• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pengantar

Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pasar Industri Kecil dan Kerajinan (PIKK) Jawa Tengah. PIKK merupakan suatu tempat yang disediakan oleh pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Semarang untuk mempromosikan produk-produk kerajinan yang memiliki ciri khas Jawa Tengah. Dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, tentunya ada strategi-strategi yang digunakan. Dimana pada hakekatnya strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana alokasi atau pengerahan kekuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut berdasarkan pada pemahaman kekuatan dan posisi lawan, karakteristik, kekuatan, dan karakter sumber daya yang tersedia, serta antisipasi terhadap perubahan yang ada.

Seperti yang dijelaksan diatas, strategi merupakan kunci untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan PIKK yaitu mempromosikan produk-produk IKK yang memiliki ciri khas jawa Jawa tengah, strategi komunikasi pemasaran sangat diperlukan. Melalui strategi komunikasi pemasaran tersebut PIKK dapat mengkomunikasikan produk-produk IKK kepada konsumennya secara luas. Dari strategi komunikasi pemasaran itu pula lah dapat dilihat keterpaduan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinperindag Jawa Tengah untuk PIKK, dimana fungsinya adalah untuk mengembangkan IKK Jawa Tengah.

(2)

34

3.2. Penelitian Dengan Metode Studi Kasus

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman yang mendalam. Pendekatan Kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan menyeluruh. Pendekatan kualitatif tidak seperti pendekatan kuantitatif, tidak mendasarkan bukti bukti empirik pada logika matematik, prinsip prinsip bilangan ataupun teknik analisis statistik, tetapi lebih mendasarkan diri pada hal hal yang bersifat diskrusif, seperti transkrip dokument, catatan lapangan, hasil wawancara, dokumen tertulis dan data nondiskrusif (Pawito, 2007:37).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif bertujuan menghimpun informasi awal yang akan membantu upaya menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis. Informasi awal yang dihimpun oleh peneliti adalah strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinperindag Jawa Tengah untuk PIKK. Sedangkan penelitian eksploratif bertujuan untuk menjajagi dan menjelajahi suatu permasalahan secara lebih mendalam (Pawito, 2007 : 21). Dari informasi awal yang didapatkan akan dijelajahi lagi secara lebih mendalam untuk mendapatkan model keterpaduan komunikasi pemasaran yang dilakukan paada PIKK.

Jenis penelitian deskriptif biasanya digunakan apabila tujuan penelitiannya akan menggambarkan (to discribe) suatu fenomena. Jenis penelitian ini biasanya untuk menjawab permasalahan penelitian yang menggunakan pertanyaan, bagaimana (how), siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana (where), dan berapa (how many/how much).

(3)

35

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi lembaga atau gejala-gejala tertentu (Arikunto, 2006: 142). Kasus yang dipilih dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana strategi komunikasi pemasaran PIKK Lopait dalam mengembangkan IKK Jawa Tengah. Mengingat PIKK dan Paguyuban dari IKK yang berjualan di kios PIKK merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Strategi-strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PIKK juga tentunya untuk lebih mengembangkan IKK Jawa Tengah. Selanjutnya dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan tersebut dapat dilihat model keterpaduan antara masing-masing bentuk komunikasi pemasarannya.

Metode studi kasus merupakan bagian dari penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik itu fenomena alamiah ataupun fenomena yang direkayasa manusia. Dalam penelitian deskriptif peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabelatau merangcang sesuatu, tetapi menggambarkan dengan jelas semua kegiatan, keadaan, kejadian, dan aspek-aspek sebagaimana adanya. Berkaitan dengan itu peneliti memilih menggunakan metode studi kasus agar penulis mendapatkan gambaran yang apa adanya (alamiah) mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PIKK Lopait Jawa Tengah, kemudian peneliti akan melihat bagaimana peran strategi komunikasi pemasaran tersebut dalam mengembangkan IKK Jawa Tengah.

