Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN
CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan
Oleh : RAHMI ZULVA
1102568
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA
ii
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan Tesis
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN
CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. Dadi Rusdiana, M.Si NIP. 196810151994031002
Pembimbing II
Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPA
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
iii
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN
CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA
Oleh : Rahmi Zulva
S.Pd, Universitas Negeri Padang, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana
© Rahmi Zulva 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iv
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu
pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S
Al-Mujaddalah : 11)
v
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN CONSTRUCTIVE FEEDBACK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN
KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA” ini dan seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBERIAN
CONSTRUCTIVE FEEDBACK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA
(Rahmi Zulva, 1102568)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa SMA sebagai hasil penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain “the randomized pretest-posttest control group design” yang dilaksanakan di salah satu SMA di kota Padang, Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional, lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback. Hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan N-gain 0,6 pada kategori sedang. Aspek tertinggi terletak pada aspek menganalisis dengan N-gain 0,7 (tinggi), sedangkan aspek terendah terletak pada aspek menerapkan sebesar 0,3 (sedang). Rerata peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa dengan skor N-gain 0,37 (sedang). Peningkatan keterampilan berpikir rasional yang dilatihkan, umumnya termasuk dalam kategori sedang. Pada kelas eksperimen 13,1 % hasil belajar ranah kognitif dipengaruhi oleh keterampilan berpikir rasional siswa, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat hubungan antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif.
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
D. Keterampilan Berpikir Rasional ... 11
E. Keterkaitan Sintak Pembelajaran Kooperatif dengan Pemberian Constructive feedback , Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Berpikir Rasional ... 16
F. Materi Listrik Dinamis dan Pembelajarannya ... 18
BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
C. Prosedur dan Alur Penelitian ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... 31
F. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 35
G.Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 39
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aspek ... 41
2. Keterampilan Berpikir Rasional ... 41
a) Deskripsi Data Tes Keterampilan Berpikir Rasional ... 41
b) Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Rasional Setiap Aspek ... 43
3. Uji Korelasi dan Regresi Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Berpikir Rasional ... 44
4. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif ... 45
B. Pembahasan ... 47
1. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 47
2. Keterampilan Berpikir Rasional ... 50
3. Hubungan Antara Keterampilan Berpikir Rasional dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 52
4. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif ... 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 56
1
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran fisika memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan sains dan teknologi yang dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan. Kondisi ini menuntut pembelajaran fisika dengan kualitas yang
baik agar dapat mengikuti perkembangan sains dan teknologi di masyarakat.
Namun sampai saat ini fisika belum diajarkan dengan tepat. Hal ini terjadi
kemungkinan oleh beberapa faktor. Gok dan Silay (2008) menemukan bahwa
hasil belajar sains lebih rendah dari bidang lain, karena sains dianggap sebagai
mata pelajaran yang sukar dipahami oleh sebagian besar siswa sehingga siswa
kurang berminat belajar sains. Sejalan dengan hal tersebut, Liliasari (2009)
menyatakan juga bahwa “banyak siswa kurang menyukai belajar IPA karena
dianggap sukar dan tidak menarik.”
Pembelajaran sains bukan hanya sekedar menguasai sekumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja. Belajar akan
lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang mereka pelajari. Oleh
karena itu pendidik telah berjuang dengan segala cara mencoba untuk membuat
apa yang dipelajari siswa di sekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Menurut Trianto (2007) “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
didominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya”. Proses
pembelajaran dikelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal
informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai konsep dan rumus
tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga siswa sulit untuk memahami konsep dan hasil belajar siswa rendah.
2
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disebabkan kurangnya keterampilan berpikir rasional siswa dalam menjawab
soal. Keterampilan berpikir rasional perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran, agar siswa dapat membuat kesimpulan yang tepat dan rasional.
Menurut Suparno (2001), berkembangnya reasoning dan logika siswa
terjadi pada tahap pemikiran formal, keterampilan berpikir tersebut digunakan
dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Secara rasional siswa
dapat menganalisis apa-apa yang diamati dan diselesaikan secara benar. Jika
keterampilan berpikir rasional siswa dilatihkan pada proses pembelajaran,
maka diharapkan hasil belajar fisika dapat meningkat.
