• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ix

ABSTRAK

KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING DAN

KINESIOTAPING LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN

FOOT MUSCLE STRENGTHENING TERHADAP

PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK

DENGAN FLEXIBLE FLATFOOT

Keseimbangan dinamis merupakan sistem gerak yang berfungsi mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh yang melibatkan sistem neuromuskular, muskuloskeletal dan kognitif dengan perubahan dari center of gravity. Hal ini dapat terganggu karena kondisi flexible flatfoot. Flexible Flatfoot adalah bentuk telapak kaki datar yang disebabkan oleh hilangnya arkus longitudinal medial saat berdiri dan akan muncul saat telapak kaki tidak menyentuh tanah yang akan menyebabkan keseimbangan dinamisnya terganggu. Keseimbangan merupakan komponen penting dalam aktivitas motorik dan kontrol postural. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan efektivitas kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan pre dan post test control group design. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi sekolah dasar kelas 4,5 dan 6 di SDN 5 Padangsambian dengan flexible flatfoot. Pengukuran flexible flatfoot menggunakan Wet Foot Print Test. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, dimana kelompok perlakuan (n=13) diberikan intervensi Foot Muscle Strengthening dan Kinesiotaping, sedangkan kelompok kontrol (n=13) diberikan intervensi Foot Muscle Strengthening. Pengukuran keseimbangan dinamis diukur dengan Balance Beam Walking Test dimana interpretasi hasilnya adalah makin tinggi skornya, keseimbangan dinamisnya juga semakin baik.

Hasil penelitian pada kelompok perlakuan diperoleh beda rerata keseimbangan dinamis sebelum intervensi sebesar 1,77±0,927 dan sesudah intervensi sebesar 3,54±0,877 dengan nilai p=0,001. Sedangkan hasil penelitian kelompok kontrol diperoleh beda rerata keseimbangan dinamis sebelum intervensi sebesar 1,46±0,776 dan sesudah intervensi sebesar 2,62±0,870 dengan nilai p=0,001. Uji beda sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan independent samples t-test didapatkan p=0,013 (p<0,05).

Kesimpulannya bahwa kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping lebih baik dibandingkan dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada flexible flatfoot.

Kata Kunci: Flexible Flatfoot, Keseimbangan Dinamis, Foot Muscle Strengthening, Kinesiotaping, Balance Beam Walking Test, Wet Foot Print Test.

(2)

x

ABSTRACT

COMBINATION OF FOOT MUSCLE STRENGTHENING AND

KINESIOTAPE WITH FOOT MUSCLE STRENGTHENING

TO INCREASE DYNAMIC BALANCE IN CHILDREN WITH

FLEXIBLE FLATFOOT

Dynamic balance was motion system that serves to control and maintain position of the body that involves the neuromuscular, musculoskeletal and cognitive system with changes from the centre of gravity. Flexible flatfoot is the flat shape of the flatfoot caused by the loss of medial longitudinal arch when standing and will appear when the foot on the ground that will cause a dynamic balance disturbed. The balance was important component in motor activity and postural control. The purpose of this study was to prove the difference in the effectiveness of a combination of foot muscle strengthening and kinesiotape with foot muscle strengthening to the increase of dynamic balance in children with flexible flatfoot.

This research was experimental design with pre and post test control group design. The sampling technique was simple random sampling. The sample in this study were elementary school students grade 4,5 and 6 in SDN 5 Padangsambian with flexible flatfoot. Flexible flatfoot measured by wet foot print test. The samples were divided into two groups, in which the treatment group (n=13) given foot muscle strengthening and kinesiotape interventions and control group (n=13) given foot muscle strengthening intervention. Dynamic balance measured by balance beam walking test where result interpretation was if the score higher, dynamic balance was better.

The results of this study showed mean difference of dynamic balance before intervention obtained 1,77±0,927 and after intervention obtained 3,54±0,877 with p=0,001 for the treatment group. While in control group showed mean difference of dynamic balance before intervention obtained 1,46±0,776 and after intervention obtained 2,62±0,870 with p=0,001. Test after intervention between treatment group and control group using Independent sample t-test obtained p=0,013 where p<0,05.

The concluded was combination of foot muscle strengthening interventions and kinesiotape better than foot muscle strengthening to increase the dynamic balance with flexible flatfoot.

