• Tidak ada hasil yang ditemukan

P a g e 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P a g e 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat tujuan, sasaran program dan kegiatan pembangunan pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta selama dalam periode tersebut, yang disusun selaras dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Proses perencanaan bersifat dinamis maka dimungkinkan terjadinya Perubahan Rencana Strategis (Renstra) pembangunan daerah. Perubahan Rencana Strategis (Renstra) merupakan perubahan terhadap dokumen perencanaan yang memuat tujuan, sasaran, program dan kegiatan pembangunan pendidikan urusan pemerintahan wajib sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam strategi dan kebijakan daerah.

Perubahan Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY yang sudah dilaksanakan pada tahun sebelumya adalah untuk mengakomodir perubahan kelembagaan sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa No 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayaan Minimal; dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan.

Sedangkan untuk perubahan Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY untuk tahun 2020 ini disebabkan karena Pandemic Corona Virus (Covid-19) yang terjadi dan mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi dan budaya di hampir semua negara di dunia, tidak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terkait dengan Pandemic Corona Virus (Covid-19) maka Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY telah melakukan rasionalisasi atas anggaran belanja yang mana juga akan mempengaruhi besaran pemenuhan kinerja dan target yang telah ditentukan dalam perencanaan lima tahunan sebelumnya.

(3)

1.2 Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan Perubahan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2017 – 2022, meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta; 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

(4)

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018 tenntang Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;

17. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2009;

18. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi DIY sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008;

19. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang manjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

20. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025;

21. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Nilai-Nilai Luhur Budaya dalam Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 22. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2012 tentang Rencana

Strategis Pembangunan Pendidikan Daerah;

23. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menangah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017;

24. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

25. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

26. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Koordinasi Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;

(5)

27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Target Pencapaian Sasaran Tahunan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017 sebagaimana diubah dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 118 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Target Pencapaian Sasaran Tahunan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017;

28. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 25 Tahun 2020 tentang Mekanisme Kerja Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Daerah Istimewa Yogyakarta;

29. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 58 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2018 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017-2022;

30. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78/KEP/2020 tentang Perubahan atas Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64/KEP/2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.3 Maksud dan Tujuan

Perubahan Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY mengakomodir perubahan kegiatan dalam RKPD 2021. Selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan layanan pendidikan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY untuk mewujudkan visi pembangunan DIY tahun 2021-2022 di Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dengan memperhatikan kondisi Pandemic Corona Virus (Covid-19) yang terjadi pada saat ini.

Penyusunan Perubahan Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY dimaksudkan untuk memberikan acuan dan dasar hukum bagi pembangunan jangka menengah bidang pendidikan, pemuda dan olahraga untuk kurun waktu 2021-2022 dari perencanaan pembangunan daerah tahun 2017-2022 dalam kurun waktu perencanaan 2 (dua) tahun mendatang serta menjamin dan menjaga keterpaduan dan kesinambungan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai sasaran pembangunan pendidikan yang berkelanjutan.

(6)

Adapun tujuan penyusunan perubahan Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahrga DIY Tahun 2017-2022, sebagaimana perubahan kegiatan dalam RKPD 2021 yang disesuaikan dengan kondisi Pandemic Corona Virus (Covid-19) sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY (Renja) antara tahun 2021 sampai tahun 2022;

2. Sebagai tolak ukur dalam mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY antara tahun 2021 sampai tahun 2022;

3. Sebagai instrumen untuk memudahkan seluruh bidang teknis dan UPTD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;

4. Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi dan pengawasan bagi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam mengendalikan penyelenggaran pembangunan pendidikan sesuai dengan arah kebijakan yang ditetapkan;

5. Sebagai instrumen untuk memahami secara utuh dan memudahkan koordinasi, intergrasi dan sinkronisasi seluruh Bidang Teknis Pelaksana dan UPTD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY dalam mengimplementasikan kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan; dan

6. Sebagai instrumen untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian.

1.4 Dasar Pertimbangan Perubahan

Dasar pertimbangan untuk melakukan perubahan Rencana Strategis Bidang Pendidikan adalah;

1. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, kebijakan ini mengatur tentang perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga perlu dilakukan penyesuaian melalui perubahan Renstra terkait hal tersebut diatas;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

(7)

5. Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2020 tentang Mekanisme Kerja Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra Perangkat Daerah, fungsi Renstra Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra Perangkat Daerah, keterkaitan Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja Perangkat Daerah, serta penyebab harus dilakukan perubahan terhadap Renstra Perangkat Daerah

1.2 Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan Perangkat Daerah, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Perangkat Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Perubahan Renstra Perangkat Daerah

1.4 Dasar Pertimbangan Perubahan

Memuat dasar/sebab harus dilaksanakannya Perubahan Renstra

1.5 Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Perubahan Renstra Perangkat Daerah, serta susunan garis besar isi dokumen.

Bab II Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki

(8)

Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Perangkat Daerah periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas Perangkat Daerah yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra Perangkat Daerah ini.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan Perangkat Daerah, struktur organisasi Perangkat Daerah, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala Perangkat Daerah. Uraian tentang struktur organisasi Perangkat Daerah ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana Perangkat Daerah (proses, prosedur, mekanisme).

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki Perangkat Daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Perangkat Daerah berdasarkan sasaran/target Renstra Perangkat Daerah periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan Perangkat Daerah dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra Perangkat Daerah kabupaten/kota, hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Perangkat Daerah pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

(9)

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan Perangkat Daerah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan Analisis Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Perangkat Daerah yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan Perangkat Daerah.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra Perangkat Daerah.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari:

1. gambaran pelayanan Perangkat Daerah;

2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;

3. sasaran jangka menengah dari Renstra Perangkat Daerah provinsi/kabupaten/kota;

4. implikasi RTRW bagi pelayanan Perangkat Daerah; dan

5. implikasi KLHS bagi pelayanan Perangkat Daerah

Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra Perangkat Daerah tahun rencana.

(10)

Bab IV Tujuan dan Sasaran

5.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel

Bab V Strategi dan Arah Kebijakan

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang yang disajikan dalam tabel Tabel di atas dapat menunjukkan relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi dan misi RPJMD periode berkenaan dengan tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan Perangkat Daerah. Jika terdapat pernyataan strategi atau arah kebijakan yang tidak relevan dan tidak konsisten dengan pernyataan lainnya, maka diperlukan perbaikan dalam proses perumusan strategi dan arah kebijakan tersebut.

Bab VI Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif, termasuk didalamnya perubahan yang dilakukan. Adapun penyajiannya menggunakan Tabel Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Adapun penyajiannya menggunakan Tabel berikut ini.

Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Perangkat Daerah yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(11)

2 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA dan OLAHRAGA DIY

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

Pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan provinsi/daerah adalah sebagai berikut;

No Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/ Kota

1 Manajemen Pendidikan a. Penetapan standar nasional Pendidikan a. Pengelolaan pendidikan menengah a. Pengelolaan pendidikan dasar b. Pengelolaan pendidikan tinggi b. Pengelolaan pendidikan khusus b. Pengelolaan

pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal

2 Kurikulum Penetapan kurikulum

nasional, pendidikan menengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal

Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan menengah dan muatan lokal pendidikan khusus

Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonfromal

3 Akreditasi Akreditasi perguruan tinggi, pendidikan menengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal ---- --- 4 Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Pengendalian formasi pendidik, pemindahan pendidik, dan pengembangan karier pendidik.

Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi

Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan

dalam daerah

kabupaten/kota

b. Pemindahan

pendidik dan tenaga kependidikan lintas daerah provinsi 5 Perizinan Pendidikan a. Penerbitan izin perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat a. Penerbitan izin pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh masyarakat a. Penerbitan izin pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat b. Penerbitan izin penyelenggaraan satuan pendidikan asing b. Penerbitan izin pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat b. Penerbitan izin pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat

(12)

6 Bahasa dan Sastra

Pembinaan bahasa dan sastra Indonesia

Pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya

lintas daerah

kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi

Pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya

dalam daerah

kabupaten/kota

Tabel 1. Pembagian Kewenangan Pusat, Provinsi dan Kab/Kota Sumber data : UU 23/2014

Sebagai amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah maka Tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 56 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Dan juga amanat Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga. Dinas memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) sejumlah 8 (delapan) unit yang terdiri dari:

• Balai Latihan Pendidikan Teknik • Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan • Balai Pemuda dan Olahraga

• Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta • Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Sleman • Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Bantul • Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Gunungkidul • Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulon Progo

Dengan dilimpahkannya kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus ke daerah provinsi maka Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY memiliki 69 (enam puluh sembilan) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) sebagai satuan pendidikan menengah yang dikelola Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal setelah lulus Sekolah Menengah Pertama atau sederajat, 49 (empat puluh sembilan) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) sebagai salah

(13)

satu bentuk satuan pendidikan formal yang dikelola Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs, selain itu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengelola Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) yang diperuntukkan bagi anak yang berkebutuhan khusus sebanyak 9 (sembilan) sekolah.

(14)

Daftar SMAN, SMKN, dan SLBN DIY

No Jenjang Sekolah

Kota Yogyakarta Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Kulon Progo

1 SMAN 1. SMAN 1 Yogyakarta 1. SMAN 1 Cangkringan 1 SMAN 1 Bantul 1 SMAN 1 Wonosari 1 SMAN 1 Wates

2. SMAN 2 Yogyakarta 2. SMAN 1 Depok 2 SMAN 2 Bantul 2 SMAN 2 Wonosari 2 SMAN 2 Wates

3. SMAN 3 Yogyakarta 3. SMAN 1 Gamping 3 SMAN 3 Bantul 3 SMAN 1 Playen 3 SMAN 1 Pengasih

4. SMAN 4 Yogyakarta 4. SMAN 1 Godean 4 SMAN 1 Sewon 4 SMAN 2 Playen 4 SMAN 1 Lendah

5. SMAN 5 Yogyakarta 5. SMAN 1 Kalasan 5 SMAN 1 Kasihan 5 SMAN 1 Semin 5 SMAN 1 Galur

6. SMAN 6 Yogyakarta 6. SMAN 1 Minggir 6 SMAN 1 Sedayu 6 SMAN 1 Karangmojo 6 SMAN 1 Temon

7. SMAN 7 Yogyakarta 7. SMAN 1 Mlati 7 SMAN 1 Banguntapan 7 SMAN 1 Panggang 7 SMAN 1 Kokap

8. SMAN 8 Yogyakarta 8. SMAN 1 Ngaglik 8 SMAN 2 Banguntapan 8 SMAN 1 Rongkop 8 SMAN 1 Sentolo

9. SMAN 9 Yogyakarta 9. SMAN 2 Ngaglik 9 SMAN 1 Piyungan 9 SMAN 1 Semanu 9 SMAN 1 Girimulyo

10. SMAN 10 Yogyakarta 10 SMAN 1 Ngemplak 10 SMAN 1 Pleret 10 SMAN 1 Patuk 10. SMAN 1 Kalibawang

11. SMAN 11 Yogyakarta 11 SMAN 1 Pakem 11 SMAN 1 Dlingo 11 SMAN 1 Tanjungsari 11. SMAN 1 Samigaluh

12 SMAN 1 Prambanan 12 SMAN 1 Imogiri

13 SMAN 1 Seyegan 13 SMAN 1 Jetis

14 SMAN 1 Sleman 14 SMAN 1 Pundong

15 SMAN 2 Sleman 15 SMAN 1 Kretek

16 SMAN 1 Tempel 16 SMAN 1 Sanden

17 SMAN 1 Turi 17 SMAN 1 Bambanglipuro

18 SMAN 1 Pajangan

19 SMAN 1 Srandakan

2 SMKN 1. SMKN 1 Yogyakarta 1 SMKN 1 Cangkringan 1 SMKN 1 Bantul 1 SMKN 1 Wonosari 1 SMKN 1 Pengasih

2. SMKN 2 Yogyakarta 2 SMKN 1 Depok 2 SMKN 1 Kasihan 2 SMKN 2 Wonosari 2 SMKN 2 Pengasih

3. SMKN 3 Yogyakarta 3 SMKN 2 Depok 3 SMKN 2 Kasihan 3 SMKN 3 Wonosari 3 SMKN 1 Temon

4. SMKN 4 Yogyakarta 4 SMKN 1 Godean 4 SMKN 3 Kasihan 4 SMKN 1 Saptosari 4 SMKN 1 Kokap

5. SMKN 5 Yogyakarta 5 SMKN 2 Godean 5 SMKN 1 Pajangan 5 SMKN 1 Gedangsari 5 SMKN 1 Samigaluh

6. SMKN 6 Yogyakarta 6 SMKN 1 Kalasan 6 SMKN 1 Pandak 6 SMKN 2 Gedangsari 6 SMKN 1 Girimulyo

7. SMKN 7 Yogyakarta 7 SMKN 1 Seyegan 7 SMKN 1 Pleret 7 SMKN 1 Girisubo 7 SMKN 1 Panjatan

8 SMKN 1 Tempel 8 SMKN 1 Pundong 8 SMKN 1 Purwosari 8 SMKN 1 Nanggulan

9 SMKN 1 Sanden 9 SMKN 1 Tanjungsari

10. SMKN 1 Sedayu 10 SMKN 1 Nglipar

11. SMKN 1 Sewon 11 SMKN 1 Tepus

12. SMKN 2 Sewon 12 SMKN 1 Ngawen

13 SMKN 1 Ponjong

3 SLBN 1. SLBN Pembina 1 SLBN 1 Sleman 1 SLBN 1 Bantul 1 SLBN 1 Gunungkidul 1 SLBN 1 Kulon Progo

2. SLBN 1 Yogyakarta 2 SLBN 2 Bantul 2 SLBN 2 Gunungkidul

3. SLBN 2 Yogyakarta

Tabel 2. Daftar SMAN, SMKN dan SLBN DIY Sumber data : Disdikpora DIY 2018

(15)

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2015 maka Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah. Guna melaksanakan tugas tersebut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY mempunyai fungsi:

1. Penyusunan program dan pengendalian pendidikan, pemuda dan olahraga; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

3. Pelaksanaan kewenangan DIY yang berkaitan dengan pembiayaan, kurikulum, sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, penjamin mutu pendidikan, pemuda dan olahraga;

4. Pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan melalui pendidikan, kepemudaan dan olahraga;

5. Pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya;

6. Pemberian fasilitas penyelenggaraan urusan pendidikan, pemuda dan olahraga Kabupaten/Kota; 7. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan pendidikan, pemuda dan olahraga;

8. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

9. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas; dan

10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

(16)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

(KAWEDANAN WIYATA PRAJA LAN KRIDA TARUNA)

DINAS PENDIDIKAN,

PEMUDA DAN OLAHRAGA

(KAWEDANAN WIYATA PRAJA

LAN KRIDA TARUNA)

BIDANGPERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKRETARIAT SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN UMUM SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN BIDANGPEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH BIDANGPEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN

LAYANAN KHUSUS

BIDANGPEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN UPT UPT

UPT

SEKSI PERENCANAAN, DATA DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

SEKSI PENGEMBNGAN MUTU, EVALUASI dan FASILITASI PENDIDIKAN

SEKSI PENILAIAN KINERJA DAN PEMBINAAN KARIR

SEKSI KESEJAHTERAAN, PENGHARGAAN, DAN PERLINDUNGAN SEKSI SEKOLAH MENENGAH ATAS SEKSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SEKSIKURIKULUM DAN PESERTA DIDIK PENDIDIKAN KHUSUS SEKSI KELEMBAGAAN DAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN KHUSUS

(17)

2.2 Sumber Daya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY 2.2.1 Sumber Daya Manusia

Dalam mendukung kinerja maka Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY memiliki sumber daya manusia baik sebagai Aparatur Sipil Negara maupun Non-Aparatur Sipil Negara seperti guru tidak tetap (GTT), pegawai tidak tetap (PTT), pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K), guru tetap yayasan (GTY) dan pegawai tetap yayasan (PTY). Untuk GTY dan PTY bekerja di sekolah swasta.