Melihat betapa pentingnya hasil belajar dan keterampilan berpikir
rasional yang harus dimiliki siswa, sebaiknya guru sebagai ujung tombak
dalam dunia pendidikan menciptakan kondisi belajar agar dapat meningkatkan
hasil belajar dan keterampilan berpikir rasional siswa. Berdasarkan hasil
observasi, sering ditemukan proses pembelajaran di sekolah yang melibatkan
siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya. Tetapi strategi ini tidak terlalu
efektif karena hanya segelintir siswa saja yang mampu berpartisipasi dengan
baik menyalurkan idenya, siswa yang lain hanya menonton saja.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu memfasilitasi dan
memudahkan siswa berinteraksi dalam kelas dan mengembangkan
keterampilan berpikir rasional serta meningkatkan hasil belajarnya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran
kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai narasumber dalam pembelajaran,
melainkan dapat juga berperan sebagai moderator, stabilisator dan manejer
pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan
demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk
memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan
sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam
kehidupannya dimasyarakat (Slavin 1995).
Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia
3
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil yang cukup menggembirakan dalam meningkatkan hasil pembelajaran
diantaranya: Al Husni (2010) dalam penelitiannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif berbantuan web pada materi fluida statis dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan memfasilitasi kerjasama siswa SMA.
Begitu juga Abdul Hakim (2010) dengan penelitiannya yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan problem possing pada topik
kesetimbangan benda tegar dapat meningkatkan pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa SMA.
Peningkatan hasil belajar dan keterampilan berpikir rasional siswa
dapat lebih dioptimalkan dengan pemberian feedback. Feddback adalah
memberitahu siswa mengenai hasil kerja dalam suatu tugas atau tes yang
mereka kerjakan. Feedback ini memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk
membangun (constructive). Constructive feedback membantu meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar dan memberikan informasi-informasi yang akan
memberikan informasi untuk perbaikan atau kemajuan terhadap siswa.
Constructive feedback yang diberikan pada model pembelajaran kooperatif
terletak pada fase-fase tertentu.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan
model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka penelitian ini mengangkat
judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dengan Pemberian Constructive
Feedback Terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Berpikir
Rasional Siswa SMA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut: “apakah penggunaan model pembelajaran
kooperatif dengan pemberian constructive feedback dapat berpengaruh
4
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan
constructive feedback ?”
Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah di atas
dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada model
pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa pada model
pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback?
3. Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian
constructive feedback dibandingkan pembelajaran kooperatif dengan
pemberian constructive feedback?
4. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tanpa pemberian
constructive feedback dibandingkan pembelajaran kooperatif dengan
pemberian constructive feedback ?
5. Apakah terdapat hubungan antara keterampilan berpikir rasional dengan
hasil belajar ranah kognitif siswa pada model pembelajaran kooperatif
dengan pemberian constructive feedback?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pemberian
Constructive Feedback terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan
keterampilan berpikir rasional pada materi listrik dinamis kelas X semester II
dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive
feedback. Penelitian ini juga melihat bagaimana hubungan antara
keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif siswa pada
5
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Apapun bentuk tindakan yang dilakukan di dalam kehidupan ini
diharapkan memiliki manfaat dan faedah, baik bagi kita yang melakukan
maupun bagi orang lain yang menikmatinya. Begitu juga dengan penelitian
ini, diharapkan memberikan manfaat. Berdasarkan tujuan penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka diharapkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan masukan strategi pembelajaran dalam upaya meningkatkan
hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional siswa.
2. Memotivasi guru untuk melakukan model pembelajaran yang sejenis
untuk materi pelajaran lainnya.
3. Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan kajian dalam pengembangan
pembelajaran IPA khususnya fisika dan sebagai bahan masukan bagi
peneliti lainnya.
E. Defenisi Operasional
Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai defenisi operasional
variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijelaskan
defenisi operasional variable tersebut:
1. Pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu pembelajaran teman sebaya
dimana siswa bekerja didalam kelompok yang mempunyai tanggung
jawab individual maupun kelompok terhadap tugas-tugas. Dalam
kegiatan praktikum di sekolah, juga diperlukan kerjasama (kooperatif)
antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, misalnya pada
saat merumuskan masalah, hipotesis, pengambilan data dan menganalisis
data. Untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif ini,
maka digunakan lembar observasi.
