• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MODEL HANNAFIN AND PECK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK SISWA KELAS XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MODEL HANNAFIN AND PECK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK SISWA KELAS XI SMA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

DENGAN MODEL HANNAFIN AND PECK

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Dewa Putu Ananda Kusuma

1

, Desak Putu Parmiti

2

, Wayan Romi Sudhita

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {theywananda@gmail.com

1

, desakparmiti@yahoo.com

2

,

romisudhita@yahoo.com

3

}

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yaitu kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, menguji validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif bahasa Inggris untuk siswa kelas XI SMA, dan mengetahui efektivitas penggunaan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas XI SMA. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, dengan model Hannafin and Peck. Penelitian ini melibatkan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan masing-masing sebanyak 24 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode pencatatan dokumen, kuesioner dan tes. Data yang didapatkan dari metode pencatatan dokumen, dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data dari metode kuesioner, dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Sedangkan data dari metode tes dianalisis secara statistik inferensial. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dirancang berdasarkan flowchart dan storyboard. Hasil evaluasi ahli isi 100% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli desain 88% berkualifikasi baik. Hasil evaluasi ahli media 81,8% berkualifikasi baik. Hasil uji perorangan 90,6 % berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil 91,3% berkualifikasi sangat baik. Hasil uji lapangan 90,2% berkualifikasi sangat baik. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung 11,02. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Inggris siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Nilai rata-rata setelah menggunakan media (81,67) lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (61,88).

Kata kunci: multimedia pembelajaran interaktif, Bahasa Inggris, dan hasil belajar

Abstrak

This study was based on sort of difficulties concerning on the lack utilization of relevan learning media. The purpose of the study itself was to describe the design of the development of interactive learning multimedia, to examine the validity of the result gained from the development of interactive English language learning multimedia for senior high school students grade XI, and to find out the effectivity of the use of the development of interactive learning multimedia toward the learning

(2)

outcomes of English subject for senior high school students grade XI. The type of this was categorized as developmental study and based on research model by Hannafin and Peck. This study involved the 24 students from grade XI at SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan. The data collection in this study was done through document writing, questionnaire, and test. By using document writing method, the data gained was analyzed in descriptive-qualitative way. The data gained from the questionnaire was analyzed in both descriptive-qualitative and descriptive-quantitative ways. Meanwhile the data gained from the test was analyzed through statistic inferential method. Development of that multimedia was be programed by flowchart and storyboard. The result of the evaluation from the content-expert stood 100% at very good qualification level. Then, the result of the evaluation from the design-expert was at 88% of good qualification level. The result of the evaluation from the media-expert was at 81.8% of good qualification level. On the result of individual evaluation, 90.6% was noted at good qualification level. Then on the result of small group discussion, 91.3% was at good qualification level. Furthermore, the result of field evaluation indicated 90.6% was at very good qualification level. Based on manual calculation on the students’ learning outcomes, the result of t-test showed 11.02 points. On the other hand, the t-table value on 5% of significancy level was 2.021. Thus, the value of t-test was bigger than the t-table value, and therefore H0 was not accepted, while H1 was accepted. As the result, there was a significant difference on the students’ learning outcomes on English subject before and after using the interactive learning media. The students’ average score after using the media was 81.67 or higher than before the media was used, which was only 61.88.

Key word: Multimedia Interactive Learning, English Language, Learning outcome

PENDAHULUAN

Di era globalisasi perkembangan

teknologi informasi beberapa tahun

belakangan ini berkembang dengan cukup pesat, sehingga perkembangan teknologi informasi telah mengubah paradigma

masyarakat dalam mencari dan

mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik. Sumber-sumber informasi lainnya, salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti

dengan perkembangan teknologi ini

adalah bidang pendidikan. Pada dasarnya

pendidikan merupakan suatu proses

komunikasi dan informasi dari pendidik

kepada peserta didik yang berisi

informasi-informasi pendidikan, yang

memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana

penyajian ide, gagasan dan materi

pendidikan serta peserta didik itu sendiri. Dalam pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sarana yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran yang lebih dinamis dan bermutu. Namun yang lebih penting bagaimana penggunaan teknologi mampu menjadikan pembelajaran yang menarik

dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

Penerapan tujuan pendidikan tidak terlepas dari pelaksanaan proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas. Keberhasilan belajar mengajar dikelas di pengaruhi oleh beberapa hal yang saling berhubungan yaitu: guru, siswa, metode, sarana dan prasarana, kurikulum, serta orang tua dan lingkungan. Dalam proses belajar mengajar, pada prinsipnya guru harus bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa pada umumnya memiliki

kemampuan dan karakteristik yang

berbeda-beda, oleh karena itu perlu adanya suatu bentuk/sarana pembelajaran yang dapat menjembatani perbedaan setiap individu tersebut sehingga proses

belajar mengajarpun dapat berjalan

secara efektif dan efisien.

Perkembangan teknologi sangat

berpengaruh dalam meningkatkan proses belajar. Pembelajaran yang masih sering

ditemui di sekolah adalah pola

pembelajaran konvensional. Pola

pembelajaran konvensional ini

menggunakan media tunggal berupa buka teks pelajaran yang membuat pelajaran

(3)

Disamping itu, dalam pola pembelajaran konvensional, siswa akan cepat merasa bosan karena pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu hanya terfokus pada guru. Dalam hal ini, perlu adanya inovasi dalam sebuah pembelajaran. Pengajar dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar. Untuk itu pengajar harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran. Dengan demikian, multimedia sangat membantu proses belajar mengajara demi terciptanya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Penerapan multimedia pembelajaran

interaktif merupakan salah satu upaya yang dapat dipergunakan oleh guru dan pihak sekolah dalam membantu proses belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah atau disebut juga pembelajaran mandiri.

SMA Negeri 1 Kerambitan

Tabanan merupakan salah satu sekolah yang terletak di kecamatan Kerambitan,

kabupaten Tabanan dengan latar

belakang siswa yg berbeda. Dari hasil observasi memperlihatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Kerambitan dalam

mempelajari mata pelajaran bahasa

Inggris masih rendah. Hal tersebut terlihat

dari rekapitulasi nilai siswa tahun

2013/2014 di mana 13 (tiga belas) dari total 24 (dua puluh empat) siswa rata-rata masih memperoleh nilai rendah yaitu 6.96 sehingga tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu 75.

Menurut Bapak I Gede Putu

Widarmana, S.Pd, yang merupakan salah seorang guru mata pelajaran bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Kerambitan mengatakan bahwa kurangnya minat belajar siswa dalam mempelajari bahsa inggris dikarenakan pola pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Media pembelajaran yang digunakan untuk pelajaran bahasa Inggris masih berupa media sederhana berupa

gambar maupuun audio. Kurangnya

pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam melaksanakan proses

pembelajan bahasa Inggris juga

mengakibatkan siswa cepat merasa

bosan.

Dilihat dari potensi sumber daya manusia yang dimiliki SMA Negeri 1 Kerambitan, para guru dan siswa sudah mampu dalam mengoprasikan komputer. Pihak guru sudah sering mempergunakan komputer termasuk guru bahasa Inggris. Dari pihak siswa sebagian besar sudah tidak asing lagi dengan komputer bahkan sudah banyak yang pernah mengakses internet. Namun sarana komputer dan LCD (liquid-crystal display) proyektor yang ada di SMA Negeri 1 Kerambitan hanya digunakan untuk menampilkan media

presentasi. Terkait dengan proses

pembelajaran, siswa juga sudah pernah

menggunakan laboratorium untuk

melaksanakan proses pembelajaran,

hanya saja media pembelajaran yang

digunakan sebagian besar media

presentasi. Media lain yang digunakan secara mandiri masih jarang ditemukan di SMA Negeri 1 Kerambitan.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka dirasa layak untuk melaksanakan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai

tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan. Oleh karena itu penulis

mengambil judul “Pengembangan

Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Model Hannafin and Peck dalam Pelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas XI Di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014”

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka adapun permasalahan yang muncul untuk dijadikan dasar pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan model Hannafin and Peck dalam pelajaran

bahasa Inggris di SMA Negeri 1

Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014? (2) Bagaimana validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif bahasa Inggris dengan model Hannafin and Peck untuk siswa kelas XI IPB dalam pelajaran bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014? (3) Bagaimanakah

(4)

Pembelajaran terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas XI IPB di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014?