Sedangkan untuk ASN yang bekerja di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY berikut semua UPTD tanpa memperhitungkan ASN yang juga bekerja di SMA, SMK dan SLB yang berada di DIY adalah sebagai berikut;

No Instansi Gol.IV Gol.III Gol.II Gol.I Jml

1 Disdikpora DIY 11 78 15 1 105 2 BLPT 6 15 5 3 29 3 BPO 22 17 - - 39 4 BALTEKOMDIK 2 16 2 - 20 5 BALAI DIKMEN YK 3 11 2 - 16 6 BALAI DIKMEN GK 2 11 8 1 22 7 BALAI DIKMEN KP 2 7 5 - 14 8 BALAI DIKMEN BTL 1 13 2 - 16 9 BALAI DIKMEN SLM 2 10 4 - 16 Jumlah Total 51 178 43 5 277

Tabel 3. Data ASN Disdikpora DIY Berdasarkan Golongan Per Juli 2020 Sumber data : Disdikpora 2020

Perhitungan diatas hanya melihat ASN yang bekerja di OPD Induk dan UPTD pendukung teknis OPD sedangkan untuk perhitungan pendidik dan tenaga kependidikan ditampilkan dalam tabel jumlah PTK yang bekerja di DIY yang tabel data tersebut akan ditampilkan dalam bagian lain Renstra Perubahan Dinas DIkpora 2020-2022 ini.

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa ASN Dinas Dikpora DIY berikut UPTD ada sebanyak 277 orang, dengan 64.25% berada di golongan III dan 18.41% berada di golongan IV. Sebanyak 82.66% ASN yang bekerja di OPD Induk maupun UPTD pendukung teknis OPD Induk masuk dalam golongan III dan IV, dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebagian besar sumber

(18)

daya manusia yang bekerja di Dinas Dikpora DIY memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 sehingga dapat dikatakan hal tersebut cukup signifikan untuk mendukung capaian kinerja Dinas Dikpora DIY. Meskipun demikian, tidak adanya jumlah berimbang antara jumlah ASN yang berkurang baik melalui pensiun maupun meninggal dunia dengan jumlah ASN yang diterima dan ditempatkan di Dinas Dikpora DIY menyebabkan sedikit kesulitan dalam managemen kepegawaian dan penempatan personal dan beban kerja yang dibebankan menyebabkan kesulitan dalam penyelesaian pekerjaan terkait waktu dan tenaga yang tersedia.

No Instansi Jenjang Usia PNS Dikpora DIY

18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 >55 Jml 1 Disdikpora DIY - - 7 8 17 28 29 16 105 2 BLPT - - 4 2 4 5 9 5 29 3 BPO - 1 7 4 9 5 8 5 39 4 BALTEKOMDIK - 1 2 2 3 4 5 3 20 5 BALAI DIKMEN YK - 1 2 1 5 2 2 3 16 6 BALAI DIKMEN GK - 2 - 1 5 10 2 2 22 7 BALAI DIKMEN KP - - 1 3 1 4 2 3 14 8 BALAI DIKMEN BTL - 2 3 2 1 2 5 1 16 9 BALAI DIKMEN SLM - - 1 4 4 - 3 4 16 Jumlah Total - 7 27 27 49 60 65 42 277

Tabel 4. Data ASN Disdikpora DIY Berdasarkan Usia Per Juli 2020 Sumber data : Disdikpora 2020

Namun apabila memperhatikan jenjang usia ASN yang bekerja di Dinas Dikpora DIY, ASN dengan jenjang usia dibawah 50 tahun ada sebanyak 170 orang atau 61.37%, sedangkan ASN usia >50 tahun ada 107 orang atau 38.62%. Dapat dikatakan bahwa sepertiga ASN pendukung capaian kinerja Dinas Dikpora DIY sebagian besar berusia di atas 50 tahun, dengan sebanyak 42 orang (15.16%) berada dalam kisaran usia 56-60 tahun, yang notabene merupakan usia yang mendekati masa pensiun maka dalam kisaran waktu 2 tahun mendatang, maka ASN Dinas Dikpora DIY akan berkurang cukup signifikan. Hal ini dapat mempersulit capaian kinerja karena bertambahnya beban pekerjaan namun tidak didukung oleh ketersediaan SDM yang mencukupi.

(19)

Data Guru Prov. D.I. Yogyakarta - Dapodikdasmen

No Wilayah SMA SMK SLB Total

L P Jml L P Jml L P Jml

1 Kab. Sleman 479 653 1132 787 910 1697 114 314 428 3.257

2 Kab. Bantul 434 662 1096 736 814 1550 100 270 370 3.016

3 Kab. Gunung Kidul 284 283 567 700 617 1317 63 103 166 2.050

4 Kota Yogyakarta 549 731 1280 571 728 1299 57 136 193 2.772

5 Kab. Kulon Progo 191 259 450 506 485 991 46 72 118 1.559

Total 1937 2588 4525 3300 3554 6854 380 895 1275 12.654

Tabel 5. Data Guru DIY SMA, SMK dan SLB Negeri dan Swasta DIY Sumber data : Dapodikdikdasmen cut off semester genap 2019/2020

Data diatas menunjukkan jumlah keseluruhan guru yang bekerja di SMA, SMK dan SLB DIY baik yang memiliki status sebagai ASN, GTT, GTY maupun P3K.

Data Pegawai Prov. D.I. Yogyakarta - Dapodikdasmen

Wilayah SMA SMK SLB Total

L P Jml L P Jml L P Jml

Kab. Sleman 213 121 334 307 171 478 45 22 67 879

Kab. Bantul 221 94 315 275 133 408 37 20 57 780

Kab. Gunung Kidul 130 43 173 302 116 418 21 18 39 630

Kota Yogyakarta 325 147 472 244 153 397 28 12 40 909

Kab. Kulon Progo 87 44 131 208 101 309 13 6 19 459

Total 976 449 1425 1336 674 2010 144 78 222 3.657

Tabel 6. Data Pegawai SMA, SMK dan SLB Negeri dan Swasta DIY Sumber data : Dapodikdikdasmen cut off semester genap 2019/2020

Sedangkan data diatas merupakan data keseluruhan pegawai yang bekerja di SMA, SMK dan SLB DIY baik yang berstatus sebagai ASN, PTT, PTY dan P3K. Data diambil dari Dapodikdasmen, keadaan semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

(20)

2.2.2 Sarana Prasarana Instansi

No Nama Bidang Barang

Induk (Induk, SLB dan UPT) Balai Dikmen Kota Yogyakarta Balai Dikmen Kab. Bantul Balai Dikmen Kab. Gunung kidul Balai Dikmen Kab. Kulon Progo Balai Dikmen Kab. Sleman 1 Tanah 17 15 27 26 29 25 2 Alat-alat besar 21 34 496 16 66 801 3 Alat-alat angkutan 74 94 116 63 33 109

