• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah usaha"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Mikro

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tsb. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 Tahun 2003, usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. (sumber:www.sjdih.depkeu.go.id tanggal 7 juni 2015)

Pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.105/PMK.05/2015 Pasal 1 menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat Mikro (KUR Mikro) adalah kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada debitur di bidang usaha yang produktif dan layak namun belum memenuhi persyaratan agunan tambahan Bank Pelaksana dengan plafon kredit sampai dengan Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin. (sumber:www.jdih.kemenkeu.go.id tanggal 11 Agustus 2015)

Usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, dan investasi nasional. Industri mikro dan kecil telah membuktikan

(2)

bahwa mereka merupakan industri yang tangguh dan mampu bertahan melewati kondisi-kondisi sulit, yaitu krisis ekonomi.

Saat ini UMKMK di Indonesia per tahunnya mengalami pertumbuhan jumlah yang sangat pesat dengan penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 90% dari total tenaga kerja di Indonesia dengan didominasi oleh anak muda dan wanita (sumber: https://infoukm.wordpress.com/ tanggal 7 juni 2015)

Secara umum kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat 3. Belum melakukan administrasi keuangan yg sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai

5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank

7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP

Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Pasal 3 menyatakan usaha mikro, kecil dan menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

(3)

Menurut UU No.20 Pasal 6 tahun 2008 tentang kriteria usaha mikro, kecil dan menengah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Usaha

No Uraian Kriteria

Asset Omzet

1 Usaha Mikro Maks 50 juta Maks 300 juta

2 Usaha Kecil > 50 juta - 500 juta > 300 juta - 2,5 miliar 3 Usaha Menengah > 500 juta - 10 miliar > 2,5 miliar - 50 miliar

Sumber: website kementerian koperasi dan ukm republik Indonesia

2.2 Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan

Kelurahan Madras Hulu merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Polonia, dan merupakan daerah strategis untuk melakukan kegiatan usaha bisnis baik kecil maupun menengah, karena letaknya yang berada di inti kota Medan. Masyarakat yang terdapat di Kelurahan Madras Hulu mayoritas orang India, Cina dan orang Pribumi. Banyaknya warga yang berwirausaha diwilayah Kelurahan ini nyatanya dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga menjadi berkembang dan lebih baik. Karena lokasinya yang strategis, banyak jenis usaha yang ada diwilayah ini seperti usaha makanan dan non makanan.

Pengembangan usaha-usaha berskala kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat fenomena saat ini susahnya mencari pekerjaan formal, sehingga warga sekitar lebih memilih berwirausaha sebagai mata pencaharian. Dibawah ini adalah data tabel 2.2 jumlah pengusaha mikro yang ada di Kelurahan Madras Hulu Medan.

(4)

Tabel 2.2

Jumlah Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan

No. Jalan di Kelurahan Madras Hulu Jumlah Pedagang

1 H. Zainul Arifin 27 2 T. Cik Ditiro 22 3 Jenggala 4 4 Kediri 5 5 Muara Takus 67 6 RA. Kartini 22 7 Hang Tuah 39 8 T. Umar 13 9 P. Diponegoro 6 10 T. Daud 15 11 Imam Bonjol 5 Total 225

Berdasarkan Tabel 2.2 terdapat 225 pedagang yang berjualan di wilayah Kelurahan Madras Hulu Medan. Tetapi yang memenuhi kriteria populasi hanyalah sebanyak 89 pedagang. Jenis-jenis wirausaha tersebut diantaranya yaitu: kedai mie bakso, warung kopi pinggiran, kedai mie ayam dan pangsit, pedagang jajanan ringan, pedagang rokok dan minuman, serta pedagang-pedagang sayuran dan daging potong yang ada di Pasar Muara Takus.

2.3 Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Suryana (2010:2) “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses”, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan.

Menurut Hisrich (2008) dalam Sarwono dan Nugroho (2013) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam

(5)

diri individu. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha (Suryana, 2010:91) adalah:

1. Bekal pengetahuan mengenai bidang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada disekitarnya

2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis

Menurut Scarborough, 2006 (dalam Kristanto, 2009:38) beberapa pengetahuan dan kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar unggul yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui bidang usaha yang dirintis, wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas apa bisnis yang dilakukan sekarang dan prospek di masa depan.

