• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori Bagian ini mengkaji teori-teori yang relevan untuk menjawab. Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Landasan Teori Bagian ini mengkaji teori-teori yang relevan untuk menjawab. Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut:"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Bagian ini mengkaji teori-teori yang relevan untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Landasan teori dapat bersumber dari text-books, jurnal penelitian, maupun media elektronik. Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut:

1. Kualitas

Kualitas merupakan salah satu kunci dalam memenangkan persaingan dengan pasar. Ketika perusahaan telah mampu menyediakan produk berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk menciptakan kepuasan pelanggan.

Beberapa ahli telah mendefinisikan kualitas sebagai fitness for use” (kemampuan untuk digunakan), “conformance to requirements” (kecocokan untuk persyaratan), “freedom from variation”(kebebasan dari perbedaan), dan lain sebagainya. Menurut Tjiptono (2012), kualitas dapat diartikan sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik dari produk atau pelayanan yang memiliki kemampuan untuk memenuhi harapan dan keinginan. (Kotler dan Keller, 2016). Melalui Pengertian dan teori ini dapat diketahui bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai bermutu

(2)

apabila dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan nilai produk yang diberikan kepada konsumen tersebut. Artinya, mutu atau kualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan penilaian kepuasan konsumen.

Menurut Sunyoto (2012) kualitas merupakan suatu ukuran untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa dianggap telah memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai guna seperti yang diinginkan. Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. (Abubakar & Siregar, 2010) .Adapun menurut Tjiptono dan Sunyoto (2012) mengatakan bahwa kualitas merupakan: sebuah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. Pada sisi yang lain kualitas juga merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa yang akan datang).

(3)

2. Pengendalian Kualitas

Agar kualitas dari suatu produk dapat sesuai dengan standar dan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka perlu dilakukan pengendalian kualitas. Menurut para ahli, pengertian pengendalian kualitas adalah sebagai berikut:

a. George R.Terry (2012)

Menjelaskan bahwa pengendalian berorientasi pada obyek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang di capai.

b. Irham Fahmi (2014)

Pengertian pengendalian mutu merupakan cara pengawasan suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.

c. Sofjan Assauri (2013)

Pengendalian dan pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas merupakan kegiatan pengawasan kegiatan produksi dan

(4)

operasional yang dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.

3. Tujuan pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas perlu diadakan untuk mengetahui atau mengecek apakah barang yang telah diproduksi telah sesuai dengan kualitas yang telah sesuai dengan kualitas yang telah distandarkan atau belum. Menurut Sofyan Assauri (2013) tujuan pengendalian kualitas yaitu meliputi:

a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian atas mutu atau kualitas sangat penting untuk dilakukan agar menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dengan biaya seminimal mungkin akan meningkatkan pangsa pasar dan diminati oleh banyak konsumen.

4. Total Quality Management (TQM)

Untuk menelaah lebih dalam apa yang dimaksud dengan total quality management, maka sangat dibutuhkan beberapa teori dari para ahli agar penelitan yang dilakukan mampu memberikan hasil yang diharapkan

(5)

dan benar-benar sesuai dengan keabsahan teori yang ada, sehingga perusahaan yang menjadi objek penelitian pun dapat mengetahui secara jelas bagaimana penerapan TQM di perusahaan mereka.

Pendapat para ahli mengenai TQM sangat beragam. Menurut Ishikawa (dalam Besterfield, 2013), total quality management diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan kedalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya diungkapkan oleh Santoso (Zainal dan Basri, 2015) yang menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usahadan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.

Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management merupakan suatu strategi organisasi untuk memberikan komitmennya pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan cara berkelanjutan memperbaiki proses organisasional (Wibowo, 2016). Total Quality Management juga merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus- menerus, terhadap produk/jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab berdasarkan TQM, tolak ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya. (Zainal dan Basri, 2015).

(6)

5. Alat Bantu Pengendalian Kualitas

Dalam pengendalian kualitas terdapat alat bantu untuk mengendalikan kualitas. Menurut Heizer & Render (2014) terdapat 7 alat bantu utama pengendalian kualitas, antara lain check sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab-akibat, scatter diagram, dan diagram proses.

