Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (qualitative research).
Metode penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (Moleong, 2007, Hal. 5) merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial terntentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah menurut Komariah (2012, Hal. 25).
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan merupakan jenis kasus studi yang hasil akhir penelitiannya tidak bisa digeneralisasikan. Hal tersebut berarti bahwa hasil akhir mengenai identifikasi potensi Desa Sudalarang tidak dapat disamakan dengan potensi desa lainnya. Penelitian kualitatif kasus studi ini hanya terfokus pada kondisi potensi Desa Sudalarang untuk dijadikan desa
vokasi bidang arsitektur saja.
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982, Hal. 27-29) mengenai lima karakteristik qualitative research, yaitu :
1. Peneliti sendiri sebagai instrument utama untuk mendatangi secara langsung sumber data
2. Mengimplementasikan data yang dikumpulkan secara deskrifptif dari hasil observasi yang dilakukan
3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses, tidak semata-mata kepada hasil
4. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang terjadi
5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan kualitatif
Guna mendapat hasil penelitian ini, peneliti menempuh beberapa langkah, yaitu pengumpulan data, pengolahan data atau analisis data, penyusunan laporan serta penarikan kesimpulan. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu desa yang akan dijadikan fokus penelitian, yaitu Desa Sudalarang, Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut. Masyarakat Desa Sudalarang sebagian besar (85 %) bekerja di bidang konstruksi bangunan, mulai dari kenek bangunan (asisten tukang), tukang/ahli (batu, kayu, plambing), dan mandor bangunan. (Nuryanto, 2012).
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersama-sama ke kota secara musiman atau seasonal. Ada masanya dimana Desa Sudalarang sepi karena mayoritas warganya pergi merantau untuk bekerja sebagai pekerja bangunan dan akan kembali lagi bersama-sama setelah pekerjaan proyek selesai.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, Hal. 117).
Populasi pada penelitian kualitatif disebut sebagai sumber data pada situasi sosial (social situation) tertentu. Subjek penelitianya adalah benda atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian menurut Komariah dan Satori (2009, Hal. 49). Populasi yang diambil
untuk penelitian ini adalah warga Desa Sudalarang, Sukawening, Garut, Jawa Barat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, pendapat tersebut dikemukakan oleh Sugiyono (2010, Hal. 118). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah warga desa Sudalarang yang berprofesi sebagai pekerja bangunan.
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengambilan sampel/sumber data akan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini menentukan subjek/objek sesuai tujuan dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis. Peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa teknik purposive sampling ini hanya memilih sampel yang benar-benar dapat memberikan jawaban yang relevan dan efektif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sehingga data yang didapatkan benar-benar langsung dari sampel yang memahami betul tentang bidang kajian yang ditanyakan.
D. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk menunjang penelitian identifikasi potensi desa vokasi bidang arsitektur ini adalah (1) gambaran umum Desa Sudalarang
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman FGD (Focus Group Discussion)
untuk mendapatkan data yang detil dan mendalam sehingga diharapkan hasil akhirnya, data akan valid dan menjawab semua pertanyaan peneliti. Sedangkan tahapan teknis pengumpulan data dimulai dari memilih topik kajian, menentukan fokus inkuiri, survey pendahuluan, kaji literatur atau kepustakaan, mengembangkan kategori sub kategori/unit analisis sub unit analisis dan kembangkan instrumen.
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Instrumen juga digunakan sebagai pedoman agar penelitian tetap berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. Pengorganisasian kegiatan selama penelitian juga terdapat pada instrument penelitian.
Instrumen penelitian ini berupa pedoman observasi. Pedoman observasi dipakai peneliti untuk dijadikan panduan dalam melakukan penelitian. Observasi dilakukan untuk menggali data dari narasumber dengan cara meneliti langsung dan beradaptasi dengan linkgungan penelitian serta berbaur dengan penduduk sekitar. Dari cara inilah, peneliti akan mendapatkan data-data baru yang akan diseleksi menjadi kelompok kecil yang pada akhirnya akan menjawab semua rumusan masalah.
Berikut dibawah ini data yang akan dicari untuk penelitian berdasarkan rumusan masalah, terdiri dari 3 (tiga) aspek:
a. Gambaran umum Desa Sudalarang di Kabupaten Garut;
b. Sejauh mana pengetahuan SDM khususnya pekerja bangunan mengenai sertifikasi keterampilan yang harus dimiliki;
c. Potensi Desa Sudalarang untuk dijadikan desa vokasi bidang arsitektur.
