1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSeiring dengan pesatnya permintaan akan kebutuhan semen portland untuk aktifitas pembangunan di kawasan Kalimantan Timur dan sekitarnya, maka PT. Semen Gresik merencanakan adanya unit pengemasan semen (Packing Plant) di daerah Kariangau, Balikpapan. Pembangunan Packing Plant tersebut diharapkan dapat memperlancar arus distribusi semen curah ke wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Hal ini mengingat daerah Kalimantan Timur merupakan daerah dengan tingkat pembangunan infrastruktur yang tinggi serta banyaknya dunia industri di wilayah tersebut.
Rencana packing plant PT. Semen Gresik terletak di daerah perairan teluk Balikpapan di desa Kariangau Kalimantan Timur. Daerah perairan teluk Balikpapan merupakan daerah rawa dengan pohon bakau yang rapat dan merupakan daerah pasang surut. Elevasi permukaan tanah asli rata-rata +1,00 m LWS, sehingga perlu penimbunan reklamasi sekitar 3 m untuk mencapai elevasi rencana +4 m LWS. Kondisi tanah existing pada lokasi proyek pembangunan Packing Plant di Balikpapan menunjukkan kondisi tanah lempung/lanau. Tanah ini pada umumnya mempunyai daya dukung rendah dan memiliki sifat kompresibel tinggi dan permeabilitas yang sangat rendah. Karena memiliki sifat-sifat tersebut, tanah ini cenderung memiliki potensi penurunan konsolidasi yang besar dan dalam waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu metode perbaikan tanah untuk mempercepat proses konsolidasi. Kombinasi antara metode preloading dengan PVD (Prefabricated Vertical Drain) merupakan salah satu metode untuk mempercepat proses konsolidasi. Karena tanpa PVD, penurunan akan berlangsung sangat lama.
Permasalahan lain yang dihadapi yaitu lokasi reklamasi yang berhubungan langsung dengan laut, memerlukan suatu struktur pelindung berupa tanggul yang berfungsi untuk melindungi tanah timbunan dai terjangan arus dan gelombang air laut. Untuk lebih memperkuat struktur tanggul diperlukan pekuatan tanah di bawah tanggul dengan menggunakan micropile. Penggunaan micropile berfungsi untuk meningkatkan tegangan geser tanah. Apabila tegangan geser tanah meningkat, maka daya dukung tanah di sekitarnya juga akan meningkat.
Studi ini perlu dilakukan agar dapat merencanakan metode perbaikan tanah pada kawasan reklamasi untuk mengatasi besar penurunan dan lama penurunan tanah, khususnya pada jenis tanah lempung yang sangat lunak.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang muncul dalam perencanaan reklamasi lahan proyek Packing Plant PT. Semen Gresik di Balikpapan antara lain : 1. Berapa tinggi awal (Hinitial) yang diperlukan
untuk mendapatkan tinggi timbunan yang diinginkan?
2. Berapa besar dan waktu pemampatan tanah akibat beban yang bekerja di atas tanah timbunan?
3. Bagaimana merencanakan percepatan pemampatan tanah menggunakan preloading dikombinasikan dengan PVD ?
4. Bagaimana merencanakan perkuatan tanah dengan micropile agar tidak terjadi kelongsoran?
5. Bagaimana metode pelaksanaan urugan reklamasi pada proyek Packing Plant PT. Semen Gresik?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Mendapatkan tinggi awal (Hinitial) yang
diperlukan untuk mendapatkan tinggi timbunan yang diinginkan.
2. Mendapatkan besar dan waktu pemampatan tanah akibat beban yang bekerja di atas tanah timbunan.
3. Merencanakan percepatan pemampatan tanah menggunakan preloading dikombinasikan dengan PVD
4. Merencanakan perkuatan tanah dengan micropile agar tidak terjadi kelongsoran. 5. Mengetahui metode pelaksanaan urugan
reklamasi pada proyek Packing Plant PT. Semen Gresik.
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari munculnya
penyimpangan terhadap permasalahan yang semakin meluas dalam Tugas Akhir ini, maka diberikan suatu batasan masalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan adalah data sekunder.