2. Memiliki sikap yang tepat, sifat dan sikap yang baik harus dimiliki oleh wirausaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berperilaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha dimasa depan.

3. Memiliki modal yang memadai, kemampuan mengelola keuangan merupakan hal sangat penting guna kelangsungan hidup usaha. Kemampuan mendatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman di bidang keuangan.

4. Mampu mengelola keuangan dengan baik, wirausahawan yang dikatakan unggul ialah yang mampu mengelola dengan efektif. Mampu mencari sumber

(6)

dana yang paling murah, mampu memanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat, dan juga mampu mencatat kegiatan operasionalisasi usaha.

5. Mengelola waktu dengan efisien, wirausahawan harus mampu mengelola waktu dengan baik dan kemampuan membuat time schedule dan menepati merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan kolega.

6. Memuaskan pelanggan dengan kualitas produk yang tinggi, aktivitas perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Wirausahawan yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang berkualitas tinggi sangat penting dalam mempertahankan persaingan. Manfaat yang didapat tidak hanya untuk mengurangi kerusakan tetapi juga meningkatkan produktivitas, meningkatkan kepuasan konsumen, semakin rendahnya biaya, dan menjaga citra baik perusahaan.

7. Mengetahui bagaimana untuk bersaing, persaingan yang sehat mampu menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis dimasa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan kemampuan berkompetisi dengan baik berdasarkan norma etika dan tanggung jawab sosial.

Menurut Casson, dalam Yuyun Wirasasmita (1993), dalam (Echdar Saban, 2013:47), terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:

1. Memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan.

2. Memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

(7)

3. Memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain, pembukuan, pemasaran dan administrasi.

4. Memiliki kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi. 5. Berpandangan jauh ke depan.

6. Memiliki kemampuan berkomunikasi, gaul dan senang berhubungan dengan orang lain.

Menurut Suryana (2010) dan Scarborough, 2006 (dalam Kristanto, 2009:38) indikator yang terkait dengan pengetahuan wirausaha yaitu:

1. Mengerti tentang bidang usaha yang dijalankan 2. Memiliki pembukuan sederhana

3. Mampu berkomunikasi dengan baik

4. Memiliki pengetahuan tentang manajemen 5. Memiliki pengetahuan pemasaran

2.4. Karakteristik Wirausaha

Karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakteristik dapat juga berarti tabiat, watak, perangai, perbuatan yang selalu dilakukan dan mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Berdasarkan pengertian karakteristik, maka dapat disimpulkan definisi karakteristik wirausaha sebagai ciri khas atau bentuk-bentuk watak atau karakter, corak tingkah laku, atau tanda khusus yang melekat pada diri setiap wirausaha dalam mengelola usahanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

(8)

Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis. Untuk itu, dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang harus mengetahui karakteristiknya. Karena tanpa memperhatikan karakternya bisa-bisa akan rugi sendiri apabila menjalin hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter tidak baik. Sikap atau karakteristik wirausaha merupakan bagian penting dalam kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha.

Menurut Suryana (2003) ciri-ciri dan watak kewirausahaan yaitu:

1. Percaya diri dan optimis : memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil : kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

3. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan

4. Kepemimpinan yakni berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

5. Keorisinilan, yaitu inovatif, kreatif dan fleksibel

6. Berorientasi masa depan, yaitu memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

Menurut Mas’ud dan Mahmud Machfoedz (2006:5) karakteristik wirausaha meliputi:

(9)

2. Tidak suka berpangku tangan

3. Termotivasi oleh hasrat mencapai kesuksesan

4. Menganalisa setiap opsi untuk menjamin keberhasilan dan mengurangi resiko 5. Selalu mencari cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu

6. Menyadari kehidupan pribadi lebih penting dari kehidupan bisnis 7. Selalu memilih alternatif terbaik dalam membuat keputusan 8. Tidak takut mengaku jika melakukan kesalahan.

