• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

4.1.21. URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN 4.1.21.1 KONDISI UMUM

Urusan ketahanan pangan secara substansial ditujukan untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan. Sub sistem ketersediaan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Sub sistem distribusi berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Sedangkan sub sistem konsumsi mengarahkan pada pola pemanfaatan pangan yang memenuhi kaidah mutu, keragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalannya.

Mengacu pada konsep keterjaminan tersebut di atas, maka Pembangunan Ketahanan Pangan perlu menjamin konsumsi pangan yang cukup aman, bermutu dan bergizi seimbang melalui pemanfaatan sumber daya dan budaya lokal, teknologi inovatif dan peluang pasar. Guna mewujudkan kemandirian pangan untuk menjamin ketersediaan pangan harus dipertahankan sama atau lebih besar daripada kebutuhan penduduk terhadap pangan. Jika keadaan ini tercapai maka ketersediaan pangan (food avaibility) akan berada pada tingkat yang aman.

Dalam rangka percepatan penganekaragaman panga banyak upaya yang telah dilakukan kantor ketahanan pangan diantaranya :

1. Sosialisasi dan edukasi kepada berbagai kalangan seperti TP PKK kecamatan, pengelola kantin sekolah, guru maupun siswa SD untuk mengkonsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman, 2. Membentuk kelompok optimalisasi pemanfaatan pekarangan untuk

memanfaatkan pekarangan dengan berbagai usaha mulai dari penanaman sayuran, buah, budidaya perikanan maupun ternak kecil (bebek, kelinci, ayam),

3. Mengadakan pelatihan pengolahan pangan lokal bagi para pelaku usaha pengolahan pangan lokal,

4. Bekerjasama dengan beberapa universitas untuk aplikasi teknologi pengolahan pangan lokal.

(2)

4.1.21.2. KEBIJAKAN PROGRAM

Untuk mencapai target/ sasaran Pembangunan Ketahanan Pangan Tahun 2013 di Kota Semarang, telah disusun Pelaksanaan Program-Program berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagai berikut :

Program-program Penunjang Urusan yang meliputi :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program ini diarahkan untuk menyediakan kinerja dan pelayanan administrasi perkantoran.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program ini diarahkan untuk menyediakan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana yang memadai bagi aparat dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas layanan publik.

c. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan.

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja aparatur melalui penyusunan laporan capaian kinerja yang akuntabel

Program-program Pelaksanaan Urusan, yang meliputi :

a. Program Ketahanan Pangan

Program ini diarahkan untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Kota Semarang.

b. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Program ini diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian pangan masyarakat

4.1.21.3 REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM & KEGIATAN

4.1.21.3.1 PENDANAAN

Alokasi dana yang disediakan untuk pelaksanaan program/kegiatan dalam Urusan Ketahanan Pangan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.719.113.000,- dengan rincian Rp. 316.269.000,- untuk program penunjang dan Rp. 1.402.844.000,- untuk program yang berkaitan dengan tugas teknis pada urusan Ketahanan Pangan.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Ketahanan Pangan adalah Rp. 1.712.963.000,- (satu milyar tujuh ratus dua

(3)

belas juta sembilan ratus enam puluh tiga ribu rupiah) dengan rincian Rp. 314.578.000,- (tiga ratus empat belas juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah) untuk program yang berkaitan dengan tugas teknis pada urusan Ketahanan Pangan.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat penyerapan anggaran pada urusan ketahanan pangan adalah sebesar 99,64%. Perincian realisasi keuangan pada masing-masing kegiatan sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Anggaran Program Pelaksanaan Urusan Wajib Ketahanan Pangan

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini adalah sebagai berikut : NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) ANGGARAN REALISASI

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : Kantor Ketahanan Pangan 1 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan

Listrik 41.826.000 38.890.263 92,98

2 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 4.750.000 3.800.000 80,00 3 Penyediaan Alat Tulis Kantor 10.891.000 10.891.000 100,00 4 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 9.457.000 9.457.000 100,00 5 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Bangunan Kantor 634.000 634.000 100,00

