• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Over populasi hewan domestik atau yang bisa disebut dengan hewan peliharaan yang ada di Indonesia sudah sangat tinggi. JAAN menyebut sepasang anjing yang tidak di sterilisasi dapat beranak pinak terus menerus dan dalam 6 tahun jumlahnya bisa mencapai 67.000 ekor. Dalam setahun, seekor kucing betina dapat menghasilkan rata-rata 12 anak kucing, sedangkan anjing betina rata-rata 13-18 anak anjing. Over populasi ini terjadi karena tingkat reproduksi hewan yang tidak bisa dikontrol.

Memelihara hewan peliharaan merupakan sebuah gaya hidup tersendiri yang mampu memberikan kepuasan. Ada juga yang memelihara hewan karena memang mencari kegiatan di tengah kebosanan yang melanda. Namun dilain sisi masyarakat memelihara hewan peliharan sebagai identitas status sosialnya. Terkadang, masyarakat yang juga memaksa hewan peliharaannya untuk reproduksi, hal tersebut berpengaruh terhadap masalah over populasi. Tujuan mereka memaksa hewan peliharaannya melakukan reproduksi yaitu untuk menjual anakan dari hewan peliharaan yang mereka miliki. Apalagi jika hewan yang mereka miliki termasuk kedalam hewan ras murni yang dianggap memiliki nilai jual lebih. Padahal dengan melakukannya, secara tidak langsung mereka telah berkontribusi terhadap kelebihan populasi.

Dari masalah kelebihan populasi hewan domestik ini, muncul masalah-masalah lainnya yang berakibat pada permasalah-masalahan lingkungan itu sendiri. Akibat yang paling umum karena over populasi ini yang pertama adalah penelantaran hewan. Hewan yang banyak diterlantarkan adalah kucing dan anjing. Jumlah kucing telantar di Jakarta saja diperkirakan 34.000 ekor (kompas.com). Selain kucing hewan yang paling sering mengalami kasus penelantaran yaitu anjing. Menurut Doni pengurus Animal Defender dari 100% anjing yang ditampung, 70% nya mengalami penelantaran oleh pemiliknya. Hewan yang diterlantarkan oleh

(2)

2

pemiliknya akan memilih untuk meninggalkan rumah majikannya, yang mengakibatkan hewan tersebut berkeliaran secara liar di jalan.

Kasus lain yang timbul akibat kelebihan populasi hewan peliharaan yaitu pembuangan hewan. Masyarakat kerap membuang hewan seperti kucing ke tempat-tempat umum seperti pasar, maupun terminal. Masyarakat menganggap keberadaan hewan seperti kucing dan anjing sangat mengganggu karena keberadaannya tidak diinginkan, padahal keberadaan mereka yang liar di jalan juga disebabkan oleh ulah masyarakat yang menelantarkan nya sehingga membuat hewan tersebut memiliki ketergantungan terhadap keberadaan manusia. Selain kasus penelantaran dan pembuangan hewan, masalah lain yang timbul akibat kelebihan populasi yaitu timbulnya penyakit yang disebabkan oleh hewan yang ditularkan ke manusia (zoonosis) seperti rabies atau toxoplasma. Kasus rabies dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 kasus GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) sendiri terdapat 84.750, sedangkan kematian karena positif rabies pada manusia sebanyak 135 kasus di 62 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia.