2. Tidak membahas masalah oceanografi dari daerah reklamasi.
3. Tidak melakukan evaluasi sedimentasi dan pengerukan.
1.5 Manfaat
Perencanaan dalam Tugas Akhir ini dimaksudkan dapat menjadi alternatif perbaikan tanah pada proyek pembangunan Packing Plant Semen Gresik di Balikpapan.
2
1.6 Lokasi StudiLokasi rencana Packing Plant PT. Semen Gresik terletak di desa Kariangau, yaitu sekitar + 24 km dari kota Balikpapan. Di sepanjang sisi perairan menuju ke lokasi, terdapat beberapa dermaga diantaranya milik PT. Holliburton, Balikpapan Coal Terminal, PLTU dan rencana Terminal Peti Kemas PT. Pelindo.
Gambar 1.1 Lokasi rencana Packing Plant PT. Semen Gresik
METODOLOGI
BAB IV
ANALISA DATA PERENCANAAN
4.1 Data TanahData tanah yang digunakan adalah data hasil penyelidikan tanah proyek urugan lahan packing plant PT. Semen Gresik yang dilakukan oleh PT. Petrosol berupa data SPT dan data laboratorium.
Gambar 4.1 Hubungan N-SPT dan kedalaman Dari hasil ploting di atas dapat ditentukan kedalaman lapisan tanah yang terkonsolidasi dengan nilai NSPT < 10 yaitu hingga kedalaman -23.00 m. Maka tebal lapisan tanah yang terkonsolidasi sebesar 23 m (elevasi + 0.00 m hingga elevasi -23.00 m).
4.2 Data Timbunan
Material timbunan direncanakan memakai limestone yang diambil dari daerah sekitar proyek dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
Sifat fisis tanah timbunan C = 0
timb = 1,8 t/m3
sat = 1,8 t/m3
= 30
Geometri timbunan
Tinggi timbunan (Hfinal) direncanakan akan ditimbun sampai elevasi + 4,00 LWS dengan elevasi tanah dasar rata-rata +1,00 m dan luas area timbunan + 10400 m2. Perencanaan geometri timbunan dapat dilihat pada Gambar 4.2.
3
Z sat Cu (m) (t/m3) (kg/cm2) 1 0-6 6 3 1,590 0,938 1,106 0,18 2 6-23 17 14,5 1,765 0,221 0,864 0,28 Tebal Lapisan (m) Cc eo No. Lapisan Kedalaman (m) Z1 Z3 6.00 17.00 +2.00 m LWS sat1 ; C1 sat2 ; C2 sat3 ; C3 timb HwGambar 4.2 Potongan melintang timbunan 4.3 Data Spesifikasi Bahan
1. Prefabricated Vertical Drain (PVD) PVD yang digunakan yaitu tipe CeTeau-Drain CT-D812 dengan ukuran 100 mm x 5 mm. Detail spesifikasi PVD ditunjukkan pada Lampiran 2.
2. Micropile
Micropile yang digunakan yaitu micropile segitiga dengan spesifikasi : dimensi 28 cm x 28 cm, mutu beton K-450 dan mutu baja tulangan U-39. Detail spesifikasi micropile ditunjukkan pada Lampiran 3.
BAB V
PERENCANAAN GEOTEKNIK
REKLAMASI
5.1 Perhitungan Beban
Sebelum merencanakan reklamasi lahan, hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung beban yang akan diterima tanah dasar yang meliputi :
1. Beban Timbunan 2. Beban Traffic
Beban traffic (qtraffic), diasumsikan setara dengan timbunan setinggi 0,6 m. Jadi beban total untuk tanah dasar adalah:
qtimb = 6 x 1,8 = 10,8 t/m2
qtraffic = 0,6 x 1,8 = 1,08 t/m2 + qtotal = 11,88 t/m2
5.2 Perhitungan Tinggi Awal Timbunan (Hinisial) Perhitungan konsolidasi pada perencanaan ini dihitung berdasarkan pemampatan tanah akibat konsolidasi primer (Consolidation Primary Settlement) yaitu pada kondisi normally consolidated. Perhitungan pemampatan menggunakan persamaan 2.2 dan 2.4. Pada persamaan tersebut, terdapat variable P yang merupakan penambahan beban akibat beban timbunan pada lapisan tanah yang ditinjau. Beban timbunan yang digunakan untuk mencari P tersebut adalah 3 t/m2, 5 t/m2, 7 t/m2, 9 t/m2, dan 11 t/m2.