Tujuan yang diharapkan dari

penelitian pengembangan ini adalah untuk

(1) Mendeskripsikan desain

pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan menggunakan model Hannafin and Peck dalam pelajaran

bahasa Inggris di SMA Negeri 1

Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) Menguji validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif bahasa Inggris dengan model Hannafin and Peck dalam pelajaran bahasa Inggris untuk siswa kelas XI IPB di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun

Pelajaran 2013/2014 menurut hasil

evaluasi para ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba

lapangan. (3) Mengetahui efektivitas

penggunaan multimedia pembelajaran

terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini adalah model Hannafin and Peck. Model Hannafin dan Peck adalah model desain pengajaran yang terdiri dari tiga fase yaitu fase analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck, 1988).

Model ini adalah model desain

pembelajaran berorientasi produk.

Penelitian ini menggunakan tiga

metode pengumpulan data yaitu (1) metode pencatatan dokumen, (2) metode kuesioner dan (3) metode tes.

Menurut Agung (2012) metode

pencatatan dokumen adalah metode

pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan segala macam dokumen

dan melakukan pencatatan secara

sistematis. Pada penelitian ini pencatatan dokumen dilakukan dengan membuat laporan tentang tahap-tahap yang telah

dilakukan dalam mengembangkan produk multimedia interaktif. Pada penelitian ini,

metode pencatatan dokumen

menggunakan instrumen pengumpulan data berupa agenda kerja. Hasil dari

agenda kerja adalah laporan

pengembangan produk. Metode kuesioner

digunakan untuk mengukur validitas

multimedia pembelajaran interaktif dan metode tes digunakan untuk mengukur

efektivitas penggunaan multimedia

pembelajaran interaktif.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket. Instrumen yang digunakan antara lain instrumen untuk validasi ahli isi mata pelajaran, validasi ahli desain pembelajaran, validasi ahli media pembelajaran, instrumen untuk uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu (1) teknik analisis deskriptif kualitatif, (2) teknik analisis deskriptif kuantitatif dan (3) teknik analisis statistik inferensial.

Analisis deskriptif kuantitatif

digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor.

Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.

Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektivan produk terhadap hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan, sebelum

dan sesudah menggunakan produk

pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-pre-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan.

Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test

dan post-test. Pengujian hipotesis

digunakan uji t berkorelasi dengan

penghitungan manual. Sebelum

(5)

dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan

mencatat tahap-tahap yang telah

dilakukan sesuai dengan model Hannafin and Peck.

Tahap pertama adalah fase analisis kebutuhan. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan diketahui bahwa kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang relevan. Selain itu ditemukan siswa yang merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Inggris karena guru lebih sering

belajar dalam kelas dan masih

menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris. Selain fasilitas LCD Proyektor dan tape recorder yang disediakan di lingkungan SMA Negeri 1 Kerambitan juga memiliki lab komputer.

Lab Komputer yang ada di SMA Negeri 1 Kerambitan memang lebih sering digunakan untuk pembelajaran TIK. Masih jarang guru yang memamnfaatkan lab

komputer dalam membantu proses

pembelajaran untuk mata pelajaran lain khususnya pelajaran bahasa inggris. Apalagi pada saat ini, TIK sudah tidak termasuk kedalam mata pelajaran jadi pemaanfaatan lab komputer dalam proses pembelajaran menjadi berkurang. Maka

dari itu peneliti mengembangkan

multimedia interaktif sebagai sarana

dalam membantu proses pembelajaran yang dapat digunakan pada lab komputer.

Untuk itu diputuskan pengembangan media Interactive English Learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas XI dengan materi yang direkomendasikan oleh guru mata Bahasa Inggris yaitu Narrative text, Spoof Text dan Hortatory Exposition Text. Pengembangan media Interactive English Learning dilakukan agar penyampaian materi menjadi lebih

cepat, mudah serta proses belajar

terintegrasi teknologi informasi dan

komunikasi yang menyenangkan.