Pendapat lain diungkapkan oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) (dalam Suryana, 2010:24) , mengemukakan delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut :

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

3. Memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan. 4. Selalu menghendaki umpan balik dengan segera.

5. Memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

7. Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Lebih menghargai prestasi daripada uang.

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Wirausaha tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya dan berani

(10)

mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (2006) dalam Kristanto (2009:38) ada beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri sbb:

1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas berorientasi pada prestasi.

2. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

3. Berpikir kreatif dalam kewirausahaan.

Menurut Suryana (2010) dan Mahfoedz (2006) peneliti mengambil lima indikator dari karakteristik wirausaha yaitu sebagai berikut:

1. Percaya diri dan optimis 2. Berani mengambil resiko 3. Memiliki komitmen 4. Memiliki etos kerja

(11)

2.5. Keberhasilan Usaha

2.5.1. Pengertian Keberhasilan Usaha

Noor (2007:397) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis”.

Menurut Suyatno (2010:179) keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan.

Menurut Glancey dalam Priyanto (2009:73) Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha. Seperti yang dikemukakan oleh Suryana (2010:66) bahwa “Untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”.

Menurut Albert Wijaya dalam Suryana (2010:168) yang mengemukakan bahwa “Faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah adalah laba”.

Sehingga dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang cerdas yaitu kreatif, mengikuti perkembangan

(12)

teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang lebih baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.

2.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana (2010:67) Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. Selain itu menurut Tulus Tambunan (2002:14) terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha suatu industri antara lain dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini:

(13)

Gambar 2.1

Skema faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Terlihat dari gambar skema 2.1 di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantarannya yaitu; kualitas sdm, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat

entrepreneurship.

Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio- kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

2.5.3. Dimensi Keberhasilan Usaha

Samir (2005:33) mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur keberhasilan usaha atau kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut :

1. Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di semua faktor input (modal dan tenaga kerja).

(14)

2. Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).

3. Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai).

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:

1. Laba atau keuntungan usaha, merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan Efisiensi, besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. 3. Daya Saing, adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk

merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan Etika Usaha, merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik, citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu,

trust internal dan trust external. Trust internal adalah amanah atau trust dari

(15)

timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

2.6. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

dan Tahun Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian Revina Septika, 2015 Pengaruh Modal, Lokasi dan Pengetahuan yang mendorong Keberhasilan Usaha Mobil Data Internet Di Sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan Modal (X1), Lokasi (X2), Pengetahuan (X3), Keberhasilan Usaha (Y) Regresi Linier Berganda

Modal berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha; Lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha;

Pengetahuan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Mpbil Data Internet di Jl. Dr.Mansyur Medan Tri Febri Hardianti, 2015 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Kepribadian dan Lingkungan Terhadap Keinginan Untuk Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Kepribadian (X2), Lingkungan (X3), Keinginan Berwirausaha (Y) Analisis Regresi Logistik Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha; Kepribadian berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Keinginan

Berwirausaha; Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Rizki Pamungkas, 2014 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pemegang Saham Waralaba (studi kasus pada waralaba

makanan dan minuman lokal di Kota Semarang) Karakteristik Kewirausahaan (X1), Lokasi Usaha (X2), Kemampuan Manajerial (X3), Keberhasilan Usaha (Y) Analisis Regresi Linier Berganda Karakteristik kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha; lokasi usaha berpengaruh

signifikan terhadap keberhasilan usaha;

Kemampuan manajerial berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Marom Shaike, Robert N. Lussier, 2014

A business success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel Independent: capital, record keeping and financial control, planning, Multiple Linier Regression

Faktor modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, faktor keuang berpengaruh positif dan signifikan, faktor perencanaan berpengaruh

(16)

professional advice, age of owner Dependent: chance of success

positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, faktor

tenaga professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha, faktor

umur pemilik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Sarwono Nursito dan Arif Julianto Sri Nugroho, 2013 Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Kewirausahaan (Studi kasus pada mahasiswa-mahasiswa di beberapa Pergurusn Tinggi Swasta di Surakarta) Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Efikasi Diri (X2), Intensi Kewirausahaan (Y) Moderated Regression Analysis