5.2.1 Perhitungan Besar Pemampatan Konsolidasi (Consolidation Primary Settlement)
Tabel 5.1 Parameter tanah
Gambar 5.1 Sketsa Rencana Perhitungan Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Tinggi Timbunan
Awal (Hinitial) dan Settlement
q H Initial (m) Sc H Traffic dibongkar (m) H Final (m) (t/m2) (m) 3 2,418 1,353 0,600 0,466 5 3,818 1,872 0,600 1,346 7 5,096 2,172 0,600 2,324 9 6,339 2,410 0,600 3,329 11 7,560 2,608 0,600 4,352
Gambar 5.2 Grafik Hubungan antara Tinggi Timbunan Akhir (Hfinal) dengan Tinggi Timbunan
4
) ( 2 8 21
1
n xF x D xCh tx he
U
Gambar 5.3 Grafik Hubungan antara Tinggi Timbunan Akhir (Hfinal) dengan Settlement (Sc)
Dengan menggunakan persamaan pada Gambar 5.2 dan 5.3 didapatkan :
Elevasi akhir = + 4 m LWS
Elevasi tanah dasar rata-rata = + 1 m LWS Tinggi timbunan rencana = 4 - 1 = 3 m Hinitial = -0,06x2 + 1,5997x + 1,7151 = -0,06 (3)2 + 1,5997(3) + 1,7151 = 5,974 m Sc = -0,06x2 + 0, 5997x + 1,1151 = -0,06 (3)2 + 0,6118 (3) + 1,1151 = 2,374 m
5.3 Perhitungan Waktu Konsolidasi Cv = 1,5 m2/th = 0,0002 cm2/dt Hdr = 23/2 =11,5 m
U = 90 %, maka Tv = 0,848 (Diperoleh dari Tabel 5.4)
Sehingga waktu konsolidasi untuk mencapai 90 % derajat konsolidasi adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3 Perhitungan Waktu Konsolidasi Derajat Konsolidasi (U%) Faktor Waktu (Tv) Lama Konsolidasi (detik) Lama Konsolidasi (tahun) 0 0 0 0,000 10 0,008 6238814 0,705 20 0,031 12477629 2,733 30 0,071 18716443 6,260 40 0,126 24955258 11,109 50 0,197 31194072 17,369 60 0,287 37432886 25,304 70 0,403 43671701 35,531 80 0,567 49910515 49,991 90 0,848 56149330 74,765 100 ∞ 5.4 Perencanaan PVD
PVD dipasang sepanjang lapisan tanah yang terkonsolidasi yaitu hingga lapisan tanah dengan nilai SPT < 10. Pada perencanaan ini perlu dilakukan perhitungan untuk pemilihan pola dan jarak pemasangan PVD untuk mendapatkan hasil yang efisien sesuai yang diinginkan.
5.4.1 Pemilihan Pola Pemasangan PVD
Terdapat dua macam pola pemasangan PVD, yaitu dengan pola pemasangan segitiga dan segiempat. Dalam perencanaan ini akan dilakukan perhitungan pola pemasangan segitiga dan segiempat dengan jarak S yaitu 0,8 m ; 1,0 m ; 1,2 m ; 1,5 m agar mendapatkan hasil yang efisien untuk mencapai derajat konsolidasi yang diinginkan.
5.4.2 Perhitungan Derajat Konsolidasi Vertikal (Uv)
Perhitungan derajat konsolidasi vertical (Uv) ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.9. Dalam persamaan tersebut terdapat fungsi Tv (faktor waktu) yang dicari dengan menggunakan persamaan 2.8.