Keyword: Flexible Flatfoot, Dynamic Balance, Foot Muscle Strengthening,

(3)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

PRASYARAT GELAR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv BAB I PENDAHULUAN. ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Anatomi Ankle ... 7

2.1.1 Inervasi, Otot dan Pergerakan Sendi Pergelangan Kaki ... 8

2.1.2 Persendian Pada Ankle dan Foot ... 12

2.2 Keseimbangan Dinamis... 13

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan ... 14

2.3 Flexible Flatfoot ... 17

2.3.1 Definisi, Insidensi, Etiologi dan Patologi Fungsional Flatfoot .. 18

2.3.2 Pertimbangan Mekanik dan Sensorimotor Sendi Foot dan Ankle 21 2.4 Foot Muscle Strengthening Exercise... 21

2.4.1 Mekanisme Kerja Foot Muscle Strengthening Terhadap Keseimbangan Dinamis... 22

(4)

xii

2.5 Kinesiotaping ... 28

2.5.1 Efek Teknik Kinesiotaping Saat Berjalan Pada Flatfoot ... 29

2.5.2 Mekanisme Kerja Kinesiotaping terhadap Flatfoot dan Keseimbangan Dinamis... 31

2.6 Balance Beam Walking Test ... 33

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS ... 35

3.1 Kerangka Berpikir ... 35

3.2 Konsep Penelitian... 36

3.3 Hipotesa... 37

BAB IV METODE PENELITIAN ... 38

4.1 Rancangan Penelitian ... 38

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

4.3 Populasi dan Sampel ... 39

4.3.1 Populasi ... 39

4.3.2 Sampel ... 39

4.3.3 Besar sampel ... 40

4.3.4 Teknik pengambilan sampel ... 41

4.4 Variabel ... 43

4.5 Definisi Operasional ... 43

4.6 Instrumen Penelitian... 45

4.7 Prosedur Perijinan ... 46

4.7.1 Prosedur Intervensi Foot Muscle Strengthening ... 46

4.7.2 Prosedur Pengukuran Flatfoot ... 47

4.7.3 Prosedur Pengukuran Beam Balance Walking Test ... 47

4.7.4 Prosedur Pengolahan Data ... 48

4.8 Alur Penelitian ... 49

4.9 Teknik Analisa Data ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN. ... 52

5.1 Deskripsi Karakteristik Subjek ... 52

5.2 Uji Persyaratan Analisis ... 54

(5)

xiii

5.3 Uji Kompatibilitas ... 55

5.4 Pengujian Hipotesis ... 56

5.4.1 Uji Beda Rerata Peningkatan Keseimbangan Dinamis Sebelum dan Sesudah Intervensi Masing-Masing Kelompok ... 56

5.4.2 Uji Komparasi Peningkatan Keseimbangan Dinamis Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada Kedua Kelompok Penerapan ... 57

BAB VI PEMBAHASAN. ... 59

6.1 Karakteristik Sampel ... 59

6.2 Distribusi dan Varians Sampel ... 62

6.3 Intervensi Foot Muscle Strengthening Dapat Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pada Anak Dengan Flexible Flatfoot ... 62

6.4 Intervensi Foot Muscle Strengthening Dan Kinesiotaping Dapat Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pada Anak Dengan Flexible Flatfoot ... 64

6.5 Kombinasi Intervensi Foot Muscle Strengthening Dan Kinesiotaping Lebih Efektif Daripada Foot Muscle Strengthening Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pada Anak Dengan Flexible Flatfoot ... 65

6.6 Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 71

7.1 Simpulan ... 71

7.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(6)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ankle Ligament ... 7

Gambar 2.2 Flatfoot ... 19

Gambar 2.3 Heel Cord Stretch ... 24

Gambar 2.4 Heel Cord Stretch With Bent Knee ... 25

Gambar 2.5 Calf Raises... 26

Gambar 2.6 Towel Curls ... 27

Gambar 2.7 Wall Sits Resistance Band ... 27

Gambar 2.8 Aplikasi Kinesiotaping Pada Ankle ... 32

Gambar 2.9 Balance Beam Walking Test ... 34

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ... 36

Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 38

(7)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kategori IMT ... 45 Tabel 4.2 Penilaian Beam Balance Walking Test ... 48 Tabel 5.1 Distribusi Data Sampel ... 53 Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Peningkatan Keseimbangan

Dinamis Sebelum dan Sesudah Intervensi ... 54 Tabel 5.3 Uji Kompatibilitas ... 55 Tabel 5.4.1 Uji Beda Rerata Peningkatan Keseimbangan Dinamis Sebelum dan