6 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 49.650.000 49.650.000 100,00 7 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 5.862.000 5.862.000 100,00 8 Penyediaan Makanan dan Minuman 9.000.000 9.000.000 100,00 9 Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 65.900.000 65.884.000 99,98

JUMLAH PROGRAM 197.970.000 194.068.263 98,03

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini adalah sebagai berikut : NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) ANGGARAN REALISASI

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : Kantor Ketahanan Pangan 1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 28.900.000 28.900.000 100,00 2 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

dinas/operasional 53.399.000 53.399.000 100,00

JUMLAH PROGRAM 82.299.000 82.299.000 100,00

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini adalah sebagai berikut : NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) ANGGARAN REALISASI

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : Kantor Ketahanan Pangan 1 Penyusunan laporan capaian kinerja & iktisar realisasi

kinerja SKPD

(4)

NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) ANGGARAN REALISASI (Rp.)

PERSEN TASE

(%)

2 Penyusunan laporan keuangan semesteran 2.040.000 2.040.000 100,00 3 Penyusunan Pelaporan prognosis realisasi anggaran 2.040.000 2.040.000 100,00 4 Penyusunan Pelaporan keuangan akhir tahun 1.020.000 1.020.000 100,00 5 Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu 28.860.000 27.810.000 96,36

JUMLAH PROGRAM 36.000.000 34.950.000 97.1  Anggaran Program Pelaksanaan Urusan Ketahanan Pangan

1. Program Ketahanan Pangan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut : NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI ANGGARAN (Rp.) PERSEN TASE (%) SKPD : Kantor Ketahanan Pangan 1 Pengembangan Distribusi dan peningkatan Akses

Pangan 48.220.000 48.220.000 100

2 Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman

Pangan 245.000.000 245.000.000 100

3 Pembinaan dan Fasilitasi Penanganan Mutu dan

Keamanan Pangan 120.000.000 119.515.000 99,60

4 Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan 44.200.000 44.200.000 100 5 Koordinasi Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan 72.000.000 72.000.000 100 6 Apresiasi Ketahanan Pangan 100.300.000 100.300.000 100 7 Fasilitasi Penyediaan Makanan Pokok Bagi Warga

Miskin 380.550.000 378.250.000 99,40

JUMLAH PROGRAM 1.1010.270.000 1.007.485.000 99,72

2. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut : NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) ANGGARAN REALISASI

(Rp.)

PERSEN TASE

(%) SKPD : Kantor Ketahanan Pangan 1 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 279.605.000 279.105.000 99,82 2 Pembentukan Cadangan Pangan Pemerintah Kota 112.969.000 111.186.000 98,40

JUMLAH PROGRAM 392.574.000 390.291.000 99,42

4.1.21.3.2 HASIL YANG DICAPAI

Capaian kinerja penyelenggara Urusan Ketahanan Pangan pada tahun 2013 dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut :

1. Program Ketahanan Pangan

a. Ketersediaan pangan utama tahun 2013 sebesar 169.590,02 kg/1000 penduduk lebih rendah dari tahun 2012 yang besarnya 167.086,00 kg/1000 penduduk, tetapi lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan yaitu 117.816,00 kg/1000 penduduk.

(5)

Rumus yang digunakan adalah rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama pertahun dibagi jumlah penduduk. Adapun data yang mempengaruhi ketersediaan pangan utama antara lain : produksi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar serta Stok Bulog dan Pasar.

b. Skor Pola Pangan Harapan tahun 2013 adalah 88,7 (lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang mencapai 86,3 atau naik 2,78%). Dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

SKOR POLA PANGAN HARAPAN AKTUAL

BERDASARKAN SURVEI KONSUMSI PANGAN TAHUN 2013 KOTA SEMARANG

No Kelompok Pangan Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Kalori % % AKE*) Bobot Aktual Skor Skor AKE Maks Skor Skor PPH

1. Padi-padian 1073,0 55,6 53,6 0,5 27,8 26,8 25,0 25,0 2. Umbi-umbian 74,1 3,8 3,7 0,5 1,9 1,9 2,5 1,9 3. Pangan Hewani 188,2 9,7 9,4 2,0 19,5 18,8 24,0 18,8 4. Minyak dan Lemak 219,8 11,4 11,0 0,5 5,7 5,5 5,0 5,0 5. Buah/Biji Berminyak 29,1 1,5 1,5 0,5 0,8 0,7 1,0 0,7 6. Kacang-kacangan 113,1 5,9 5,7 2,0 11,7 11,3 10,0 10,0 7. Gula 72,4 3,8 3,6 0,5 1,9 1,8 2,5 1,8

