OPTIMASI NILAI AMBANG WAVELET BERBASIS LOGIKA
FUZZY PADA DENOISING CITRA BERWARNA
(Kata kunci: denoising, transformasi wavelet, logika fuzzy, thresholding, median absolute deviation)
PRESENTASI TUGAS AKHIR – KI091391
Penyusun Tugas Akhir :
Diah Karisma Andini
(NRP : 5106.100.065)
Dosen Pembimbing
:
Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom
Rully Soelaiman, S.Kom, M.Kom
09 januari 2012 Tugas Akhir – KI091391•
Proses perbaikan citra adalah salah satu topik penting dalam pengolahan
citra digital. Dan salah satu permasalahan yang dihadapai adalah adanya
noise
(derau ) yang biasanya disebabkan pada saat pengambilan dan
proses transmisi data sehingga mengakibatkan lemahnya kualitas suatu
citra atau tidak sesuai dengan citra asli. Oleh karena itu diperlukan proses
denoising
( pengurangan derau).
•
Proses denoising citra dapat dilakukan pada domain citra, namun akan
memiliki directional selectivity yang buruk, sehingga dilakukan penelitian
dengan metode wavelet untuk mengatasinya. Dalam
denoising
terdapat
banyak metode yang dapat digunakan,
Dan pada tugas akhir ini akan
digunakan metode wavelet berbasis logika fuzzy.
LATAR BELAKANG
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
•
Proses denosing wavelet berbasis logika fuzzy akan dilakukan melalui
proses dekomposisi, perhitungan fuzzy, fuzzy membership function,
perhitungan citra bebas
noise
dan rekonstruksi citra.
•
Pada
fuzzy membership function
, proses
thresholding
di penelitian
sebelumnya dirasa kurang optimal karena perhitungannya masih
memasukkan nilai variabel secara manual dimana nilai konstanta yang
digunakan adalah k1 (0, 0.5, 1) dan k2 (1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5)
sedangkan nilai estimasi noise langsung memasukkan nilai varians
noise, oleh karena itu perlu dilakukan optimasi nilai ambang wavelet
agar hasil yang diperoleh dapat lebih optimal.
1.
Bagaimana mendapatkan nilai konstanta terbaik yang sebelumnya
dilakukan dengan nilai-nilai yang telah ditentukan secara langsung?
2.
Bagaimana menghitung estimasi varians noise pada sebuah citra
berwarna yang telah diberi noise?
RUMUSAN MASALAH
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
a.
Citra yang diproses adalah citra RGB berukuran 512 x 512.
b.
Implementasi dilakukan menggunakan Matlab 7.6
c.
Tipe
noise
yang digunakan dalam proses uji coba adalah
gaussian
white noise
.
d.
Varians noise sudah ditetapkan yaitu 5, 15, 25, 35, 40, dan 50
BATASAN MASALAH
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
a.
Memperbaiki hasil penelitian sebelumnya dalam mendapatkan nilai
threshold
b.
Membangun aplikasi dengan menggunakan matlab 7.6 untuk
mendapatkan nilai threshold yang optimal
TUJUAN
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
Membuat noise
Dekomposisi
menggunakan DT-DWT
Citra asal
DESAIN MODEL UMUM APLIKASI
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
7 Denoising menggunakan logika fuzzy Citra hasil Rekonstruksi menggunakan DT-IDWT 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500
Masukan awal berupa citra RGB. selanjutnya dari
citra input ditambahkan Gaussian White Noise
sebagai simulasi citra bernoise, kemudian dilakukan
proses dekomposisi dengan Transformasi Wavelet
Diskrit Dual-tree (DT-DWT) untuk menghasilkan
subband wavelet yang akan dijadikan input untuk
proses denoising menggunakan logika fuzzy. Dan
Langkah terakhir adalah proses rekonstruksi
kembali subband wavelet yang bebas noise .