Tahap kedua adalah fase desain. Pada tahap desain ini membuat flowchart dan storyboard. Flowchart bertujuan untuk menspesifikasikan alur kerja media dari

tahap pembuka hingga penutup.

Sedangkan Storyboard adalah

serangkaian skema yang dibuat berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diurutkan untuk multimedia interaktif. Dalam kata lain storyboard dapat diartikan sebagai urutan yang berisikan tentang penjelasan dari masing-masing alur dalam

flowchart. Pembuatan storyboard

bertujuan untuk mempermudah tampilan desain dan pengaturan tata letak konten di dalam media.

Tahap ketiga adalah fase

pengembangan dan implementasi.

Kegiatan pada tahap pengembangan yaitu pengumpulan bahan (materi pelajaran,

gambar-gambar pendukung, animasi,

pengetikan, dan lain-lain). Kegiatan ini

merupakan perakitan

media/penggabungan seluruh bahan

seperti materi pelajaran, gambar, animasi,

teks, audio serta dengan bantuan

menggunakan program adobe flash CS3. selanjutnya pada tahap implementasi

dilakukan validasi terhadap media

Interactive English Learning oleh ahli isi mata pelajaran Bahasa Inggris, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa melalui uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Pelaksanaan validasi dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap expert review, hingga tahap uji coba yang dilakukan oleh siswa. Validasi ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan media Interactive English Learning yang dikembangkan.

Selnjutnya setelah media

mendapatkan hasil validasi kemudian

dilakukan evaluasi formatif terhadap

media Interactive English Learning yang dikembangkan. Evaluasi formatif dilakukan secara bertahap, sesuai tahapan validasi yang ada. Jika dalam pelaksanaan validasi terdapat komentar dan saran-saran dari masing-masing subjek coba,

(6)

maka media akan direvisi terlebih dahulu, sebelum diujikan ke tahap selanjutnya.

Perolehan skor yang didapat dari ahli isi mata pelajaran adalah 100% yang berada pada kualifikasi sangat baik, perolehan skor yang didapat dari ahli media pembelajaran adalah 88% yang

berada pada kualifikasi baik, dan

perolehan skor yang didapat dari ahli media pembelajaran adalah 81,8% yang berada pada kualifikasi baik pula.

Setelah produk tersebut direvisi

sesuai saran dan masukan dari para ahli, maka produk tersebut dapat diuji cobakan ke siswa. Uji coba yang dilakukan yaitu (1) uji coba perorangan, (2) uji coba kelompok kecil, (3) uji coba lapangan.

Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan jumlah responden sebanyak 3 (tiga) orang. Dari analisis data dan analisis komentar yang

diberikan responden saat uji coba

perorangan, diperoleh persentase

jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 90,6% dan berada pada kualifikasi sangat baik.

Pada uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan sebanyak 10 (sepuluh) siswa. Dari data yang diperoleh, persentase

tingkat pencapaian multimedia

pembelajaran mandiri pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 91,3% dan berada pada kualifikasi sangat baik.

Multimedia pembelajaran interaktif ini ditayangkan kepada 24 (dua puluh empat) orang siswa kelas XI IPB dan langsung memberikan penilaian melalui angket yang

sudah disediakan. Dari data yang

diperoleh, persentase tingkat pencapaian multimedia pembelajaran mandiri pada saat uji coba lapangan memperoleh nilai sebesar 90,2% dan berada pada kualifikasi baik.

Efektivitas pengembangan multimedia

Interactive English Learning telah

dilakukan dengan metode tes. Dalam penelitian ini di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 24 (dua puluh empat) orang peserta didik kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan melalui pre-test dan post-test.

Nilai rata-rata pre-test sebesar 61,88 dan nilai rata-rata post-test sebesar 81,67. Berdasarkan nilai pre-test dan post-test 24 (dua puluh empat) siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkolerasi

secara manual. Sebelum pengujian

hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians.

Setelah dilakukan penghitungan

secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,57. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 24 + 24 – 2 = 46. Harga t tabel untuk db 46 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,021. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini

berarti, terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar Bahasa Inggris siswa antara sebelum dan sesudah

menggunakan multimedia Interactive

English Learning.

