• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

TAHUN 2015

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

(2)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Ikhtisar Eksekutif

KATA PENGANTAR

Dalam UU. No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya dipertegas melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Kementerian/Lembaga harus menyusun Laporan Kinerja (LK), sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Secara internal Kementerian Perindustrian juga telah mengeluarkan Permen, yaitu; Permenperin Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian dan Permenperin Nomor 75/M-IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian.

Penyusunan LK Tahun 2015 bertujuan untuk mengetahui tercapainya target pada unit kerja di lingkungan BPKIMI yaitu keberhasilan capaian yang terukur setiap tahunnya, berdasarkan Rencana Kinerja yang disusun tahun 2015 disamping peran strategisnya dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis riset. Berpedoman kepada mekanisme yang berlaku, penyusunan LK BPPI tahun 2015, mengacu kepada Renstra dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perindustrian. LK berisikan informasi tentang kinerja yang telah dicapai dalam satu tahun dengan rincian PAGU DIPA BPKIMI TA. 2015.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dibuat agar dapat menjadi informasi dan sebagai bahan evaluasi bagi Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPKIMI dan Unit Kerja yang terkait.

Jakarta, Februari 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri,

(3)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Ikhtisar Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian di bidang penelitian dan pengembangan industri yang mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Selama Tahun 2015, BPPI telah menjalankan program dan kegiatan sesuai dengan TUSI yang diamanahkan dalam rangka untuk mendukung pembangunan industri Nasional. Berikut kinerja BPPI selama tahun 2015.

Sasaran Strategis BPKIMI Tahun 2015 terdiri dari :

1. Meningkatnya investasi sektor industri, dengan indikator kinerja yaitu Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas, dengan realisasi sebesar 8 % atau capaian sebesar 153,85%; 2. Meningkatnya penerapan standar, dengan capaian indikator kinerja yaitu Penurunan Impor

Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib, , dengan realisasi sebesar 10, 18% atau capaian sebesar 203,6%;

3. Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI, dengan capaian indikator kinerja sebagai berikut:

a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri, dengan realisasi sebanyak 62 hasil litbang atau capaian sebesar 0 %

b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri, dengan realisasi sebesar 49 hasil litbang yang diterapkan atau capaian sebesar 0 %.

c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri, dengan capaiansebanyak 14 usulan paten yang didaftarkan atau sebesar 100 %.

d. Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park, dengan capaian sebanyak 3 balai yang difasilitasi atau sebesar 100 %.

4. Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau, dengan indikator kinerja sebagai berikut :

a. Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi, dengan realisasi sebanyak 24 perusahaan atau capaian sebesar 125 %

b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 12 kebijakan dan infrastruktur atau sebesar 120 %

(4)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Ikhtisar Eksekutif c. Jumlah Industri yang mengikuti Expo Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 13 industri

atau sebesar 108,33 %

5. Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri, dengan indikator kinerja sebagai berikut:

a. Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai, dengan capaian sebanyak 10 peralatan atau sebesar 100,00%;

6. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan kepuasan pelanggan, capaian indeks 3,8 atau sebesar 108,57%.

7. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI, capaian sebanyak 308 orang atau sebesar 112%.

Realisasi anggaran Tahun 2015 untuk mendukung Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri sebesar Rp 532.508.200.319 dari Pagu Rp 579.139.170.000,- atau sebesar 91,95 %, dengan uraian kegiatan sebagai berikut :

1. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Pagu sebesar Rp 6.805.000.000- telah direalisasikan sebesar Rp 5.847.294.730,-atau sebesar 85,93 %;

2. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pagu anggaran sebesar Rp 17.975.400.000,- telah direalisasikan sebesar Rp 13.060.908.767- atau sebesar 72,66%;

3. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup Pagu sebesar Rp 13.489.000.000,- telah direalisasikan sebesar Rp. 11.873.078.648,- atau 88,02%;

4. Penyusunan Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 39.130.949.000,-telah direalisasikan sebesar Rp 34.824.371.856,- atau 88,99%;

5. Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual memiliki Pagu sebesar Rp. 14.351.653.000,- telah direalisasikan sebesar Rp 9.748.650.906,- atau 67,93 %;

6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi yang dilaksanakan 11 Balai Besar mempunyai Anggaran Pagu DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 314.941.820.000 dengan realisasi sebesar Rp 298.469.928.403 atau sebesar 94,77 %;

7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri yang dilaksanakan oleh 11 Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri Anggaran Pagu Dipa sebesar Rp 172.445.348.000,- dan telah direalisasikan sebesar Rp 158.683.967.009,- atau 92,02%.

(5)

Laporan Kinerja Tahun 2013 Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i IKHTISAR EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 1

B. Peran Strategis Organisasi... 3

C. Struktur Organisasi ... 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 6

A. Rencana Strategis BPKIMI ... 6

B. Rencana Kinerja BPKIMI Tahun 2014 ... 12

C. Rencana Anggaran ... 13

D. Dokumen Penetapan Kinerja ... 14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 16

A. Analisis Capaian Kinerja ... 16

B. Akuntabilitas Keuangan ... 40

BAB IV PENUTUP ... 48

LAMPIRAN

Pengukuran Kinerja BPKIMI TA 2015 Data Capaian

(6)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengalami perubahahan nomenklatur menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sesuai Perpres No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan Perpres tersebut BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan fungsi yaitu:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;

2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;

4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Untuk mendukung Tugas Pokok dan fungsi tersebut, BPPI memiliki 5 (lima) unit setingkat eselon II di pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), dan Balai Sertifikasi Industri (BSI) yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia.

(7)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya merupakan kegiatan litbang terapan, riset, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri. Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri

Balai Besar Kompetensi Inti

1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil

2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung

Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah

air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer

3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung

Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling)

4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic

5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung

Bioengineering untuk pulp dan kertas

6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro

7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta

Fine Chemical & Degradable Packaging Design

8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang

Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri

9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta

Desain bahan dan konstruksi sepatu

10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta

Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik

11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar

Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao

Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri

Baristand Industri Fokus

1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri

2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik

3. Padang Makanan Tradisional

4. Palembang Karet Komponen Teknis

5. Lampung Tepung Industri Agro

(8)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan

Baristand Industri Fokus

8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan

9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah

10. Manado Teknologi Pengolahan Palma

11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut

B. Peran Strategis Organisasi

Visi pembangunan industri tahun 2015 – 2019 adalah “Indonesia Menjadi Negara Industri

yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk

4 (empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian sebagai berikut: 1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri 2. nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;

3. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri 4. yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

6. Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat a. dan memperkukuh ketahanan nasional.

Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan upaya-upaya yang dijabarkan ke dalam peta strategi 2015 – 2019 yang mengakomodir perspektif pemangku kepentingan berupa pencapaian strategis yaitu:

1) Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional;

2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri; 3) Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri;

4) Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian Nasional;

5) Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri;

6) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri;

(9)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memiliki peran strategis dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis riset. Di samping memiliki peran strategis tersebut, BPKIMI juga diharapkan dapat menyediakan fasilitas jasa bagi pengembangan industri khususnya industri kecil dan menengah (IKM), baik melalui produk kebijakannya (hasil litbang makro) maupun produk hasil litbang mikro (terapan) seperti hasil riset, standardisasi dan sertifikasi, pengujian serta rancang bangun dan perekayasaan di bidang industri.

Untuk mewujudkan peran litbang dalam rangka mendukung Pengembangan Industri Nasional khususnya mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035, Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri terus diperkuat sehingga dapat menghasilkan litbang yang implementatif.

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri yang menjadi program BPPI bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri melalui perumusan kebijakan strategis, pelaksanaan penelitian dan pengembangan industri dan meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat dan 4 (empat) satuan kerja pusat-pusat yaitu :

1) Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri;

2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang industri;

(10)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab I Pendahuluan 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air; 4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang;

5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri.

Di samping itu juga terdapat 11 unit Balai Besar, 11 Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri yang mempunyai peranan yang penting sebagai unit pelayanan teknis dan perwakilan Kementerian Perindustrian di daerah. Beberapa Balai Besar dan Baristand ada yang telah memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai-Balai tersebut dapat secara cepat memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan dapat mengelola aset dan keuangan secara optimal. Berikut struktur organisasi BPPI :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPKIMI

11 (sebelas) Baristand

Industri Balai Setifikasi Industri PUSAT

STANDARDISASI INDUSTRI

PUSAT

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP

SEKRETARIAT BADAN

11 (sebelas) Balai Besar

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

IKLIM USAHA INDUSTRI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

(11)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis BPPI

Rencana Strategis (RENSTRA) disusun untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PP No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Dokumen RENSTRA BPPI masih berupa rancangan teknokratik dan masih menggunakan nomenklatur BPKIMI. Untuk itu akan dilakukan review dan disesuaikan menjadi RENSTRA BPPI sesuai nomenklatur dan organisasi BPPI yang telah ditetapkan melalui Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian.

Arah kebijakan di dalam Rancangan Teknokratik RENSTRA BPKIMI mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, RPJMN tahun 2015 – 2019, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional dengan fokus pada peningkatan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri nasional.

Pada Rancangan Teknokratik RENSTRA BPKIMI 2010-2014 tertuang Visi BPPI yaitu ”Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis

teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global”

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, BPPI pada 5 tahun kedepan (2015-2019) mengemban Misi sebagai berikut:

1. Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif;

2. Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar;

3. Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya saing termasuk di dalamnya perlindungan HKI;

(12)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA lokal melalui kegiatan

litbang dan pelayanan jasa teknis.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis untuk periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

1. Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator kinerja

sasaran strategis yaitu:

1) Meningkatnya investasi di sektor industri

Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis

yaitu:

1) Peningkatan penguasaan teknologi industri;

2) Laju pertumbuhan industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau;

3) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib

2. Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis 1: Tersusunnya Insentif dan Disinsentif bagi Industri, dengan indikator

kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Jenis usulan insentif dan disinsentif.

Sasaran Strategis 2: Tersusunnya rancangan Standar nasional Indonesia (SNI), Spesifikasi teknis (ST) dan Pedoman Tata Cara (PTC) bidang industri, dengan indikator kinerja sasaran

strategis yaitu:

1) Jumlah Rancangan SNI (RSNI), ST dan PTC

2) Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib

3) Jumlah lembaga penilaian kesesuaian bagi pemberlakuan SNI, ST dan PTC secara wajib

Sasaran Strategis 3: Terusunnya Arah Pembangunan Industri, dengan indikator kinerja

sasaran strategis yaitu:

1) Jumlah rencana pembangunan industri.

Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri dan Masyarakat dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

(13)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 1) Indeks kepuasan pelanggan.

3. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis 1: Sistem Informasi yang Handal, dengan indikator kinerja sasaran

strategis yaitu:

1) Jumlah aplikasi sistem informasi yang tersedia.

Sasaran Strategis 2: Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang Berkualitas, dengan

indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan.

Sasaran Strategis 3: Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang Transparan dan Akuntabel, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:

1) Tingkat penyerapan anggaran; 2) Tingkat kualitas laporan keuangan.

Sasaran Strategis 4: Sistem Pengendalian Internal yang Efektif, dengan indikator kinerja

sasaran strategis yaitu:

1) Jumlah satuan kerja (satker) yang melaksanakan sistem pengendalian internal.

Sasaran Strategis 5: Sistem Pelaporan yang Handal, dengan indikator kinerja sasaran

strategis yaitu:

1) Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan 2) Nilai SAKIP

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI

Arah kebijakan dan strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :

1. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;

2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI; 3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;

4. Pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup industri;

5. Pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif;

6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau; 7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.

(14)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Berdasarkan Renstra Kemenperin Tahun 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 31.1/M-IND/PER/3/2015, Program Pengembangan BPPI terdapat dalam Program VII yaitu: Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri dan masuk dalam Sasaran Strategis 5 yaitu: Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah meningkatnya penguasaan teknologi industri, pengembangan inovasi dan penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri dilaksanakan oleh Sekretariat BPKIMI dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Terwujudnya kebijakan dan program BPKIMI yang berkualitas dan berkelanjutan, (2) Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel, (3) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri, (4) Sistem informasi yang handal, dan (5) Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur.

2. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri

Kegiatan Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersusunnya kebijakan penciptaan iklim usaha yg kondusif, dan (2) Meningkatnya pemanfaatan insentif (fiscal dan non-fiskal) oleh industri. 3. Pengembangan standardisasi industri

Kegiatan Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri dilaksanakan oleh Pusat Standardisasi dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya RSNI, ST, PTC, (2) Tersedianya Regulasi Teknis Standardisasi Industri, (3) Tersedianya SDM dibidang Standardiasi Industri, dan (4) Tersedianya Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) untuk Pelaksanaan Penilaian Kesesuaian.