Sesudah Intervensi Masing-Masing Kelompok... 56 Tabel 5.4.2 Uji Komparasi Peningkatan Keseimbangan Dinamis Sebelum dan

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu upaya dalam membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin. Dalam kehidupan seorang anak membutuhkan keseimbangan. Kestabilan dalam kontrol postur dan keseimbangan merupakan komponen integral dari semua kemampuan motorik dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dan aktivitas olahraga. Kaki mengambil tanggung jawab penting untuk menerima berat seluruh tubuh dan pada saat yang sama harus menstabilkan individu dalam perubahan kondisi postural dan lingkungan. Salah satu masalah pada anak yang menyebabkan keseimbangan dinamiknya sering terganggu adalah flatfoot (Austad et al., 2007).

Keseimbangan adalah faktor penting dari kebugaran fisik yang diperiksa secara statis dan dinamis. Keseimbangan merupakan komponen penting dalam aktivitas motorik dan kontrol postural. Kemampuan kontrol postural untuk menjaga keseimbangan dalam medan gravitasi melalui kontinuitas atau kembali ke pusat gravitasi yang terletak dari luar tubuh. Baru-baru ini, para ilmuwan telah menyarankan bahwa keseimbangan tidak hanya keterampilan atau kemampuan, tetapi merupakan aspek dari suatu aktivitas tertentu yang melibatkan berbagai proses. Untuk menstabilkan tubuh, kebutuhan untuk sistem kontrol postural yang membantu untuk menjaga tubuh seimbang. Kontrol postural adalah koordinasi kompleks antara informasi sensorik dan aktivitas biomekanik dan aktivitas otot

(9)

2

terhadap gaya eksternal. Kehilangan masing-masing faktor dapat meningkatkan ayunan postural dan mengurangi kemampuan untuk mempertahankan kontrol dari sebagian atau seluruh tubuh dalam kegiatan olahraga, sistem somatiksensoris, sistem visual, sistem vestibular dan aktivitas otot yang terlibat dalam menjaga kontrol dari postural dan kognitif. Keseimbangan terganggu ketika salah satu sistem sensorik visual, sistem vestibular dan sistem transfer somatosensorik data yang tidak benar atau sistem saraf pusat terganggu. Faktor operasional yang mempengaruhi stabilitas postural adalah kelemahan otot, lingkup gerak sendi. Keseimbangan yang baik diperlukan untuk banyak aktivitas hidup sehari-hari dan menjadi lebih penting saat melakukan aktivitas fisik yang berhubungan dengan COM (Centre of Mass) (Mehralitabar et al., 2016).

Hambatan berjalan pada anak dalam masa tumbuh kembang akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan anak, dimulai dari gangguan bergerak aktif, bermain, aktivitas sehari-hari sampai berdampak menurunnya produktivitas anak. Anak menjadi tidak aktif, tidak bergairah, lesu dan malas. Pada masa tumbuh kembang anak, sebagian besar telapak kaki anak mengalami penebalan jaringan lunak pada sisi dalamnya (medial), keadaan ini akan menurun seiring dengan masa pertumbuhannya. Salah satu kelainan/gangguan yang dapat menyebabkan hambatan berjalan adalah flatfoot (Homayouni et al., 2015). Flatfoot adalah bentuk telapak kaki datar disebabkan lengkungan tulang-tulang menjadi lebih rata, ini bisa terjadi akibat luka pada kaki dan mata kaki atau timbul karena gangguan keseimbangan yang terjadi akibat sebab traumatik atau perubahan sikap tubuh seperti pada deformitas (perubahan bentuk) tulang belakang, pelvis atau anggota

(10)

