BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
Pada bab II ini, penulis menjabarkan hasil penelitian terdahulu yang ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa di Cina beserta konsep, tinjauan pustaka dan landasan teori.
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam skripsi 高思欣(Gao Si Xin) (2002),meneliti tentang 留学生汉语动
宾式离合词偏误分析(Analisis Kesalahan dalam Bahasa Mandarin Li-he words pada Pelajar)”.Beliau membahas kesalahan pelajar dalam menggunakan li-he
words adalah karena pelajar tidak bisa secara tepat menggunakan bentuk dari sisipan,penggulangan kata,urutan kata terbalik,kelalaian/kehilangan kata dan beberapa bentuk kesalahan dalam penggunaan li-he words. Peneliti juga mendapati ada kesalahan yang tersembunyi.Penelitian dari kuesioner menunjukkan li-he words adalah sebuah susunan kata antara dua suku kata dan frasa kata kerja-objek .Alasan utama dari kesalahan adalah karena gangguan bahasa ibu
Dalam jurnal elektronik akademik Cina, 王瑞敏(Wang Rui Min)(2005),
li-he words dan pengelompokkan kesalahan yang muncul)dimana penulis membahas
dari bahasa kedua dari pelajar dalam menggunakan li-he words dan menjabarkan kesalahan yang muncul, menggelompokkan kesalahan yang terjadi, menulis kesalahan mengenai aturan yang digunakan, berharap dapat memberikan manfaat dan cara yang lebih baik dalam menggunakan li-he words.
Dalam jurnal elektronik akademik Cina, 陈伟(Chen Wei)(2006), peneliti
membahas tentang 对外汉语离合词的偏误分析和教学(Analisis Jenis Kesalahan
Li-he words dan Cara Pengajaran)” terhadap pelajar luar. Peneliti membahas 5
penyebab alasan munculnya kesalahan.Dalam cara pengajaran juga mengemukakan cara pengajaran agar dapat ,mengurangi kesalahan yang terjadi.
Dalam jurnal elektronik akademik Cina 李 燕 洲 (Li Wang Zhou)(2006),
peneliti membahas tentang 越 南 留 学 生 汉 语 离 合 词 偏 误 成 因 初 探 (Analisis
Kesalahan Pertama yang Muncul di Li-he words Pada Pelajar Vietnam), penulis membahasa tentang kesalahan yang sama yang terjadi pada pelajar Vietnam dan pelajar di negara lain. Penulis membahas tentang kesalahan yang muncul pada pelajar Vietnam, mencari penyebab kesalahan yang muncul dan memberikan manfaat dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
Dalam jurnal elektronik akademik Cina 萧频,李慧(Xiao Bu,Li Hui) (2006),
peneliti membahas tentang 印尼学生汉语离合词使用偏误及原因分析(Analisis
Kesalahan dan Penyebab Kesalahan Li-he words pada Pelajar Indonesia) ”.
Peneliti membahas kesalahan yang terjadi pada pelajar Indonesia karena pelajar Indonesia sering mengganggap dan menggunakan Li-he words sama seperti bentuk kata yang lain.Oleh karenanya hal ini menyebabkan penggunaan Li-he words yang seharusnya di pisah malah tidak dipisah sedangkan kemampuan murid yang lebih tinggi sering menggunakan kata yang tidak seharusnya dipisah menjadi pisah penggunaanya.
Contoh pemakaian Li-he words apabila digabung penggunaanya:
a. 小平和他的妹妹一起洗澡。(xiao ping he ta de mei mei yi qi xi zao)
Xiao ping dan adiknya sama-sama mandi
b. 妈妈叫弟弟快点去洗澡。(ma ma jiao di di kuai dian qu xi zao)
Ibu menyuruh adik cepat pergi mandi.
Contoh pemakaian Li-he words apabila dipisah penggunaanya:
Hari ini saya telah mandi dua kali.
b. 我们昨天见过面了。(wo men zuo tian jian guo mian le)
Kemarin kita sudah bertemu.
2.2 Konsep
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Pada penelitian kali ini, peneliti akan menjelaskan tentang analisis kesalahan, kata, jenis kata dan Li-he words.
2.2.1 Analisis Kesalahan
Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”(Ellis Rod:1984,3).
Menurut Corder dalam Analisis Pengajaran Bahasa Untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Guru Bahasa (1971:51) membedakan kesalahan ke dalam istilah salah (mistakes), selip (lapses), dan silap (errors). Salah (mistakes) adalah
penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan penggunaan ungkapan yang tepat sesuai situasi yang ada. Selip (lapses) merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topic pembicaraan sesaat. Silap (errors) merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa.
2.2.2 Kata
Definisi kata menurut Zhao Yongxin dan Budianto(2005:2) adalah “Kata adalah satuan terkecil bahasa yang bisa berdiri sendiri,mempunyai arti dan bisa digunakan untuk membentuk kalimat. Kata-kata dalam bahasa mandarin bisa dibagi menjadi dua bagian besar,yaitu kata yang bermakna lesikal nyata dan kata yang tidak mempunyai makna leksikal nyata.