2. Constructive Feedback adalah memberikan hal-hal yang perlu terhadap
perkembangan seseorang atau banyak orang yang menganggap bahwa
constructive feedback ini menyampailkan hal yang sesungguhnya sebagai
6
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membangun bertujuan untuk memberi motivasi dan informasi yang akan
memberikan perbaikan/ kemajuan terhadap peserta didik dan akan
membuat hasil yang lebih bagus. Constructive feedback ini ada 2 yaitu:
positive feedback dan negative feedback. Penulis akan menggunakan
yang positive feedback, yaitu informasi atau masukan untuk seseorang
mengenai suatu usaha yang telah dilakukannya yang tujuannya untuk
memberikan perbaikan.
3. Hasil belajar ranah kognitif adalah kemampuan siswa dalam memahami
dan menerapkan konsep-konsep listrik dinamis baik konsep secara teori
maupun penerapannya. Indikator hasil belajar ranah kognitif pada
penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif bloom yang
dibatasi pada tingkatan domain pengetahuan (C1), pemahaman (C2),
aplikasi (C3) dan analisis (C4). Hasil belajar ranah kognitif ini diukur
dengan tes hasil belajar berupa pilihan ganda
4. Keterampilan berpikir rasional adalah sekumpulan aktivitas mental dari
yang sederhana menuju yang kompleks. Pada penelitian ini, indikator
berpikir rasional yang diteliti meliputi membandingkan, mengeneralisasi,
dan menganalisis. Keterampilan berpikir rasional ini diukur
menggunakan tes uraian (essai).
5. Kelas kontrol pada penelitian ini yaitu kelas dengan model pembelajaran
kooperatif tanpa pemberian constructive feedback, sedangkan kelas
eksperimen dalam penelitian ini yaitu kelas dengan model pembelajaran
kooperatif dengan pemberian constructive feedback.
6. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada model pembelajaran
kooperatif dengan pemberian constructive feedback dilihat dari nilai
N-gain dari hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen.
7. Peningkatan keterampilan berpikir rasional pada model pembelajaran
kooperatif dengan pemberian constructive feedback dilihat dari nilai
25
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti
mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk
mengontrol semua variabel yang relevan (Sugiyono, 2011). Metode Kuasi
eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil
belajar ranah kognitif dan keterampilan berfikir rasional antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan
pemberian constructive feedback dan siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan model kooperatif tanpa pemberian constructive
feedback.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah “the randomized pretest-posttest control group design” (Fraenkel dan Wallen,
2007). Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian dibagi dalam
dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu
kelompok lagi sebagai kelompok kontrol, dimana penentuan kelas kontrol
dan kelas eksperimen dilakukan secara acak perkelas. Kelompok
eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback,
sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapatkan model
pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback. Berikut
skema desain penelitian the randomized pretest-posttest control group
design
Tabel 3.1.
Skema the randomized pretest-posttest control group design
Kelompok Eksperimen O X O
26
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
O : Pretest-Posttest untuk mengukur hasil belajar ranah
kognitif dan keterampilan berpikir rasional
X : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif dengan
pemberian constructive feedback
C : Perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tanpa
pemberian constructive feedback
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X disalah satu siswa SMA di Padang.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah dua kelas siswa kelas X di salah satu SMA di Padang. Penentuan
sampel ini menggunakan teknik cluster random sampling dari populasi
yang ada (tanpa mengacak siswa di tiap kelasnya) untuk mendapatkan
kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan dari kegiatan ini diperoleh kelas
X.1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 orang dan X.2 sebagai kelas
kontrol sebanyak 36 orang.