5.4.3 Perhitungan Derajat Konsolidasi Horisontal (Uh)
Untuk menghitung derajat konsolidasi, dapat digunakan persamaan 2.17 yang berubah menjadi :
Tabel 5.4 Nilai F(n) untuk Pemasangan Pola Segitiga S D a b dw n F(n) m mm mm mm mm 0,8 840 100 5 66,845 13 1,791 1,0 1050 100 5 66,845 16 2,011 1,2 1260 100 5 66,845 19 2,192 1,5 1575 100 5 66,845 24 2,410 Tabel 5.5 Nilai F(n) untuk Pemasangan Pola
Segiempat S D a b dw n F(n) m mm mm mm mm 0,8 904 100 5 66,845 14 1,863 1,0 1130 100 5 66,845 17 2,084 1,2 1356 100 5 66,845 20 2,260 1,5 1695 100 5 66,845 25 2,483
2 % 90 v drC
H
T
t
tahun
t
74
,
765
5
,
1
5
,
11
848
,
0
2
5
Dari grafik tersebut, dipilih pemasangan PVD dengan pola segitiga. Untuk jarak pemasangan dipilih 1,0 m dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsolidasi 90 % adalah 21 minggu, dengan asumsi adanya batasan waktu proyek sehingga diambil waktu yang tidak terlalu lama.5.5 Penimbunan Bertahap (Preloading)
Pelaksanaan penimbunan di lapangan dilakukan secara bertahap yaitu menggunakan asumsi kecepatan penimbunan di lapangan 50 cm/minggu. Dengan tinggi timbunan awal (Hinitial) yang didapat dari perhitungan sebelumnya maka jumlah tahapan penimbunan adalah sebagai berikut :
Hinitial = 5,974 m
Jumlah pentahapan = 5,974 / 0,50
= 11,95 tahap
= 12 tahap
Dalam tahap penimbunan, langkah awal yang dilakukan adalah mencari tinggi timbunan kritis (Hcr) yang mampu dipikul oleh tanah dasar agar timbunan tidak mengalami kelongsoran. Dari hasil analisa Xstabl didapat tinggi timbunan kritis (Hcr) = 2 m dengan SF = 1,28 lebih besar dari SFrencana = 1,2
Tabel 5.7 Perubahan Tegangan pada Tiap Lapisan Tanah dengan Derajat Konsolidasi 100%
Tegangan Po' σ1' σ2' σ3' σ4' Kedalaman H=0 m H1 = 0.5m H2 = 0.5 m H3 = 0.5 m H4 = 0.5 m 0-1 0,295 1,195 2,095 2,995 3,895 1-2 0,885 1,785 2,685 3,585 4,485 2-3 1,475 2,375 3,275 4,175 5,075 3-4 2,065 2,965 3,865 4,765 5,665 4-5 2,655 3,555 4,455 5,355 6,255 5-6 3,245 4,145 5,045 5,943 6,838 6-7 4,9725 5,873 6,769 7,660 8,547 7-8 5,7375 6,632 7,520 8,403 9,282 8-9 6,5025 7,388 8,268 9,143 10,013 9-10 7,2675 8,146 9,021 9,890 10,758 10-11 8,0325 8,904 9,773 10,639 11,505 11-12 8,7975 9,665 10,531 11,397 12,261 12-13 9,5625 10,428 11,294 12,158 13,013 13-14 10,3275 11,192 12,056 12,909 13,762 14-15 11,0925 11,946 12,799 13,649 14,482 15-16 11,8575 12,707 13,553 14,385 15,213 16-17 12,6225 13,460 14,291 15,116 15,929 17-18 13,3875 14,212 15,035 15,841 16,640 18-19 14,1525 14,973 15,780 16,579 17,369 19-20 14,9175 15,724 16,521 17,310 18,093 20-21 15,6825 16,478 17,267 18,050 18,825 21-22 16,4475 17,236 18,012 18,786 19,533 22-23 17,2125 17,988 18,762 19,509 20,251
Tabel 5.8 Konsolidasi Total untuk Pemasangan Pola Segitiga dengan Jarak 1 meter