4 Alat bengkel & alat ukur 719 3.126 4.679 6.842 2.963 3.287

5 Alat pertanian 76 93 326 122 381 1.203

6 Alat kantor & rumah tangga 32.476 79.374 88.312 57.555 42.916 83.692

7 Alat studio & alat komunikasi 1.743 2.931 2.985 2.515 1.068 2.906

8 Alat-alat kedokteran 331 265 316 356 55 256 9 Alat laboratorium 5.786 6.587 14.451 19.170 14.964 18.161 10 Alat-alat persenjataan/ keamanan 3 0 7 2 1 22 11 Bangunan gedung 208 212 1.174 660 432 869 12 Monumen 6 2 0 17 0 27

13 Jalan & jembatan 1 1 13 6 3 1

14 Bangunan air/ irigasi 5 18 13 21 4 8

15 Instalasi 23 6 34 36 29 21

16 Jaringan 14 6 88 31 2 5

17 Buku perpustakaan 270.424 318.784 537.166 279.806 157.867 578.633

18 Barang bercorak kebudayaan 1.268 1.410 5.369 9.048 163 2.378

19 Hewan & ternak serta

tanaman 5 13 6 38 4 175

20 Aset tetap renovasi 0 0 0 0 0 0

21 Konstruksi dalam pengerjaan 3 14 0 0 0 1

22 Aset tidak berwujud 21 26 24 23 25 28

Tabel 7. Aset Barang Modal Dinas Dikpora Sumber data : Disdikpora akhir tahun 2019

Sarana prasarana tersebut diatas, penggunaan dan pemanfaatannya tersebar pada OPD Induk, UPT, SLB, Balai Dikmen Kab/Kota serta SMAN dan SMKN di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY.

2.2.3 Capaian Pelayanan Pendidikan Tahun 2020

Pembangunan bidang pendidikan Pemda DIY pada awal perencanaan difokuskan pada perluasan akses dan pemerataan kesempatan menempuh pendidikan baik pendidikan menengah maupun pendidikan khusus (afirmasi pendidikan), pengelolaan dan peningkatan

(21)

kualitas dan kuantitas guru dan tenaga kependidikan, serta peningkatan dan perluasan mutu pendidikan itu sendiri, akan tetapi dengan adanya pandemic Covid-19 yang terjadi semenjak pertengah Maret hingga saat ini maka terjadi pengurangan titik fokus pembangunan bidang pendidikan di tahun 2020-2022.

Dengan adanya pandemic Covid-19 maka titik fokus pembangunan di bidang pendidikan adalah perluasan akses dan pemerataan pendidikan baik pendidikan menengah maupun pendidikan khusus melalui penyediaan media pembelajaran jarak jauh atau Daring sehingga siswa-siswa SMA, SMK dan SLB masih bisa mengikuti dan mendapatkan pembelajaran. Meski demikian untuk beberapa program keahlian dan kejuruan di SMK yang membutuhkan praktek maka pada umumnya SMK di DIY melakukan penjadwalan atau sistem bergilir untuk masuk sekolah dan melakukan pembelajaran praktek.

Adapun afirmasi pendidikan yang merupakan perluasan akses dan kesempatan untuk bersekolah di DIY sebagai kinerja Dinas Dikpora sebelum pandemic Covid-19, terkait dengan terpenuhinya penduduk DIY dengan usia tertentu yang bisa dan tercatat sebagai siswa di sekolah-sekolah SMA, SMK dan SLB DIY, hal tersebut dapat dilihat melalui data-data di tahun 2019 sebagai berikut;

a. Angka Pertisipasi Kasar Pendidikan Termasuk Kejar Paket 2016-2019

Kab/Kota

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA Bantul 107.37 107.82 91.10 106.34 108.01 85.51 97.51 98.27 94.14 94.10 97.72 100.21 Sleman 115.71 112.09 87.53 114.41 111.13 80.83 117.14 113.36 91.33 98.87 100.90 100.72 Gunungkidul 89.67 102.52 76.88 92.73 97.69 82.40 107.89 150.02 91.95 91.26 98.51 87.31 Kulon Progo 103.98 107.88 96.31 97.74 105.49 80.82 94.67 93.82 90.79 93.26 92.83 91.95 Yogyakarta 133.17 146.91 127.64 132.36 144.12 136.27 122.53 125.67 127.54 122.57 124.97 183.07 DIY 108.36 112.63 94.18 107.63 110.72 90.89 107.66 113.20 98.25 98.17 101.65 107.51 Tabel 8. Data APK Pendidikan Kab/Kota dan Provinsi Tahun 2016-2019

Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2016, 2017, 2018,2019

Tabel diatas menunjukkan pertisipasi pendidikan di DIY mencapai angka tinggi, dimana dapat dikatakan bahwa hampir sebagian besar penduduk DIY dalam usia sekolah dari 7 – 18 th mendapat pendidikan. Untuk partisipasi pendidikan menengah di tahun 2019

(22)

mencapai 107.51% sehingga hal ini menunjukkan bahwa besar kemungkinan seluruh

penduduk DIY usia 16-18th mendapatkan pendidikan menengah.

Dari data di atas dapat dipahami bahwa APK Pendidikan Menengah DIY selama 2016-2019, APK Dikmen dengan usia penduduk 16-18 th juga merupakan data dasar yang bisa digunakan untuk menghitung pemenuhan SPM pendidikan menengah DIY, dimana apabila APK dikmen tinggi maka dapat dikatakan bahwa DIY dalam pemenuhan SPM sudah mencapai angka yang tinggi. Meskipun secara perhitungan partisipasi kasar sudah memenuhi 100% target SPM namun tetap diperlukan untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak maupun instansi terkait untuk meluncurkan program kegiatan yang mendorong anak untuk bersekolah, tetap bersekolah dan tidak putus sekolah. Mengurangi angka tenaga kerja anak-anak serta pengurangan jumlah anak jalanan dan pendataan ulang terkait data mentah untuk mengetahui kondisi riil.

Angka Partisipasi Kasar adalah perbandingan antara siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah dan dinyatakan dalam persentase. Dalam hal semakin tingginya nilai APK dapat diartikan makin banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah di jenjang pendidikan tertentu atau banyak anak di luar usia sekolah. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

Terkait dalam capaian APK Kab. Gunungkidul yang mengalami penurunan di tahun 2019 hal ini bukan berarti adanya penurunan kualitas dan mutu pendidikan namun hal ini dapat disebabkan karena penurunan penduduk usia sekolah pada kabupaten/kota yang ada di DIY, terkait dengan adanya sistem zonasi sehingga ada hal ini mempengaruhi angka partisipasi kasar sebagai perhitungan jumlah siswa dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang satuan pendidikan.

(23)

b. Angka Partisipasi Murni Pendidikan Termasuk Kejar Paket 2016-2019

Kab/Kota

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA SD/MI SMP /MTs SMA/ SMK/ MA SD/MI SMP /MTs SMA/ SMK/ MA Bantul 95.80 82 64.90 95.80 82.72 64.87 87.95 74.98 68.67 85.65 75.44 75.89 Gunungkidul 102.88 83.99 60.44 102.23 84.03 59.32 105.67 85.91 65.14 83.82 76.26 67.46 Kulon Progo 80.83 77.14 53.52 84.47 74.77 59.63 98.96 115.27 69.30 84.80 72.71 64.21 Sleman 91.64 78.99 66.87 87.26 79.17 55.20 85.11 72.49 67.35 90.71 97.65 73.39 Yogyakarta 120.44 108.36 92.53 119.33 113.18 100 114.32 98.64 95.20 114.89 100.05 135.17 DIY 96.81 84.35 66.41 96.82 84.61 66.57 97.83 86.82 72.16 90.09 79.01 79.77 Tabel 9. APM Pendidikan Kab/Kota dan Provinsi Tahun 2016-2019

Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2016, 2017, 2018,2019

Untuk APM jenjang SD/MI/Paket A dan jenjang SMP/MTs/Paket B di tahun 2019 menunjukan adanya penurunan angka capaian dibandingkan dengan capaian tahun 2018 untuk seluruh Kabupaten/Kota, dimungkinkan sebab adanya penurunan jumlah penduduk usia sekolah dasar 7-15 tahun sehingga mempengaruhi APM DIY jenjang Pendidikan Dasar. APM tingkat SMA/SMK/MA/Paket C dalam periode 4 tahun dapat dilihat terus mengalami peningkatan. APM jenjang pendidikan menengah di tahun 2018 meningkat sebesar 5,59% dan di tahun 2019 meningkat sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,61%. Dengan demikian dapat dikatakan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora DIY dalam kurun waktu 4 tahun terhitung tahun 2016 s.d 2019 mampu mendorong peningkatan jumlah peserta didik jenjang pendidikan menengah.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM merupakan indikator daya serap karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut.