4. Pengembangan Industri Hijau

Kegiatan Pengembangan Industri Hijau dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya Kebijakan Industri Hijau, (2) Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau, (3)

(15)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau, dan (4) Terwujudnya Industri yang menerapkan prinsip industri hijau.

5. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI

Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya rumusan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HK, (2) Tersedianya sistem dan infrastruktur audit teknologi, (3) Terfasilitasinya pemanfataan dan penerapan teknologi industri, (4) Meningkatnya motivasi berinovasi bagi peneliti dan industri, (5) Meningkatnya litbang prioritas teknologi industri, (6) Tersedianya Pembinaan Perlindungan HKI di Bidang Teknologi Industri, dan (7) Terlaksananya program, monitoring, pengembangan SDM, dan operasional di bidang teknologi industri.

6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri

Kegiatan Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri dilaksanakan oleh Balai-Balai di lingkungan BPKIMI dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri.

7. Riset dan Standardisasi Industri

Kegiatan Riset dan Standardisasi Industri dilaksanakan oleh Baristrand di lingkungan BPKIMI dengan Sasaran kegiatan /output yang dihasilkan adalah (1) hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri.

STRATEGI BPPI

Strategi BPKIMI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :

1. Mengembangkan jejaring dengan instituisi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka melalui organiasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan dengan akademisi;

2. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk mengembangkan teknologi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;

3. Mengembangkan bank data yang lengkap dan mutakhir;

4. Meningkatkan kompentensi SDM BPKIMI sesuai perkembangan IPTEK Industri; 5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan LPK.

Selanjutnya, dalam Peta Strategi akan diuraikan langkah-langkah dalam mewujudkan Strategi BPPI tersebut. Peta Strategi BPPI seperti pada Gambar 2.1:

(16)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Gambar 2.2 Peta Strategi BPPI

Sasaran-sasaran dari Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan harmonisasi kebijakan sektor industri.

2. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI

Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah pengembangan teknologi industri, penerapan teknologi di industri, dan penerapan HKI di industri.

(17)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 3. Pengembangan standardisasi industri

Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah penurunan produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.

4. Pengembangan Industri Hijau

Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah Standar Industri Hijau, lembaga sertifikasi industri hijau, dan pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang tersertifikasi.

5. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya perencanaan program dan anggaran, laporan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, pengembangan SDM serta layanan manajemen dalam mendukung pelaksanaan Program Pengembangan Teknologi, Standardisasi, dan Industri Hijau. 6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri

Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil penelitian dan rekayasa industri dan layanan jasa teknis industri.

7. Riset dan Standardisasi Industri

Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil penelitian dan rekayasa industri dan layanan jasa teknis industri.

B. Rencana Kinerja BPKIMI Tahun 2014

Secara nomenklatur telah terjadi perubahan dari Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), namun dalam program dan penganggaran masih dengan nama Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Indutri.

Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung program tersebut terdiri atas: 1. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri;

2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri; 3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri; 4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup; 5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual; 6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi;

(18)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Berdasarkan program dan kegiatan tersebut di atas maka dapat diuraikan Rencana Kinerja BPPI pada tahun 2015 sebagai berikut:

Tabel 2.3 Rencana Kinerja BPPI TA. 2015

No. Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya Investasi

Sektor Industri

Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas

5,2 Persen

2 Meningkatnya

Penerapan Standar

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib

5 Persen

3 Meningkatnya

Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI

Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri

10 Persen

Pertumbuhan Penerapan Inovasi

Teknologi Industri

10 Persen

Pertumbuhan Penerapan HKI di

Sektor Industri

10 Persen

Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk

Mendukung Science Park

3 Balai

4 Meningkatnya Industri

yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau

Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi

20 Persen

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur

Industri Hijau

10 Kebijakan dan Infrastruktur

Jumlah Industri yang Mengikuti

Expo Industri Hijau

12 Industri

5 Meningkatnya

Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai

10 Paket Peralatan

6 Meningkatnya Layanan

Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5

7 Meningkatnya Fasilitasi

Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI 275 Orang

C. Rencana Anggaran

Pada Tahun Anggaran 2015 BPPI memperoleh anggaran sebesar Rp 578.659.170.000,-. DIPA tersebut terdiri dari anggaran Sekretariat, 4 (empat) Pusat-Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Berikut rincian anggaran dari tiap-tiap satker BPPI :

(19)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tabel 2.4. Pagu Anggaran Program BPPI 2015

Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp 000,-) Program:

Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 578.659.170

Kegiatan 1:

Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri 6.805.000

Kegiatan 2:

Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 17.975.400

Kegiatan 3:

Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 13.489.000

Kegiatan 4:

Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan

Iklim Usaha, Dan Mutu Industri 39.130.949

Kegiatan 5:

Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual 14.351.653

Kegiatan 6:

Penelitian dan Pengembangan Teknologi

a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 304.999.059 b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 181.908.109

D. Dokumen Penetapan Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Penyusunan Perjanjian Kinerja mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja BPPI TA. 2015 mengacu pada Renstra BPPI tahun 2015 – 2019, dimana sasaran program lebih berorientasi outcome. Berikut Perjakin BPPI TA. 2015 sebagaimana tabel dibawah ini:

(20)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Tabel 2.5.

Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Tahun 2015

No. Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya

Investasi Sektor Industri

Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas

5,2 Persen

2 Meningkatnya

Penerapan Standar

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib

5 Persen 3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri 10 Persen

Pertumbuhan Penerapan Inovasi

Teknologi Industri

10 Persen

Pertumbuhan Penerapan HKI di

Sektor Industri

10 Persen

Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk

Mendukung Science Park

3 Balai

4 Meningkatnya Industri

yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau

Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi

20 Persen

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur

Industri Hijau

10 Kebijakan dan Infrastruktur

Jumlah Industri yang Mengikuti Expo

Industri Hijau

12 Industri

5 Meningkatnya

Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri

Jumlah Paket peralatan

Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai

10 Paket Peralatan

6 Meningkatnya

Layanan Jasa Teknis kepada Industri

Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5

7 Meningkatnya

Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI

(21)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Analisis Capaian Kinerja