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Analisis Data
Aspek Indikator Analisis Data
1. Gambaran umum Desa
Sudalarang
Sejarah terbentuknya Desa
Sudalarang Kondisi Geografis Iklim
Tata Guna Tanah Data Demografi Desa Struktur organisasi
2. Kondisi SDM (Sumber Daya
Manusia) khusunya pekerja
bangunan sebagai partisipan
Data Demografi khusus
ditujukan kepada pekerja
bangunan (mencakup jumlah
penduduk, jumlah penduduk
usia produktif, pendidikan
dan penghasilan) Pengalaman Bekerja Pelatihan
Sertifikasi Bidang Arsitektur
Menggunakan
wawancara, observasi
langsung dan FGD
kepada sampel yang
sudah ditentukan, dalam
hal ini pekerja bangunan
dan orang/keluarga yang
berkaitan dengan pekerja
bangunan
Standar Dibentuknya Desa
Vokasi
(Sumber Kemdikbud)
Desa dapat diberdayakan
apabila memiliki
keterbatasan keterampilan Memiliki potensi desa
mencakup SDM, SDA dan
pasar barang/jasa
Memiliki jenis keterampilan
yang relevan
Tingkat permintaan desa
Menggunakan pedoman
observasi dan wawancara
pada masyarakat Desa
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data sangat diperlukan guna mendapatkan data yang valid dalam sebuah penelitian. Berikut teknik pengambilan data yang digunakan, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatanterhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh pancaindera (Komariah dan Satori, 2012, Hal. 105).
Pada ranah penelitian kualitatif yaitu pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian (Komariah dan Satori, 2012, Hal. 105).Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang valid yang didasarkan pada pengamatan secara langsung terhadap bagaimana masyarakat Desa Sudalarang bekerja. Selain itu observasi
digunakan untuk mendapatkan data yang akurat dan menyeluruh dari responden yang sangat dibutuhkan bagi peneliti.
Selain itu peneliti membuat pedoman observasi dengan tujuan untuk menggali informasi lebih dalam dan terstruktur sehingga data yang didapatkan lebih terpercaya. Pedoman observasi dibuat dari rumusan masalah yang didapatkan kemudian disesuaikan dengan pedoman pembuatan desa vokasi yang dikeluarkan oleh Kemdikbud.
2. Wawancara
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber secara langsung, sehingga hasil data yang dihasilkan lebih jelas dan dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti. Wawancara terstruktur pada sampel yaitu perkumpulan pekerja bangunan PAKUBA di Desa Sudalarang.
Jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara terstandar
(standardized interview). Wawancara terstandar atau standardize interview
dalam istilah Esterberg (dalam Komariah dan Satori, 2012, Hal. 133) disebut dengan wawancara terstruktur (structured interview) adalah wawancara menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstandar secara baku. Wawancara terstandar digunakan sebagai teknik pengumpulan data.
Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap informan atau responden akan memperoleh pertanyaan yang sama, kata-kata yang sama, penyajian yang
sama dan peneliti akan mencatat semua informasi yang diberikan. Berikut dibawah ini pedoman wawancara dengan narasumber.
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
(PENGURUS PAKUBA)
Hari : ………..
Waktu wawancara : ………..….. sampai ………
Nama narasumber : ………..
Umur : ………..
Pedoman Wawancara
Pertanyaan wawancara ini disusun untuk mengetahui objek studi penelitian yang
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bangunan, penagalaman bekerja, pelatihan atau pendidikan informal dan sertifikasi
keterampilan. Angket ini diisi oleh surveyor dengan cara bertanya kepada narasumber.
a. Data Umum Pekerja Bangunan Di Pakuba
Jumlah pekerja bangunan : ... orang.
b. Aktivitas Dan Kegiatan
1. Bagaimanakah riwayat atau sejarah terbentuknya Paguyuban Kuli Bangunan? ……… ……… ……… 2. Siapakah tokoh dan pihak-pihak yang mencetuskan untuk dibentuknya
PAKUBA?
……… ……… ………
3. Berapa jumlah pengurus dan anggota PAKUBA?
……… ……… ……… 4. Bagaimana cara PAKUBA mendistribusikan anggotanya untuk dapat bekerja di
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
……… ……… ……… 5. Pada bulan apa biasanya pekerja tersebar ke proyek dan sejauh mana jangkauan
pekerja untuk bekerja?
……… ……… ……… 6. Apakah PAKUBA memiliki keinginan untuk dapat menjadikan Desa Sudalarang
menjadi desa binaan yang mandiri?
……… ……… ………
c. Instrumen Penelitian
Hari/tanggal : ………
Waktu survey dari : ……….. sampai ………
Angket Skripsi
Angket ini disusun untuk mengetahui data-data narasumber. Angket ini diisi oleh surveyor dengan cara observasi dan bertanya ke narasumber.
1) Data Responden
Data Pribadi Responden
1 Nama
2 Jumlah keluarga …… orang
3 Usia Th.
4 Pendidikan SD SMP SMA S1 S2
5 Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki
6 Status Perkawinan Belum menikah
Sudah
menikah Duda
7 Status
kependudukan
Asli warga Sudalarang
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Butir Wawancara
Aspek Pertanyaan Jawaban
Pengalaman
Bekerja
1. Sejak umur berapa
menjadi pekerja
bangunan?