3.3. Membuka Akses Informasi

Dalam proses pencarian data, peneliti tidak begitu mendapatkan banyak kesulitan karena para narasumber baik pengelola PIKK dari dinas Dinperindag, pengelola yang ada di PIKK, maupun paguyuban PIKK sangat terbuka untuk

(4)

36

membantu proses penelitian. Akan tetapi peneliti agak kesulitan untuk menndapatkan data dari para pedagang yang berjualan di PIKK, dikarenakan para pedagang tersebut hanya menjaga dan tidak begitu paham dengan strategi-strategi yang dilakukan dalam mengembangkan dan mempromosikan produk yang mereka jual. Untuk menyiasati kendala tersebut peneliti mencoba untuk menggali data melalui Paguyuban yang menjadi wadah para pedagang-pedagang tersebut, dimana di dalam Paguyuban tersebut juga dilakukan kegiatan yang mengembangkan PIKK dan IKK.

Dalam proses pencarian data-data untuk penelitian terhadap para narasumber peneliti berupaya selalu menjaga sikap untuk bersikap sopan dan menjalin hubungan baik dengan mereka. Hal ini peneliti lakukan agar dapat membantu peneliti dala memperolah data-data baik berupa informasi maupun dokumen yang diperlukan dalam penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian studi kasus ini didapatkan menggunakan metode yang standar, seperti studi literatur untuk mendapatkan data sekunder, serta melalui wawancara (interview) dan observasi untuk mendapatkan data primer. Data yang dikumpulkan tersebut di dasarkan pada unit amatan dan unit analisa dari peneliitian ini.

Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis, sesuatu yang menjadi sumber itu dapat berupa orang (untuk data primer), tempat atau organisasi (untuk data sekunder) (Ihallauw, 2003: 179). Sedangkan unit analisa adalah unit yang kepadanya sebuah kesimpulan diberlakukan untuk penelitian ini.

(5)

37

Unit amatan dalam penelitian ini yaitu PIKK Jawa Tengah. Kemudian unit analisanya yaitu kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan olah Dinperindag Jawa Tengah pada PIKK, yang selanjutnya strategi komunikasi pemasaran tersebut akan dianalisis untuk mengetahui model keterpaduan komunikasi pemasarannya.

Data sekunder adalah data yang sudah terjadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi dan perusahaan,termasuk majalah, jurnal khusus perbankan dan keuangan (Ruslan, 2003 : 30). Untuk data sekunder, penulis mendapatkan dari catatan atau dokumen PIKK Lopait berkaitan dengan sejarah pendirian, kegiatan promosi dan even-even yang dilakukan, serta melalui studi kepustakaan (buku dan situs internet).

Teknik pengambilan informan yaitu yaitu cara-cara pengambilan sampling

didalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling dan snowball sampling. Teknik Purposive Sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan. Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri

spesifik yang dimiliki oleh sampel itu.Sedangkan snowball sampling atau chain

adalah pemilihan sampel dengan memilih contact person yang dianggap paling tahu mengenai masalah penelitian sekaligus menjadi key person yang akan menunjukkan informan berikutnya. Jadi, pengumpulan data yang telah diberikan penjelasan oleh peneliti akan mengambil siapa yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian kemudian dari sampel tersebut akan menunjuk sampel yang lainnya yang akan diwawancarai oleh peneliti. Namun sampel tersebut tentunya juga tetap sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

(6)

38

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti atau responden (Bagong dan Sutinah, 2007:55). Dalam mendapatkan data primer dalam suatu penelitian diperlukan metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Segala informasi dan keterangan yang dikumpulkan haruslah yang berhubungan dengan tujuan pokok penelitian (Kriyantono, 2006 : 90). Dalam penelitian ini menggunakan metode interview atau wawancara. Metode Wawancara (Interview), adalah percakapan antara periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mepunyai informasi penting tentang suatu objek). Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face). Namun demikian, tekhnik wawancara ini dalam perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung (face to face), melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan internet (Bagong dan Sutinah, 2007:69).

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. Pawito (2007 : 133) menerangkan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara, pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat. Wawancara mendalam adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat (Pawito, 2007: 133). Wawancara mendalam pada penelitian ini akan dilakukan dengan pengelola dan pedagang di

(7)

39

Pasar Industri Kecil dan Kerajinan (PIKK) Lopait Jawa Tengah, pegawai Dinperindag Jawa Tengah yang mengelola PIKK, serta Paguyuban PIKK.