t Tv Uv Uh Utotal (minggu) (%) (%) (%) 1 0,0002 0,017 0,099 11,385 2 0,0004 0,024 0,188 20,704 3 0,0007 0,029 0,268 28,929 4 0,0009 0,033 0,341 36,248 5 0,0011 0,037 0,406 42,783 6 0,0013 0,041 0,464 48,629 7 0,0015 0,044 0,517 53,864 8 0,0017 0,047 0,565 58,556 9 0,0020 0,050 0,608 62,765 10 0,0022 0,053 0,647 66,540 11 0,0024 0,055 0,682 69,929 12 0,0026 0,058 0,713 72,972 13 0,0028 0,060 0,742 75,704 14 0,0031 0,062 0,767 78,158 15 0,0033 0,065 0,790 80,363 16 0,0035 0,067 0,811 82,344 17 0,0037 0,069 0,830 84,124 18 0,0039 0,071 0,846 85,724
6
19 0,0041 0,073 0,862 87,162 20 0,0044 0,075 0,875 88,454 21 0,0046 0,076 0,888 89,616 22 0,0048 0,078 0,899 90,660 23 0,0050 0,080 0,909 91,600 24 0,0052 0,082 0,918 92,444 25 0,0055 0,083 0,926 93,203 26 0,0057 0,085 0,933 93,886 27 0,0059 0,087 0,940 94,500 28 0,0061 0,088 0,946 95,052 29 0,0063 0,090 0,951 95,549 30 0,0065 0,091 0,956 95,996 31 0,0068 0,093 0,960 96,397 32 0,0070 0,094 0,964 96,759 33 0,0072 0,096 0,968 97,084 34 0,0074 0,097 0,971 97,376 35 0,0076 0,099 0,974 97,639 36 0,0079 0,100 0,976 97,876 37 0,0081 0,101 0,979 98,089 38 0,0083 0,103 0,981 98,280 39 0,0085 0,104 0,983 98,453 40 0,0087 0,105 0,984 98,608Tabel 5.11 Perubahan Nilai Cu pada Minggu ke-12
Kedalaman PI Cu Lama Cu Baru Cu Pakai (m) % t/m2 t/m2 t/m2 0-1 77,00% 1,78 0,712 1,78 1-2 77,00% 1,78 0,831 2-3 77,00% 1,78 0,945 3-4 77,00% 1,78 1,058 4-5 77,00% 1,78 1,171 5-6 77,00% 1,78 1,288 6-7 25,67% 2,80 1,401 2,80 7-8 25,67% 2,80 1,513 8-9 25,67% 2,80 1,622 9-10 25,67% 2,80 1,732 10-11 25,67% 2,80 1,840 11-12 25,67% 2,80 1,948 12-13 25,67% 2,80 2,057 13-14 25,67% 2,80 2,166 14-15 25,67% 2,80 2,276 15-16 25,67% 2,80 2,386 16-17 25,67% 2,80 2,496 17-18 25,67% 2,80 2,605 18-19 25,67% 2,80 2,711 19-20 25,67% 2,80 2,819 20-21 25,67% 2,80 2,928 21-22 25,67% 2,80 3,040 22-23 25,67% 2,80 3,152
5.6 Perhitungan micropile sebagai perkuatan tanah dasar pada tanggul
Tahap awal yang dilakukan dalam pekerjaan reklamasi adalah membuat tanggul sebagai pelindung material timbunan reklamasi dari gelombang air laut. Dengan daya dukung tanah dasar yang rendah, diperlukan suatu perkuatan tanah dasar menggunakan konstruksi micropile di bawah tanggul untuk meningkatkan tahanan geser tanah.
5.6.1 Perhitungan Micropile
Cerucuk yang digunakan sebagai perkuatan tanah pada tugas akhir ini adalah cerucuk beton (micropile). Untuk menghitung kebutuhan micropile, maka hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kekuatan satu micropile (Pmax satu cerucuk)
Digunakan micropile bentuk penampang segitiga sama sisi dengan data sebagai berikut : - Panjang sisi segitiga (b) = 28 cm
- Mutu beton = K-450
- Fc’ = 45 Mpa
- Tegangan ijin beton = 168,08 kg/cm2 - E (Modulus Elastisitas) = 4700fc’
7
cm b b b Y 0,289 8,092 3 2 1 2 2 y Inersia all
cm kg. 05 , 103 . 115 156 , 16 808 , 11063 08 , 168
905
,
97
kg
1
05
,
127
05
,
103
.
115
905
,
97
1178
969
.
596
.
12
SFo MRo
M
micropile pF
T
M
1 max R 11.80 3 / 439 , 1 025 , 1 025 , 1 5 , 2 m t D m D 0,972 2500 60 02 , 1 3 3 / 1 m D 0,65 2500 80 02 , 1 2 3 / 1 Dari perhitungan Y1 dan Y2 didapat nilai Y2>Y1, maka yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai Y2.