2. Sudah berapa lama
menjadi pekerja
4. Berapa banyak proyek
yang sudah anda ikuti?
5. Bagaimana cara anda
mendapatkan proyek?
6. Berapa lama rata-rata
jangka waktu bekerja
pada satu proyek?
7. Bidang keahlian apa
yang anda geluti?
Pelatihan 1. Apakah anda pernah
mengikuti pelatihan?
2. Pelatihan seperti apa
yang pernah anda
ikuti?
3. Keuntungan apa yang
anda dapat setelah
mengikuti pelatihan?
4. Seberapa sering anda
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Pertanyaan Jawaban
5. Apakah anda tahu
manfaat mengikuti
pelatihan?
6. Apakah anda tertarik
untuk mengikuti
pelatihan ? (jika belum
pernah)
Sertifikasi 1. Apakah anda tahu apa
itu sertifikasi
keterampilan?
2. Apakah anda tahu
tujuan dari sertifikasi
keterampilan?
3. Apakah anda tahu
manfaat dari sertifikasi
6. Apakah anda tertarik
untuk mengikuti
sertifikasi? (jika belum
memiliki)
7. Apakah ada sosialisasi
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian (Komariah dan Satori, 2012, Hal. 149).
Dokumentasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi umum Desa Sudalarang. Dokumentasi dilakukan peneliti sebagai pelengkap dari hasil observasi dan wawancara yang belum lengkap. Selain untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan Desa Sudalarang namun dibutuhkan juga data-data statistik mengenai Desa Sudalarang berupa data jumlah penduduk, topografi desa, kondisi geografis dan sebagainya.
Studi dokumentasi dapat berupa dokumen resmi mengenai Desa Sudalarang dan dokumen resmi perkumpulan PAKUBA, fotografi sebagai
media untuk menangkap objek dengan cepat dan tepat dan videografi sebagai media audio visual sebagai gambaran nyata mengenai bagaimana masyarakat Desa Sudalarang beraktivitas.
4. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Focus Group Discussion (FGD) juga mengundang para informan
kunci untuk mendiskusikan beberapa konsep yang berkaitan dengan data yamg diungkap atau dapat juga menjawab beberapa pertanyaan penelitian. (Komariah dan Satori, 2012:96).Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti. FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti (Kresno S. dkk., (1999) dalam Paramita A. & Kristiana L., 2013).
Diskusi ini dibuat untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan masyarakat Desa Sudalarang mengenai pentingnya sertifikasi keterampilan pekerjaan, diharapkan dengan diadakannya diskusi, masyarakat lebih memahami betapa pentingnya sertifikasi keterampilan kerja untuk menunjang kehidupan ekonomi masyarakat perdesaan menjadi
lebih baik.
Langkah-langkah dalam pengumpulan data menggunakan Focus
Group Discussion (FGD) adalah sebagai berikut (Krueger, 1988 dalam
Kristiana L. & Paramita A., 2013) :
1. Persiapan FGD : fasilitator dan pencatat harus datang tepat waktu Menentukan jumlah kelompok FGD, minimal 2 kelompok pada
tiap kategori
Bahasan kelompok bervariasi
FGD tetap dilaksanakan sampai mendapatkan informasi yang
dicari
Ada makna dalam letak geografis 2. Menentukan komposisi kelompok FGD
Kelas sosial yang sama Status hidup
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat keahlian yang sama Perbedaan budaya tidak disatukan Rekruitmen peseta secara homogen
3. Menentukan tempat diskusi FGD Aman
Nyaman
Lingkungan Netral
Mudah diaskses/dijangkau peserta
One Way Mirror Screen (jika ada)
Menyiapkan logistik
4. Pegaturan tempat duduk
5. Menyiapkan undangan untuk narasumber berikut pemberitahuan sistem pelaksanaan diskusi FGD
6. Menyiapkan fasilitator yang menguasai tujuan dan topik sehingga memahami diskusi dan dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
7. Menyiapkan pencatat (notulen) FGD 8. Pembukaan FGD
9. Pelaksaaan / Teknik Pengelolaan FGD. Bagian pertama memaparkan tujuan FGD dan membuat pertanyaan terbuka. Bagian kedua bertujuan untuk mengeksplorasi aspek atau menajwab tujuan penelitian.
Sasaran FGD adalah sampel yaitu pekerja bangunan dan orang-orang yang berkaitan atau memiliki hubungan dengan sampel seperti
teman atau keluarga. FGD dilakukan secara homogen untuk menghindari pasifnya orang-orang yang berkaitan dengan sampel yaitu keluarga. Tujuan dilakukannya diskusi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana SDM ingin berkembang dan mendukung untuk diselenggarakannya desa vokasi. SDM merupakan salah satu identifikasi potensi desa yang dapat dijadikan acuan.
Dara Premasania Mulyana, 2016
IDENTIFIKASI POTENSI DESA VOKASI BIDANG ARSITEKTUR DESA SUDALARANG KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu