1
2
3
4
4
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh warga Negara
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
Nawacita 5 • Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 • Pendidikan • Kesehatan • PerumahanKONDISI PERLU
(Nawacita 4)
Kepastian dan
Penegakan
Hukum
(Nawacita 1)
Keamanan dan
Ketertiban
(Nawacita 9)
Politik dan
Demokrasi
(Nawacita 2)
Tata Kelola dan
Reformasi
Birokrasi
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 6 & 7 • Kedaulatan Pangan • Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan
• Kemaritiman dan Kelautan • Pariwisata dan Industri
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Nawacita 3 • Antar Kelompok Pendapatan • Antarwilayah : (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
RKP 2015*)
Mempercepat Pembangunan Infratsruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang BerkualitasRKP 2016
Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesepakatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan AntarwilayahRKP 2017
Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan PemerataanRKP 2018
“Pemerataan Pembangunan Untuk Pertumbuhan yang Berkualitas”RKP 2019
RKP 2018
Tahun terakhir
RPJMN 2015-2019
5
Perencanaan pembangunan yang lebih optimal dan tepat sasaran
Tematik: fokus
perencanaan yang didetailkan Sampai
dengan Program Prioritas
Holistik: pendekatan
menyeluruh dan komprehensif (hulu → hilir)
Integratif: integrasi
dalam siapa berbuat apa, dan integrasi sumber
pendanaan
Spasial: Keterkaitan
fungsi lokasi dari Berbagai kegiatan yang terintegrasi
1.
Pendekatan Penyusunan (khususnya mulai RKP
2018) dilakukan melalui pendekatan
Money
Follow Program
.
2.
Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan
Tematik, Holistik, Integratif,
dan
Spasial
dengan memperhatikan pada:
Perkuatan
Perencanaan dan Penganggaran
Pengendalian
Perencanaan berbasis Kewilayahan Integrasi Sumber Pendanaan
6
DANA TRANSFER DAN DANA DESA
DANA PERIMBANGAN DANA TRANSFER UMUM DANA ALOKASI UMUM DANA BAGI HASIL DBH PAJAK DBH SDA DANA TRANSFER KHUSUS DAK FISIK DAK NON FISIK DANA INSENTIF
DAERAH
DANA OTONOMI KHUSUS DAN DIY
DIY OTONOMI KHUSUS OTSUS ACEH OTSUS PAPUA OTSUS PAPUA BARAT TAMBAHAN INFRASTRUKTUR PAPUA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR PAPUA BARAT DANA DESA
APBN
Swasta
•
Kerja Sama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU)
•
Pembiayaan Investasi Non
APBN (PINA)
PHLN (Pinjaman
dan/atau Hibah Luar
Negeri
•
Dekonsentrasi
•
Tugas Pembantuan
•
Hibah
•
Urusan Bersama
Kebutuhan
Pembangunan
1
Efisiensi
Anggaran
2
Kualitas
Peraturan
3
Mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturanperundang-undangan sesuai kebutuhan pembangunan → Bahan
masukan penyusunan
Prolegnas,Progsun PP, dan Progsun Perpres tahun 2018
Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan
pembentukan peraturan perundang-undangan → Sebagai bahan penyusunan standar biaya
pembentukan regulasi Meningkatkan kualitas
peraturan perundang-undangan dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan
Sistem informasi yang berisi kebutuhan kerangka regulasi
tahunan yang mendukung:
Prioritas Nasional
Kegiatan reguler K/L
yang telah teridentifikasi
dalam aplikasi KRISNA
REAL TIME
DATA TERPUSAT
WEB ACCESSIBLE
TERINTEGRASI
dengan Sistem KRISNA
Agar proses penyusunan regulasi nasional
dapat berjalan secara lebih terarah, tertib,
dan efisien
serta mendukung pencapaian
Prioritas Nasional
.