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai koefisien pengetahuan kewirausahaan adalah 0,376, t=4,530 dengan signifikan 0,001. Sedangkan nilai koefisien efikasi diri adalah 0,425, t=4,832 dengan signifikan 0,001. Hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan efikasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Intensi Kewirausahaan. Andi wijayanto, 2010 Pengaruh Karakteristik Wirausahawan Terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha pada Sentra Usaha Kecil Pengasapan Ikan Di Krobokan Semarang Kecakapan Pribadi (X1), Kecakapan Sosial (X2), Keberhasilan Usaha (Y) Multiple linear regression

Kecakapan Pribadi dan Kecakapan Sosial terhadap variabel Keberhasilan Usaha diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,643. Nilai Fhitung (16,643) lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (2,59) atau berada dalam daerah

penolakan Ho. Dengan demikian

Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kecakapan Pribadi (X1) dan Kecakapan Sosial (X2) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Keberhasilan Usaha.

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Berdasarkan landasan teori yang telah

(17)

diuraikan dalam teori terkait, peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Kewirausahaan (X1) dan Karakteristik Kewirausahaan (X2)

sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha (Y). Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha seperti yang dikemukakan Michael Harris (2000:19) dalam Suryana (2010:5) “wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan”. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses dan mencapai keberhasilan dalam usahanya tentu saja pewirausaha harus memiliki kompetensi dalam menghadapi segala resiko dan tantangan. Salah satu kompetensi itu ialah pengetahuan kewirausahaan. Setiap wirausaha harus memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan layak sebelum memasuki dunia usaha dan memulai usahanya, karena hal itu berpengaruh langsung pada hasil, dimana akan menentukan titik keberhasilan pada usaha yang dirintis. Dengan pengetahuan yang cukup para pelaku usaha dapat menerapkannya pada usaha yang akan dijalankan sehingga mereka dapat mencapai keberhasilan usaha sesuai target yang mereka inginkan.

Sedangkan hubungan karakteristik wirausaha pada keberhasilan usaha ialah karakteristik seorang wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Karakteristik itu seperti percaya diri dan optimis,

(18)

berani mengambil resiko dan menyukai tantangan, tidak suka berpangku tangan, termotivasi oleh hasrat ingin sukses dan lain-lain.

Jadi pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik kewirausahaan sangat penting dalam berwirausaha karena itu berpengaruh langsung pada hasil yang akan dicapai, dimana titik keberhasilan usaha dapat ditentukan.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan skema kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.8. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah datas, diajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan.

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Karakteristik Kewirausahaan (X2) Keberhasilan Usaha Wirausaha Kecil di Kelurahan Madras Hulu

Gambar

Tabel 2.1  Kriteria Usaha
Tabel 2.3    Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2   Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis variasi menu makanan dengan tingkat kepuasan

hanya mengawasi dan sebagai pembina para santri tersebut.. Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Malang 153 4) Pondok pesantren tipe D, yaitu pondok pesantren yang

pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Hiburan di daerah kabupaten/ kota.

Fungsi utama hati dalam metabolisme lemak adalah untuk memecah asam lemak menjadi senyawa kecil yang dapat dipakai untuk energi, untuk mensintesis trigliserida,

24 Sebagaimana Menurut Ahmad Mushthafa al-Maraghi juga dalam kitab tafsirnya memberi pejelasan pada ayat ini, bahwa Orang yang paling merugi adalah orang yang ingkar

para mujtahid, karena para mujtahid hanya terbatas pada memperjelas atau memunculkan hukum Allah serta menemukannya melalui jalan Istimbath (penetapan hukum yang berdasarkan

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Developmeny (R&D), mengacu padamodel pengembangan Borg & Gall (1983) yang diadaptasisesuai dengan

The third section explains the contribution of research on motorcycle ownership to transport-related exclusion theory; and framework to measure the role of