1
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO PADA SEKTOR
ANEKA INDUSTRI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRACT
Uswatun Hasanah 1, Rika Desiyanti2, Nailal Husna²
¹Student Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University ²Lecture Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University
E-mail: uswatun_hasanah099@yahoo.comrikadyanti@yahoo.com and
nailalhusna@bunghatta.ac.id
This study aims to determine the effect of profitability, liquidity, leverage, and the firm size to price earnings ratio in various industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange. The independent variables were used in this study is the profitability (ROA), liquidity (CR), leverage (DAR), firm size (total assets) while the dependent variable is the price earnings ratio. The sample used in this study as many as 34 companies using census techniques. The data used in this research is secondary data. Analysis of the data used in this research is multiple linear regression analysis.
Results obtained from this research that profitability does not affect the price earnings ratio, liquidity does not affect the price earnings ratio, leverage negatively affects the price earnings ratio, and the size of the company's positive influence to price earning ratio.
Keywords: ROA, CR, DAR, SIZE, dan price earning ratio.
1. PENDAHULUAN Latar Belakang
Pasar modal Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia yang merupakan gabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Indonesia menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor yaitu perdagangan instrumen keuangan obligasi, saham, reksadana, right issue, warrant dan efek derivatif.
Saham merupakan instrumen
investasi untuk mendapatkan return yang optimal melalui dividen dan capital gain.
Penilaian saham yang akurat bisa
meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, mengingat investasi di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar.
Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk menilai harga saham adalah price earning ratio (PER). PER menunjukkan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan
earning. Menurut Fahmi (2013) semakin
2
pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Sebaliknya, semakin rendah price earning ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan menurun. Hal tersebut berdampak pada kurangnya minat investor untuk berinvestasi pada saham tersebut. Salah satu aspek yang menjadi dasar penilaian saham bagi investor adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Salah satu sektor yang diminati para investor untuk berinvestasi adalah sektor aneka industri. Berdasarkan data yang diperoleh pada sektor manufaktur, sektor aneka industrilah yang memiliki
rata-rata price earning ratio yang
mengalami penurunan dibandingkan
dengan sektor yang lain sedangkan produk yang dihasilkan aneka industri merupakan barang-barang yang digunakan konsumen dalam kehidupan sehari-hari yang akan meningkatkan permintaan terhadap barang tersebut dan akan meningkatkan penjualan dan laba sehingga ini dianggap investor sebagai sinyal yang baik dalam melakukan investasi. signaling theory menjelaskan
bahwa informasi yang dikeluarkan
perusahaan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Didalam penelitian ini rasio
keuangan yang digunakan adalah
profitabilitas, likuiditas leverage serta ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset perusahaan. Hal ini dikarenakan pada
pemetaan penelitian terdahulu diperoleh gap penelitian dari hasil penelitian terdapat tidak konsistennya hasil penelitian.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan dan penelitian terdahulu yang telah ada dimana terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan judul “Analisis Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Price Earning Ratio Pada Sektor Aneka Industri Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Price Earning Ratio
Menurut Brigham dan Houston (2013), Price Earning Ratio menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap laba yang dilaporkan. Price
earning ratio yang tinggi menunjukkan
harapan para investor pada pertumbuhan perusahaan. Perusahaan dengan peluang
pertumbuhan yang lebih kuat akan
menciptakan laba masa depan yang lebih besar. Dengan demikian, harga saham juga akan meningkat. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan pembeli dan penjual
mengenai kondisi internal dan eksternal
perusahaan yang menerbitkan saham
3 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Price Earning Ratio 1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Sawir (2005), profitabilitas merupakan hasil akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan manajemen. Mencapai
profitabilitas tinggi adalah tujuan utama
dari semua perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Perusahaan yang menghasilkan laba yang besar akan mempengaruhi minat para calon investor dalam menanamkan modalnya. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijakan dan
keputusan-keputusan operasional perusahaan.
Semakin positif nilai peningkatan laba yang dicapai sebuah perusahaan akan memberikan jaminan bagi investor bahwa dana yang mereka tanamkan akan kembali dan memberikan keuntungan. Menurut Brigham dan Houston (2013), Rasio profitabilitas ini terdiri atas : ROA, profit
margin on sales, basic earning power, dan
ROE.