Dalam Bahasa Mandarin kata bisa dibagi menjadi dua yaitu: kata konkrit dan kata abstrak. Kata konkrit adalah kata yang mempunyai arti konkrit yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat, sedangkan kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai arti konkrit dan tidak dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat (Suparto 2003: 21).
2.2.3 Jenis kata
Kata-kata dalam bahasa Mandarin bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu kata yang bermakna lesikal nyata dan kata yang tidak mempunyai makna leksikal
nyata. Jenis yang pertama, dapat menjadi satuan kalimat, mencakup kata benda (termasuk kata benda waktu dan tempat), kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata bantu bilangan, kata ganti dan kata keterangan. Jenis yang kedua, biasanya tidak bisa menjadi satuan kalimat, meliputi: kata depan, kata penghubung, kata bantu, kata peniru bunyi dan kata seru. .(Zhao YongXin dan Budianto.2005:11).
2.2.3.1 Kata Benda
Menurut Yongxin dan Budianto dalam Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005:12), kata benda bisa diterangkan dengan kata bilangan dan kata bantu bilangan. Dalam bahasa Mandarin, untuk menyatakan jumlah orang atau benda biasanya tidak bisa secara langsung menempatkan kata bilangan di depan kata benda. Diantaranya
harus ada kata bantu bilangan, seperti : yí,一gè,个péng,朋you,友(satu orang teman),
sān
,三bĕn,本zá,杂zhĭ,志(tiga buah majalah),jadi tidak dapat mengatakan hanya :
yì
,一péng,朋you,友,sān,三bĕn,杂zá,志zhĭ,志.
2.2.3.2 Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda seperti. Kata bilangan dan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.(Yongxin dan Budianto,2005:15)
2.2.3.3 Kata Kerja
Menurut Yongxin dan Budianto dalam Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005:24) kata bantu menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda. Beberapa kata kerja dapat digunakan sebagai pelengkap akibat, pelengkap arah, dan pelengkap yang menyatakan kemungkinan. Kata kerja kadang-kadang bisa sebagai atribut, subyek dan obyek. Sebagian kecil bisa menjadi keterangan.
2.2.3.4 Kata Sifat
Menurut Yongxin dan Budianto dalam Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005:30) kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.
2.2.3.5 Kata Keterangan
Menurut Yongxin dan Budianto dalam Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005:32) kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan. Kata keterangan dapat menerangkan kata kerja dan kata sifat, tetapi tidak bisa menerangkan kata benda.
Menurut Yongxin dan Budianto dalam Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005:37) kata ganti adalah kata yang mewakili/menggantikan jata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain. Kata ganti dalam bahasa Mandarin dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kata ganti orang adalah kata yang menggantikan orang atau benda, memiliki cirri-ciri umum kata benda, bisa menjadi subyek, obyek, dan atribut. Tetapi tidak bisa menjadi predikat, di depannya bisa ditambahkan kata depan.
b. Kata ganti penunjuk, dapat menunjuk orang atau benda. “这”(zhe)
digunakan untuk menunjukkan orang/benda yang dekat dengan pembicara, “那”
(na) untuk menunjukkan yang jaraknya cukup jauh dari pembicara.
c. Kata ganti penunjuk dapat diletakkan di posisi subyek atau obyek, menyatakan hal yang ditanyakan, membentuk kalimat tanya. Menanyakan orang menggunakan “ 谁 ”(shei);menanyakan hal/benda menggunakan “ 什 么 ”(shen
me),“哪”(na) ; menanyakan cara atau keadaan menggunakan “怎么,怎么样”(zen
me, zen me yang) ; menanyakan tempat menggunakan “哪儿,哪里”(na er, na li) ;
menanyakan waktu menggunakan “多 会 儿 ”(duo hui er); menanyakan jumlah
2.2.3.7 Kata Depan
Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perbuatan/tindakan. (Yongxin dan Budianto.2005:39)
2.2.3.8 Kata Sambung
Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa. Kata sambung tidak bisa menjabat satuan kalimat, terutama menyatakan hubungan tertentu dari kata, frasa atau klausa. Hubungan ini secara garis besar dapat di bagi dua yaitu:
2.2.3.9 Kata Bantu
Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa atau kaliimat, menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan. Dalam bahasa Mandarin, kata bantu dibagi menjadi 3 yaitu: kata bantu structural, kata bantu aspek, kata bantu modalitet. (Yongxin dan Budianto.2005:46)
2.2.3.10 Kata Seru dan Peniru Bunyi
Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu.(Yongxin dan Budianto.2005:55)
Kata Peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu nada atau gerakan. (Yongxin dan Budianto.2005:55)
2.2.4 Li-he words
Li-he words adalah suatu tatanan bahasa yang sangat khusus. Biasanya adalah gabungan dari kata kerja dan objek menjadi kata kerja objek. Li-he words adalah suatu kata khusus diantara kata dan frase. Li-he words apabila digabung penggunaanya menjadi sebuah kata,apabila di pisah penggunaannya menjadi sebuah frasa.Li-he words biasanya gabungan dua suku kata menjadi kata. Li-he words mempunyai beberapa keunikan. Keunikannya yaitu (YangQingHui.2011:93) :
1. Biasanya terdiri dari dua suku kata. Contohnya : “聊(liăo)”dan “天
(tiān)”digabung menjadi “聊天”,“洗(xĭ)”dan “澡(zăo)”digabung menjadi “洗 澡”,“分(fēn )”dan“手(shǒu)”digabung menjadi “分手”.
2. Dua suku kata apabila digabung menjadi satu arti. Komposisi penggunaan kata li-he words pemakaiannya sering digabung, dan arti katanya adalah kata tunggal, bukan dua kata yang digabung dan menghasilkan dua arti. Contoh: “分手(fēn
shǒu)”yang berarti meninggalkan, berpisah, melainkan bukan tangan yang dipisah. Dari kekhususan yang kita lihat, mereka seperti kata, tetapi dari komposisinya, lebih bebas katanya, yang paling jelas adalah kedua kata tersebut bisa di pisah
pemakaiannya, bisa memasukkan berbagai sturktur kata. Contoh: “分 手 (fēn
shǒu)”bisa menjadi “分了两次手(fēn le liăng cì shǒu )”, “分了手(fēn le shǒu)”,
“分过手(fēn guò shǒu)”dan lain-lain.
3. Pemakaiannya dapat digabung dan dipisah. Apabila digabung penggunaanya menjadi kata. Apabila dipisah penggunaannya menjadi frasa. Contoh :“跳 舞 (tiào wǔ)” adalah s ebuah kata, disini kata “ 跳 (tiào)”dan “ 舞
(wǔ)”menjadi morfem, “跳了一个舞(tiào le yígè wǔ)”menjadi sebuah kata,“ 跳
(tiào)”dan “舞(wǔ)”menjadi sebuah kata.
Contoh pemakaian Li-he words apabila digabung penggunaanya:
a. 小平和他的妹妹一起洗澡。(xiao ping he ta de mei mei yi qi xi zao)
Xiao ping dan adiknya sama-sama mandi
b. 妈妈叫弟弟快点去洗澡。(ma ma jiao di di kuai dian qu xi zao)
Ibu menyuruh adik cepat pergi mandi.
a. 我今天洗了两次澡。(jin tian wo xi le liang ci zao)
Hari ini saya telah mandi dua kali.
b. 我们昨天见过面了。(wo men zuo tian jian guo mian le)
Kemarin kita sudah bertemu.
2.3 Landasan Teori
Menurut Alwasilah dalam Linguistik Suatu Pengantar (1993:108), tata bahasa atau gramatika merupakan alat yang mantap untuk meningkatkan performance seseorang baik dalam bahasa ibu ataupun bahasa asing yang dipelajarinya.
Tata bahasa dalam sebuah kalimat memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung sebuah kalimat. Dalam sebuah kalimat yang baik, hendaknya terdapat subyek, predikat, obyek dan kata keterangan. Subyek selalu diletakkan di awal kalimat untuk menunjukkan pelaku dari kegiatan tersebut, sedangkan predikat biasanya berupa kata kerja ataupun auxiliary verb, obyek diletakkan di belakang kata kerja berfungsi untuk menunjukkan penerima dari kegiatan tersebut.
Tata bahasa adalah suatu kaidah pembentukan kalimat dengan kata-kata yang ada (Yongxin dan Budianto,2005:1). Tanpa tata bahasa tidak akan muncul bahasa. Saat kita berbicara atau menulis karangan, kita selalu memerlukan banyak kata untuk disusun menjadi berbagai macam bentuk kalimat, kemudian mengaplikasikan dalam
menyusun kalimat. Hanya kalimat yang mengikuti kaidah tata bahasa yang akan mempunyai fungsi komunikasi.
Menurut Alwi dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga(2003:288) preposisi termasuk bagian dari kata tugas. Jika ditinjau dari perilaku semantisnya, preposisi yang disebut juga kata depan, menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi dengan konstituen di belakangnya. Jika ditinjau dari makna sintaksisnya, preposisi di depan nomina, adjektiva, atau adverbial, sehingga terbentuk frasa preposisional. Namun jika ditinjau dari sisi bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu preposisi tunggal dan preposisi majemuk. Preposisi tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Terdapat dua bentuk preposisi tunggal diantaranya: kata dasar, dan kata berafiks. Sedangkan preposisi majemuk (preposisi gabungan) terdiri atas dua bentuk yaitu: dua preposisi yang berdampingan dan dua preposisi yang berkorelasi.
Seperti yang telah dipaparkan diatas, penulis menggunakan sintaksis tata bahasa dimana sintaksis adalah bahagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frasa dan kalimat.(Ramlan, 1967:57)