Memperhatikan capaian untuk setiap kabupaten/kota maka penurunan APM disebabkan oleh makin sesuainya median umur penduduk usia sekolah dengan anak usia sekolah yang

(24)

bersekolah pada jenjang satuan pendidikan tertentu. APM maupun APK ini tidak bisa dipaksa untuk terus naik karena pertambahan dan pengurangan penduduk merupakan data dinamis yang selalu berubah setiap tahunnya sehingga mau tidak mau data APM dan APK pun mengikuti pergerakan tersebut.

Pendidikan tidak melihat batasan usia hanya saja dengan memperhatikan usia maka dapat

melihat jumlah penduduk usia 16-18 th yang bersekolah dibanding yang belum

memperoleh atau tidak duduk di sekolah jenjang Dikmen. Adanya kewajiban Pemerintah Daerah DIY sesuai dengan kewenangannya untuk memastikan bahwa anak usia 16-18 th haruslah bersekolah, mendapat pendidikan dan menyelesaikan pendidikan jenjang menengah. Pemda melalui Dinas Dikpora DIY diharapkan melalui program kegiatan yang sudah ada dan dilaksanakan selama ini mampu untuk lebih membuka akses dan kesempatan agar anak usia tersebut harus dan wajib sekolah.

c. Angka Putus Sekolah dan Jumlah Siswa Mengulang Pendidikan Menengah 2016-2019

Angka Putus Sekolah Pendidikan Menengah

Kab/Kota 2016 2017 2018 2019

SMA MA SMK SMA MA SMK SMA MA SMK SMA MA SMK

Bantul 2 14 9 12 14 32 7 2 17 6 - 9 Gunungkidul 6 - 3 11 2 31 1 0 26 2 - 23 Kulon Progo 12 - - 9 - 30 4 0 18 3 - 25 Sleman 3 - 2 2 - 18 1 0 14 5 - 18 Yogyakarta 2 - 5 3 1 13 1 0 12 4 - 9 DIY 25 14 19 37 17 124 14 2 87 20 - 84

Tabel 10. APS SM Kab/Kota dan Provinsi Tahun 2016-2019

Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2016, 2017, 2018, 2019

Dalam rentang 4 (empat) tahun dalam kurun 2016-2019 maka angka putus sekolah mengalami penurunan dan kenaikan. Untuk tingkat SMA dari keseluruhan jumlah siswa SMA di DIY pada tahun 2019 sebanyak 41.646 siswa maka 20 siswa yang mengalami putus sekolah dapat dikatakan sebagai angka yang kecil, meski demikian tidak dipungkiri 20 siswa ini menjadi tanggung jawab dinas untuk dicarikan solusi dan mendorong untuk menyelesaikan pendidikan baik melanjutkan maupun lewat sistem kejar paket C. Untuk siswa MA tahun 2019 dengan jumlah siswa 12.296 siswa dengan zero students. Siswa SMK dengan jumlah siswa 65.617 siswa dengan 84 siswa putus sekolah.

(25)

Pengurangan angka putus sekolah belum dapat mencapai angka 0 (zero student) namun dengan program dan kegiatan yang dimiliki dan dilaksanakan selama ini terbukti dapat mengurangi angka putus sekolah di jenjang SM.

Jumlah Siswa Mengulang Pendidikan Menengah

Kab/Kota 2016 2017 2018 2019

SMA MA SMK SMA MA SMK SMA MA SMK SMA MA SMK

Bantul 4 6 24 17 6 27 8 5 16 7 3 16 Gunungkidul 1 - 1 5 4 6 1 0 3 7 - 10 Kulon Progo 4 - - 9 - 36 7 0 4 - 2 11 Sleman 3 1 9 15 3 30 8 5 31 12 3 22 Yogyakarta 2 - 29 9 - 51 11 0 20 12 - 48 DIY 14 7 63 55 13 150 35 10 74 38 8 107

Tabel 11. Siswa Mengulang SM Kab/Kota dan Provinsi Tahun 2016-2019 Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2016, 2017, 2018, 2019

Jumlah siswa mengulang untuk tingkat pendidikan menengah, sebagaimana ditunjukan dalam data tersebut diatas, dalam kurun waktu 4 tahun terhitung 2016-2019 maka terjadi kenaikan dan penurunan jumlah siswa mengulang. Tahun 2017 merupakan tahun dimana jumlah siswa mengulang untuk SMA, SMK dan MA mengalami angka tertinggi dalam kurun waktu 4 tahun tersebut. Sehingga tahun 2018 merupakan tahun dimana Dinas Dikpora DIY mampu menekan dan menurunkan jumlah siswa mengulang untuk SMA hampir sepertiga dari jumlah di tahun 2017, dan hampir 50% penurunan untuk tingkat SMK. Akan tetapi untuk tahun 2019 kembali terjadi peningkatan jumlah siswa mengulang baik untuk tingkat SMA dan SMK dengan hampir 30.84% peningkatan atas jumlahsiswa yang mengulang.

Pandemic Covid -19 yang terjadi saat ini maka sedikit banyak mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan daerah bidang pendidikan, namun hal tersebut belum dipastikan apakah mempengaruhi jumlah anah putus sekolah atau tidak, hal ini dikaitkan belum dilaksanakannya pendataan terbaru. Sedangkan apabila mempertanyakan apakah pandemic convid-19 mempengaruhi kondisi ekonomi keluarga maka hal ini dapat diiyakan karena sistem pembelajaran jarak jauh atau Daring yang membutuhkan antara lain hand phone maupun laptop atau bahkan keduanya maka hal ini memaksa orang tua murid untuk menyiapkan salah satu atau kedua alat teknologi tersebut.

Namun apakah membelikan alat teknologi penunjang pembelajaran dapat dikatakan menjadi penyebab angka kemiskinan baru, hal ini pun terkesan terlalu berlebihan untuk diyakini karena angka kemiskinan baru yang terjadi akibat pandemic convid-19 ini bersifat

(26)

massif dan dialami oleh hampir semua golongan masyarakat. Kebijakan “bekerja di rumah” bagi sebagian pegawai baik negeri maupun swasta dan juga kebijakan “dirumahkan” bagi pekerja sector buruh dan karyawan pabrik, restaurant, toko maupun bentuk-bentuk kegiatan ekonomi lain maka hal inilah yang secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan angka kemiskinan, dan pendidikan hanyalah satu hal yang menjadi bagian namun bukan alasan atas hal tersebut.

Dalam pendidikan bagi penduduk miskin, dana anggaran yang dialokasikan untuk mengatasi kemiskinan sama sekali tidak dilakukan pengurangan sebagai contoh adalah beasiswa siswa miskin, sehingga masih ada jaminan bagi penduduk DIY untuk terus mendapatkan akses pendidikan.