Pembahasan dalam penelitian

pengembangan ini membahas hasil-hasil

pengembangan untuk menjawab

pertanyaan dalam Pengembangan

Multimedia Pembelajaran Interaktif

dengan Model Hannafin and Peck dalam Pelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas XI Di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan

Tahun Pelajaran 2013/2014. Secara

umum ada 3 pertanyaan ilmiah yang harus dijawab dalam penelitian pengembangan multimedia Interactive English Learning,

yaitu 1) Bagaimana desain

pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan model Hannafin and Peck dalam pelajaran bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014? 2) Bagaimana validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif bahasa Inggris dengan model Hannafin and Peck untuk siswa kelas XI IPB dalam pelajaran

bahasa Inggris di SMA Negeri 1

Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014? 3) Bagaimanakah efektivitas

penggunaan Media Pembelajaran

terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas XI IPB di SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014?

(7)

Pembahasan pertama, Desain

pengembangan multimedia Interactve

English Learning telah dilakukan dengan

metode pencatatan dokumen.

Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan

pengembangan produk. Laporan

pengembangan produk didesain sesuai tahapan-tahapan model Hannafin and Peck. Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini menghasilkan flowchart dan storyboard. Desain flowchart bertujuan untuk menspesifikasikan alur kerja media dari tahap pembuka hingga penutup sedangkan storyboard ini dibuat sebagai gambaran isi dari multimedia pembelajaran interaktif yang akan dibuat. Desain storyboard mencakup tentang penempatan (tata letak), pewarnaan dan ukuran teks.

Berdasarkan paparan desain

flowchart dan storyboard yang berkaitan

dengan tahapan pengembangan,

penempatan (tata letak), pewarnaan dan ukuran teks sudah didesain sesuai dengan karakteristik multimedia yang baik, maka desain tersebut jelas digunakan untuk

mengembangkan sebuah produk

multimedia Interactive English Learning untuk kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan.

Pembahasan kedua, Validitas hasil

pengembangan multimedia Interactive

English Learning telah dilakukan dengan metode kuesioner. Berdasarkan uji coba

yang telah dilakukan, menghasilkan

instrumen berupa angket hasil evaluasi ahli isi, hasil evaluasi ahli desain pembelajaran, hasil evaluasi ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.

Hasil yang diperoleh pada saat uji ahli isi melalui instrumen berupa angket yaitu 100% dan berada pada kualifikasi sangat

baik. Persentase tingkat pencapaian dari

ahli desain pembelajaran untuk multimedia pembelajaran interaktif memperoleh nilai sebesar 88% dengan kualifikasi baik. Ahli desain juga memberikan tambahan dan saran perbaikan yaitu: pada cover CD bagian belakang, ditambahkan nama pembimbing, nama ahli isi mata pelajaran, nama ahli desain pembelajaran, dan nama

ahli media pembelajaran agar media yang

dibuat dapat dipertanggungjawabkan

validannya.

Persentase tingkat pencapaian dari ahli media pembelajaran untuk multimedia pembelajaran interaktif memperoleh nilai sebesar 81,8% dengan kualifikasi baik. Ahli media pembelajaran juga memberikan saran perbaikan sebagai berikut: 1) pada cover belakang salah terdapat kesalahan ketik, 2) pada cover belakang, paparkan SK dan KD, 3) Pada Cover CD belakang screen shot program diperjelas, 4) tombol kontrol musik/suara terbalik. On diganti dengan Off dan sebaliknya, 5) tombol skip tidak bekerja, 6) Pada halaman menu utama narrative text, spoof text dan hortatory exposition ditempatkan dalam tab materi/material, dan 7) Tombol “help” sebaiknya muncul di setiap halaman dari awal sampai akhir.

Dari hasil uji coba perorangan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 90,6 % dan berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 91,3% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji coba lapangan memperoleh nilai sebesar 90,2% dan berada pada kualifikasi sangat baik.

Pembahasan ketiga, Efektivitas

pengembangan multimedia Interactive

English Learning telah dilakukan dengan metode tes. Dalam penelitian ini di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 24 (dua puluh empat) orang peserta didik kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan melalui test dan post-test. Berdasarkan nilai pre-test dan post-pre-test 24 (dua puluh empat) orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi.