Dalam mencapai visi dan misinya, BPPI melaksanakan program/kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 yang setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja BPPI tahun 20154. Pada TA. 2015 Tapkin BPPI meliputi 7 (tujuh) Sasaran Strategis untuk melaksanakan kinerjanya yaitu :

1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya Investasi Sektor Industri; 2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya Penerapan Standar;

3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI; 4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau; 5. Sasaran Strategis V: Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka

Meningkatkan Daya Saing Industri ;

6. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri;

7. Sasaran Strategis VII : Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI;

Dari Sasaran strategis tersebut diatas pada TA. 2015 BPKIMI telah menetapkan Sasaran strategis untuk Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ada beberapa sasaran strategis dalam Renstra yang tidak tercantum pada Perjanjian Kinerja TA. 2015. Program/eselon I, namun Sasasaran Strategis tersebut terdapat dalam Tapkin TA. 2015 kegiatan/ Unit eselon II pelaksananya. Hal ini disebabkan adanya pemilihan skala prioritas dari Sasaran Startegis yang akan ditampilkan dalam Tapkin. TA. 2015. Selain itu, karena adanya reorganisasi di tingkat Kementerian Perindustrian dan BPPI belum sempat melakukan review Renstra BPPI pada TA. 2015.

Adapun, hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut :

(22)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

1. Sasaran Strategis I : Meningkatnya investasi sektor industri

Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas dihitung dari peningkatan jumlah investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (tax holiday & tax allowance). Angka perhitungan diambil dari total nilai investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH&TA) pada tahun 2015 dibagi dengan total investasi tahun 2014 (berdasarkan data BKPM), dan dijadikan Persen. Nilai investasi tahun 2014 sebesar 15 Triliyun.

Hingga bulan Desember 2015, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan Tax Allowance sebesar Rp. 1,2 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi 16 Perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal. Dengan demikian terjadi kenaikan investasi sebesar 8% jika dibandingkan dengan tahun 2014.

Nilai investasi pada indikator ini hanya bisa dihitung dari investasi industri yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance, sedangkan nilai investasi untuk industri yang mengajukan Tax holidays belum bisa dihitung karena masih dalam proses pembahasan di Kementerian Keuangan sebagai instansi pengambil keputusan.

Diharapkan pada tahun mendatang, nilai investasi dapat lebih ditingkatkan dengan penambahan jumlah industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal berupa Tax Holiday dan Tax Allowance.

Secara keseluruhan, capaian/realisasi dari indikator ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Realisasi tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

- Menyusun rekomendasi untuk usulan fasilitas fiskal (Tax Allowance dan Tax Holiday); - Pengeluaran surat rekomendasi terkait fasilitas fiskal;

- Mengajukan permohonan pemanfaatan fasilitas fiskal kepada Kementerian Keuangan; - Rekapitulasi data industri pioneer dan industri prioritas yang mengajukan fasilitas fiskal; - Kalkulasi nilai investasi industri pionir dan industri prioritas yang mengajukan fasilitas fiskal

hingga Desember 2015.

2. Sasaran Strategis II : Meningkatnya penerapan standar

Indikator Kinerja I.1 Target Realisasi % Capaian

Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas

5,2 % 8,00 % 153,85%

Indikator Kinerja II.1 Target Realisasi % Capaian

Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib

(23)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya. Perhitungan indikator ini adalah dengan membandingkan nilai impor tahun 2015 untuk komoditi produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC telah diberlakukan secara wajib dengan nilai import pada tahun sebelumnya pada periode yang sama tahun 2014.

Nilai impor periode Okt 2014 sebesar 4.743.178.461 US$ sedangkan pada periode Jan-Okt 2015 sebesar 4.260.171.932 US$. Dengan demikian terjadi penurunan nilai impor sebesar 10,18%. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 99 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku) dengan 227 nomor HS.

Realisasi indikator ini sebesar 10,18% telah melebihi sasaran yaitu sebesar 5%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah: - Penyusunan Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) 2015-2016;

- Penyusunan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) 2015;

- Penyusunan Peraturan Menteri tentang Penunjukan LPK dalam rangka pemberlakuan SNI wajib;

- Pengawasan peberlakuan SNI;

- Rekapitulasi nilai impor produk ber-SNI Wajib dengan menggunakan data sekunder dari Pusdatin dan BPS;

- Kalkulasi rasio penurunan impor produk ber-SNI Wajib dengan menggunakan data sekunder.

Hasil dari kegiatan Standadisasi Industri selama TA. 2015 adalah telah dikonsensuskan sebanyak 116 RSNI pada tahun 2015, telah ditunjuk LPK untuk 102 SNI Wajib yang terdiri dari 38 LSPro dan 124 Lab. Uji (74 Lab dalam negeri dan 50 Lab Luar Negeri), dan telah disusun 7 (tujuh) Skema Sertifikasi Mutu Produk yaitu : mainan anak, kloset duduk, minyak goreng sawit, semen, tepung terigu, blok kaca, kompor LPG2 dan 3 tungku.

Bila dibandingkan regulasi teknis anatara Indonesia dan ASEAN dapat tergambar pada tabel dibawah ini :

(24)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 3.6

Cakupan Standar/Produk Terkait Harmonisasi Standar dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia

No Sektor Regulasi Teknis di

Indonesia

Regulasi Teknis di ASEAN

1 Peralatan listrik dan elektronika

15 standar 133 standar IEC

2 Produk karet 3 standar 46 standar ISO

3 Pangan olahan 9 standar HS Code 16-22

4 Komponen otomotif 11 standar 19 regulasi UNECE

5 Produk kayu - 34 standar ISO

6 Bahan bangunan 23 standar Structural steel and steel bar 5 HS Codes on Glass Portland cement

Data Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di tingkat ASEAN, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Data Impor Produk

Tahun 2012 2013 2014 2015

(per November) Jumlah (US$) 1.267.842.966 1.157.011.528 931.249.299 678.328.263

Penurunan (%) 8,74 19,51 27,16

Dari tabel diatas dapat kita lihat, masih kurangnya regulasi teknis yang diberlakukan di Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN.