8. Sayur dan Buah 102,0 5,3 5,1 5,0 26,4 25,5 30,0 25,5

9. Lain-lain 59,1 3,1 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Total 1930,8 100,0 96,5 11,5 95,7 92,3 100,0 88,7 Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2013

Keterangan = *) Angka Kecekupan Energi (AKE) :

2000,0

Kkal/Kap/Hari

Dari segi konsumsi umbi-umbian, ada peningkatan dari jumlah konsumsi umbi-umbian pada tahun 2013 dari 73,5 gr/kapita/hr pada tahun 2012 menjadi 73,9 gr/kapita/hr pada tahun 2013. Dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

(6)

Kondisi Aktual Pola Konsumsi Pangan dan Proyeksi Konsumsi Pangan

Kelompok/Jenis Pangan

Konsumsi Aktual (Gram/kapita/hari)

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Padi-padian 281,4 242,2 296,3 291,6 298,0 Beras giling 263,3 218,8 263,2 269,9 258,9 Jagung Pipilan 0,8 0,5 0,7 0,7 2,4 Tepung Terigu 17,3 22,8 32,4 21,0 25,2 2. Umbi-umbian 44,66 54,4 70,6 73.5 73,9 Ketela Pohon 36,4 39,3 50,2 50.2 51,7 Ubi Jalar 0,8 2,9 5,4 5.4 3,9 Kentang 6,6 10,4 10,6 13.1 14,9 Talas 0,3 1,7 4,4 4.8 3,4 3. Pangan Hewani 130,1 145,1 155,0 158.7 161,0 Daging Ruminansia 7,4 11,1 8,2 7.1 9,3 Daging Unggas 16,4 30,5 34,2 34.8 33,1 Telur 20,3 21,7 35,7 32.6 27,4 Susu 21,4 28,3 30,7 30.6 38,8 Ikan 64,9 53,5 46,2 53.5 52,4

4. Minyak dan Lemak 7,4 2,6 32,6 30.2 24,4

Minyak Kelapa 0,0 0,0 0,0 0.0 0,0

Minyak Sawit 7,4 33,4 32,4 29.8 24,2

Lemak 0,0 0,0 0,3 0.4 0,2

Minyak Lain 0,0 0,0 0,0 0.0 0,0

Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2013

c. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan untuk 14 komoditas pangan dihimpun dari 31 lokasi pemantauan selama 12 bulan yang secara umum tingkat kestabilannya baik. Ketersediaan informasi ini penting untuk perkembangan data harga, pasokan, stok dan akses pangan masyarakat sebagai bahan dalam perumusan kebijakan peningkatan ketahanan pangan

d. Penumbuhan warung desa merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kemiskinan, kerawanan pangan, dan gizi buruk. Melalui kegiatan penumbuhan warung desa yang tahun 2013 berjumlah 25 buah dapat meningkatkan akses pangan masyarakat miskin sejumlah 1.665 KK. Adapun lokasi warung desa / lumbung pangan dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

(7)

DAFTAR LOKASI WARUNG DESA / LUMBUNG PANGAN TAHUN 2013

Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2013

e. Dalam rangka pemeriksaan bahan makanan yang kadaluarsa dan tidak aman untuk dimakan, telah dilaksanakan kegiatan inspeksi mendadak (sidak). Sidak ini dilaksanakan menjelang lebaran maupun menjelang natal dan tahun baru, dimana diambil sampel bahan pangan yang beredar baik di pasar tradisional maupun swalayan diuji kandungan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, maupun pewarna tekstil.