2. Likuiditas
Menurut Harmono (2009),
likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek. Tingkat likuiditas yang tinggi
menunjukan kemampuan perusahaan
melunasi hutang jangka pendek semakin tinggi pula. Menurut Kasmir (2008), ketidakmampuan perusahaan membayar
kewajibannya terutama utang jangka
pendek disebabkan oleh beberapa faktor: 1. Dikarenakan perusahaan sedang tidak
memiliki dana sama sekali
2. Mungkin perusahaan memiliki dana namun, saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual aktiva lainnya.
Rasio likuiditas terdiri dari :
current ratio dan quick ratio.
3. Leverage
Leverage merupakan Rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya. Menurut Sawir (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal:
1. Risiko bisnis perusahaan, atau tingkat risiko yang terkandung pada aktiva
perusahaan apabila ia tidak
menggunakan hutang. Makin besar risiko perusahaan, makin rendah risiko hutangnya yang optimal.
2. Posisi pajak perusahaan. Alasan utama untuk mengguakan hutang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan
4
dalam penghitungan pajak, sehingga
menurunkan biaya hutang yang
sesungguhnya. Akan tetapi jika
sebagian besar dari pendapatan
perusahaan telah terhindar dari pajak karena penyusutan yang dipercepat atau kompensasi kerugian, maka tarif pajaknya akan rendah (apabila pajak bersifat progresif) dan keuntungan akibat penggunaan hutang juga akan mengecil.
3. Fleksibilitas keuangan, atau
kemampuan menambah modal dengan persyaratan yang masuk akal dalam keadaan yang kurang menguntungkan.
Apabila perusahaan menghadapi
kesulitan operasi, para penyedia dana lebih suka menanamkan uangnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang bagus.
Rasio leverage ini terdiri dari DER dan DAR
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan
investor dalam melakukan investasi.
Perusahaan besar dianggap sudah
mencapai kedewasaan sehingga
perusahaan tersebut mencerminkan
kestabilan yang lebih besar dan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam
menghasilkan laba dibandingkan
perusahaan kecil. Ukuran perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk mengukur perusahaan adalah total assets.
HIPOTESIS
H1 :Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap price earning ratio. H2 : Likuiditas (CR) berpengaruh positif terhadap price earning ratio. H3 : Leverage (DAR) berpengaruh negatif terhadap price earning ratio. H4 : ukuran perusahaan (total aset) berpengaruh positif terhadap price
earning ratio.
3. METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor aneka industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 39 perusahaan. (Sumber dari www.idx.co.id)
Menurut Sugiyono (2014), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sensus yaitu dengan
menyelidiki elemen dari setiap populasi sehingga diperoleh sampel sebanyak 34 perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
panel, dimana data panel tersebut
5
dan data cross section. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi dari
www.idx.co.id.
4. VARIABEL PENELITIAN
a. VARIABEL DEPENDEN (Y)
Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
price earning ratio. Fahmi (2013) PER
adalah perbandingan antara market price
pershare (harga pasar per lembar saham)
dengan earning pershare (laba per lembar saham).
PER =MPS EPS
b. VARIABEL INDEPENDEN (X) 1. Profitabilitas ( ROA)
Menurut Muhardi (2013), ROA mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset.
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset
2. Likuiditas (CR)
Menurut Sawir (2005), Current
ratio merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.
CR = Aktiva Lancar Hutang Lancar 3. Leverage (DAR)
Kasmir (2008), DAR merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. DAR = Total Hutang
Total Aktiva 4. Ukuran Pesusahaan
Sartono (2010), ukuran
perusahaan merupakan skala yang
menunjukan besar kecilnya sebuah
perusahaan.
SIZE = LN TOTAL ASSETS
5. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Pengujian Normalitas
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas (Sudah Normal)
Variabel Probability Alpha Keterangan
PER 0,26 0.05 Normal ROA 0,10 0.05 Normal CR 0,07 0.05 Normal DAR 0,19 0.05 Normal SIZE 0,13 0.05 Normal
6
Dari tabel 1 diatas dilihat bahwa setelah dilakukan uji normalitas semua
variabel telah berdistribusi normal
sehingga variabel-variabel tersebut dapat
digunakan untuk pengujian tahap
selanjutnya.
2. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Koefisien
Korelasi Cut-Off Keterangan
ROA- CR 0,40 0,80 Bebas multikolinearitas ROA-DAR -0,36 0,80 Bebas multikolinearitas ROA-SIZE 0,03 0,80 Bebas multikolinearitas CR-DAR -0,61 0,80 Bebas multikolinearitas
CR-SIZE 0,06 0,80 Bebas
multikolinearitas
DAR-SIZE 0,01 0,80 Bebas
multikolinearitas
Sumber : Data Olahan, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang ada didalam penelitian ini memiliki koefisien korelasi dibawah 0.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak tejadi gejala multikolinearitas terhadap semua variabel independen penelitian.
3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Olahan, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai probability observasi
r-square yang dihasilkan adalah sebesar
0.89, hal ini menunjukkan bahwa nilai
probability yang dihasilkan > dari alpha
(0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang ada didalam model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
4. Hasil Pengujian Autokorelasi
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model DW
Durbin Watson (DW) 1,967
Sumber : Data Olahan, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson 1,967. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai D-W berada pada 1,54 < 1,967 <2,46.
Menurut Winarno (2009), variabel
penelitian akan terbebas dari autokorelasi apabila berada pada kuadran 1,54 sampai 2,46. sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi berganda terbebas dari gejala autokorelasi.
b.Hipotesis
Setelah seluruh variabel telah berdistribusi normal dan telah terbebas dari seluruh gejala yang ada pada asumsi klasik maka tahap pengujian hipotesis telah dapat dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk memaparkan secara empiris pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap price earning
ratio sektor aneka industri yang listing di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pada
Obs*R-square
Probability Alpha Keterangan
0,89 0,34 0.05 Bebas
7
pengujian hipotesis yang dilakukan
diperoleh hasil seperti terlihat dibawah ini:
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis
Variabel Koefisien
Korelasi Probability Alpha Kesimpulan
C -21,116
ROA 0,105 0,6171 0,05 Tidak signifikan
CR -0,036 0,1435 0,05 Tidak Signifikan
DAR -25,717 0,0002 0,05 Signifikan
SIZE 3,591 0,0004 0,05 Signifikan
F-Prob 0,000014 R-Square 0,189671
Sumber: Data Olahan, 2016
Pada tabel diatas terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefisien regresi. Dari hasil olahan yang ditampilkan pada tabel diatas, dibentuk persamaan regresi berganda seperti yang terlihat dibawah ini:
Y = -21.116 + 0.105 x1 –0.036x2 –25.717x3+
3.591 x4
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai koefisien korelasi ROA 0.105 menunjukan apabila nilai ROA meningkat sebesar 1 persen maka
price earning ratio akan meningkat
sebesar 0.105 persen.
b. Nilai koefisien korelasi CR -0.036
menunjukan apabila nilai CR
meningkat sebesar 1 persen maka
price earning ratio akan mengalami
penurunan sebesar 0.036 persen. c. Nilai koefisin korelasi DAR -25.717
menunjukan apabila nilai DAR meningkat sebesar 1 persen maka
price earning ratio akan mengalami
penurunan sebesar 25.717 persen.
d. Nilai koefisien korelasi SIZE 3.591 menunjukan apabila SIZE meningkat 1 persen maka price earning ratio
akan meningkat sebesar 3.591 persen.
6. PEMBAHASAN PENELITIAN Pengaruh profitabilitas Terhadap price
earning ratio
Berdasarkan pada pengujian
regresi linear berganda yang telah
dilakukan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai probability yaitu 0.7161 > alpha 0.05, maka keputusannya adalah Ho diterima sehingga Ha ditolak. Artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap price earning ratio. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini tidak konsisten dengan uraian teori maupun hipotesis yang diajukan Penyimpangan ini terjadi karena investor tidak lagi menggunakan ROA sebagai alat ukur untuk melihat tingkat keuntungan melainkan para investor lebih memperhitungkan rasio profitabilitas lain seperti ROE. Hal ini karena ROA adalah rasio digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar laba bersih yang akan mereka terima nantinya sehingga hal
ini membuat investor lebih
memperhitungkan ROE dari pada ROA.
Situasi inilah yang menyebabkan
8
tidak mempunyai pengaruh terhadap price
earning ratio pada sektor aneka industri.
