• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 3 ABEDNEGO DESTIO DOLI DORES SIHOMBING ERICK FERNANDEZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELOMPOK 3 ABEDNEGO DESTIO DOLI DORES SIHOMBING ERICK FERNANDEZ"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 3

ABEDNEGO DESTIO

DOLI DORES SIHOMBING

ERICK FERNANDEZ

(2)

2

DAFTAR ISI

Halaman COVER JUDUL ... 1 ABSTRAK ... 2 DAFTAR ISI ... 3

BAB I DASAR TEORI ... 4

1.1 Pengertian NDT ... 4

1.2 Bentuk Cacat dan Cara Pengujian ... 5

1.3 Pengujian dengan DYE Penetrant ... 6

1.4 Pengujian dengan Magnetic Particle Test ... 10

BAB II PRATIKUM KERJA ... 14

2.1 Peralatan Kerja ... 14

2.2 Peralatan Safety ... 18

2.3 Langkah Kerja ... 19

BAB II ANALISA... 23

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

4.1 Kesimpulan ... 24

4.2 Saran ... 27

LAMPIRAN ... 28

(3)

3

ABSTRAK

Sebelum pemakaian material dalam mesin konstruksi terlebih dahulu kita harus

mengetahui kondisi fisik seperti ada atau tidaknya cacat (keretakan, korosif) dari

material tersebut. Untuk mengetahui kondisi tersebut diperlukan suatu pengujian

yang dapat dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan ciri atau jenis

material yang akan diuji.

NDT (Non Destructif Test) adalah suatu pengujian yang tidak merusak,

dalam artian material yang diuji tidak dirusak,dipanasi ataupun sifat/strukturnya

tidak dirubah. Jenis NDT yang digunakan ada dengan 2 metode yaitu

1. Pengujian dengan fluorescent dry penetrant yaitu dengan memberi media

cairan penerang ( liquid penetrant ) pada permukaan material yang di uji.

Dengan penetrasi yang tinggi dan viskositas rendah yang dimiliki cairan ini

dapat masuk pada permukaan material yang cacat, sehingga jika penetrant

yang tersisa disingkirkan dan selanjutnya diberi dry developer dengan warna

latar berbeda yang kontras akan menimbulkan dampak jelas perbedaan

warna pada permukaan material yang mengalami kecacatan.

2. Pengujian dengan magnetic partikel yaitu dengan menaburkan partikel

magnetic yang berupa serbuk besi pada permukaan material yang diuji, dan

memberi garis gaya magnet berupa garis gaya tertutup yang menimbulkan

medan magnet. Sehingga kekuatan tarik menarik akan terjadi pada partikel

magnetic tersebut. Jika terjadi retak pada material, maka retak akan

mengganggu aliran garis gaya medan magnet, dan akan menciptakan suatu

kebocoran fluks. Sehingga partikel magnetic (serbuk besi) tersebut akan

berkumpul pada daerah kebocoran fluks yang terjadi.

Dalam pengujian dengan metode magnetic partikel adalah untuk memeriksa

cacat luar yang ketelitiannya bergantung pada tekanan joke, semakin tinggi

tekanan semakin teliti hasilnya.. Proses ini juga lebih cepat jika disbanding

dengan metode dye penetrant. Tetapi untuk hasil pengujian yang lebih teliti

dilakukan dengan metode dye penetrant, sehingga dengan ketelitian hasil

pengujian kita dapat mengetahui kondisi kecacatan (keretakan),dan dapat

memprediksi suatu material layak beroperasi atau harus dilakukan perbaikan.