Selain metode wawancara (interview), juga digunakan metode observasi. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena yang mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diteliti. Sehingga data yang dikumpulkan dalam dua bentuk yaitu interaksi dan percakapan (Kriyantono, 2006: 107). Adapun yang menjadi bahan observasi adalah Pasar Industri Kecil dan Kerajinan (PIKK) Lopait, Jawa Tengah dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran sehingga selanjutnya peneliti dapat memodelkan keterpaduan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinperindag Jawa Tengah pada PIKK.

3.5. Data Informan

Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan 4 informan kunci dan 4 informan akan menambah informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, sekiranya informan-informan tersebut sudah mewaliki data. Berikut karakteristik dari informan tersebut:

a. Dian Agustiyarti

Ibu Dian Agustiyarti atau yang biasa dipanggil dengan Ibu Dian merupakan pegawai kesekretariatan PIKK Jawa Tengah. Ibu Dian telah bekerja di PIKK Jawa Tengah sejak PIKK didirikan, yaitu awal tahun 2002. Dalam penelitian ini Ibu Dian merupakan informan kunci, dikarenakan Ibu Dian merupakan orang pertama yang memberikan informasi kepada peneliti yang kemudian menunjuk informan lainnya sehingga dapat menambah informasi bagi peneliti.

(8)

40 b. Didiek Widijawati

Ibu Didiek merupakan pegawai di Bidang Industri Agro dan Hasil Hutan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah yang juga bertugas untuk pengurus PIKK, Ibu Didiek telah mengurus PIKK selama kurang lebih 3 tahun. Dalam penelitian ini Ibu Didiek merupakan informan kunci, dari Ibu Didiek penulis mendapatkan beberapa informasi penting mengenai PIKK Jawa Tengah.

c. Indah Rakhmawati

Ibu Indah merupakan pegawai di Bidang Industri Agro dan Hasil Hutan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah. Ibu Indah merupakan informan kunci yang dijuntuk oleh informan kunci sebelumnya, Ibu Didiek, dikarenakan pada saat peneliti memerlukan data tambahan untuk penelitian Ibu Didiek telah dipindah tugaskan ke Jakarta. Guna menambah data yang diperlukan, maka peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Indah.

d. Muhamad Sunarno

Bapak Mohamad Sunarno atau yang biasa dipanggil Pak Narno merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Pak Narno merupakan salah satu penjual di kios PIKK sekaligus ketua Paguyuban PIKK Jawa Tengah. e. Diana

Ibu Diana merupakan pedagang di kios PIKK Jawa Tengah. Kios Putri Tunggal yang di jaga oleh Ibu Diana ini menjual berbagai macam batik pekalongan. Ibu Diana sendiri hanya bertugas menjaga kios batik tersebut, sementara produk-produk yag dijual merupakan milik atasan yang ada di Pekalongan. Ibu Diana sudah menjaga kios di PIKK Jawa Tengah tersebut selama 4 tahun.

(9)

41 f. Yuli

Ibu Yuli merupakan pedagang di kios PIKK Jawa Tengah. Kios Berkah Uspana yang di jaga oleh Ibu Yuli ini menjual berbagai macam batik dan kain tenun Pekalongan. Sama seperti dengan Ibu Diana, Ibu Yuli juga hanya menjaga kios tersebut. Barang-barang yang dijual dipasok langsung oleh produsennya dari Pekalongan. Ibu Yuli sudah menjaga kios di PIKK Jawa Tengah tersebut selama 10 tahun.

g. Tika

Ibu Tika merupakan pedagang di kios PIKK Jawa Tengah. Kios Dara Jelita yang di jaga oleh Ibu Tika ini menjual berbagai macam batik Pekalongan. Sama seperti dengan pedagang kios yang lainnya, Ibu Tika juga hanya menjaga kios tersebut. Ibu Tika sudah menjaga kios di PIKK Jawa Tengah tersebut selama 4 tahun.

h. Diah

Ibu Diah merupakan pedagang di kios PIKK Jawa Tengah. Kios Kusuma Klasik yang di jaga oleh Ibu Yuli ini menjual berbagai macam batik Solo. Ibu Diah juga hanya menjaga kios tersebut. Barang-barang yang dijual dipasok langsung oleh produsennya dari Solo. Ibu Diah sudah menjaga kios di PIKK Jawa Tengah tersebut selama 4 tahun.