Rata-rata nilai pretest adalah 61,88 dan rata-rata nilai posttest adalah 81,67. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar

11,57. Kemudian harga t hitung

dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 24 + 24 – 2 = 46. Harga t tabel untuk db 46 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,021. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini

(8)

berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Inggris siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif.

Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan, nilai rata-rata post-test peserta didik 81,67 berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Bahasa Inggris sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean post-test yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pre-test, dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Desain pengembangan multimedia

Interactive English Learning ini

menghasilkan Flowchart dan storyboard. Desain Flowchart mencakup gambaran alur kerja multimedia Interactive English Learning dari tahap pembuka hingga penutup. Desain storyboard mencakup tentang layout/ tata letak, pewarnaan dan ukuran teks yang sudah sesuai dengan teori desain yang mendukung. Sehingga

desain ini jelas digunakan untuk

mengembangkan sebuah produk

Multimedia Interactive English Learning untuk kelas XI IPB semester genap di SMA Negeri 1 Kerambitan.

Validitas hasil pengembangan

multimedia Interactive English Learning yaitu (1) menurut ahli isi berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 100%, (2) menurut ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 88%, (3) menurut ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 81,8%, (4) berdasarkan uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 90,6%, (5) berdasarkan uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 91,3%, dan (6) berdasarkan uji coba lapangan berada pada kualifikasi baik yaitu 90,2%,. Dengan demikian multimedia pembelajaran interaktif ini valid.

Multimedia Interactive English

Learning telah diuji keefektivannya. Rata-rata nilai pretest adalah 61,88 dan Rata- rata-rata nilai posttest adalah 81,67. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,02. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 24 + 24 – 2 = 46. Harga t tabel untuk db 46 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,021. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Inggris siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media Interactive

English Learning. Dengan demikian

multimedia pembelajaran interaktif ini dikatakan efektif ditinjau dari uji efektivitas yang telah dilakukan.

Berdasarkan simpulan, adapun saran

yang disampaikan berkaitan dengan

pengembangan multimedia pembelajaran interktif ini adalah sebagai berikut.

Bagi Siswa, multimedia Interactive English Learning ini telah tervalidasi dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka disarankan bagi siswa untuk

menggunakan multimedia Interactive

English Learning ini secara mandiri, sehingga siswa dapat mempelajarinya kapan pun dan dimana pun.

Bagi Guru, multimedia Interactive English Learning ini diterapkan lebih lanjut

dalam proses pembelajaran dan

menyesuaikan dengan adaptasi kurikulum 2013 terlebih lagi penguasaan di bidang IT nya, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Bagi Peneliti Lain, penelitian ini dilakukan dan dilewati dengan lancar, sehingga disarankan bagi peneliti lain agar menggunakan model Hannafin and Peck dalam mengembangkan produk sejenis. Multimedia Interactive English Learning ini telah teruji validitas dan efektivitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.

(9)

Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya dan

setulus-tulusnya kepada yang terhormat :

1) Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah

memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

2) Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,

selaku Ketua Jurusan Teknologi

Pendidikan yang telah memberikan motivasi petunjuk dalam pembuatan skripsi ini.

3) Dr. Desak Putu Parmiti, M.S., selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 4) Drs. I Wayan Romi Sudhita, M.Pd.,

selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5) Para dosen di Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan

Ganesha yang telah banyak

memberikan motivasi dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

6) Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku ahli desain yang telah membantu validasi Media Pembelajaran.

7) I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd.,

selaku ahli media yang telah

membantu validasi Media

Pembelajaran.

8) I Gede Putu Widarmanan, S.Pd., selaku ahli isi yang telah membantu validasi Media Pembelajaran.

9) I Wayan Sueca, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian mengenai uji coba media pembelajaran.

10) Semua siswa kelas XI IPB SMA Negeri 1 Kerambitan Tabanan yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.

11) Rekan-rekan mahasiswa Fakultas

Ilmu Pendidikan yang telah banyak

memberikan dukungan dan

bantuannya dalam pelaksanaan

penelitian ini.