Sedangkan bila melihat dari penurunan nilai impor produk SNI Wajib dari 99 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku dan blok kaca) dan 227 nomor HS, adalah :

Tabel 3.8

Penurunan nilai impor produk SNI Wajib

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah (US$) 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300

(25)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Gambar 3.3 Penurunan nilai impor produk SNI Wajib

3. Sasaran Strategis III : Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri

Pengembangan teknologi industri dilihat dari pelaksanaan litbang dan aplikasi hasil litbang berdasarkan program prioritas dan intermediasi hasil litbang. Pertumbuhan dihitung dari peningkatan jumlah litbang yang siap diterapkan yang dilaksanakan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan dilakukan oleh Balai Besar/Baristand Industri pada TA. 2015 adalah 62(enam puluh dua) litbang, diharapkan pada TA. 2015 dapat naik 10 % menjadi 68(enam puluh delapan) hasil litbang. Namun, pada TA. 2015 pengembangan teknologi industri tidak mengalami pertumbuhan karena realisasinya 62 (enam puluh dua) hasil libang sama dengan TA. 2014.

Yang dapat terealisasi pada TA. 2015 adalah 62(enam puluh dua) hasil litbang, sehingga realisasinya tidak mencapai target yang diharapkan.

1 2 3 4 5 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah (US$) 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300 2010 2011 2012 2013 2014 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300 Tahun Jumlah (US$)

Indikator Kinerja III.1 Target Realisasi % Capaian

Pertumbuhan pengembangan teknologi industri

(26)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Gambar 3.4

Jumlah pengembangan teknologi industri Tahun 2013 – 2015 Tabel 3.9

Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri

2013 2014 2015 T R % T R % T R % Realisasi Pengembangan Teknologi Industri 87 96 110,34 30 62 206,67 68 62 91,18% Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri -35,42% 0,00%

Untuk TA.2014, jumlah hasil litbang yang siap diterapkan menurun dibandingkan TA. 2013 dan pada TA. 2015 realisasinya sama dengan TA. 2014. TA. 2015 tidak ada pertumbuhan pengembangan teknologi industri karena adanya penurunan volume pengembangan litbang yang disebabkan berkurangnya alokasi anggaran dan meningkatnya kriteria kualitas litbang. Bila melihat hasil litbang yang dilaksanakan selama 5(lima) tahun terakhir dapat tergambar pada tabel dibawah ini :

2013 2014 2015 Target 87 30 68 Realisasi 96 62 62 0 20 40 60 80 100 120 Target Realisasi

(27)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

3.5 Gambar

Hasil litbang 2011-2015

Pada TA. 2015, hasil litbang yang termasuk pengembangan teknologi merupakan hasil litbang yang siap diterapkan, bukan total hasil litbang yang dilaksanakan selama TA. 2015. Untuk hasil litbang yang siap diterapkan memiliki kriteria tertentu yang berbeda dengan hasil libang yang dilaksanakan tiap tahun, yaitu :

- Hasil litbang kurun waktu 5 tahun terakhir (2010 sd 2014) telah dilakukan pilot project; - Telah dihitung tekno meternya;

- Telah memiliki mitra usaha/industri untuk dalam mengembang litbang tersebut.

Hal ini menyebabkan pengembangan hasil litbang untuk sampai pada tahap “siap diterapkan” cenderung terhambat dan tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan dikarenakan perlu pengembangan lanjutan dari hasil litbang yang membutuhkan Sumber Daya (anggaran, SDM, dan infrastruktur) yang lebih besar.

Sasaran program meningkatnya penguasaan teknologi industri merupakan upaya pengembangan kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri tidak lepas dari upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dukungan sarana prasarana litbang. Tatangan yang dihadapi dalam mengembangkan tingginya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri adalah:

- Keterbatasan sumber daya litbang (SDM, sarana, dan prasarana litbang);

- Masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuai dengan kebutuhan peningkatkan kompetensi SDM Peneliti di Balai;

- Masih terbatasnya dukungan peralatan laboratorium dari segi kapasitas, sedangkan usia peralatan yang ada rata-rata relatif sudah tua;

- Masih terbatasnya pemanfaatan hasil litbang di lingkungan masyarakat industri, bila dibandingkan jumlah litbang yang potensial untuk diterapkan.

2011 2012 2013 2014 2015 Target 168 194 250 256 200 Realisasi 186 200 182 161 200 Capaian 110,71% 103,09% 72,80% 62,89% 100,00% 0 50 100 150 200 250 300

(28)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja - Mayoritas pelaku industri masih sangat tergantung dengan teknologi dari luar negeri; - Terbatasnya akses terhadap sumber-sumber informasi, teknologi, dan pelayanan litbang

teknologi;

- Kerja sama atau kolaborasi litbang antar lembaga litbang pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Industri relatif masih rendah jika dibandingkan Negara lain;

- Masih terdapat peneliti/perekayasa maupun pelaku industri yang belum memahami pentingnya HKI dan cara mendaftarkan HKI.

Langkah-langkah yang telah dilakukan, antara lain :

- Mempertajam fokus litbang lindustri yang berorientasipada pemetaan kebutuhan usaha; - Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat SDM,

kelembagaan intermediasi, dan sarana litbang;

- Meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusi dalam dan luar negeri serta pelaku industri;

- Memperkuat kompetensi inti Balai dan memperkuat pemasaran bersama Balai; - Meningkatkan komersialisasi hasil litbang teknologi.

b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri

Penerapan inovasi teknologi industri dilihat dari teknologi hasil litbang yang diterapkan di industri khususnya pada IKM. Pertumbuhan dihitung dengan membandingkan jumlah litbang yang diimplementasikan pada TA. 2015 dibandingkan TA. 2014. Pada TA. 2014 sebanyak 45 (empat puluh lima) hasil litbang yang telah diterapkan di industri, untuk mencapai pertumbuhan 10%, maka ditargetkan pada TA. 2015 terdapat 49(empat puluh sembilan) hasil litbang yang diterapkan pada industri.

Tabel 3.10

Teknologi Hasil Litbang Yang Diterapkan Di Industri

Indikator Kinerja III.2 Target Realisasi % Capaian

Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri 10 -22,22 0,00% 2011 2012 2013 2014 2015 Target 50 32 45 10 49 Realisasi 25 33 42 45 35 Capaian 50,00% 103,13% 93,33% 450,00% 71,43%

(29)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

Gambar 3.6 realisasi Teknologi Hasil Litbang Yang Diterapkan Di Industri

Pada tahun 2015 sebanyak 35 (tiga puluh lima) teknologi hasil litbang yang telah diimplementasikan pada industri. Pertumbuhan dari Penerapan inovasi teknologi industri pada TA. 2015 tidak mecapai target dari target 48 (empat puluh delapan) hasil litbang atau naik 10,00% dari TA. 2014, tidak terealisasi karena menurun menjadi 35 (tiga puluh lima) hasil libang atau -22,22%.