Konteks perencanaan pembangunan
PRIORITAS PEMBANGUNAN
PRIORITAS NASIONAL
PRIORITAS BIDANG
Program pembangunan nasional untuk
pencapaian sasaran RPJMN 2015 – 2019 dan
sesuai Tema Pembangunan RKP 2019
5 Prioritas Nasional dan 24 Program
Prioritas
Direncanakan hingga tingkat proyek (“satuan 3”)
dengan lokasinya (Provinsi/Kabupaten/Kota)
sehingga dapat dikendalikan
Revisi proyek prioritas harus mendapat
persetujuan Bappenas dan KemKeu
Contoh :
Pembangunan KEK Sorong:
− Proyek Peningkatan Struktur Jalan Lingkar Sorong - Pelabuhan Arar (KemPUPERA)
− Proyek Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kota Sorong (KemHub)
Program/Kegiatan untuk pencapaian sasaran
RPJMN 2015 – 2019
Direncanakan dan dikendalikan pada
tingkat kegiatan/output
Contoh :
Preservasi jalan, pemberian Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Mitigasi perubahan iklim
01
02
03
04
05
Pembangunan Manusia melalui Pengurangan
Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar
Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah Melalui
Penguatan Konektivitas Dan Kemaritiman
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui
Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan Dan
Sumber Daya Air
Stabilitas Keamanan Nasional dan
Kesuksesan Pemilu
“Pemerataan Pembangunan
Untuk Pertumbuhan
Yang Berkualitas”
Tema:
9
8 Indikator:
1. Pertumbuhan PDB Pertanian: 3,9-4,1 %
2. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan: 5,1-5,6%
3. Pertumbuhan PDB Perdagangan: 5,4-6,0%
4. Pertumbuhan Investasi (PMTB): 7,5-8,3%
5. Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa: 6,0-7,3%
6. Nilai Devisa Pariwisata: Rp. 265-280 Triliun
7. Penyediaan Lapangan Kerja: 2,6-2,9 Juta Orang
8. Laju Pertumbuhan PDB per Tenaga Kerja: 4,0 -5,0%
a) Meningkatkan Hasil Pertanian, Perikanan dan Kehutanan b) Mengembangkan Industri Pengolahan Hasil Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan
c) Meningkatkan Mutu, Sertifikasi, dan Standarisasi Hasil Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
d) Memperkuat Kelembagaan dan Usaha Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
e) Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendukung Nilai Tambah Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Meningkatkan Ekspor dan Nilai
Tambah Produk Pertanian
Sasaran:
Meningkatnya Nilai Tambah Ekonomi Pertanian, Industri dan Jasa Produktif
Mempercepat Peningkatan Ekspor dan
Nilai Tambah Industri Pengolahan
a) Memperbaiki Iklim Usaha dan Meningkatkan Investasi
b) Mengembangkan dan Meningkatkan Investasi Industri Hulu Non Agro dan Pendukung
c) Meningkatkan Daya Saing Industri Andalan Non Pangan
d) Mengembangkan 7 Kawasan Industri dan 6 KEK Industri/Logistik
Meningkatkan Nilai Tambah
Jasa Produktif
a) Mempercepat Pengembangan 7 Kawasan Pariwisata, 3 KEK Pariwisata dan Destinasi Unggulan
b) Memperkuat Struktur Ekonomi Kreatif
c) Mengembangkan Kemitraan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB) d) Meningkatkan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri e) Memperluas Akses Keuangan/Pembiayaan
Mempercepat Peningkatan Keahlian
Tenaga Kerja
a) Meningkatkan Kerja Sama dengan Dunia Usaha b) Menguatkan Penyelenggaraaan Diklat Vokasi c) Memantapkan Sistem Sertifikasi Kompetensi d) Meningkatkan Keterampilan Wirausaha
Mengembangkan Iptek dan Inovasi untuk
Meningkatkan Produktivitas
a) Mengembangkan penelitian Bidang Keilmuan Strategis Penunjang Produktivitas
b) Mengembangkan dan Memanfaatkan Teknologi Pengungkit Produktivitas
c) Menyiapkan SDM Iptek (Peneliti, Perekayasa)
d) Memperkuat Inovasi dan Penguasaan Teknologi Frontier
Arah Kebijakan:
1 2 3
4 5
7
11
Program Prioritas yang didukung oleh aktivitas penelitian dan pengembangan
13
Program Prioritas 5: Pengembangan Iptek dan Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas
Sumber: Data Kemenristekdikti dan LPNK Iptek
Catatan: 1) Produktifitas Peneliti: jumlah total publikasi terindeks global / 100 peneliti
2) SDM Peneliti: rasio jumlah peneliti / sejuta populasi (orang)
3) SDM Kandidat Peneliti: rasio jumlah mahasiswa (S2 + S3) / S1 (%)
Sasaran/ Indikator
2016
2017
2018
2019
A. MENINGKATNYA PRODUKTIVITAS PENELITI
i. Produktivitas Peneliti
2,5
3,0
3,5
4,0
B. MENINGKATNYA SDM PENELITI
14
Apa itu inovasi? Apa itu inovasi di sektor publik?
Inovasi adalah seni mempermudah sesuatu yang kompleks
dan sulit; sebuah
proses kolaboratif dan terstruktur
yang
melibatkan ragam bagian organisasi dan mitra di luar untuk
mencari
cara baru
yang dapat mempermudah
penyelesaian hal-hal yang kompleks
(EY, 2017).
.
Inovasi di sektor publik berarti
penciptaan
,
pengembangan
, dan
implementasi praktik-praktik baru
yang
berkelanjutan
dan
dapat ditransfer (atau ditiru)
15
Proses berlangsungnya sebuah inovasi
Memilih ide yang paling bernilai dan dapat diimplementasikan
Menguji coba ide yang terpilih melalui langkah seperti pilot project
Mengimpementasikannya secara penuh ke dalam kegiatan sehari-hari dan mengevaluasinya untuk mengetahui keberhasilan inovasi .