C. Prosedur dan Alur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga tahapan:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat
27
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan
untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai
c. Membuat dan menyusun instrument penelitian (instrument tes,
instrument observasi) serta rencana pelaksanaan pembelajaran dan
skenario pembelajaran.
d. Mengkonsultasikan instrument penelitian dengan pembimbing
e. Menguji coba instrument penelitian
f. Menganalisis hasil uji coba instrument tes penelitian (analisis
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda) dan
kemudian melakukan revisi terhadap instrument tes penelitian yang
kurang sesuai
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan tes awal (pretest) di kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan tingkat
keterampilan berpikir rasional siswa sebelum diberi perlakuan
(treatment)
b. Memberikan perlakuan yaitu di kelas eksperimen berupa
pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback,
dan di kelas kontrol berupa pembelajaran kooperatif tanpa
pemberian constructive feedback. Pada saat perlakuan, observer
mengamati keberlangsungan proses pembelajaran.
c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengukur hasil belajar
ranah kognitif dan tingkat keterampilan berpikir rasional siswa
setelah diberi perlakuan.
d. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
28
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang
kurang sesuai
Untuk lebih jelasnya Gambar 3.1. alur penelitian yang dilakukan
Studi Literatur
Penyusunan instrument, skenario pembelajaran dan lembar observasi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Menetapkan sampel dan populasi
Konsultasi dengan pembimbing, uji coba instrument, validasi dan revisi
Tes Awal (Pretest)
Pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback
Pembelajaran kooperatif tanpa pemberian constructive feedback
Observasi (guru dan siswa)
Tes Akhir (tes hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir rasional)
Pengolahan dan analisis data
Kesimpulan
29
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh berbagai data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, data-data dijaring/dikumpulkan melalui beberapa
instrument yang telah disiapkan oleh peneliti, instrument-instrumen
tersebut antara lain:
1. Tes
Menurut Arikunto (2006), tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Dalam penelitian ini, jenis instrument tes yang digunakan ialah
tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda. Tes
ini terdiri dari dua macam tes yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian, yaitu instrument tes hasil belajar ranah kognitif dan
instrument tes keterampilan berpikir rasional siswa. Berikut
penjelasan dari masing-masing instrument tes tersebut:
a. Tes Hasil Belajar Ranah kognitif
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif
siswa baik sebelum diberi treatment/pembelajaran (pretest)
maupun setelah diberi treatment/pembelajaran (posttest).
Instrument tes ini disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi ajar listrik dinamis
berupa pilihan ganda dan disusun berdasarkan tingkat
kemampuan kognitif yang dikenal dengan taksonomi Bloom
yang telah dibatasi oleh peneliti meliputi aspek pengetahuan (C1),
30
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum dipakai dalam penelitian, instrument tes ini diuji
kelayakannya terlebih dahulu, yaitu berupa uji kelayakan konten
materi tes dan kecocokan dengan indikator melalui kegiatan
judgment kepada dua orang dosen. Setelah disetujui (di
judgment), instrument tes diuji cobakan terlebih dahulu kemudian
dilakukan analisis butir soal tes dan analisis perangkat tes secara
keseluruhan yaitu meliputi uji reliabilitas, analisis tingkat
kesukaran dan analisis daya pembeda. Dari serangkaian uji
kelayakan diatas, dipilihlah item instrument tes yang benar-benar
layak untuk digunakan dalam penelitian
b. Tes Keterampilan Berpikir Rasional
Instrument tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan
berpikir rasional siswa baik sebelum atau setelah diberi perlakuan.
Instrument tes keterampilan berpikir rasional yang digunakan
dalam penelitian ini ialah instrument tes yang sudah standar
(baku) melalui kegiatan judgment dua orang dosen berupa tes
uraian (essay). Setelah disetujui, instrument ini diuji cobakan
terlebih dahulu bersamaan dengan tes hasil belajar ranah kognitif,
kemudian dianalisis. Setelah serangkaian uji kelayakan, dipilihlah
instrument tes yang benar-benar layak untuk digunakan dalam
penelitian.
2. Observasi
Menurut Gulo (2002), observasi merupakan metode
pengumpulan data dimana peneliti atau pengamat/observer mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Jadi
pada dasarnya pengumpulan data melalui observasi bertujuan untuk
melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian ini, observasi yang dimaksud adalah observasi
31
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi keterlaksanaan model pembelajaran bertujuan untuk
melihat apakah tahapan-tahapan model pembelajaran yang diteliti
telah dilaksanakan oleh guru atau tidak. Observasi ini dibuat dalam
bentuk checklist. Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan
tanda checklist pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang
sedang diteliti yang dilakukan guru.