Tabel 3.11

Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri

2013 2014 2015

T R T R T R

Penerapan inovasi

teknologi industri 45 42 10 45 49 35 Pertumbuhan 27,27% 7,14% -22,22%

Bila dibanding TA. 2013-2015 realisasi TA. 2015 mengalami penurunan. Penurunan tersebut disebabkan, adanya penambahan kriteria untuk meningkatkan kualitas hasil litbang, yaitu :

- Hasil litbang dalam kurun waktu 5 tahun (2010 sd 2014)yang telah diterapkan pada dunia usaha/ industri;

- Sudah ada bukti kerja sama/MoU;

- Hasil litbang itu telah digunakan untuk berproduksi oleh industri tersebut

Tatangan yang dihadapi dalam menumbuhkan penerapan inovasi teknologi industri adalah :

- Keterbatasan anggaran dan sumber daya litbang (SDM, sarana, dan prasarana litbang);

50 32 45 10 49 25 33 42 45 35 0 10 20 30 40 50 60 2011 2012 2013 2014 2015

(30)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja - Masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuai dengan kebutuhan satker

BPKIMI dalam meningkatkan kompetensi SDM Peneliti di Balai;

- Masih terbatasnya dukungan peralatan laboratorium dari segi kapasitas dan usia peralatan yang rata-rata relatif sudah tua atau rusak. Sementara itu, dalam beberapa kasus terdapat bantuan peralatan baru namun terhambat pada kemampuan operasional teknis atau daya listrik pada satker tertentu;

- Terbatasnya penyediaan anggaran Litbang karena untuk menyelesaikan program/kegiatan prioritas lainnya;

- Masih terbatasnya pemanfaatan hasil litbang di lingkungan masyarakat industri, bila dibandingkan jumlah litbang yang potensial untuk diterapkan. Hal ini antara lain disebabkan oleh banyak pelaku industri yang masih sangat tergantung dengan teknologi dari luar negeri dan masih terbatasnya akses terhadap sumber-sumber informasi, teknologi, dan pelayanan litbang teknologi.

- Minimnya hasil litbang yang dapat dimanfaatkan oleh mayarakat industri karena umumnya masih dalam bentuk prototype atau uji coba, sehingga menyebabkan kontribusi litbang terhadap pembangunan ekonomi masih kurang;

- Kerja sama atau kolaborasi litbang antar lembaga litbang pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Industri relatif masih rendah jika dibandingkan Negara lain;

- Masih terdapat peneliti/perekayasa maupun pelaku industri yang belum memahami pentingnya HKI dan cara mendaftarkan HKI;

Langkah-langkah yang telah dilakukan, antara lain :

- Mempertajam fokus litbang lindustri yang berorientasipada pemetaan kebutuhan usaha;

- Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industri dengan memperkuat SDM, kelembagaan intermediasi, dan sarana litbang;

- Meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusi dalam dan luar negeri serta pelaku industri;

- Memperkuat kompetensi inti Balai dan memperkuat pemasaran bersama Balai; - Meningkatkan Komersialisasi Hasil Riset Teknologi;

(31)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri

Pertumbuhan penerapan HKI di sektor industri dilihat dari jumlah fasilitasi pendaftaran paten hasil litbang teknologi Balai Besar/Baristand tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014. Sebanyak 7 (tujuh) pendaftaran paten telah difasilitasi pada tahun 2014. Sedangkan, pada tahun 2015 telah dilakukan fasilitasi pendaftaran 14(empat belas) Paten hasil litbang Balai Besar/Baristand di lingkungan Kemenperin yang siap diterapkan di industri. Terjadi peningkatan jumlah paten yang difasilitasi tahun 2015 sebesar 100%.

Realisasi ini jauh melebihi sasaran yang diharapkan yaitu 10%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah : bimbingan penerapan HKI hasil litbang, sosialisasi Fasilitasi software paten,konsultansi proses pengajuan paten, pengajuan paten ke Kemenkumham.

Tabel 3.12

Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri 2013-2015

2013 2014 2015

T R T R T R

Penerapan HKI di

Sektor Industri 5 5 5 7 8 14

Pertumbuhan 0,00% 40,00% 100,00%

Untuk tahun 2015, ditargetkan 8(delapan) paten yang dapat difasilitasi yang dilakukan melalui paten mapping Industri Prioritas, koordinasi di Bidang HKI, dan Deseminasi Hasil Litbang Berbasis HKI. Telah didaftarkan 15 (lima belas) Paten Hasil Litbang dan 10 (sepuluh) diantaranya saat ini sedang dalam proses percepatan publikasi .

Tabel 3.13

Judul Litbang yang difasilitasi Paten TA. 2015

No Satker/Unit Judul Invensi Inventor Jenis Insentif Data Paten

1. Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Metode Pengukuran Kadar Karet Kering Dengan Alat Pres

Nasruddin Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201504140 6 Juli 2015

2. Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Tinta Stempel Berbahan Dasar Ekstrak Gambir (Uncaria Gambier Rixb) dan Proses Pembuatannya

a. Silfia b. Failisnur c. Hendri Muchtar

Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201504141 6 Juli 2015

3. Balai Besar Pulp & Kertas

Pembuatan Chipboard Dari bahan Baku Sludge industri

a. Ir. Henggar Hardiani, M.Si

Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

P00201504138 6 Juli 2015

Indikator Kinerja III.3 Target Realisasi % Capaian

Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri

(32)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Satker/Unit Judul Invensi Inventor Jenis Insentif Data Paten

c. Teddy Kardiansyah, S.Si

d. Rina Masriani, S.Si., M.Si.

e. Sonny Kurnia Wirawan, S.Si 4. Balai Besar

Kerajinan dan Batik

Komposisi Lilin Batik Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya

a. Farida

b. Evi Yuliati Rufaida c. Agus Haerudin d. Vivin Atika e. Yohanes Ruwanto f. Djoko Aryudar Romadhona g. Dalmisih

Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201505382 2 September

2015

5. Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan

Rancang Bangun Mesin Pengering Sistem Hibrida Termal Surya (Solar Thermal) dan Pompa Kalor (Heat Pump) Untuk Pengeringan Biji Kakao Indonesia

a. Ir. Maruhal Situmorang, MM b. Dr. Ir. Sari Farah

Dina, MT c. Dr. Eng. Himsar

Ambarita, ST., MT d. Ir. Pander Sitindaon e. Siti Masriani

Rambe, ST., MT f. Jimmy Gibson

Simanjuntak, ST g. Alhamra

Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201505380 2 September

2015

6. Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru

Papan Partikel Tanpa Perekat Dari Limbah Tanda Kosong Kelapa Sawit dan Proses Pembuatannya