12) Semua pihak yang telah banyak

membantu dalam pelaksanaan

penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Noname, 2008 Bahasa Iinggris Sebagai Bahasa Universal. Tersedia pada

http://penerjemahan.blogspot.com/20

12/05/bahasa-inggris-sebagai-bahasa-universal.html. (diakses

tanggal 25 November 2013)

Agung, A.A.Gede. 2012. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha. Aka, Kukuh Andri. “MODEL – MODEL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick

and Carry), Borg and Gall, 4D”.

Tersedia pada

http://belajarpendidikanku.blogspot.co m/MODEL–MODEL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick and Carry), Borg and Gall, 4D.htm (diakses pada tanggal 1 Januari 2014)

Arsyad, Azhar. 2011. Media

Pembelajaran. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Asyhar, H. Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jakarta: Referensi Bernadus, Nixon. ”Pengaruh Penggunaan

Media Belajar Terhadap Motivasi

Belajar Siswa”. Tersedia pada

http://nixonbernadus.blogspot.com/20

12/09/makalah-pengaruh-penggunaan-media.html. (diakses

tanggal 25 November 2013)

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Hamalik, Oemar, 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Kertih, I Wayan. 2011. Pedoman

(10)

Program Sarjana dan Diploma Undiksha. Singaraja: UNDIKSHA. Koyan, I W. 2011. Statistik Asesmen

Dalam Pendidikan. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha. ---. 2012. Statistik Pendidikan: Teknik

Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Mayang, Abdul Rahut. Desain

Pembelajan. Tersedia pada

http://jamal- alfath.blogspot.com/2011/06/desain-pembelajaran.html (Diakses tanggal 30 Desember 2013)

Pribadi, B. A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran (cetakan 1). Jakarta: dian rakyat

Putra, I Gusti Ngurah Agung Dharma.

2013. Pengembangan Multimedia

Interaktif dengan implementasi Model Addie “Pengenalan Alfabet” Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 di SDN 2 Blabatuh. Undiksha

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A.

& Rahardjito. 2006. Media

Pendidikan; Pengertian,

Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Santyasa, I W. 2009. Metode Penelitian

Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul (Tidak

diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Sudarma, I Komang dan Gde Putu Arya Oka. 2008. Teknik Produksi &

Pengembangan Multimedia

Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sudatha, I Gde Wawan dan I Made Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suyanto. 2005. Multimedia “Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Yogyakarta: Andi

Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan

Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Wikipedia, Multimedia. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia (Diakses tanggal 26 November 2013) Yuliandari and Mahendra. Skema Model

Pengembangan Pendidikan. Tersedia pada

http://mahendracollage.blogspot.com/

2011/04/skema-model-pengembangan-pendidikan.html.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan UUJN yang baru tersebut Peraturan Jabatan Notaris (PJN) yang lama mendefenisikan Notaris sebagai Pejabat Umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “OPTIMASI FORMULA SEDIAAN SMEDDS ( SELF-MICROEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM ) EKSTRAK KLOROFORM DAUN

Sesuatu yang abnormal pada individu; suatu penyebab yang mengakibatkan perubahan pada struktur atau fungsi tubuh Kehilangan atau abnormalitas pada struktur fisiologis,

Hasil pengamatan hilal yang dilakukan pada tanggal 24 Juni 2017 pukul 17.43 di stasiun Geofisika Kupang berhasil diperoleh gambar bulan baru (new moon) 1 Syawal 1438H..

Pada uji disolusi, tablet isoniazid yang menggunakan pati sitrat F1 80,15%, F2 80,78%, dan F3 81,23% memenuhi persyaratan uji disolusi menurut Farmakope Indonesia

Hal ini mengakibatkan terhambatnya kelancaran produksi, namun bila kondisi ini diatasi dengan beroperasi menggunakan bahan bakar minyak, maka akan berdampak pada

Ia kutip Kitab Suci untuk menunjukkan bahwa orang beriman yang mau bermegah harus bermegah di dalarn Tuhan; itulah suatu perasaan bangga yang berpusat pada karya Kristus di dalam

Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,6,