E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang benar, yang dapat menggambarkan
kemampuan subyek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat
(instrument tes) yang benar dan baik pula. Hal ini ditegaskan oleh Munaf,
S. (1997) yang menyatakan bahwa kualitas dari informasi data-data yang
dikumpulkan ditentukan oleh kualitas alat pengambil data (instrument) dan
pengumpul data (surveyor). Instrument tes yang baik dan benar dapat
diperoleh dengan cara menguji coba dan menganalisis instrument tes
tersebut sebelum dipakai dalam pengambilan data.
Dalam penelitian ini, sebelum instrument tes dipakai dalam
penelitian, instrument tes terlebih dulu di uji cobakan di sekolah tempat
dilaksanakan penelitian kepada siswa kelas XI IPA. Data hasil uji coba tes
kemudian dianalisis untuk mendapatkan keterangan mengenai layak atau
tidaknya instrument tes yang akan dipakai dalam penelitian. Berikut di
paparkan macam-macam analisis yang digunakan untuk mengetahui baik
buruk instrument tes.
1. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2011). Sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006).
32
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk
menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts) (Sugiyono, 2011).
Jumlah judgment ahli yang digunakan sebanyak 4 orang.
Pengujian validitas konstruksi ini menggunakan kisi-kisi instrument.
Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai
tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan. Jumlah soal yang dinilai
oleh ahli sebanyak 27 soal yang terdiri dari 22 soal pilihan ganda
untuk instrument hasil belajar ranah kognitif dan 5 soal uraian untuk
instrument keterampilan berpikir rasional. Semua catatan ahli telah
dilakukan dalam merevisi instrument soal hasil belajar ranah kognitif
dan keterampilan berpikir rasional sehingga semua soal dapat
dinyatakan valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik
tertentu.
Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini
adalah pengujian reliabilitas dengan test-retest (stability). Pengujian
reliabilitas dengan test-retest (stability) dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen beberapa kali pada responden yang sama
dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut
33
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes
digunakan rumus korelasi product moment pearson (Surapranata,
2004)
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ………. (3.1)
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor tes uji coba 1
Y = skor tes uji coba 2
N = jumlah sampel
Interpretasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes dapat dilihat
pada Tabel 3.2
Tabel 3.2. Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,8 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,6 < rxy≤ 0,8 Tinggi 0,4 < rxy≤ 0,6 Cukup 0,2 < rxy≤ 0,4 Rendah 0,0 < rxy ≤ 0,2 Sangat rendah
(Arikunto, 2006)
3. Tingkat Kesukaran Instrumen
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2006).
Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan
1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung
dengan persamaan: (Arikunto, 2006).
………. (3.2) Keterangan :
34
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan persamaan
(Arikunto, 2011 dalam Heni, 2012)
………. (3.3) Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal
JS : jumlah skor ideal/maksimum pada butir soal tersebut
Indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3. Indeks Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
1,00 < P ≤ 0,30 Sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Mudah (Arikunto, 2006)
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2006). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).
Untuk menentukan indeks diskriminasi soal bentuk pilihan ganda
digunakan persamaan (Arikunto, 2006) :
………….. (3.4)
Keterangan :
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan
benar
35
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D = daya pembeda
Untuk menentukan indeks daya beda soal uraian menggunakan
langkah yang sama dalam menentukan indeks daya beda soal pilihan
ganda (Surapranata, 2004). Klasifikasi daya beda soal dapat dilihat
pada Tabel 3.4
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda
Indeks Daya Beda Interpretasi
0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali
D < 0 (negatif) Tidak baik (Arikunto, 2006)
F. Deskripsi Data Hasil uji Coba
Uji coba tes dilakukan pada siswa SMA kelas XI disalah satu
sekolah di Padang. Soal tes hasil belajar ranah kognitif diujicobakan
berjumlah 22 butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal keterampilan
berpikir rasional berjumlah 5 butir soal dalam bentuk soal uraian (essay).
Analisis instrument dengan menentukan reliabilitas tes, tingkat kesukaran,
dan daya beda soal.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrument hasil belajar
ranah kognitif secara statistik yaitu dengan menghitung korelasi antara
ujicoba pertama dan ujicoba kedua, sehingga didapat hasil reliabilitas
36
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada instrument hasil belajar ranah kognitif, dari perhitungan
tingkat kesukaran diperoleh 4 butir soal dengan kategori sukar, 14 butir
soal dengan kategori sedang, dan 4 butir soal dengan kategori mudah.