(4)

4

BAB I

DASAR TEORI

1. Pengertian NDT

NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak, dipanasi, dirubah yang sifatnya akan merubah struktur benda tersebut. Jadi benda sebelum diuji mempunyai struktur logam yang sama. Selain NDT ada juga DT dan sesudah diuji akan yang berarti pengujian dengan jalan merusak, contohnya uji tarik, uji tekan, uji puntir dan lain-lain.

a. Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui keadaan fisik material atau bagian-bagian dari mesin konstruksi, maka diperlukan beberapa cara, dari cara yang paling sederhana hingga cara yang memerlukan pengertian khusus. NDT bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keadaan material masih layak dipakai atau perlu diganti, jadi dengan mengetahui adanya keretakan-keretakan akan bisa diprediksi suatu peralatan masih biasa beroperasi atau harus dilakukan perbaikan atau perbaikan suku cadangnya.

b. Macam – Macam NDT

1. Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang – kadang memakai kaca pembesar. 2. Pengujian kebocoran dengan air sabun.

3. Pengujian dengan spot chek.

4. Pengujian dengan fluorescent dry penetrant. 5. Pengujian dengan magnetic partikel.

6. Pengujian dengan ultra sonik. 7. Pengujian dengan eddy curent.

(5)

5

8. Pengujian dengan crack depth. 9. Pengujian radiografi dengan sinar X.

10.Pengujian ra dan lain – lain.

Metoda nomor 1 sampai dengan 5 termasuk metoda NDT yang sederhana, mudah pelaksanaannya.

2. Bentuk Cacat dan Cara Pengujian

(6)

6

3. Pengujian dengan DYE Penetrant

a. Media DYE Penetran

Apabila cacat / retak halus, tidak bias diperiksa dengan spot chek, gunakanlah fluorescent DYE penetrant. Fluorescent lebih teliti.

Gambar 1.2 Liquid Penetrant Testing

Caranya dengan memberikan cairan berwarna terang (Liquid Penetrant) pada permukaan yang di inspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan tampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan pemberian developer. Prinsip kerja Liquid Penetrant Testing, yaitu : cairan penetrant akan masuk ke dalam defect di permukaan berdasarkan aksi kapilaritas. Cairan yang tertinggal di dalam defect akan ditarik oleh developer. Pada lubang (defect) yang kecil / sempit, kapilaritas membantu penetrasi cairan penetrant. Peralatan yang digunakan untuk Liquid Penetrant Testing, yaitu :

a) Cleaner

b) Liquid Penetrant c) Developer

(7)

7

Gambar 1.3 Penetrant, Cleaner dan Developer Syarat-syarat cairan penetrant :

a) Mampu masuk lubang/bukaan yang sangat halus

b) Mampu menempel /tinggal pada bukaan/lubang yang dangkal c) Tdak mudah menguap

d) Mudah dibersihkan dari permukaan e) Tahan terhadap pemucatan warna f) Tidak bersifat korosif

g) Tidak berbau h) Tidak beracun

i) Stabil selama disimpan

j) Mampu tampil dengan cepat dari lubang ke permukaan setelah diberikan developer

Ada 2 jenis developer : 1) Wet Developer

- Sangat baik untuk diaplikasikan untuk permukaan yang halus (jika menggunakan developer kering tidak akan menempel di permukaan yang halus)

(8)

8

memberikan lapisan developer yang merata

- Bisa diterapkan pada benda uji yang posisinya tidak datar 2) Dry Developer

- Cocok diaplikasikan pada permukaan benda uji yang kasar, memiliki sudut tajam, berulir dan posisinya datar

Gambar 1.4 Pelaksanaan Dye-Penetrant Test Penggolongan Liquid Penetrant Testing

1) Berdasarkan Tipe Penetrant a. Visible Dye Penetrant

- Berisi cairan penetrant biasanya berwarna merah b. Fluorescent Penetrant

- Cairan berwarna hijau muda terang (dengan bantuan cahaya ultraviolet)

c. Dual Sensitivity Penetrant

- Berisi kombinasi cairan visible dan fluorescent 2) Berdasarkan Cara Pembersihan Cairan Penetrant

a. Water Washable Penetrant (Visible dan Fliorescent) - Cairan penetrant di benda uji dibersihkan dengan air

(9)

9

b. Post – Emulsifiled Penetrant (Visible dan Flourescent)

- Cairan penetrant di benda uji diberikan dulu emulsifier untuk membuat penetrant dapat dibersihkan dengan air

c. Solvent Removable Penetrant (Visible dan Fliorescent)

- Cairan penetrant di benda uji dibersihkan dengan solvent/cleaner Pemilihan Tipe Penetrant atau Sistem Penetrant terbaik tergantung pada : a Sensitivitas yang diperlukan

b. Jumlah benda uji

c. Kondisi permukaan benda uji d. Bentuk benda uji

e. Ketersediaan kelengkapan yang diperlukan, seperti : air, kompresor, listrik, dll.