Menciptakan dan mencatat ide-ide baru yang potensial untuk dilaksanakan dan menghasilkan nilai tambah
16
Melalui inovasi diharapkan daerah dapat mencapai kemandirian dan perlahan mengurangi ketergantungan kepada
pemerintah pusat baik dalam hal finansial maupun tata kelola.
Inovasi dapat meningkatkan daya saing
daerah dalam berkompetisi di era global dan revolusi industri 4.0; dengan begitu secara keseluruhan meningkatkan daya saing nasional.
Melalui inovasi, penyelenggaraan pelayanan publik di daerah dapat menjadi lebih efektif dan efisien baik secara kualitas maupun tata kelola.
Inovasi daerah untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik akan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah
Inovasi tata kelola di daerah akan membuka akses kepada berbagai pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Praktik-praktik inovasi mampu membantu pemerintah daerah meningkatkan capaian sasaran kinerja pembangunannya.
Inovasi daerah tidak
harus selalu dalam bidang sistem informasi
dan teknologi (IT) serta perizinan; dapat pula dalam tata kelola,
17
Proses ditetapkannya inovasi daerah
Inisiatif inovasi ASN/SKPD • Pasal 7 Izin tertulis pimpinan instansi • Pasal 10 Evalusi oleh Litbang • Pasal 10-11 Penetapan KDH tentang inovasi daerah • Pasal 14-15 Uji Coba Implemen-tasi • Pasal 16-17 Evaluasi atau Pengukuran Dampak • Pasal 18 Penerapan Melalui Perda/Perkad a
• Pasal 20
Penilaian oleh BPP Kemendagri Untuk Usulan Penghargaan • Pasal 22-27 Diseminasi inovasi ke daerah lain oleh menteri • Pasal 28-29•
Alur inovasi daerah yang diatur dalam PP No. 38/2017 berhenti di titik diseminasi;
•
Ada kekosongan tentang pedoman/tata cara transfer inovasi dari satu daerah ke
daerah lainnya.
•
Pedoman proses transfer inovasi yang mendetail kiranya diperlukan untuk
1. Analisa Kebutuhan 2. Pemetaan Kondisi Daerah dan Inovasi 3. Pemetaan Pemangku Kepentingan 4. Membangun Jejaring 5. Pembentukan Kelompok Kerja 6. Proses Pembelajaran 7. Dokumentasi Proses Pembelajaran 8. Monitoring dan Evaluasi
18
Tahapan
1
2
3
4
19
Jumlah dan kapasitas peneliti dan perekayasa masih terbatas.
Penelitian dan pengembangan bidang keilmuan penunjang
produktivitas masih terbatas.
Pengembangan dan pembiasaan budaya berinovasi masih terbatas.
Pemanfaatan iptek dan hasil inovasi untuk peningkatan produktivitas
dan penciptaan nilai tambah masih rendah.
21
Beserta Capaian Kinerja dan Anggaran BPP Kemendagri 2 Tahun Terakhir
Output Prioritas
Target*
Satuan
Pagu Indikatif
2019 (juta)*
Layanan Pembinaan Inovasi Daerah
1
Rekomendasi
2,250
Layanan Penilaian Inovasi Daerah
1
Rekomendasi
Replikasi Model Inovasi Daerah
4
Daerah
2,000
99,56% 97,04%
2016
99,35%
87,08%
2017
Capaian Kinerja
Capaian Serapan
Anggaran
*
Sesuai hasil Trilateral Meeting RKP 201922
Angka target output prioritas BPP Kemendagri 2017-2019
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Output
Target
Lokasi
Output
Target
Lokasi
Output
Target
Lokasi
Replikasi
Model Hasil
Inovasi
Daerah
Bidang
Pelayanan
Perizinan
2 Daerah
Tertinggal
Pusat
Replikasi
Model Hasil
Inovasi
Daerah
2 Daerah
Tertinggal
Pusat
Replikasi
Model Hasil
Inovasi
Daerah
23
Menuju proyek prioritas BPP di bidang inovasi daerah yang lebih optimal
Mengevaluasi efektivitas dari model inovasi terkait replikasi perizinan pada tahun sebelumnya, termasuk aplikasi
Memperhatikan kebutuhan pembangunan daerah dan karakteristik lokal
Bekerjasama dengan UKE 1 lainnya di Kemendagri untuk
penyempurnaan replikasi model hasil inovasi, serta dalam hal-hal lainnya seperti penyusunan dan pemanfaatan indeks.
Menyiapkan kriteria kesiapan atau persyaratan minimal, serta
pedoman/standar langkah-langkah untuk proses replikasi inovasi ke daerah lainnya.
Fitur aplikasi yang dibangun oleh pusat inovasi mempertimbangkan implementasi regulasi terkait SPM, PTSP, SIPD dan penerapan urusan konkuren lainnya
Perlu ada penyelarasan dengan K/L lainnya yang juga memiliki program-program serupa terkait inovasi
seperti Kemenpan RB (Sinovik) dan LAN (Laboratorium Inovasi).