Pengaruh Likuiditas Terhadap Price
Earning Ratio
Berdasarkan pada pengujian
hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio sebesar -0.0036 dengan nilai probability sebesar 0.1435. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability yaitu 0.1435 > alpha 0.05, maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak yang
artinya likuiditas tidak berpengaruh
terhadap price earning ratio. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bertolak belakang (tidak konsisten) dengan teori
maupun hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan pada penelitian ini dapat dilihat bahwa aneka industri memiliki nilai rata-rata CR yang cukup tinggi yaitu sebesar 154,02 sehingga investor tidak terlalu mengkhawatirkan posisi likuiditas perusahaa. Selain itu CR yang tinggi menunjukan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva yang rendah seperti persediaan. Situasi inilah yang menyebabkan likuiditas tidak berpengaruh terhadap price earning ratio.
Pengaruh Leverage Terhadap Price
Earning Ratio
Berdasarkan pada pengujian
hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
Leverage yang diukur dengan Debt to Assets Ratio sebesar -25.717 dengan nilai probability sebesar 0.0002. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa nilai
probability yaitu 0.0002 < alpha 0.05,
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya secara parsial
Debt to Assets Ratio berpengaruh negatif
terhadap price earning ratio. Hasil yang diperoleh didalam pengujian ini konsisten dengan teori dan hipotesis yang diajukan. Didalam penelitian ini dapat dilihat bahwa perusahaan aneka industri memiliki tingkat
leverage yang tinggi, hal ini membuat
investor tidak berminat berinvestasi pada perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi karena perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi merupakan risiko bagi investor. Sehingga akan mengakibatkan harga saham turun yang akan mengakibatkan menurunnya price
earning ratio.
Pengaruh ukuran perusahaan Terhadap
Price earning Ratio
Berdasarkan pada pengujian
hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel sebesar 3.591 dengan nilai probability
9
sebesar 0.0004. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability 0.0004 < alpha 0.05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset berpengaruh positif terhadap price earning ratio. Arah positif yang dimaksud adalah apabila ukuran perusahaan meningkat maka price earning
ratio juga akan meningkat. Hasil yang
diperoleh dalam pengujian ini konsisten dengan teori maupun hipotesis. Hal ini karena ukuran perusahaan menunjukkan semakin besar tingkat penjualan dan laba perusahaan. Selain itu, tingginya aset
perusahaan akan memungkinkan
manajemen meningkatkan skala produksi sehingga mekanisme permintaan dan penawaran terhadap saha meningkat yang
kemudian akan meningkatkan price
earning ratio.
KESIMPULAN
Berdasarakan pada hasil
penelitian hipotesis yang telah diakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
profitabilitas dan likuiditas tidak
berpengaruh terhadap price earning ratio pada sektor aneka industri yang listing di Bursa Efek Indonesia sedangkan leverage mempunyai pengaruh negatif terhadap
price earning ratio pada sektor aneka
industri yang listing di Bursa Efek
Indonesia dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap price earning
ratio pada sektor aneka industri yang
listing di Bursa Efek Indonesia
SARAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi peneliti selanjutnya, yaitu:
1. Disarankan untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya peneliti
memperpanjang periode pengamatan minimal 5 tahun penelitian sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih akurat.
2. Disarankan untuk penelitian
selanjutnya menggunakan rasio
keuangan selain ROA, CR, DAR dan Size
3. Disarankan dalam penelitian
selanjutnya untuk menambahkan
variabel independen lainnya yang belum dimasukkan dalm penelitian ini seperti variabel makro ekonomi yaitu: inflasi, nilai kurs, tingkat suku bunga dan lainnya. Hal ini penting untuk dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham dan Houston. 2013. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Buku 1.
10
Fahmi, Irham. 2013.Analisis Laporan
Keuangan. Alfabeta: Bandung
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan:
berbasis balanced scorecard pendekatan teori, kasus, dan riset bisnis. Bumi Aksara: Jakarta
Kasmir. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. Rajawali Pers: Jakarta
Muhardi, Werner R. 2013. Analisis
Laporan Keuangan: Proyeksi dan Valuasi Saham. Salemba Empat:
Jakarta.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja
Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
Alfabeta: Bandung
Winarno, Wing wahyu. 2009. Analisis
Ekomometrika dan Statistik dengan Eviews. Edisi kedua. Yokyakarta:
STIM YKPN.