Salah satu cara yang digunakan untuk menekan populasi hewan domestik yang ada di indonesia yaitu melalui proses sterilisasi dan kastrasi oleh dokter hewan. Sterilisasi sendiri adalah prosedur operasi guna mengambil organ reproduksi betina agar tidak mampu berkembang biak lagi, sedangkan kastrasi adalah prosedur operasi guna mengambil testis hewan jantan agar tidak dapat mengawini hewan betina. Harga yang dikeluarkan untuk melakukan proses sterilisasi ini berkisar Rp. 210.000 - Rp. 290.000 untuk kucing dan Rp. 600.000 – Rp. 1.000.000 untuk anjing, tergantung berat badan dan jenis anjing. Biaya yang dikeluarkan untuk men sterilisasi anjing memang lebih besar karena anjing membutuhkan obat bius yang lebih banyak dan benang jahit yang lebih kuat (rumahsteril.org). Namun, dari biaya yang dikeluarkan tersebut banyak sekali manfaat yang didapat. Mulai dari manfaat untuk hewan, pemilik, dan lingkungan sekitar. Dengan melakukan steril maka kemungkinan anakan yang terlalu banyak dapat dihindari sehingga akan mengurangi kelebihan populasi, manajemen pakan hewan bisa lebih hemat, tingkah laku less aggressive, potensi penyakit kulit atau

(3)

3

kanker akibat faktor hormonal dapat dicegah dan metabolisme tubuh akan lebih baik sehingga hewan bisa lebih sehat dan lebih cepat gemuk (homievetcare.com).

Program sterilisasi dan kastrasi ini sudah banyak di suarakan oleh organisasi pecinta binatang, klinik hewan, maupun pemerintah, tetapi masyarakat awam masih kurang pemahaman bagaimana manfaat dari sterilisasi. Oleh karena itu suatu sosialisasi yang baik berbentuk kampanye untuk mengajak masyarakat melakukan program sterilisasi dan kastrasi untuk hewan peliharaannya sangat dibutuhkan agar mereka mengetahui manfaat-manfaat apa saja yang didapat dari proses sterilisasi. Dengan melakukan kampanye sosial ini diharapkan juga dapat menekan tingkat over populasi yang terjadi pada anjing dan kucing, sehingga kasus-kasus yang terjadi akibat over populasi seperti penelantaran, pembuangan, dan penyebaran penyakit zoonosis (rabies atau toxoplasma) juga dapat ditekan atau dikurangi.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari uraian Latar Belakang Perancangan dapat diidentifikasi masalah yang timbul yaitu:

1. Kepedulian masyarakat di Indonesia yang masih kurang terhadap kesejahteraan hewan.

2. Over populasi binatang pelihara yang ada di Indonesia sudah sangat tinggi.

3. Over populasi menyebabkan penelantaran, pembuangan, dan penyebaran penyakit zoonosis (rabies atau toxoplasma).

4. Kasus rabies dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan.

5. Masyarakat masih kurang pemahaman apa saja manfaat dari sterilisasi.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

(4)

4

1. Bagaimana perancangan komunikasi visual dan media visualisasi kampanye sosial sterilisasi dan kastrasi untuk hewan domestik-nya (anjing, kucing)?

1.3 Ruang Lingkup Perancangan

Agar tidak terlalu menyimpang jauh dari apa yang difokuskan, maka penulis membatasi permasalahan yang dibahas pada:

1. Apa

Merancang media kampanye sosial untuk mengajak masyarakat mengikuti program sterilisasi dan kastrasi untuk hewan peliharaannya.

2. Bagaimana

Perancangan komunikasi visual yang akan digunakan untuk aktivitas kampanye sosial berupa media visual cetak dan digital.

3. Siapa

Dengan target audience dewasa muda (20-30 tahun), karena pada masa inilah orang dewasa muda masuk ke masa transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual, serta transisi peran sosial. Mereka sudah memahami edukasi yang tepat, sudah bisa memutuskan tindakannya sendiri mana yang baik dan mana yang tidak..

4. Dimana

Kampanye ini difokuskan untuk daerah Jakarta dan sekitarnya. Karena di Jakarta termasuk kota yang mengalami over populasi hewan domestik. 5. Kapan

Pelaksanaan untuk pengumpulan data dilakukan sejak bulan Januari hingga bulan Maret 2017, sedangkan perancangan untuk kampanye sosial dilakukan pada bulan April sampi dengan Juli 2017. Setelah itu pelaksanaan kampanye sosial ini akan dimulai dari bulan September 2017 hingga akhir tahun 2017 dengan menerapkan media-media pendukung yang sudah dirancang dan dibuat sebelumnya. Proses kampanye dilakukan dengan kurun waktu 4 bulan.