(27)

d. Rata-rata Hasil Ujian Sekolah Menengah 2016-2019

Kab/Kota 2016 2017

Total Nilai Ujian SMA SMK Rerata Nilai Ujian SMA SMK

IPA IPS Bhs IPA IPS Bhs

Bantul 334.89 338.52 355.78 62.15 60.92 59.58 53.13 59.37 Gunungkidul 316.69 319.53 442.57 63.33 61.32 57.00 74.57 61.54 Kulon Progo 321.18 328.56 - 63.59 60.32 57.16 - 62.53 Sleman 329.23 341.29 355.78 64.49 61.49 61.04 72.47 62.02 Yogyakarta 375.35 351.62 379.37 64.92 68.55 62.87 65.99 63.80 Prov. DIY 346.05 338.99 387.59 63.77 63.70 60.12 65.22 61.82

Tabel 12. Hasil Rerata Ujian SM Kab/Kota dan Provinsi Tahun 2016-2019 Sumber data : Sekretariat UN Disdikpora DIY 2016, 2017, 2018, 2019

Kab/Kota 2018 2019

Total Nilai Ujian SMA SMK Rerata Nilai Ujian SMA SMK

IPA IPS Bhs IPA IPS Bhs

Bantul 60.61 59.09 60.19 52.86 62.79 60.39 63.45 52.93 Gunungkidul 58.53 53.88 75.04 53.39 60.80 56.10 72.48 54.54 Kulon Progo 60.08 56.26 - 54.12 61.14 57.06 - 55.69 Sleman 61.25 60.06 73.60 55.31 63.69 62.34 75.19 55.14 Yogyakarta 66.93 60.58 67.72 58.05 70.75 63.02 67.22 58.86 Prov. DIY 62.77 58.65 68.05 54.77 65.35 60.60 67.57 55.33

Tabel 12. Hasil Rerata Ujian SM Kab/Kota dan Provinsi Tahun 2016-2019 Sumber data : Sekretariat UN Disdikpora DIY 2016, 2017, 2018, 2019

Dari data diatas terkait rerata hasil ujian sekolah menengah baik SMA dan SMK dari tahun 2016 sampai dengan 2019 maka data dapat dibaca sebagai berikut, bahwa pada pelaksanaan ujian sekolah menengah pada tahun 2016 belum dilakukan rerata hasil namun hanya berupa penjumlahan total dari hasil ujian sekolah, sedangkan untuk tahun 2017 s.d 2019 sudah dilakukan perhitungan rerata sehingga dapat diperhatikan bahwa terjadi penurunan hasil di tahun 2018 untuk SMA IPA dan IPS namun peningkatan untuk SMA Bahasa, sedangkan di tahun 2019 yang terjadi adalah sebaliknya untuk IPA dan IPS mampu untuk meningkatkan rerata nilai ujian sebesar 2.58 point (IPA) dan 1.95 point (IPS) sedangkan Bahasa mengalami penurunan meski hanya 0.48 point.

(28)

Untuk SMK sendiri karena tidak ada perbedaan perhitungan dari tahun 2016 sampai 2019 maka dengan mudah dapat melihat adanya penurunan rerata sejak tahun 2016. Penurunan rerata di tahun 2017 dibandingkan dengan hasil tahun 2016 adalah sebesar 1.95 point sedangkan untuk rerata tahun 2017 dibandingkan dengan hasil tahun 2018 terjadi penurunan sebesar 7.05. untuk tahun 2019 SMK mampu meningkatkan hasil sebesar 0.56 point.

Penurunan nilai ujian nasional SMK terjadi di setiap kabupaten/kota dengan konsentrasi di mata ujian Matematika dan Kompetensi (Kejuruan). Penurunan hasil ujian nasional SMK mata ujian Matematika secara rerata turun 4.24 dari tahun 2017, sedangkan untuk mata ujian kompetensi (kejuruan) terjadi penurunan hasil ujian nasional yang cukup signifikan dibanding dengan hasil tahun 2017, penurunan sebesar 27.98 point untuk hasil rerata di tahun 2018, maka di tahun 2019 mampu meningkatkan rerata hasil pada level provinsi meskipun hanya sebesar 1.11 point. Dapat dikatakan bahwa untuk mata ujian matematika masih terjadi penurunan namun untuk mata ujian kompetensi di tahun 2019 sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan hasil.

Berbicara pada level Kabupaten/Kota dan provinsi maka dapat dilihat perkembangan dan peningkatan maupun penurunan rerata hasil ujian SMK untuk capaian per mapel namun apabila memperhatikan hasil capaian rerata secara nasional maka rerata hasil ujian SMK DIY untuk setiap mata ujian yang diujikan lebih tinggi dibanding hasil rerata ujian pada tingkat nasional.

Bahkan untuk mata ujian matematika dan kompetensi DIY berada jauh diatas rerata nasional. Tahun 2019 rerata nasional untuk matematika adalah 35.25 sedangkan DIY berada di 44.09, sedangkan rerata nasional mata ujian kompetensi adalah 44.13 dan DIY berada di 50.86.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun capaian rerata ujian SMK DIY masih belum memenuhi target yang ditentukan dalam renstra namun tanpa berusaha untuk mengurangi beban tanggung jawab, maka hasil rerata ujian SMK DIY sudah diatas hasil rerata ujian SMK nasional.

(29)

Meski demikian dengan adanya hasil rerata di mata ujian matematika dan kompetensi tetap menimbulkan persoalan tersendiri yang menimbulkan pertanyaan Apakah terjadi permasalahan kurikulum, kurang tersedianya sarana prasarana, kemampuan dan kompetensi pendidik ataukah kurangnya kemampuan siswa SMK untuk memahami dan menyerap proses pembelajaran, atau hanya sebatas soal yang diajukan dalam ujian nasional SMK tidak mampu dipahami dan dimengerti siswa sehingga kebanyakan siswa tidak bisa menjawab dan mengerjakan soal-soal ujian tersebut. Hal ini menjadi tanggung jawab lebih dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY untuk menemukan inti permasalahan, solusi dan penanganan permasalahan untuk memperbaiki hasil rerata ujian baik di level Kabupaten/Kota, Provinsi dan juga Nasional.

Untuk tahun 2020 ini disebabkan karena pandemic Covid maka tidak diselenggarakannya ujian nasional. Penghapusan Ujian Nasional yang notabene dijadwalkan di tahun 2021 akhirnya maju setahun diakibatkan adanya pandemic Covid-19. Alasan yang menjadikan Ujian Nasional tidak diselenggarakan di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Kesepakatan antara DPR-Ri dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kesepakatan itu didasarkan atas penyebaran Covid-19 yang kian masif. Padahal, jadwal UN SMA harus dilaksanakan pada 30 Maret 2020, begitu juga UN SMP yang harus dijadwalkan paling lambat akhir April mendatang.

2. Keputusan Presiden Joko Widodo untuk meniadakan pelaksanaan UN 2020. Keputusan itu diambil Jokowi untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19. Keputusan ini sebagai bagian dari sistem respons wabah Covid-19, yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respons Covid-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial dan dunia usaha.

3. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, pembatalan UN 2020 diputuskan demi melindungi keamanan dan kesehatan para siswa.

4. UN bukan prasyarat kelulusan siswa, sehingga dibatalkan karena prasyarat kelulusan siswa adalah melalui ujian sekolah yang digelar oleh masing-masing sekolahan.