Sedangkan daya pembeda soal tes hasil belajar ranah kognitif diperoleh 9
butir soal dikategorikan baik, 8 butir soal dikategorikan cukup dan 5 butir
soal dikategorikan jelek. Berdasarkan perhitungan hasil ujicoba, maka
diperoleh 17 butir soal untuk hasil belajar ranah kognitif.
Adapun hasil uji coba instrument tiap soal hasil belajar ranah
kognitif dapat ditunjukkan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5
Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tiap Butir Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif
No. Soal
Tingkat kesukaran Daya beda Reliabili
37
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal
Tingkat kesukaran Daya beda Reliabili
tas Keterangan
Pada tes keterampilan berpikir rasional, untuk menentukan
reliabilitas tes keterampilan berpikir rasional dengan menghitung korelasi
antara ujicoba pertama dan kedua, sehingga didapat reliabilitas tes
keterampilan berpikir rasional yaitu 0,28
Dari perhitungan tingkat kesukaran diperoleh 1 butir soal dengan
kategori sukar, 2 butir soal dengan kategori sedang, dan 2 butir soal
dengan kategori mudah. Sedangkan daya pembeda soal diperoleh 1 butir
soal dengan kategori baik, 2 butir soal dengan kategori cukup, dan 2 butir
soal dengan kategori jelek. Berdasarkan perhitungan hasil ujicoba, maka
diperoleh 3 buah soal untuk keterampilan berpikir rasional.
Adapun hasil uji coba instrument tiap soal keterampilan berpikir
rasional dapat ditunjukkan pada Tabel 3.6
Tabel 3.6
Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Berpikir Rasional
No.
as Keterangan Indikator KBR
Nilai Kategori Nilai Kategori
Analisis data yang dimaksud untuk membuat penafsiran data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif, peningkatan
keterampilan rasional dan efektivitas pembelajaran kooperatif dengan
38
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar ranah kognitif
menggunakan SPSS versi 20. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis
secara deskriptif untuk melihat keterlaksanaan model serta aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Data peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan
keterampilan berpikir rasional dianalisis dengan menggunakan Microsoft
Excel 2007.
Skor untuk pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Right
Only yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban yang salah diberi
skor nol. Pada soal uraian (essai) skor tiap soal ditentukan berdasarkan
kata kunci. Jika jawabannya benar sesuai dengan kata kunci, maka diberi
skor dua. Jika jawabannya hanya muncul satu kata kunci, diberi skor satu
dan jika jawabannya salah diberi skor nol.
Untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan
keterampilan berpikir rasional sebelum dan sesudah pembelajaran
digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998) sebagai berikut :
……….. (3.5)
Keterangan:
<Spos > = rata-rata skor tes akhir
<Spre > = rata-rata skor tes awal
<Smaks > = rata-rata skor maksimum ideal
Rata-rata gain yang dinormalisasi diinterpretasikan untuk
menyatakan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keteramppilan
berpikir rasional dengan kriteria seperti pada Tabel 3.7
Tabel 3.7.
Kriteria Gain Normalisasi
Batasan Kategori
Tinggi
Sedang
39
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari
perbandingan nilai <g> kelas eksperimen yang menggunakan
pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive feedback dan
kelas kontrol menggunakan pembelajaran kooperatif. Suatu pembelajaran
dikatakan lebih efektif jika menghasilkan <g> lebih tinggi dibandingkan
60
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan
tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive
feedback untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan
keterampilan berpikir rasional siswa pada materi listrik dinamis dapat
disimpulkan bahwa: Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan
keterampilan berpikir rasional siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan pemberian constructive feedback termasuk dalam
kategori sedang. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan
berpikir rasional siswa pada pembelajaran kooperatif dengan pemberian
constructive feedback lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran
kooperatif tanpa pemberian constructive feedback dan terdapat hubungan
yang positif antara keterampilan berpikir rasional dengan hasil belajar
ranah kognitif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
penerapan pembelajaran kooperatif dengan pemberian constructive
feedback untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan
keterampilan berpikir rasional siswa pada materi listrik dinamis maka
peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
sering dilakukan guru, tapi guru jarang memberikan feedback kepada
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui
kesalahan materi atau bisa materi yang diajarkan guru menjadi
miskonsepsi bagi siswa. Sebaiknya guru memberikan feedback kepada
61
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu fungsi feedback tersebut dapat membangun pengetahuan
siswa (constructive).