Budi Tri Cahyana, ST Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201505383 2 September

2015

7. Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru

Produk Papan Bermotif (Com-ply) untuk Interior dan Proses Pembuatannya

Ir. Suroto Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201505381 2 September

2015 8. Balai Riset dan

Standardisasi Industri Banjarbaru

Pengolahan Biodiesel Dari Minyak Jelantah dan Proses Pembuatannya

Evy Setiawati, S.Si Paten Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201507087 2 November 2015

9. Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Nanoenkapsulat Katekin dari Gambir (Uncaria gambir Roxb) dan Proses Pembuatannya a. Gustri Yeni b. Khaswar Syamsu c. Ono Suparno d. Etik Mardliyati Paten Percepatan Publikasi P00201507088 2 November 2015

10. Balai Besar Kimia

dan Kemasan Alat dan Metode Untuk Pembuatan Bahan Bakar Cair Dari Limbah Plastik

a. Rahyani Ermawati b. Siti Naimah c. Mangala Tua Marpaung d. Irma Rumondang e. Silvie Ardhanie Aviandharie f. Bumiarto Nugrohojati g. Novi Nur Aidha

Pendaftaran Paten dan Percepatan

Publikasi

P00201507089 2 November 2015

11. Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado

Bahan Pengenyal Mie Basah Berbasis Abu Pembakaran Sabut Kelapa dan Proses Pembuatannya

Fahri Ferdinand Polli, M.Si

Paten Pendaftaran Paten P00201508167 4 Desember 2015

12. Balai Besar Industri

Hasil Perkebunan Sistem Getar Pada Meja Getar Untuk Pencetakan Permen Coklat

a. Muh. Ruslan Yunus b. Imran Thamrin c. Kalsum Lahman d. Rahmad Wahyudi

Paten Pendaftaran Paten P00201508170 4 Desember 2015

(33)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja

No Satker/Unit Judul Invensi Inventor Jenis Insentif Data Paten

13. Balai Besar Industri

Hasil Perkebunan Pengaduk dan Kontrol Suhu Pemanasan Alat Ko Kristalisasi Pembuatan Minuman Serbuk

a. Muh. Ruslan Yunus b. Justus E. Loppies c. Imran Thamrin d. Rahmad Wahyudi

Paten Pendaftaran Paten P00201508171 4 Desember 2015

14. Balai Besar Kulit,

Karet dan Plastik Alat uji Suhu Pengkerutan Kulit Tersamak Sistem Digital

a. R. Jaka Susila b. Tri Rahayu Setyo

Utami c. Wahyu Pradana Arsitika d. Syaiful Harjanto Paten Sederhana Pendaftaran Paten P00201508173 4 Desember 2015

Adapun capaian selama 2011-2015 adalah sebagai berikut : Tabel 3.14

Perbandingan Jumlah Pendaftaran Perlindungan HKI Tahun 2010-2014

Memperhatikan data diatas, terlihat bahwa realisasi telah melampaui target, namun masih terdapat kendala dalam kegiatan fasilitasi tersebut, diantaranya :

1) masih terbatasnya pengetahuan dan informasi mengenai pentingnya perlindungan produk HKI di Balai Besar dan Baristand Industri,

2) minimnya pengetahuan inventor terhadap penulisan deskripsi aplikasi paten.

3) kewenangan penetapan paten ada di instansi lain yaitu Kemenhunkam dan proses penetapan paten butuh waktu panjang;

4) beberapa usulan paten tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan

Untuk mengatasi kendala tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah menyelenggarakan Pelatihan Patent Drafting sehingga dapat meningkatkan pengetahuan para peneliti mengenai penulisan deskripsi paten.

d. Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park

Indikator Kinerja Realisasi

TA. 2011 Realisasi TA. 2012 Realisasi TA. 2013 Realisasi TA. 2014 Realisasi TA. 2015

Jumlah Pendaftaran Perlindungan HKI 5 5 5 7 14

Indikator Kinerja III.4 Target Realisasi % Capaian

Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park

(34)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja Sebanyak 3 (tiga) balai telah difasilitasi untuk mendukung kegiatan Science Park, yaitu Balai Besar Industri Agro (BBIA), Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T).

Dalam rangka mendukung pembentukan Science dan Techno Park (STP), Balai industri telah melakukan beberapa program terkait, yaitu :

- Pelatihan pengolahan pangan bagi pelaku usaha (IKM)

- Litbang yang terkait Alsintan dalam rangka mendukung ketahanan pangan - Litbang terkait energi alternatif

Selain itu juga telah dilakukan beberapa workshop dan FGD untuk pembentukan Sistem Technopreneurship dalam rangka menunjang Fasilitasi Science Park.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah:

- Mengikuti rapat-rapat inter Kementerian terkait STP - Workshop pembentukan STP

- Forum Group Discussion terkait STP - Monev kegiatan fasilitasi STP

4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau

a. Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi

Salah satu azas penyelenggaraan perindustrian adalah : efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan dan salah satu tujuan perindustrian adalah mewujudkan industri yang maju, berdaya saing dan mandiri serta industri hijau (Pasal 3 UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian). Untuk mewujudkan industri hijau antara lain melaksanakan manajemen energi sesuai dengan amanat pada Pasal 34 UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, disamping itu Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29 % pada tahun 2030 dari kondisi saat ini (Bussines As Usual /BAU) jika dengan usaha sendiri atau 41% jika dengan bantuan lembaga internasional.

Indikator ini merupakan pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi untuk target pada tahun 2015-2019, pada tahun 2015 terdapat 27 perusahaan industri baru

Indikator Kinerja IV.1 Target Realisasi % Capaian

Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi

(35)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja yang mengikuti program implementasi konservasi energi bekerjasama dengan Energy Conservation Center Japan (ECCJ). Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung upaya konservasi energi di industri antara lain berupa audit energi, bimbingan teknis, pelatihan, dan konsultasi.