(30)

e. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan yang mendapat sertifikasi dan memenuhi S-1/D-4 Tahun 2017-2019

Perbandingan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang sudah mendapatkan sertifikasi dibandingkan dengan jumlah keseluruhan Pendidik DIY adalah sebagai berikut; jumlah pendidik SMA di tahun 2019 adalah 4.525 guru, dengan memperhatikan data tahun 2019 maka ada 3.089 guru yang sudah mendapatkan sertifikasi dengan 1.436 guru belum mendapatkan sertifikasi. Penyebab belum mendapatkan sertifikasi bisa beragam seperti jumlah jam mengajar yang tidak terpenuhi, tidak bisa mengajar disekolah-sekolah lain untuk memenuhi jam mengajar, mata pelajaraan bukan utama sehingga meskipun banyak mengajar tetap tidak terpenuhi jam mengajar (contoh: mapel mulok Bahasa jawa, mapel Bahasa asing pilihan). Dibandingkan tahun 2018 maka tidak terdapat kenaikan jumlah guru yang mendapat sertifikasi.

Pembelajaran jarak jauh atau Daring, yang merupakan sistem pembelajaran baru diakibatkan adanya pandemic Convid-19 tidak mempengaruhi pelaksanaan sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan karena pelaksanaan sertifikasi profesi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan pada jam mengajar dan absensi guru tersebut. Meskipun menggunakan sistem pembelajaran online/daring tetap saja guru melaksanakan profesinya sebagai pendidik. Mungkin tidak melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung di ruang kelas sebagaimana yang kita pahami selama ini, namun mereka tetap saja menyusun kurikulum pembelajaran, menyiapkan materi pembelajaran dan melakukan pengajaran itu sendiri meskipun hanya melalui online dengan penggunaan handphone maupun laptop.

Sedangkan untuk SMK dapat dikatakan mengalami permasalahan yang sama yaitu jumlah jam mengajar, khususnya program keahlian yang hanya ada di SMK-SMK tertentu. Dengan

Kab/Kota 2017 2018 2019

SMA SMK SMA SMK SMA SMK SMA SMK

Guru KS Guru KS Guru KS Guru KS Guru KS Guru KS

Bantul 834 30 880 39 766 32 766 32 766 32 826 37 Gunungkidul 461 19 722 39 408 19 408 19 408 19 791 35 Kulon Progo 327 14 604 29 325 14 325 14 325 14 587 30 Sleman 632 34 917 50 640 35 640 35 640 35 845 41 Yogyakarta 867 38 834 26 817 33 817 33 817 33 823 25 Prov. DIY 3.121 135 3.957 183 2.956 133 2.956 133 2.956 133 3.872 168

Tabel 13. Data Sertifikasi dan S1/D4 Guru dan KS Tahun 2017-2019 Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2017, 2018,2019

(31)

jumlah pendidik SMK di tahun 2019 sebanyak 6.854 guru dan sudah ada sekitar 4.040 guru yang memiliki sertifikasi. Dapat katakan kurang lebih sepertiga dari guru SMK yang belum memiliki sertifikasi pendidik yaitu sebanyak 2.814 guru. Memperhatikan data tahun 2017 dan 2018 terjadi peningkatan jumlah guru SMK yang mendapat sertifikasi di tahun 2019. Dengan demikian maka di tahun 2019 terjadi penambahan jumlah guru SMK yang mendapatkan sertifikasi sebanyak 916 orang dan Kepala Sekolah SMK sebanyak 35 orang. SMK di tahun 2019 bisa menambah jumlah guru dan Kepala Sekolah untuk mendapatkan sertifikasi, sedangkan untuk SMA tidak menambah jumlah apapun di tahun 2019 tersebut.

Hal lain yang dapat menjadi penyebab guru tidak dapat mengajukan sertifikasi adalah latar belakang pendidikan, dimana minimum guru harus memiliki S-1/D-4 sebagai syarat mengajukan sertifikasi pendidik. Hal tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut.

Jumlah keseluruhan guru SMA di tahun 2017 dengan latar belakang pendidikan minimal S-1/D-4 adalah 5.128 orang dan di tahun 2018 ada 5.076 orang. Dalam kurun waktu satu tahun saja guru SMA dengan latar belakang pendidikan minimal S-1/D-4 sudah berkurang sebanyak 52 orang. Apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan guru SMA tahun

Kab/Kota 2017 2018 SMA SMK SMA SMK S-1 S-2 S-3 S-1 S-2 S-3 S-1 S-2 S-3 S-1 S-2 S-3 Bantul 1.064 135 - 1.611 143 2 1.079 138 - 1.595 151 - Gunungkidul 608 106 1 1.531 107 - 529 79 1 1.459 124 - Kulon Progo 424 38 - 1.154 50 - 444 32 - 1.147 51 - Sleman 1.195 99 - 1.841 126 1 1.198 112 - 1.863 155 1 Yogyakarta 1.321 137 - 1.332 140 - 1.288 175 1 1.312 159 - Prov. DIY 4.612 515 1 7.469 566 3 4.538 536 2 7.376 640 1

Tabel 14. Data PTK DIY Berdasar Pendidikan Tahun 2017-2019 Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2017, 2018, 2019

Kab/Kota 2019 SMA SMK S-1 S-2 S-3 S-1 S-2 S-3 Bantul 1.078 167 - 1.595 151 - Gunungkidul 545 77 1 1.454 121 - Kulon Progo 457 42 - 1.061 81 - Sleman 1.220 128 - 1.734 140 2 Yogyakarta 1.250 185 1 1.299 148 - Prov. DIY 4.550 599 2 7.146 641 2

(32)

2018 sebanyak 5.159 guru maka dapat dikatakan ada 83 guru SMA di tahun 2018 yang tidak terpenuhi latar belakang pendidikannya untuk mengajukan sertifikasi pendidik.

Untuk guru SMK di tahun 2017 dengan latar belakang pendidikan minimal S-1/D-4 adalah 8.038 orang dan di tahun 2018 ada 8.017 orang, dimana dalam kurun satu tahun saja jumlah guru dengan minimal latar belakang pendidikan sebagaimana diatas berkurang 21 orang. Dibandingkan dengan jumlah keseluruhan guru SMK tahun 2018 sebanyak 8.314 guru maka ada 297 guru SMK tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai untuk mengajukan sertifikasi pendidik.

Tahun 2019 jumlah guru SMA dengan latar belakang pendidikan minimal S-1/D-4 adalah 5.151 sehingga ada peningkatan jumlah guru SMA dibanding tahun 2018 dengan penambahan sebanyak 75 orang guru. Pengurangan di tahun 2017 sebanyak 52 orang dapat digantikan dengan penambahan guru 75 orang di tahun 2019. Bagi guru SMK di tahun 2019 mengalami penurunan jumlah guru dengan latar belakang pendidikan minimal S-1/D-4 menjadi 7.789 dengan pengurangan sebanyak 228 orang guru. Dapat dikatakan untuk SMK selama 3 tahun periode tidak ada penambahan jumlah guru yang terjadi adalah pengurangan guru sebanyak 249 orang guru SMK.

Pengurangan jumlah guru SMA dan SMK dengan latar belakang pendidikan minimal S-1/D-4 akibat pensiun maupun sebab-sebab lain dapat menyulitkan proses belajar mengajar disekolah.

Kemampuan daerah untuk meningkatkan kompetensi guru menjadi beban yang cukup besar yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas siswa dalam proses belajar mengajar, dan hasil lulusan SMA dan SMK yang dihasilkan. Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah pilar dasar akan kesuksesan dan keberhasilan pendidikan. Guru berkualitas akan menghasilkan lulusan berkualitas sedemikian pula sebaliknya.

Adapun pertanyaan menggelitik yang sering dilontarkan oleh stakeholder terhadap Dinas Dikpora DIY adalah kemampuan guru dalam memahami dan menggunakan Informasi Teknologi (IT) dalam proses dan sebagai media pembelajaran. Peningkatan kemampuan pendidik akan penggunaan dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran maka akan terlihat

(33)

dalam data peserta Bimtek IT yang diselenggarakan oleh Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (BTKP) dalam kurun waktu 2017 – 2019 berikut ini:

Dapat dilihat baik pada grafik diatas bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir bahwa Dinas Dikpora DIY melalui BTKP sudah memberikan Bimbingan Teknis sebanyak 1320 orang pendidik dari jenjang pendidikan khusus, pendidikan dasar dan menengah. Jenjang SMA/MA sudah melakukan bimtek sebanyak 265 orang, SMK sebanyak 359 orang dan SLB sendiri sebanyak 73 orang.