2. Pembelajaran dengan diiringi dengan praktikum lebih bagus, sehingga
siswa dapat membuktikan teori dengan aplikasi di lapangan dan
pemberian constructive feedback kepada siswa berupa informasi
mengenai tugas mereka juga lebih efektif jika siswa mendapatkan
informasi letak kesalahan mereka dan tidak ingin mengulangi
kesalahan yang sama lagi.
3. Pengelolaan dan pengkondisian kelas diusahakan dapat terkoordinir
sebaik mungkin agar penggunaan waktu lebih efisien.
4. Rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh faktor luar,
misalnya faktor motivasi dan minat siswa. Sebaiknya melakukan
penelitian juga melihat bagaimana motivasi dan minat siswa dalam
62
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Al Husni. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Web Pada Materi Fluida Statis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memfasilitasi Kerjasama Siswa SMA. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2011). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran da Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arends, R.I. (2008). “Learning to Teach”(Belajar Untuk Mengajar) buku kedua,
edisi ketujuh. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara.
Baskoro, Y. (2001).Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMU Kelas XII Pada Bahan Kajian Kesetimbangan Kimia. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Bhattarai, M.D. (2007). ABCDEFG IS-The Principle Of Constructive Feedback. Nepal: Medical Education Unit,NAMS.
(http://www.docstoc.com/docs/21089032/ABCDEFG-IS-%E2%80%93-The-Principle-of-Constructive-Feedback). Diakses tanggal 01 Agustus 2010.
Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education (seventh ed.). Singapura: McGraw-Hill Book Co
GOK, T dan Silay, I. (2008). Effcts of Problem Solving Strategies Teaching on The Problem Solving Attitudes of Cooperative Learning Group in Physics Education. Journal of Theory and Practice in education. 4 (2):253-266
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.
Hattie J. & Timperley H. (2007). “The Power of Feedback” Review of Educational Research. 77, 81-112
63
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hakim, A. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Posing Pada Topik Kesetimbangan Benda Tegar Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Heni. (2012). Penerapan Pembelajaran generative dengan Strategi Problem Solving untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Tesis Magister PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Ismienar, S., Andriati, H., dan Vidia, S. (2009). Thinking [Online]. Tersedia:
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas) . Jakarta: Grasindo.
Liliasari. (2009). Tantangan Pembelajaran Sains di Abad ke- 21 dan Kiat-Kiat Penanggulangannya. Seminar Nasional Pendidikan IPA Asosiasi Guru Sains Indonesia (AGSI) ke-V, Bandung
Longman. (2003). Handy Learner’s Dictionary of American English. China: Pearson Education
Matlin, W.M. (2005). Cognition Sixth Edition. Suny Geneso: John Wiley & Sons, Inc. United States of America
Margendoller, J.R, Maxwell, N.L, dan Bellisimo, Y. (2006). The Effectivenes of Problem-Based Instruction: A Comperative Study of Instructional Methods and Student Charactheristics. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Volume 1 No 2. Tersedia:
http://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1026&context=ijp bl
Munaf, Syambasri. (1997). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI
64
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nazir, M. (1988). Metoda Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Novak, J.D. (1979). Meaningful Receptional Learning as A Basis for Ratioonal Thingking In Lawson, A.(ed). 1980 AETS yearbook The Psychology of Teaching for Thinking and Creavity. Ohio : Clearing House for science, Mathematics and Environmental Education
Rohmah, Emah. (2005). Analisis Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Berdasarkan Gender Dalam Memecahkan Masalah Pengaruh Manusia Dalam Ekosistem. Skripsi FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Silberman, Mel. (2002). Aktif Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yappendis: Yogyakarta.
Slameto. (1999). Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara.
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.
Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sudjana, N. (2002). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo (2010). Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modelling Instruction Dalam meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Suparno, P. (1996). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius: Yogyakarta
Suparno. P.(2001). Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget. Kanisius: Yogyakarta
Suryadi, Rahmat (2011). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan
65
Rahmi Zulva, 2013
Pembelajaran Kooperatif Dengan Pemberian Constructive Feedback Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Keterampilan Berpikir Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tim penyusun. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Walpole, R.E. (1992). Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama