikasi, dan jasa penunjang komunikasi.

 Pos dan Telekomunikasi

Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pos dan telekomunikasi yang diselenggarakan oleh PT Pos dan PT Telkom yang berupa pemberian jasa kepada pihak lain, seperti pengiriman surat, wesel, paket pos dan sebagainya. Termasuk disini pemberian jasa kepada pihak ketiga seperti jasa giro, jasa tabungan.

 Jasa Penunjang Komunikasi

Kegiatan ini mencakup jasa yang menunjang kegiatan pos dan telekomunikasi yang belum tercakup diatas, antara lain penjualan benda pos dan usaha telekomunikasi yang dilakukan oleh perorangan/ badan usaha tertentu lainnya. Kegiatan tersebut berupa perantara/ penghubung antara produsen dan konsumen/pemakai jasa pos dan telekomunikasi.

3.8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 3.8.1. Bank

Penghitungan output dan nilai tambah bruto bank atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara Deflasi, yaitu menggunakan indeks harga konsumen sebagai deflator.

3.8.2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank

Kegiatan sub sektor ini mencakup antara lain : a. Asuransi

Penghitungan nilai tambah bruto untuk asuransi diperoleh dari hasil SKPR. Nilai output pada umumnya didapat dengan mencari selisih antara penerimaan premi dan klaim ditambah penerimaan lainnya. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mendeflate nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan indeks harga konsumen kelompok lainnya.

b. Koperasi Simpan Pinjam

(8)

sektor ini. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 juga diperoleh dengan cara ekstrapolasi

c. Pegadaian

Data Output biaya produksi serta penyusutan diperoleh dari perum pegadaian setiap tahun.

3.8.3. Sewa bangunan

Sewa bangunan mencakup segala kegiatan jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal tanpa memperhatikan apakah rumah tersebut milik sendiri atau rumah yang disewa. Untuk perkiraan output atas dasar harga berlaku dipakai data rata-rata sewa rumah perkapita perbulan (hasil survei sosial ekonomi nasional/susenas). Pada tahun-tahun yang tidak ada susenas, rata-rata sewa rumah perkapita perbulan dicari dengan menggerakkan indeks harga konsumen komponen perumahan dan dikalikan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang bersangkutan.

3.8.4. Jasa Perusahaan

Sektor jasa perusahaan meliputi usaha kegiatan jasa yang pada umumnya diberikan kepada perusahaan seperti jasa pengacara, notaris, akuntan, jasa arsitektur, konsultan teknik pajak, jasa pengadaan tenaga kerja, pengolahan data, periklanan, riset pemasaran, sewa menyewa mesin dan peralatan lainnya

3.9. JASA-JASA

3.9.1.Pemerintahan dan Pertahanan

Penghitungan nilai tambah sub sektor ini berdasarkan data realisasi pengeluaran pemerintah pusat (KPN, Polwil, dan Korem), dan pemerintah daerah (Daftar K2 dan K3). Rincian produk sub sektor ini terdiri dari upah dan gaji pegawai pemerintah Pusat/Daerah, perkiraan komponen upah dan belanja pembangunan, ditambah perkiraan penyusutan sebesar lima persen.

(9)

3.9.2. Swasta

a. Jasa Sosial Kemasyarakatan

Mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan serta kemasyarakatan lainnya, seperti sekolah, jasa pendidikan non formal, rumah sakit, klinik, palang merah, panti asuhan, panti jompo, rumah ibadah dan sebagainya. Terbatas pada yang dikelola oleh pihak swasta saja. Output dari sub sektor ini diperoleh dari perkalian antara jumlah murid menurut tingkatan, jumlah tempat tidur rumah sakit/rumah bersalin, jumlah dokter dan bidan praktek, jumlah anak yang diasuhnya, jumlah rumah ibadah dan sebagainya, dengan rata-rata outputnya.

b. Jasa Hiburan dan Rekreasi

Kegiatan ini meliputi usaha bioskop, studio radio swasta, taman bacaan serta jasa hiburan/rekreasi lainnya. Output bioskop diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah penonton dengan rata-rata harga karcis. Sedangkan

untuk jasa hiburan/rekreasi lain umumnya merupakan hasil kali antara jumlah pengunjung dengan rata-rata output per pengunjung (Hasil SKPR). Demikian pula rasio biaya antara dan penyusutan diperoleh berdasarkan SKPR. Untuk memperoleh output atas dasar harga konstan 2000 digunakan metode ekstrapolasi, dengan ekstrapolator indikator masing-masing kegiatan.

c. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Sub sektor ini mencakup kegiatan-kegiatan perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu rumah tangga. Output untuk masing-masing kegiatan kecuali pembantu rumah tangga, diperoleh dari perkalian antar jumlah tenaga kerja/perusahaan dengan rata-rata output per tenaga kerja/perusahaan. Sedangkan untuk pembantu rumah tangga diperoleh dari perkalian antara rata-rata pengeluaran perkapita untuk pembantu rumah tangga (Hasil SUSENAS) dengan jumlah penduduk. Data biaya antara dan data penyusutan umumnya didasarkan atas rasio biaya antara dan penyusutan terhadap outputnya.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Pemanasan Pada

Teknik dasar dalam penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu, yaitu teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan

Kelebihan perekaman alat keterangan dengan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor adalah basis data bersifat sentral atau terpusat, produksi

Untuk itulah maka pada tanggal 12 September yang lalu diadakan acara Temu Seksi Kom- sos se-KAJ untuk membahas mengenai seluk beluk Arah Dasar KAJ 2016 – 2020 Serta imlplemen-

1.3.1. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mendorong Anggota Militer melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Pembaca dapat mengetahui apa

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dari ke 3 data yaitu angka partisipasi sekolah, angka partisipasi murni, dan angka partisipasi kasar, yang paling besar

Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk Buku ini semoga dapat berguna dalam memandu masyarakat dan berbagai pihak dalam mengembangkan sumber energi

Pada bab ini disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini dan sekaligus disampaikan saran yang merupakan rekomendasi dan sumbangan