Prosedur Pengujian terdiri dari : Persiapan:

a. Siapkan alat – alat pembersih, lap, ampelas dan lain – lain. b. Spot chek terdiri dari cleaner, penetrant, developer.

c. Alat – alat untuk membuat laporan: blangko / formulir pengamatan, alat –alat tulis / gambar.

Pengujian:

a. Bersihkan material yang akan diuji, bersihkan hingga bersih dari kotoran,

karat yang melekat, diusahakan hingga permukaan mengkilap (gunakan batu asah / ampelas untuk membersihkannya).

b. Bila permukaaan bersih dan halus, lap dengan kain yang bersih, sampai

kering, kemudian semprotkan cleaner, ini gunanya untuk menghilangkan lemak / minyak yang ada pada celah – celah cacat dan seluruh material yang diuji.

(10)

10

seluruh celah – celah cacat.

d.

sampai material benar-benar bersih kering, tidak ada warna merah lagi (kalau kurang bersih , nanti akan mengalami kesukaran dalam evaluasi).

e. Selanjutnya semprotkan developer merata ke seluruh permukaan. Warna

developer ini putih, kemudian periksalah apakah warna merah itu muncul, itu adalah warna penetran yang ada pada celah – celah cacat., karena ada developer menjadi mengembang. Jadi bisa diketahui adanya cacat, cacat itu bisa berupa retak, luka atau goresan.

f. Ukurlah panjang cacat, untuk memudahkan pengukuran gunakan kertas tipis / kalkir, tempelkan dan jiplak cacat tersebut, kemudian ukur gambar itu.

4. Pengujian Dengan Magnetic Particle Test a. Media Magnetic Particle Test

Merupakan salah satu metode pengujian non destructive yang bertujuan untuk menemukan cacat di permukaan dengan cara memagnetisasi bahan yang akan di uji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic (serbuk besi) dipermukaan. Partikel-partikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet tersebut. Material (logam ferrous) menjadi magnet jika sebagian atau semua dari domain magnetiknya mempunyai kutub utara dan kutub selatan. Dari domain magnetic yang dimiliki pada material, maka terbentuklah garis gaya magnet / garis kekuatan magnet. Garis ini berupa garis tertutup (loop/sirkuit) dan menimbulkan medan magnet. Kekuatan yang menarik material lain ( yang dapat dibuat magnet) ke kutub magnet disebut Flux Magnetic. Jika terjadi retak pada material ( yang telah dimagnetisasi ), maka retak akan mengganggu aliran garis-garis kekuatan (gaya) magnet dan menciptakan kebocoran flux. Kebocoran flux adalah garis kekuatan magnetic yang keluar dari benda dan melewati udara dari satu kutub ke kutub lainnya dengan polaritas kebalikan. Metode Magnetic

(11)

11

Particle untuk memeriksa cacat luar, ketelitian metode Magnetic Particle bergantung pada tekanan joke. Makin tinggi tegangan joke makin teliti. Pengujiandengan Magnetic Particle lebih cepat dibanding fluorescent DYE penetrant. Tetapi fluorescent DYE penetrant lebih teliti dibanding Magnetic Particle.