Sumber: Heizer & Render (2014)

Gambar 2.1 Alat Bantu Pengendalian Kualitas

a. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Check sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan jenis

(7)

ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya. Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan kualitasnya.

b. Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Scatter Diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak, yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar (scatter diagram) merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.

c. Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih

(8)

terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat pada panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut.

d. Diagram Pareto (Pareto Analysis)

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing- masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi Diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil.

e. Diagram Alir/Diagram Proses (Process Flow Chart)

Diagram alir secara grafis menunjukkan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.

f. Histogram

Histogram adalah suat alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini

(9)

umumnya dikenal dengan distribusi frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-bagi menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan data nya berada pada batas atas atau bawah.

g. Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun penyimpanan itu akan terlihat pada peta kendali.

6. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone/ Cause & Effect Diagram)

Diagram sebab-akibat atau Fishbone pertama kali diperkenalkan oleh seorang Profesor, yaitu Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo, oleh karena itu diagram sebab akibat disebut juga dengan diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (Fish bone). Pembuatan diagram sebab akibat ini bertujuan agar dapat memperlihatkan faktor-faktor penyebab (Root Cause) dan karakteristik kualitas yang (Effect) disebabkan oleh

(10)

faktor-faktor penyebab itu Pada dasarnya, Cause and Effect Diagram memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut d. Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang

diinginkan

e. Membahas issue secara lengkap dan rapi f. Menghasilkan pemikiran baru

Jadi, ditemukannya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/Ishikawa ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.

Selanjutnya dalam penerapan alat analisis diagram sebab akibat (fishbone diagram) terdapat 5 penyebab yakni material, mesin, tenaga kerja, metode, lingkungan pengukuran. Di dalam perusahaan yang menggunakan diagram sebab akibat diperlukan tim yang mampu untuk menangani secara langsung maupun tidak langsung proses pelaksanaanya. Perusahaan juga perlu melakukan pemikiran secara lebih untuk menemukan sebab yang mungkin yang kemudian dilakukannya proses analisis.

(11)

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan diagram Fishbone (Tulang Ikan)/Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/Ishikawa menurut Heizer, Render (2012) yaitu:

a. Tabel untuk mengidentifikasi permasalahan dari masing-masing bagian proses produksi

b. Pengelompokan permasalahan dan penyebab dengan mengisi tersier, primer, sekunder.

c. Garis horizontal dengan tanda panah pada ujung sebelah kanan dan suatu kotak didepannya yang berisi masalah yang ditetapkan.

d. Menuliskan penyebab utama dalam kotak yang dihubungkan kearah garis utama.

Sumber Heizer dan Render (2012),diolah Gambar 2.2 Diagram Sebab-Akibat

Masalah Media Mesin Material Metode Manusia

(12)

e. Menuliskan penyebab kecil disekitar penyebab utama dan menghubungkan dengan penyebab utamanya.

Sumber Heizer dan Render (2012) Gambar 2.3 Diagram Sebab Akibat

f. Menentukan sebab-sebab potensial dari permasalahan dan menentukan penyebab paling dominan dari permasalahan yang terjadi. g. Menentukan rencana penanggulangan untuk memecahkan

permasalahan yang ada.

Dari diagram sebab-akibat akan ditemukan penyebab terjadinya kesalahan dalam proses produksi. Yang nantinya akan dilakukan pengolahan terkait penyelesaian ataupun kesimpulan mengenai penyebab dari permasalahan yang terjadi.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berguna untuk mengetahui bagaimana metode penelitian dan hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu bertujuan untuk memberikan gambaran dan menjadi landasan yang relevan

Masalah

Material Mesin Media

Metode Manusia

(13)

atas diadakannya penelitian ini. Beberapa penelitian mengenai pengendalian kualitas menggunakan metode diagram sebab-akibat (fishbone diagram) dalam analisis pengendalian kualitas.

Penelitian ini dilakukan oleh I gusti ayu andika harum sari (2019). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa optimal pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan UD Cipta Lestari dengan menggunakan metode Statistical Quality Control. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Statistical Quality Control, Check Sheet, P-chart, Quality Cost, dan Fishbone Diagram. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengendalian kualitas proses produksi yang dilakukan pada perusahaan masih belum dapat mencapai tingkat optimal. Untuk dapat mencapai tingkat optimal perusahaan harus melakukan perbaikan pada empat faktor utama yang mempengaruhi jumlah produk cacat, yaitu factor tenaga kerja, mesin, metode, serta faktor lingkungan.

Penelitian ini dilakukan oleh Lilia Pasca Riani (2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian kualitas produk tahu dengan metode Statistical Proses Control (SPC) dengan menggunakan 7 alat bantu pengendalian kualitas menurut Heizer dan Render (2011). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Statistical Proses Control (SPC) dengan menggunakan 7 alat bantu pengendalian kualitas menurut Heizer dan Render (2011). Hasil dari penelitian ini adalah jenis kerusakan produk yang paling dominan yaitu tekstur tahu yang terlalu keras. Oleh karena itu seharusnya perusahaan sangat perlu malukan perbaikan dengan berkomitmen

(14)

pada pengendalian kualitas produk dengan menekan jumlah produk yang rusak. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan menetapkan standard metode tertentu yang dapat diimplementasikan sebagai acuan dalam melakukan proses produksi. Selain itu penetapan standard kualitas bahan baku dan bahan tambahan harus lebih diperhatikan kembali.

Penelitian ini dilakukan oleh Iswandi Idris (2016). Adapun tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengendalian Kualitas Produk Tempe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Seven Tools meliputi Check Sheet, Flow Charts, Histogram, Pareto Chart, Control Chart, Scatter Diagram, dan Fishbone Diagram. Hasil dari penelitian ini adalah selama 20 kali pengamatan, nilai garis tengah (cental line) adalah 3, nilai batas control atas (UCL) adalah 5,6 dan nilai baas kontrrol bawah (LCL) adalah 0,32. Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diketahui tidak adanya variasi proses yang berada diluar batas pengendalian (Out of Contro) atau proses masih berada dalam batas pengendalian (In Control).

Penelitian ini dilakukan oleh Ineke Kesuma Ningsih (2015). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui analisis mutu fisik roti manis Perusahaan BAROKAH. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Statistical Processing Control (SPC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kerusakan fisik roti manis pada Perusahaan Barokah adalah a). Pecah yang penyebab utama yang lebih dominan yaitu pengisian isi roti yang melampaui batas dan pembentukan adonan kurang hati-hati; dan b). Kekecilan ukuran yang penyebab utama

(15)

yaitu proses pembagian adonan yang tidak homogeny sehingga ukuran dan berat adonan tidak seragam.

Penelitian ini dilakukan oleh Phuwadol Tangtrongsakol (2013). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sebab dan akibat tentang faktor-faktor keamanan makanan di Thailand.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cause and Effect Diagram. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Thailand fokus pada perbaikan standar keamanan makanan supaya bisa bersaing dengan Negara lainnya dalam AEC ( Asean Economy Community ) 6 faktor kunci kemanan makanan yang ditentukan oleh Thailand antara lain man, material, method, machine, management dan environment.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil pengkajian teori sebelumnya dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut.

Sumber: Heizer & Render (2012) diolah

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Gambar 2.4 merupakan kerangka pikir dari penelitian ini. Faktor-faktor yang dipertimbangkan ini dinilai berdasarkan teori Heizer dan Render (2012). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB 1. Manusia (man) 2. Metode (method) 3. Bahan (material) 4. Peralatan (machine) 5. Media (media) SOLUSI PEMECAHAN PERMASALAHAN

(16)

Teori tersebut menyatakan bahwa faktor-faktor yang menjadikan penyebab permasalahan menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) adalah manusia (man), metode (method), bahan baku (material), mesin (machines), dan media.

Gambar

Gambar 2.1 Alat Bantu Pengendalian Kualitas
Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart)  dan  berguna  untuk  memperlihatkan  faktor-faktor  utama  yang  berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang  kita pelajari
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto  dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran
Diagram  sebab-akibat  atau  Fishbone  pertama  kali  diperkenalkan  oleh seorang Profesor, yaitu Prof
+2

Referensi

Dokumen terkait

yang dinyatakan dalam Y.. Variabel bebas yaitu variabel yang mendahului atau mempengaruhi.. variabel terikat. Variabel bebas

Analoginya seperti kita mengisi air didalam jerigen, ketika keran kita buka full, maka air dalam jerigen akan beriak dan akan membuat jerigen seolah- olah sudah penuh, karena

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik di lembaga-lembaga, organisasi

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya perencanaan komunikasi yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tingkat keterlaksanaan Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada tahapan 1) masukan (antecedents), 2) proses (transactions), 3)

Kegiatan membangun desa merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada

Secara yuridis penodaan agama merupakan bagian dari delik agama yang memang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia. Pengaturan

Sebagai kesimpulan dari beberapa defenisi tentang pariwisata tersebut dapatlah disebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang- orang dalam perjalanan ke