Indikator kinerja, karena sebelumnya di tahun 2011-2014 dilakukan penyusunan pedoman konservasi energi di 8 (delapan) sektor industri lahap energi, yaitu pulp kertas, baja, semen, pupuk, keramik, kimia, tekstil serta makanan minuman dan kimia lainnya. Berikut tabel yang dapat menjelaskan tahapan dan target yang akan dicapai untuk indikator Pertumbuhan iindustri yang menerapkan konservasi energi.

Pada tahun 2014, terdapat 110 industri yang sudah menerapkan konservasi energi, sedangkan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 25%, menjadi 137 industri yang telah menerapkan program konservasi energi.

Berikut tabel yang dapat menjelaskan tahapan dan target yang akan dicapai untuk indikator Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi:

Tabel3.15

Tahapan dan Target Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi

Hasil yang sudah dicapai dan hal-hal yang sudah

dikerjakan pada tahun sebelumnya (2011-2014) Target dan hasil pada tahun 2015 Target dan hasil pada tahun 2016  Pada tahun 2011 telah disusun pedoman teknis

konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri baja & Pulp-kertas;

 Pada tahun 2012 telah diterbirkan Permenperin No.12/2012 tentang Pengurangan emisi CO2 di Industri Semen;

 Pada tahun 2012 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri pupuk & keramik

 Pada tahun 2013 telah disusun Roadmap pengurangan emisi CO2 di Industri Baja dan Industri Pulp & Kertas

 Pada tahun 2014 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri kimia dan tekstil

 Pada tahun 2014 telah disusun pedoman teknis konservasi energi dan pengurangan emisi GRK di industri makanan minuman dan kimia lainnya

 Tersedianya pedoman teknis implementasi konservasi energi dan penurunan emisi GRK di 2 subsektor industri.

 Terdisibusikannya pedoman teknis implementasi konservasi energi dan penurunan emisi GRK di 2 subsektor industri.

Pada tahun 2016 akan

mengimplementasikan pedoman penerapan emisi GRK di sektor industri dengan melakukan bimbingan ke perusahaan industri dalam melakukan penerapan.

Permasalahan yang dihadapi sektor industri saat ini dalam kegiatan proses produksinya masih banyak menggunakan teknologi obsolete sehingga boros energi, air dan bahan baku, yang berdampak dalam peningkatan emisi GRK. Untuk mengatasi masalah tersebut sekaligus menerapkan amanat yang terkandung dalam UU No. 3 tahun 2014 tentang

(36)

Laporan Kinerja Tahun 2015 Bab III Akuntabilitas Kinerja melakukan revitalisasi/ penggantian maupun memodifikasi peralatan/mesin dengan teknologi yang hemat dalam penggunaan sumber daya alam termasuk energi.

Selain itu, untuk meningkatkan industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau salah satunya, diberikan penghargaan industri hijau kepada 102 Perusahaan industri (94 industri besar, 7 industri sedang dan 1 industri kecil). Penghargaan diserahkan oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 16 Desember 2015 di Istana Wapres.

b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau

Indikator ini dihitung dari jumlah kebijakan dan/atau infrastruktur industri yang disusun untuk menunjang penerapan industri hijau. Realisasi dari indikator ini telah melebihi target yaitu sebanyak 17 (tujuh belas) kebijakan dan infrastruktur telah disusun selama tahun 2015. Kebijakan yang disusun antara lain berupa Standar Industri Hijau (SIH) dan pedoman pengurangan emisi gas rumah kaca.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah koordinasi dengan industri, narasumber serta dinas/instansi terkait, dan penetapan panitia teknis perumusan standar industri hijau, penyusunan dan pembahasan kebijakan.

Pada dasarnya hasil dari semua pencapai target telah dicapai 100 persen seluruhnya oleh masing-masing kegiatan di tahun 2015, bahkan untuk kegiatan Bimbingan Teknis Auditor Industri Hijau pencapaian kinerja mencapai 120 persen yaitu dari target 10 kebijakan/infrastruktur terealisasi 12 kebijakan/infrastruktur.

Demikian juga untuk kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBNP yaitu Penyusunan Regulasi Standar Industri Hijau dari target 4 telah terealisasi 4 regulasi; sedangkan untuk kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM tentang Pemahaman Konsep Industri Hijau pencapaian kinerja melebihi 100 persen yaitu dari target 30 SDM terealisasi 35 SDM serta tidak ada kendala yang cukup berarti untuk menghambat tercapainya target yang telah ditentukan.

Rencana lanjutan pada TA. 2016 akan dilakukan penetapan finalisasi draft Standar Industri Hijau untuk 3 (tiga) komoditi Gula kristal; oleo chemichal dan baja. Selain itu akan

Indikator Kinerja IV.2 Target Realisasi % Capaian

Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau 10 kebijakan dan infrastruktur 12 kebijakan dan infrastruktur 120%

Gambar

Tabel 1.2  Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri
Gambar 1.1  Struktur Organisasi BPKIMI 11 (sebelas) Baristand
Gambar 2.2 Peta Strategi BPPI
Tabel 2.4. Pagu Anggaran Program BPPI 2015
+5

Referensi

Dokumen terkait

PERKARA-PERKARA PENTING YANG PERLU DILENGKAPKAN/DILAMPIRKAN KE DALAM DOKUMEN SEBUT HARGA DAN MAKLUMAT PETENDER. 1) Kami telah membaca dengan teliti dan memahami semua arahan

Dari hasil uji F diperoleh signifikasi 0.002 < 0.05, maka H0 ditolak dan terima Ha yaitu pajak reklame, pajak restoran, retribusi jasa umum, jumlah penduduk

Arsirlah atau hitamkan huruf A, B, C, dan D yang menurut Anda merupakan jawaban yang paling tepat1. Gunakan pensil 2B, dan penghapus karet

Parameter kimia yang penting dari zeolit adalah perbandingan Si/Al, yang menunjukkan persentase Si yang mengisi di dalam tetrahedral, jumlah kation monovalen dan divalent,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang bertugas melaksanakan

Buku ini merupakan hasil dari kegiatan penelitian dan pengkajian serta penerapan teknologi lingkungan di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan (P3TL)

Buku ini menyajikan informasi mengenai kehidupan Pasar Terapung Banjarmasin secara jelas dan terarah dengan tampilan visual 90% (foto) dan naskah 10% (text) yang ada

Bab keempat merupakan analisis hukum Islam TentangJual Beli Melalui Elektronik di Situs Ebay yang isinya meliputi analisis tentangprosedur jual beli melalui elektronik di situs