3

bawah (Indardi, 2015). Patologi flatfoot dianggap mengalami perkembangan dan sering terlihat pada anak-anak pada dekade pertama kehidupan. Usia merupakan faktor prediktif untuk flatfoot pada anak-anak, dan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kemungkinan flatfoot meningkat dengan bertambahnya usia (4-6) (Homayouni et al., 2015). Flatfoot pada anak dianggap sebagai salah satu alasan paling umum untuk patologi konsultasi pediatrik yang sering dikaitkan dengan permintaan mendesak untuk pengobatan. Insidensi kasus flatfoot pada anak hanya 3% dari populasi orang dewasa. Jumlah populasi anak di dunia yang mengalami flatfoot sekitar 20-30% anak. Prevalensi anak dengan kelainan bentuk kaki di Taiwan pada tahun 2006 dari 18.006 anak usia 6-12 tahun yang mengalami kaki datar sekitar 2499 atau 13,88% anak, dan kaki dengan arkus tinggi sekitar 237 atau 1,32% anak (Wardanie, 2013). Dari studi pendahuluan yang sudah dilakukan terdapat 30 anak dari 120 siswa kelas 4,5,dan 6 di SDN 5 Padangsambian yang mengalami flatfoot (Sonia et al., 2015). Flexible flatfoot dianggap variasi dari kaki normal. Sebagian besar anak-anak dilahirkan dengan sangat sedikit lengkungan pada kaki. Ketika mereka tumbuh dan berjalan, jaringan lunak di sepanjang bagian bawah kaki akan mengencang yang secara bertahap membentuk lengkungan kaki. Anak-anak dengan flexible flatfoot sering tidak dimulai dengan perkembangan sebuah arkus kaki sampai usia 5 tahun atau lebih. Beberapa anak tidak pernah mengalami perkembangan arkus. Jika terus berlanjut ke masa remaja, anak mungkin mengalami nyeri di sepanjang kaki bagian bawah (Daniel et al., 2015). Anak yang mengalami flatfoot perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, agar segera diketahui sejak dini

(11)

4

permasalahannya dan segera dapat diberikan terapi yang tepat. Bergerak aktif, bermain dan beraktifitas memerlukan dukungan fungsi anggota gerak dan koordinasi secara optimal (Siswiyanti et al., 2013).

Maka dari itu untuk meningkatkan keseimbangan dinamis pada flexible flatfoot diperlukan intervensi foot muscle strengthening dan kinesiotaping. Foot muscle strengthening merupakan latihan penguatan yang berfokus pada otot-otot kaki. Foot muscle strengthening bertujuan untuk mencegah cedera pada kaki, meningkatkan keseimbangan aktivitas fisik pada anak dan meningkatkan endurance dan power pada otot. Jika foot muscle strengthening yang diberikan tidak cocok secara anatomi dengan tubuh maka akan terjadi overtraining (Hongu et al., 2015). Oleh karena itu diperlukan stabilisasi dengan menggunakan kinesiotaping. Kinesiotaping merupakan metode yang bertujuan untuk memfasilitasi proses penyembuhan tubuh secara alami yang dimana prosesnya memberikan dukungan dan stabilisasi pada otot dan sendi tanpa membatasi gerakan tubuh (Chown and Innamorato, 2016).

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan efektivitas kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dengan foot muscle strengthening terhadap peningkatan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.

(12)

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Apakah intervensi foot muscle strengthening dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot?

2. Apakah intervensi kombinasi foot muscle strengthening dengan kinesiotaping dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot?

3. Apakah intervensi kombinasi foot muscle strengthening dengan kinesiotaping lebih baik daripada foot muscle strengthening dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membuktikan kombinasi foot muscle strengthening dan kinesiotaping lebih baik daripada foot muscle strengthening dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot. 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui intervensi foot muscle strengthening dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.

2. Untuk mengetahui kombinasi intervensi foot muscle strengthening dan kinesiotaping dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan flexible flatfoot.

(13)

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat keilmuan (Teoritis)

1. Merupakan aplikasi dari teori fisioterapi dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

2. Dapat memberikan kontribusi akademis tentang konsep peningkatan keseimbangan anak pada kasus flexible flatfoot yang dilakukan secara konservatif khususnya menggunakan foot muscle strengthening dengan kinesiotaping.

3. Dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberi pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi masyarakat untuk lebih memahami intervensi dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak dengan kondisi flexible flatfoot.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Strategi Konservasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Variabilitas Iklim di DAS Cisangkuy Citarum Hulu adalah

Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pemerintahan Daerah;. PPK Pekerjaan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pemerintahan Daerah;

Padahal dengan aplikasi teknologi pengolahan hasil pertanian maka nilai tambahnya dari segi ekonomi meningkat, tahan lama dalam penyimpanan atau dapat disimpan

[r]

In analyzing struggle to make dream come true in Arthur Golden’s Memoirs of a Geisha movie, the writer applies qualitative research that express individual

suatu keluarga akan menjadi memori hidup, di dalam momen yang baik atau.. bahkan momen yang buruk