Prosedur Pengujian

a. Pembersihan Awal (Pre-Cleaning)

- Pembersihan dilakukan dengan cairan pembersih

- Tujuannya untuk menghilangkan kotoran atau lapisan yang ada di permukaan

b. Aplikasi White Contrast Paint c. Aplikasi Yoke

- Letakkan yoke di permukan material uji

- Posisikan yoke tegak lurus terhadap arah indikasi - Meng-ON-kan Yoke (Magnetisasi)

d. Aplikasi Partikel Magnetik

- Partikel magnetic yang diberikan bisa berupa “dry particle” atau “wet particle”

- Partikel magnetic diberikan secukupnya e. Inspeksi

- Evaluasi dari interpretasi f. Demagnetisasi

g. Post-Cleaning

(12)

12

Gambar 1.5 Cairan yang digunakan untuk Wet Visible MPT

Gambar 1.6 Magnetic Test

Pengujian Dengan Magnetic Particle a. Dry Particle

Keuntungan :

- Cocok untuk menguji material yang memiliki permukaan kasar (seperti : as-welded, casting)

(13)

13

- Memiliki mobilitas partikel yang baik

- Mudah membersihkan serbuk besi di benda uji setelah pengujian Kekurangan :

- Kurang cocok dilakukan di area sempit tanpa menggunakan alat pelindung pernafasan (bahaya serbuk besi halus terhirup)

- Tidak bisa untuk aplikasi benda uji dengan posisi diatas kepala - Kurang cocok dilakukan di kondisi berangin (lapangan)

b. Wet Particle

- Media bisa berupa air atau minyak dengan persyaratan tertentu. (Misalnya dengan air harus diberikan zat anti korosi, atau conditioning agent lainnya)

Keuntungan :

- Bisa untuk aplikasi benda uji dengan posisi di atas kepala / atau miring - Bisa deteksi cacat halus di sub-surface

- Cocok untuk dilakukan di kondisi lapangan (berangin) Kerugian : - Jika media menggunakan minyak, bau minyak menyengat

- Jika media menggunakan air, harus ada penambahan biaya, untuk conditioning agent

(14)

14

BAB II

PRATIKUM KERJA

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang proses / langkah kerja serta peralatan kerja, dan perlengkapan safety yang digunakan.

1. Peralatan Kerja

Adapun peralatan yang digunakan selama pratikum kerja adalah sebagai berikut :

Peralatan Pengujian Dengan DYE Penetrant  Sikat

Gambar 2.1 Sikat  Amplas

(15)

15

 Cleaner

Gambar 2.3 Cleaner  Penetrant

(16)

16

 Developer

Gambar 2.5 Developer

 Kain

(17)

17

 Kaca pembesar

Gambar 2.7 Kaca Pembesar

Peralatan PengujianDengan Magnetic Particle Test  Serbuk besi

Gambar 2.8 Serbuk Besi  Magnaflux

(18)

18

2. Perlengkapan Safety

Adapun perlengkapan safety yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Helm

Gambar 2.10 Helm

 Masker

Gambar 2.11 Masker

 Sarung tangan

(19)

19

Safety shoes

Gambar 2.13 Safety Shoes 3. Langkah Kerja

Prosesdur Pengujian Dengan DYE Penetrant

 Bersihkan material yang akan di uji, bersihkan hingga bersih dari kotoran, karat yang melekat, diusahakan hingga permukaan mengkilap (gunakan batu asah/ ampelas untuk membersihkannya).

Gambar 2.14 Proses pembersihan material

 Bila permukaan bersih dan halus, lap dengan kain yang bersih, sampai kering, kemudian semprotkan cleaner, ini gunanya ntuk menghilangkan

(20)

20

lemak / minyak yang ada pada celah-celah cacat dan sseluruh material yang akan di uji.

Gambar 2.15 Material setelah disemprotkan Cleaner

 Semprotkan penetrant pada seluruh permukan material yang akan di uji. Warna penetrant ini merah. Tunggu ± 15 menit supaya penetrant mresap kedalam seluruh celah-celah cacat.

Gambar 2.16 Material setelah disemprotkan penetrant

 Setelah ± 15 menit bersihkan penetrant dengan majun / lap yang bersih sampai material benar-benar bersih kering, tidak ada warna merah lagi (kalau kurang bersih, nanti kan mengalami kesukaran dalam evaluasi).

(21)

21

 Selanjutnya semprotkan developer merata keseluruh permukaan. Warna developer ini putih, kemudian periksalah apakah warna merah itu muncul, itu adalah warna penetran yang ada pada celah-celah cacat, karena ada developer menjadi mengembang. Jadi bias diketahui adanya cacat, cacat itu bias berupa retak, luuka atau goresan.

Gambar 2.18 Material setelah disemprotkan developer

Prosedur Pengujian Dengan Magnetic Particle Test

 Karena benda yang digunakan sama, maka bersihkan benda tersebut dengan cairan pembersih, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran atau lapisan yang ada di permukaan benda kerja.

(22)

22

 Taburkan serbuk besi ke bagian permukaan benda kerja yang sudah di tandai adanya crack.

 Atur jarak magnaflux dengan bidang yang akan di tes (tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.

 Tekan tombol magnaflux dan tahan sampai ± 10 menit

Gambar 2.20 proses Magnetic Particle Test

 Lepaskan magnaflux dari permukaan benda kerja dengan posisi tombol magnaflux masih di tekan.

(23)

23

BAB III

ANALISA

Adapun analisa yang kami dapat dari hasil preatikum kerja adalah sebagai berikut :

1 2 3

Keterangan :

1. Cacat permukaan karena pengelasan yang tidak sempurna 2. Permukaan material yang tidak bagus

3. Cacat permukaan karena penyambungan pengelasan tidak bagus.

Jumlah crack pada permukaan material ada 7 titik, pada magneting particle test, kami mengambil cacat permukaan pada no. 3, yaitu cacat permukaan karena penyambungan pengelasan yang tidak senmpurna.

(24)

24

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Kesimpulan Pengujian Dengan DYE Penetrant

Larutan penetrant diaplikasikan pada permukaan komponen yang telah dibersihkan sebelumnya. larutan penetrant masuk ke bagian defect pada permukaan karena kapilaritas. kelebihan larutan penetrant dibersihkan dari permukaan dengan kain lap. zat bernama developer di aplikasikan untut menarik penetrant yang berada dalam

defect kembali ke permukaan sehingga memperjelas bahwa didaerah defect tersebut

mengindikasikan adanya defect. Metode liquid penetrant digunakan untuk menentukan posisi crack, porosity dan defect lain yang merusak permukaan material dan mempunyai volume cukup untuk ditempati dan menahan larutan penetrant. Larutan penetrant dapat dengan efektif digunakan untuk menginspeksi defect pada permukaan yang luas dan tidak berpori.

Keuntungan metode liquid penetrant:

 Dapat menginspeksi permukaan yang luas dengan murah dan cepat

 Dapat menginspeksi part dengan geometri yang kompleks.

Indikasi defect langsung ditampilkan pada permukaan material dengan tampilan

visual.

 Peralatan yang dibutuhkan sedikit.

Kekurangan metode liquid penetrant:

Hanya mendeteksi defect yang merusak permukaan

 Membutuhkan preparasi permukaan untuk menghilangkan kontaminan yang dapat menutupi defect

(25)

25

 Membutuhkan pembersihan setelah pengujian

 Membutuhkan ruangan dengan lingkungan gelap dan sinar UV dalam pengujian

Membutuhkan kehati-hatian dalam menggunakan zat kimia (larutan penetrant dan

developer).