Pmax satu micropile =
M Pmax satu micropile =
T = (EI/f)1/5 Cu = 0,18 kg/cm2
qu = 2 x Cu = 0,36 kg/cm2 x 0,977 = 0,35
Dengan nilai qu = 0,35 dicari nilai f pada grafik (Gambar 2.9) sehingga diperoleh nilai f = 3 f = 3 ton/ft3 x 0,032 = 0,096 kg/cm2
T = ((11.063,808 x 287.238,838)/0,096)1/5 = 127,05 cm
L/T = 200/127,05 = 1,57 (dengan asumsi panjang micropile di bawah bidang longsor adalah 200 cm)
FM = 1 diperoleh dari grafik (Gambar 2.10) Pmax satu micropile =
2. Menghitung Kebutuhan Micropile Dari program DX-STABL diperoleh :
SF = 1,062 MRo= 4.621 KNm R = 11,78 m MP = 4351,224 KNm MR = (Sfa - Sf0 ) x Mp Sfa diambil 1,3 = (1,3 – 1,062) x 4351,224 = 1035,5913 KNm= 10.355.913 kg.cm ) ( M icropile Kebutuhan 1 max xR P M cerucuk R = 9,7 buah
= 10 buah / meter (untuk satu sisi bidang longsor)
Gambar 5.7 Sketsa Jari-Jari Bidang Longsor dan Pemasangan Micropile
5.7 Perhitungan Tanggul
Fungsi utama dari tanggul adalah untuk melindungi material reklamasi dari gangguan arus dan gelombang. Diasumsikan tinggi gelombang kritis 0,5 – 1,0 m. Sudut kemiringan direncanakan 1:1.
Sesuai dengan desain kriteria, maka harga parameter-parameter dalam perhitungan tanggul adalah sebagai berikut :
- Berat jenis armour = 2,5 t/m3 - Berat jenis air laut = 1,025 t/m3 - Tinggi gelombang rencana (HS) = 1 m
Tanggul direncanakan menggunakan batu alam yang mempunyai permukaan kasar, bentuk tidak beraturan dengan nilai KD = 5,2, sedangkan koefisien porositas 1,15 dan n = 37%.
5.7.1 Armour Layer
Dengan menggunakan persamaan 2.43
5.7.2 Cross Section
Dengan menggunakan persamaan 2.44
5.7.3 Tebal Lapisan
Dengan menggunakan persamaan 2.45
Dari harga parameter di atas, maka didapat berat batu, tebal lapisan, dan lebar puncak seperti tabel berikut :
Tabel 5.13 Hasil perhitungan dimensi tanggul pada setiap lapisan
Jenis Lapisan Berat Batu (kg) Tebal Lapisan (cm) Lebar Puncak (cm) Primary layer 80 65 97,2 Berm 15 50 75 4 4 4 808 , 063 . 11 018 , 0 3 32 b cm b Inersia cm b b Y 0,577 16,156 3 1 1
8
BAB VI
METODE PELAKSANAAN
6.1 UmumDalam bab ini akan direncanakan metode pelaksanaan dari hasil perencanaan pada bab – bab sebelumnya. Secara garis besar pekerjaan reklamasi ini meliputi :
1. Pekerjaan persiapan 2. Pekerjaan tanggul 3. Pekerjaan tanah
4. Pekerjaan soil monitoring
6.2 Metode Pelaksanaan Reklamasi
Urutan pekerjaan reklamasi adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi : mobilisasi dan demobilisasi, pembuatan direksi keet, pemasangan rambu-rambu dan patok batas area reklamasi, pembuatan fasilitas proyek sementara.
2. Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini dilakukan dengan membersihkan pepohonan dan semak belukar yang ada di lokasi kerja. Karena kondisi topografi merupakan lahan bakau yang rapat, maka perlu dilakukan pembersihan lahan secara menyeluruh. Alat yang digunakan yaitu excavator dan dikombinasikan dengan alat berat seperti bulldozer dan dumptruck.
3. Pemasangan Sand bag
Sand bag (karung pasir) berupa karung PVC kapasitas 50 kg diisi penuh dengan pasir dan ditata sepanjang perairan yang ditentukan. Sebelum penyusunan sand bag dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan dewatering. Kemudian sand bag diletakkan di dasar genangan dan disusun hingga melebihi muka air galian, baik dalam kondisi surut maupun pasang. Sand bag ini berguna untuk melindungi material timbunan dari terjangan gelombang dan mengurangi pencemaran air laut.