NO NAMA PENERIMA BANTUAN ALAMAT

(1) (2) (3)

1 Warung Desa Kelurahan Purwosari Kelurahan Purwosari Kecamatan Semarang Utara 2 Warung Desa Kelurahan Tugurejo Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu

3 Warung Desa Kelurahan Kramas Kelurahan Kramas Kecamatan Tembalang 4 Warung Desa Kelurahan Kudu Kelurahan Kudu Kecamatan Genuk

5 LPMK RW II Kelurahan Ngemplak Simongan

Ngemplak Simongan Kecamatan Semarang Barat

6 LPMK RW II Bongsari Kelurahan Bongsari Kecamatan Semarang Barat 7 Kendali Candi Kelurahan Candi Kecamatan Candisari

8 LPMK RW V Manyaran Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat 9 Rumah Pintar V

Wonodri Sendang Kelurahan Wonodri Kecamatan Semarang Selatan 10 KP Wonoharjo RW XI Kelurahan Kembang Arum

Kecamatan Semarang Barat

11 Jangli Makmur Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang 12 Warung Desa RW X Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang

Barat

13 Warung Desa Cempaka Kelurahan Tegalsari Kecamatan Candisari 14 PKK Kel. Karangroto Kel. Karangroto Kec. Genuk

15 PKK Kel. Kalipancur Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan 16 PKK Kel. Siwalan Kel. Siwalan Kec. Gayamsari 17 PKK Kel. Gisikdrono Kel. Gisikdrono Kec. Semarang Barat 18 Kelompok Makmur I Kel. Jatibarang Kec. Mijen

19 Kelompok Makmur II Kel. Jatibarang Kec. Mijen 20 Kelompok Rukun Tani Kel. Mangkang Wetan Kec. Tugu 21 Kelompok Lumbung Makmur Kel. Mangkang Wetan Kec. Tugu 22 Kelompok Tani Rejo Makmur Kel. Mangunharjo Kec. Tugu 23 Warung Ibu Sakino Kel. Gayamsari Kec. Gayamsari 24 Warung Desa Kel. Karangayu Kel. Karangayu, Kec. Semarang Barat 25 Warung Desa Kel. Lamper Kidul Kel. Lamper Kidul Kec. Semarang Selatan

(8)

Dari hasil sidak diketahui bahwa 83,16% bahan pangan aman atau ada 20 temuan bahan pangan yang tidak memenuhi standar keamanan.

f. Sesuai petunjuk teknis pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) ketahanan pangan untuk indikator keamanan pangan lebih difokuskan pada pemantauan keamanan pangan segar khususnya sayur dan buah, untuk tahun 2013 dilakukan pengujian untuk 40 sampel yang lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang berjumlah 36 sampel pangan segar.

g. Pemberian bantuan untuk penanganan rawan pangan/ rawan gizi pada tahun 2013 ditujukan untuk 240 KK yang lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang ditujukan untuk 60 KK. Dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

PENERIMA BANTUAN RAWAN PANGAN / RAWAN GIZI TAHUN 2013

NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA

BANTUAN

1 Forum Kesehatan

Kelurahan Tambakaji Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan 80 KK 2 Forum Kesehatan

Kelurahan Bubakan Kelurahan Bubakan Kecamatan Tambakaji 80 KK 3 Kelompok Tani Makmur Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu 80 KK

TOTAL 240 KK

Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2013

h. Kegiatan yang mendukung upaya peningkatan kualitas pangan lokal yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 antara lain Lomba cipta olahan pangan lokal, festival pangan lokal, bazar produk olahan lokal, pelatihan olahan pangan lokal,gelar olahan pangan, pemantapan gemar makan makanan lokal, pelatihan teknologi olahan pangan lokal dan bantuan sarana prasarana olahan pangan yang ditujukan pada UMKM pangan lokal di Kota Semarang mulai dari melatih maupun memfasilitasi produk yang dihasilkan untuk dipromosikan baik pada event kota, provinsi maupun event tingkat nasional.

2. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Kelurahan mandiri pangan sampai dengan tahun 2013 sudah berjumlah 12 kelurahan bertambah 2 kelurahan dibandingkan tahun

(9)

2012. Sampai dengan tahun 2012, sasaran pemberian bantuan mandiri pangan berjumlah 44 kelompok afinitas (585 KK) sehingga sampai dengan tahun 2013 berjumlah 50 kelompok afinitas (675 KK). Dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

LOKASI DESA MANDIRI PANGAN S/D TAHUN 2013

NO LOKASI DESA MANDIRI PANGAN JUMLAH KELOMPOK JUMLAH KK

1 Kel. Patemon Kec. Gunungpati 3 kelompok 45

2 Kel. Bubakan Kec. Mijen 3 kelompok 45

3 Kel. Wonolopo, Kec. Mijen 4 kelompok 50

4 Kel. Wonoplumbon, Kec. Mijen 4 kelompok 50 5 Kel. Sukorejo, Kec. Gunungpati 5 kelompok 70 6 Kel. Rowosari, Kec. Tembalang 5 kelompok 70 7 Kel. Tandang, kec. Tembalang 5 kelompok 70 8 Kel. Jatibarang, Kec. Mijen 4 kelompok 55 9 Kel. Mangkang Wetan, Kec. Tugu 4 kelompok 50 10 Kel. Mangunsari, Kec. Gunungpati 5 kelompok 70 11 Kel. Bandarharjo, Kec. Semarang Utara 4 kelompok 50

12 Kel. Wates, Kec. Ngaliyan 4 kelompok 50

JUMLAH 50 kelompok 675 KK

Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2013

Indikator penguatan cadangan pemerintah merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mendukung salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan Ketahanan Pangan yang diperuntukkan bagi penanganan kerawanan pangan akibat bencana (banjir, tanah longsor dan sebagainya).

Berdasarkan target Pemerintah Daerah harus menyediakan cadangan pangan minimal sebesar 60% pada tahun 2015 60 ton dari 100 ton. Sampai dengan tahun 2013 sudah dilakukan penguatan cadangan pangan berupa beras sejumlah 20 ton atau bertambah 10 ton dari tahun 2012 . Dengan demikian sudah ada 20% cadangan pangan pemerintah.

4.1.21.4 PERMASALAHAN

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Wajib Ketahanan Pangan pada tahun 2013 diantaranya :

1) Masih rendahnya kreatovitas dalam pemanfaatan potensi bahan pangan yang menghasilkan aneka produk bahan pangan yang bermutu

2) Kurang beragamnya konsumsi bahan pangan pokok (dominan beras dan rendahnya konsumsi sayur/buah).

(10)

3) Masih beredar berbagai jenis pangan yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan di Kota Semarang.

4.1.21.5 RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana tindak lanjut dalam menghadapi permasalahan tersebut di atas antara lain :

1) Perlu pelaksanaan pembinaan, pendampingan dan motivasi yang kontinyu untuk merubah pola pikir agar lebih kreatif dan inovatif untuk mengembangkan potensi wilayah serta bijak dalam menyikapi bantuan yang diberikan kepada kelompok disamping melibatkan perguruan tinggi yang ada di Kota Semarang.

2) Pengawasan dan pembinaan bagi pedagang agar menggunakan bahan tambahan yang aman pada makanan yang dijual serta edukasi pada masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih pangan.

4.1.21.6 PRESTASI / PENGHARGAAN

Pemerintah Kota Semarang menjadi Juara II stan terbaik dalam Festival Pangan Lokal Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diikuti Kantor/ Badan Ketahanan Pangan Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan sehingga memungkinkan penyimpangan dari judul, maka peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh bahwa Bi Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat inflasi, sedangkan kurs dan jumlah uang beredar (M1) tidak

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa: (1) Pembelajaran inkuri terbimbing dapat dipakai sebagai alternatif model pembe lajaran bagi guru dalam

Salah satu alasan pemilihan lokasi di Kabupaten Rembang adalah karena banyaknya anak-anak di Kabupaten tersebut yang tidak bersekolah karena tidak adanya fasilitas pendidikan

HTML (Hyper Text Markup Language) adalah simbol-simbol atau tag-tag yang dituliskan dalam sebuah file yang dimaksudkan untuk menampilkan halaman pada web browser.. Tag-tag HTML

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas penulis, oleh sebab itu penulis tertarik mengetahui lebih lanjut tentang penegakan hukum tindak pidana atas pelanggaran

Selain itu, pembelajaran dengan tema ”Berbagai Pekerjaan” kelas 4 SD, ada beberapa pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa antara lain siswa mampu mengolah informasi