Citra asal
DESAIN MODEL MEMBUAT NOISE
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
9 Generate gaussian white noise Inisialisasi varians noise 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500 100 200 300 400 500
Pada
proses
ini
sengaja
dilakukan
penambahan noise terhadap citra asli untuk
mengetahui seberapa besar metode denoising
efektif menghilangkan noise. Model noise yang
digunakan adalah
Additive Gaussian White Noise
dimana parameter yang digunakan adalah varians
noise. Varians noise dapat dipilih dengan nilai 5, 15,
25, 35 , 40 dan 50. semakin besar nilai varians
maka citra akan semakin banyak mengandung
noise
DESAIN MODEL DEKOMPOSISI
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
11
Citra bernoise Start
Citra hasil dekomposisi (LL, LH, HL, HH)
End Filtering
•
Wavelet adalah suatu fungsi yang mempresentasikan data. Fungsi wavelet akan memotong-motong data menjadi komponen-komponen frekuensi yang berbeda sehingga komponen-komponen tersebut dapat dipelajari dengan menggunakan skala resolusi yang sesuai.•
Pada wavelet diskrit terdapat dua jenis yaitu non redudant dan redudant. Nonredudant yaitu discrete wavelet transform (DWT) dan redudant yaitu dual tree discrete wavelet transform (DT-DWT)
•
Transformasi wavelet memiliki dua tahap, yaitu dekomposisi dan rekonstruksi•
Dari dekomposisi akan menghasilkan subband-subband wavelet yang akandijadikan input pada proses denoising
METODE WAVELET
•
Dekomposisi dilakukan dengan filtering untuk memisahkan citra yang
memiliki frekuensi rendah dan citra yang memiliki frekuensi tinggi. Hasil
dari dekomposisi akan menghasilkan 4 subband, yaitu
Low-Low
(LL),
subband
Low- High
(LH), subband
High-Low
(HL) dan subband
High-High
(HH) untuk setiap level.
•
Dekomposisi pada DT-DWT menggunakan dua pasang filter
tree
yaitu
tree real dan
tree
imajiner secara terpisah untuk melakukan
sum
dan
diferencing
, masing-masing memfilter citra secara horizontal kemudian
vertical, sehingga menghasilkan 8 subband.
METODE WAVELET (2)
LL1 LH1 HL1 HH1
LL2 LH2 HL2 HH2
•
Enam highpass subband kemudian secara linear dikombinasikan baik
itu sum maupun diferencing sehingga menghasilkan subband dari
setiap levelnya, diperoleh sebagai berikut :
•
DT-DWT memiliki
directional selectivity
yang baik dibandingkan
dengan DWT karena DT-DWT memiliki filter arah ± 75º, ± 15º, ±
45º. Berbeda halnya dengan fungsi dasar HH pada DWT yang hanya
± 45º. Dengan menerapkan rumus
Filter DWT Filter DT-DWT
HLa HLb
/ 2
HLa HLb
/ 2
LHa LHb
/ 2
LHa LHb
/ 2
HHa HHb
/ 2
HHa HHb
/ 2METODE WAVELET (3)
14DESAIN MODEL DENOISING
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
15
Menghitung nilai fuzzy feature Start
Menghitung nilai fuzzy membership function
End
•
Dekomposisi DT-DWT menghasilkan subband koefisien wavelet yaitu koefisien aproksimasi (LL) dan koefisien detail (LH,HL,HH). Proses denoising akan dilakukan pada koefisien detail tetapi tidak dengan koefisien aproksimasi karena menyimpan informasi penting•
Dari koefisien detail akan dicari nilai fuzzy feature sebagai proses awaluntuk memperbaiki informasi citra pada subband-subband wavelet, selain itu juga dapat menandakan noise pada subband yang harus disusutkan. Yang dihitung dengan rumus :
•
W(l,k) merupakan hasil perkalian dari magnitude similarity m(l,k) dan spatialsimilarity s(l,k)
METODE DENOISING (1)
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
16
L L l K K k L L l K K k d s k l w k j l i y k l w j i f ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( , 2 , , ( , ) ( , ) exp ) , ( Thr k j l i y j i y k l m sd s d N k l k l s 2 2 exp ) , (•
Proses pembentukan fuzzy membership function adalah dengan melalui pendekatan kurva-S (sigmoid), kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu : T1, T2, dan , dengan rumus :•
Nilai x merupakan nilai fuzzy feature, T1 dan T2 merupakan hasil perkaliannilai konstanta (k1 dan k2) dengan estimasi varians noise ( )
2 2 1 T T
METODE DENOISING (2)
2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 ) ( T x T x T T T T x T T x T T x T T T T x x 17 nK
T
1
1
ˆ
T
2
K
2
ˆ
n n ˆNilai konstanta ditentukan dengan melakukan beberapa percobaan sehingga diperoleh nilai yang lebih detail dan optimal.