(5)

5

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, adapun tujuan tersebut adalah:

1.4.1 Tujuan Umum

1. Kampanye sosial yang dirancang penulis mampu membuat masyarakat memahami akan pentingnya sterilisasi untuk hewan peliharaannya.

2. Memberikan edukasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya wilayah di Jakarta terhadap kesejahteraan pada hewan peliharaan melalui media visual.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Desain pada program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif. 2. Diharapkan penyusunan tugas akhir ini dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pembelajaran untuk mahasiswa, dan masyarakat luas.

1.5 Metode Pengumpulan Data dan Analisis 1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat untuk perancangan kampanye, dalam hal ini penulis memahami dan mengkaji permasalahan yang ada dengan cara mengumpulkan data. Cara yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan melalui laboratorium maupun dalam situasi yang sebenarnya saat di lapangan dengan datang langsung ke tempat klinik hewan, dan organisasi perlindungan hewan untuk mengamati keadaannya.

(6)

6

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu. Namun demikian, wawancara hanya akan berhasil jika orang atau tokoh yang diwawancarai bersedia dan dapat menuturkan dengan kata-kata tentang cara berlaku yang telah menjadi kebiasaan tentang kepercayaan dan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat, dalam hal ini berkaitan dengan praktik-praktik berkesediaan, di mana tokoh yang bersangkutan menjadi bagian daripadanya. (Tjetjep Rohendi Rohidi, 2011:138)

Wawancara ini dilakukan secara tidak terstruktur kepada ahli kesehatan di bidang yang bersangkutan.

3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mengkaji berbagai teori mengenai kesejahteraan hewan, kesehatan hewan dan manusia. Selain teori mengenai hewan, penulis juga mengumpulkan teori-teori kampanye sosial dan desain komunikasi visual.

4. Kuesioner

Suatu daftar pertanyaan mengenai sesuatu bidang yang harus diisi oleh beberapa orang yang merespons pertanyaan atau disebut “responden”, (Soewardikoen, 2013:25).

kuesioner dikhususkan untuk masyarakat yang berdomisili di Jakarta. Survey dilakukan untuk mengetahui pendapat dan tanggapan masyarakat mengenai kampanye sosial program sterilisasi dan kastrasi untuk hewan peliharaan.

(7)

7

1.5.2 Metode Analisis

Metode analisis data yang penulis gunakan adalah analisis matriks perbandingan. Analisis ini berfungsi untuk membantu penulis dalam merancang Tugas Akhir.

Matriks menjadi salah satu metode analisis yang sangat bermanfaat dan sering digunakan untuk menyampaikan sejumlah besar informasi dalam bentuk ruang yang padat. Matriks merupakan alat yang rapi baik bagi pengelolaan informasi maupun analisis, (Rohidi, 2011: 247).

Pada prinsipnya analisis matriks adalah membandingkan dengan cara menjajarkan objek visual. Apabila dijajarkan dan dinilai menggunakan satu tolak ukur yang sama maka akan terlihat perbedaannya, sehingga dapat memunculkan gradasi misalnya membandingkan poster akan terlihat perbedaan gaya gambar dan konsepnya. Matriks membantu mengidentifikasi bentuk penyajian lebih seimbang, dengan cara mensejajarkan informasi baik berupa gambar maupun tulisan.

(8)

8

1.6 Kerangka Perancangan

Bagan 1.1 Kerangka Perancangan Sumber: Dokumen Pribadi

Latar Belakang:

1. Over populasi hewan domestik yang ada di Indonesia sudah sangat tinggi. 2. Over populasi menyebabkan penelantaran, pembuangan, dan penyebaran

penyakit zoonosis (rabies atau toxoplasma).