Gambar 4.1 Pengujian Dengan DYE Penetrant

Adapun keuntungan dan kekurangan yang lain dari pengujian dengan DYE penetran adalah :

Keuntungan dari liquid penetrant test adalah: · Mudah diaplikasikan

· Murah

· Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimianya

· Jangkauan pemeriksaan cukup luas

Kekurangan dari metode ini:

· Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk powder

metallurgy. Hal tersebut akan menyebabkan terserapnya cairan penetrant secara berlebihan sehingga dapat mengindikasikan cacat palsu

b. Kesimpulan Pengujian Dengan Magnetic Particle Test

Medan magnet terdapat di dalam komponen yang merupakan material ferromagnetik. Garis-garis gaya magnet bergerak melalui material dan keluar kemudan masuk kembali pada kutub-kutub material. Defect seperti crack atau void tak dapat

(26)

26

mendukung fluks dan gaya flukskeluar dari part. Partikel serbuk magnet akan tertarik pada daerah yang kekurangan fluks sehingga indikasi defect dapat terlihat kasat mata.

Magnetic Particle Inspection digunakanuntuk menginspeksi defect yang terletak di

permukaan dan sub permukaan material ferromagnetik (yang dapat dimagnetisasi).

Keuntungan metode magnetic particle inspection:

 Dapat menginspeksi daerah yang luas dan kompleks secara cepat

Dapat mendeteksi flaw pada permukaan dan subsurface

Preparasi permukaan tidak terlalu dibutuhkan seperti inspeksi penetrant.

 Indikasi oleh partikel magnet dihasilkan dipermukaan dan menggambarkan

discontinuity

 Harga peralatan relatif rendah

Kekurangan metode magnetic particle inspection :

 Hanya dapat menginspeksi material ferromagnetik

 Membutuhkan pengaturan medan magnet yang tepat

 Membutuhkan arus yang besar untuk part yang besar

 Membutuhkan permukaan yang relatif halus

 Cat atau material nonmagnetik yang melapisi komponen mempengaruhi sensitivitas

 Membutuhkan demagnetisasi dan pembersihan setelah pengujian

Adapun keuntungan dan kekurangan yang lain dari pengujian magnetic particle test ini adalah :

Kelebihan metode pengujian magnetic partikel adalah; · Mudah

· Tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya

Kekurangan metode pengujian ini adalah:

(27)

27

· Adanya kemungkinan cacat tidak terdeteksi akibat orientasi cacat searah dengan

garis-garis gaya medan magnet.

Gambar 4.2 magnetic particle test 2. Saran

Adapun saran dari kami kelompok 3 yaitu :

 Sediakan alat pemoles semi auto, untuk memudahkan kita dalam melakukan pembersihan kerak pada benda uji sebelum penyemprotan penetrant.

 Alat untuk magnetic particle test sebaiknya disediakan lebih dari dua, sehingga anggota lain bisa mencoba sendiri dengan benda yang lain.

(28)

28

LAMPIRAN

Setelah benda kerja disikat :

(29)

29

Setelah benda kerja dikasih penetrant :

Setelah benda kerja dibersihkan dari penetrant :

(30)

30

(31)

31

Gambar

Gambar 1.1 Bentuk Cacat dan Cara Pengujian
Gambar 1.2 Liquid Penetrant Testing
Gambar 1.4 Pelaksanaan Dye-Penetrant Test
Gambar 1.6 Magnetic Test
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode Konfigurasi Schlumberger, Wenner, Wenner-Schlumberger terlihat di setiap patahan rawan longsor dengan kedalaman yang sama mencapai di kedalaman 1,35 meter pada setiap

Menurut Sullivan (2013, hal.142), beragam pemaknaan terhadap teks media mengindikasikan bahwa teks media adalah polisemi, sebuah kondisi dimana teks dapat diartikan

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Apabila seseorang atau sekelompok orang dalam hidupnya pernah memiliki pengalaman yang buruk dengan seseorang atau sekelompok oranglainnya, maka pada dirinya akan

Kemudian, dilakukan proses pengolahan citra dengan intensitas warna kanal hijau seperti pada gambar 3(b), karena citra pada kanal hijau lebih menonjolkan ciri citra

Dan setelah diadakan penyempurnaan berdasarkan data yang diperoleh saat validasi dan setelah direvisi, akhirnya menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data indeks harga saham, GDP per kapita Indonesia atas dasar harga konstan, nilai tukar rupiah terhadap dolar