Nilai estimasi varians noise dihitung dengan menggunakan metode median
absolute deviation (mad)
Dari kedua langkah diatas, fuzzy feature akan dibandingkan dengan 3 nilai
parameter threshold, sehingga dapat ditentukan fuzzy membership function
yang akan digunakan . Sehingga citra bebas noise didapatkan menggunakan
rumus berikut: ) , ( )) , ( ( ) , ( ˆ , i j f i j y , i j xs d s d
METODE DENOISING (3)
Median Absolute Deviation (mad) dapat digunakan Untuk menghitung estimasi noise varians, yaitu dengan menyatakan ukuran sebaran data.
Mad bersifat sensitif terhadap outliners, akan tetapi tidak terlalu
memindahkan nilai sebaran data lebih banyak seperti pada parameter standar deviasi dan varians dalam merespons adanya data yang buruk / outlier.
Deviasi Absolut suatu elemen dari sebuah kumpulan data adalah perbedaan mutlak antara elemen dan titik tertentu. Biasanya titik dari penyimpangan yang diukur adalah tendensi sentral, salah satu nilai tersebut adalah nilai median.
Rumus untuk menghitung Median Absolute Deviation (mad ) adalah sebagai berikut :
METODE MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD)
n
DESAIN MODEL REKONSTRUKSI
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
20
Citra ter-denoising (LL, LH, HL, HH) Start
Citra hasil rekonstruksi
End Filtering
•
Rekontruksi merupakan kebalikan dari dekomposisi
•
Pada proses rekonstruksi akan dilakukan penggabungan antara
subband-subband wavelet sehingga akan menghasilkan citra yang
utuh dan tidak terbagi-bagi.
MODEL REKONSTRUKSI
LL1 LH1 HL1 HH1 LL2 LH2 HL2 HH2 Hasil citra 21•
SNR digunakan untuk mengukur tingkat kualitas sinyal. Nilai ini
dihitung berdasarkan perbandingan antara citra asli dengan citra hasil
denoising
. Kualitas sinyal berbanding lurus dengan dengan nilai SNR.
Semakin besar nilai SNR semakin baik kualitas sinyal yang dihasilkan.
SNR dihitung dalam satuan decibels (dB). Persamaan SNR adalah
sebagai berikut:
•
SNR
= 10 log
1022
SNR (signal to noise ratio)
1 0 1 0 2 1 0 1 0 2 ) , ( ) , ( ) , ( m x n y m x n y y x f y x f y x f•
Skenario ujicoba dilakukan melalui tahap sebagai berikut :
1. Menentukan Nilai variabel konstanta (k1 dan k2), bertujuan untuk
mendapatkan nilai k1 dan k2 yang akan digunakan untuk optimasi nilai ambang. Dengan memberikan nilai varians yang berbeda pada citra akan diperoleh nilai SNR. Diasumsikan bahwa nilai k1 dan k2 yang dipakai adalah pada saat SNR mencapai optimal
2. Menghitung Estimasi Varians Noise, bertujuan untuk mengukur
penyebaran noise pada citra berdasarkan nilai varians yang diberikan
menggunakan Median Absolute Deviation
3. Menghitung Signal to Noise Ratio (SNR), bertujuan untuk mengukur
tingkat kualitas sinyal dengan membandingkan citra input dan citra yang
telah didenoising menggunakan optimasi nilai ambang.
SKENARIO UJI COBA
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
a.
Uji coba 1, menambahkan varians noise yang diberikan ke input citra Lena.Terdapat 6 varians noise yang akan diuji, yaitu 5, 15, 25, 35, 40 dan 50.
b.
Uji coba 2, menambahkan varians noise yang diberikan ke input citra Pepper.Terdapat 6 varians noise yang akan diuji, yaitu 5, 15, 25, 35, 40 dan 50.
c.
Uji coba 3, menambahkan varians noise yang diberikan ke input citra Baboon.Terdapat 6 varians noise yang akan diuji, yaitu 5, 15, 25, 35, 40 dan 50.
d.
Uji coba 4, menambahkan varians noise yang diberikan ke input citra Plane.Terdapat 6 varians noise yang akan diuji, yaitu 5, 15, 25, 35, 40 dan 50.
e.