3.6. Proses Penelitian

Dalam melakukan proses penelitian ini peneliti mulai dengan melakukan observasi di PIKK, dikarenakan peneliti harus mengetahui kondisi dan segala sesuatu yang ada di PIKK itu sendiri sebelum melakukan penelitian. Peneliti mulai mengenal lingkungan PIKK, dan semua yang ada didalamnya mulai dari pengelola, kios-kios, dan apa saja yang ada dibangunan PIKK tersebut. Setelah melakukan observasi, peneliti tak lupa untuk membuat janji wawancara dengan pengelola yang ada disana.

(10)

42

Pada kesempatan selanjutnya peneliti datang ke PIKK untuk melakukan wawancara mengenai sejarah pendirian, kegiatan yang dilakukan oleh PIKK, serta mengenai kios-kios yang tersedia disana. Sayangnya untuk kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan, pengelola PIKK, Ibu Dian kurang begitu paham sehingga peneliti diarahkan untuk langsung bertemu pengelola PIKK dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah. PIKK sendiri memang berada dibawah naungan Dinperindag Jawa Tengah, dimana awalnya merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Semarang.

Setelah mendapatkan info dari pengelola PIKK, peneliti mulai membuka akses informasi dari Dinperindag. Peneliti menyusun rencana untuk melakukan wawancara dengan Ibu Didiek, pegawai Dinperindag Jawa Tengah yang mengurusi PIKK. Setelah membuat janji untuk bertemu dan disetujui, peneliti melakukan wawancara mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PIKK dalam mengembangkan IKK Jawa Tengah. Ibu Didiek sangat terbuka dalam menjawab pertanyaan dari peneliti, hanya saja dikarenakan sedang ada peralihan kepengurusan PIKK maka Ibu Didiek tidak berani untuk memberikan beberapa data yang peneliti butuhkan. Hal tersebut dikarenakan Ibu Didiek kurang paham harus ijin kepada siapa jika akan memberikan data-data tersebut. Akan tetapi peneliti disarankan untuk ke bagian Kesekretariatan Dinperindag jika masih ada data yang kurang.

Selanjutnya untuk mengetahui lebih dalam mengenai PIKK, peneliti kembali lagi datang ke PIKK untuk bertemu dengan Ketua Paguyuban PIKK, Bapak Muhamad Sunarno. Sebelumnya peneliti mengetahui mengenai adanya Paguyuban tersebut dari Ibu Didiek. Ibu Didiek menjelaskan bahwa untuk lebih mengembangkan dan agar pedagang di kios-kios PIKK lebih mandiri, Pemerintah membentuk Paguyuban tersebut.

(11)

43

Setelah melakukan wawancara dengan tiga orang yang dianggap mengetahui mengenai seluk beluk PIKK Jawa Tengah, peneliti kembali melakukan wawancara dengan Ibu Indah yang juga pegawai Dinperindag Jawa Tengah. Dari Ibu Indah peneliti mendapatkan tambahan data mengenai publikasi yang dilakukan oleh PIKK Jawa Tengah yang sebelumnya tidak peneliti dapatkan dari Ibu Didiek.

3.7. Proses Analisis dan Penulisan

Dalam penelitian kualitatif data yang diambil untuk menguji hipotesa tidak diolah melalui perhitungan matematis ataupun berbagai rumus statistik, melainkan pengolahan data yang dilakukan secara rasional dengan berfikir menurut hukum dan logika (Nawawi, 1991:32). Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2008: 103) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan dasar. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung.