3. Salah satu cara yang digunakan untuk menekan populasi hewan domestik yaitu melalui proses sterilisasi dan kastrasi.

4. Masyarakat awam masih kurang pemahaman bagaimana manfaat dari sterilisasi,

Rumusan Masalah:

1. Bagaimana perancangan komunikasi visual dan media visualisasi kampanye sosial sterilisasi dan kastrasi untuk hewan domestik-nya (anjing, kucing)?

Pengumpulan Data

Survey

Pengamatan langsung pada lingkungan sekitar terhadap kekerasan pada binatang dan mengunjungi langsung organisasi

penyelamatan hewan

Sumber Data

1. Observasi data mengenai kekerasan terhadap hewan, peraturan hukum yang berlaku 2. Studi Literatur sebagai panduan dalam

membuat perancangan

3. Wawancara dokter hewan sebagai narasumber 4. Kuesioner untuk masyarakat daerah Bandung

Analisis Matriks Perbandingan

Mengolah data-data yang sudah diperoleh melalui anailisis matriks perbandingan visual dan media kampanye

Strategi komunikasi visual

kampanye sosial mengajak masyarakat mengikuti program sterilisasi dan kastrasi untuk hewan peliharaanya

Kesimpulan Visualisasi Perancangan

kampanye sosial mengajak masyarakat mengikuti program sterilisasi dan kastrasi untuk hewan peliharaanya

(9)

9

1.7 Pembabakan

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah dimana merupakan argumen penulis dan juga fakta-fakta yang ada di lapangan mengenai kasus-kasus kesejahteraan pada hewan terutama dalam hal mengedukasi masyarakat mengenai manfaat dari program sterilisasi, dan juga menjelaskan fokus permasalahan pada kesejahteraan hewan peliharaan terutama anjing dan kucing, dan kesehatannya dengan merumuskan masalah dan membatasi serta membuat tujuan di buatnya tugas akhir ini. Pada bab ini juga dijelaskan metode pengumpulan data yang akan dilakukan dan bagaimana kerangka perancangan yang digunakan sebagai acuan penelitian, serta penjelasan singkat dari setiap BAB.

2. BAB II DASAR PEMIKIRAN

Bab ini menjelaskan teori yang digunakan penulis sebagai acuan dalam merancang kampanye sosial. Teori tersebut adalah mengenai kesejahteraan hewan, kesehatan manusia atau hewannya, hak asasi hewan, serta memanfaatkan UUD sebagai bahan pertimbangan. Selain teori-teori tersebut, penulis juga menggunakan teori kampanye sosial dan juga teori mengenai desain komunikasi visual.

3. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

Berisikan berbagai hasil data dan fakta-fakta yang ada di lapangan mengenai kasus-kasus kekerasan pada hewan melalui fenomena yang terjadi yang telah di dapatkan dari beberapa cara dengan metode kualitatif dan uraian analisis masalah yang diperoleh dengan cara menghubungkan antara data dengan teori yang ada untuk menentukan proses perancangan. 4. BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

Berisikan konsep desain dari rancangan kampanye sosial mengajak masyarakat mengikuti program sterilisasi dan kastrasi untuk hewan peliharaannya. Konsep tersebut akan berupa konsep kreatif, konsep media, konsep pesan, dan konsep visual. Kemudian selain konsep juga berisikan hasil rancangan yang tepat untuk kampanye program sterilisasi dan

(10)

10

kastrasi dan dibuat berdasarkan data yang telah didapatkan dan konsep yang telah ditentukan.

5. BAB V PENUTUP

Menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat penulis dari mulai pengolahan data sampai eksekusi perancangan visual media kampanye, serta saran-saran yang diberikan penulis untuk para audience tentang kampanye sosial program sterilisasi dan kastrasi.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kasus spondilitis tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 44 pasien.. Penyakit ini dapat menyerang segala jenis kelamin dan

Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya banyak kerutan dan lipatan pada

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7