Uji coba 5, menambahkan varians noise yang diberikan ke input citra Stone.Terdapat 6 varians noise yang akan diuji, yaitu 5, 15, 25, 35, 40 dan 50.
1.
Nilai k1 dan k2 hasil percobaan terhadap citra lena pada masing – masing varians dengan nilai SNR optimal dapat dilihat hasilnya pada tabel 1;2.
Hasil perhitungan estimasi noise varians pada citra lena dengan nilai varians5, 15, 25, 35, 40 dan 50 dapat dilihat pada tabel 2 :
3.
Hasil citra denoising adalah sebagai berikut :UJI COBA 1 : Denoising pada citra Lena
Tabel 2 Tabel 1 Varians Lena k1 k2 SNR optimal 5 0 2.68 25.8608 15 0.42 1.96 22.9527 25 0.52 1.54 22.2413 35 0.56 1.36 20.1884 40 0.58 1.26 18.2931 50 0.6 1.2 18.0193
Varians Estimasi Noise
5 5.1854 15 15.5478 25 25.9122 35 36.2769 40 41.4593 50 51.8241
UJI COBA 1 : Denoising pada citra Lena (2)
Varians noise = 5
SNR = 25.8595
Varians noise = 15 Varians noise = 25
UJI COBA 1 : Denoising pada citra Lena(3)
Varians noise = 35 SNR = 20.1806 Varians noise = 40 SNR = 18.2831 Varians noise = 50 SNR = 18.00851.
Nilai k1 dan k2 hasil percobaan terhadap citra pepper pada masing – masing varians dengan nilai SNR optimal dapat dilihat hasilnya pada tabel 3;2.
Hasil perhitungan estimasi noise varians pada citra pepper dengan nilaivarians 5, 15, 25, 35, 40 dan 50 dapat dilihat pada tabel 4 :
3.
Hasil citra denoising adalah sebagai berikut :UJI COBA 2 : Denoising pada citra Pepper
Tabel 4 Tabel 3 Varians Pepper k1 k2 SNR optimal 5 0 3.46 24.5014 15 0 3.5 19.3345 25 0 3.5 19.2695 35 0.26 3.5 16.0390 40 1 3.5 12.2558 50 1 3.5 12.5831
Varians Estimasi Noise
5 5.1849 15 15.5479 25 25.9124 35 36.2771 40 41.4595 50 51.8243
UJI COBA 1 : Denoising pada citra Baboon (2)
Varians noise = 5
SNR = 24.3708
Varians noise = 15 Varians noise = 25
UJI COBA 1 : Denoising pada citra Baboon (3)
Varians noise = 35
SNR =14.361
Varians noise = 40 Varians noise = 50
1.
Nilai k1 dan k2 hasil percobaan terhadap citra Baboon pada masing – masing varians dengan nilai SNR optimal dapat dilihat hasilnya pada tabel 5;2.
Hasil perhitungan estimasi noise varians pada citra Baboon dengan nilaivarians 5, 15, 25, 35, 40 dan 50 dapat dilihat pada tabel 6:
3.
Hasil citra denoising adalah sebagai berikut :UJI COBA 3 : Denoising pada citra Baboon
Tabel 6 Tabel 5 Varians Baboon k1 k2 SNR optimal 5 0 2.78 24.3724 15 0.28 2.02 18.8582 25 0.44 1.66 17.4784 35 0.46 1.56 14.3710 40 0.5 1.4 12.4532 50 0.54 1.32 12.1590
Varians Estimasi Noise
5 5.1855 15 15.5484 25 25.9129 35 36.2777 40 41.4601 50 51.8249
UJI COBA 3 : Denoising pada citra Baboon (2)
Varians noise = 5
SNR = 24.5001
Varians noise = 15 Varians noise = 25
UJI COBA 3 : Denoising pada citra Baboon (3)
Varians noise = 35
SNR =16.0605
Varians noise = 40 Varians noise = 50
1.
Nilai k1 dan k2 hasil percobaan terhadap citra Plane pada masing – masing varians dengan nilai SNR optimal dapat dilihat hasilnya pada tabel 7;2.
Hasil perhitungan estimasi noise varians pada citra plane dengan nilai varians5, 15, 25, 35, 40 dan 50 dapat dilihat pada tabel 8:
3.
Hasil citra denoising adalah sebagai berikut :UJI COBA 4 : Denoising pada citra Plane
Tabel 8 Tabel 7 Varians Plane k1 k2 SNR optimal 5 0 2.78 27.1430 15 0.28 2.02 24.927 25 0.44 1.66 24.326 35 0.46 1.56 22.3267 40 0.5 1.4 20.9899 50 0.54 1.32 20.5896
Varians Estimasi Noise
5 5.184 15 15.5436 25 25.9051 35 36.2668 40 41.4477 50 51.8096
UJI COBA 4 : Denoising pada citra Plane (2)
Varians noise = 5
SNR = 27.1421
Varians noise = 15 Varians noise = 25
UJI COBA 4 : Denoising pada citra Plane (3)
Varians noise = 35
SNR =22.3124
Varians noise = 40 Varians noise = 50
1.
Nilai k1 dan k2 hasil percobaan terhadap citra Stone pada masing – masing varians dengan nilai SNR optimal dapat dilihat hasilnya pada tabel 9;2.
Hasil perhitungan estimasi noise varians pada citra stone dengan nilai varians5, 15, 25, 35, 40 dan 50 dapat dilihat pada tabel 10:
3.
Hasil citra denoising adalah sebagai berikut :UJI COBA 5 : Denoising pada citra Stone
Tabel 10 Tabel 9 Varians Stone k1 k2 SNR optimal 5 0 2.08 30.5876 15 0.44 1.54 26.0300 25 0.56 1.38 24.5897 35 0.62 1.18 22.1511 40 0.62 1.12 20.4715 50 0.64 1.1 20.0104
Varians Estimasi Noise
5 5.1858 15 15.5442 25 25.9054 35 36.2671 40 41.448 50 51.8098
UJI COBA 5 : Denoising pada citra stone (2)
Varians noise = 5
SNR = 30.5834
Varians noise = 15 Varians noise = 25
UJI COBA 5 : Denoising pada citra stone (3)
Varians noise = 35
SNR =22.1363
Varians noise = 40 Varians noise = 50
•
Metode wavelet berbasis logika fuzzy terbukti dapat
digunakan untuk memperbaiki / mengembalikan citra yang
diberi noise kedalam kondisi bebas noise
•
Metode
Median Absolute Deviation
dapat digunakan untuk
menghitung estimasi varians
noise
•
Dengan melakukan lebih banyak percobaan untuk
menentukan nilai k1 dan k2 yang sesuai dapat
mempengaruhi nilai
threshold
yang akan diperoleh
KESIMPULAN
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
•
Tingkat keberhasilan ( diukur menggunakan SNR ) pada
metode wavelet berbasis logika fuzzy bergantung dari
nilai varians
noise
•
Nilai kontanta k1 dan k2 yang digunakan dan nilai
estimasi noise varians memiliki pengaruh dalam
menentukan SNR. Berdasarkan ujicoba, setiap citra
memiliki nilai k1 dan k2 serta nilai estimasi yang
berbeda-beda.
•
Metode denoising citra berwarna berbasis logika fuzzy
lebih optimal dengan optimasi Nilai Ambang Wavelet
a.
Perlu dilakukan uji coba yang lebih mendalam untuk
mengetahui efektivitas hasil perbaikan dengan metode
wavelet berbasis logika fuzzy dalam citra RGB.
b.
Perlu dilakukan percobaan optimasi nilai ambang berbasis
logika fuzzy pada citra multispectral satelit.
SARAN
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391
•
Secara ilmiah, logika fuzzy merupakan suatu logika bernilai banyak
yang dapat mendefinisikan nilai diantara keadaan biasa seperti “ya”
atau “tidak”, “benar” atau “salah”, “hitam” atau “putih”, dan sebagainy
•
Logika fuzzy akan memberikan nilai yang spesifik pada setiap nilai
diantara pernyataan “ya” atau “tidak” dengan menentukan fungsi
keanggotaan (
membership function
). Fungsi keanggotaan berada
diantara 0 sampai 1, sehingga memungkinkan bagi suatu persamaan
memiliki nilai
true dan false secara bersamaan.
LOGIKA FUZZY
01 Februari 2012 Tugas Akhir – KI091391