Dalam penelitian kualitatif proses analisis data dimulai sejak sebelum peneliti memasuki lapangan yang kemudian dilanjutkan pada saat peneliti berada dilapangan sampai peneliti menyelesaikan kegiatan di lapangan. Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder. Analisis data diarahkan untuk menentukan fokus penelitian, namun demikian fokus penelitian yang ditentukan sebgelum peneliti memasuki lapangan masih bersifat sementara. Fokus penelitian ada kemungkinan mengalami perubahan atau berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Dari hasil analisis data kemudian dipaparkan secara naratif untuk menggambarkan strategi komunikasi yang telah dilakukan, dari sini akan diketahui keterpaduan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinperindag

(12)

44

Jawa Tengah pada PIKK. Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, proses pengumpulan data dengan wawancara dan observasi, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban dari hasil wawancara dan hasil observasi. Apabila jawaban terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan pertanyaan sampai diperoleh data yang dianggap kredibel. Analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sehingga peneliti memperoleh data yang lengkap (Sugiyono,2005:91). Begitu juga yang disampaikan oleh Milles and Hubermas (1984), bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan ditandai dengan tidak diperoleh lagi data atau informasi baru. Terkait dengan itu, teknik analisis data yang akan ditempuh peneliti melalui empat tahap yakni: reduksi data, penyajian (display) data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya ditarik dan diverifikasikan. Dalam penelitian ini, langkah pertama adalah pengumpulan data yaitu dengan proses mencari informasi tentang hal-hal yang berhubungan atau berkaitan dengan penelitian melalui sumber-sumber tertulis dari buku-buku, melihat secara langsung kegiatan dan kehidupan keseharian dari komunitas dan individu, maupun melalui informasi yang diperoleh dengan cara wawancara dengan pengelola dan penjual di kios-kios Pasar Industri Kecil dan Kerajinan (PIKK) Lopait, Jawa Tengah.

(13)

45 2. Penyajian Data

Menyeleksi unit analisis serta data hasil dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan narasumber pada saat penelitian. Proses seleksi ini akan dilanjutkan dengan penyajian data melalui pengumpulan dari semua informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data yang relevan dalam penelitian ini.

3. Pemeriksaan Keabsahan Data

Proses analisa data demi mendapatkan keabsahan data-data yang telah terkumpul menggunakan analisa triangulasi yaitu menganalisis jawaban dari subjek penelitian dengan meneliti kebenaran dengan sumber data-data lainnya (data empiris) yang dijadikan bahan penelitian. Ada 3 jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode (Krisyantoro, 2006:71).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode (jelaskan). Dimana triangulasi sumber yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan sumber berbeda. Dalam hal ini peneliti melakukan konfirmasi ulang hasil wawancara dan data yang diperoleh di lapangan. Peneliti melakukan wawancara dengan topik sama kepada lebih dari satu informan. Awalnya peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dian selaku kesekretarianan PIKK mengenai strategi komunikasi pemasaran PIKK. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Didiek dan Ibu Indah selaku pengurus PIKK dari Dinperindag Jawa Tengah. Sedangkan triangulasi metode adalah pengumpulan data ganda antara lain berupa pengamatan, wawancara dan analisis dokumen.

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data-data direduksi, disajikan dan dicek keabsahannya dengan trianggulasi data makan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.

(14)

46

Dimana sekumpulan informasi yang tersusun tadi memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan berdasarkan data yang sudah dicek dan disajikan. Agar peneliti mengetahui secara utuh hasil penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan model studi kasus. Penelitian yang akan menghasilkan gambaran informasi yang mendalam

Observasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan peneliti dalam rangka mendapatkan hasil pra-penelitian. Langkah ini dilakukan bertujuan agar mendapatkan gambaran

Dengan menggunakan metode studi kasus, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran mengenai topik yang diteliti, yaitu evaluasi special event

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran yang aktual mengenai tingkat pengetahuan guru TK mengenai kompetensi pedagogik, karena itu penelitian ini menggunakan

1 Metode Penelitian survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,

Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how (bagaimana), atau why (mengapa), bila peneliti memiliki

Hari pertama anak dirawat di rumah sakit 3.3 Fokus Studi Kasus Fokus studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran respon perilaku hospitalisasi yang meliputi fase protes, putus

3 3.4 Fokus Studi Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan studi kasus, yang menjadi fokus studi dalam studi kasus ini adalah Gambaran Kecemasan