Sedangkan untuk pemerataan peserta dikeseluruhan wilayah kabupaten/kota adalah sebagai berikut; SLB, 73, 6% TK/PAUD, 127, 10% SD/MI, 293, 22% SMP/Mts, 203, 15% SMA/MA, 265, 20% SMK, 359, 27%

Data Peserta Bimtek Per jenjang 2017-2019

SLB TK/PAUD SD/MI SMP/Mts SMA/MA SMK

Yogyakarta, 279, 21% Bantul, 299, 23% Gunung Kidul, 281, 21% Sleman, 308, 23% Kulon Progo, 153, 12%

Data Peserta Bimtek Per Wilayah 2017-2019

(34)

Persebaran peserta Bimtek dapat dibaca pada grafik diatas bahwa untuk Kabupaten Kulon Progo hanya menyumbangkan sebesar 12% dari keseluruhan peserta yang mendapatkan Bimtek, namun untuk Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta tidak terjadi perbedaan jumlah peserta yang sudah mendapatkan Bimtek, selisih besaran diantara keempat wilayah ini tidak begitu besar dan signififkan. Sedangkan untuk pelaksanaan di tahun 2020 untuk kegiatan yang bersifat tatap muka diikuti sebanyak 120 pendidik, kegiatan yang dilaksanakan secara online/Daring diikuti oleh 440 pendidik dan untuk kegiatan berupa sarasehan online diikuti sebanyak 750 orang pendidik.

Untuk peningkatan dan perluasan mutu pendidikan itu sendiri, maka dapat diperhatikan dalam data-data berikut ini;

f. Kinerja Pendidikan Tahun 2019

Pemda DIY Kinerja Pendidikan

2017 2018 2019 SD/MI SMP /MTs SMA/SMK/ MA SD/MI SMP /MTs SMA/SMK/ MA SD/MI SMP /MTs SMA/SMK /MA Pemerataan 89.68 88.59 80.64 75.59 89.32 80.30 72.19 84.53 80.82 Mutu 82.23 83.97 86.19 82.91 83.76 82.70 82.97 84.23 86.09 Efisiensi 99.09 84.79 84.65 99.09 84.79 84.65 99.09 84.79 84.65

Tabel 23. Kinerja Pendidikan Pemda DIY

Sumber data : Profil Pendidikan Disdikpora DIY 2017, 2018, 2019

Dalam memperhitungkan kinerja pendidikan DIY, memperhatikan kinerja pemerataan dihitung dengan memperhatikan APK, APM, rasio siswa per sekolah, rasio siswa per kelas dan rasio kelas per ruang kelas dimana rerata dari lima hal tersebut dijumlah dan dihitung untuk mendapatkan rerata kinerja pemerataan pendidikan DIY. Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa kinerja pemerataan pendidikan DIY mengalami penurunan di tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017. Khususnya untuk jenjang pendidikan yang menjadi kewenangan provinsi yaitu pendidikan menengah mengalami penurunan sebesar 0.34 point. Untuk Tahun 2019 Dinas Dikpora DIY mampu menambah nilai kinerja pemerataan sebesar 0.52 point.

Untuk kinerja mutu pendidikan, dihitung dengan memperhatikan persentase guru layak, angka lulusan, ruang kelas baru, perpustakaan, angka putus sekolah dan angka mengulang maka kinerja mutu pendidikan tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 3.49 point dibanding dengan capaian kinerja mutu pendidikan tahun 2017. Apabila di tahun 2018 kinerja mutu mengalami penurunan maka di tahun 2019 Dinas Dikpora mampu

(35)

meningkatkan kinerja mutu sebesar 3.39 point. Dinas Dikpora DIY mampu memacu kinerja program dan kegiatan sehingga mampu mencapai bahkan melebihi target di tahun 2019.

Sedangkan untuk kinerja efisiensi dapat dilihat berkisar pada angka yang sama, sehingga dapat dikatakan tingkat kinerja efisiensi Dinas Dikpora di tahun 2019 tidak meningkat dan tidak pula menurun, meskipun secara angka dapat dikatakan sama namun dapat pula dikatakan dinas dalam pelaksanaan efisiensi kinerja stagnan. Efisiensi kinerja untuk mendongkrak peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan harus lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kinerja efisiensi dihitung dengan memperhatikan angka bertahan, rata-rata lama belajar dan tahun masukan lulusan.

Review kinerja bidang pendidikan dengan memperhatikan capaian kinerja program Pemda tahun 2019* sebagai berikut:

No Program Pemda

Indikator Satuan Tahun 2019

Target Realisasi 1 Program Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitias Pendidikan

Persentase sekolah menengah dan khusus yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan

%

11,49 26.3

Harapan Lama Sekolah Tahun 15,66 15.56*

Peningkatan jumlah pemuda kader aktif Orang 205 245 Persentase sekolah yang melakukan

pendidkan berbasis budaya dengan kategori maju

%

6,71 25.14

Tabel 24. Realisasi Capaian Kinerja Program Bidang Pendidikan Tahun 2019 Sumber data : Laporan Kinerja Pemerintah Disdikpora DIY 2019

Sedangkan untuk capaian kinerja sasaran perangkat daerah Pemda DIY tahun 2019 sebagai berikut;

No Sasaran Indikator OPD

Pengampu Target Realisasi Realisasi

% 1 Terwujudnya

pendidikan yang berkualitas,

berdaya saing dan non diskriminatif

Rata-rata hasil ujian nasional SMA (rerata nilai ujian SMA)

58.03 63.63 109.65

Dikpora Rata-rata hasil ujian

nasional SMK (rerata nilai ujian SMK)

57.89 55.33 95.58

Persentase guru layak mengajar jenjang pendidikan menengah (%)

97.25 97.27 100.02

Capaian APK pendidikan

menengah (%) 96.72 96.73 100.01

Capaian APK pendidikan

khusus (%) 81.78 82.37 100.72

Tabel 25. Realisasi Capaian Kinerja Sasaran OPD Bidang Pendidikan Tahun 2019 Sumber data : Laporan Kinerja Pemerintah Disdikpora DIY 2019

Gambar

Tabel 3. Data ASN Disdikpora DIY Berdasarkan Golongan Per Juli 2020  Sumber data : Disdikpora 2020
Tabel 4. Data ASN Disdikpora DIY Berdasarkan Usia Per Juli 2020  Sumber data : Disdikpora 2020
Tabel 5. Data Guru DIY SMA, SMK dan SLB Negeri dan Swasta DIY  Sumber data : Dapodikdikdasmen cut off semester genap 2019/2020
Tabel 7. Aset Barang Modal Dinas Dikpora   Sumber data : Disdikpora akhir tahun 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Parepare Tahun 2020 BAB I PENDAHULUAN 1 1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan daerah disusun sebagai

Umbi bawang merah pada umumnya disimpan selama beberapa bulan sebelum ditanam. Umur eksplan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan tunas in vitro. Suhu

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014. : KENDAL : JAWA TENGAH :

Sesuai dengan rumusan capaian pembelajaran tersebut, capaian pembelajaran program sarjana pada aspek pengetahuan di antaranya adalah, “menguasai konsep-konsep dasar kebahasaan

Bidang Hukum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis, kerja sama, pemantauan, evaluasi, serta penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis

Pada kegiatan ini, peneliti terlebih dahulu mem- buat rancangan modul berbasis web untuk pembela- jaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu dengan men- definisikan keterampilan