Gambar 6.2 Pemasangan Sand Bag 4. Pemasangan Silt Baricade
Selain sand bag yang berfungsi menjaga material timbunan agar tidak terbawa arus, silt baricade juga berfungsi menjaga butiran halus timbunan yang
mengambang di permukaan laut agar tidak menyebar kemana-mana.
5. Pekerjaan Tanggul
Sesuai dengan perencanaan, pembuatan tanggul didukung dengan perkuatan micropile untuk meningkatkan tahanan geser agar tidak terjadi kelongsoran. Micropile 28x28 cm dengan panjang tiang 5 meter yang dipasang sejarak 1,0 m antar tiang. Pemasangan micropile dilakukan dengan pemancangan menggunakan alat berat drop hammer. Dikarenakan pemasangan micropile berada di wilayah perairan pantai, maka dibutuhkan ponton untuk menunjang pekerjaan di wilayah perairan.
Gambar 6.2 Area pembuatan tanggul akhir dengan perkuatan micropile ditandai dengan
garis hijau
6. Pekerjaan Timbunan
Langkah-langkah pekerjaan timbunan meliputi :
a. Persiapan lahan
Meliputi pembersihan lahan, serta survey dan pengukuran.
b. Penghamparan material
Penghamparan material dilakukan per lapis/layer dengan ketebalan padat lapisan pertama + 1 meter. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan alat berat dapat dioperasikan di atas tanah lunak. Selanjutnya lapisan kedua dan seterusnya dihampar dengan ketebalan padat 50 cm sampai elevasi akhir yang direncanakan.
7. Pemasangan Vertical Drain
Vertical drain dipasang untuk mempercepat jalannya air tanah untuk keluar ke permukaan. Lembaran vertical drain ditanam ke dalam tanah dengan menggunakan alat pancang dilengkapi dengan bentuk mandrel khusus. Setelah mandrel
9
dipancang ke dalam tanah, kemudian mandrel dicabut. Lalu ujung atas PVD dipotong.8. Pemasangan Settlement Plate
Settlement plate adalah alat yang digunakan untuk mengukur penurunan tanah timbunan reklamasi. Plat besi dipasang pada posisi tanah asli sehingga hasil akibat adanya pengukuran benar-benar akibat hasil penurunan yang terjadi. Cara pemasangannya yaitu :
a. Pada tanah asli digali dengan ukuran lubang 75x75x75 cm
b. Settlement plate dimasukkan ke dalam lubang galian
c. Diurug dan dipadatkan dengan baik
BAB VII
KESIMPULAN
7.1 KesimpulanDalam perencanaan ini didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Elevasi akhir timbunan yang direncanakan adalah +4 m, dengan elevasi tanah dasar rata-rata adalah +1,00 m .
2. Tinggi timbunan awal yang dibutuhkan adalah sebesar 5,974 m dengan besar pemampatan yang harus dihilangkan sebesar 2,374 m.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk pemampatan sebesar 2,374 m dan mencapai derajat konsolidasi 90 % adalah 75 tahun apabila tidak dipergunakan PVD.
4. Apabila dipergunakan PVD tipe CeTeau-Drain CT-D812 dengan ukuran 100 mm x 5 mm dengan pola pemasangan segitiga dengan jarak pemasangan (S) 1 m memerlukan waktu selama 21 minggu.
5. Penimbunan dilakukan bertahap dengan kecepatan penimbunan yaitu 0,5 m/minggu tanpa ada waktu tunggu (penundaan).
6. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan pemampatan sebesar 2,374 m dengan metode preloading kombinasi pemasangan PVD adalah 13 minggu.
7. Tanggul reklamasi diperkuat dengan micropile dengan penampang segitiga sama sisi, lebar sisi adalah 28 cm. Jumlah micropile yang dibutuhkan adalah 10 buah/meter.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah 1 (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis). Diterjemahkan oleh Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar. Jakarta. Erlangga.
Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah 2 (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis).
Diterjemahkan oleh Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar. Jakarta. Erlangga.
Mochtar, Indrasurya B. 2000. Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan Pada Tanah Bermasalah (Problematic Soil). Surabaya. Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS.
NAVFAC DM-7. 1971. Design Manual, Soil Mechanics, Foundation and Earth Structures. USA : Dept. of the Navy Naval Facilities Engineering Command